PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN

advertisement
PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN
KARAKTERISTll( KEUANGAN PERUSAllilAN SEKTOR
PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN
SEKTOR PROPERTI - REAL ESTAT
(Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAttARTA
Olen:
Yayan Hermayandi
NIM:103081029211
da.ri
Tgl.
.· ·;zn:;······:·-p:·······\················~.
·. .
:
v::.\., ..Q:.fG ~
.
ti10c:: .·:~:::Q::~r~~
• •. foduh ...
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
j
_______ _____
r - - --"~·--.
··~·- -·-·-·--····-·-~·~ ...
PEf~Pu::;-1 /\Kl\.AN l; fAMA
A
.__ UIN SY/11·111) ,IAKAfn
,
,
PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN
KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR
PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR
PROPERTI- REAL ESTAT
(Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilnm Sosial
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Yayan Hermayandi
NllV1:103081029211
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
~
/
Prof. Dr. Ahmad R15do i, MM
NIP: 150 317 955
~
Inda Yama Nasarudin,
NIP: 150 31?' 593
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF JIIDAYATULLAH
PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN
KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR
PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR
PROPERTI- REAL ESTAT
(Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Yayan Hermayandi
NIM:103081029211
Dibawah Bimbingan
Pembimbing II
Pembimbing I
'
Prof. Dr. Ahmad
NIP: 150 317955
~~
Rod~ni,
MM
ludo Yama Nasarudin, SE, MAB
NIP: 150 317 593
Penguji Ahli
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS
!\'IP: 131 474 891
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EICONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Harl ini Rabu 21 Mei Tahun Dua Ribu Delapan telah clilakukan Ujian
Komprehensifatas nama Yayan Hennayandi NIM: 103081029211 denganjudul
Skripsi:
PERBANDINGAN
MARKET
PERFORMANCE
DAN
KARAKTERISTIK
KEUANGAN
PERUSAHAAN
SEKTOR
PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR PROPERTI.REAL ESTAT" (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia). Memperhatikan
kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat cliterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarja.'lll Ekonorni
pada Jurusan Manjemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Mei 2008
Tim Penguji Ujian Kemprehensif
~
Pr()f, Dr. Ahmad Rodoni, MM
Ketua
Hervanto, SE, MSi
Sela·etaris
'
....
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
YAYAN HERMAYANDI
Temp2.t, tanggal lahir
: Lebak, 20 Februari 1986
Jenis kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
A!amat
: Kp. Parakanbeusi Rt.OJ Rw.01 Ds. Parakanbeusi
Kee. Bojongmanik Kab. Lebak - Banten 42363
Telepon
: 0812 1050 8300
E-mail
· yans [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
2003 - 2008
: Jurusan Manajemen Keuangan, l'akultas Ekonomi &
Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta
2000 - 2003
: SMU Negeri 1 Rangkasbitung
1997 - 2000
: SLTP Negeri I Bojongmanik
1991 - 1997
: SD Negeri l Parakanbcusi
PENGALAMAN ORGANISASI
2008 : Kabid. Kewirausahaan GMII Prov. Banten
2006 - 2007
: Wakabid ORSENBUD Himpunan Mahasiswa Banten
(HMB) Jakarta
2005 - 2006
: Sekretaris Umwn Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Cabang Ciputat, Komisariat Fakultas Eko11omi & Ilmu
Sosial
Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2004 -2005
: Kabid PTKP, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Cabang Ciputat, Komisariat Fakultas Ekonomi & Ilmu
Sosial.
ABSTRACT
This research has aim to analyzed comparative of market peiformance and
financial characteristic al two group ofstock sector in Indonesia Stock Exchange
(!DX), that is trade sector and property - real estate sector. Data used are
monthly time series daw since Jam;ary 2005 until December 2007. Based on the
result of this study, market peiformance of trade sector hasn't different s!gnificant
to property - real estate sector. Variables of Financial characteristic at both
sectors that is excess return, PER, PBV, and DER haven't different significant
and simultaneously or partially of variables haven't significant influence to
market peiformance.
Keywords: Market performance, Excess return, PER, PBV, DER
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalis!s perbandingan market performance dan
karakteristik keuangan pada dua kelompok sektor saham di Bursa Efek Indonesia,
yaitu sektor perdagangan dengan sektor properti-real estat. Data yang digunakan
adalah data time series secara bulanan dari bulan Januari 2005 sampai Desember
2007. Berdasarkan hasil pengujian, market perfonnance sektor perdagangan tidak
rnemiliki perbedaan secara signifikan dengan sek1or property-real estat. Untuk
variabei-variabel kara!cteristik keuangan yaitu, excess return, PER, PBV dan DER
untuk kedua sektor tersebut tidak rnemiliki perbedaan secara signifikan dan baik
secara bersama->ama atau parsial variabel-variabel tersebut tidak rnempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap market perfonnance.
Kata kunc1: Market Peiformance, Excess return, PER, PBV, DER
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji tetap terpanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
Semesta Alam, Tuhan Yang Maha Indah. Tuhan yang dengan kasih sayang-Nya
lah hingga kini penulis masih diberikan berbagai macan1 ni'mat, rahmat, karunia,
hidayah, dan inayah-Nya. Shalawat sena salam tentunya akan selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Saw, Sang
Pemb~bas
Manusia dari kejahiliyahan,
Seorang Reformis Sejati sepanjang hayatnya, Seorang yang hingga kini mudahmudahan tetap menjadi idola dan tauladan bagi umatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan penulis baik dalam
pengetahuan maupun dalam teknik penulisannya, oJeh karena itu dengan
kerendahan hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran dan k.ritik yang
bersifat membangun dari semua pihak. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari
kontribusi berbagai pihak yang telah membanru selesainya skripsi ini. Dengan
sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak secara langsung, mendorong serta
memberikan inspirasi sehingga skripsi ini bisa selesai. Secara khusus penulis
ucapkan terima kasih kepada:
I. Ayahanda Salim Ibrahim dan lbunda Eti (aim) tercinta yang senantiasa
memberikan doa, bimbingan, kesabaran, keikhlasannya serta dorongan
semangat yang tak terhitung nilainya kepada penulis. Semoga Allah SWT
selalu memberikan hidayah serta rahmat-Nya pada Ayahanda atas segala
kebaikan yang di berikan kepada penulis dan
semoga Allah SWT
menempatkan Ibunda tercinta (aim) di tempat yang terbaik di sisiNya.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu dan fikirannya dari proses review hingga selesai skripsi ini
meskipun ditengah kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk
memberikan solusi kepada penulis.
3. Bapak lndo Yama Nasarndin, SE, MAB selaku dosen pembimbing JI, yang
telah membantu, meluangkan waktu serta fikirannya dan membimbing penulis
dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi <ian llmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayiitullah Jakarta.
5. Terima kasih pada seluruh Dosen, Karyawan dan Pctugas perpustakaan
Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial atas semua curahan ilmu, bantuan,
perhatian dan pelayanannya.
6. Teman-teman dan sahabat-sahabatku seperjuangan Bom2, Afiian Bhu, Aris
The Bo2toh, Yasser, Echo Blay, Jazi, Misbah, Piit, Ucuy, Evenk, Gandul,
Roger, Sufi, Oyag's, Nabiel, Akhyar, Tamplang dan The Zomblo's, serta
c:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per satu terima
kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan motivasinya kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, dan semoga sukses untuk semuanya.
7. Kawan-kawan di HM!, HMB, GMII, !MALA, Efek-efek Community, yang
telah banyak memberikan pelajaran hidup berorganisasi bagi penulis, sekali
lagi terima kasih banyak kawan.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena
keterbatasan ruang dan waktu. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dan hanya iringan do'a yang dapat penulis berikan untuk setiap kebaikan
yang telah di berikan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Amiin
Jakarta, 04 Desember 2008
Penulis
DAFTARISI
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. .
Abstract.................................................................................................... ii
Abstrak ..................................................................................................... iii
Kata Pengantar ... ...................................................................................... iv
Daftar lsi .................................................................................................. vi
Daftar Tabel ............................................................................................. ix
Daftar Garn bar.......................................................................................... xi
BAB
I.
PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. I .atar l:selakang Peneiitian ............................................ I
B. Perumusan Masalah ..................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat.. ................................................... 9
BAB
II.
TINJAUAN PUSTAKA ...••.•.................•....•.••.....•.•.....•..• 11
A. Investasi dan Jenisnya.................................................. 11
B. Risiko, Return dan Hubungannya ................................. 14
C. Estimasi Risiko dan Return.......................................... 18
I. Range ..................................................................... 18
2. Mean Absolute Deviation ....................................... 18
3. Probability Of Negative Return .............................. 18
4. Semivariance ......................................................... 19
5. Standar Deviation .................................................. 19
D. Capital Aset Prising Model .......................................... 21
E. Market Performance .................................................... 23
F. Karakteristik Keuangan................................................ 24
I. Leverage Ratio ....................................................... 25
2. Market-based Ratio ................................................ 25
G. Analisis Sekuritas ........................................................ 26
H. Kerangka Pemikiran Teoritis Dan Hipotesis ................. 30
I.
Penelitian Terdahulu .................................................... 37
BAB
Ill.
METODE PENELITIAN ..........•.................•................... 41
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................ 41
B. Metode Penentuan Sampel.. ......................................... 41
C. Metode Pengumpulan Data .......................................... 42
D. Metode Analisis ........................................................... 43
1. Statistik Uji Dua Beda Rata-rata Untuk
Independent Sampel ............................................. 43
2. Pengaruh Karakteristik Keuanglill Terhadap
Market Perfonnance .. .... ........ .. ... ..... ..... .. ....... .. ...... 44
3. Uji Signifikansi...................................................... 46
E. Operasional Variabel f•enelitian ............ ....................... 48
BAB
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN ...••••....••.•••••..••••.•••..•........ 51
A. Seki las Gambaran Umum dan Objek Penelitian ........... 51
1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia.............. 51
2. Indeks Bursa Efek Indonesia.................................. 54
B. Hasil Analisa dan Pembahasan ..................................... 59
1. Market Perfonnance............................................... 62
a. Return Saham ................................................... 63
b. Expected Return Saham ................................... 65
c. Rata-rata Risk Free Rate ................................... 66
d. Excess Return .................................................. 67
e. Standard Deviasi Return................................... 68
f.
Sharpe's Measure ............................................. 68
2. Uji lnferensi. .......................................................... 69
a. Uji Beda Dua Rata-rata Sharpe's Measure ........ 70
b. Uji Beda Dua Rata-rata Excess Return dan
Return Volatility .............................................. 72
c. Uji Beda Dua Rata-rata PER ............................ 74
d. Uji Beda Dua Rata-rata PBV ............................ 76
e. Uji Beda Dua Rata-rata DER ............................ 77
3. Uj i Asurnsi Persarnaan Regresi ... ... ....... .. .... ..... .. .... 79
a. Uji Asurnsi Multikolinearitas............................ 79
b. Uji Asurnsi Heteroskedastisitas ........................ 80
c. Uji Asurnsi Normalitas ..................................... 82
d. Uji Asumsi Otokorelasi .................................... 83
4. Hasil RegresL. ....................................................... 85
BAB
V.
KESIMPULA.'lf DAN IMPLIKASI. ..................•.•..•...•.... 91
A .. Kesirnpulan.................................................................. 91
B .. lmplikasi ...................................................................... 93
DAFfAR PUSTAKA ...............•••••..........................•.•.........................•••• 94
LAMPIRAN-LAMPil<AN
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi secara garis besar dapat dibagi dalam dua kelompok ya[tu
investasi dalam real asset dan investasi dalam financial asset. Ada banyak cara
investor untuk melakukan investasi dalam financial asset, salah satunya adalah
dengan me!akukan investasi di pasar modal. Dalam hat ini pasar modal
didefinisikan sel)agai suatu tempat berlangsungnya kegi[ tan yang berkaitan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek (UU No. 8/1995 Tentang Pasar Modal). Dengan
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pasar modal mempunyai peran
yang strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan
wahana investasi bagi masyarakat.
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual
belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, publik authorities maupun perusahaan swasta
(Suad Husnan, 2001 : 3). Pasar modal menjadi altematif pendanaan dalam
mengembangkan perusahaan di Indonesia, karena melalui pasar modal, dana
dapat diperoleh dalam jumlah besar dibanding dana dari perbankan.
Perusahaan yang membutuhkan dana, menjual surat berharganya dalam
bentuk saham di pasar modal, melalui penawaran perdana kepada publik atau
initial public offering (!PO) di pasar primer yang selanjutnya diperdagangkan
di paser sekunder. Bagi investor sendiri, pasar modal selain sebagai wahana
investasi juga merupakan upaya diversifikasi. Setiap investor dapat memilih
berbagai inv0stasi yang ada, di mana setiap jenis inves<.asi memiliki
karakteristik sendiri-sendiri dalam hal tingkat pengembalian (return) dan
risiko.
Hampir diseluruh penjuru dunia, disetiap negara, pasar modal menjadi
bahan pembicaraan, bahkan menjadi tolok ukur kemajuan dan gengsi suatu
pihak, dan tidak dapat dipungkiri bahkan pasar modal telah menjadi tolak ukur
atau benchmark perekonomian suatu negara. Pasar modal dijumpai hampir
disetiap negara karena, pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan
keuangan (Suad Husnan, 2001 :4). Dalam fungsi ekonominya pasar modal
menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang
mempunyai kelebihan dana) ke borrower (pihak yang memerlukan dana)
dengan menginvestasikan dana yang mereka miliki, lender mengharapkan
memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut dari sisi borrower,
tersedianya dana dari pihak luar lender memungkinkan mereka melakukan
investasi tanpa harus menunggu tersedinya dana hasil operasi perusahaan, dan
dalam fungsi keuangannya dilakukan dengan menyediakan dana tanpa harus
terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk
investasi tersebut (Suad Husnan, 1994 : 2).
Para investor yang bertransaksi di lantai bursa bertujuan m.:nghimpun
dana dari keuntungan sebesar mungkin dari dirinya atau pun perusahaanya.
Agar dapat membuat suatu keputusan dalam memilih portofolio investasi yang
menguntungkan, investor memerlukan informasi. Suatu informasi memiliki
makna bila informas! tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di
pasar modal yang akan tercermin dalam indikator atau karakteristik pasar
seperti volume perciagangan, harga saham dan lain-lain. Di pasar modal
banyak sekali informasi yang ciapat di manfaatkan. Selain memiliki fungsi
ekonomi dan keuangan, pasar modal juga mempunyai beberapa daya tarik dari
berbagai lender maupun borrower adapun daya tarik pasar modal tersebut
antara lain :
I. Diharapkan pasar modal ini akan menjadi altematif penghimpun dana
selain sistem perbankan.
2. Pasar modal mempunyai beberapa pilihan investasi yang sesuai dengan
risiko mereka, seandainya tidak ada pasar modal para lender mungkin
hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan.
Selain kedua aspek yang mertjadi daya tarik tersebut, baik bagi lender
maupun borrower, faktor lain yang mempengaruhi permintaan maupun
penawaran adalah tingkat harga saham tersebut. Bila saham tersebut dinilai
terlalu tinggi oleh pasar, jumlah permintaanya akan berkurang. Harga saham
yang terlalu tinggi menyebabkan saham bersangkutan tidak liquid. Investor
jadi enggan membeli baik karena mereka berpikir sudah mencapai puncaknya
maupur. karena biaya yang semakin tinggi. Agar saharn bisa liquid mala.
sebuah perusahaan go-public mempunyai pilihan menambah jumlah saham
untuk membuat harga lebih rendah untuk merangsang perdagangan. Biasanya
dengan penambahan jumlah saham maka secara otomatis harga saham akan
turun.
Sejak dibukanya pada tahun 1912 pasar modal di Indonesia mengalami
pasaug surut dalam perkembangannya tetapi kegiatan pasar modal Indonesia
resmi dimulai pada tahun 1997 sewaktu perusahaan PT. Semen Cibinong
menerbitkan
sah~mny:i
di Bursa Efek Jakarta yang kini Bursa Efek Indonesia
(BEi). Dalam perkembangannya kondisi ekonomi dan moneter tidak bisa
dilepaskan, tetapi pengaruh yang nampak nyata temyata berasal dari berbagai
kebijaksanaan pemerintah. Pemerintah membentuk BAPEPAM (Badan
Pengawas Pasar Modal) dan dalam Keputusan Menteri Keuangan RI nomor
503/KMK.01/1997, BAPEPAM berfungsi sebagai pembina, pengatur, dan
pengawas kegiatan pasar modal. Dengan dibentuknya BAPEPAM dan
dikeluarkannya beberapa deregulasi pemerintah pacia tahun 1987-1988 yang
berkaitan dengan pasar modal, aktivitas pasar modal menjadi meningkat. Hal
tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah perusahaan yang bergabung ke
dalam pasar modal, dan juga meningkatnya besar dana yang dihimpun.
Sejak Januari 1996, dalam rangka memberikan informasi yang lebih
lengkap kepada publik, Bursa Efek Indonesia (BEl) mengelompokkan semua
saham yang tercatat di BEi ke dalam sembilan sektor yang didasarkan pada
klasifikasi industri, yaitu sektor (I) pertanian, (2) pertambangan, (3) industri
dasar dan kimia, (4) perdagangan, (5) industri barang konsumsi, (6) properti
dan real estat, (7) transportasi dan infrastruktur, (8) keuangan, dan \9)
perdagangan, jasa, dan investasi.
Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa akan
datang yang mengandung ketidakpastian, yang berarti mengandung !Insur
risiko bagi investor. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang
penting dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Seorang investor
yang rasional sebelum mengambil keputusan investasi, paling tidak harus
mempertimbruigkan 2 (dua)hal, yaitu pendapatan yant diharapkan (expected
retun) dan risiko (risk) yang terkandung dari alternatif investasi yang
dilakukannya. Umumnya risiko selalu terdapat pada setiap altematif investasi,
tetapi besar kecilnya risiko tersebut tergantung pada jenis investasinya.
Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih
besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi,
deposito dan tabungan. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang diharapkan
dari inveslasi pada saham bersifat tidak pasti, dimana pendapatan saham
terdiri dari dividen dan capital gain. esanggupan suatu perusahaan untuk
membayar
dividen
ditentukan
oleh
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba, sedangkan capital gain ditentuntukan oleh fluktuasi harga
saham. Semakin besar risiko yang diambil maka semakin besar harapan return
yang akan diterima, sesuai dengan karakteristik saham yaitu high risk-high
return. Saham memberi kemungkinan untuk mendapatkan return yang tinggi,
tetapi juga bisa membuat investor mengalami kerugian besar.
Berkaitan dengan klasifikasi sembilan sektor di BEi, setiap sektor
tentu memiliki karakteristik tersendiri, termasuk di dalamnya return dan juga
risikonya. Pakpahan (2002) seperti yang dikutip Namora (2006) mengamati
profil-profil
risiko
yang
terjadi
di
masing-mcsing
industri
dengan
menggunakan indeks harga saham sektoral (IHSS) yang dike!uarkan oleh BEI,
dan disimpulkan bahwa volatilitas return memiliki kesamaan pola di mana
pada awal terjadinya krisis ekonomi mempunyai volatilitas yang tinggi dan
kemudian diikuti dengan volatilitas yang makin rendah pada tahun 1999
;ampai dengan 2001. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sektor aneka
industri dan sektor perdagangan memiliki volatilitas return yang paling
rendah. Sedangkan sektor properti dan pertanian merupakan dua sektor yang
paling tinggi volatilitasnya.
Dengan memperhatikan hasil penelitian tersebut, sektor perdagangan
dan sektor properti - real estat merupakan dua sektor yang berbeda volatilitas
returnnya sehingga menarik untuk diamati. Volatilitas return diukur
menggunakan deviasi
standar dari return saham atau menggunakan beta
saham. Semakin tinggi volatilitas return, maka saham akan semakin berisiko.
Dengan mengetahui return dan risiko suatu saham, investor dapat mengetahui
tingkat market performance saham tersebut. Market performance saham
adalah risk adjusted return. Market performance yang menggabungkan return
dan risiko dapat dijadikan acuan dalam menentukan saham mana yang
mempunyai
kinerja yang baik.
Selain menggunakan ukuran
market
performance, karakteristik keuangan suatu perusahaan yang berdasarkan pada
rasio-rasio dari laporan keuangan, ciapat pula dijadikan acuan t1ntuk meniiai
perusahaan. Rasio-rasio yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan di
antaranya adalah leverdge, PER dan PB\/. Penelitian yang berkaitan dengan
pengukuran market performance dan karakteristik keuangan beberapa
perusahaan telah banyak di!akukan.
Namora (2006) dalam penelitiannya telah membandingkan market
performance dan karakteristik keuangan pada sektor aneka industri dengan
sektor properti dan real astate dengan periode penelitian dari tahun April 2005
- Maret 2006 dengan hasil bahwa Sharpe measure maupun excess return pada
kedua sektor tersebut mempenyai rnta - rata yang tidak berbeda, sedangkan
karakteristik keuangan (PER, PBV dan DER) baik secara parsial maupun
bersama-sama tidak mampu menjelaskan market performance pada kedua
saham sektor tersebut.
Dalam mengambil keputusannya, investor kerap kali juga dapat
menggunakan dan menganalisis laporan keuangan (financial statement) yang
telah dikeluarkan oleh perusahaan. Tujuan mengalisisnya adalah untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut berdasarkan
laporan-laporan keuangannya. Ou dan Penman (1989) juga Lev dan
Thiagarajan (1993) seperti yang dikutip Namora (2006) melakukan penelitian
dengan
menggunakan
analisis
dari
laporan
keuangan
perusahaan,
menyimpulkan bahwa beberapa informasi dari laporan keuangan mampu
menjelaskan kinerja suatu saham. Sedangkan penelitian Yarnest (2002)
menunjukan bahwa variabel kinerja keuangan perusahaan yang terdiri dari
( EPS, EVA, ROE dan FL) secara bersama-sama (simultan) tidak rnempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Dari
uraian-uraian
di
atas
itulah,
penelitian
ini
bermaksud
membandingkan market performance dan karakteristik keuangan perusahaan
sektor perdagangan, jasa dan investasi dengan sektor properti - real estate.
