PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTll( KEUANGAN PERUSAllilAN SEKTOR PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR PROPERTI - REAL ESTAT (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia) Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAttARTA Olen: Yayan Hermayandi NIM:103081029211 da.ri Tgl. .· ·;zn:;······:·-p:·······\················~. ·. . : v::.\., ..Q:.fG ~ . ti10c:: .·:~:::Q::~r~~ • •. foduh ... JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA j _______ _____ r - - --"~·--. ··~·- -·-·-·--····-·-~·~ ... PEf~Pu::;-1 /\Kl\.AN l; fAMA A .__ UIN SY/11·111) ,IAKAfn , , PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR PROPERTI- REAL ESTAT (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilnm Sosial Untuk memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Yayan Hermayandi NllV1:103081029211 Dibawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II ~ / Prof. Dr. Ahmad R15do i, MM NIP: 150 317 955 ~ Inda Yama Nasarudin, NIP: 150 31?' 593 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF JIIDAYATULLAH PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR PROPERTI- REAL ESTAT (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Yayan Hermayandi NIM:103081029211 Dibawah Bimbingan Pembimbing II Pembimbing I ' Prof. Dr. Ahmad NIP: 150 317955 ~~ Rod~ni, MM ludo Yama Nasarudin, SE, MAB NIP: 150 317 593 Penguji Ahli Prof.Dr. Abdul Hamid, MS !\'IP: 131 474 891 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EICONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH Harl ini Rabu 21 Mei Tahun Dua Ribu Delapan telah clilakukan Ujian Komprehensifatas nama Yayan Hennayandi NIM: 103081029211 denganjudul Skripsi: PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR PROPERTI.REAL ESTAT" (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia). Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat cliterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarja.'lll Ekonorni pada Jurusan Manjemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 21 Mei 2008 Tim Penguji Ujian Kemprehensif ~ Pr()f, Dr. Ahmad Rodoni, MM Ketua Hervanto, SE, MSi Sela·etaris ' .... Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli YAYAN HERMAYANDI Temp2.t, tanggal lahir : Lebak, 20 Februari 1986 Jenis kelamin : Laki - laki Agama : Islam A!amat : Kp. Parakanbeusi Rt.OJ Rw.01 Ds. Parakanbeusi Kee. Bojongmanik Kab. Lebak - Banten 42363 Telepon : 0812 1050 8300 E-mail · yans [email protected] PENDIDIKAN FORMAL 2003 - 2008 : Jurusan Manajemen Keuangan, l'akultas Ekonomi & Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2000 - 2003 : SMU Negeri 1 Rangkasbitung 1997 - 2000 : SLTP Negeri I Bojongmanik 1991 - 1997 : SD Negeri l Parakanbcusi PENGALAMAN ORGANISASI 2008 : Kabid. Kewirausahaan GMII Prov. Banten 2006 - 2007 : Wakabid ORSENBUD Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta 2005 - 2006 : Sekretaris Umwn Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat, Komisariat Fakultas Eko11omi & Ilmu Sosial Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2004 -2005 : Kabid PTKP, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat, Komisariat Fakultas Ekonomi & Ilmu Sosial. ABSTRACT This research has aim to analyzed comparative of market peiformance and financial characteristic al two group ofstock sector in Indonesia Stock Exchange (!DX), that is trade sector and property - real estate sector. Data used are monthly time series daw since Jam;ary 2005 until December 2007. Based on the result of this study, market peiformance of trade sector hasn't different s!gnificant to property - real estate sector. Variables of Financial characteristic at both sectors that is excess return, PER, PBV, and DER haven't different significant and simultaneously or partially of variables haven't significant influence to market peiformance. Keywords: Market performance, Excess return, PER, PBV, DER ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalis!s perbandingan market performance dan karakteristik keuangan pada dua kelompok sektor saham di Bursa Efek Indonesia, yaitu sektor perdagangan dengan sektor properti-real estat. Data yang digunakan adalah data time series secara bulanan dari bulan Januari 2005 sampai Desember 2007. Berdasarkan hasil pengujian, market perfonnance sektor perdagangan tidak rnemiliki perbedaan secara signifikan dengan sek1or property-real estat. Untuk variabei-variabel kara!cteristik keuangan yaitu, excess return, PER, PBV dan DER untuk kedua sektor tersebut tidak rnemiliki perbedaan secara signifikan dan baik secara bersama->ama atau parsial variabel-variabel tersebut tidak rnempunyai pengaruh secara signifikan terhadap market perfonnance. Kata kunc1: Market Peiformance, Excess return, PER, PBV, DER KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Segala puji tetap terpanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, Tuhan Yang Maha Indah. Tuhan yang dengan kasih sayang-Nya lah hingga kini penulis masih diberikan berbagai macan1 ni'mat, rahmat, karunia, hidayah, dan inayah-Nya. Shalawat sena salam tentunya akan selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, Sang Pemb~bas Manusia dari kejahiliyahan, Seorang Reformis Sejati sepanjang hayatnya, Seorang yang hingga kini mudahmudahan tetap menjadi idola dan tauladan bagi umatnya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan penulis baik dalam pengetahuan maupun dalam teknik penulisannya, oJeh karena itu dengan kerendahan hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran dan k.ritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak yang telah membanru selesainya skripsi ini. Dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak secara langsung, mendorong serta memberikan inspirasi sehingga skripsi ini bisa selesai. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada: I. Ayahanda Salim Ibrahim dan lbunda Eti (aim) tercinta yang senantiasa memberikan doa, bimbingan, kesabaran, keikhlasannya serta dorongan semangat yang tak terhitung nilainya kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah serta rahmat-Nya pada Ayahanda atas segala kebaikan yang di berikan kepada penulis dan semoga Allah SWT menempatkan Ibunda tercinta (aim) di tempat yang terbaik di sisiNya. 2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu dan fikirannya dari proses review hingga selesai skripsi ini meskipun ditengah kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk memberikan solusi kepada penulis. 3. Bapak lndo Yama Nasarndin, SE, MAB selaku dosen pembimbing JI, yang telah membantu, meluangkan waktu serta fikirannya dan membimbing penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi <ian llmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayiitullah Jakarta. 5. Terima kasih pada seluruh Dosen, Karyawan dan Pctugas perpustakaan Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial atas semua curahan ilmu, bantuan, perhatian dan pelayanannya. 6. Teman-teman dan sahabat-sahabatku seperjuangan Bom2, Afiian Bhu, Aris The Bo2toh, Yasser, Echo Blay, Jazi, Misbah, Piit, Ucuy, Evenk, Gandul, Roger, Sufi, Oyag's, Nabiel, Akhyar, Tamplang dan The Zomblo's, serta c:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per satu terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan motivasinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan semoga sukses untuk semuanya. 7. Kawan-kawan di HM!, HMB, GMII, !MALA, Efek-efek Community, yang telah banyak memberikan pelajaran hidup berorganisasi bagi penulis, sekali lagi terima kasih banyak kawan. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena keterbatasan ruang dan waktu. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dan hanya iringan do'a yang dapat penulis berikan untuk setiap kebaikan yang telah di berikan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Amiin Jakarta, 04 Desember 2008 Penulis DAFTARISI Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. . Abstract.................................................................................................... ii Abstrak ..................................................................................................... iii Kata Pengantar ... ...................................................................................... iv Daftar lsi .................................................................................................. vi Daftar Tabel ............................................................................................. ix Daftar Garn bar.......................................................................................... xi BAB I. PENDAHULUAN ............................................................ 1 A. I .atar l:selakang Peneiitian ............................................ I B. Perumusan Masalah ..................................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat.. ................................................... 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...••.•.................•....•.••.....•.•.....•..• 11 A. Investasi dan Jenisnya.................................................. 11 B. Risiko, Return dan Hubungannya ................................. 14 C. Estimasi Risiko dan Return.......................................... 18 I. Range ..................................................................... 18 2. Mean Absolute Deviation ....................................... 18 3. Probability Of Negative Return .............................. 18 4. Semivariance ......................................................... 19 5. Standar Deviation .................................................. 19 D. Capital Aset Prising Model .......................................... 21 E. Market Performance .................................................... 23 F. Karakteristik Keuangan................................................ 24 I. Leverage Ratio ....................................................... 25 2. Market-based Ratio ................................................ 25 G. Analisis Sekuritas ........................................................ 26 H. Kerangka Pemikiran Teoritis Dan Hipotesis ................. 30 I. Penelitian Terdahulu .................................................... 