1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Variabel penelitian Variabel yang

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Variabel penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini fokus pada suhu ruangan
dalam desain unit apartemen yang nantinya ingin dicapai agar dirasakan sejuk
bagi penghuni di dalamnya. Untuk mencapai suhu yang diinginkan dijawab
dengan pengoptimalan penghawaan alami berupa ventilasi/bukaan dengan tujuan
agar pergerakan udara di dalam unit apartemen dapat mengalir dengan baik.
2.2 Definisi singkat
Apartemen
Menurut buku Site Planning (1984 : 252), apartemen didefinisikan
sebagai “… several dwelling units share a common (usually anindoor) access
and are enclosed by a common structural envelope…”, yang berarti beberapa
bagian unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh
struktur kulit bangunan yang sama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993 : 51), apartemen
didefinisikan sebagai tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur,
kamar mandi, dapur, dsb) yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat;
rumah flat; rumah pangsa; bangunan bertingkat terbagi dalam beberapa tempat
tinggal. Suatu kompleks hunian dan bukan rumah tinggal yang berdiri sendiri
(Joseph Dechiara, Time Saver Standart for Building Types). Sebuah ruangan atau
beberapa susunan dalam beberapa jenis yang memiliki kesamaan dalam suatu
bangunan yang digunakan sebagai rumah tinggal (Stein, 1967).
10
11
Menurut buku Apartments: Their Design and Development, apartemen
didefinisikan sebagai “….the apartment is the background for a series of
emotional experience. It should be a relaxing haven from the tensions of earning
a living, from noise and worry and strain. It should provide beauty, convenience,
security, and privacy for the family living in it.”, yang berarti apartemen adalah
dasar dari kumpulan pengalaman emosi. Apartemen harus menjadi suatu wadah
relaksasi untuk melepas lelah karena kegiatan mencari nafkah serta bebas dari
kebisingan, kecemasan dan tekanan. Apartemen harus memberikan keindahan,
kenyamanan, keamanan dan privasi bagi keluarga yang tinggal di dalamnya.
Secara umum, apartemen dapat didefinisikan sebagai suatu bangunan
bertingkat lebih dari satu yang di dalamnya merupakan kumpulan dari beberapa
unit hunian dengan tiap unit hunian memiliki ruang untuk hidup yang lengkap,
dimana para penghuninya saling berbagi fasilitas yang sama.
Karakteristik apartemen
Ada beberapa hal berbeda antara satu apartemen dengan apartemen
lainnya seperti tinggi bangunan, penampilan fisik, fasilitas yang disediakan,
struktur yang digunakan, dan kelas apartemen. Secara garis besar, apartemen
memiliki karakteristik sebagai berikut:

Memiliki jumlah lantai lebih dari satu

Terdiri atas beberapa unit dalam satu lantai

Setiap unit hunian terdiri atas minimal 3 macam ruang yaitu
ruang tidur, dapur, dan kamar mandi

Setiap penghuni akan berbagi fasilitas yang ada di apartemen
12

Sirkulasi vertikalnya berupa tangga dan lift, sementara sirkulasi
horizontalnya berupa koridor

Keamanan, ketenangan, dan privasi lebih terjamin

Akses yang mudah dan cepat untuk menjangkau fasilitasfasilitas yang ada

Struktur dan bahan bangunan dapat bertahan dalam jangka
waktu yang lama

Setiap unit akan mendapatkan jendela yang menghadap ke luar
bangunan
Adapun ruang-ruang yang umumnya ada pada sebuah apartemen antara
lain:

Ruang duduk
Ruang duduk harus dapat menampung aktivitas bersama suatu
keluarga seperti menonton, mendengar music, membaca, dan
tempat bermain anak-anak, sekaligus sebagai tempat relaksasi
individual. Pada beberapa apartemen, ruang duduk juga
berfungsi sebagai ruang tamu. Adapula ruang duduk yang
sekaligus menyatu dengan kamar tidur, terutama pada unit
hunian tipe studio.

Ruang makan
Ruang makan letaknya dekat dengan dapur dan ada kalanya
menyatu dengan dapur ataupun ruang duduk untuk menghemat
biaya.

Dapur
13
Dapur harus mewadahi semua aktivitas persiapan makanan,
penyimpanan dan penyajian makanan.