Selanjutnya sektor perdagangan, jasa dan investasi disingkat penulisannya
menjadi sektor perdagangan sedangkan sektor properti - real estat disingkat
penulisannya meajadi sektor properti. Market performance yang digunakan
adalah ukura,. Sharpe (Sharpe's measure). Karakteristik keuangan yang
digunakan adalah PER, DER dan PBV.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar berlakang maka perumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
I. Apakah ada perbedaan market performance yang diukur dengan Sharpe's
measure antara sektor perdagangan dan sektor properti;
2. Apakah ada perbedaan karakteristik keuangan yang diukur dengan
leverage, PER, dan PBV antara sektor perdagangan dan sektor properti;
3. Bagaimana pengaruh karakteristik keuangan yang diukur dengan leverage,
PER, dan PBV terhadap market performance;
4. Saham-saham
mana saja yang
lebih unggul atau
dibandingkan IHSG berdasarkan Sharpe's measure?
kalah
unggul
C. Tujuau dan Manfaat
Selain mencoba membandingkan kinerja keuangan antara sektor
perdagangan dengan sektor properti, penelitian ini juga membandingkan
karakteristik-karakteristik keuangan di antam kedua sektor industri tersebut.
Tujuan dari penelithn ini ada!ah sebagai berikut:
I. Untuk menganalisis perbedaan market performance sektor perdagangan
dan sektor properti.
2. Untuk menganalisis perbedaan karakteristik keuangan sektor perdagangan
dan sektor properti.
3. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik keuangan terhadap market
performance.
4. Untuk menganalisis saham yang lebih unggul atau kalah unggul
dibandingkan IHSG berdasarkan Sharpe's measure.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
I. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu atau mengaplikasikan berbagai teori yang telah
didapat pada perkuliahan terutama toeri-teori yang bersangkutan dengan
pasar modal dan akan memperkaya pengetahuan teoritis dan praktis
didalam mengevaluasi perusahaan go-publik terutama dilihat dari harga
saham
serta
karakteristik
keuangan
sehingga
dapat
membantu
pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan investasi.
2. Akademisi
Sebagai bahan referensi tambahan untuk melakukan penelitian yang sama
serta diharapkan dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan kinerja
saham.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi dan Jenisnya
lnvestasi dalam arti luas, berarti mengorbankan dolar sekarang untuk
dolar pada masa depan, ada dua atribut berbeda yang me!ekat yaitu waktu dan
risiko (William F.Sharpe, 2005:1). Pac!a dasamya investasi merupakan
penundaan konsumsi atas sejumlah dana yang dilakukan pada saat ini untuk
digunakan dalam produksi atau ditanam dalam bidang tertentu selama suatu
periode waktu, dengan tujuan memperoleh keuntungan yang akan ditcrima di
masa mendatang. Contohnya, seorang investor membeli saham pada saat ini
dengan perkiraan di masa yang akan datang akan memperoleh keuntungan
atau manfaat yang lebih besar melalui penerimaan dividen atau kenaikan
harga saham (capital gain). Keuntungan ini merupakan imbalan atas waktu
dan risiko yang terkait dengan investasi, akibat ketidakpastian aliran dana
pada masa yang akan datang. Pemilik modal umumnya melakukan investasi
atas sejumlah dananya pada investasi nyata (real invesment) maupun investasi
keuangan (financial invesment).
lnvestasi pada real invesment dilakukan melalui barang modal yang
digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Real
invesment berupa tanah, mesin, bangunan, dan lain-lain. lnvestasi pada
financial invesment dilakukan dengan memiliki surat berharga (deposito,
saham, obligasi, dan lain-lain.). Financial invesment tidak memberi kontribusi
secara langsung terhadap proses produksi, tetapi memiliki manfaat yang akan
diperoleh dengan
memegang financial
investment tersebut. Financial
invesment adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset dar!
penerbit surat berharga. lnvestasi dalam financial invesment dapat berupa
investasi langsung ataupun tidak langsung. Investasi langsung dilakukan
dengan rnembeli langsung aset keuangan dari suatu perusahaan, baik melalui
perantara ataupun tidak.
Dalam investasi langsung ada yang tidak dapat diperjual-belikan
seperti tat. mga:1, deposito, dan lain-lain. Namun ada pula yang dapat
diperjual-belikan di pasar uang (T-bill), di pasar modal (obligasi, saham), atau
pasar turunan (opsi dan future). Aset di pasar uang ini risiko gagalnya kecil,
jatuh tempo pendek, dan likuiditas tinggi. Sedangkan aset di pasar modal
sebaliknya. Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat berharga
dari perusahaan investasi yang memiliki portfolio aset keuangan perusahaanperusahaan lain.
Menurut Sharpe (2005: IO), pemilik modal harus melalui beberapa
tahapan proses untuk mencapai keputusan investasi yang terbaik. Tahapantahapan tersebut adalah :
I. Menentukan Kebijakan Investasi
Kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investasi dan besar
kekayaan yang akan diinvestasikan. Tujuan investasi hams dinyatakan
baik dalam tingkat keuntungan (return) maupun risiko. Jumlah dana yang
diinvestasikan juga mempengaruhi return dan risiko yang ditanggung. Di
samping itu dalam proses investasi perlu dipertimbangkan preferensi risiko
pemodal. Dalam hal ini mempengaruhi jenis sekuritas yang dipilih untuk
alokasi dana yang ada sehingga dapat diperkirakan distribusi dana pada
berbagai instrumen yang tersedia. Dengan menentukan tujuan investasi
dapat ditentukan pilihan instrumen investasi yang dilakukan.
2. Melakukan Analisis Sekuritas
Analisis sekuritas berarti menilai sekuritas secara individual atau
beberapa kelompok sekuritas, dan
untuk mengidentifikasi
sekuritas
dignnakan dua filosofi berbeda, yaitu:
a. Untuk sekuritas yang mispriced (harga ter!alu tinggi atau terlalu
rendah) dapat dengan analisis teknikal atau analisis fundamental.
b. Untuk sekuritas dengan harga wajar, pemilihan sekuritas didasarkan
atas preferensi risiko para pemodal, pola kebutuhan kas, dan lain-lain.
3. Membentuk Portofolio
Dari basil evaluasi terhadap masing-masing sekuritas, dipilih aset-aset
yang akan dimasukkan dalam portofolio dan ditentukan proporsi dana
yang diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tersebut. Dengan
demikian dapat mengurangi risiko yang harus ditanggung dan terbentuk
portofolio yang menawarkan return maksimum dengan risiko tcrtentu atau
minimum risiko dengan return tertentu.
4. Merevisi Portofolio
Revisi atas portfolio berarti merubah portfolio dengan cara menambah atau
mengurangi saham dalam portfolio yang dianggap menarik atau tidak lagi
menarik.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Evaluasi kinerja portofolio membandingkan kinerja yang diukur baik
dalam return yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung, terhadap
portofolio benchmark atau pasar.
B. Risiko, Return, dan Hubungaunya
Risiko terjadi akibat adanya unsur ketidakpastian dalam semua
investasi saham. Berapa hasil yang akan diperoleh dari investasi tidak
diketahui dengan pasti, sehingga investor hanya dapat memperkirakan besar
keuntungan yang diharapkan dan kemungkinan hasil yang sebenamya akan
menyimpang dari yang diharapkan. Jadi risiko dapat diartikan sebagai
kemungkinan return yang diperoleh menyimpang dari return yang diharapkan.
Perbedaan antara return yang diharapkan (return yang diantisipasi investor di
masa mendatang) dengan return yang benar-benar diterima (return yang
diperoleh investor) merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan
dalam proses investasi.
Beberapa
sumb~r
antaranya adalah:
risiko yang berkaitan dengan besar risiko investasi di
I. Ris:ko Suku Bunga
Jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku
bunga, misalnya deposito akan naik. Ini dapat menarik minat investor
saham untuk memindahkan dana ke deposito, sehingga banyak yang akan
menjual saham dan harga saham akan turun. Oleh karena itu perubahan
suku bunga mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
2. Risiko Pasar
Risiko ini terjadi karena adanya fluktuasi pasar (bull and bear market),
yang
cenderung
berpcngaruh
secara
sistematis
terhadap
semua
sekuritas.
3. Risiko Inflasi
Inflasi akan mengurangi daya beli uang, sehingga tingkat pengembalian
setelah disesuaikan dengan inflasi dapat menurunkan hasil investasi
tersebut.
4. Risiko Nilai Tukar
Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh nilai tukar mata uang asing
menjadi risiko dalam investasi.
5. Risiko Likuiditas
Semakin tidak likuid suatu sekuritas, semakin besar risiko yang dihadapi
perusahaan.
6. Risiko Negara
Risiko negara berkaitan dengan kondisi politik suatu negara.
Dari berbagai j;;nis risiko investasi yar.g dikemukakan di atas, terdapat
persamaan satu dengan lainaya, sehingga dapat dikelompokkan meajadi dua
jenis yaitu :
I. Systematic risk
Systematic risk disebut juga risiko pasar, karena berkaitan dengan
perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Risiko ini terjadi
karena kejadian di luar kegiatan perusahaan, seperti inftasi, resesi, tingkat
bunga pasar, dan lain lain. Systematic risk disebut juga undiversiftab/e risk
karer a risiko ini tidak dapat dihilangkan atau diperkecil melalui
pembentukan po1tofolio.
2. Unsystematic risk
Unsystemic risk merupakan risiko spesifik perusahaan, karena tergantung
dari kondisi mikro perusahaan. Contoh unsystemic risk antara lain risiko
industri, financial leverage risk, operating leverage risk, dan Jain-lain.
Risiko ini dapat diminimalkan bahkan dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi investasi pada ban yak sekuritas (portofolio), karena itu
disebut juga diversiftab/e risk. Sedangkan return dapat didefinisikan
sebagai tingkat keuntungan yang diperoleh atau diharapkan dari suatu
investasi selama satu periode waktu, yang akan diperoleh di masa
mendatang. Return merupakan kompensasi atas risiko yang harus
ditanggung oleh investor atas investasi yang dilakukannya.
Sumber-sumber return yang merupakan faktor motivasi bagi investor
dalam berinvestasi adalah dividen, yaitu pendapatan yang diperoleh secara
periodik dari suatu investasi saham dan capital gain, yaitu perubahan harga
sekuritas bP,rupa kenaikan harga saham yang memberikan keuntungan bagi
investor.
Mclalui
investasi,
investor b.:!rkeinginan untuk memperoleh
kcuntungan sebesar mungkin. Akan tetapi harus dipahami adanya hubungan
antara return dan risiko yang terkandung dalam suatu investasi.
Hubungan return dan risiko searah dan linier, artinya semakin
return yang diharapkan, maka semakln
b~sar
be~ar
pula risiko yang harus
ditanggung. Dengan kata lain investor yang berharap mcmperoieh tingkat
keuntungan yang tinggi, berarti bersedia menanggung risiko yang tinggi pula.
Oleh karena itu tidak relevan mengharapkan keuntungan yang sebesarbesarnya melalui investasi pada aset yang menawarkan return paling tinggi,
karena hams juga mempertimbangkan tingkat risiko yang hams ditanggung.
Risk/Return Tradeoff
law R•sk
Htaher Rl5k
H1R:h Patert!tal Return
Standard Deviation
Garn bar 2.1 Risk-return trade off
Sumber: www.investopedia.com
~or
Risk)
C. Estimasi Risiko dan Return
Menurur Radcliffe (1997, 217-218) seperti yang dikutip Namora (2006),
beberapa ukuran statistik yang dapat digunakan untuk menggambarkan suatu
risiko, di antara!lya adalBh :
I. Range
Range menunjukkan interval kem:.mgkinan return tertinggi dengan return
terendah. Perhitungannya di!akukan dengan cara mengurangi nilai real
reti.m tertinggi dengan yang terendah sehingga diperoleh suatu angka
interval. Kelemahan dalam m0nggunaka;:i cara ini adalah tidak dapat
menggambarkaP. kemungkinan-kemungkinan yang terdapat di antara
kedua ekstrem nilai tersebut, serta tidak menunjukkan perimbangan antara
kemungkinan terjadinya return tertinggi dengan return terendah. Dengan
kelemahan ini, range tidak dapat dipakai untuk membandingkan risiko
antara dua portofolio, karena portofolio yang memiliki range yang sama
tidak berarti memiliki risiko yang sama.
2. Mean absolute deviation
Mean absolute deviation menunjukkan kemungkinan perbedaan antara
return yang mungkin diterima dengan expected retum-nya. Meskipun cara
ini cukup rnasuk aka! untuk menunjukkan tingkat risiko suatu portofolio,
namun secara statistik cukup sulit digunakan. Selain itu sangat sulit untuk
rnengetahui hubungan atau correlation di antara return sekuritas.
3. Probability of negative return
Probability of negative return menunjukkan kemungklnan persentase
return yang berada di bawah nilai no!. Meskipun sangat mudah dilakukan,
namun pt0rhitungan dengan cara ini tidak dapat mengetahui secara
menyeluruh aspekaspek dari suatu risiko.
4. Semivariance
Semivariance adalah perhitungan statistik yang menghitung variasi dari
return yang berada di bawah expected return-nya. Kelemahannya angka ini
tidak mencakup ketidakpastian ketika retJrn yang dihasilkan lebih besar
dari expectednya. Di samping sulit, perhitungan ini tidak dapat me!ihat
correlation antara return masing-masing saham.
5. Standard deviation
Standard deviation mengukur volatilitas dari return, cara ini sering
digunakan untuk mengukur risiko. Secara statistik metode standar deviasi
memiliki beberapa kelebihan diantaranya pengukurannya dilakukan
dengan cara menyebarkan return (memperhitungkan nilai yang terjadi di
atas dan di bawah expected return). Di samping itu standar deviasi juga
dapat digunakan dengan menggunakan data aktual return masa lalu (ex
post standard deviation) atau dar! estimasi potensial returnnya (ex ante
standard deviation).
Dalam melakukan estimasi return, harus dibedakan antara return
realisasi yaitu return yang telah terjadi dan return ekspetasi (expected return)
yaitu return yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa
mendatang. Return realisasi yang dihitung berdasarkan data histori~ penting
sebagai salah satu ukuran kinerja suatu perusahaan. Rate of return saham yang
merupakan keuntungan dari capital gain dan dividen dalam periode tertentu
diperoleh dengan persamaan berikut :
R = (P, -P,_,)+D,
I
P,_,
............................(2.i)
Dimana:
R,
Rate of return (return realisasi) saham pada bu Ian ke-t
P,
Harga saham pada bulan ke-t
P,_,
Harga saham pada satu bulan sebelum bulan ke-t
D
Dividen pada bulan ke-t
Return
realisasi
ini
berguna sebagai dasar penentuan tingkat
keuntungan yang diharapkan (expected return). Expected return sangat
mungkin berlainan dengan return yang diterima, karena adanya suatu
ketidakpastian.
Perhitungan
expected
return
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan rata-rata aritmatik dan rata-rata geometrik. Metode rata-rata
aritmatik dinyatakan dalam persamaan berikut :
E(R,) =
:t ~ . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.2)
;,,,1
n
Untuk metode rata-rata geometrik, persamaannya dinyatakan sebagai berikut:
E(R,) = ((! + R, XI+ R2 } ••••(! + R" )]!' - I
.......................(2.3)
Penggunaan perhitungan rata-rata aritmatik dan rata-rata geometrik
adalah tergantung pada tujuan investor. Rata-rata aritmatik diterapkan untuk
mengukur kinerja rata-rata selama satu periode, dan merupakan cara yang
bagus untak memperkirakan expected return pada pei'iode beikutnya.
Sedangkan perhitungan rata-rata geometrik diguilakan untuk mengukur
perubahan kekayaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya (multiple
periods).
Rata-rata
geometrik
mengukur
tingkat
pertumbuhan
majemuk
(compound rate of growth) selama period<: yang ditentukan. Pengembalian
rata-rata geometri mengukur suku bunga majemuk dari pertumbuhan nilai
piisar portofolio awal selama periode
e~aluasi,
dengan asurnsi seluruh
distribusi kas di investasikan kernbali pada portofolio (Frank J. Fabozzi,
2002:780). Hal ini sering digunakan c!alarn investasi dan keuangan untuk
merefleksikan tingkat pertumbuhan (growth rate) yang konsisten (steady) dari
dana yang telah diinvestasikan selama periode-periode sebelumnya. Mengacu
kepada kedua metode perhitungan tersebut, rnaka rata-rata geometrik
merupakan metode perhitungan yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian
ini. Dengan kata lain, rata-rata aritmatik tidak digunakan.
D. Capital Aset Pricing Model
Capital asset pricing model (CAPM) di.pat digunakan untuk
menghitung besarnya risiko investasi dan return yang diisyaratkan (required
return). Model tersebut berdasarkan pada anggapan bahwa hanya systematic
risk yang merupakan risiko yang relevan. Kenyataan bahwa dalam setiap
investasi terdapat dua jenis risiko yaitu systematic risk dan unsystematic risk.
Teori portofolio modem m;enunjukkan bahwa unsystematic risk dapat
dihilangkan melalui diversifikasi. Tetapi diversifikasi tetap tidak dapat
menyelesaikan masalah systematic risk, sehingga walaupun sebuah portofolio
ter~usun
dari semua saham yang ada, tetap tidak dapat menghilangkan
systemic risk. Sharpe merumuskan CAPM sebagai hubungan antara risiko dan
required rnturn ke dalam rumus sebagai berikut:
l"a
=If+ /3,fm
-rf)
.........................................(2.4)
Di mana:
=
rf
Required return sekuritas a
Return dari risk-free asset
Beta dari sekuritas a
Expected market return
Equity market premium
Dalam CAPM, beta merupakan satu-satunya ukuran risiko yang
relevan dari saham. Beta mengukur volatilitas relatif dari saham, yaitu yang
ditunjukkan oleh seberapa besar harga saham tersebut naik atau turun,
dibandingkan dengan naik atau turunnya harga-harga saham di pasar secara
keseluruhan. Jika harga sebuah saham bergerak tepat mengikuti pasar, maka
nilai beta saham tersebut adalah 1. Sebuah saham dengan beta 1,5 akan naik
harganya 15% jika indeks pasar naik 10%.
E. Market Performance
Untuk melakukan penilaian terhadap kinerja suatu saham (market
performance), banyak metode yang dapat digunakan. Salah satu contoh dari
beberapa metode konvensional yang sering digunakan untuk menghitung
market perfom1ance adalah dengan menggunakan Sharpe's measure. Sharpe's
measure tersebut dalam perhit'lngannya berdasarkan pada konsep CAPM.
Sharpe's measure dikembangkan oleh William Sharpe dan seringjuga disebut
dengan reward-to-variability ratio.
Sharpe's measure merupakan ukuran kinerja yang berdasarkan risikc
(risk-adjusted performance) dari suatu investasi, yaitu dengan membagi ratarata excess return sampel terhadap standar deviasi return sampel. Sharpe's
measure dirumuskan sebagai berikut:
s = (r;,- r1) .............................(2.5)
()' p
Di mana:
r,
=
Return rata-rata portofolio selama periode penelitian.
r
=
Rata-rata risk free selama periode penelitian.
=
Standar deviasi portofolio selama periode penelitian.
1
a,
Sharpe's measure membagi excess return dengan standar deviasi dari
portofolic selama periode pengukuran. Standar deviasi merupakan risiko
fluktuasi yang dihasilkan karena bernbah-ubahnya return yang dihasilkan dari
sub periode berikutnya selama selurnh periode. Dalam teori portofolio, standar
deviasi merupakan risiko total sebagai peajumlahan dari systematic risk atau
market risk dan unsystematic risk. Dengan memperhitungkan risiko, maka
semakin tinggi nilai Sharpe's measure, semakin baik kinerja portofolio
tersebut, r.amun tanpa informasi lain tetap sulit bagi investor untuk
mengetahui apakah nilai Sharpe's measure 1,5 baik atau buruk. Oleh karena
itu perlu membanaingkannya dcngan portofolio lain sehingga baru d~pat
diketahui bagaimana risk- adjusted return relatif terhadap pilihan investasi
lain.
Di samping itu Sharpe's measure pada dasamya hanya menghasilkan
rm.king relatif kinerja portofolio, bukan ranking absolut, sehingga tidak dapat
dikatakan dengan pasti apakah perbedaan tersebut signifikan secara statistik
atau tidak. Oleh karena itu, sebagai benchmark akan digunakan Sharpe's·
measure dari IHSG. Dan untuk membedakan market performance antara
sektor perdagangan dan sektor properti digunakan statistik parametrik, yaitu
uj i beda dua rata-rata independent sa.npels.
F. Karakteristik Keuangan
Untuk menilai karakteristik keuangan suatu perusahaan, dapat
digunakan rasio-rasio keuangan, yaitu suatu nilai yang merupakan hasil bagi
dari dua ele:nen yang ada di laporan keuangan. Banyaknya rasio keuangan
yang dapat dibuat adalah sangat banyak, tetapi pada umumnya digunakan
beberapa rasio yang penting. Rasio-rasio tersebut dikelompok.kan ke dalam
enam kategori, yaitu liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio,
efficiency ratio, market-based ratio, dan tangibility ratios. Dalam penelitian ini
tidak semua kelompok rasio tersebut digunakan untuk menganalisis. Adapun
rasio dan karakteristik keuangan yang digunakan adalah :
I. Leverage Ratio
Financial leverage atau Debt-equity ratio (DER) merupakan salah
satu
rasio
dalam
menjelaskan
kelompok
bagaimana suatu
leverage
ratio.
perusahaan
Financial
melakukan
leverage
pembiayaan
keuangan melalui penggunaan utang (<lebt). Banyaknya utang yang
digunakan oleh perusahaan mempunyai pengaruh positif dan juga negatif
terhadap nilai perusahaan dan biaya uodal. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan me:ninta
keuntungan yang semakin tinggi. DER dapat dihitung dengan rum us:
Debt to
.