37 BAB Ill. METODE PENELITIAN ..........•.................•................... 41 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................ 41 B. Metode Penentuan Sampel.. ......................................... 41 C. Metode Pengumpulan Data .......................................... 42 D. Metode Analisis ........................................................... 43 1. Statistik Uji Dua Beda Rata-rata Untuk Independent Sampel ............................................. 43 2. Pengaruh Karakteristik Keuanglill Terhadap Market Perfonnance .. .... ........ .. ... ..... ..... .. ....... .. ...... 44 3. Uji Signifikansi...................................................... 46 E. Operasional Variabel f•enelitian ............ ....................... 48 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...••••....••.•••••..••••.•••..•........ 51 A. Seki las Gambaran Umum dan Objek Penelitian ........... 51 1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia.............. 51 2. Indeks Bursa Efek Indonesia.................................. 54 B. Hasil Analisa dan Pembahasan ..................................... 59 1. Market Perfonnance............................................... 62 a. Return Saham ................................................... 63 b. Expected Return Saham ................................... 65 c. Rata-rata Risk Free Rate ................................... 66 d. Excess Return .................................................. 67 e. Standard Deviasi Return................................... 68 f. Sharpe's Measure ............................................. 68 2. Uji lnferensi. .......................................................... 69 a. Uji Beda Dua Rata-rata Sharpe's Measure ........ 70 b. Uji Beda Dua Rata-rata Excess Return dan Return Volatility .............................................. 72 c. Uji Beda Dua Rata-rata PER ............................ 74 d. Uji Beda Dua Rata-rata PBV ............................ 76 e. Uji Beda Dua Rata-rata DER ............................ 77 3. Uj i Asurnsi Persarnaan Regresi ... ... ....... .. .... ..... .. .... 79 a. Uji Asurnsi Multikolinearitas............................ 79 b. Uji Asurnsi Heteroskedastisitas ........................ 80 c. Uji Asurnsi Normalitas ..................................... 82 d. Uji Asumsi Otokorelasi .................................... 83 4. Hasil RegresL. ....................................................... 85 BAB V. KESIMPULA.'lf DAN IMPLIKASI. ..................•.•..•...•.... 91 A .. Kesirnpulan.................................................................. 91 B .. lmplikasi ...................................................................... 93 DAFfAR PUSTAKA ...............•••••..........................•.•.........................•••• 94 LAMPIRAN-LAMPil<AN BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi secara garis besar dapat dibagi dalam dua kelompok ya[tu investasi dalam real asset dan investasi dalam financial asset. Ada banyak cara investor untuk melakukan investasi dalam financial asset, salah satunya adalah dengan me!akukan investasi di pasar modal. Dalam hat ini pasar modal didefinisikan sel)agai suatu tempat berlangsungnya kegi[ tan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (UU No. 8/1995 Tentang Pasar Modal). Dengan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pasar modal mempunyai peran yang strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, publik authorities maupun perusahaan swasta (Suad Husnan, 2001 : 3). Pasar modal menjadi altematif pendanaan dalam mengembangkan perusahaan di Indonesia, karena melalui pasar modal, dana dapat diperoleh dalam jumlah besar dibanding dana dari perbankan. Perusahaan yang membutuhkan dana, menjual surat berharganya dalam bentuk saham di pasar modal, melalui penawaran perdana kepada publik atau initial public offering (!PO) di pasar primer yang selanjutnya diperdagangkan di paser sekunder. Bagi investor sendiri, pasar modal selain sebagai wahana investasi juga merupakan upaya diversifikasi. Setiap investor dapat memilih berbagai inv0stasi yang ada, di mana setiap jenis inves<.asi memiliki karakteristik sendiri-sendiri dalam hal tingkat pengembalian (return) dan risiko. Hampir diseluruh penjuru dunia, disetiap negara, pasar modal menjadi bahan pembicaraan, bahkan menjadi tolok ukur kemajuan dan gengsi suatu pihak, dan tidak dapat dipungkiri bahkan pasar modal telah menjadi tolak ukur atau benchmark perekonomian suatu negara. Pasar modal dijumpai hampir disetiap negara karena, pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan (Suad Husnan, 2001 :4). Dalam fungsi ekonominya pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang mempunyai kelebihan dana) ke borrower (pihak yang memerlukan dana) dengan menginvestasikan dana yang mereka miliki, lender mengharapkan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut dari sisi borrower, tersedianya dana dari pihak luar lender memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedinya dana hasil operasi perusahaan, dan dalam fungsi keuangannya dilakukan dengan menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut (Suad Husnan, 1994 : 2). Para investor yang bertransaksi di lantai bursa bertujuan m.:nghimpun dana dari keuntungan sebesar mungkin dari dirinya atau pun perusahaanya. Agar dapat membuat suatu keputusan dalam memilih portofolio investasi yang menguntungkan, investor memerlukan informasi. Suatu informasi memiliki makna bila informas! tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal yang akan tercermin dalam indikator atau karakteristik pasar seperti volume perciagangan, harga saham dan lain-lain. Di pasar modal banyak sekali informasi yang ciapat di manfaatkan. Selain memiliki fungsi ekonomi dan keuangan, pasar modal juga mempunyai beberapa daya tarik dari berbagai lender maupun borrower adapun daya tarik pasar modal tersebut antara lain : I. Diharapkan pasar modal ini akan menjadi altematif penghimpun dana selain sistem perbankan. 2. Pasar modal mempunyai beberapa pilihan investasi yang sesuai dengan risiko mereka, seandainya tidak ada pasar modal para lender mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan. Selain kedua aspek yang mertjadi daya tarik tersebut, baik bagi lender maupun borrower, faktor lain yang mempengaruhi permintaan maupun penawaran adalah tingkat harga saham tersebut. Bila saham tersebut dinilai terlalu tinggi oleh pasar, jumlah permintaanya akan berkurang. Harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan saham bersangkutan tidak liquid. Investor jadi enggan membeli baik karena mereka berpikir sudah mencapai puncaknya maupur. karena biaya yang semakin tinggi. Agar saharn bisa liquid mala. sebuah perusahaan go-public mempunyai pilihan menambah jumlah saham untuk membuat harga lebih rendah untuk merangsang perdagangan. Biasanya dengan penambahan jumlah saham maka secara otomatis harga saham akan turun. Sejak dibukanya pada tahun 1912 pasar modal di Indonesia mengalami pasaug surut dalam perkembangannya tetapi kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1997 sewaktu perusahaan PT. Semen Cibinong menerbitkan sah~mny:i di Bursa Efek Jakarta yang kini Bursa Efek Indonesia (BEi). Dalam perkembangannya kondisi ekonomi dan moneter tidak bisa dilepaskan, tetapi pengaruh yang nampak nyata temyata berasal dari berbagai kebijaksanaan pemerintah. Pemerintah membentuk BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) dan dalam Keputusan Menteri Keuangan RI nomor 503/KMK.01/1997, BAPEPAM berfungsi sebagai pembina, pengatur, dan pengawas kegiatan pasar modal. Dengan dibentuknya BAPEPAM dan dikeluarkannya beberapa deregulasi pemerintah pacia tahun 1987-1988 yang berkaitan dengan pasar modal, aktivitas pasar modal menjadi meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah perusahaan yang bergabung ke dalam pasar modal, dan juga meningkatnya besar dana yang dihimpun. Sejak Januari 1996, dalam rangka memberikan informasi yang lebih lengkap kepada publik, Bursa Efek Indonesia (BEl) mengelompokkan semua saham yang tercatat di BEi ke dalam sembilan sektor yang didasarkan pada klasifikasi industri, yaitu sektor (I) pertanian, (2) pertambangan, (3) industri dasar dan kimia, (4) perdagangan, (5) industri barang konsumsi, (6) properti dan real estat, (7) transportasi dan infrastruktur, (8) keuangan, dan \9) perdagangan, jasa, dan investasi. Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa akan datang yang mengandung ketidakpastian, yang berarti mengandung !Insur risiko bagi investor. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang penting dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Seorang investor yang rasional sebelum mengambil keputusan investasi, paling tidak harus mempertimbruigkan 2 (dua)hal, yaitu pendapatan yant diharapkan (expected retun) dan risiko (risk) yang terkandung dari alternatif investasi yang dilakukannya. Umumnya risiko selalu terdapat pada setiap altematif investasi, tetapi besar kecilnya risiko tersebut tergantung pada jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi, deposito dan tabungan. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang diharapkan dari inveslasi pada saham bersifat tidak pasti, dimana pendapatan saham terdiri dari dividen dan capital gain. esanggupan suatu perusahaan untuk membayar dividen ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sedangkan capital gain ditentuntukan oleh fluktuasi harga saham. Semakin besar risiko yang diambil maka semakin besar harapan return yang akan diterima, sesuai dengan karakteristik saham yaitu high risk-high return. Saham memberi kemungkinan untuk mendapatkan return yang tinggi, tetapi juga bisa membuat investor mengalami kerugian besar. Berkaitan dengan klasifikasi sembilan sektor di BEi, setiap sektor tentu memiliki karakteristik tersendiri, termasuk di dalamnya return dan juga risikonya. Pakpahan (2002) seperti yang dikutip Namora (2006) mengamati profil-profil risiko yang terjadi di masing-mcsing industri dengan menggunakan indeks harga saham sektoral (IHSS) yang dike!uarkan oleh BEI, dan disimpulkan bahwa volatilitas return memiliki kesamaan pola di mana pada awal terjadinya krisis ekonomi mempunyai volatilitas yang tinggi dan kemudian diikuti dengan volatilitas yang makin rendah pada tahun 1999 ;ampai dengan 2001. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sektor aneka industri dan sektor perdagangan memiliki volatilitas return yang paling rendah. Sedangkan sektor properti dan pertanian merupakan dua sektor yang paling tinggi volatilitasnya. Dengan memperhatikan hasil penelitian tersebut, sektor perdagangan dan sektor properti - real estat merupakan dua sektor yang berbeda volatilitas returnnya sehingga menarik untuk diamati. Volatilitas return diukur menggunakan deviasi standar dari return saham atau menggunakan beta saham. Semakin tinggi volatilitas return, maka saham akan semakin berisiko. Dengan mengetahui return dan risiko suatu saham, investor dapat mengetahui tingkat market performance saham tersebut. Market performance saham adalah risk adjusted return. Market performance yang menggabungkan return dan risiko dapat dijadikan acuan dalam menentukan saham mana yang mempunyai kinerja yang baik. Selain menggunakan ukuran market performance, karakteristik keuangan suatu perusahaan yang berdasarkan pada rasio-rasio dari laporan keuangan, ciapat pula dijadikan acuan t1ntuk meniiai perusahaan. Rasio-rasio yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan di antaranya adalah leverdge, PER dan PB\/. Penelitian yang berkaitan dengan pengukuran market performance dan karakteristik keuangan beberapa perusahaan telah banyak di!akukan. Namora (2006) dalam penelitiannya telah membandingkan market performance dan karakteristik keuangan pada sektor aneka industri dengan sektor properti dan real astate dengan periode penelitian dari tahun April 2005 - Maret 2006 dengan hasil bahwa Sharpe measure maupun excess return pada kedua sektor tersebut mempenyai rnta - rata yang tidak berbeda, sedangkan karakteristik keuangan (PER, PBV dan DER) baik secara parsial maupun bersama-sama tidak mampu menjelaskan market performance pada kedua saham sektor tersebut. Dalam mengambil keputusannya, investor kerap kali juga dapat menggunakan dan menganalisis laporan keuangan (financial statement) yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Tujuan mengalisisnya adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut berdasarkan laporan-laporan keuangannya. Ou dan Penman (1989) juga Lev dan Thiagarajan (1993) seperti yang dikutip Namora (2006) melakukan penelitian dengan menggunakan analisis dari laporan keuangan perusahaan, menyimpulkan bahwa beberapa informasi dari laporan keuangan mampu menjelaskan kinerja suatu saham. Sedangkan penelitian Yarnest (2002) menunjukan bahwa variabel kinerja keuangan perusahaan yang terdiri dari ( EPS, EVA, ROE dan FL) secara bersama-sama (simultan) tidak rnempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dari uraian-uraian di atas itulah, penelitian ini bermaksud membandingkan market performance dan karakteristik keuangan perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi dengan sektor properti - real estate. Selanjutnya sektor perdagangan, jasa dan investasi disingkat penulisannya menjadi sektor perdagangan sedangkan sektor properti - real estat disingkat penulisannya meajadi sektor properti. Market performance yang digunakan adalah ukura,. Sharpe (Sharpe's measure). Karakteristik keuangan yang digunakan adalah PER, DER dan PBV. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar berlakang maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: I. Apakah ada perbedaan market performance yang diukur dengan Sharpe's measure antara sektor perdagangan dan sektor properti; 2. Apakah ada perbedaan karakteristik keuangan yang diukur dengan leverage, PER, dan PBV antara sektor perdagangan dan sektor properti; 3. Bagaimana pengaruh karakteristik keuangan yang diukur dengan leverage, PER, dan PBV terhadap market performance; 4. Saham-saham mana saja yang lebih unggul atau dibandingkan IHSG berdasarkan Sharpe's measure? kalah unggul C. Tujuau dan Manfaat Selain mencoba membandingkan kinerja keuangan antara sektor perdagangan dengan sektor properti, penelitian ini juga membandingkan karakteristik-karakteristik keuangan di antam kedua sektor industri tersebut. Tujuan dari penelithn ini ada!ah sebagai berikut: I. Untuk menganalisis perbedaan market performance sektor perdagangan dan sektor properti. 2. Untuk menganalisis perbedaan karakteristik keuangan sektor perdagangan dan sektor properti. 3. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik keuangan terhadap market performance. 4. Untuk menganalisis saham yang lebih unggul atau kalah unggul dibandingkan IHSG berdasarkan Sharpe's measure. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: I. Bagi penulis Dapat menerapkan ilmu atau mengaplikasikan berbagai teori yang telah didapat pada perkuliahan terutama toeri-teori yang bersangkutan dengan pasar modal dan akan memperkaya pengetahuan teoritis dan praktis didalam mengevaluasi perusahaan go-publik terutama dilihat dari harga saham serta karakteristik keuangan sehingga dapat membantu pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan investasi. 2. Akademisi Sebagai bahan referensi tambahan untuk melakukan penelitian yang sama serta diharapkan dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan kinerja saham. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi dan Jenisnya lnvestasi dalam arti luas, berarti mengorbankan dolar sekarang untuk dolar pada masa depan, ada dua atribut berbeda yang me!ekat yaitu waktu dan risiko (William F.Sharpe, 2005:1). Pac!a dasamya investasi merupakan penundaan konsumsi atas sejumlah dana yang dilakukan pada saat ini untuk digunakan dalam produksi atau ditanam dalam bidang tertentu selama suatu periode waktu, dengan tujuan memperoleh keuntungan yang akan ditcrima di masa mendatang. Contohnya, seorang investor membeli saham pada saat ini dengan perkiraan di masa yang akan datang akan memperoleh keuntungan atau manfaat yang lebih besar melalui penerimaan dividen atau kenaikan harga saham (capital gain). Keuntungan ini merupakan imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi, akibat ketidakpastian aliran dana pada masa yang akan datang. Pemilik modal umumnya melakukan investasi atas sejumlah dananya pada investasi nyata (real invesment) maupun investasi keuangan (financial invesment). lnvestasi pada real invesment dilakukan melalui barang modal yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Real invesment berupa tanah, mesin, bangunan, dan lain-lain. lnvestasi pada financial invesment dilakukan dengan memiliki surat berharga (deposito, saham, obligasi, dan lain-lain.). Financial invesment tidak memberi kontribusi secara langsung terhadap proses produksi, tetapi memiliki manfaat yang akan diperoleh dengan memegang financial investment tersebut. Financial invesment adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset dar! penerbit surat berharga. lnvestasi dalam financial invesment dapat berupa investasi langsung ataupun tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan rnembeli langsung aset keuangan dari suatu perusahaan, baik melalui perantara ataupun tidak. Dalam investasi langsung ada yang tidak dapat diperjual-belikan seperti tat. mga:1, deposito, dan lain-lain. Namun ada pula yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (T-bill), di pasar modal (obligasi, saham), atau pasar turunan (opsi dan future). Aset di pasar uang ini risiko gagalnya kecil, jatuh tempo pendek, dan likuiditas tinggi. Sedangkan aset di pasar modal sebaliknya. Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat berharga dari perusahaan investasi yang memiliki portfolio aset keuangan perusahaanperusahaan lain. Menurut Sharpe (2005: IO), pemilik modal harus melalui beberapa tahapan proses untuk mencapai keputusan investasi yang terbaik. Tahapantahapan tersebut adalah : I. Menentukan Kebijakan Investasi Kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investasi dan besar kekayaan yang akan diinvestasikan. Tujuan investasi hams dinyatakan baik dalam tingkat keuntungan (return) maupun risiko. Jumlah dana yang diinvestasikan juga mempengaruhi return dan risiko yang ditanggung. Di samping itu dalam proses investasi perlu dipertimbangkan preferensi risiko pemodal. Dalam hal ini mempengaruhi jenis sekuritas yang dipilih untuk alokasi dana yang ada sehingga dapat diperkirakan distribusi dana pada berbagai instrumen yang tersedia. Dengan menentukan tujuan investasi dapat ditentukan pilihan instrumen investasi yang dilakukan. 2. Melakukan Analisis Sekuritas Analisis sekuritas berarti menilai sekuritas secara individual atau beberapa kelompok sekuritas, dan untuk mengidentifikasi sekuritas dignnakan dua filosofi berbeda, yaitu: a. Untuk sekuritas yang mispriced (harga ter!alu tinggi atau terlalu rendah) dapat dengan analisis teknikal atau analisis fundamental. b. Untuk sekuritas dengan harga wajar, pemilihan sekuritas didasarkan atas preferensi risiko para pemodal, pola kebutuhan kas, dan lain-lain. 3. Membentuk Portofolio Dari basil evaluasi terhadap masing-masing sekuritas, dipilih aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio dan ditentukan proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tersebut. Dengan demikian dapat mengurangi risiko yang harus ditanggung dan terbentuk portofolio yang menawarkan return maksimum dengan risiko tcrtentu atau minimum risiko dengan return tertentu. 4. Merevisi Portofolio Revisi atas portfolio berarti merubah portfolio dengan cara menambah atau mengurangi saham dalam portfolio yang dianggap menarik atau tidak lagi menarik. 