Kamar tidur
Setiap kamar tidur harus memiliki ruang yang cukup untuk
menampung dua orang dan harus memiliki jendela yang
menghadap ke luar bangunan untuk keperluan pencahayaan dan
pengudaraan.

Kamar mandi
Perlengkapan kamar mandi yang paling standar terdiri dari
kloset (duduk atau jongkok) dan shower atau bak mandi,
wastafel dapat ditambahkan namun tidak mutlak. Pada kamar
mandi apartemen menengah ke atas, kamar mandi dilengkapi
dengan bath tub, adapula yang memiliki ruang peralihan tempat
peralatan mandi (handuk, dll) atau kamar rias. Pada apartemen
mewah, ada penambahan ruang-ruang seperti ruang kerja, ruang
penerima tamu, foyer, ruang khusus pembantu, perpustakaan
dan ruang baca, ruang rias, ruang penyimpanan pakaian.
Pengelompokan apartemen
Apartemen dapat dibedakan berdasarkan pengelompokannya masingmasing yaitu:
1. Apartemen berdasarkan golongan ekonomi penghuninya:

Apartemen golongan bawah

Apartemen golongan menengah

Apartemen golongan mewah
14
Perbedaan antara ketiga jenis apartemen ini hanya terletak pada ukuran
ruang pada tiap unit hunian, serta fasilitas yang disediakan oleh
apartemen tersebut.
2. Apartemen berdasarkan jenis pembiayaannya.
Ada dua jenis berdasarkan tipe ini yaitu:

Apartemen yang dibiayai oleh pemerintah

Apartemen yang dibiayai oleh swasta/investor
Perbedaan antara kedua jenis apartemen ini umumnya
berpengaruh pada status kepemilikan unit-unit dalam apartemen
tersebut. Apartemen yang dibiayai oleh pemerintah umumnya
berharga murah dan memiliki sistem sewa atau sistem beli
dengan tipe kepemilikan bersama (cooperative), dan seringkali
dibangun untuk menampung masyarakat kalangan bawah yang
tidak memiliki tempat tinggal, disebut pula dengan istilah rumah
susun. Sementara apartemen yang dibiayai oleh swasta
umumnya diperuntukkan bagi kalangan menengah dan kalangan
atas, dengan sistem sewa atau sistem beli dalam bentuk
condominium.
3. Apartemen berdasarkan ketinggian bangunan:

Apartemen bertingkat rendah/low-rise yaitu apartemen yang
mempunyai jumlah tingkat/lapis sampai 6 lantai.

Apartemen bertingkat sedang/mid-rise yaitu apartemen yang
memiliki ketinggian antara 6-9 lantai.

Apartemen bertingkat tinggi/high-rise yaitu apartemen yang
memiliki ketinggian di atas 9 lantai. Tipe apartemen ini
15
umumnya merupakan apartemen untuk golongan menengah ke
atas karena biasanya dibangun di daerah yang memiliki
keterbatasan lahan yang harga lahannya mahal.
4.
Apartemen berdasarkan sistem penyusunan lantai:

Simplex
Pada apartemen jenis ini, setiap unit keluarga memiliki satu lantai
hunian.

Duplex
Pada apartemen jenis ini, setiap unit memiliki dua lantai, dalam
pembagian ruangnya satu lantai berfungsi sebagai lantai bersifat
semi privasi, sedangkan lantai yang lainnya bersifat privasi.

Triplex
Pada apartemen jenis ini memiliki pembagian menjadi 3 lantai per
unitnya. Dimana di tingkat 1 menjadi tempat servis, area di tingkat
2 bersifat semi privat, sedangkan area di tingkat 3 merupakan area
yang bersifat privat. Dalam pembagian tingkat bervariasi yaitu:
Half level dan split level.
5.
Apartemen berdasarkan bentuk massa bangunan:

Slab
Pada apartemen berbentuk slab, bangunan akan berbentuk seperti
kotak yang pipih. Massa yang berbentuk slab biasanya
menggunakan koridor sebagai penghubung ruang yang terdiri
dari:
a. Double loaded corridor
b. Single loaded corridor
16
c. Skip stop plan (single loaded corridor). Elevator membuka
pada lantai-lantai tertentu, biasanya digunakan pada duplek
apartemen.
d. Terrace plan. Dalam unit terdapat teras yang berukuran besar
sebagai ruang luar tambahan. Ruang ini mempunyai akses
langsung ke ruang atap di atas apartemen.