Total Hu tang
Equity Ratw = - - - - - Modal Sendiri
2. Market-based Ratio
Rasio yang digunakan da!am menilai pasar, di antaranya adalah
Price- Earning Ratio (PER) dan Price-Book Value (PBV) ratio. PER
merupakan rasio perbandingan antara harga pasar saham dengan laba per
lembar saham pada periode yang sama. Rasio ini merupakan salah satu
variabel yang dapat digunakan untuk menilai kewajaran harga sebuah
saham.
Pr ice
Earning
Ratio
Harga Saham
Laba Per Saham
Menurut Rodoni (2005:75) Rasio PBV dapatjuga digunakan untuk
semua jenis perusahaan kerena nilai buku dapat menjadi ukuran yang
rasional
untuk
menilai
perusahaan
dan
dapat
digunakan
untuk
membandingkan perusahaan-perusahaan yang memiliki sta11dar akuntansi
yang sama dalam suatu scktor imdustri, bahkan pengukuran ini dapat
diterapkan pada
perus~haan
dengan pendapatan yang negatif atau bahkan
aliran kas yang negatif.
Rasio PB V dihitung de11gan membagi harga pasar per saham
dengan nilai buku perusahaan.
R~sio
ini menunjukkan seberapa jauh suatu .··
perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah
modal yang diinvestasikan. Semakin besar ras!o, semakin besar nilai pasar
(market value) dibandingkan nila! buku (book value).
Pr ice to
Book Value
Harga Saham
Nilai Buku Per Saham
G. Analisis Sekuritas
Analisis sekuritas termasuk ke dalam salah satu langkah dalam proses
investasi. Analisis sekuritas meliputi penilaian terhadap sekuritas secara
individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk ke dalam kategori
luas aset keuangan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Ada banyak
pendekatan terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut dapat
dikategorikan ke dalam dua klasifikasi, yaitu analisis teknikal dan analisis
fundamental. Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis teknikal meliputi
studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan pergerakan harga masa
depan untuk saharn perusahaan tertentu. Mula-mula, harga-harga masa lalu
dianalisis untuk menentukan tre11d utau pola pergerakan harga. Lalu harga
saham sekarang dianalisis untuk mengidentifikasi trend atau po la yang muncul
yang mirip dengan pola masa lalu. Pola sekarang yang cocok dengan masa
lalu diharapkan akan terulang kemba!i. Jadi dengan mengidentifikasi pola
yang m•Jncul, diharapkan dapat diramalkan dcngan tepat gerakan harga pada
masa depan untuk saham tersebut.
Dalam pengertian yang sederhana, analisis fundamental dimulai
dengan menaksir bahwa nilai sebenarnya (atau intrinsic) aset keuangan ;tu
sama dengan nilai sckarang (present value) dari semua aliran tunai yang
diharapkan diterima oleh pemi!ik aset itu. Jadi, analisis saham fundamentat'
berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan kemudian
mengkonversikan
menjadi
nilai
sekarang
(present
value)
dengan
menggunakan tingkat diskonto yang tepat. Lebih spesifik lagi, analis tidak
hanya harus memperkirakan tingkat diskonto saja, tetapi juga aliran dividen
dari suatu saham di masa depan, yang artinya meramalkan pendapatan per
lembar saham dan pembayaran dividen tunai (pay out ratio). Lebih jauh lagi,
tingkat diskonto harus diestimasi. Menurut Rodoni (2005:63) analisis
fundamental dilakukan untuk memperoleh nilai intrinsik ( intrinsic value )
suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini
(current market price).
Setelah nilai sesungguhnya (tme value) dari saham suatu pernsahaan
ditentukan, nilai tersebut dibandingkan dengan harga pasar dari saham
.I
... - ,,,,. ........ ,,.__.~,,·--·-·· -·-.--~·~·-~~.,,
i
tersebut dengan tujuan
fl.::.
(;.y,A.t'\NUTAMA
UIN SYJ\HID JAKARTA
un-tu-k~m-eli~akah
1·
1
saham dihargai dengan tepat.
Saham yang memiliki true value lebih rendah dari harga pasar disebut
overvalued atau overpriced. Saham yang true value-nya lebih tinggi dari harga
pasar disebut undervalued atau underpriced.
Besamya perbedaan antara true value Jengan harga pasar juga
merupakan informasi yang penting karena keyakinan pendapat seorang analis
bahwa harga saham tertentu tidak tepat. Analis fundamental percaya bahwa
kasus kesalahan dalam penentuan harga akan dikoreksi oleh pasar pada masa
depan, artinya harga saham yang undervalued akan mengalami kenaikan nilai
(appreciatioa) yang luar biasa, sedangkan harga saham yang overvalued akan
mengalami penurunan nilai (depreciation) yang luar biasa.
Analisis fundamental memberikan perhatian terhadap kinerja masa lalu
(historical petformance) dari ekonomi, industri, dan perusahaan. Analisis
fundamental merupakan metode penilaian harga saham yang menggunakan
financial analysis, dan economic analysis, untuk memperkirakan pergerakan
harga saham. Informasi fundamental yang digunakan untuk dianalisis meliputi
laporan-laporan keuangan perusahaan, dan informasi non-financial seperti
perkiraan
pertumbuhan
permintaan
produk-produk
yang
bersaing,
perbandingan industri, analisis terhadap pengaruh perubahan peraturan
(regu/asi) dan perubahan demografi, serta perubahan ekonomi secara luas. Hal
ini umumnya berbeda sekali dengan analisis teknikal yang menganalisis
pergerakan harga sekuritas tanpa mengacu kepada faktor-faktor di luar pasar
itu sendiri.
Teori dasar dari analisis fundamental ini adalah bahwa untuk memperoleh
keunrungan (make money) dalam jangka panjang, seorang investor harus fokus
kepada perusahaan itu sendiri, bukan kepada pergerakan harga saham.
Langkah-langkah yang diambil dalam melakukan analisis fundamental pada
umumnya meliputi :
l. Analisis
terhadap
situasi
makro-ekonomi,
biasanya
meliputi
indikatorindikator ekonomi secara nasional maupun intemasional, seperti
tingkat pertumbuhan gross domestic product (GDP), inflasi, tingkat suku
bunga, nilai tukar mata uang, produktivitas, dan harga energi atau bahan
bakar minyak (BBM).
2. Analisis terhadap industri yang meliputi total sales, tingkat harga,
pcngaruh persaingan produk, kompetisi di luar negeri, dan keluar
masuknya competitor dalam industri.
3. Analisis perusahaan secara individual yang meliputi unit penjualan, harga,
produk baru, keuntungan, dan kemungkinan untuk melalukan utang dan
ekuitas baru.
Oalam ha! menilai market performance suatu saham, penelitirm ini
mengaitkannya dengan informasi yang berasal dari eksternal berupa
pergerakan IHSG dan internal pe1 usahaan berupa karakteristik keuangan.
Karakteristik
k~uangan
tersebut berupa rasio-rasio keuangan yang bersumber
pada laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, analisis yang
digenakan
dalam
penelitian
ini
menggunakan
pendekatar.
analisis
fundamental.
H. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Perumusan Hipotesis
Saham-saham perusahaan yang digunakan da!am penelitian ini, yaitu
yang bergerak di sektor perdagangan dan properti, pasti memiliki karakteristik
yang tertentu, yang mungkin relatif sama atau sangat berbeda. Karakteristikkarakteristik tersebut di antaranya meliputi return dan risiko, yang keduanya
merupakan komponen pengukur market performance. Pakpahan (2002) seperi
yang dikutip Namora (2006) meneliti profit risiko saharn pada berbagai sektor
industri, dan menyimpulkan bahwa sektoraneka industri dan perdagangan
memiliki risiko yang paling kecil dibandingkan sektor-sektor lainnya.
Sedangkan sektor properti merupakan sektor yang memiliki risiko terbesar
dibandingkan sektor-sektor lainnya. Dalarn pengukuran market performance
yang berdasarkan risiko (riskadjusted performace), semakin kecil risiko maka
semakin besar market performance tersebut dengan asumsi nilai return yang
tetap, dan demikian pula sebaliknya. Walaupun hasil penelitian Pakpahan
(2002) menunjukkan volatilitas return saham sektor properti lebih besar
daripada sektor perdagangan, namun Sharpe's measure kedua sektor tersebut
perlu diuji, mengingat nilai Sharpe's measure bukan terdiri dari volatilitas
return saja, melainkan terdapat excess return.
Mer.gacu pada uraian-uraian di atas, maka dapat disusur. suatu
hipotesis bahwa sektor perdagangan memiliki Sharpe's measure yang berbeda
dibandingkan sektor properti.
Hipotesis satu : Sharpe's measure sektor perdagangan berbeda dibandingkan
Sharpe's measure sektor properti.
I. Perbedaan Karekteristik Keuangan
Dalam CAPM, required return tergantung hanya pada risiko yang
tidak terdiversifikasi (nondiversifiable risk) dari sebuah investasi.
Nondiversifiable risk yang ditanggung oleh pemegang saham dapat dibagi
me1tjadi dua bagian. Bagian utama dari nond1versifiable risk sering disebut
sebagai risiko bisnis (business risk) atau risiko operasi (operating risk).
Sedangkan bagian kedua dari nondiversifiab!e risk ada!ah risiko keuangan
(financial risk). Business risk merupakan risiko yang paling mendasar
dalam melakukan bisnis, tanpa terpengaruh pada bagaimana cara
perusahaan mengatur keuangannya. Business risk bersumber pada
bagaimana perusahaan melakukan operasi bisnisnya. Da!am beberapa
kasus, perusahaan tidak dapat mengontro! business risk yang mereka
mi!iki, karena business risk se!ain ditentukan oleh operating risk juga
dipengaruhi oleh karakteristik industri.
Operating risk yang terjadi pada industri yang berkarakteristik
defensive industfY, bisa jadi berbeda dengan operating risk pada cyclical
industry. Defensive industry, dengan salah satu contoh produknya berupa
makanan, merupakan industri yang sedikit sekali dipengaruhi ol:!h faktor
resesi dan kesulitan ekonomi (economic adversity). Sedangkan cyclical
industry sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian, karena produk
yang diha:.ilkan berupa barang yang umur pemakaiannya dapat bertahan
lama, misalnya kendaraan dan peralatan rumah tangga. Pada saat kondisi
perekonomian bagus, penjualan produk tersebut dapat meningkat beberapa
kali lipat. Sedangkan pada masa kernlitan ekonomi, biasanya pelanggan
menunda pembeliannya, karena masih dapat menggunakan barang yang
lama sebagai pengganti.Financial risk bersumber pada bagaimana
perusahaan mengatur keuruigannya, yang tercermin pada struktur modal
(capital structure) yang dimiliki.
Struktur modal mengandung pengertian pada bagaimana cara
perusahaan melakukan pengaturan keuangan melalui kombinasi dari
penggunaan utang dan ekuitas. Karakteristik keuangan yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu PER, DER, dan PBV merupakan rasio-rasio
yang nilainya tergantung pada risiko yang dihadapi oleh sektor
perdagangan dan sektor properti. Risiko yang dimaksud adalah systematic
risk (nondiversifiable risk) dan unsystematic risk (diversiable risk).
Sektor perdagangan dan sektor properti merupakan dua sektor
industri yang berbeda dalam ha! domain bisnisnya termasuk risiko yang
dimilikinya. Sehingga dari uraian tentang risiko di atas maka dapat
disusun hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis dua : Sektor perdagangan memiliki DER yang berbeda dengan
sektor properti.
Dengan
memperhatikan
perusahaan-perusahaan yang
pada
termasu~
produk
yang
dihasilkannya,
ke dalam sektor pre>perti pada
umumnya dapat dikategorikan ke dalam cyclical industry. Akibatnya
sektor properti sangat peka terhadap faktor perekonomian, di mana suatu
saat penjualan produk properti akan tinggi, dan di waktu yang lain
penjualan produknya akan mcnurun dipcngaruhi kondisi pcrekonomian.
Sektor perdagangan terdiri dari berbagai industri yang berbeda, dan
menghasilkan produk yang berbeda-beda pula, misalnya produk barang
tekstil, sepatu dan otomotif serta komponennya.
Dengan demikian pada sektor tersebut ada beberapa perusahaan
yang termasuk ke dalam cyclical industy, dan ada pula yang termasuk ke
dalam defensive industry. Sehingga dapat dikatakan bahwa sektor
perdagangan dan sektor properti memiliki kepekaan yang berbeda.
Perbedaan kepekaan sektor perdagangan dihandingkan sektor properti
akan mengakibatkan perbedaan laba antara kedua sektor industri tersebut.
Harga suatu saham ditentukan arus kas yang diharapkan untuk waktu
mendatang. Analis saham akan memprediksi perbedaan arus kas yang
diharapkan berkaitan dengan perbedaan sektor industri. Sehingga dari
uraian-uraian di atas dapat susun hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis tiga
· Sektor perdagangan memiliki PER yang berbeda
dengan sektor properti.
Hipotesis empat
: Sektor perdagangan memiliki PBV yang berbeda
dengan SEktor properti.
2. Pengaruh leverage terhadap Shape's measure
Leverage merupakan financial risk yang dapat memberikan
pengaruh kepada besarnya required return suatu saham dan ni!Bi
perusahaan. Penggunaan i1tang akan meningkatkan nilai pcrusa'.caan
karena sifat dari biaya bunga yang berfungsi sebagai biaya untuk
mengurangi pajak (tax shield). Namun jika kewajiban membayar bungil ·
tidak terpenuhi maka perusahaan akan terancam kondisi keuangannya
(financial distress) yang pada akhirnya dapat menyebabkan kebangkrutan.
Kondisi keuangan perusahaan yang terancam bangkrut cenderung
akan menutupi keuntungan dari penggunaan utang (static trade-off theory).
Kondisi financial distress dapat mengurangi laba perusahaan sebagai
akibat dari besarnya kewajiban bunga yang harus dibayarkan kepada
pemegang bond. Dalam hal terjadinya kemungkinan bangkrut berkaitan
dengan jumlah utang yang besar mempunyai dampak negatifterhadap nilai
perusahaan.
Hubungannya dengan excess return, leverage bermanfaat dalam
bentuk tax shield sehingga dapat menaikkan excess return. Namun jika
leverage makin tinggi, maka manfaat tax shield dikalahkan oleh financial
distress dan bankcruptcy cost sehingga dapat menurunkan excess return.
Penggunaan leverage akan menaikkan risiko perusahaan sehingga akan
menaikkan devia'i standar dari return, yang berarti akan menurunkan
Sharpe's measure. Dengan demikian leverage mempunyai pengaruh
tambahan (acljusted
effe~t),
yaitu pengaruh positif atau negatif terhadap
Sharpe's measure. Sehingga dapat disusun hipotesis sehagai berikut:
Hipotesis lima : Leverage mempunyai pengaruh terhadap
Sharpe's
measure.
3. Pengaruh PER dan PBV terhadap Sharpe's measure
Pendekatan yang biasa digunakan dalarn memilih saham adalah
pendekatan yang menggolongkan suatu saham sebagai growth stock atau
value stock. Saham-saham yang tergolong ke dalam growth stock.,
umumnya diharapkan mempunyai pertumbuhan nilai (harga) dan
keuntungan ysng !ebih tinggi dibandingkan saham lain.
Investor berharap agar growth stock mempunyai kinerja yang
bagus di masa mendatang, sehingga investor bersedia untuk membayar
beberapa kali lipat untuk itu. Contoh saham yang tergolong growth stock
saat ini di antaranya Microsoft, Cisco System dan Intel. Perusahaan yang
termasuk growth stock, umumnya tidak membagikan dividen, karena
perusahaan memilih untuk menggunakan laba yang ditahan (retained
earning) dalam investasi kapital.
Value stock umumnya mempunyai harga yang lebih rendah
dibandingkan saham-saham yang sejenis dalam industri yang sam11. Harga
yang lebih rendah tersebut merefleksikan reaksi investor terhadap
permasalahan-pennasalahan yang dihadapi perusahaan, seperti earning
yang mengecewakan, image negatif atau permasalahan h•Jkum yang
sedang dihadapi, yang semuanya itu berakibat diragukannya prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan yang masih baru dan
relatif belum diker.al oleh investor, termasuk ke dalam kelompok value
stock.
Ukuran utama yang biasanya digunakan :nendefinisikan growth
stock dan value stock adalah PER dan PBV. Growth stock umumnya·
memiliki PER dan PBV yang tinggi, yang artinya harga saham tersebut
relatif lebih tinggi dibandingkan nilai net asset perusahaan. Sebaliknya,
value stock mempunyai PER dan PBV yang rendah. Hubungannya dengan
harga saham, investor growth stock mempunyai risiko kerugian yang lebih
besar dibandingkan investor. value stock. Risiko ini dikarenakan harga
saham tersebut tinggi, dan dapat turun dengan tajam sehingga
menyebabkan kerugian yang besar.
Dari uraian di atas, yaitu tentang growth stock dan value stock,
maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis enam: PER mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's measure.
Hipotesis tujuh: PBV mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's measure.
i. Pcnelitian Terdahulu
Penelitian
"Perbandingan
yang
Market
dilakukan
Performance
oleh
dan
Namora
(2006)
Karakteristik
tentang
Keuangan
Perusahaan Sektor Aneka Industri dengan Sektnr ProperJi-Rea/ Estat"
dengan periode penelitian satu tahun yaitu dari April 2005 - maret 2006
dengan hasi! menunjukan bahwa rata-rata Sharpe's Measure untuk sektor
aneka industri yaitu -0,271816 relatif berbeda dengan rata-rata Sahrpe's
Measure untuk sektor properti yaitu -0,218668 yang artinya rata-rata Sharpe's
Measure aneka industri lebih kccil dibandingkan dengan rata-rata Sharpe's
Measure properti, tetapi setelah di uji beda dua rata-rata independent sampels
maka diperoleh basil t-hitung untuk Sharpe's Measure dengan equal variance
asummed adalah -0,926 dengan nilai -p 0,359 oleh karena itu nilai-p untuk uji
dua sisi 0,359>0,05, maka kedua rata-rata populasi adalah identik artinya
sektor aneka industri mempunyai rata-rata sama dengan sektor properti. dan
selanjutnya pengujian terhadap karakteristik keuangan (PER,PBV dan DER)
dari hasil pengujian dua rata-rata independent sampels diperoleh bahwa semua
variabel yang dijui (PER, DER dan PBV) mempunyai rata-rata yang sama
antara sektor aneka industri dengan sell:or properti. Dan juga penelitian
Namora menunjukan bahwa Variabel PER,PBV dan DER secara bersamasama maupun parsial tidak dapat menjelaskan Sharpe's Measure.
Njo Anastasia, dkk (2003) melakukan penelitian tentang "Analisis
Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti
Di BEf' Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa nilai F hitung lebih besar
dari
nilai
F
tabel
berarti
masing-masing
variabel
i:Jebas
(ROA,ROE,PBV,DER,r) dan risiko sistematik secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap harga saham dengan Adjusted I<. Square 0,224 yang
artinya h:mya mampu menjelaskan 24,4% pola
pergerakan harga saham
kelompok properti. Namun secara parsial dengan uji - t hanya book value
yang berpengaruh secara signifikan pada level 5 %, sedangkan variabel bebas
lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham properti.
Silvia Anggraeni dan Tc:o Sugiharto (2004) dalam penellciannya
tentang "Analisis Z Skor Untuk Penilaian Kinetja Keuangan Ser/a
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Perdagangan Di BEf' ·
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan
perdagangan dengan menggunakan analisis Z skor periode tahun 2001-2003
serta untuk mengctahui apakah kinerja keuangan menggunakan analisis Z skor
tersebut berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perdagangan, Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan penghitungan z skor
dibandingkan dengan standar yang ada untuk tahun 200 I diprediksi ada I 0
unit perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang sehat dan 6 unit
perusahaan diprediksi akan mengalami kebangkrutan sedangkan 4 unit
perusahaan lainnya mempunyai kinerja keuangan kurang sehat. Untuk tahun
2002 diprediksi ada & unit perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan
yang sehat dan 7 unit perusahaan diprediksi akan mengalami kebangkrutan
sedangkan 5 unit perusahaan lainnya mempunyai kinerja keuangan kurang
sehat; sedangkan untuk tahun2003, diprediksi ada 7 unit perusahaan yang
mempunyai kinerja keuang2n yang sehat dan 7 unit perusahaan diprediksi
akan mengalami kebangkrutan sedangkan 6 unit perusahaan lainnya
mempunyai kinerja keuangan kurang sehat. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa kir.erja keuangan dengan menggunakan analisis z skor
tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perdagangan untuk tahun
2001-2003.
Ibnu Khazar melakukan penelitian tenlang "Ana/isis Pengaruh
Karakteristik
Keuangan
Terhadap
Kinerja
Berbasis
Pasar
Serta
Perbandingan Kine1fa Berbasis Pasar Pada Industri Mam!faktur Domestik.
Dan Multinasional Terbuka Di I.'ldonesia" Penelitian ini mempelajari
pengaruh karakteristik keuangan (assets turnover, divident payout ratio,
income ratio, leverage, net income margin, operating efficiency, price earning
ratio, return on assets dan return on equity) terhadap kinerja berbasis pasar
(market-based performance), secara sendiri-sendiri maupun secara bersamasama. Selain itu, penelitian ini juga mempelajari adanya perbedaan kinerja
berbasis pasar antara industri manufaktur multinational (MNCs) dengan
industri manufaktur domestik (DMCs) yang go-public di Indonesia.
Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan pendekatan harga saham,
sehingga disebut dengan kinerja berbasis pasar (market-based performance).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa karakteristik keuangan (assets
turnover, divident payout ratio, income ratio, leverage, net income margin,
operating efficiency, price earning ratio, return on assets dan return on equity)
secara bersama-sama mempunyai pengaruh positip yang signifikan terhadap
kinerja berbasis pasar. Akan tetapi sete!ah me!a!u! uji parsia! menunjukkan
dari 9 rasio keuangan yang merupakan cerminan karakteristik keuangan,
terdapat dua rasio keuangan yang tidak secara signifikan berpengaruh pada
kinerja berbasis pasar yaitu divident payout ratio dan income ratio, dua rasio
ini lebih banyak merupakan kibijakan manajemen. Semakin baik karakteristik
keuangan, maka semakin baik kineija berbasis pasar. Dari sembilan rasio
keuangan net income margin merupakan variabe! yang mempunyai pengaruh
dominan terhatlap kinerja berbasis pasar, artinya hipotesis 2 ditolak, karena
divident payout ratio merupakan kibijakan manajemen dan bukan cerminan
kinerja. Hasir pengujian atas hipotesis 3 mengkonfirmasikan bahwa kinerja
berbasis pasar industri manufaktur multinational (MNCs) adalah lebih baik
j ika di band ingkan dengan kinerja berbasis pasar industri manufaktur domestik
(DMCs).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingknp Penelitia:1
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif,
di
mana
pendekatan ini lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk
mendapatkan penaksiran kuantitatif yang kuat. Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan sektor perd&gang m dan sektor properti yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dengan jangka waktu penclitian dari Desember 2004 sampai
dengan Desember 2007.
Penelitian tahap
pertama menggunakan
metode yang bersifat
komparatif; artinya membandingkan market performance dan karakteristik
keuangan pada dua sektor saham, yaitu saham sektor perdagangan dan saham
properti. Penelitian tahap kedua menggunakan metode inferensial untuk
menunjukkan pengaruh karakteristik keuangan terhadap market performance.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penentuan sampel pada penelitian ini digunakan metode
stratified sampling. Penelitian ini menggunakan populasi berupa saham-saham
di BEi yang tergolong ke dalam sektor perdagangan dan properti. Dari
populasi tersebut selanjutnya diambil bebcrapa sampel. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah saliam-saham (perusahaan) yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
I. Perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar di BE! dan termasuk ke dalam
kelompok saham perdagangan atau
prop~rti.
2. Perusahaan sampel memiliki laporan keuangan yang lengkap selama
periode pengamatan.
3. Perusahaan sampel mempunyai kelengkapan data perdagangan selama
periode pengamatan.
C. Metode Pengumpu!an Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ciata sakunder,
yaitu data yang telah disediakan olch pihak ketiga, dalam arti tidak berasal
dari sumber langsung. Data yang diperoleh berasal dari berbagai sumber,
dan merupakan data cross sectional yaitu data sejumlah saham yang
termasuk ke dalam dua sektor saham, selama satu periode penelitian .
Sebagian besar data yang · digunakan didapatkan dari Bursa Efek
Indonesia. Data tersebut adalah harga penutupan saham, IHSG dan
dividen. Data lainnya yaitu data suku bunga bebas risiko (risk-free rate),
didapatkan dari tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia (SB!) yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia. Sedangkan data yang berhubungan
dengan karakteristik keuangan, yaitu data yang berupa rasio-rasio
keuangan (DER, PER, PBV) untuk kedua sektor saham tersebut,
didapatkan dari
lDX (Indonesia Stock Exchange) Statistic yang
diterbitkan BEi.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data bulanan. Data
diambil dari periode per 31 Desember 2004 - Desember 2007 adalah data
yang cigunakan untuk menghitung market perfonnance (Sha1Je's
measure), yaitu harga saham, dividen, dan tingkat suku bunga SB!, dan
juga data karakteristik keuangan yang berupa rasio DER, PER, dan PBV .
Selain itu, untuk mendukung analisis hasil penelitian maka dibutuhkan
penelitian kepustakaan (library research), penelitian kepustakflan ini berupa
data yang diambil dari beberapa literatur seperti buku-buku, jumai, majalah,
makalah, dan modul yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
D. Metode Analisis
Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitn penelitian tahap pertama
membandingkan market performance dan karakteristik keuangan antara sektor
perdagangan dengan sektor properti. Penelitian tahap kedua adalah pengujian
pengaruh karakteristik keuangan terhadap market performance.
I. Statistik Uji Beda Dua Rata-rata untuk Independent Sampels
Untuk membandingkan market performance kedua kelompok
saham, yaitu kelompok perdagangan dan kelompok properti, dilakukan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Dilakukan perhitungan Sharpe's measure pada setiap saham;
b. Dilakukan uji statistik, yaitu uji rata-rata clua sampel independen (ttest),
c. Dari hasil uji statistik tersebut, selanjutnya diambil kesimpulan tentang
market performance kedua kelompok saham tersebut.
Dalam uji rata-rata dua sampel independen (t-tesi), digunakan rumus:
......................... (3.1)
I
Dimana:
s = )s,'(n, -1)+s,'(n
2
-1)
n1 +n2 -2
......................... (3.2)
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti dari dua rata-rata
Sharpe's measure rnaka digunakan hipotesis sebagai berikut:
2. Pengaruh Karakteristik Keuangan terhadap Market Performance
Untuk menguji pengaruh karakteristik keuangan terhadap market
performance, dilakukan regresi tinier berganda di mana variabel terikatnya
adalah
market
performance,
sedangkan
variabel
bebasnya adalah
karakteristik keuangan. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel terikat (market
performance) dengan variabel bebas (DER, PER dan PBV).
Nilai Sharpe's measure sangat bervariasi antara satu kelas sekuritas
dengan kelas sekuritas yang lain, mi;,alnya antara saham dan obligasi.
Sekuritas-sekuritas di dalam satu kelaspun sangat bervariasi antara satu
dengan yang lain, misalnya antara satu saham dengan saham yang lain.
Oleh karena itu kinerja sah&m yang diukur denga'.1 Sharpe's measure
sering diranking untuk membedakan kinerja saham yang satu dengan yang
lain.
Dalam penelitian ini, regresi dilakukan pacla kedua sektor saham
dengan model regresi sebagai berikut:
Sharpe;= a+ /J,PER; + /J,PBV; + /J,DER; + e;
...........................(3.3)
Dimana:
a
= Intercept
P1
=
Keofisien variabel PER
P2
=
Koefisien variabel PBV
p3 = Koefisien variabel DER
e;
= Faktor pengganggu yang nilainya kecil
= Saham i
Analisis regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui besamya
koefisien
regresi
masing-masing
variabel.
Koefisien
regresi
ini
menunjukkan sensitivitas variable terikat, dalam ha! ini Sharpe's measure
masing-masing sektor saham, terhadap perubahan masing-masing variabel
bebas yang terdiri dari PER, PBV dan DER.
Variabel terikat (Sharpe's measi•re) akan men!ngkat atau menurun
p,
sebesar
unit jika variabel PER meningkat atau menurun sebesar satu
unit. Hal yang sama akan terjadi jika variabel bebas lainnya meningkat
atau menurun satu unit, maka variabel terikat akan meningkat atau
menurun sebesar koefisien regresi variabel yang bersangkutan.
3. Uji Signifikansi
Uji signifikansi keseluruhan variabel secara serentak ditunjukkan
oleh bilangan F (Ftest). Sedangkan uji signifikansi terhadap kontribusi
masing-ma~ing variabel terikat ditunjukkan oleh besamya bilangan t (t-
test).
a. Uji Kecukupan Model
Dalam uji kecukupan model ini (uji F), dipergunakan hipotesis
sebagai berikut :
Ho :
pI = fo = p3 = 0, artinya semua variabel bebas secara simultan
tidak berpengaruh terhadap market performance.
Ha
Ho tidak benar, artinya tidak semua variabel bebas secara
simultan tidak berpengaruh terhadap market performance.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan F-hitung dengan
F-tabel. Jika F-hitung lebih besar dari F-tabel, maka Ho ditolak dan
berarti pada tingkat kepercayaan tertentu (dalam penelitian ini
digunakan tingkat kepercayaan dengan a = 0,05) variabel bebas secara
simultan
mempunyai
performance.
pengaruh
yang
nyata
terhadap
market
Adapun F-hitung dapat dicari dengan rumus :
R 2/(k-- l)
...........................(3.4)
(1-R')/(n-k)
Keterangan :
R2
Koefo.ien detenninasi
n
=
Jtimlah variabel bebas
k
=
Jumlah sampel
Berdasarkan rumus (3.4) jelaslah bahwa uji kecukupan model juga
merupakan uji koefisien determinasi.
b. Uji Koefisien Regresi
Uji koefisien regresi (uji t) mengasumsikan bahwa pada saat
dilakukan pengujian suatu variabel bebas, tidak terjadi perubahan pada
variabel bebas lainnya. Di dalam uji t digunakan hipotesis sebagai
berikut:
Di mana H0 menunjukkan hipotesis nol, sedangkan Ha
menunjukkan hipotesis altematif;
~i
menunjukkan koefisien variabel
bebas ke-i. Di dalam hipotesis nol, besarnya koefisien regresi
dinyatakan no! yang berarti tidak a<la hubungan yang signifikan antara
variabel bebas ke-i dengan variabel terikatnya. Bilangan t atau disebut
t-hitung dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
_/3;
Sep
fh11u11g -
(3.5)
.................................. '.'''
1
Dirnana:
{J;
=
fJ
= Nilai hipotesis nol
Sep,
=
Koefisien regresi variabel bebas ke-i
Standar erroc variabel behas ke-i
Jika t-hitung lebih besar dari
lw2
(aJ2
atau t-hitung lebih kecil dari
rnaka pada tingkat kepercayaan tertentu (a) Ho ditolak, yang
berarti variabel bebas yang diuji mempunyai pengaruh nyata terhadap
variabel terikat.
E. Operasionalisasl Variabel-variabel Penelitian
Untuk memudahkan pengertian dan menghindari kesalahan persepsi
dari masing-rnasing variabel penelitian, maka periu didefinisikan variabeivariabel yang dipergunakan dalam penelitian ini disertai cara pengukurannya.
Berikut ini dijelaskan definisi dari masing-masing variabel penelitian disertai
cara pengukurannya :
I. Debt-Equity Ratio (DER) merupakan variabel yang merupakan proxy dari
leverage, yang dihitung dari total debt dibagi ekuitas pada periode yang
sama.
2. Price-Earning Ratio (PER) merupakan rasio perbandingan antara harga
pqsar suatu saham dengan laba per lembar saham pada periode yang sama.
3. Price-Book Value (PBV) ratio dihitung dengan membagi harga pasar per
saharn dengan nilai buku per saham pada periode yang sama.
4. Sharpe's Measure didapatkan dengan membagi rata-rata excess return
saharn terhadap standar deviasi return saham, dengan menggunakan
persamaan (2.5).
Dalam penelitian ini, market performance suatu saham dihitung
dengan menggunakan Sharpe's m<!asure. Meskipun banyak terdapat metode
yang digunakan dalam menghitung market performance, dalam penelitian ini
digunakan Sharpe's me.:.sure, seperti yang dirumuskan dalam rumus (2.5).
Untuk menghitung Sharpe's measure dilakukan !angkah-langkah
pengerjaan sebagai herikut :
1. Menghitung return saham yang diperoleh dengan menggunakan rumus
(2.1).
2. Menghitung return rata-rata saham, yaitu dengan metode perhitungan
ratarata geometrik menggunakan rumus (2.3).
3. Menghitung rata-rata risk-free rate, dalam hal ini suku bunga bulanan SBI
satu bulan selama tahun 2005 dengan menggunakan metode rata-rata
geometrik yaitu dengan rumus (2.3).
4. Menghitung excess return sah:im, yaitu dengan mengurangi return rata-rata
saham dengan rata-rata risk-free rate.
5. Menghitung standar deviasi return saham.
6. Membagi excess return saham dengan standar deviasi saham, sehingga
diperoleh nilai Sharpe's measure.
Perhitungan tersebut diterapkan secara individual pada setiap saham di
dala'l1 sampel, baik yang tergolong ke dalam sektor perdagangan maupun
sektor properti. Sehingga pada akhimya diperoleh data cross sectional.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Um um Objek Penelitian
l. Sejarah PT. Bursa Efek lndoaesia
Bursa Efek Indonesia (BE[) atau Indonesia Stock Exchange (/DX))
adalah sebuah Pasar Saham yang merupakan basil penggabungan Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya {BES), di mana Bursa
Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta Perusahaan basil
penggabungan usaha ini memulai operasinya pada I Desember 2007.
Keanggotaan dan Partisipan dan sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEi) menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated
Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual
yang digunakan sebelumnya Sistem JATS ini sendiri direncanakan akan
digantikan sistem yang baru.
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal
mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah
kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi
yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana
mestinya.
Dengan perkembangan bursa Efek di Batavia, puda tanggal 11 januari
1925 di buka busa Efek Surabaya, kemudian di susul dengan pembukaan
bursa efek di Semarang pada tanggal l Agustus 1925. Sayang sckali,
aktifitas pasar modal di Indonesia terpaksa selumhnya terhenti akibat
terjadinya perang dunia ke dua. Sejak tahun 1956 pemerintah telah
mencoba !.mtuk mengaktifkan kembali pasar modal sebagai sarana
pembiayaan ekonomi. Pada awalnya,pemerintah mendorong pertumbuhan
pasar modal melalui pemerintah fasilitas perpajakan, baik kepada
pemsahaan-perusahaan yang go public maupun para investor serta
lembaga-lembaga penunjang yang terkait tennasuk broker dan dealer.
Fasilitas perpajakan kemudian di hapuskan setelah diberlakukan
peraturan perpajakan baru pada tahun 1983, sedangkan pajak penghasil
atas
bunga
deposito
dan
tabungan
berjangka
lainnya di
tunda
pemungutannya. Keadaan ini sudah tentu mengakibatkan iklim investasi di
pasar modal kurang menarik. Oleh karena itu kemudian pemerintah
berusaha
mendorong
kembali
pertumbuhan
pasar
modal
dengan
mengeluarkan paket-paket deregulasi, sepe1ti paket Desember 1987, paket
oktober 1988, dan paket desember 1988. Salah satu isi paket tersebut yang
teepenting adalah dinaikannya pajak pengahasilan atas bunga deposito dan
tabungan berjangka lainnya sebcsar 15% final. Kebijaksanaan pengenaan
pajak final atas tabungan dimaksud ternyata berdampak sangat positif
tehadap pasar modal, karena pendapatan masyarakat pemodal menjadi
berkurang, sehingga mereka ce11derung mencari alternative lain dalam
menginvestasikm uangnya.
Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali di buka dan ditangani
oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), institusi di bawah
Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar
saham pun mulai r•eningkat dengan perkembangan pada tahun 1990. pada
tahun 1991, bursa sahan yang dinais di asia. Swastanisasi bursa saham
menjadi PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
Pada tanggal 13 juli 1992, Bursa Efek Jakarta (BEJ) diswastakan dan
mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal pertumbuhan
baru setelah terhenti sejak didirikan pad awal abad ke 19. Tahun 1995
adalah Bursa Efek Jakarta meluncur Jakarta Automated Trading System
(JATS), sebuah sistem perdagangan otomasi. Sistem baru ini dapat
memfasilitasi perdagangan saham dengan prekuensi yang lebih menjamin
kegiatan pasar yang Fair dan transparan disbanding sitem perdagangan
annual.
Tahun 2002 Bursa Efek Jakarta juga mulai menerapkan perdagangan
jarak jauh (remote trading), sebagi upaya meningkatkan akses pasar,
efisiensi pasar, kecepatan dan Frekuensi perdagangan.
2. Indeks Bursa Efek Indouesia (BE[)
Dalam
rangka
memberikan
informasi
yang
lengkap
tentang
perkembangan bursa kepada publik, BEi telah menyebarkan data
pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu
indikator pergerakan
ha~ga
saham tersebut adalah indeks harga saham.
Saat ini, BE! mempunyai 4 macam indeks saham:
a. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen
kalkulasi indeks.
b. Indeks LQd5, menggunakan 45 saham terpilih sctelarnnelalui beberapa
tahapan seleksi.
c. Indeks Individual, yar.g merupakan indeks untuk masiag-masing
saham didasarkan harga dasar.
d. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap
sektor.
IHSG, Indeks Sektoral dan Indeks LQ45 menggunakan metode
perhitungan yang sama, yang membedakannya hanya jumlah saham yang
digunakan sebagai komponen dalam perhitungannya.
a. Indeks Harga Saham Gabuugan (IHSG)
Pada tanggal I April 1983, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
diperkenalkan untuk pertama kalinya sebagai indikator pergerakan
harga saham di BEi. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh
saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BE!. Hari dasar untuk
perhitungan IHSG adalah 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut,
indeks ditetapkan dengan nilai dasar I 00 dan saham tercatat pada saat
itu berjulah 13 saham.
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham
yang tercatat pada tanggal I 0 Agusrus 1982. Juml<!h nilai pasar adalah
total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang
berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari
tersebut.
Formula perhitungan adalah sebagai berikut:
11-ISG =
2: (Harga Penutupan di Pasar Reguler x Jumlah Saham) x 100
Nilai Dasar
Perhitungan indeks dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan
perdagangan
setiap
harinya.
Dalam
waktu
dekat,
diharapkan
perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam
beberapa menit, ha! ini dapat dilakukan setelah system perdagangan
otomasi diimplementasikan dengan baik.
u.
Indeks LQ45
Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui
beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang
mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan
kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut.
Kriteria pemilihan saham indeks LQ45:
Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham hams
memenuhi kriteria tertentu dan lolos dari seleksi utama sebagai
berikut:
I. Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Masuk dalam ranking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi ]
pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).
3. Telah tercatat di BE! sekurang-kurangnya 3 bulan
4. Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan
frekuensi danjumlah transaksi di pasar reguler.
c. Jakarta Islamic Index (Jll)
Dalam rangka mengakomodir investor yang tertarik berinvestasi,
BEJ dan Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan
sebuah indeks yang didasarkan pada Syariah Islam, dikenal dengan
nama Jakarta Islamic Index (JII).
d. Indeks Sektoral
lndeks Sektoral merupakan bagian dari ffISG. Semua perusahaan
yang tercatat di BEi diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang
didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh NEJ yang
disebut JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification).
Kesembilan sektor tersebut adalah:
Sektor Utama (industri yang menghasilkan bahan-bahan baku)
Sektor I, Pertanian
Sektor 2, Pertambangan
Sektor Kedua (Industri Pengoluhan atau Manufaktur)
Sektor 3, lndustri Dasar dan Kimia
Sektor 4, Aneka Industri
Sektor 5, lndustri Barang Konsumsi
Sektor Ketiga (Jasa)
Sektor 6, Properti dan Real Estat
Sektor 7, Transportasi dan infrastruktur
Sektor ~, Keuangan
Sektor 9, Perdagangan, Jasa dan Investasi
Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 Janurai 1996 dengan
nilai dasar 100 untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar 28
Desember
1995.
Disamping
kesembilan
sektor tersebut,
BE!
menghitung indeks industri manufaktur atau pengolahan yang
merepresentasikan kumpulan saham yang diklasifikasi kedalam sektor
3, sektor 4, dan sektor 5.
Perkembangan ekonomi yang meningkat setelah periode krisis,
disertai kondisi politik dan keamanan yang semakin membaik
merupakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan industri
properti. Membaiknya kondisi ekonomi tersebut tercermin pula dari
indikator makro ekonomi seperti inflasi dan suku bunga yang lebih
rendah serta nilai tukar yang relatif lebih stabil dibandingkan pada
periode krisis tahun 1998. Pertumbuhan ekonomi juga mengalami
perkembangan yang terns meningkat setelah pada tahun 1998
mengalami pertumbuhan negatif secara mendalam.
Namun demikian diakui bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut
relatif m'.lsih lamban dan proses pemulihan (recovery) ekonomi
Indonesia sejak hi sis I 0 tahun yang lalu masih be Iurn normal kembali
sebagaimana periode pra-krisis. Bila dibandingkan dengan negara
tetangga lainnya, proses pemulihan ekonomi di Indonesia masih
tertinggal. Secara urutan, pertumbuhan sektor properti (bangunan)
terse but masih cukup baik setelah pertumbuhan :ertinggi pada sektor
pengangkman, listrik, keuangan dan perdagangan.
Bangkitnya kembali industri properti setelah mengalami kejatuhan
yang dalam di tahun 1998, dimulai sejak tahun 2000 dengan tingkat
pertumbuhan yang signifikan dan mengalami perkembangan yang
sangat pesat sampai saat ini.. Perkembangan yang signifikan
khususnya terjadi pada segmen shopping mall (pusat perbelanjaan)
yang mengalami peningkatan kapitalisasi sangat cepat khususnya sejak
tahun 2003. Meningkatnya pusat perbelanjaan tersebut terutama
didorong pula oleh ekspansi besar-besaran dari hypermarket di
sejumlah kota besar di Indonesia. Hadimya hypermarket di pusat-pusat
perbelanjaan juga merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen
untuk
melakukan
pembelian
di
pusat
perbelanjaan
sehingga
memberikan imbas pada outlet-outlet lain di lokasi tersebut. Masih
marak dan menariknya sektor perdagangan merupakan cerminan dari
tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang memang
memiliki popu!asi tinggi di dunia dan merupakan pasar yang
signifikan. Selain itu, konsumsi juga masih merupakan faktor utama
penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia dibandingkan faktor
investasi. Demikian pula dengan segmen apartemen dan perumahan di
Jabotabek mengalami peningkatan yang sangat signifikan ditahun
2003 dan 2004, yang menunjukkan bahwa daya beli masyarakat pada
periode tersebut semakin meningkat.