5. Evaluasi Kinerja Portofolio Evaluasi kinerja portofolio membandingkan kinerja yang diukur baik dalam return yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung, terhadap portofolio benchmark atau pasar. B. Risiko, Return, dan Hubungaunya Risiko terjadi akibat adanya unsur ketidakpastian dalam semua investasi saham. Berapa hasil yang akan diperoleh dari investasi tidak diketahui dengan pasti, sehingga investor hanya dapat memperkirakan besar keuntungan yang diharapkan dan kemungkinan hasil yang sebenamya akan menyimpang dari yang diharapkan. Jadi risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan return yang diperoleh menyimpang dari return yang diharapkan. Perbedaan antara return yang diharapkan (return yang diantisipasi investor di masa mendatang) dengan return yang benar-benar diterima (return yang diperoleh investor) merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Beberapa sumb~r antaranya adalah: risiko yang berkaitan dengan besar risiko investasi di I. Ris:ko Suku Bunga Jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku bunga, misalnya deposito akan naik. Ini dapat menarik minat investor saham untuk memindahkan dana ke deposito, sehingga banyak yang akan menjual saham dan harga saham akan turun. Oleh karena itu perubahan suku bunga mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. 2. Risiko Pasar Risiko ini terjadi karena adanya fluktuasi pasar (bull and bear market), yang cenderung berpcngaruh secara sistematis terhadap semua sekuritas. 3. Risiko Inflasi Inflasi akan mengurangi daya beli uang, sehingga tingkat pengembalian setelah disesuaikan dengan inflasi dapat menurunkan hasil investasi tersebut. 4. Risiko Nilai Tukar Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh nilai tukar mata uang asing menjadi risiko dalam investasi. 5. Risiko Likuiditas Semakin tidak likuid suatu sekuritas, semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan. 6. Risiko Negara Risiko negara berkaitan dengan kondisi politik suatu negara. Dari berbagai j;;nis risiko investasi yar.g dikemukakan di atas, terdapat persamaan satu dengan lainaya, sehingga dapat dikelompokkan meajadi dua jenis yaitu : I. Systematic risk Systematic risk disebut juga risiko pasar, karena berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Risiko ini terjadi karena kejadian di luar kegiatan perusahaan, seperti inftasi, resesi, tingkat bunga pasar, dan lain lain. Systematic risk disebut juga undiversiftab/e risk karer a risiko ini tidak dapat dihilangkan atau diperkecil melalui pembentukan po1tofolio. 2. Unsystematic risk Unsystemic risk merupakan risiko spesifik perusahaan, karena tergantung dari kondisi mikro perusahaan. Contoh unsystemic risk antara lain risiko industri, financial leverage risk, operating leverage risk, dan Jain-lain. Risiko ini dapat diminimalkan bahkan dihilangkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada ban yak sekuritas (portofolio), karena itu disebut juga diversiftab/e risk. Sedangkan return dapat didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang diperoleh atau diharapkan dari suatu investasi selama satu periode waktu, yang akan diperoleh di masa mendatang. Return merupakan kompensasi atas risiko yang harus ditanggung oleh investor atas investasi yang dilakukannya. Sumber-sumber return yang merupakan faktor motivasi bagi investor dalam berinvestasi adalah dividen, yaitu pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi saham dan capital gain, yaitu perubahan harga sekuritas bP,rupa kenaikan harga saham yang memberikan keuntungan bagi investor. Mclalui investasi, investor b.:!rkeinginan untuk memperoleh kcuntungan sebesar mungkin. Akan tetapi harus dipahami adanya hubungan antara return dan risiko yang terkandung dalam suatu investasi. Hubungan return dan risiko searah dan linier, artinya semakin return yang diharapkan, maka semakln b~sar be~ar pula risiko yang harus ditanggung. Dengan kata lain investor yang berharap mcmperoieh tingkat keuntungan yang tinggi, berarti bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu tidak relevan mengharapkan keuntungan yang sebesarbesarnya melalui investasi pada aset yang menawarkan return paling tinggi, karena hams juga mempertimbangkan tingkat risiko yang hams ditanggung. Risk/Return Tradeoff law R•sk Htaher Rl5k H1R:h Patert!tal Return Standard Deviation Garn bar 2.1 Risk-return trade off Sumber: www.investopedia.com ~or Risk) C. Estimasi Risiko dan Return Menurur Radcliffe (1997, 217-218) seperti yang dikutip Namora (2006), beberapa ukuran statistik yang dapat digunakan untuk menggambarkan suatu risiko, di antara!lya adalBh : I. Range Range menunjukkan interval kem:.mgkinan return tertinggi dengan return terendah. Perhitungannya di!akukan dengan cara mengurangi nilai real reti.m tertinggi dengan yang terendah sehingga diperoleh suatu angka interval. Kelemahan dalam m0nggunaka;:i cara ini adalah tidak dapat menggambarkaP. kemungkinan-kemungkinan yang terdapat di antara kedua ekstrem nilai tersebut, serta tidak menunjukkan perimbangan antara kemungkinan terjadinya return tertinggi dengan return terendah. Dengan kelemahan ini, range tidak dapat dipakai untuk membandingkan risiko antara dua portofolio, karena portofolio yang memiliki range yang sama tidak berarti memiliki risiko yang sama. 2. Mean absolute deviation Mean absolute deviation menunjukkan kemungkinan perbedaan antara return yang mungkin diterima dengan expected retum-nya. Meskipun cara ini cukup rnasuk aka! untuk menunjukkan tingkat risiko suatu portofolio, namun secara statistik cukup sulit digunakan. Selain itu sangat sulit untuk rnengetahui hubungan atau correlation di antara return sekuritas. 3. Probability of negative return Probability of negative return menunjukkan kemungklnan persentase return yang berada di bawah nilai no!. Meskipun sangat mudah dilakukan, namun pt0rhitungan dengan cara ini tidak dapat mengetahui secara menyeluruh aspekaspek dari suatu risiko. 4. Semivariance Semivariance adalah perhitungan statistik yang menghitung variasi dari return yang berada di bawah expected return-nya. Kelemahannya angka ini tidak mencakup ketidakpastian ketika retJrn yang dihasilkan lebih besar dari expectednya. Di samping sulit, perhitungan ini tidak dapat me!ihat correlation antara return masing-masing saham. 5. Standard deviation Standard deviation mengukur volatilitas dari return, cara ini sering digunakan untuk mengukur risiko. Secara statistik metode standar deviasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya pengukurannya dilakukan dengan cara menyebarkan return (memperhitungkan nilai yang terjadi di atas dan di bawah expected return). Di samping itu standar deviasi juga dapat digunakan dengan menggunakan data aktual return masa lalu (ex post standard deviation) atau dar! estimasi potensial returnnya (ex ante standard deviation). Dalam melakukan estimasi return, harus dibedakan antara return realisasi yaitu return yang telah terjadi dan return ekspetasi (expected return) yaitu return yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi yang dihitung berdasarkan data histori~ penting sebagai salah satu ukuran kinerja suatu perusahaan. Rate of return saham yang merupakan keuntungan dari capital gain dan dividen dalam periode tertentu diperoleh dengan persamaan berikut : R = (P, -P,_,)+D, I P,_, ............................(2.i) Dimana: R, Rate of return (return realisasi) saham pada bu Ian ke-t P, Harga saham pada bulan ke-t P,_, Harga saham pada satu bulan sebelum bulan ke-t D Dividen pada bulan ke-t Return realisasi ini berguna sebagai dasar penentuan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Expected return sangat mungkin berlainan dengan return yang diterima, karena adanya suatu ketidakpastian. Perhitungan expected return dapat dilakukan dengan menggunakan rata-rata aritmatik dan rata-rata geometrik. Metode rata-rata aritmatik dinyatakan dalam persamaan berikut : E(R,) = :t ~ . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.2) ;,,,1 n Untuk metode rata-rata geometrik, persamaannya dinyatakan sebagai berikut: E(R,) = ((! + R, XI+ R2 } ••••(! + R" )]!' - I .......................(2.3) Penggunaan perhitungan rata-rata aritmatik dan rata-rata geometrik adalah tergantung pada tujuan investor. Rata-rata aritmatik diterapkan untuk mengukur kinerja rata-rata selama satu periode, dan merupakan cara yang bagus untak memperkirakan expected return pada pei'iode beikutnya. Sedangkan perhitungan rata-rata geometrik diguilakan untuk mengukur perubahan kekayaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya (multiple periods). Rata-rata geometrik mengukur tingkat pertumbuhan majemuk (compound rate of growth) selama period<: yang ditentukan. Pengembalian rata-rata geometri mengukur suku bunga majemuk dari pertumbuhan nilai piisar portofolio awal selama periode e~aluasi, dengan asurnsi seluruh distribusi kas di investasikan kernbali pada portofolio (Frank J. Fabozzi, 2002:780). Hal ini sering digunakan c!alarn investasi dan keuangan untuk merefleksikan tingkat pertumbuhan (growth rate) yang konsisten (steady) dari dana yang telah diinvestasikan selama periode-periode sebelumnya. Mengacu kepada kedua metode perhitungan tersebut, rnaka rata-rata geometrik merupakan metode perhitungan yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini. Dengan kata lain, rata-rata aritmatik tidak digunakan. D. Capital Aset Pricing Model Capital asset pricing model (CAPM) di.pat digunakan untuk menghitung besarnya risiko investasi dan return yang diisyaratkan (required return). Model tersebut berdasarkan pada anggapan bahwa hanya systematic risk yang merupakan risiko yang relevan. Kenyataan bahwa dalam setiap investasi terdapat dua jenis risiko yaitu systematic risk dan unsystematic risk. Teori portofolio modem m;enunjukkan bahwa unsystematic risk dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Tetapi diversifikasi tetap tidak dapat menyelesaikan masalah systematic risk, sehingga walaupun sebuah portofolio ter~usun dari semua saham yang ada, tetap tidak dapat menghilangkan systemic risk. Sharpe merumuskan CAPM sebagai hubungan antara risiko dan required rnturn ke dalam rumus sebagai berikut: l"a =If+ /3,fm -rf) .........................................