Tower
Biasanya ketinggian bangunannya di atas 20 lantai. Sistem
sirkulasinya menggunakan sistem core karena menggunakan lift.
Ada berbagai variasi bentuk tower, antara lain:
a. Single tower
b. Multi tower
Apartemen berbentuk tower ini dapat juga dibedakan berdasarkan
sistem core yaitu Tower plan, Expanded tower plan, Cross plan,
Expanded cross plan, Three wing plan, Five wing plan, dan
Circular plan.

Varian
Massa apartemen yang berbentuk varian ini merupakan bentuk
gabungan massa slab dengan podium dan tower dengan podium.
6.
Apartemen berdasarkan pencapaian vertikal:

Walk-up apartment
Pada
apartemen
ini,
sirkulasi
vertikal
utamanya
adalah
menggunakan tangga. Ketinggian bangunan apartemen ini
maksimal hanya 4 lantai.

Elevator apartment
17
Pada apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah lift dan
memiliki sirkulasi vertikal sekunder berupa tangga yang seringkali
juga merupakan tangga darurat. Ketinggian bangunan di atas 6
lantai. Ada dua macam sistem lift yang dapat digunakan pada tipe
apartemen ini:
1. Lift berhenti di setiap lantai
2. Skip-floor elevator system. Lift yang digunakan diprogram
untuk berhenti pada lantai-lantai tertentu pada bangunan.
Umumnya sistem ini digunakan pada apartemen dengan
sistem penyusunan lantai Duplex.
7.
Apartemen berdasarkan pencapaian horisontal:

Single-loaded corridor apartment
Apartemen dengan tipe koridor ini dapat terbagi lagi menjadi dua
yaitu:
1. Open corridor apartment
Koridor pada tipe ini bersifat terbuka dengan pembatas
terhadap ruang luar berupa tembok atau railing.
2. Closed corridor apartment
Koridor bersifat tertutup oleh dinding, kadang memiliki
bukaan berupa jendela ataupun jalusi atau bahkan tidak
ada bukaan sama sekali.

Double-loaded corridor apartment
Tipe koridor pada apartemen ini dikelilingi oleh unit-unit hunian
sehingga seringkali terletak di tengah-tengah bangunan (central
corridor)
18
Tipe-tipe hunian pada apartemen
Ada 5 macam tipe hunian yang sering dijumpai pada apartemen
berdasarkan jumlah kamar tidur, antara lain:
Tabel 2.1 Tipe hunian pada apartemen berdasarkan jumlah kamar tidur
Keterangan
Studio
1 kamar tidur
2 kamar tidur
3 kamar tidur
Penthouse
Ruang-ruang yang ada
 1 kamar mandi
 Dapur kecil dan ruang makan
menjadi satu
 Ruang duduk dan kamar tidur
menjadi satu
 1 kamar mandi
 Dapur dan ruang makan menjadi
satu
 Ruang duduk
 Kamar tidur
 1 atau 2 kamar mandi
 Dapur
 Ruang duduk dan ruang makan
menjadi satu
 Kamar tidur
Tipe penghuni
 Lajang
 Pasangan muda yang
baru menikah
 Orang lanjut usia
 Lajang
 Pasangan muda yang
baru menikah
 Pasangan lanjut usia
 Keluarga kecil dengan
1-2 anak yang masih
kecil/belum menikah
 Pasangan lanjut usia
yang tinggal dengan
sanak saudara
 2 kamar mandi dengan satu  Keluarga kecil dengan
kamar mandi dalam kamar
3-4 anak yang masih
tidur
kecil/belum menikah
 Dapur
 Ruang duduk
 Ruang makan (bisa juga
menyatu dengan ruang duduk)
 Kamar tidur (bisa juga ditambah
dengan 1 kamar pembantu)
 Terdiri atas 2 lantai
 Pasangan muda yang
baru menikah
 3-5 kamar tidur

Keluarga besar dengan
 3 kamar mandi
4-5 anak
 Dapur

Orang-orang kalangan
 Ruang duduk/ruang keluarga
atas
 Ruang makan
 Ruang kerja
 Ruang tamu
 Foyer
 Ada yang mempunyai kamar
pembantu
 Untuk yang mewah ditambah
dengan ruang baca
Sumber: Apartments: Their Designs and Development (1967)
19
Fasilitas standar apartemen
Ada beberapa fasilitas standar yang terdapat pada apartemen
berdasarkan kelas apartemen tersebut antara lain:
Tabel 2.2 Fasilitas standar yang ada di apartemen berdasarkan kelas apartemen
Letak
Kelas bawah
Dalam unit Penjaga
hunian
keamanan
Dalam
bangunan