B. Hasil Analisa dan Pembahasan
Pada bagian ini dilakukan analisis menggunakan metodc penelitian
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis ini dilengkapi dengan
perhitungan-perhitungan dan pengttjian statistik, sebagai bahan untuk
melakukan pembahasan.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dimulai dari pemilihan
populasi, yang dilanjutkan dengan memberikan kriteria-kriteria terhadap
populasi tersebut, sehingga diperoleh sekumpulan sampel, dengan penjelasan
sebagai berikut :
I. Populasi dari penelitian ini adalah semua saham yang terdaftar di BEI
dan diklasifikasikan ke dalam sektor properti dan perdagangan.
2. Teknik pemilihan sampel adalah stratified sampling dan kriteria
pemilihan sampel mengikuti beberapa tahap seperti disajikan dalam
tabel 4.1
Tube! 4.1
Tahapan Pemilihan Sampel
Properti
Kriteria Saham
Terdaftar
di
BEi
dan
mempunyai
Perdagangan
data
perdagangan pada Januari 2005 - Desember
44
70
(18)
(I I)
25
59
2007
Data perdagangan tidak lengkap tiga tahun
penuh pada Januan 2005 - Desember 2007
Mempunyai kelengkapan data perdagangan
selama tiga tahun penuh pada Januari 2005 Desember 2007
T!dak memiliki laporan keuangan per 31
Desember 2005, 2006 dan 2007
I
-
-
26
59
Memiliki laporan keuangan per 31 Desember
2005, 2006 dan 2007 serta kelengkapan data
perdagangan pada Januari 2005 - Desember
2007.
..
Sumber · Website BE! dan !DX Sta/1s/1c
Dari tahapan-tahapan tersebut, diperoleh sampel untuk sektor properti
dan sektor perdagangan yang memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan,
untuk sektor properti jumlahnya 26 perusahaan dan sektor perdagangan
jumlahnya 59 perusahaan.
Selanjutnya dari sejumlah perusahaan tersebut, diurutkan sesuai
dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar, lalu dipilih masing-masing sektor IO
perusahaan yang nilai kapitalisasi pasamya terbesar sebagai sampel yang
mewakili masing-masing sektor tersebut. Urituk sampel yang mewakili sektor
properti sebagaimana diperlihatkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Sampel Saham Sektor Properti
No
Nama Perusahaan
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bakrieland Developmen!Tbk
Lippe Karawaci Tbk
Ciputra Development Tbk
Jaya Real Property Tbk
Pakuwon Jati Tbk
Summarecon Agung Tbk
Kawasan lndustri Jababeka Tbk
Dharmala lntiland Tbk
.·
Adhi Karya (Persero) Tbk
Suryainti Permata Tbk
Sumber: Pengolahan data
Sedangkan saham-saham sektor perdagangan yang termasuk ke dalam
sampel diperlihatkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Sampel Saham Sektor Perdagangan
1
2
3
United Tractors Tbk
Bakrie & Brother Tbk
Plaza Indonesia Realtv Tbk
4
Ramayana Lestari Tbl<
5
Aneka Kimia Rava Tbk
6
Mataharl Putra Prima Tbk
7
Jakarta Int'! Hotel & Dev. Tbk
:3urva Citra Media Tbk
8
9
Pembanaunan Java Ancol Tbk
10
Enseval Putra Meaatradina Tbk
Sumber: Pengolahan data
1. Markt!t Performance
Market Perfonnance dihitung dengan menggunakan Sharpe's measure,
yaitu market perfonnance maasing-masing saham pada Januari 2005 Desember 2007. data yang digunakan dalam perhitungan Sharpe's
measure ini adala'1 harga penutupan saham, dividen, dan suku bunga SBI.
Perhitungan Sharpe measure menggunakan rumus (2.5), dan menggunakan
tahapan-tahapan sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya. berikut ini
diberikan contoh perhitungan Sharpe measure untuk salah satu saham,
yaitu saham PT. Lippo Karawaci Tbk. Data harg •. penutupan saham dan
dividen disajikan pada Tabel 4.4
Tabd4.4
Harga dan Dividen Saham PT. Lippo Karawaci Tbk.
Perlode
Dec-04
Jan-05
Februari
Maret
April
Mei
Jllni
Juli
Aaustus
September
Oktober
Nooember
Desember
Jan-06
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Agustus
Seotember
Harga
Dividen
1625
1510
1510
1500
1480
1470
1470
1630
1620
1630
1650
1680
1750
1800
1820
1980
1950
'1780
1720
900
880
900
10.00
Poriode
Oktober
Nooember
Desember
Jan-07
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Agustus
Seotember
Oktober
Nopember
Desember
Harga
Dividen
910
1010
1070
1020
1000
1030
1280
1540
1520
1760
1800
1790
1760
9.99
168()
690
..
4.62
Suniber: /DX Stat1st1c
Berikut ini adalah perhitungan Sharpe's measure dengan menggunakan
tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
a. Return Saham
Dengan mcnggunakan data yang ada di Tabel 4.4 return saharn
dihitung dengan menggunakan rumus 2.1, sehingga return saharn Lippo
Karawaci untuk bulan Agustus 2005,dapat dihitung sebagai berikut:
RAgust-05
R
=
(H arg a Agu«-os
-
H arg a Juu--0s )+ Dividen Agmt-os
H
argaJuu-os
_ (1620 -1630) + 10
l 63Q
O,OO%
Agrist-05 -
Dengan cara yang sama, dihitung juga return pada bulan lainnya,
sehingga diperoleh return perbulan secara lengkap dalam satu tahun
sebagaimana disajikan pad a Tabel 4.5.
Ti.be! 4.5
Return Bulanan Saham Lippo Karawaci
Periode
Dec-04
Jan-OG
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Agustus
Seotember
Oktober
~mber
Desember
Jan-06
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Agustus
Seotember
Oktober
Nooember
Desember
Jan-07
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Aaustus
September
Oktober
Nooember
Desember
Sumber:
Harga
1625
1510
1510
1500
1480
1470
1470
1630
1620
1630
1650
1680
1750
1800
1820
1980
1950
1780
1720
900
880
900
910
1010
1070
1020
1000
1030
1280
1540
1520
1760
1800
1790
1760
1680
690
Pengolahan data
Dividan
10.00
9.99
4.62
return
-7.08%
0.00%
-0.66%
-1.33%
-0.68%
0.00%
10.88%
0.00%
0.62%
1.23%
1.82%
4.17%
2.86%
1.11%
s.79'}0
-1.52%
-8.72%
-3.3/%
-47.67%
-2.22%
2.27%
1.11%
10.99%
6.93%
-4.67%
-1.96%
3.00%
24.27%
20.31%
-·J.30%
15.79%
2.27%
-0.56%
-1.68%
-4.55%
-58.65%
I
Data harga, dividen dan return bulanan untuk semua saham secara
lengkap tersaj i pada lampiran.
i>. Expected Return Saharn
Expected Return saham dihitung dengan menggunakan rata-rata
geometric, yaitu menggunakan rumus 2.3.
Tabel 4.6
Perhitungan Expected Return saham Lippo Karawaci
Periode
Dec-04
Jan-05
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni .·
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
N'member
Desember
Jan-06
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nopember
Desember
Jan-07
Febru11ri
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nopember
Desember
Harga
1625
1510
1510
1500
1480
1470
1470
1630
1620
1630
1650
1680
1750
1800
1820
1980
1950
1780
1720
900
880
900
910
1010
1070
1020
1000
1030
1280
1540
1520
1760
1800
1790
1760
1680
690
Dividen
10.00
9.99
4.62
Sumber : Pengolahan data
Return (R1)
-7.08%
0.00%
-0.66%
-1.33%
-0.68%
0.00%
10.88%
0.00%
0.62%
1.23%
1.82%
4.17%
2.86%
1.11%
8.79%
-1.52%
-8.72%
-3.37%
-47.67%
-2.22%
2.27%
1.11%
10.99%
6.93%
-4.67%
-1.96%
3.00%
24.27%
20.31%
-1.30%
15.79%
2.27%
-0.56%
-1.68%
-4.55%
-58.65%
Relative Return
1Ri+1)
92.92<70
100.00%
99.34%
98.67%
99.32%
100.00%
110.88%
100.00%
100.62%
101.23%
101.82%
104.17%
102.86%
101.11%
108.79%
98.48%
91.28%
96.63%
52.33%
97.78%
102.27%
101.11%
110.99%
106.93%
95.33%
98.04%
103.00%
124.27%
120.31%
98.70%
115.79%
102.27%
99.44%
98.32%
95.45%
41.35%
36
TI(R, +1}=
92,92%* 100,00%*99,34%*98,67%*99,32%* 100,00%•
i=!
110,88%* 100,00%* 100,62%* 101,23%* 10 l,82%' I 04,
l 7%* 102,86%* 101, 11%*108,79%*98,48%*9!,28%*9
6,63%*52,33%*97,78%*102,27%*10!,1 !%110,99%*!
06,93%*95,33%*98,04%* 103,00%* 124,27%* I 20,31 %
*98,70%* 115,79%* I 02,27%*99,44%*98,32%*95,45%
*41,35%
= 43,41%
l1J(R, +i)
)1/36
'6 (R,
g
(
)1/36 - I= 0,9771 -I= -2,29%
, 36
= (43,41 % )"" = (0,4341 )°'0211
+ 1)
Dengan demikian, dari perhitungan di atas diperoleh expected return
untuk saham Lippo Karawaci -2,29%. Data expected return untuk semua
saham secara lengkap tersaji pada lampiran-lampiran.
c. Rata-rata risk-free rate ( SBI )
Dengan menggunakan data SB! pada Tabet 4.7 dan menggunkan
cara perhitungan yang sama dengan perhitungan expected return, dan
diperoleh risk-free rate sebesar 0,98%.
Tabel 4.7
Tingkat Suku Bunga 36 Bulan SB! (Januari 2005 - Desember 2007)
No
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Rate (year)
Pariode
(%)
Jan-05
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
.Juli
Agustus
Seoternber
Oktober
Nopember
Desember
Jan-06
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Seotember
Oktober
Nooember
Desember
Jan-07
Februari
Mao·et
Aoril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nooember
Desember
Surnber: Website Bl
.. -
7.42
7.43
7.44
7.70
7.95
8.25
8.50
8.75
10.00
11.00
12.25
12.75
12.75
12.75
12.75
12.75
12.50
12.25
12.25
11.75
11.25
10.75
10.25
9.75
9.50
9.25
9.00
9.00
8.75
8.50
8.25
8.25
8.25
8.25
8.25
8.00
d. Excess Return
Excess return merupakan selisih antara expected return terhadap ratarata risk-free rate. Sehingga siperoleh excess return
= -3,27%
= -2,29%
- 0,98%
e. Standar Deviasi Return
Dengan menggunakan bantuan program pengolah lembar kerja
(spreed sheet) Microsoft Excel, diperoleh standar deviasi return saham
Lippo Karawaci sebcsar 0, 1469.
f.
Sharpe's Measure
Dengan menggunakan hasil-hasil perhitungan di atas, Sharpe's
measure dapat diperoleh dengan membagi excess return dengar.
standar deviasi return, sehingga diperoleh :
Sharpe's mea.sure(!.ippo
-3,27
Ka:nwaci}
= 0,1469
-0,2226
Hasil perhitungan Sharpe's measure untuk saham-saham lainnya
disajikan pada Lampiran.
Jika dibandingkan dengan Sharpe's measure pembandingnya, yaitu
Sharpe's measure dari IHSG, beberapa saham dapat dikatakan lebih
unggul atau kalah unggul dibandingkan saham lainnya. Dari
perhitungan pada Lampiran , diperoleh nilai Sharpe's measure IHSG
sebesar 0,3540. Dengan menggunakan Sharpe's measure IHSG sebagai
tolak ukur (benchmark), diketahui bahwa untuk kategori saham
properti, saham Suryainti Permata Tbk dengan nilai Sharpe's measure
sebesar 0,276 l merupakan saham yang lebih unggul dibandingkan
saham-saham lainnya dalam sektor properti. Sedangkan saham Lippo
Karawaci Tbk merupakan saham yang memiliki Sharpe's measure
paling kecil dibandingkan saham yang lain dalam sektor tersebut, yaitu
-0,2226.
Dalam sektor perdagangan, saham United Tractors Tbk merupakan
saham yang paling unggul dalam hal Sharpe's measure dibandingkan
saham-saham lain di sektor yang sama, denga.'1 nilai Sharpe's measure
sebesar 0,3906. Sedangkan saham Plaza Indonesia Realty Tbk
merupakan saham yang paling kecil nilai Sharpe's measure-nya yaitu 0, 1862. yang berarti saham Plaza Indonesia Realty Tbk merupakan
sah m yang kalah ungggul dalam Sharpe's measure dibandingkan
saham lain di sektor yang sama.
Pada Lampiran menggambarkan perbandingan Sharpe's measure
antara Properti, Perdaganagn dan IHSG. Dengan menggunakan IHSG
sebagai benchmark, dari lampiran tersebut terlihat bahwa semua
saham, baik dalam sektor properti maupun perdagangan, memiliki
Sharpe measure lebih kecil dibandingkan dengan Sharpe's measure
benchmark. Sehingga dapat dikatakan bahwa seeara umum, kedua
sektor tersebut memiliki market performance yang tidak bagus.
2. Uji Inferensi ( Uji t)
Pada bagian ini, akan dilakukan pengujian terhadap rata-rata Sharpe's
measure, excess return, return volatility, PER, PBV dan DER untuk sektor
properti dan perdagangan.
a. Uji Beda Dua Rata-rata Sharpe's Measure
Tabet 4.8 berisi ringkasan statistik deskriptif Sharpe's measure
untuk kedua sektor saham yaitu saham sektor properti dan
perdagangan.
Tabel 4.8
Ringkasan Statistik DeskriptifSharpe Measure
Group Statlstlcs
Sector
Sharpe's
N
Properti
Mean
Std. Error
Mean
.051124
.1342814
.0424635
Perdagangan
10 .023513
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS
.1491302
.0471591
measure
10
Std. Deviation
Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa rata-rata Sharpe measure untuk
sektor properti yaitu, 0,051124 relatif berbeda dengan rata-rata
Sharpe's measure untuk sektor perdagangan yaitu, 0,023513. Dalam
ha! ini rata-rata Sharpe's measure properti lebih besar di bandingkan
rata-rata Sharpe's measure perdagangan. Namun, perbedaan Sharpe's
measure ini perlu diuji secara statistik untuk mengetahui apakah
perbedaan tersebut signifikan.
Selanjutnya dengan mengunakan SPSS diperoleh output berupa
hasil pengujian beda dua rata-rata independent sampels, seperti terlihat
pada Tabel 4.9
Tabel 4.9
Hasil Uji Rai:a-rata Sampel lndependen Sahrpe's Measure
Independent Samples Test
:..evene's TestfC'r
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
I
Mean
95% Confiticoce
lnlaM1I of tho
Difference
Sig. (2- Oiffere!l<: Std. Error
F
Sharpe's
measuro
Equal
variances
.02-1
Sig.
.a es
t
df
""'ed)
e
Difference
Lower
Upper
.435
18
.669 .0276113 .0634597 -.1057126 .1609351
.435
17.806
.669 .0276113 .0634597 -.1058170 .1610356
assumed
Equal
variances not
assume1
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS
Untuk mengetahui apakah rata-rata Sharpe's measure properti dan
perdagangan adalah berbeda secara signifikan atau tidak, digunakan
hipotesis sebagai berikut:
Ho: Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata populasi
Sharpe's measure sektor properti dan perdagangan adalah sama).
H1 : Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata populasi
Sharpe's measure sektor properti dan perdagangan adalah
berbeda).
Dalam hal ini dilakukan uji dua sisi, karena akan di uji apakah
berbeda atau tidak berbeda secara signifikan.
Pada Tabel 4.9 terlihat t-hitung untuk Sharpe's measure dengan
equal variance assumed adalah 0,435 dengan niali-p 0,669. Oleh
karena nilai-p untuk uji dua sisi 0,669 > 0,05, maka Ho diterima,
artinya sektor properti mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor
perdagangan.
b. Uji Beda Dua Rata-rala Excess Return dan Return Volatility
Sharpe's measure terdiri dari komponen pembilang yaitu excess
return dan komponen penyebut yaitu return volatility. Waiaupun
Sharpe's measure tidak berbeda antara kedua sektor industri, perlu
dilakukan pcngujian baik terhadap excess return maupun return
volatility.
Tabel 4.10 Berisi ringkasan statistik deskriptif excess return untuk
kedua sektor saham tersebut.
Tabel 4.10
Ringkasan Statistik Deskriptif Excess R~turn
Group StatisUc:i
Std. Error
Sector
Excess
Return
N
Mean
Std. Deviatioi1
Mean
Properti
10
.965561
2.3362290
.7387805
Perdagangan
10
.383015
2.4429380
.7725248
Sumber : Pengolahan Data dengan SPSS
Pada Tabei 4.10 terlihat bahwa rata-rata excess return untuk sektor
properti, yaitu 0,965561 relatif lebih besar dibandingkan rata-rata
excess return untuk sektor perdagangan, yaitu 0,383015. Adapun
output pengujian uji rata-rata sampel independen tersebut tersaji pada
Tabel 4.11.
Tabet 4.11
Has ii Uj i Rata-rata Sampel lndependen Excess Return
Independent Samples Test
Levene's Test
for Eq•1a!ity 01
Variance$
F
Equal
variances
Excess assumed
.071
Sig.
.793
t-test for Equality of Means
t
Sig. (2~
Mean
'.alled) Olffetenc6
df
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
Of the Dttforonce
Lower
Uw>r
18
.592 .5825457
1.11689206 ·1.6631731
2.8282645
.545 17.964
.592 .5825457
1.0689200 ·1.6634938
2.6285852
.545
Return Equal
variances not
assumed
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS
Pada Tabet 4. t I teriihat bahwa t-hitung untuk excess return uengan
equal variance assumed adatah 0,545 dengan nialai-p 0,592. Oleh
karena nilai-p untuk uji dua sisi 0,592 > 0,05, maka Ho diterima, atau
kedua rata-rata excess return sektor properti dan perdagangan ada!ah
sarna, artinya excess return sektor properti mempunyai rata-rata yang
sama dengan sektor perdagangan. Berikut disajikan rata-rata standar
deviasi return (return volatility) untuk sektor properti dan sektor
perdagangan.
Tabel 4.12
Ringkasan Statistik Deskriptif Return Volatility
Group Statistics
Sector
Mean
N
Std. Error Mean
.0279019
.0088234
Perdagangan
10
.196770
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS
.1962366
.0620555
Properti
10
Sid. Deviation
.177013
Return
Volatility
Pada Tabel 4.12 terlihat bahwa return volatility untuk sektor
properti, yaitu 0, 177013 relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata
return volatility untuk sekt01 perdagangan yatiu 0, 196770. Adapun
output pengujian rata-rata tersebut tersaji pada Tabel 4.13
Tabel 4.13
Hasil Uj i Rata-rata Sampel Independen Return Volatility
Independent Samples Test
Levere's Test
for Equality of
Variances
I-test for Equality of Means
Sig. (2-
F
~etum
t.qual variances
Volatility
assumed
3.410
$lg.
.081
Equaf variances
not assumed
Su1nber:
~0engolahan
t
Mean
tailed) Oiffertlnce
df
Std. Error
Oifferonc~
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower
Upper
-.315
18
.756 -.0197567
.0626796 -.1514416
.1119262
-.315
9.364
.760 -.0197567
.0626796 -.1607126
.1211992
Data dengan SPSS
Selanjutnya dilakukan analisis apakah rata-rata return volatility
properti dan perdagangan adalah berbeda secara signi fikan atau tidak.
Da!am ha! ini digunakan hipotesis yang sama dengan hipotesis
pengujian beda dua rata-rata sampel independen untuk Sharpe's
measure.
Pada Tabel 4.13 terlihat t-hitnug untuk return volatility dengan
equal variance assumed adalah -0,315 dengan probabilitas 0,756. Oleh
karena nilai-p unmk uji dua sisi 0, 756 > 0,05, maka Ho diterima, atau
kedua rata-rata
return volatility sektor properti dan perdagangan
adalah sama, artinya return volatility sektor properti mempunyai ratarata yang sama dengan sektor perdagangan.
c. Uji Beda Dua Rata-rata PER
Ringkasan statistik deskriptif untuk niali PER dapat dilihat pada
Tabel 4.14 berikut ini :
Tabel 4.14
Ringkasan Statistik Deskriptif PER
Group Statistics
PER
I
N
Sector
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Properti
10
1.748100
8.2651281
2.6136630
Perdagangan
10
2.775800
33.0699554
10.4576381
Sumber: Pengo/ahan Data dengan SPSS
Pada Tabet 4.14 terlihat bahwa rata-rata PER untuk sektor properti
yaitu 1.748100 relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata PER sektor
perdagangan, yaitu 2. 775800.
Adapun outp:.tt penguj ian rata-rata sampet independen tersaji pada
Tabel 4.15.
Tabel 4.15
Hasil Uji Rata-rata Sampet lndependen PER
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
F
PER Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
2.249
Sig.
