BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan Dalam teori perpajakan ini akan dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1. Definisi Pajak Ada beberapa definisi pajak menurut para ahli diantaranya Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani adalah sebagai berikut : Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undangundang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH adalah sebagai berikut : Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R adalah sebagai berikut : “Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang 7 ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan”. Menurut UU KUP Pasal 1 ayat 1 adalah sebagai berikut : “Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Dari pandangan ekonomi pajak adalah beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung dan digunakan untuk kemakmuran rakyat. Dengan melihat definisi diatas dapat diketahui Unsur Pajak yaitu : 1. Iuran dari rakyat kepada kas Negara 2. Berdasarkan undang-undang 3. Tanpa kontraprestasi secara langsung 4. Digunakan untuk membiayai negara 8 II.1.2. FUNGSI PAJAK Supaya mengetahui maksud dari pengenaan pajak terhadap penghasilan rakyat, untuk itu Pemerintah membuat beberapa ketentuan tentang pengenaan pajak mengenai manfaat, kebijakan yang tertuang dalam fungsi pajak yaitu : - Fungsi Anggaran (Budgetair) Sebagai sumber penerimaan Negara pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara dalam hal pembangunan, kesejahteraan masyarakat, belanja barang, pemeliharaan, keamanan Negara. - Fungsi Mengatur (Regulerend) Pengaturan pajak bisa diterapkan melalui kebijaksanaan pajak yang dibuat pemerintah sehingga pendapatan dari sektor pajak bisa dimaksimalkan. Kebijaksanaan pajak seperti penurunan tarif pph pribadi dan badan, pembuatan surat keputusan untuk mengantisipasi perkembangan pajak. - Fungsi Stabilitas Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien. - Fungsi Retribusi Pendapatan Dengan adanya penerapan pajak penerimaan kas Negara digunakan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan rakyat seperti pembangunan dapat membuka 9 kesempatan kerja, mendatangkan investasi yang akhirnya dapat meningkatkan sektor perpajakan. II.1.3. Subjek Pajak Menurut undang-undang No. 36 tahun 2008 pasal 2 mengenai subjek pajak : (1) Yang menjadi Subjek Pajak adalah : a. 1. Orang pribadi 2. Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan yang berhak; b. Badan; dan c. Bentuk usaha tetap. (1a) Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan. (2) Subjek pajak dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri. (3) Subjek pajak dalam negeri adalah : a. orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia; 10 b. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria: 1. pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 3. penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; dan 4. pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara; dan c. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak. (4) Subjek pajak luar negeri adalah: a. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; dan b. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. 11 (5) Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa: a. Tempat kedudukan manajemen; b. Cabang perusahaan; c. Kantor perwakilan; d. Gedung kantor; e. Pabrik; f. Bengkel; g. Gudang; h. Ruang untuk promosi dan penjualan; i. Pertambangan dan penggalian sumber alam; j. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi; k. perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan,atau kehutanan; l. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan; m. pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan; n. orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas; 12 o. agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia; dan p. komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet. (6) Tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak menurut keadaan yang sebenarnya. Menurut UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 3 yang tidak termasuk subjek pajak : (1) Yang tidak termasuk subjek pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah: a. kantor perwakilan negara asing; b. pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik; c. organisasi-organisasi internasional dengan syarat: 1. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;dan 2. tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari 13 Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota; d. pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud pada huruf c, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia. (2) Organisasi internasional yang tidak termasuk subjek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan. II.1.4. Objek Pajak Menurut UU No. 36 Tahun 2008 pasal 4 tentang objek pajak : (1) Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk: a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini; b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan; c. laba usaha; 14 d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk: 1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal; 2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya; 3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun; 4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihakpihak yang bersangkutan; dan 5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan; e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak; f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang; 15 g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak; i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala; k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah; l. keuntungan selisih kurs mata uang asing; m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; n. premi asuransi; o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak; q. penghasilan dari usaha berbasis syariah; r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan s. surplus Bank Indonesia. (2) Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final: a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi; 16 b. penghasilan berupa hadiah undian; c. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura; d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan; dan e. penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah. (3) Yang dikecualikan dari objek pajak adalah: a. 1. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan 2. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha 17 mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan; b. warisan; c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal; d. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15; e. pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa; f. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat: 1. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 18 2. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor; g. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai; h. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan; i. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif; j. dihapus; k. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut: 1. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan 2. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia; 19 l. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; m. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan n. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. II.1.5. Pengelompokan Pajak Pajak dikelompokan menjadi 3 bagian : 1. Menurut Golongannya a. Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan b. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai 20 2. Menurut Sifatnya a. Pajak Subyektif yaitu pajak yang berdasarkan pada subjeknya, dengan memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak Contoh : Pajak Penghasilan b. Pajak Objektif yaitu pajak yang berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah 3. Menurut Lembaga Pemungutannya a. Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Materai. b. Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri atas : o Pajak Propinsi daerah tingkat I, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. o Pajak Kabupaten / Kota daerah tingkat II, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan. II.1.6. Asas Pengenaan Pajak Di Indonesia terkenal dengan 3 asas pengenaan pajak yaitu : 21 1. Asas Domisili (tempat tinggal) yaitu pengenaan pajak dimana Negara berhak memungut pajak atas penghasilan Wajib Pajak yang berdomisili diwilayahnya, baik penghasilan dalam negeri maupun luar negeri. 2. Asas Sumber yaitu pengenaan pajak dimana Negara berhak memungut pajak dari penghasilan seseorang atau badan yang mendapatkan penghasilan dari seluruh wilayah Negara tersebut tanpa melihat dimana wajib pajak itu tinggal. 3. Asas Kebangsaan yaitu setiap wajib pajak harus membayarkan pajaknya kepada Negara asal tanpa melihat kehidupan wajib pajak. II.1.7. Cara Pemungutan Pajak Menurut Waluyo (2007) menyatakan cara pemungutan pajak berdasarkan tiga stelsel yaitu a) Stelsel nyata (rill stelsel) Pengenaan pajak pada objek (penghasilan) yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak yakni setelah penghasilan sesungguhnya diketahui. Kelebihannya adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode. Hal ini diterapkan pada perhitungan PPh bila tidak terdapat angsuran PPh 25 ataupun kredit pajak. b) Stelsel anggapan (fictive stelsel) Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh Undang-Undang, misalnya penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun yang sebelumnya sehingga pada awal tahun telah dapat ditetapkan pajak yang terutang untuk tahun berjalan. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang dibayar selama tahun berjalan tanpa 22 harus menunggu akhir tahun. Kelemahannya pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada realitas. Hal ini banyak diterapkan pada PPh final UU PPh pasal 4 (2) dimana estimasi pendapatan digunakan untuk mengukur pendapatan bersih yang sulit dihitung baiayanya atau sulit diaudit. c) Stelsel campuran Stelsel ini adalah gabungan dari Stelsel nyata (rill stelsel) dan Stelsel anggapan (fictive stelsel). Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan perkiraan sedangkan pada akhir tahun perhitungannya disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila besarnya pajak sesuai kenyataan lebih besar dari perkiraannya maka Wajib Pajak harus membayar kekurangannya. Dan sebaliknya, bila besarnya pajak sesuai kenyataan lebih kecil dari perkiraannya maka kelebihannya dapat diminta kembali oleh Wajib Pajak. Hal ini diterapkan pada pemungutan witholding tax (PPh 22 dan PPh 23) yang pada akhir tahun dapat dikreditkan dengan PPh terutang dalam periode setahun. II.1.8. Sistem Pemungutan Pajak Di Indonesia terdapat 3 sistem pemungutan pajak antara lain self assessment system, official assessment system, dan withholding system berikut penjelasannya. 1. Self Assessment System Sistim ini menerapkan wajib pajak sendiri yang menghitung, menetapkan, menyetorkan, melaporkan besarnya pajak yang terhutang, fiskus sebagai pengawas misalnya dalam kelengkapan, kebenaran pengisian pajak terhutang. 23 Contoh : perhitungan PPH dan PPN 2. Official Assessment System Sistem ini menerapkan Fiskus pajak yang menghitung dan menetapkan besarnya pajak terhutang. Contoh : perhitungan PBB 3. Withholding System Sistem ini menerapkan pihak ketiga yang menghitung, menetapkan, menyetorkan, melaporkan besarnya pajak terhutang wajib pajak. Contoh : perhitungan pph 21 gaji karyawan yang dibayar perusahaan II.2. Definisi Investasi dan Reksa Dana II.2.1. Definisi Investasi Pengertian investasi menurut Darmadji dan Fakhruddin sebagai berikut : “Suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dimasa mendatang”. Sementara itu dalam PSAK No. 13 tentang Akuntansi Untuk Investasi memberikan definisi sebagai berikut : “Suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (acceration of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividen, dan uang sewa), 24 untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan”. Sharpe et all (1993) memberikan definisi sebagai berikut : “Mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna mendapatkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar”. Sementara itu Jones (2004) mendefinisikan investasi “sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang”. Sementara itu Reilly dan Brown, mengatakan bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorbanan investor berupa: 1. Keterikatan aset pada waktu tertentu 2. Tingkat inflasi 3. Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang. II.2.2. Definisi Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi”. Secara umum reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana / modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian 25 dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek / security lainnya. Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana tersebut. Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur. II.2.2.1. Jenis Reksa Dana Jenis reksa dana dibagi kedalam dua kelompok yaitu reksa dana konvensional dan reksa dana terstruktur. Reksa dana konvensional dibagi dalam empat jenis yaitu : 1. Reksa dana saham yaitu reksa dana yang menempatkan mayoritas dana investasi milik investor pada efek saham dengan komposisi dana kelolaan sekurangkurangnya 80 % diinvestasikan dalam bentuk saham. Berinvestasi pada reksa dana ini memiliki resiko yang tinggi karena harga saham yang selalu berfluktuatif, akan tetapi tingkat pengembalian sangat tinggi. Reksa dana ini cocok untuk investor yang mengerti tentang resiko investasi karena sesuai prinsip ekonomi high risk high return. 26 2. Reksa dana pendapatan tetap yaitu reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 % dalam bentuk efek bersifat utang seperti obligasi. Reksa dana ini cocok untuk investor yang menginginkan tingkat pengembalian yang stabil untuk jangka menengah kurang dari 5 tahun. Disebut pendapatan tetap karena nilai investasinya relatif tidak berfluktuatif karena portofolio investasinya hutang. 3. Reksa dana pasar uang yaitu reksa dana yang melakukan investasi pada efek bersifat utang seperti Deposito. Jangka waktu investasi pendek, kurang dari satu tahun. Tujuanya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal bagi investor. Reksa dana ini memiliki resiko investasi yang kecil sehingga pendapatanya juga kecil. 