Pada tapak


Kelas menengah
Kelas mewah
 Intercom
 Penjaga pintu dan
telepon
 Alarm pintu
 Balkon
 Balkon
 Pendingin ruangan  Pendingin ruangan
terpusat
tersendiri
 Entrance servis
Binatu
 Binatu
 Parkir yang terjaga
ketat
Lobi kecil
 Area komersial
 Tempat berbelanja
 Ruang bersama
 Lift servis
 Tempat
penyimpanan barang  Penjaga pintu
bersama
 CCTV
 Parkir sistem valet
 Ruang pertemuan
 Pusat kebugaran
 Kolam
renang
tertutup
Parkir di luar  Parkir
dengan  Taman
bangunan
pengawasan/di
 Area rekreasi
dalam bangunan
Tempat
 Kolam renang
menjemur
 Tempat bermain di
pakaian
luar ruangan
 Tempat
dudukduduk
di
luar
ruangan
 Kolam renang
Sumber: Apartments: Their Designs and Development (1967)
2.3 Teori Sustainable Architecture
Sustainable Architecture adalah sebuah konsep terapan dalam bidang
arsitektur
untuk
mendukung
konsep
berkelanjutan,
yaitu
konsep
mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan
dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia,
seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja
20
arsitektur. Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur
berkelanjutan, antara lain dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi
penggunaan lahan, efisisensi penggunaan material, penggunaan teknologi dan
material baru, dan manajemen limbah.
Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu
bangunan, mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan
pembongkaran bangunan. Visi arsitektur berkelanjutan tidak saja dipacu untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca (glass houses effect), juga mengandung
maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas
ditinjau dari aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan
nilai tambah.
2.4 Teori Penghawaan Alami
Pencapaian
sistem
ventilasi
alami
ini
dapat
dicapai
dengan
memperhatikan beberapa hal berikut (Broadbent,1973):
•
Site dan keadaan tapak
•
Bentuk dan desain bangunan
•
Perencanaan dan desain interior
Gambar 2.1 Letak bukaan dan pergerakan angin
Sumber: Apartemen Subsidi Dengan Pendekatan Optimalisasi Penghawaan Alami Di
Pulogadung Jakarta Timur (Carolline 2012)
21
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa letak bukaan dapat
menentukan bagaimana pergerakan udara dapat menyentuh ujung-ujung ruangan
atau tidak. Letak bukaan yang berseberangan ujung ke ujung umumnya dapat
membantu pergerakan udara dengan lebih baik. Adanya pembatas pada ruangan
dapat mempersempit ruang aliran udara, sehingga memungkinkan terjadinya
angin mati pada titik-titik tertentu. Bentuk bangunan bersama dengan lokasi
ventilasi bukaan menentukan cara ventilasi alamiah operasi. Terdapat tiga prinsip
ventilasi yaitu:
•
Ventilasi satu sisi
Gambar 2.2 Ventilasi satu sisi
Sumber: Apartemen Subsidi Dengan Pendekatan Optimalisasi Penghawaan Alami Di
Pulogadung Jakarta Timur (Carolline 2012)
Prinsip ventilasi ini menunjukkan bagaimana aliran udara bagian luar
dan dalam bangunan merupakan hal yang terkait, dan karenanya kekuatan
penghawaan alami akan sangat berpengaruh. Selanjutnya, prinsip ventilasi ini
memberikan indikasi tentang bagaimana udara masuk ke dalam gedung, dan
bagaimana udara keluar dari tempat yang sama. Pergerakan udara melalui
selubung bangunan juga dapat memainkan peran tertentu, tergantung pada desain
selubung bangunan.Ventilasi satu sisi bergantung pada bukaan hanya pada satu
sisi ventilasi utama. Udara segar memasuki ruangan melalui sisi yang sama
dengan udara yang telah digunakan. Contohnya adalah kamar dari sebuah
bangunan dengan jendela yang dapat dibuka di satu sisi dan pintu masuk tertutup
22
disisi lain. Dengan bukaan ventilasi tunggal di ruangan itu, kekuatan pendorong
utama di musim panas adalah turbulensi angin. Dalam kasus dimana bukaan
ventilasi yang disediakan pada ketinggian yang berbeda, tingkat ventilasi dapat
ditingkatkan dengan efek daya apung. Keadaan termal tergantung pada
perbedaan suhu antara bagian dalam dan luar bangunan, jarak vertikal antara
bukaan, dan area ventilasi sendiri.