.151
t.fest fur Equality of Means
t
Sig. (2·
taUG<:I)
df
Moon
Difference
Std. t:rror
Difference
--·-·95% Confidence lntelVSI of
.. the i;i_~ererr<::e... ··---
Lower
Upper
18
.353 -10.2770000
10.ns3056 -32.9234807
12.3694807
-.953 10.120
.363 -10.2770000
10.TI93056 -34.2552458
13.7022458
-.953
Swnber: Pengolahan Data dengan SPSS
Selanjutnya dilakukan analisis apakah rat-rata PER properti dan
perdagangan adalah berbeda secara signifikan atau tidak. Datam hal ini
digunakan hipotesis yang sama dengan hipotesis pengujian beda dua
rata-rata sampel independen untuk Sharpe's measure.
Pada Tabet 4.15 terlihat bahwa t-hitung untuk PER dengan equal
assumed adalah -0,953 dengan nilai-p 0,353. Oleh karena nilai-p untuk
uji dua sisi 0,353 > 0,05, maka Ho diterima, artinya PER sektor
properti mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan.
d. Uji Beda Dua Rata-rata PBV
Ringkasan statistik deskriptif untuk niatai PBV dapat dilihat pada
Tabet 4. t 6 berikut ini :
Tabet 4.16
Ringkasan Statistik Deskriptif PBV
Group Statistics
Sector
[Prooerti
Perdagangan
Std. Deviation
Mean
ill
Std. Error Mean
10 2.480000
1.5331667
.4348299
10 1.985000
1.0176361
.3218048
Sumber: Pengo/ahan Data dengan SPSS
Pada Tabet 4.16 terlihat bahwa rata-rata PBV untuk sektor properti
yaitu 2.480000 relatif lebih besar dibandingkan rata-rata PBV sektor
perdagangan, yaitu 1.985000. Adapun output pengujian rata-rata sampel
independen tersaji pada Tabet 4.17.
Tabet 4.17
Hasil Uji Rata-rata Sampel Independen PBV
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
F
PBV Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
.704
Sig.
.412
t·test for Equality of Means
Sig. (2·
Mean
Std. Error
tailed) Difference Difference
df
(
.851
10
.651
15.641
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS
Lower
Upper
.5619092 ·.7275459
1.7175459
.4950000 .5619092 -.7408969
1.7308969
.406 .4950000
.406
95% Confidence Interval
of the Differenc.e
Pada Tabel 4.17 terlihat bahwa t-hirung untuk PBV dengan equal
assumed adalah 0,85 i dengan nilai-p 0,405. Oleh karena nilai-p untuk uji
dua sisi 0,405 > 0,05, maka Ho diterima, artinya PBV sektor
p~operti
mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan.
e. Uji Beda Dua Rata-rata DER
Ringkasan statistik deskriptif untuk nialai DER dapat dilihat pada
Tabel 4.18 berikut ini:
Tabel 4.18
Ringkasan Statistik DeskriptifDER
Group Statistics
Sector
DER
Properti
Perdagangan
Mean
N
Std. Deviation Std. Error Mean
10
3.2560
5.34302
1.68961
10
1.0000
.46500
.15337
Sumher: Pengo/ahan Data dengan SPSS
Pada Tabel 4.18 terlihat bahwa rata-rata DER untuk sektor properti
yaitu 3,2560 relatif lebih besar dibandingkan rata-rata DER sektor
perdagangan, yaitu l,0000. Adapun output pengujian rata-rata sampel
independen tersaji pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19
Hasil Uji Rata-rata Sampel lndependen Return Volatility
Independent Samples Test
Levenc's Test
for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances
95% Cor.fideoce
lnteival c;f the
Difference
s;g. c2F
DER
Equal variances
assurned
5.396
Equal variances
not assumed
Sig.
.032
t
Std. Erro~
Mean
tailed) Diffe,ence Difference
df
1.330
18
.20V
1.330
9.148
.216
i..o-.ver
Um.er
2.25600
1.69656
-1.30834
5.82034
2.25600
1.09656
-1.5724?.
6.08442
Sumber: Pengo/ahan Data dengan SPSS
Pada Tabel 4.19 terlihat bahwa t-hitung untuk DER dengan equal
assumed ad:ilah 1,330 dengan nilai-p 0,200. Oleh karena nilai-p untuk uji
dua sisi 0,200 > 0,05, maka Ho diterima, artinya PBV scktor properti
mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan.
Ringkasan hasil pengujian rata-rata sampcl independen dari semua
variabel yang di uji disajikan pada tabel 4.20. Dari hasil pengujian dua
rata-rata, diperoleh bahwa semua variabel yang di uji yaitu (Sharpe
Mi:asure, excess return, return volatility, PER, PBV dan DER) mempunyai
rata-rata yang sama, antara sektor properti dengan sektor perdagangan.
Tabel 4.20
Ringkasan Hasil Uj i Rata-rata
Has ii Uj i Dua
Rata-rata
Keterangan
Sharpe's Measure
I-1 0 diterima
Tidak mendukung hipotesis satu
DER
Ho diterima
Tidak mend\lkung hipotesis dua
PER
Ho diterima
Tidak mendukung hipotesis tiga
Tidak mendukung hipotesis empat
PBV
Ho diterima
Sumber : Pengo/ahan data dengan SPSS
C. Uji Asuresi Persamaau Regresi
Menurut Gujarati (1995), asumsi yang mendasari model regresi adalah
sebagai berikut :
I. Rata-rata kesalahan persamaan ada!ah sama dengan nol.
2. Tidak ada masalah autokorelasi.
3. Kesalahan peramalan tidak berkorelasi dengan variable bebas X.
4. Antar variable bebas tidak saling berkorelasi (tidak ada multikolinear).
5. Tidak ada kesalahan spesifikasi model.
Pada bagian ini akan di lakukan uji persamaan regresi, menggunaka.'1
asumsi-asumsi tersebut.
1. Uji Asumsi Multikolinearitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi
yang baik seharnsnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya.
Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabet 4.21.
Tabet 4.21
Nilai Varians Inflation Faktor (VIF)
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
PER
.961
1.040
PBV
.437
2.288
DER
.448
2.231
a. Dependent Vanable: Sharpe Measure
Sun1ber: fiasil
Pengujian-peng1~fian
Hipotesis
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah
nilai VIF ( Varians Inflation Factor) dan tolerance yang mendekati
satu. Nilai
VIF mendekati satu menunjukan tidak terjadinya
multikolinieritas, sedangkan j ika VIF mendekati lima maka terdapat
persoala!! miltikolinieritas der::gan variable bebas lainnya. Nilai VIF ini
dapat diperoleh dengan menggunakan persamaaa!l :
VIF= l/l(l-R2)
••••••••••••••••••••••••
(4.1)
Pada model persamaan regresi tersebut, terlihat bahwa nilai VIF
dan tolerance dari setiap
variab~I
nilainya mendekati satu. Hal tersebut
menunjukan bahwa di antara dua variabe! bebas tidak sating
berhubungan satu sama lain.
b. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model
regresi yang dibentuk terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homoskedastisitas.
Sedangkan
jika
variance
berbeda,
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan analisis
grafik scatterplot dengan Sharpe measure sebagai variabel terikatnya.
Menurnt Singgih (2000), deteksi adanya heteroskedastisitas dilihat
dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik tersebut, dimana sumbu
X adalah Y (Sharpe's measure) yang tel ah diprediksi, dan sumbu Y adalah
nilai residualnya (Y prediksi - Y sesungguhnya). Dasar pengarnbilan
keputusan adalah jika titik-titik pada output tersebut membentak suatu
pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas.
Dari analisis Gambar 4. l terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak, tidak membentuk suatu pola yang jelas, dan tersebar di atas maupun
di bawah angka no! pada sum bu Y. hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi yang
dibentuk layak untuk memprediksi market perfonnance berdasarkan
variabel bebas yang dipilih.
Gambar4.2
Scatterplot
Scatterplot
DependentVllJiltble: Shorpe
...,
~
0
.. ,
0
0
/!}_
...
•
,•
..
!! '
~
""'
0
/,; tr
0
0
~"o
0
c
0
11
..•
•f!-1
0
0
0
"' ,.
0
.;
n
;
;
Regression Standardized Predlrted Value
Sumber: Pengolahan data SPSS
c. Uji Asumsi Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model
rcgresi variabel bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi
d!lta norma! atau mendekati nor.nal.
Pengujian ini dilakukan dengan analisis grafik Normal P-P Plot of
regression Standardized Residual. Menurut Singgih (2000), dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal, dapat diambil
keputusan sebagai berikut :
I. J ika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal maka regresi tidak memenuhi asumsi
nonnalitas.
Seperti terlihat pada Gambar 4.2, titik-titik tersebar di sekitar garis
diagonal dan penyebaranya mengikuti arah garis diagonal tersebut.
Maka dapat dikatakan bahwa model yang dibentuk memenuhi asumsi
normalitas dan layak digunakan untuk memprediksi Sharpe's measure.
Gambar4.2
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Normal P.P Plot of Regression standardized Residual
Dependant Variable: Sharpe
.0
e
0
"En.
.,,"
-.
0
~a.
"-
"
UJ
a.
DD
C.B
C.4
Observed Cum Prob
4. Uji Asumsi Ot\lk(lrel<1si
Pada bagian ini pengujian ditujukan untuk melihat apakah sebuah
model regresi tinier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan
pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji adanya gejala otokorelasi
pada regresi digunakan konstanta Durbin-Watson, dengan rumus:
L' (e,. -e, )
2
1
d
= ~'-~'--,,--­
............................(4.2)
L, e,2
t=<I
Keterangan :
e,
: Nilai residual observasi ke-t
e1• 1
:
Nilai residual observasi ke-(t-1)
e1_1
:
Nilai residual observasi kc-(t-1)
t
: J umlah observasi
Tabel 4.22
Kriteria Durbin Watson
Kriterio Pengujian
Kesimpulan
0 < d <dL
Terjadi Otokorelasi positif
dL:S d :S du
TP,rjadi keragu-raguan, titlak ada keputusan
du:Sd:S4-du
Tidak terjadi Otokorelas1 positif atau negative
4-du:Sd:S4-dL
Terjadi keragu-rliguan, tidak ada keputlisan
4 - dL:S d :S 4
Terjadi Oto~orelasi negative
...
Sumber: Elwnometn.':a, Agus Wytarp (2005)
Pengujian asumsi terlihat dari nilai Durbin - Watson pada Tabel
Model Summary ( Tabel 4.23), dan diperoleh nilai d = 1,369. Sedangkan
dari tabel Durbin Watson dengan k = 3 n=20 dan a= 0,05, diperoleh nilai
dL = 1,00 dan dU = 1,65.
Tabel 4.23
Tabel Model Summary
Model Summary"
Model
R
1
.296.
R Square
Adjusted
R Square
.087
-.OB4
Change Statistics
Std. Enur
of the
R Square
Estilnate
df1
df2
Change FChange
.14454
.087
.510
3
Sig. F
Change
16
.681
DulblnWalson
1.357
a. Predictors: {Cons!ant), DER, PER, PBV
b. Dependent Variable: Sharpe
Sumber: Pengo/ahan data SPSS
Dari angka-angka tersebut dapat diketahui bahwa nilai d berada pada
daerah dL :S d :S du, karena 1,00 :S l,357 :S 1,65, sehingga dapat diambil
kesimpulan
terjadi
keragu-raguan (inconclusive)
berkaitan
dengan
otokorelasi dan tidak didapatkan suatu keputusan tentang adanya
otokorelasi. Artinya bisa saja terdapat otokorelasi atau iidak, seharusnya
pengujian dilanjutkan dengan menjalankan run-test, tapi karena masalah
otokorelasi jarang terjadi pada data cross-sectional, maka !idak perlu
dilakukan penguj ian lebih Ianjut.
4. Hasil Rergresi
Hasil analisis regresi linier berganda dengan variabel terikat Sharpe's
measure dan tiga variabel bebas yang terdiri dari PER, PBV, DER
menghasilkan intercept dan koefisien regresi sebagaimana tercantum pada
Tabel 4.24.
Tabel 4.24
Koefisien regresi
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
1
Std. Error
B
(Constant)
.011
.087
PER
.000
.001
t
Beta
Sig.
.128
-.041
.899
-.166
.870
PBV
.006
.039
.052
.145
.887
DER
.009
.013
.247
.692
.499
a. Dependent Variable: Sharpe
Sumber: Pengolahan data dengan SPSS
Dengan hasil tersebut dapat dituliskan persamaan regresinya sebagai
berikut:
Sharpe~
0,011+0,000 PER+ 0,006 PBV + 0,009 DER ... (4.3)
Pada bagian selanjutnya, akan dilakukan pengujian kecukupan model
atas persamaan regresi tersebut. Jika dari uji kecukupan model didapatkan
bahwa Sharpe measure dapat di jelaskan oleh variabel , PBV dan DER tetapi
PER tidak dapat menjelaskan Sharpe's measure.
Intercept bemilai 0,011 dapat diinterpretasikan bahwajika seluruh variabel
bebasnya bemilai nol, maka besarnya Sharpe's measure adalah sama dengan
nilai intercept tersebut, yaitu 0,011.
Koefisien regresi PER sebesar 0,000 memberikan gambaran bahwa PER
tidak dapat menjelaskan Sharpe's measure.
Nilai koefisien regresi untuk PBV sebesar 0,006, artinya PBV mempunyai
pengaruh yang positifterhadap Sharpe's measure. Dalam hal ini, jika variabel
PBV meningkat satu unit, dengan asumsi variabe! lainnya constan (ceterus
paribus), maka nilai Sharpe's measure akan meningkat sebesar 0,06 unit.
Sebaliknya, jika PBV turun sebesar satu unit maka Sharpe's measure akan
turun sebesar 0,06 unit.
Nilai koefisien regresi untuk DER adalah 0,009, artinya bahwa jika DER
meningkat satu unit, dengan asumsi variabel yang lainnya konstan, maka
Sharpe's measure akan meningkat sebesar 0,09 unit. Jika DER turun satu unit
maka Sharpe's measure turun 0,09 unit.
I. Uji Kecukupan Model
Pada bagian ini akan diuji nilai R2,
~tandar
error, F-statistic dan
significant level. Nilai adjusted R2 menunjukan bagaimana model yang
dibentuk dengan variabel -variabel bebas dimasukan secara besamaan,
dapat menjelaskan variabel teikat. Sedangkan standard error menunjukan
tingkat penyimpangn dari model yang dibentuk.
Pada bagia11 model summary sepcrti terlihat pada Tabel 4.23, nilai R2
sebesar 0,87. Hal ini menunjukan 8, 7 % Sharpe measure dapat dijelaskan
oleh variabel PBV dan DER. Sedangkan sisanya (100% - 8,7%
=
91,3%)
dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Nilai tes F dan significant level bertujuan w.enguji ap3kah variabelvariabel bebas yang dipilih benar-benar berhubungan dengan Sharpe's
measure sebagai variabel terikat.
Uj i hipotesis dilakukan dengan melihat F-hitung atau p-value sebagai
daerah kritis yang dapat dilihat pada Tabel 4.25. Jika F-hitung > F-tabr 1
atau nilai-p < 0,05 maka Ho ditolak atau model signifikan.
Tabel 4.25
Tabel Anova
ANOVA•
Sum of
Squares
Madel
1
Mean Square
df
Regression
.032
3
.011
Residual
.334
16
.021
Total
.366
19
F
Sig.
.510
.681
8
a. Predictors: (Constant), DER, PER, PBV
b. Dependent Variable: Sharpe
Sumber: Pengolahan data dengan SPSS
Pada Tabel 4.25 terlihat bahwa nilai F-hitung adalah 0,5 JO, dengan
tingkat probabilitas (nilai-p) sebesar 0,681. karena nilai-p > 0,05 maka Ho
diterima. Artinya model yang dibentuk adalah tidak signifikan. Dalam hal
ini, variabel-variabel bebas (PER, PBV dan DER) secara simultan tidak
berpengaruh terhadap market performance.
Bagian uji statistic-! digunakan untuk menguji signifikansi bebas,
apakah variabel-variabel bebas tersebut secara parsial memiliki
pengaruh terhadap model regresi. Dari uji statistik-t tersebut, pada
Tabel 4.26 terlihat bahwa nilai ..p PER, PBV dan DER masing-masing
adalah 0,870; 0,887; 0,499. Nilai·p masing-masing variabel ini lebih
besar dari tingkat signifikansi 0,05.
Tabel 4.26
Output Uji-t
Coefticients
T
Model
1
11
(Constant)
PER
PBV
DER
Sig.
.128
.899
-.166
.870
.145
.887
.692
.499
b. Dependent Variable: Sharpe Measure
Sumber: Pengolahan data dengan SPSS
Dengan demikian hipotesis Ho pada uji statistik-t gaga! ditolak,
atau dengan kata lain masing-masing variabel PER, PBV dan DER
tidak dapat digunakan untuk memprediksi market perfonnance.
Variabel-variabel tersebut secara sendiri-sendiri atau parsial tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap market performance pada
tingkat signifikansi lima persen.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
mengaitkan
PER,
PBV dan
DER dengan Sharpe's measure
memberikan hasil pengujian yang menyatakan bahwa variabel PER,
PBV dan DER secara bersama-sama maul'll!l.-.12-afsial tidak dapat
.. .
I
menj0laskan Sharpt:'s measure. Dengan demikiar1 <lapat dinyatakan
bahwa hasil penelitian tidak mendukung hipotesis lima, hipotesis
enam, dan hipoteisi tujuh sebagaimana tersaji pada Tabel 4.27.
Tabel 4.27
Keputusan Hipotesis lima - Hipotesis tujuh
Hipotesis
Kesimpulan
Keputusan
Hipotesis
lima
Ho diterima
Hipotesis
en am
Ho diterima
Leverage
tidak
mempunyai
"pcngaruh"
terhadap
Sharpe's
measure
PER tidak mempunyai "pengaruh"
terhadap Sharpe's measure
Hipotesis
tujuh
Ho diterima
PBV tidak mempunyai "penga;i.1h"
terhadap Sharpe's measure
Sumber : Hasil Pengujian-pe11gujian Hipotesis
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Namora (2000) dalam menganlisis pengaruh Variabel PER, PBV
dan
Laverage
terhadap
market
performance.
Namora
(2006)
menyimpulkan bahwa PER, Size dan Laverage tidak mempengaruhi
market performance, baik secara bersama-sama maupun secara parsial.
Namora (2006) juga menyimpulkan jika digunakan data pengamatan
yang jumlahnya lebih banyak (pooled regression), hanya variabel PER
yang berpengaruh secara signifikan terhadap return, namun dengan
koefisien yang relatif kecil.
Lebih lanjut, jika dilakukan analisis terhadap hasil penelitian ini
dan didukung oleh hasil penelitian Namora (2006), maka dapat
diperkirakan bahwa rasio-rasio keuangan yang bersumber pada laporan
keuangan perusahaan belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh investor
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusar. investa3i di
pasar modal Indonesia.
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisis data mengenai analisis terhadap market
performance
dan
karakteristik
keuangan
perusahaan
properti
dan
perdagagangan maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
I.
Penelitian ini menciapatkan basil bahwa baik Sharpe's measure maupun
excess return pada kedua sel<tor tersebut mempunyai rata-rata yang ti .fak
berbeda secara signifikan. Begitu pula return volatility pada kedua sektor
tersebut juga tidak mempunyai rata-rata yang tidak berbeda secara
signifikan.
2.
Penelitian ini juga meneliti perbedaan karakteristik keuangan perusahaan
sektor properti dengan perusahaan sektor perdagangan. Karakteristikkarakteristik keuangan tersebut adalah PER, PBV dan DER. Dari basil uji
dua rata-rata sampel independen, disimpulkan bahwa :
I. PER sektor propetti mempunyai rata-rata yang tidak berbeda dengan
PER sektor perdagangan.
2. PBV sektor properti mempunyai rata-rata yang tidak berbeda dengan
PBV sektor perdagangan.
3. DER sektor properti mempunyai rata-rata yang tidak berbeda dengan
DER sektor perdagangan.
3.
Dari hasil penelitian ini juga disimpulkan bahwa karakteristik keuangan
(PER, PBV dan DER), baik secara parsial maupun bersama-sama, tidak
mampu menjelaskan market performance pada saham sektor properti
maupun sektor perdagangan.
4.
Dan hasil penelitian ini juga menyimpulbn bahwa dengan menggunakan
pembanding berupa Sharpe's measure IHSG, diperoleh :
I. Saham Suryainti Permata Tbk memiliki Sharpe's measure yang paling
tinggi dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor properti.
2. Saham Lippo Karawaci Tbk memiliki Sharpe's mea•ure yang paling
rendah dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor Properti.
3. Saham United Tractors Tbk memiliki Sharpe's measure yang paling
tinggi dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor perdagangan.
4. Saham Plaza Indonesia Realty Tbk memiliki Sharpe's measure yang
paling rendah dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor
perdagangan.
B. IMPLIKASI
1. Dalam penilaian
kinerja dari suatu portofolio dengan menggnnakan
sharpe's measure investor tidak dapat menilai hasil dari sharpe measure
sebagai ukuran kinerja portofolio yang absolut, tetapi diperlukan
diperlukan infom1asi-informasi lain untuk mengetahui apakah hasil nilai
sharpe's measure baik atau buruk.
2. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa variabel-variabel karakteristik
keuangan yaitu PER, DER dan PBV tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja pasar. Oleh karena itu investor sebagai
pengambil keputusan diharapkan memanfatkan rasio-rasio keuangan diatas
yang bersumber dari keuangan perusahaan dengan sepenuhnya sebagai
bahan pertimbangan.
DAFfARPUSTAKA
Anastasia, Njo; dkk "Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sitematik
Terhadap Harga Saham Properti di BE.!'. Jurnal Akuntansi & Keuangan
Vol.5 Nopember 2003.
Anggraeni, Silvia; sugiharto, Toto "Analisis Z Skor Untuk Penilaian Kinetja
Keuangan Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan
Perdaganagn di BEJ". Majalah Ekonomi dan Komputer No.3 Tahun XII 2004. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Fabozzi, J, Frank "Manajemen Investasi ", Salemba Empat, Jakarta, 2000.