(2.4) Di mana: = rf Required return sekuritas a Return dari risk-free asset Beta dari sekuritas a Expected market return Equity market premium Dalam CAPM, beta merupakan satu-satunya ukuran risiko yang relevan dari saham. Beta mengukur volatilitas relatif dari saham, yaitu yang ditunjukkan oleh seberapa besar harga saham tersebut naik atau turun, dibandingkan dengan naik atau turunnya harga-harga saham di pasar secara keseluruhan. Jika harga sebuah saham bergerak tepat mengikuti pasar, maka nilai beta saham tersebut adalah 1. Sebuah saham dengan beta 1,5 akan naik harganya 15% jika indeks pasar naik 10%. E. Market Performance Untuk melakukan penilaian terhadap kinerja suatu saham (market performance), banyak metode yang dapat digunakan. Salah satu contoh dari beberapa metode konvensional yang sering digunakan untuk menghitung market perfom1ance adalah dengan menggunakan Sharpe's measure. Sharpe's measure tersebut dalam perhit'lngannya berdasarkan pada konsep CAPM. Sharpe's measure dikembangkan oleh William Sharpe dan seringjuga disebut dengan reward-to-variability ratio. Sharpe's measure merupakan ukuran kinerja yang berdasarkan risikc (risk-adjusted performance) dari suatu investasi, yaitu dengan membagi ratarata excess return sampel terhadap standar deviasi return sampel. Sharpe's measure dirumuskan sebagai berikut: s = (r;,- r1) .............................(2.5) ()' p Di mana: r, = Return rata-rata portofolio selama periode penelitian. r = Rata-rata risk free selama periode penelitian. = Standar deviasi portofolio selama periode penelitian. 1 a, Sharpe's measure membagi excess return dengan standar deviasi dari portofolic selama periode pengukuran. Standar deviasi merupakan risiko fluktuasi yang dihasilkan karena bernbah-ubahnya return yang dihasilkan dari sub periode berikutnya selama selurnh periode. Dalam teori portofolio, standar deviasi merupakan risiko total sebagai peajumlahan dari systematic risk atau market risk dan unsystematic risk. Dengan memperhitungkan risiko, maka semakin tinggi nilai Sharpe's measure, semakin baik kinerja portofolio tersebut, r.amun tanpa informasi lain tetap sulit bagi investor untuk mengetahui apakah nilai Sharpe's measure 1,5 baik atau buruk. Oleh karena itu perlu membanaingkannya dcngan portofolio lain sehingga baru d~pat diketahui bagaimana risk- adjusted return relatif terhadap pilihan investasi lain. Di samping itu Sharpe's measure pada dasamya hanya menghasilkan rm.king relatif kinerja portofolio, bukan ranking absolut, sehingga tidak dapat dikatakan dengan pasti apakah perbedaan tersebut signifikan secara statistik atau tidak. Oleh karena itu, sebagai benchmark akan digunakan Sharpe's· measure dari IHSG. Dan untuk membedakan market performance antara sektor perdagangan dan sektor properti digunakan statistik parametrik, yaitu uj i beda dua rata-rata independent sa.npels. F. Karakteristik Keuangan Untuk menilai karakteristik keuangan suatu perusahaan, dapat digunakan rasio-rasio keuangan, yaitu suatu nilai yang merupakan hasil bagi dari dua ele:nen yang ada di laporan keuangan. Banyaknya rasio keuangan yang dapat dibuat adalah sangat banyak, tetapi pada umumnya digunakan beberapa rasio yang penting. Rasio-rasio tersebut dikelompok.kan ke dalam enam kategori, yaitu liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio, efficiency ratio, market-based ratio, dan tangibility ratios. Dalam penelitian ini tidak semua kelompok rasio tersebut digunakan untuk menganalisis. Adapun rasio dan karakteristik keuangan yang digunakan adalah : I. Leverage Ratio Financial leverage atau Debt-equity ratio (DER) merupakan salah satu rasio dalam menjelaskan kelompok bagaimana suatu leverage ratio. perusahaan Financial melakukan leverage pembiayaan keuangan melalui penggunaan utang (<lebt). Banyaknya utang yang digunakan oleh perusahaan mempunyai pengaruh positif dan juga negatif terhadap nilai perusahaan dan biaya uodal. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan me:ninta keuntungan yang semakin tinggi. DER dapat dihitung dengan rum us: Debt to . Total Hu tang Equity Ratw = - - - - - Modal Sendiri 2. Market-based Ratio Rasio yang digunakan da!am menilai pasar, di antaranya adalah Price- Earning Ratio (PER) dan Price-Book Value (PBV) ratio. PER merupakan rasio perbandingan antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham pada periode yang sama. Rasio ini merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan untuk menilai kewajaran harga sebuah saham. Pr ice Earning Ratio Harga Saham Laba Per Saham Menurut Rodoni (2005:75) Rasio PBV dapatjuga digunakan untuk semua jenis perusahaan kerena nilai buku dapat menjadi ukuran yang rasional untuk menilai perusahaan dan dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan-perusahaan yang memiliki sta11dar akuntansi yang sama dalam suatu scktor imdustri, bahkan pengukuran ini dapat diterapkan pada perus~haan dengan pendapatan yang negatif atau bahkan aliran kas yang negatif. Rasio PB V dihitung de11gan membagi harga pasar per saham dengan nilai buku perusahaan. R~sio ini menunjukkan seberapa jauh suatu .·· perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin besar ras!o, semakin besar nilai pasar (market value) dibandingkan nila! buku (book value). Pr ice to Book Value Harga Saham Nilai Buku Per Saham G. Analisis Sekuritas Analisis sekuritas termasuk ke dalam salah satu langkah dalam proses investasi. Analisis sekuritas meliputi penilaian terhadap sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk ke dalam kategori luas aset keuangan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Ada banyak pendekatan terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut dapat dikategorikan ke dalam dua klasifikasi, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis teknikal meliputi studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan pergerakan harga masa depan untuk saharn perusahaan tertentu. Mula-mula, harga-harga masa lalu dianalisis untuk menentukan tre11d utau pola pergerakan harga. Lalu harga saham sekarang dianalisis untuk mengidentifikasi trend atau po la yang muncul yang mirip dengan pola masa lalu. Pola sekarang yang cocok dengan masa lalu diharapkan akan terulang kemba!i. Jadi dengan mengidentifikasi pola yang m•Jncul, diharapkan dapat diramalkan dcngan tepat gerakan harga pada masa depan untuk saham tersebut. Dalam pengertian yang sederhana, analisis fundamental dimulai dengan menaksir bahwa nilai sebenarnya (atau intrinsic) aset keuangan ;tu sama dengan nilai sckarang (present value) dari semua aliran tunai yang diharapkan diterima oleh pemi!ik aset itu. Jadi, analisis saham fundamentat' berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan kemudian mengkonversikan menjadi nilai sekarang (present value) dengan menggunakan tingkat diskonto yang tepat. Lebih spesifik lagi, analis tidak hanya harus memperkirakan tingkat diskonto saja, tetapi juga aliran dividen dari suatu saham di masa depan, yang artinya meramalkan pendapatan per lembar saham dan pembayaran dividen tunai (pay out ratio). Lebih jauh lagi, tingkat diskonto harus diestimasi. Menurut Rodoni (2005:63) analisis fundamental dilakukan untuk memperoleh nilai intrinsik ( intrinsic value ) suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price). Setelah nilai sesungguhnya (tme value) dari saham suatu pernsahaan ditentukan, nilai tersebut dibandingkan dengan harga pasar dari saham .I ... - ,,,,. ........ ,,.__.~,,·--·-·· -·-.--~·~·-~~.,, i tersebut dengan tujuan fl.::. (;.y,A.t'\NUTAMA UIN SYJ\HID JAKARTA un-tu-k~m-eli~akah 1· 1 saham dihargai dengan tepat. Saham yang memiliki true value lebih rendah dari harga pasar disebut overvalued atau overpriced. Saham yang true value-nya lebih tinggi dari harga pasar disebut undervalued atau underpriced. Besamya perbedaan antara true value Jengan harga pasar juga merupakan informasi yang penting karena keyakinan pendapat seorang analis bahwa harga saham tertentu tidak tepat. Analis fundamental percaya bahwa kasus kesalahan dalam penentuan harga akan dikoreksi oleh pasar pada masa depan, artinya harga saham yang undervalued akan mengalami kenaikan nilai (appreciatioa) yang luar biasa, sedangkan harga saham yang overvalued akan mengalami penurunan nilai (depreciation) yang luar biasa. Analisis fundamental memberikan perhatian terhadap kinerja masa lalu (historical petformance) dari ekonomi, industri, dan perusahaan. Analisis fundamental merupakan metode penilaian harga saham yang menggunakan financial analysis, dan economic analysis, untuk memperkirakan pergerakan harga saham. Informasi fundamental yang digunakan untuk dianalisis meliputi laporan-laporan keuangan perusahaan, dan informasi non-financial seperti perkiraan pertumbuhan permintaan produk-produk yang bersaing, perbandingan industri, analisis terhadap pengaruh perubahan peraturan (regu/asi) dan perubahan demografi, serta perubahan ekonomi secara luas. Hal ini umumnya berbeda sekali dengan analisis teknikal yang menganalisis pergerakan harga sekuritas tanpa mengacu kepada faktor-faktor di luar pasar itu sendiri. Teori dasar dari analisis fundamental ini adalah bahwa untuk memperoleh keunrungan (make money) dalam jangka panjang, seorang investor harus fokus kepada perusahaan itu sendiri, bukan kepada pergerakan harga saham. Langkah-langkah yang diambil dalam melakukan analisis fundamental pada umumnya meliputi : l. Analisis terhadap situasi makro-ekonomi, biasanya meliputi indikatorindikator ekonomi secara nasional maupun intemasional, seperti tingkat pertumbuhan gross domestic product (GDP), inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, produktivitas, dan harga energi atau bahan bakar minyak (BBM). 2. Analisis terhadap industri yang meliputi total sales, tingkat harga, pcngaruh persaingan produk, kompetisi di luar negeri, dan keluar masuknya competitor dalam industri. 3. Analisis perusahaan secara individual yang meliputi unit penjualan, harga, produk baru, keuntungan, dan kemungkinan untuk melalukan utang dan ekuitas baru. Oalam ha! menilai market performance suatu saham, penelitirm ini mengaitkannya dengan informasi yang berasal dari eksternal berupa pergerakan IHSG dan internal pe1 usahaan berupa karakteristik keuangan. Karakteristik k~uangan tersebut berupa rasio-rasio keuangan yang bersumber pada laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, analisis yang digenakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatar. analisis fundamental. H. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Perumusan Hipotesis Saham-saham perusahaan yang digunakan da!am penelitian ini, yaitu yang bergerak di sektor perdagangan dan properti, pasti memiliki karakteristik yang tertentu, yang mungkin relatif sama atau sangat berbeda. Karakteristikkarakteristik tersebut di antaranya meliputi return dan risiko, yang keduanya merupakan komponen pengukur market performance. Pakpahan (2002) seperi yang dikutip Namora (2006) meneliti profit risiko saharn pada berbagai sektor industri, dan menyimpulkan bahwa sektoraneka industri dan perdagangan memiliki risiko yang paling kecil dibandingkan sektor-sektor lainnya. Sedangkan sektor properti merupakan sektor yang memiliki risiko terbesar dibandingkan sektor-sektor lainnya. Dalarn pengukuran market performance yang berdasarkan risiko (riskadjusted performace), semakin kecil risiko maka semakin besar market performance tersebut dengan asumsi nilai return yang tetap, dan demikian pula sebaliknya. Walaupun hasil penelitian Pakpahan (2002) menunjukkan volatilitas return saham sektor properti lebih besar daripada sektor perdagangan, namun Sharpe's measure kedua sektor tersebut perlu diuji, mengingat nilai Sharpe's measure bukan terdiri dari volatilitas return saja, melainkan terdapat excess return. Mer.gacu pada uraian-uraian di atas, maka dapat disusur. suatu hipotesis bahwa sektor perdagangan memiliki Sharpe's measure yang berbeda dibandingkan sektor properti. Hipotesis satu : Sharpe's measure sektor perdagangan berbeda dibandingkan Sharpe's measure sektor properti. I. Perbedaan Karekteristik Keuangan Dalam CAPM, required return tergantung hanya pada risiko yang tidak terdiversifikasi (nondiversifiable risk) dari sebuah investasi. Nondiversifiable risk yang ditanggung oleh pemegang saham dapat dibagi me1tjadi dua bagian. Bagian utama dari nond1versifiable risk sering disebut sebagai risiko bisnis (business risk) atau risiko operasi (operating risk). Sedangkan bagian kedua dari nondiversifiab!e risk ada!ah risiko keuangan (financial risk). Business risk merupakan risiko yang paling mendasar dalam melakukan bisnis, tanpa terpengaruh pada bagaimana cara perusahaan mengatur keuangannya. Business risk bersumber pada bagaimana perusahaan melakukan operasi bisnisnya. Da!am beberapa kasus, perusahaan tidak dapat mengontro! business risk yang mereka mi!iki, karena business risk se!ain ditentukan oleh operating risk juga dipengaruhi oleh karakteristik industri. Operating risk yang terjadi pada industri yang berkarakteristik defensive industfY, bisa jadi berbeda dengan operating risk pada cyclical industry. Defensive industry, dengan salah satu contoh produknya berupa makanan, merupakan industri yang sedikit sekali dipengaruhi ol:!h faktor resesi dan kesulitan ekonomi (economic adversity). Sedangkan cyclical industry sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian, karena produk yang diha:.ilkan berupa barang yang umur pemakaiannya dapat bertahan lama, misalnya kendaraan dan peralatan rumah tangga. Pada saat kondisi perekonomian bagus, penjualan produk tersebut dapat meningkat beberapa kali lipat. Sedangkan pada masa kernlitan ekonomi, biasanya pelanggan menunda pembeliannya, karena masih dapat menggunakan barang yang lama sebagai pengganti.Financial risk bersumber pada bagaimana perusahaan mengatur keuruigannya, yang tercermin pada struktur modal (capital structure) yang dimiliki. Struktur modal mengandung pengertian pada bagaimana cara perusahaan melakukan pengaturan keuangan melalui kombinasi dari penggunaan utang dan ekuitas. Karakteristik keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu PER, DER, dan PBV merupakan rasio-rasio yang nilainya tergantung pada risiko yang dihadapi oleh sektor perdagangan dan sektor properti. Risiko yang dimaksud adalah systematic risk (nondiversifiable risk) dan unsystematic risk (diversiable risk). Sektor perdagangan dan sektor properti merupakan dua sektor industri yang berbeda dalam ha! domain bisnisnya termasuk risiko yang dimilikinya. Sehingga dari uraian tentang risiko di atas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: Hipotesis dua : Sektor perdagangan memiliki DER yang berbeda dengan sektor properti. Dengan memperhatikan perusahaan-perusahaan yang pada termasu~ produk yang dihasilkannya, ke dalam sektor pre>perti pada umumnya dapat dikategorikan ke dalam cyclical industry. Akibatnya sektor properti sangat peka terhadap faktor perekonomian, di mana suatu saat penjualan produk properti akan tinggi, dan di waktu yang lain penjualan produknya akan mcnurun dipcngaruhi kondisi pcrekonomian. Sektor perdagangan terdiri dari berbagai industri yang berbeda, dan menghasilkan produk yang berbeda-beda pula, misalnya produk barang tekstil, sepatu dan otomotif serta komponennya. Dengan demikian pada sektor tersebut ada beberapa perusahaan yang termasuk ke dalam cyclical industy, dan ada pula yang termasuk ke dalam defensive industry. Sehingga dapat dikatakan bahwa sektor perdagangan dan sektor properti memiliki kepekaan yang berbeda. Perbedaan kepekaan sektor perdagangan dihandingkan sektor properti akan mengakibatkan perbedaan laba antara kedua sektor industri tersebut. Harga suatu saham ditentukan arus kas yang diharapkan untuk waktu mendatang. Analis saham akan memprediksi perbedaan arus kas yang diharapkan berkaitan dengan perbedaan sektor industri. Sehingga dari uraian-uraian di atas dapat susun hipotesis sebagai berikut : Hipotesis tiga · Sektor perdagangan memiliki PER yang berbeda dengan sektor properti. Hipotesis empat : Sektor perdagangan memiliki PBV yang berbeda dengan SEktor properti. 2. Pengaruh leverage terhadap Shape's measure Leverage merupakan financial risk yang dapat memberikan pengaruh kepada besarnya required return suatu saham dan ni!Bi perusahaan. Penggunaan i1tang akan meningkatkan nilai pcrusa'.caan karena sifat dari biaya bunga yang berfungsi sebagai biaya untuk mengurangi pajak (tax shield). Namun jika kewajiban membayar bungil · tidak terpenuhi maka perusahaan akan terancam kondisi keuangannya (financial distress) yang pada akhirnya dapat menyebabkan kebangkrutan. Kondisi keuangan perusahaan yang terancam bangkrut cenderung akan menutupi keuntungan dari penggunaan utang (static trade-off theory). Kondisi financial distress dapat mengurangi laba perusahaan sebagai akibat dari besarnya kewajiban bunga yang harus dibayarkan kepada pemegang bond. Dalam hal terjadinya kemungkinan bangkrut berkaitan dengan jumlah utang yang besar mempunyai dampak negatifterhadap nilai perusahaan. Hubungannya dengan excess return, leverage bermanfaat dalam bentuk tax shield sehingga dapat menaikkan excess return. Namun jika leverage makin tinggi, maka manfaat tax shield dikalahkan oleh financial distress dan bankcruptcy cost sehingga dapat menurunkan excess return. Penggunaan leverage akan menaikkan risiko perusahaan sehingga akan menaikkan devia'i standar dari return, yang berarti akan menurunkan Sharpe's measure. Dengan demikian leverage mempunyai pengaruh tambahan (acljusted effe~t), yaitu pengaruh positif atau negatif terhadap Sharpe's measure. Sehingga dapat disusun hipotesis sehagai berikut: Hipotesis lima : Leverage mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's measure. 3. Pengaruh PER dan PBV terhadap Sharpe's measure Pendekatan yang biasa digunakan dalarn memilih saham adalah pendekatan yang menggolongkan suatu saham sebagai growth stock atau value stock. Saham-saham yang tergolong ke dalam growth stock., umumnya diharapkan mempunyai pertumbuhan nilai (harga) dan keuntungan ysng !ebih tinggi dibandingkan saham lain. Investor berharap agar growth stock mempunyai kinerja yang bagus di masa mendatang, sehingga investor bersedia untuk membayar beberapa kali lipat untuk itu. Contoh saham yang tergolong growth stock saat ini di antaranya Microsoft, Cisco System dan Intel. Perusahaan yang termasuk growth stock, umumnya tidak membagikan dividen, karena perusahaan memilih untuk menggunakan laba yang ditahan (retained earning) dalam investasi kapital. Value stock umumnya mempunyai harga yang lebih rendah dibandingkan saham-saham yang sejenis dalam industri yang sam11. Harga yang lebih rendah tersebut merefleksikan reaksi investor terhadap permasalahan-pennasalahan yang dihadapi perusahaan, seperti earning yang mengecewakan, image negatif atau permasalahan h•Jkum yang sedang dihadapi, yang semuanya itu berakibat diragukannya prospek perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan yang masih baru dan relatif belum diker.al oleh investor, termasuk ke dalam kelompok value stock. Ukuran utama yang biasanya digunakan :nendefinisikan growth stock dan value stock adalah PER dan PBV. Growth stock umumnya· memiliki PER dan PBV yang tinggi, yang artinya harga saham tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan nilai net asset perusahaan. Sebaliknya, value stock mempunyai PER dan PBV yang rendah. Hubungannya dengan harga saham, investor growth stock mempunyai risiko kerugian yang lebih besar dibandingkan investor. value stock. Risiko ini dikarenakan harga saham tersebut tinggi, dan dapat turun dengan tajam sehingga menyebabkan kerugian yang besar. Dari uraian di atas, yaitu tentang growth stock dan value stock, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut : Hipotesis enam: PER mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's measure. Hipotesis tujuh: PBV mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's measure. i. Pcnelitian Terdahulu Penelitian "Perbandingan yang Market dilakukan Performance oleh dan Namora (2006) Karakteristik tentang Keuangan Perusahaan Sektor Aneka Industri dengan Sektnr ProperJi-Rea/ Estat" dengan periode penelitian satu tahun yaitu dari April 2005 - maret 2006 dengan hasi! menunjukan bahwa rata-rata Sharpe's Measure untuk sektor aneka industri yaitu -0,271816 relatif berbeda dengan rata-rata Sahrpe's Measure untuk sektor properti yaitu -0,218668 yang artinya rata-rata Sharpe's Measure aneka industri lebih kccil dibandingkan dengan rata-rata Sharpe's Measure properti, tetapi setelah di uji beda dua rata-rata independent sampels maka diperoleh basil t-hitung untuk Sharpe's Measure dengan equal variance asummed adalah -0,926 dengan nilai -p 0,359 oleh karena itu nilai-p untuk uji dua sisi 0,359>0,05, maka kedua rata-rata populasi adalah identik artinya sektor aneka industri mempunyai rata-rata sama dengan sektor properti. dan selanjutnya pengujian terhadap karakteristik keuangan (PER,PBV dan DER) dari hasil pengujian dua rata-rata independent sampels diperoleh bahwa semua variabel yang dijui (PER, DER dan PBV) mempunyai