Ventilasi silang
Gambar 2.3 Ventilasi silang
Sumber: Apartemen Subsidi Dengan Pendekatan Optimalisasi Penghawaan Alami Di
Pulogadung Jakarta Timur (Carolline 2012)
Ventilasi silang ini terjadi ketika udara mengalir di antara dua sisi
selubung bangunan melalui angin yang disebabkan perbedaan tekanan antara
kedua sisi. Ventilasi udara masuk dan keluar melalui jendela, celah atau kisi-kisi
yang terintegrasi di bagian fasad gedung. Kondisi pergerakan udara bergerak dari
sisi angin bertiup ke sisi bawah angin. Sebuah contoh sederhana adalah sebuah
perencanaan kantor dengan konsep lanskap tebuka di mana ruang membentang
di kedalaman seluruh bangunan. Aliran udara yang juga dapat melewati beberapa
ruangan melalui pintu terbuka atau kisi-kisi.Ventilasi silang mempertimbangkan
satu ruang di mana udara memasuki salah satu sisi ruang dan keluar dari sisi yang
berlawanan. Udara yang bergerak melintasi ruang, diharapkan dapat mengambil
panas dan polutan. Akibatnya, ada batas untuk kedalaman ruang yang dapat
secara efektif lintas berventilasi.
23