Investopedia.
"Financial Concec>ts:
The Risk/Return Trade
Off',
"http://www.investopedia.com/university/cocepts/cocepts I .asp", diakses
24 Maret 2008.
Hartono, "SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian", Edisi ke-2, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2008.
Hamid, Abdul, "Buku Panduan Penulisan Skripsi ", Cetakan I, l'EIS UIN Press,
Jakarta, 2005.
Husnan, Suad. "Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas", Edisi
Ketiga, UPP AMK YKPN, 2001.
Namora. "Perbandingan Market Performance Dan Karakteristik Keuangan
Perusahaan Sektor Aneka lndustri Dengan Sektor Prope11i - Real Estat",
Thesis Program Studi Magister Managament Universitas Pelita Harapan,
2006.
Nugroho, Bhuono Agung, "Strategi Jitu Memilih Metode Statisiik Penelitian
dengan SPSS'', Edisi Pertama, CV Andi Offset, Yogyai<arta, 2005.
Rodoni, Ahmad. "Analisis Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal
(Disertai Hasil Penelitian)", Cetakan Pertama. Center for Social
Economics Studies (CSES) Press, Jakarta, 2005.
Sarwoko. "Dasar-dasar Ekonometrikd'. Penerbit Andi, Edisi Pertama, 2005.
Sharpe, William F. ; Alexander, Gordon J. ; Bailey, Jeffery V. "brvestasi",
Edisi Keenam, Jilid I . PT lndeks Kelompok Gramedia, 2005.
Sugiyono, "Metode Penelitian Eisnis'', CV Alfabeta, Bandung, 2005.
Yarnest. "Analisis Pengaruh Variabel Kil'elja Keuangan Perusahaan Terhcdap
Return Saham (Studi di Bursa Efek Surabaya)". Jurnal Ekonomi Tahun 6,
Nomor 3. 2002.
LAMPIRAN
Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Sektor Properti
Property
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20.
21
22
23
24
25
26
Nama Perusahaan
Kapltalisasi (Trlllun Rp)
Bakrieland DeveloomentTbk
Linno Karawaci Tbk
Ciputra Development Tbk
Java Real Property Tbk
Pakuwon Jati Tbk
Summarecon Aqunq Tbk
Kawasan lndustri Jababeka Tbk
Dharm:ila lntiland Tbk
Adhi Karva (Persero) Tbk
Suryain!i Permata Tbk
Ciputra Surva Tbk
Duta Anaaada Realty Tbk
Dula Pertiwi Tbk
Modernland Realty Ltd. Tbk
Surya Semesta lntarnusa Tbl<
!ndonesia Prima Prooertv Tbk
Suryamas Dutamakmur Tbk
Linno Cikaranq Tbk
Bhuwanatala lndah Permai Tbk
Roda Pananon Haraoan 1bk
Kridaoerdana lndahgraha Tbk
Bintana Mitra Semestarava Tbk
Ristia Bintana Mahkataseiati T
Ciptojaya Kontrin~oreksa Tbk
Makassar Tourism Dev. Tbk
Panca Wiratama Sakti Tbk
12, 165,572
11,938.485
5,821,131
4,207,500
3,858,943
3,759,328
3,'169,601
2,892,073
_2,449795
2, 103,482
1,939,288
1,545, 151
1,262,625
1,208,754
967,612
828,875
562,936
445.440
137,610
100,470
83,950
50,064
49,662
46,746
45,692
12,375
Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Sektar Perdagangan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama Perusahaan
United Tractors Tbk
Bakrie & Brot~er Tbk
Plaza Indonesia Realtv Tbk
Ramavana Lestari Tbk
Aneka Kimia Rava Tbk
Matahari Putra Prima Tbk
Jakarta lnt'I Hotel & Dev. Tbk
Surya Citra Media Tbk
Pembanounan Java Ancel Tbk
Enseval Putra Meaatradinq Tbk
Tunas Ridean Tbk
Jakarta Setiabudi lnternasional Tbk
Hero Suoermarket Tbk
Mitra AdiPerkasa Tbk
Kapitalisasi (Triliun Rp)
31,082,539
7,821,381
6,390,000
6,004,400
4,305,600
3,251,226
1,930,039
1,780,125
1,760,000
1,755,600
1,729,800
1,715,685
1,482,390
1, 162,000
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
23
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Fast Food Indonesia Tbk
Alfa Retailindo Tbk
lndosiar Ka;va Media Tbk
Astra Graohia Tbk
AGIS tbk
Multinolar Tbk
Sona Tooas Tourism lndusirv Tbk
Hexindo Adinerkasa Tbk
lntearasi Teknoloai Tbk
Metrodata Electronic Tbk
Panorama Sentrawisata Tbk
Laut&n Luas Tbk
Tiaaraksa Satria Tbk
Abdi Banasa Tbk
Hotel Sahid Jaya Tbk
lntraco Penta Tbk
Centrin Online Tbk
Linne E-NET Tbk
Ania Exnress To'1r & Travel Service Tb'<
Mas Murni Indonesia Tbk
Pudiiadi & Sons Est ate Tbk
DI/\ iacorn lntrabumi Tbk
Wicaksana Overseas Tbk
Te moo Inti Media Tbk
Tira Austenite Tbk
Pudiiadi Prestiae Limited Tbk
Pioneerindo Gourmet International Tbk
Mellenium Pharmacon lnt'I Tbk
Limas Centric Indonesia Tbk
44. Rime Catur Lestari Tbk
Sue i Samaoersada Tbk
45
Fortune Indonesia Tbk
46
Gema Grahasarana Tbk
47
Bavu Buana Tbk
48
Jasuindo
Tiaa Perkasa Tbk
49
Metro
Suoermarket
Realtv Tbk
50
Wahana
Phenix
Mandiri
Tbk
51
Asia
Grain
International
Tbk
52
Pool Advista Indonesia Tbk
53
lndoexchanae Tbk
54
Inter Delta Tbk
55
Perdana Banaun Pusaka Tbk
56
Akbar lndo Makmur Stimec Tbk
57
Toke Gununa Aouna Tbk
58
Mas Murni Tbk (Saham Preferen\
59
.
1,093,313
982,800
891,270
795,780
732,031
692,086
662,400
621,600
397,940
375,714
356,000
343,200
293,918
254,960
251,328
237,60S
232,921
207,077
145,350
128,980
·116,753
110,400
109.130
100,050
94,080
89,600
88,323
71,344
66,967
61,200
60,681
58,618
56,000
45,919
44,242
41,331
39,000
36,138
29,000
20,853
19,615
15,960
14,850
13,000
3,600
.
Karakteristik Keuangan Sektor Properti
No
Ssham
1
2
3
4
5
6
7
8
Bakrieland DeveloomentTbk
Linno Karawaci Tbl:
Cio utra Develoo men: Tbk
Jaya Real Prooen'I Tbk
Pakuwon Jati Tbi:
Summarecon Agung Tbk
Kawasan lndustr. Jababeka Tbk
Dhannala lntiland Tbk
g Adhi Karva (Perserol Tbk
10 Survainti Permata Tbk
PER
PBV
19.05
21.57
11.49
30.28
9.06
17.02
25.81
8.99
25.19
6.35
0.97
2.51
2.74
2.39
1.29
2.62
1.28
5.82
4.13
1.05
DER
0.61
1.53
2.53
0.65
2.20
1.10
0.27
17.78
5.56
0.25
Karakteristik Keuangan Sektor Perdagangan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sa ham
United Tractors Tbk
Bakrie & Brother Tbk
Plaza Indonesia Realty Tbk
Ram8vana Lestari Tbk
Aneka Kimia Rava Tbk
Matahari Putra Prima Tbk
Jakarta lnt'I Hotel & Dev. Tbk
Surva Citra Media Tbk
Pembanounan Java Ancol Tbk
Enseval Putra Meoatradino Tbk
PER
15.05
15.28
32.56
25.23
13.85
19.49
119.83
13.87
14.07
8.35
-
PBV
4.03
1.05
2.45
3.31
1.80
1.12
1.02
1.23
l.92
1.92
DER
1.54
0.75
0.47
0.54
1.11
1.35
1.66
0.73
0.37
1.48
~o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Perlode
Jan-05
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Aaustus.
Seotember
Oktober
Nooember
Desember
Jan-OS
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Aaustus.
Seotember
Oktober
Nopember
Desember
Jan-07
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Aaustus.
September
Oktober
Nooember
Desember
rate (year) %
7.42
7.43
7.44
7.70
7.95
8.25
8.5C
8.75
10.00
11.00
12.25
12.75
12.75
12.75
12.75
12.75
12.50
12.25
12.25
11.75
11.25
10.75
10.25
9.75
9.50
9.25
9.00
9.00
8.75
8.50
8.25
8.25
8.25
8.25
8.25
B.00
Rate Month
0.62
0.62
0.62
0.64
0.66
0.69
0.71
0.73
0.83
0.92
·1.02
1.06
1.06
1.06
1.06
1.06
1.04
1.02
1.02
0.98
0.94
0.90
0.85
0.81
0.79
0.77
0.75
0.75
0.73
0.71
0.69
0.69
0.69
0.69
0.69
0.67
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Periode
oec-04
Jan-OS
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
A.Qustus
September
Oktober
Nopembar
Desember
Jan-06
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
A~ustus
September
Oktober
Nooember
Desember
Jan-07
Februart
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nooember
Desember
Harga
1001).233
1045.435
1073.828
1080.165
1029.613
1088.169
1122.376
1182.301
1050.090
1079.275
1066.224
1095.641
1162.635
1232.321
1230.664
1322.974
1464.406
1329.996
1310.263
1351.649
1431.262
1534.615
1582.626
1718.961
1805.523
1757.258
1740.971
1830.924
1999.167
2084.324
2139.278
2348.673
2194.3~9
2359.206
2643.487
2688.332
2745.826
Return
4.52%
2.72%
0.59%
-4.68%
5.69%
3.14%
5.34%
-11.18%
2.78%
-1.21%
2.85%
6.02%
5.99%
-0.13%
7.50%
10.69%
-9.18%
-1.48%
3.16%
5.89%
7.22%
3.13%
8.61%
5.04%
-2.67%
-0.93%
5.17%
9.19%
4.26%
2.64%
9.79%
-6.57%
7.51%
1205%
1.70%
2.14%
Relative Return
104.52%
102.72%
100.59%
95.32%
105.69%
103.14%
105.34%
88.82%
102.78%
98.79%
102.85%
106.02%
105.99%
99.87%
107.50%
110.69%
90.82%
98.52%
103.16%
105.89%
107.22%
103.13%
100.61%
105.04%
97.33%
99.07%
105.17%
109.19%
104.26%
102.64%
109.79%
93.43%
107.51%
112.05%
~01.70%
102.14%
Expected Return, Standar Deviasi Return dan Sharpe's Measure Sektor Properti
No
Sa ham
1 Sakrieland DeveloomentTbk
2 Linno Karawaci Tuk
~ Ciputra Develooment Tbk
4
5
6
7
8
9
10
Java Real Prooer.v Tbk
Pakuwon Jati Tbk
Summarecon AQunQ Tbk
Kawasan lndustri Jababeka Tbk
Dharmala intiland Tbk
Adhi Karva IPersero\ Tbk
Survainti Permata Tbk
Expected
return
2.232698
-2.291262
1.789401
0.129875
0.765238
1.871341
1.944064
4.510313
2.112835
6.391105
Expected Return, Star.dar Deviasi Return dan
No
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sa ham
United Tractors Tbk
Bakrie & Brother Tbk
Plaza Indonesia Realtv Tbk
Ramavana Lestari Tbk
Aneka Kirnia Rava Tbk
'Matahari Putra Prima Tbk
Jakarta lnt'I Hotel & Dev. Tbk
Surva Citra Media Tbk
Pembangunan Java Ancol Tbk
Enseval Putra Meaatradina Tbk
Risk Free
Rate
0.98
0.98
0.98
0.98
0.98
0.98
0.98
0.98
0.98
0.98
Sharp~·s
Expected
return
4.599480
5.657001
-3.136430
0.488106
0.742028
0.682349
2.306704
1.281340
-0.028488
1.038083
Excess
Return
1.25~698
-3.271262
0.809401
-0.850125
-0.214762
0.891341
0.964064
3.530313
1.132835
5.411105
Deviasi
Return
0.189981
0.146946
0.186789
0.195873
0.228921
0.138936
0.148454
0.173609
0.164657
0.195962
Sharpe
Measure
0.085938
-0.222617
0.043332
-0.043402
-0.009382
0.064155
0.064940
0.203348
0.083800
0.276131
Measure Sektor Perdagangan
Risk Free
Rate
0.98
0.98
0.98
0.98
0.98
0.98
0.98
0.98
0.98
0.98
Excess
ReturG
3.619480
4.677001
-4.116430
-0.491894
-0.237972
-0.297651
1.326704
0.301340
-1.008488
0.058063
Doviasi
Return
0.092649
0.740767
0.221045
0.092070
0.155475
0.108672
0.158918
0.110537
0.190166
0.097398
Sharpe
Measure
0.390868
0.083137
-0.186226
-0.053426
-0.015306
-0.027:190
0.083483
0.027261
-0.053032
0.005961
Expected Return. Standar Deviasi Return dan Sharpe's Measure IHSG
Expected
IHSG
return
2.84485044
Risk Free
Rate
Excess
Return
Deviasi
Return
Sharpe
Measure
0.98 1.86485044 0.05267474 0.354031286
Periode
Harga
!C-04
n.()5
'bruari
aret
iril
280
265
245
370
3j
320
315
325
250
165
160
155
165
160
155
170
180
185
155
165
165
150
150
135
195
205
235
230
240
315
330
490
395
530
590
610
620
ni
Ii
1ustus
>ptember
dober
member
3sember
1n-OS
~bruari
aret
iril
3j
ni
iii
iustus
>ptember
<tober
ipember
3sember
in-07
•bruari
aret
>ril
9i
1ni
Iii
iustus
>Ptember
<lobar
ioember
:sember
2SO
Dlviden
Return
-5.36%
-7.55%
51.02%
-24.32%
14.29%
-1.56%
3.17%
-23.08%
-34.00%
-3.03%
-3.13%
6.45%
-3.03%
-3.13%
9.68%
5.88%
2.78%
-16.22%
6.45%
0.00%
-9.09%
0.00%
-10.00%
44.44%
5.13%
14.63%
-2.13%
4.35%
31.25%
4.76%
48.48%
-19.39%
34.18%
11.32%
3.39%
1.64%
Perlocle
Relative Return
94.64%
92.45%
151.02%
75.68%
114.29%
98.44%
103.17%
76.92%
66.00%
96.97%
96.88%
106.45%
96.97%
96.88%
109.68%
105.88%
102.78%
83.78%
106.45%
100.00%
90.91%
100.00%
90.00%
144.44%
105.13%
114.63%
97.87%
104.35%
131.25%
104.76%
148.48%
80.61%
134.18%
111.32%
103.39%
101.64%
Dec-04
Jan-05
Februari
Maret
Anril
~.
Juni
Juli
Ac;ustus
Sentember
Oktober
Nonember
Desember
Jan-06
Februan
Maret
Anni
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nonember
Desember
Jan-07
Februar!
Maret
Anni
Mei
-
Jun;
Juli
Aaustus
Sentember
Oktober
Nonember
Desember
Harga
1625
1510
1510
1500
1480
1470
1470
1630
1620
1630
1650
1680
1750
1800
1820
1980
1950
1780
1720
900
880
900
910
1010
1070
1020
1000
1030
1280
1540
1520
1760
1800
1790
1760
1680
690
Dlviden
10.00
9.99
4.62
Return
-7.08%
0.00%
-0.66%
-1.33%
-0.68%
0.00%
10.88%
0.00%
0.62%
1.23%
1.e2%
4.17%
2.86%
1.11%
8.79%
-1.52%
-e.12%
-3.37%
-47.67%
-2.22%
2.27%
1.11%
10.99%
6.93%
-4.67%
-1.96%
3.00%
24.27%
20.31%
-1.30%
15.79%
2.27%
-0.56%
-1.68%
-4.55%
-58.65%
Relative Return
92.92%
100.00%
99.34%
98.67%
99.32%
100.00%
110.88%
100.00%
100.a2%
101.23%
101.82%
104.17%
102.86%
101.11%
108.79%
98.48%
91.28%
96.63%
52.33%
97.78%
102.27%
101.11%
110.99%
106.93%
95.33%
98.04%
103.00%
124.27%
120.31%
96.70%
115.79%
102.27%
99.4.\%
98.32%
95.45%
41.35%
Peri ode
Dec-04
Jan-05
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Aoustus
Seotember
Oktober
Nooember
Desember
Jan-06
Februari
Maret
Anril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seetember
Oktober
Nooember
Desember
Jan-07
Februari
Maret
Anril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
,September
:oktober
iNooember
iDesember
Harga
470
425
415
650
550
550
620
600
350
320
275
280
300
445
420
435
455
465
440
460
590
610
580
650
760
800
840
920
970
960
900
920
760
930
890
650
890
Dividen
Return
Relative Return
-9.57%
-2.35%
56.63%
-15.38%
0.00%
12.73%
-3.23%
-41.67%
-8.57%
-14.06%
1.82%
7.14%
48.33%
-5.62%
3.57%
4.60%
2.20%
-5.38%
4.55%
28.26%
3.39%
-4.92%
12.07%
16.92%
5.26%
s.00°10
9.52%
5.43%
-1.03%
-6.25%
2.22%
-17.39%
22.37%
-4.30%
-26.97%
36.92%
90.43%
97.65%
156.63%
84.62%
100.00%
11:2.73%
96.77%
58.33%
91.43%
85.94%
101.82%
107.14%
148.33%
94.38%
103.57%
104.60%
102.20%
94.62%
104.55%
128.26%
103.39%
95.08%
112.07%
116.92%
105.26%
105.00%
109.52%
105.43%
98.97%
93.75%
102.22%
82.61%
122.37%
95.70%
73.03%
136.92%
Harga
Peri ode
Dec-04
Jan-05
Februari
Maret
IADril
Mei
Juni
,Juli
Aoustus
Seotember
Oktober
Nooembsr
Desember
Jan-06
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Aoustus
September
Oktober
Mooember
Desember
Jan-07
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seoternber
Oktober
Nooember
Desember
I
1500
1700
2000
2525
2475
2400
2350
2350
1730
1900
1900
1900
1890
1900
1900
2300
3375
3800
3600
3300
580
640
740
830
1030
1000
1100
1160
1510
1620
1550
1580
1500
1480
1500
1520
1530
Dividen
25.00
35.0u
9.00
Return
t<te1auve n:e'lun1
13.33%
17.65%
2625%
-1.98%
-3.03%
-1.04%
0.00%
-26.38%
9.83%
0.00%
0.00%
-0.53%
0.53%
0.00%
21.05%
46.74%
12.59%
-5.26%
-7.36%
-82.42%
10.34%
15.63o/o
12.16%
24.10%
-2.91%
10.00%
5.45%
30.17%
7.28%
-3.77%
1.94%
-5.06%
-1.33%
1.35%
1.33%
0.66%
113.33%
117.65%
126.25%
98.02%
96.97%
98.96%
100.00%
73.62%
109.83%
100.00%
100.00%
99.47%
100.53%
100.00%
121.05%
146.74%
112.59%
94.74%
92.64%
17.58%
110.34%
115.63%
112.16%
124.10~-
97.09%
110.00%
105.45%
130.17%
107.28%
96.23%
101.94%
94.94%
98.67%
101.35%
101.33%
100.66%
Periode
ec-04
m-05
ebruari
iaret
nril
lei
Jni
Jli
austus
eotember
>klober
ooember
esember
an..06
ebruari
laret
pril
lei
Jni
Jli
austus
eDtember
1ktober
oDPmber
esember
an..07
ebruari
laret
oril
lei
1
uni
uli
gustus
eotember
1ktober
!ooember
esember
1
Harga
380
380
400
510
440
470
500
455
450
485
420
420
465
420
500
500
430
520
490
490
470
460
510
670
680
870
900
1060
1160
1330
1600
2900
3000
500
500
485
500
Dividen
Return
0.00%
5.26%
27.50%
-13.73%
6.82%
6.38%
-9.00%
-1.10%
7.78%
-13.40%
0.00%
10.71%
-9.68%
19.05%
0.00%
-14.00%
20.93%
-5.77%
0.00%
-4.08%
-2.13%
10.87%
31.37%
1.49%
27.94%
3.45%
17.78%
9.43%
14.66%
20.30%
81.25%
3.45%
-83.33%
0.00%
-3.00%
3.09%
I
Relative Return
100.00%
105.26%
127.50%
86.27%
106.82%
106.38%
91.00%
98.90%
107.78%
86.60%
100.00%
11:0.71%
90.32%
11'9.05%
100.00%
86.00%
120.93%
94.23%
100.00%
95.92%
97.87%
11!0.87%
131.37%
101.49%
127.94%
103.45%
11:7.78%
109.43%
11!4.66%
120.30%
181.25%
103.45%
1:6.67%
100.00%
97.00%
103.09% .
'
i
Perio~
Dec-04
Jan-OS
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
6qustus
Seotember
Oktober
Nooember
Desember
Jan-06
Februsri
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
.§eptembor
Oktober
Nooember
Desember
Jan..07
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Anustus
Sentember
Oktober
Nonember
Deserr1ber
Harga
625
690
900
980
870
960
1030
1050
770
740
730
740
750
870
850
1030
1250
Dividen
15.00
12~0
1170
930
9W
1100
1180
1150
1170
1270
1350
15.00
11~0
1180
1560
1260
1530
1430
14~0
1350
1080
1170
13.00
Ratum
ReiatlYe Return
10.40%.