4. Reksa dana campuran yaitu reksa dana yang menempatkan dana investasinya pada efek bersifat utang dan ekuitas seperti surat utang dan saham. Reksa dana ini memiliki resiko moderat dengan tingkat pengembalian investasi lebih besar dari pada reksa dana pendapatan tetap. Bagi investor pemula jenis ini merupakan pilihan yang tepat karena resiko tidak terlalu besar dengan hasil yang sama. Apabila dikelompokan kedalam skema terlihat sebagai berikut. Jenis Investasi Pasar Uang Pendapatan Tetap Alokasi Investasi dari Dana yang terkumpul Potensi Hasil & Resiko Investasi 100 % Efek Pasar Uang Rendah Min 80 % Efek Utang Sedang Jangka Waktu yang disarankan Pendek < 1 Tahun Menengah 1-3 Tahun 27 Campuran Kombinasi Efek Utang & Efek Saham Sedang / Tinggi Saham Min 80 % Efek Saham Tinggi Sumber : Eko B Pratomo [berwisata kedunia Reksa Dana] Menengah / Panjang Panjang > 3 Tahun Reksa dana terstruktur dibagi dalam tiga jenis yaitu : 1. Reksa dana terproteksi yaitu produk reksa dana di investasikan ke efek utang oleh manajer investasi selama periode tertentu. Sebelum jatuh tempo tidak dapat dijual kembali kecuali telah ditetapkan oleh Manajer Investasi dan tercantum dalam kontrak investasi kolektif. 2. Reksa dana dengan penjaminan yaitu reksa dana ini memberikan jaminan kepada investor sekurang-kurangnya akan menerima sebesar nilai investasi awal pada saat jatuh tempo sepanjang persyaratan dipenuhi. Pihak sebagai penjamin adalah bank atau lembaga keuangan. Walaupun reksa dana ini dijamin namun tetap memiliki resiko yaitu pada saat penjamin gagal membayar penjaminan. 3. Reksa dana indeks yaitu reksa dana yang dikelola secara pasif dengan tujuan menghasilkan kinerja dengan mengikuti indeks tertentu seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jakarta Islamic Index (JII), Indeks LQ 45 yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dengan ketentuan investasi minimal 80 % dari dana kelolaan ke indeks yang menjadi acuan. Menurut bentuk hukumnya reksa dana dibagi dalam dua jenis yaitu 1. Reksa dana berbentuk perseroan dimana kegiatan perusahaan penerbit reksa dana menghimpun dana dan menjual saham selanjutnya dana dari penjualan saham 28 diinvestasikan ke berbagai jenis efek di pasar modal dan pasar uang dengan dikelola oleh manajer investasi. 2. Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) dimana reksa dana merupakan instrument penghimpun dana dengan menerbitkan unit penyertaan (UP) kepada investor selanjutnya dana tersebut diinvestasikan kedalam pasar modal maupun pasar uang. Reksa dana kontrak investasi kolektif merupakan kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan. Manajer investasi bertugas mengelola portofolio investasi, bank kustodian bertugas dan bertanggung jawab dalam proses administrasi dan penyimpanan atas kekayaan reksa dana. Berdasarkan sifat transaksinya reksa dana dibagi menajdi 2 jenis yaitu : 1. Reksa dana tertutup ( close-end fund ) Reksa dana tertutup adalah reksa dana yang menawarkan saham-saham kepada masyarakat pemodal atau investor, tetapi tidak dapat membeli saham tersebut (yang telah dijual kepada masyarakat pemodal). Pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada perusahaan reksa dana penerbit atau manajer investasinya. Jual beli saham dilakukan di bursa efek tempat reksa dana tersebut dicatat. 2. Reksa dana terbuka ( open-end fund ) Reksa dana terbuka adalah reksa dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-saham dari pemodal atau investor sampai dengan sejumlah yang 29 telah dikeluarkan. Pemegang unit reksa dana ini dapat menjualnya setiap saat yang diinginkan dan manajer investasi wajib membelinya sesuai dengan nilai aktiva bersih pada saat itu. II.2.2.2. Penerapan Pajak Reksa Dana Produk reksa dana terdiri dari deposito, obligasi, saham yang berbeda pada penerapan pajaknya. Untuk deposito penerapan pajaknya terletak pada bunga yang diterima dari pembelian reksadana deposito yang berdasar hukum pada Peraturan Pemerintah nomor 131 tahun 2000 Pasal 2 dan Keputusan Menteri Keuangan R.I. nomor 51/KMK.04/2001 Pasal 3 sebesar 20 % dari penghasilan bruto nya dan merupakan pajak penghasilan final. Penerapan pajak untuk obligasi pada reksa dana terletak pada bunga obligasi yang diterima dan keuntungan pada penjualan obligasi ( Capital Gain ). Berdasar hukum pada Pasal 4 ayat 2 dan Pasal 17 ayat 7 undang –undang pajak penghasilan serta pasal 2 ayat 1 dan pasal 3 Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2009 sebesar 0 % untuk tahun 2009 - 2010, 5 % untuk tahun 2011- 2013, 15 % untuk tahun 2014 seterusnya dan merupakan pajak penghasilan bersifat final dengan tarif yang sama antara bunga obligasi dan capital gain. Penerapan pajak untuk saham reksa dana terletak pada penjualan saham. Berdasar hukum pada Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 1997 sebesar 0,1 % dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan untuk penjualan saham dan merupakan pajak penghasilan 30 bersifat final. Dan penghasilan atas deviden berdasar hukum Undang-undang nomor 36 tahun 2008 pasal 23 sebesar 15 % dari jumlah bruto. Penerapan pajak reksa dana untuk obligasi dan saham harus terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. II.3. Istilah Dalam Reksa Dana 1. Efek Efek adalah surat berharga atau security, bentuknya bermacam macam dari surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, kontrak berjangka atas efek. 2. Go Public Menurut Darmadji dan Fakhruddin : “Go-public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya”. 