rata-rata yang sama antara sektor aneka industri dengan sell:or properti. Dan juga penelitian Namora menunjukan bahwa Variabel PER,PBV dan DER secara bersamasama maupun parsial tidak dapat menjelaskan Sharpe's Measure. Njo Anastasia, dkk (2003) melakukan penelitian tentang "Analisis Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Di BEf' Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel berarti masing-masing variabel i:Jebas (ROA,ROE,PBV,DER,r) dan risiko sistematik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan Adjusted I<. Square 0,224 yang artinya h:mya mampu menjelaskan 24,4% pola pergerakan harga saham kelompok properti. Namun secara parsial dengan uji - t hanya book value yang berpengaruh secara signifikan pada level 5 %, sedangkan variabel bebas lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham properti. Silvia Anggraeni dan Tc:o Sugiharto (2004) dalam penellciannya tentang "Analisis Z Skor Untuk Penilaian Kinetja Keuangan Ser/a Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Perdagangan Di BEf' · penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan perdagangan dengan menggunakan analisis Z skor periode tahun 2001-2003 serta untuk mengctahui apakah kinerja keuangan menggunakan analisis Z skor tersebut berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perdagangan, Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan penghitungan z skor dibandingkan dengan standar yang ada untuk tahun 200 I diprediksi ada I 0 unit perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang sehat dan 6 unit perusahaan diprediksi akan mengalami kebangkrutan sedangkan 4 unit perusahaan lainnya mempunyai kinerja keuangan kurang sehat. Untuk tahun 2002 diprediksi ada & unit perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang sehat dan 7 unit perusahaan diprediksi akan mengalami kebangkrutan sedangkan 5 unit perusahaan lainnya mempunyai kinerja keuangan kurang sehat; sedangkan untuk tahun2003, diprediksi ada 7 unit perusahaan yang mempunyai kinerja keuang2n yang sehat dan 7 unit perusahaan diprediksi akan mengalami kebangkrutan sedangkan 6 unit perusahaan lainnya mempunyai kinerja keuangan kurang sehat. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kir.erja keuangan dengan menggunakan analisis z skor tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perdagangan untuk tahun 2001-2003. Ibnu Khazar melakukan penelitian tenlang "Ana/isis Pengaruh Karakteristik Keuangan Terhadap Kinerja Berbasis Pasar Serta Perbandingan Kine1fa Berbasis Pasar Pada Industri Mam!faktur Domestik. Dan Multinasional Terbuka Di I.'ldonesia" Penelitian ini mempelajari pengaruh karakteristik keuangan (assets turnover, divident payout ratio, income ratio, leverage, net income margin, operating efficiency, price earning ratio, return on assets dan return on equity) terhadap kinerja berbasis pasar (market-based performance), secara sendiri-sendiri maupun secara bersamasama. Selain itu, penelitian ini juga mempelajari adanya perbedaan kinerja berbasis pasar antara industri manufaktur multinational (MNCs) dengan industri manufaktur domestik (DMCs) yang go-public di Indonesia. Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan pendekatan harga saham, sehingga disebut dengan kinerja berbasis pasar (market-based performance). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa karakteristik keuangan (assets turnover, divident payout ratio, income ratio, leverage, net income margin, operating efficiency, price earning ratio, return on assets dan return on equity) secara bersama-sama mempunyai pengaruh positip yang signifikan terhadap kinerja berbasis pasar. Akan tetapi sete!ah me!a!u! uji parsia! menunjukkan dari 9 rasio keuangan yang merupakan cerminan karakteristik keuangan, terdapat dua rasio keuangan yang tidak secara signifikan berpengaruh pada kinerja berbasis pasar yaitu divident payout ratio dan income ratio, dua rasio ini lebih banyak merupakan kibijakan manajemen. Semakin baik karakteristik keuangan, maka semakin baik kineija berbasis pasar. Dari sembilan rasio keuangan net income margin merupakan variabe! yang mempunyai pengaruh dominan terhatlap kinerja berbasis pasar, artinya hipotesis 2 ditolak, karena divident payout ratio merupakan kibijakan manajemen dan bukan cerminan kinerja. Hasir pengujian atas hipotesis 3 mengkonfirmasikan bahwa kinerja berbasis pasar industri manufaktur multinational (MNCs) adalah lebih baik j ika di band ingkan dengan kinerja berbasis pasar industri manufaktur domestik (DMCs). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingknp Penelitia:1 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, di mana pendekatan ini lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk mendapatkan penaksiran kuantitatif yang kuat. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor perd&gang m dan sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jangka waktu penclitian dari Desember 2004 sampai dengan Desember 2007. Penelitian tahap pertama menggunakan metode yang bersifat komparatif; artinya membandingkan market performance dan karakteristik keuangan pada dua sektor saham, yaitu saham sektor perdagangan dan saham properti. Penelitian tahap kedua menggunakan metode inferensial untuk menunjukkan pengaruh karakteristik keuangan terhadap market performance. B. Metode Penentuan Sampel Dalam penentuan sampel pada penelitian ini digunakan metode stratified sampling. Penelitian ini menggunakan populasi berupa saham-saham di BEi yang tergolong ke dalam sektor perdagangan dan properti. Dari populasi tersebut selanjutnya diambil bebcrapa sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saliam-saham (perusahaan) yang memenuhi kriteria sebagai berikut : I. Perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar di BE! dan termasuk ke dalam kelompok saham perdagangan atau prop~rti. 2. Perusahaan sampel memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode pengamatan. 3. Perusahaan sampel mempunyai kelengkapan data perdagangan selama periode pengamatan. C. Metode Pengumpu!an Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ciata sakunder, yaitu data yang telah disediakan olch pihak ketiga, dalam arti tidak berasal dari sumber langsung. Data yang diperoleh berasal dari berbagai sumber, dan merupakan data cross sectional yaitu data sejumlah saham yang termasuk ke dalam dua sektor saham, selama satu periode penelitian . Sebagian besar data yang · digunakan didapatkan dari Bursa Efek Indonesia. Data tersebut adalah harga penutupan saham, IHSG dan dividen. Data lainnya yaitu data suku bunga bebas risiko (risk-free rate), didapatkan dari tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia (SB!) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Sedangkan data yang berhubungan dengan karakteristik keuangan, yaitu data yang berupa rasio-rasio keuangan (DER, PER, PBV) untuk kedua sektor saham tersebut, didapatkan dari lDX (Indonesia Stock Exchange) Statistic yang diterbitkan BEi. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data bulanan. Data diambil dari periode per 31 Desember 2004 - Desember 2007 adalah data yang cigunakan untuk menghitung market perfonnance (Sha1Je's measure), yaitu harga saham, dividen, dan tingkat suku bunga SB!, dan juga data karakteristik keuangan yang berupa rasio DER, PER, dan PBV . Selain itu, untuk mendukung analisis hasil penelitian maka dibutuhkan penelitian kepustakaan (library research), penelitian kepustakflan ini berupa data yang diambil dari beberapa literatur seperti buku-buku, jumai, majalah, makalah, dan modul yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. D. Metode Analisis Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitn penelitian tahap pertama membandingkan market performance dan karakteristik keuangan antara sektor perdagangan dengan sektor properti. Penelitian tahap kedua adalah pengujian pengaruh karakteristik keuangan terhadap market performance. I. Statistik Uji Beda Dua Rata-rata untuk Independent Sampels Untuk membandingkan market performance kedua kelompok saham, yaitu kelompok perdagangan dan kelompok properti, dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Dilakukan perhitungan Sharpe's measure pada setiap saham; b. Dilakukan uji statistik, yaitu uji rata-rata clua sampel independen (ttest), c. Dari hasil uji statistik tersebut, selanjutnya diambil kesimpulan tentang market performance kedua kelompok saham tersebut. Dalam uji rata-rata dua sampel independen (t-tesi), digunakan rumus: ......................... (3.1) I Dimana: s = )s,'(n, -1)+s,'(n 2 -1) n1 +n2 -2 ......................... (3.2) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti dari dua rata-rata Sharpe's measure rnaka digunakan hipotesis sebagai berikut: 2. Pengaruh Karakteristik Keuangan terhadap Market Performance Untuk menguji pengaruh karakteristik keuangan terhadap market performance, dilakukan regresi tinier berganda di mana variabel terikatnya adalah market performance, sedangkan variabel bebasnya adalah karakteristik keuangan. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel terikat (market performance) dengan variabel bebas (DER, PER dan PBV). Nilai Sharpe's measure sangat bervariasi antara satu kelas sekuritas dengan kelas sekuritas yang lain, mi;,alnya antara saham dan obligasi. Sekuritas-sekuritas di dalam satu kelaspun sangat bervariasi antara satu dengan yang lain, misalnya antara satu saham dengan saham yang lain. Oleh karena itu kinerja sah&m yang diukur denga'.1 Sharpe's measure sering diranking untuk membedakan kinerja saham yang satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini, regresi dilakukan pacla kedua sektor saham dengan model regresi sebagai berikut: Sharpe;= a+ /J,PER; + /J,PBV; + /J,DER; + e; ...........................(3.3) Dimana: a = Intercept P1 = Keofisien variabel PER P2 = Koefisien variabel PBV p3 = Koefisien variabel DER e; = Faktor pengganggu yang nilainya kecil = Saham i Analisis regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui besamya koefisien regresi masing-masing variabel. Koefisien regresi ini menunjukkan sensitivitas variable terikat, dalam ha! ini Sharpe's measure masing-masing sektor saham, terhadap perubahan masing-masing variabel bebas yang terdiri dari PER, PBV dan DER. Variabel terikat (Sharpe's measi•re) akan men!ngkat atau menurun p, sebesar unit jika variabel PER meningkat atau menurun sebesar satu unit. Hal yang sama akan terjadi jika variabel bebas lainnya meningkat atau menurun satu unit, maka variabel terikat akan meningkat atau menurun sebesar koefisien regresi variabel yang bersangkutan. 