30.43%.
8.89%
-11.22%.
10.34%
7.29%.
3.40%.
-26.67%.
-3.90%
-1.35%.
1.37°A:t
1.35%.
16.00%
-2.30%.
21.18%
21.36%.
-3.20%
-3.31%
-19.23%.
-2.15%
20.88%
7.27%
-2.54%
1.74%
8.55%.
6.30%
-17.78%
6.31%.
32.20%
-18.40%
21.43%.
-6.54%
-1.40%.
A.26%.
·20.00%
8.33%.
110.40%
130.43%
108.89%
88.78%
110.34%
107.29%
103.40%
73.33%
96.10%
98.65%
101.37%
101.35%
116.00%
97.70%
121.18%
121.36%.
96.80%
96.69%.
80.77%
97.85%
120.es%
107.27%.
97.46%
101.i'4%
108.55%
106.30%
82.22%
106.31%
132.20%
81.60%
121.43%
93.46%
98.60%
95.74%.
80.00%
108.33%
Periode
>ec-04
'an-05
'ebruari
Aaret
\pril
Aei
iuni
luli
\austus
>eotember
)ktober
~ooember
lesember
lan-06
'ebruari
Aaret
\oril
Aei
Iuni
luli
\austus
>eotember
)ktober
fopember
)esember
lan-07
'ebruari
~aret
\oril
Harga
115
125
130
145
115
125
125
125
90
100
90
85
90
90
110
140
155
120
130
130
125
125
120
125
155
166
179
220
195
~ei
225
Iuni
Juli
>.austus
>eotember
)ktober
215
265
220
285
240
194
230
~ooember
)esember
Dividen
Return
!Relative Return
8.70%
4.00%
11.54%
-20.69%
8.70%
0.00%
0.00%
-28.00%
11.11%
-10.00%
-5.56%
5.88%
0.00%
22.22%
27.27%
10.71%
-22.58%
8.33%
0.00%
108.70%
104.00%
1111.54%
79.31%
106.70%
100.00%
100.00%
72.00%
11'1.11%
90.00%
94.44%
105.88%
100.00%
122.22%
127.27%
110.71%
77.42%
108.33%
100.00%
96.15%
100.00%
96.00%
104.17%
124.00%
107.10%
107.83%
122.91%
88.64%
11!5.38%
95.56%
123.26%
83.02%
129.55%
84.21%
80.83%
11'8.56%
-3.85°/o
0.00%
-4.00%
4.17%
24.00%
7.10%
·7.83%
22.91%
-11.36%
15.38%
-4.44%
23.26%
-16.98%
29.55%
-15.79%
-19.17%
16.56%
Periode
!
Dec-04
Jan-OS
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Aoustus
Seotember
O!ctober
Nooember
Desember
Jan-OS
Februari
Maret
Anril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nonember
Desember
Jan-07
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Aoustus
Sentember
Oktober
Nooember
Desember
I
Harga
190
235
250
360
325
320
3~5
290
205
165
185
185
185
220
2~0
2no
235
2~5
190
190
200
195
2fi0
200
250
2fl0
215
2rn
245
330
420
590
500
670
700
880
930
Dividen
Kewm
rt.tnn1uiru nvr.u1 11
23.68%
6.38%
44.00%
-9.72%
-1.54%
-1.56%
-7.94%
-29.31%
-19.51%
12.12%
0.00%
0.00%
18.92%
-4.55%
0.00%
11.90%
-8.51%
-11.63%
0.00%
5.26%
-2.50%
7.69%
-4.76%
25.00%
-16.00%
2.38%
-2.33%
16.67%
34.69%
27.27%
40.48%
-15.25%
34.00%
4.48%
25.71%
5.68%
123.68%
106.38%
144.00%
90.28%
98.46%
98.44%
92.06%
70.69%
80.49%
112.12%
100.00%
100.00%
118.92%
95.45%
100.00%
111.90%
91.49%
88.37%
100.00%
105.26%
97.50%
107.69%
95.24%
125.00%
84.00%
102.38%
97.67%
116.67%
134.69%
127.27%
140.48%
84.75%
134.00%
104.48%
125.71%
105.68%
Periode
Dec-04
Jan-05
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
AQustus
Seetember
Oktober
Nonember
Desember
Jan-06
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jan-07
Februari
Maret
Anril
Mei
Juni
Juli
AQustus
September
Oktober
Nooember
Desember
Harga
675
940
1030
880
730
810
830
770
535
550
530
530
720
810
810
840
920
740
660
600
510
610
700
810
800
810
710
750
870
1010
1100
1520
1230
1250
1560
1370
1360
Dividen
Return
Perlode
Relative Return
Dec-04
20,00
12.98
10:61
39.26%
9.57%
-14.56%
-17.05%
10.96%
4.94%
-7.23%
-30.52%
2.80%
-3.64%
0.00%
35.85%
12.50%
0.00%
3.70%
9.52%
-19.57%
-10.81%
-7.12%
-15.00%
19.61%
14.75%
15.71%
-1.23%
1.25%
-12.35%
5.63%
16.00%
16.09%
6.91%
39.15%
-19.08%
1.63%
24.80%
-12.18%
-0.73%
139.26%
109.57%
85.44%
82.95%
11'0.96%
104.94%
92.77%
69.48%
102.80%
96.36%
100.00%
135.85%
11'2.50%
100.00%
103.70%
109.52%
80.43%
89.19%
92.88%
85.00%
11:9.61%
114.75%
1t5.71%
98.77%
101.25%
87.65%
105.63%
116.00%
116.09%
108.91%
139.15%
80.92%
101.63%
124.80%
87.82%
99.27%
d~Februari
Maret
bE!!!__
Mei
Juni
Juli
Aoustus
September
Oktober
Non ember
Desember
Jan-06
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nooember
Desember
Jan-07
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Sep!ember
Oktober
~ember
Desemher
Harga
2~5
230
265
400
335
350
370
370
220
2W
185
190
190
235
230
235
240
190
180
190
225
335
365
375
590
540
540
560
750
980
1140
1320
1380
15~0
1540
1940
2000
Diviclen
I Ratum
Re1anve Return
I
6.98%
15.22%
50.94%
-16.25%
4.48%
5.71%
0.00%
-40.54%
-4.55%
-11.90%
2.70%
0.00%
23.68%
-2.13%
2.17%
:?..13%
-20.83%
-5.26%
5.56%
16.42%
48.69%
14.93%
-2.60%
57.33%
-8.47%
0.00%
3.70%
33.93%
30.67%
16.33%
15.79%
4.55%
9.42%
1.99%
25.97%
3.09%
106.98%
115.22%
150.94%
83.75%
104.46%
105.71%
100.00%
59.46%
95.45%
88.10%
102.70%
100.00%
123.68%
87.87%
102.17%
102.13%
79.17%
94.74%
105.56%
118.42%
148.89%
114.93%
97.40%
157.33%
91.53%
100.00%
103.70%
133.93%
130.67%
116.33%
115.79%
104.55%
109.42%
101.99%
125.97%
103.09%
'
Periode
c-04
1-05
oruari
ret
ril
~i
1i
i
ustus
otember
tober
pember
sember
n-06
bruari
tret
ril
~i
1i
i
ustus
otember
:tober
pember
,sember
n-07
bruari
iret
ril
!i
ni
Ii
ustus
ptember
:tober
'pember
'sember
Harga
2275
2850
3025
2875
2950
3275
3725
4450
3875
3875
3700
3600
3675
3825
3975
4500
5450
5400
5400
5600
5750
6050
6550
6450
6550
6750
6950
7400
7900
Divlclen
35
110
45
7550
8250
8600
8100
8200
10950
11250
10900
85
60
Return
25.27%
6.14%
-4.96%
2.61%
11.02%
14.81%
19.46%
-12.92%
0.00%
-4.52%
-2.70%
2.08%
4.08%
3.92%
13.21%
21.11%
-0.92%
2.04%
3.70%
2.68%
5.22%
9.01%
-1.53%
1.55%
3.05%
2.96%
6.47%
6.76%
-4.43%
10.40%
4.24%
-5.81%
1.23%
34.27%
2.74%
-3.11%
Relative Return
125.27%
106.14%
95.04%
102.61%
111.02%
114.81%
119.46%
87.08%
100.00%
95.48%
97.30%
102.08%
104.08%
103.92%
113.21%
121.11%
99.08%
102.04%
103.70%
102.63%
105.22%
109.01%
98.47%
101.55%
103.05%
102.96%
106.47%
106.76%
95.57%
110.40%
104.24%
94.19%
101.23%
134.27%
102.74%
96.89%
Peri:>de
Dec-04
Jan-05
Februari
Maret
IAnril
Mei
Juni
Juli
Aoustus
l:'eotember
Oktober
Nooember
Desember
Jan-06
Februari
Maret
Anril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nooember
Desember
Jan-07
Februari
Maret
Anril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nooember
Desember
-
Harga
40
40
40
215
125
105
120
140
95
100
110
105
120
130
130
170
170
170
150
170
165
150
155
130
155
172
182
187
240
300
295
305
270
300
315
295
290
Dividen
Return
0.00%
0.00%
437.SO~b
-41.86%
-16.CO%
14.29%
16.67%
-32.14%
5.26%
10.00%
-4~55%
14.29%
8.33%
0.00%
30.77%
0.00%
0.00%
-11.76%
13.33%
-2.94%
-9.09%
3.33%
-16.13%
19.23%
10.97%
5.81%
2.75%
28.34%
25.00%
-1.67%
3.39%
-11.48%
11.11%
5.00%
-6.35%
-1.69%
Relative Return
100.00%
100.00%
537.50%
58.14%
84.00%
114.29%
116.67%
67.86%
105.26%
110.00%
95.45%
114.29%
108.33%
100.00%
130.77%
100.00%
100.00%
88.24%
113.33%
97.06%
90.91%
103.33%
83.87%
119.23%
110.97%
105.81%
102.75%
128.34%
125.00%
98.33%
103.39%
88.52%
111.11%
105.00%
93.65%
95.31%
''
Periode
ac-04
in--05
•bruari
are!
iril
ei
1ni
iii
lUS!US
mtember
<lober
)Dember
3:Sember
tn--06
~bruari
are!
lril
ei
1ni
Iii
iustus
iptember
<lober
)Dember
esember
in--07
~bruari
are!
lril
ei
1ni
tli
iustus
iotember
,<tober
>Dember
9sember
Harga
5700
5700
5700
5700
5700
5700
5700
5700
5700
5700
5700
5700
5700
5700
5700
5700
5900
5900
5900
5900
6400
7000
10000
10500
1100
1110
1050
1100
1100
1200
1300
1300
1000
1000
1000
1000
1800
Divlden
13
12.5
1.25
Return
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.23%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
3.51%
0.00%
0.00%
0.00%
8.69%
9.38%
42.86%
5.00%
·89.52%
0.91%
-5.41%
4.76%
0.00%
9.09%
8.33%
0.00%
·22.98%
0.00%
0.00%
0.00%
80.00%
Relative Return
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.23%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
103.51%
100.00%
100.00%
100.00%
108.69%
109.38%
142.86%
105.00%
10.48%
100.91%
94.59%
104.76%
100.00%
109.09%
108.33%
100.00%
77.02%
100.00%
100.00%
100.00%
180.00%
Periode
Dac-04
Jan--05
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
SsDtember
Oktober
Nopamber
Desembar
Jan--06
Februar.
Maret
Aorit
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nooember
Desember
Jan.07
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Aoustus
SeD!ember
Oktober
Nooember
Desember
Harga
775
700
780
780
770
820
900
870
820
780
720
720
810
Dlviden
30
.~50
730
800
910
760
700
790
780
880
840
830
870
860
770
810
800
22
770
1010
980
850
850
880
860
850
22
Return
·1.94%
2.63%
0.00%
·1.28%
6.49%
9.76%
0.00%
-5.75%
-4.88%
-7.69%
0.00%
12.50%
4.94%
-14.12%
9.59%
1375%
-16.48%
·1.32%
8.27%
·1.27%
12.82%
-4.55%
·1.19%
4.82%
·1.15%
-10.47%
5.19%
·1.23%
·3.75%
34.03%
·2.97%
-13.27%
0.00%
3.53%
-2.27%
·1.16%
Relative Return
98.01:\%
102.63%
100.00%
98.72%
106.49%
109.76%
100 00%
94.25%
95.12%
92.31%
100.00%
112.50%
104.94%
85.88%
109.59%
113.75%
83.52%
98.68%
108.27%
96.73%
112.82%
95.45%
98.81%
104.82%
98.85%
89.53%
105.19%
98.77%
96.25%
134.03%
97.03%
86.73%
100.00%
103.53%
97.73%
98.84%
Periode
•c-04
n-05
1bruari
iret
>ril
:!i
ni
Ii
1ustus
•otember
<tober
>Pember
!Sember
,n-06
1bruari
are!
>ril
3j
ni
Ii
1ustus
•Plember
ctob er
member
•sember
in-07
ibruari
aret
>ril
si
ni
Ii
;ustus
•Ptember
<lob er
member
~sember
Harga
1150
1100
1100
1180
1220
1150
1200
1280
1210
1350
1530
1590
1480
1550
1500
1690
1880
1770
1740
1680
'1750
1740
2050
2200
2725
2575
3150
3000
3325
4075
4100
1100
1070
1170
1160
1210
1380
Dividen
40
60
65
Return
Relatlw RetLirn
-4.35%
0.00%
7.27%
3.39%
-2.46%
4.35%
6.67%
-5.47%
11.57%
13.33%
3.92%
-6.92%
4.73%
-3.23%
12.67%
11.24%
-5.85%
-1.69%
-3.45%
4.17%
2.86%
17.82%
7.32%
23.86%
-5.50%
22.33%
-4.76%
10.83%
22.56%
2.21%
-73.17%
-2.73%
9.35%
-0.85%
4.31%
14.05%
95.65%
100.00%
107.27%
103.39%
97.54%
104.35%
106.67%
94.53%
111.57%
113.33%
103.92%
93.08%
104.73%
96.77%
112.67%
111.24%
94.15%
98.31%
96.55%
104.17%
102.86%
117.82%
107.32%
123.86%
94.50%
12233%
95.24%
110.83%
122.56%
10221%
26.83%
97.27%
109.35%
99.15%
104.31%
114.05%
Perlode
-Dec-04
Jan-05
Februari
Maret
Anril
Mei
Juni
Juli
Anustus
Sentember
Oktober
Nonember
Desember
Jan-06
Februari
Maret
Anril
Mei
Juni
Juli
Aoustus
Seotember
Oktober
Nonember
Desember
Jan-07
Februari
Maret
Anni
~i
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nonember
Desember
Harga
575
650
670
860
580
570
590
720
800
840
860
1020
960
930
790
1030
970
720
750
820
760
830
730
740
800
710
Dividen
14
25
700
690
710
•;"60
810
780
800
770
750
650
690
10.4
Return
13.04%
3.C8%
-1.49%
-12.12%
-1.72%
5.96%
22.03%
11.11%
5,00%
2.38%18.60%
-5.88%
-3.13%
-15.05%
30.38%
-3.40%
-25.77%
4.17%
9.33%
-7.32%
9.21%
-12.05%
1.37%
8.11%
-11.25%
-1.41%
-1.43%
2.&0%
8.51%
6.58%
-3.70%
2.56%
-3,75%
-2.60%
·13.33%
G.15%
Relative Return
113.04%
103.08%
98.51%
87.88%
98.28%
105.96%
122.03%
111.11%
105.00%
102.38%
118.60%
94.12%
96.88%
84.95%
130.38%
so.60% __
74.23%
104.17%
109.33%
92.68%
109.21%
87.95%
101.37%
108.11%
88.75%
98.59%
98.57%
102.90%
108.51%
106.58%
96.30%
102.56%
96.25%
97.40%
86.67%
106.15%
.::"
:;·.
;:
4)
"4
p
/"-,
:{~
;,>
"~
--- -
Periode
ic-04
in-05
'bruari
aret
>ril
~i
ni
Ii
1ustus
>ptember
<lob er
member
~sember
n-06
1bruari
iret
>ril
~i
ni
Ii
1ustus
'ptember
<lob er
>Pember
!Sember
n-07
bruari
iret
•ril
~i
ni
Ii
1ustus
1otember
:tober
>Dember
•sember
Harga
440
455
445
760
630
690
650
640
500
505
460
490
495
540
560
570
680
550
485
480
530
560
620
620
690
650
630
690
790
830
810
1110
1050
1090
1050
1000
1000
Dividen
Return
3.41%
-2.20%
70.79%
-17.11%
9.52%
-5.80%
-1.54%
-21.88%
1.00%
-8.91%
6.52%
1.02%
9.09%
3.70%
1.79%
19.30%
-19.12%
-11.82%
-1.03%
10.42%
5.66%
10.71%
0.00%
11.29%
-5.80%
-3.06%
9.52%
14.49%
5.06%
-2.41%
37.04%
-5.41%
3.81%
-3.87%
-4.76%
0.00%
Relative Return
103.41%
97.80%
170.79%
82.89%
109.52%
94.20%
98.46%
78.13%
101.00%
91.09%
106.52%
101.02%
109.09%
103.70%
101.79%
119.30%
80.88%
88.18%
98.97%
110.42%
105.66%
110.71%
100.00%
111.29%
94.20%
96.92%
109.52%
114.49%
105.06%
97.59%
137.04%
94.59%
103.81%
96.33%
95.24%
100.00%
Periode
Dec-04
Jan-05
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Arlustus
Sentember
O!<tober
Nonember
Desember
Jan-06
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nonember
Desember
Jan--07
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Arlustus
Sentember
Oktober
Nonember
Desember
-
Harga
725
770
770
710
700
610
650
790
730
660
710
630
640
620
610
670
700
DlvhJen
35
25
640
640
600
650
820
820
800
800
800
800
950
950
50.16
8
990
950
960
880
730
990
900
940
20
Return
Relative Return
6.21%
0.00%
-7.79%
-1.41%
-12.86%
12.30%
21.54%
-7.59%
-9.59%
7.58%
-11.27%
5.56%
-3.13%
-1.61%
9.84%
4.48%
-8.57%
7.84%
-6.25%
8.33%
26.15%
0.00%
-2.44%
1.00%
0.00%
0.00%
18.75%
0.00%
4.21%
-4.04%
1.()5%
-6.25%
-'17.05%
35.62%
-9.09%
4.44%
106.21%
100.00%
92.21%
98.59%
87.14%
112.30%
'121.54%
92.41%
90.41%
107.58%
88.73%
105.56%
96.88%
98.39%
109.84%
104.48%
91.43%
107.84%
93.75%
108.33%
128.15%
100.00%
97.56%
101.00%
100.00%
100.00%
118.75%
100.00%
104.21%
95.96%
101.05%
93.75%
82.95%
135.62%
90.91%
104.44%
Periode
ic-04
'n-05
ibruari
3ret
iril
ei
1ni
Iii
iustus
~ptember
ktob er
opember
esember
m-06
~bruari
aret
oril
ei
ini
Jli
gustus
eptember
ktober
ooember
esember
an-07
ebruari
laret
oril
lei
uni
uli
,gustus
>eptember
>ktober
lopember
>esember
Harga
1225
1140
1250
1280
1200
1160
1160
1070
850
940
990
920
900
900
910
1050
1940
1890
1740
880
860
1140
1050
960
1020
1000
1020
1090
1250
1290
1330
1260
1150
1240
1080
1030
1100
DMden
Return
Relative Return
-6.94%
9.65%
2.40%
93.06%
109.65%
102.40%
93.75%
100.83%
100.00%
92.24%
79.44%
110.59%
105.32%
92.93%
97.83%
100.00%
101.11%
115.38%
184:16%
100.57%
92.06%
50.57%
97.73%
132.56%
92.11%
91.43%
106.25%
98.04%
102.00%
106.86%
114.68%
103.20%
105.54%
94.74%
91.27%
107.83%
87.10%
95.37%
106.80%
-6.25~~
50
61
31.5
0.83%
0.00%
-7.76%
-20.56%
10.59%
5.32%
-7.07%
-2.17%
0.00%
1.11%
15.38%
84.76%
0.57%
-7.94%
-49.43%
-2.27%
32.56%
-7.89%
-8.57%
6.25%
-1.96%
2.00%
6.86%
14.68%
3.20%
5.54%
-5.26%
-8.73%
7.83%
-12.90%
-4.63%
6.80%
Periode
Dec-04
Jan-05
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktoter
Nopember
Desember
Jan-06
Februari
Maret
Aoril
Mei
Juni
Juli
Aaustus
Seotember
Oktober
Nooember
Desember
Jan--07
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Harga
D!viden
550
5eo
700
680
670
720
710
700
640
620
570
580
7EO
700
730
820
890
730
700
650
630
670
720
620
650
620
590
700
750
860
900
930
840
850
800
790
770
5
25
R">turn
Relatiwe Return
5.45%
20.69'h
-2.86%
-1.47%
7.46%
-1.39%
-1.41%
-8.57%
-3.13%
-8.06%
1.75%
29.31%
-6.67%
4.29%
12.:33%
8.54%
-17.98%
-4.11%
-7.14%
-2.31%
6.35%
7.46%
-13.89%
4.84%
-4.52%
-4.C\4%
18.64%
7.14%
14.67%
7.56%
3.33%
-9.68%
1.19%
-5.88%
-1.25%
-2.53%
105.45%
120.69%
97.14%
98.53%
107.46%
98.61%
98.59%
91.43%
96.88%
91.94%
101.75%
129.31%
93.33%
104.29%
112.33%
106.54%
82.02%
93.89%
92.86%
97.69%
106.35%
107.46%
86.11%
104.84%
95.38%
95.16%
118.64%
107.14%
114.67%
107.56%
103.33%
90.32%
101.19%
94.12%
98.75%
97.47%
Download