3. Saham Ada berbagai definisi saham yang telah dikemukakan oleh para ahli antara lain: a) Menurut Gitman: “Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan”. 31 b) Menurut Darmadji dan Fakhruddin : “Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”. c) Menurut Mishkin: “Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan”. 4. Obligasi Bursa Efek mendefinisikan obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011) : “obligasi adalah surat berharga yang menunjukan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah uang kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut”. 32 5. Manajer Investasi (MI) Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensuin, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan berlaku. 6. Bank Kustodian (BK) Pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. 7. Agen Efek Penjual Reksa Dana (APERD) Pihak yang melakukan penjualan efek reksa dana berdasarkan kontrak kerja sama dengan Manajer Investasi pengelola reksa dana. 8. Wakil Agen Efek Penjual Reksa Dana (WAPERD) Orang perseorangan yang mendapat izin dari BAPEPAM-LK untuk bertindak sebagai penjual efek reksa dana 9. BAPEPAM & LK Adalah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. 33 10. Bukti Kepemilikan Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif menghimpun dana dengan menerbitkan unit penyertaan kepada pemodal. Unit penyertaan adalah satuan ukuran yang menunjukan bagian kepentingan setiap pemegang unit penyertaan dalam portofolio investasi kolektif. Dengan demikian unit penyertaan merupakan bukti kepesertaan pemegang unit penyertaan dalam reksa dana. 11. Kontrak Investasi Kolektif Adalah kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan, dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. 12. Portofolio Efek Adalah kumpulan efek yang merupakan kekayaan manajer investasi. 13. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Adalah nilai pasar wajar dari suatu efek dan kekayaan lain dari reksa dana dikurangi seluruh kewajibannya. 34 14. Prospektus Merupakan setiap penyertaan yang dicetak atau informasi tertulis yang digunakan untuk penawaran umum reksa dana dengan tujuan pemodal membeli unit penyertaan reksa dana. 15. Formulir Pembukaan Rekening Merupakan formulir asli yang harus diisi dan ditandatangani oleh calon pembeli sebelum membeli unit penyertaan yang pertama kali (pembelian awal). 16. Formulir Pemesanan Pembelian Unit Penyertaan Adalah formulir asli yang dipakai oleh calon pembeli untuk membeli unit penyertaan yang diisi, ditandatangani dan diajukan oleh calon pembeli kepada manajer investasi atau melalui agen penjual efek reksa dana yang ditunjuk oleh manajer investasi. 17. Formulir Penjualan Kembali Unit Penyertaan Merupakan formulir asli yang dipakai oleh pemegang unit penyertaan untuk menjual kembali unit penyertaan yang dimilikinya yang diisi, ditandatangani dan diajukan oleh pemegang unit penyertaan kepada manajer investasi atau melalui agen penjual efek reksa dana yang ditunjuk oleh manajer investasi. 18. Formulir Pengalihan Investasi Adalah formulir asli yang dipakai oleh pemegang unit penyertaan untuk mengalihkan investasi yang dimilikinya ke jenis investasi lain yang diisi, 35 ditandatangani dan diajukan oleh pemegang unit penyertaan kepada manajer investasi atau agen penjual efek reksa dana yang ditunjuk manajer investasi. 19. Formulir Profil Calon Pemegang Unit Penyertaan Merupakan formulir yang disyaratkan untuk diisi oleh pemodal sebagaimana diharuskan oleh peraturan tentang profil pemodal reksa dana yang merupakan lampiran keputusan ketua bapepam nomor keputusan 20/PM/2004 tanggal 29 April 2004 yang berisikan data dan informasi mengenai profil risiko calon pemegang unit penyertaan sebelum melakukan pembelian unit penyertaan pertama kali di manajer investasi atau melalui agen penjual efek reksa dana yang ditunjuk oleh manajer investasi. 20. Hari Bursa Adalah setiap hari diselenggarakannya perdagangan efek di bursa efek yaitu hari senin sampai dengan hari jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional atau dinyatakan sebagai hari libur oleh bursa efek. 21. Pernyataan Pendaftaran. Adalah dokumen yang wajib disampaikan oleh manajer investasi kepada BAPEPAM & LK dalam rangka penawaran umum reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang ditetapkan dalam undang-undang pasar modal dan peratuan BAPEPAM & LK nomor IX.C.5 36