Ventilasi menumpuk (lubang udara secara vertikal)
Gambar 2.4Ventilasi menumpuk
Sumber: Apartemen Subsidi Dengan Pendekatan Optimalisasi Penghawaan Alami Di
Pulogadung Jakarta Timur (Carolline 2012)
Ventilasi vertikal terjadi di mana kekuatan pendorong mempromosikan
arus keluar dari gedung, sehingga menarik udara segar dalam melalui lubang
ventilasi di tingkat yang lebih rendah. Udara segar biasanya masuk melalui
lubang ventilasi pada tingkat rendah, sementara digunakan dan terkontaminasi
udara habis melalui high level ventilasi bukaan (aliran terbalik dapat terjadi
selama beberapa kondisi). Merancang outlet berada dalam wilayah angin yang
disebabkan under pressure dapat meningkatkan efektivitas stack ventilation.
Sebuah khas contoh adalah sebuah bangunan dengan bagian tengah tinggi,
dimana hangat dan udara yang terkontaminasi dari ruang sekitarnya naik sampai
habis melalui menara angin yang terletak di atap. Karena sifat fisiknya, efek
tumpukan membutuhkan ketinggian tertentu antara inlet dan outlet. Hal ini dapat
dicapai misalnya oleh meningkatkan lantai dengan tinggi langit-langit,
memiringkan profil dari atap, atau menerapkan cerobong atau atrium.
Berdasarkan sifatnya, ventilasi tumpukan menyerupai cross ventilation sejauh
beberapa ruang individu yang bersangkutan, di udara yang memasuki salah satu
sisi ruang dan daun dari sisi 1 berlawanan. Udara dapat mengalir di seluruh lebar
bangunan dan habis melalui cerobong asap, atau mungkin mengalir dari tepi ke
tengah untuk habis melalui cerobong pusat atau atrium.
24
2.5 Teori
Untuk dapat memecahkan masalah penelitian, maka dilakukan
studi/kajian terhadap penelitian- penelitian terdahulu mengenai penghawaan
alami.
1. Apartemen dengan pendekatan penghawaan alami di Jakarta (oleh Laurents
Bernatto, 2012)
Berangkat dari permasalahan kota Jakarta yang pada penduduknya
dan
banyaknya
pembangunan
tetapi
dibarengi
keterbatasan
lahan,
menyebabkan dampak buruk di lingkungan Jakarta.Salah satunya adalah
pemborosan energi. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis
mendesain suatu bangunan hunian dengan konsep hemat energi. Perwujudan
dari penghematan energi pada karya tulis ini berfokus pada masalah
penghawaan. Dengan cara memaksimalkan sistem penghawaan, baik secara
alami maupun buatan diharapkan bisa terjadi penghematan energi yang cukup
signifikan dan juga memenuhi kebutuhan penghuni Apartemen akan udara
segar.
Penulis
menganalisa
penghawaan
pada
ruangan
apartemen
menggunakan software ecotect agar diketahui bentukan ruangan seperti apa
yang cocok agar penghawaan dapat mengalir dengan baik. Untuk
mendapatkan penghawaan alami yang optimal bagi ruangan hunian apartemen
perlu diketahui besaran arah angin yang paling dominan berasal dari mana
serta mengetahui kebutuhan besaran bukaan pada tiap ruangan hunian serta
juga di pengaruhi luasan ruang, sehingga faktor-faktor yang saling terkait
tersebut kita dapat menentukan besaran bukaan tersebut.
25
2. Apartemen menengah di kawasan Cengkareng dengan pendekatan desain
pencahayaan alami pada bukaan jendela (oleh Augusta Christopher, 2012)
Pada jurnal ini penulis merencanakan proyek apartemen pada
Cengkareng yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan akan pemenuhan
tempat tinggal untuk masyarakat golongan menengah. Pada proyek apartemen
ini, pendekatan desain mengarah kepada penggunaan pencahayaan alami
untuk penerangan pada pagi hingga sore hari. Penggunaan pencahayaan alami
pada hunian dapat menghemat listrik cukup besar, sehingga aspek
pencahayaan cukup penting untuk dipertimbangkan dalam desain apartemen.
Karya ini adalah hasil penelitian yang menggunakan metode analisis
eksploratori dengan pendekatan kuantitatif. Hasil yang didapat adalah
mengetahui bentuk massa yang ideal dengan tapak sesuai dengan arah
pembayangan
serta
menggunakan
metode
menentukan
penelitian
besaran
berupa
bukaan
jendela.
perhitungan
besar
Penulis
bukaan
menggunakan standart dari SNI dan analisa pembayangan menggunakan alat
bantu sketchup.
Segala hasil pengamatan akan diolah ke dalam desain
apartemen Cengkareng Jakarta. Dari hasil penelitian ini penulis menarik
kesimpulan bahwa untuk mendapatkan bukaan untuk pencahayaan yang
optimal bagi ruangan perlu diketahui kebutuhan kuat cahaya yang disesuaikan
dengan fungsi ruang, selain itu juga dipengaruhi luasan ruang, sehingga
faktor-faktor yang saling terkait tersebut kita dapat menentukan besaran
bukaan tersebut.
3. Analyzing the ventilation performance of tropical high density residential
precints using computational fluid dynamics (oleh HII JUN CHUNG Daniel,
2011)
26
Kota-kota besar di dunia semakin besar karena mereka terus tumbuh
untuk memenuhi peningkatan populasi. Kota-kota ini biasanya mengharuskan
perencanaan perkotaannya dapat menyesuaikan dengan kepadatan yang tinggi.
Dalam konteks tropis, kota dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi
seperti Singapura dan Hong Kong tidak memiliki ruang yang mewah untuk
bangunan tingkat rendah. Kota-kota ini harus membangun dengan rasio
tingkat bangunan 4 lantai ke atas untuk memuat penghuninya yang banyak.
Satunya solusi mereka adalah gedung dibangun setinggi mungkin, sejauh
bahwa perubahan pola aliran angin alami, yang membawa dampak lingkungan
kepada masyarakat. Hal ini umumnya tidak baik karena aliran angin
membantu untuk menjaga kenyamanan termal rakyat, sedangkan hawa panas
dan polutan disalurkan keluar dari kota untuk menghindari efek Urban Heat
Island. Dalam konteks tropis, aliran angin sangat penting untuk menjaga
kenyamanan termal orang, karena suhu umumnya sangat tinggi dari paparan
matahari sepanjang tahun. Penelitian telah menunjukkan bahwa aliran angin
memainkan bagian yang paling penting dalam menjaga kenyamanan termal
manusia meskipun mengekspos sinar matahari langsung di daerah tropis. Oleh
karena itu, analisis aliran angin ini sangat penting untuk membuat desain yang
berkelanjutan dan hemat energi, karena orang tidak harus bergantung pada
ventilasi
mekanis
untuk
mengkompensasi
kurangnya
aliran
angin.
Computation Fluid Dynamic (CFD) selalu digunakan dalam bidang arsitektur,
desain perkotaan dan perencanaan perkotaan untuk memahami pola aliran
angin melalui lingkungan binaan. Ketersediaan perangkat keras yang lebih
kuat bagi pengguna komputer mainstream serta menurunkan biaya komputer
ini dibuat CFD lebih mungkin untuk diadopsi dalam dunia desain saat ini. Ini
27
juga berarti menggunakan CFD dalam proses desain, terutama untuk
menganalisis dampak dari desain dengan kondisi situs saat ini dan pola angin
tahunan akan membantu desain baru untuk lebih responsif terhadap situs.
Kepentingan dari makalah ini adalah untuk menganalisis tipologi kepadatan
tinggi untuk melihat seberapa baik mereka menanggapi pola aliran angin
lokal. Tipologi A dianggap diterima ketika aliran angin akan melalui situs
masih mempertahankan kecepatan angin dapat diterima. Ini berarti tidak
memblokir dari angin dan menciptakan ruang stagnan. Desain yang berbeda
menghasilkan tipologi yang berbeda yang akan merespon secara berbeda
terhadap pola angin. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tipologi
kepadatan lokal tinggi dalam hal respon mereka terhadap angin. Perubahan
tipologi dapat dieksplorasi juga untuk melihat apakah kinerja akan berbeda.
Untuk tipologi yang dianggap gagal total dalam hal respon terhadap angin, hal
itu dapat meningkatkan kinerjanya jika orientasi diubah. Cara termudah untuk
melakukannya adalah dengan memompa ketinggian bangunan. Dalam
kesimpulan, merancang dalam menanggapi angin sangat penting karena lebih
berkelanjutan dan responsif terhadap efek Urban Heat Island. Sebuah desain
yang respons yang baik dengan pola angin akan membantu menghemat biaya
beban pendinginan dan pengeluaran fan. Orang-orang juga akan lebih bersedia
untuk menggunakan ruang luar yang akan secara keseluruhan menghasilkan
ruang kota yang lebih baik. Akibatnya, sebuah kota dengan kepadatan tinggi
jumlah penduduk yang besar masih dapat menikmati kenyamanan termal yang
baik jika perencanaan kota secara umum dan desain merespon dengan baik
untuk angin.
28
4. Numerical simulation of effect of urban geometry layouts on wind and natural
ventilation under mediteranian climate (Oleh Bouchahm Yasmina, 2012)
Penggunaan "simulasi" metode iklim mikro untuk situs perkotaan
menyajikan banyak kepentingan, karena ini dapat berfungsi sebagai kita
observasi dan analisis konsekuensi dari berbagai skenario yang berkaitan
dengan keberadaan dan pentingnya elemen konstituen dalam ruang kota.
Angin di luar ruang kota adalah salah satu parameter yang paling sulit untuk
mengidentifikasi dan mengendalikan bidang tertentu ketidakstabilan. Saat ini,
di bidang ventilasi, ada beberapa alat simulasi luar ruang, digunakan untuk
menilai aliran angin pada skala spasial yang berbeda. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menunjukkan efek dari geometri perkotaan tata letak pada
pergerakan angin dan ventilasi alami luar. Namun, penelitian ini menyelidiki
efek pada kenyamanan termal luar dari layout bangunan di daerah perumahan
yang direncanakan terletak di kota wilayah Mediterania Jijel lembab Aljazair.
Dalam rangka meningkatkan kenyamanan dalam ruang terbuka, alat simulasi
3D numerik ENVI, bertemu 3,1 beta 4 digunakan untuk mensimulasikan iklim
thermal perkotaan dengan memperhitungkan berbagai macam faktor yang
mempengaruhinya. Dengan demikian, hasil simulasi ini akan dibahas dalam
makalah ini.
5. Parametric approach to the bioclimatic design of a student housing in Patras,
Greece
Sebuah kompleks perumahan baru di Kampus Universitas Patras,
Yunani, diharapkan untuk melayani sebagai test bed untuk bereksperimen
dengan proses desain parametrik yang mengintegrasikan data iklim yang
signifikan. Untuk mengoptimalkan kinerja lingkungan kompleks perumahan
29
yang diusulkan algoritma desain parametrik telah dikembangkan. Algoritma
menghubungkan data cuaca di daerah dengan topografi lokasi dan fitur
geometris dasar bangunan di situs. Untuk mengeksplorasi interaksi fitur
bangunan dengan angin yang berlaku di daerah dan paparan matahari
sepanjang tahun aplikasi perangkat lunak berbagai, termasuk simulasi CFD,
telah digunakan. Dimasukkannya data angin algoritma menjadikan itu sangat
efektif. Proses parametrik dikembangkan telah berguna selama tahap desain
awal ketika studi tentang berbagai pola untuk mengatur bangunan di situs
dilakukan. Proses parametrik telah memfasilitasi konfigurasi blok bangunan
khas juga.
2.6 Kaitan teori dengan masalah
Apabila dikaitkan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini,
seperti kepadatan penduduk di kota Jakarta menuntut banyaknya pembangunan
juga untuk mendukung segala kegiatan yang ada. Banyaknya pembangunan ini
ternyata berdampak tidak baik pada lingkungan di Jakarta. Timbulnya kemacetan
dan yang terutama dampak buruk bagi lingkungan karena pembangunan tersebut
tidak sesuai dengan konsep arsitektur berkelanjutan. Penggunaan energi di
bangunan sering berlebihan sehingga terjadi pemborosan energi, terutama di
penggunaan AC sebagai penghawaan buatan. Jakarta dengan iklim tropisnya
memiliki karakter tingkat curah hujan yang tinggi, radiasi matahari yang panas
serta kecepatan angin yang rendah. Hal ini yang menyebabkan penggunaan AC
memakan beban energi yang besar. Penggunaan AC bertujuan untuk mencapai
suhu yang sejuk dalam ruangan.
30
Dalam teori-teori yang diambil, para penulis juga mengungkapkan
bahwa permasalahan pada penggunaan AC sebagai penghawaan buatan memang
boros energi karena itu perlu didesain bangunan yang hemat energi. Dengan
pengoptimalan ventilasi/bukaan pada bangunan dapat mengurangi pemborosan
tersebut.
Terkait dengan jurnal terdahulu, metode yang digunakan untuk meneliti
seperti menggunakan software untuk mendukung data yang ada, juga dilakukan
dalam penelitian ini. Konsep penghawaan alami dengan mengandalkan arah
angin yang datang terbesar di tapak dan menyesuaikan dengan sistem ventilasi
yang ada pada bangunan juga dipakai.
31
2.7 Kerangka berpikir
Latar Belakang
Perancangan
hunian
apartemen yang terletak di
tengah
ibukota
dengan
menerapkan
topik
sustainable housing yang
hemat energi sesuai dengan
iklim
tropis
dengan
pengoptimalan penghawaaan
alami
Pengoptimalan
penghawaan
alami
dengan
desain
ventilasi/bukaan
dan
ruang terbuka pada
bangunan apartemen
Tinjauan Umum
-
Maksud dan Tujuan
POKOK
Tinjauan Khusus
Definisi singkat
Teori
PERMASALAHAN
Analisa
 Studi lapangan:
Survey ke salah satu
apartemen di Jakarta,
Survey tapak,
 Studi literatur:
Studi jurnal terdahulu,
Studi definisi dan
teori pendukung
Feed
back
Analisa yang dilakukan
meliputi
analisa
tapak,
analisa bangunan, analisa
wind
mapping,
analisa
sistem ventilasi, analisa
manusia dan kegiatannya,
analisa matahari dan angin,
serta analisa lain yang
dibutuhkan
dalam
perancangan
Konsep Perancangan
Konsep yang diterapkan
adalah
optimalisasi
penghawaan alami pada
bangunan
dengan
mengandaalkan arah angin
yang bertiup ke tapak dan
sistem ventilasi/bukaan yang
digunakan
SKEMATIK DESAIN
PERANCANGAN
Merancang
hunian
yang
beradaptasi sesuai dengan iklim
tropis dan menghasilkan hunian
yang hemat energi dengan
mengoptimalkan penghawaan
alaminya sehingga suhu di
dalam bangunan tetap terasa
sejuk.
32
2.8 Hipotesis
Dari kerangka berpikir dapat ditarik sebuah hipotesis yaitu bahwa
dengan pengoptimalan penghawaan alami berupa ventilasi/bukaan dan ruang
terbuka dapat membantu pergerakan angin masuk ke dalam apartemen sehingga
udara dapat mengalir dengan lancar dan dapat dicapai suhu yang sejuk dan
nyaman bagi
diminimalisir.
penghuninya.
Dengan
begitu, pemborosan
energi
dapat
Download