3. Uji Signifikansi Uji signifikansi keseluruhan variabel secara serentak ditunjukkan oleh bilangan F (Ftest). Sedangkan uji signifikansi terhadap kontribusi masing-ma~ing variabel terikat ditunjukkan oleh besamya bilangan t (t- test). a. Uji Kecukupan Model Dalam uji kecukupan model ini (uji F), dipergunakan hipotesis sebagai berikut : Ho : pI = fo = p3 = 0, artinya semua variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap market performance. Ha Ho tidak benar, artinya tidak semua variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap market performance. Pengujian dilakukan dengan membandingkan F-hitung dengan F-tabel. Jika F-hitung lebih besar dari F-tabel, maka Ho ditolak dan berarti pada tingkat kepercayaan tertentu (dalam penelitian ini digunakan tingkat kepercayaan dengan a = 0,05) variabel bebas secara simultan mempunyai performance. pengaruh yang nyata terhadap market Adapun F-hitung dapat dicari dengan rumus : R 2/(k-- l) ...........................(3.4) (1-R')/(n-k) Keterangan : R2 Koefo.ien detenninasi n = Jtimlah variabel bebas k = Jumlah sampel Berdasarkan rumus (3.4) jelaslah bahwa uji kecukupan model juga merupakan uji koefisien determinasi. b. Uji Koefisien Regresi Uji koefisien regresi (uji t) mengasumsikan bahwa pada saat dilakukan pengujian suatu variabel bebas, tidak terjadi perubahan pada variabel bebas lainnya. Di dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut: Di mana H0 menunjukkan hipotesis nol, sedangkan Ha menunjukkan hipotesis altematif; ~i menunjukkan koefisien variabel bebas ke-i. Di dalam hipotesis nol, besarnya koefisien regresi dinyatakan no! yang berarti tidak a<la hubungan yang signifikan antara variabel bebas ke-i dengan variabel terikatnya. Bilangan t atau disebut t-hitung dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: _/3; Sep fh11u11g - (3.5) .................................. '.''' 1 Dirnana: {J; = fJ = Nilai hipotesis nol Sep, = Koefisien regresi variabel bebas ke-i Standar erroc variabel behas ke-i Jika t-hitung lebih besar dari lw2 (aJ2 atau t-hitung lebih kecil dari rnaka pada tingkat kepercayaan tertentu (a) Ho ditolak, yang berarti variabel bebas yang diuji mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel terikat. E. Operasionalisasl Variabel-variabel Penelitian Untuk memudahkan pengertian dan menghindari kesalahan persepsi dari masing-rnasing variabel penelitian, maka periu didefinisikan variabeivariabel yang dipergunakan dalam penelitian ini disertai cara pengukurannya. Berikut ini dijelaskan definisi dari masing-masing variabel penelitian disertai cara pengukurannya : I. Debt-Equity Ratio (DER) merupakan variabel yang merupakan proxy dari leverage, yang dihitung dari total debt dibagi ekuitas pada periode yang sama. 2. Price-Earning Ratio (PER) merupakan rasio perbandingan antara harga pqsar suatu saham dengan laba per lembar saham pada periode yang sama. 3. Price-Book Value (PBV) ratio dihitung dengan membagi harga pasar per saharn dengan nilai buku per saham pada periode yang sama. 4. Sharpe's Measure didapatkan dengan membagi rata-rata excess return saharn terhadap standar deviasi return saham, dengan menggunakan persamaan (2.5). Dalam penelitian ini, market performance suatu saham dihitung dengan menggunakan Sharpe's m<!asure. Meskipun banyak terdapat metode yang digunakan dalam menghitung market performance, dalam penelitian ini digunakan Sharpe's me.:.sure, seperti yang dirumuskan dalam rumus (2.5). Untuk menghitung Sharpe's measure dilakukan !angkah-langkah pengerjaan sebagai herikut : 1. Menghitung return saham yang diperoleh dengan menggunakan rumus (2.1). 2. Menghitung return rata-rata saham, yaitu dengan metode perhitungan ratarata geometrik menggunakan rumus (2.3). 3. Menghitung rata-rata risk-free rate, dalam hal ini suku bunga bulanan SBI satu bulan selama tahun 2005 dengan menggunakan metode rata-rata geometrik yaitu dengan rumus (2.3). 4. Menghitung excess return sah:im, yaitu dengan mengurangi return rata-rata saham dengan rata-rata risk-free rate. 5. Menghitung standar deviasi return saham. 6. Membagi excess return saham dengan standar deviasi saham, sehingga diperoleh nilai Sharpe's measure. Perhitungan tersebut diterapkan secara individual pada setiap saham di dala'l1 sampel, baik yang tergolong ke dalam sektor perdagangan maupun sektor properti. Sehingga pada akhimya diperoleh data cross sectional. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Um um Objek Penelitian l. Sejarah PT. Bursa Efek lndoaesia Bursa Efek Indonesia (BE[) atau Indonesia Stock Exchange (/DX)) adalah sebuah Pasar Saham yang merupakan basil penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya {BES), di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta Perusahaan basil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada I Desember 2007. Keanggotaan dan Partisipan dan sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia (BEi) menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya Sistem JATS ini sendiri direncanakan akan digantikan sistem yang baru. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Dengan perkembangan bursa Efek di Batavia, puda tanggal 11 januari 1925 di buka busa Efek Surabaya, kemudian di susul dengan pembukaan bursa efek di Semarang pada tanggal l Agustus 1925. Sayang sckali, aktifitas pasar modal di Indonesia terpaksa selumhnya terhenti akibat terjadinya perang dunia ke dua. Sejak tahun 1956 pemerintah telah mencoba !.mtuk mengaktifkan kembali pasar modal sebagai sarana pembiayaan ekonomi. Pada awalnya,pemerintah mendorong pertumbuhan pasar modal melalui pemerintah fasilitas perpajakan, baik kepada pemsahaan-perusahaan yang go public maupun para investor serta lembaga-lembaga penunjang yang terkait tennasuk broker dan dealer. Fasilitas perpajakan kemudian di hapuskan setelah diberlakukan peraturan perpajakan baru pada tahun 1983, sedangkan pajak penghasil atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya di tunda pemungutannya. Keadaan ini sudah tentu mengakibatkan iklim investasi di pasar modal kurang menarik. Oleh karena itu kemudian pemerintah berusaha mendorong kembali pertumbuhan pasar modal dengan mengeluarkan paket-paket deregulasi, sepe1ti paket Desember 1987, paket oktober 1988, dan paket desember 1988. Salah satu isi paket tersebut yang teepenting adalah dinaikannya pajak pengahasilan atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya sebcsar 15% final. Kebijaksanaan pengenaan pajak final atas tabungan dimaksud ternyata berdampak sangat positif tehadap pasar modal, karena pendapatan masyarakat pemodal menjadi berkurang, sehingga mereka ce11derung mencari alternative lain dalam menginvestasikm uangnya. Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali di buka dan ditangani oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), institusi di bawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai r•eningkat dengan perkembangan pada tahun 1990. pada tahun 1991, bursa sahan yang dinais di asia. Swastanisasi bursa saham menjadi PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Pada tanggal 13 juli 1992, Bursa Efek Jakarta (BEJ) diswastakan dan mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal pertumbuhan baru setelah terhenti sejak didirikan pad awal abad ke 19. Tahun 1995 adalah Bursa Efek Jakarta meluncur Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomasi. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan prekuensi yang lebih menjamin kegiatan pasar yang Fair dan transparan disbanding sitem perdagangan annual. Tahun 2002 Bursa Efek Jakarta juga mulai menerapkan perdagangan jarak jauh (remote trading), sebagi upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan Frekuensi perdagangan. 2. Indeks Bursa Efek Indouesia (BE[) Dalam rangka memberikan informasi yang lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEi telah menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan ha~ga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BE! mempunyai 4 macam indeks saham: a. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi indeks. b. Indeks LQd5, menggunakan 45 saham terpilih sctelarnnelalui beberapa tahapan seleksi. c. Indeks Individual, yar.g merupakan indeks untuk masiag-masing saham didasarkan harga dasar. d. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap sektor. IHSG, Indeks Sektoral dan Indeks LQ45 menggunakan metode perhitungan yang sama, yang membedakannya hanya jumlah saham yang digunakan sebagai komponen dalam perhitungannya. a. Indeks Harga Saham Gabuugan (IHSG) Pada tanggal I April 1983, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkenalkan untuk pertama kalinya sebagai indikator pergerakan harga saham di BEi. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BE!. Hari dasar untuk perhitungan IHSG adalah 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, indeks ditetapkan dengan nilai dasar I 00 dan saham tercatat pada saat itu berjulah 13 saham. Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham yang tercatat pada tanggal I 0 Agusrus 1982. Juml<!h nilai pasar adalah total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungan adalah sebagai berikut: 11-ISG = 2: (Harga Penutupan di Pasar Reguler x Jumlah Saham) x 100 Nilai Dasar Perhitungan indeks dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, ha! ini dapat dilakukan setelah system perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik. u. Indeks LQ45 Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut. Kriteria pemilihan saham indeks LQ45: Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham hams memenuhi kriteria tertentu dan lolos dari seleksi utama sebagai berikut: I. Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). 2. Masuk dalam ranking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi ] pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). 3. Telah tercatat di BE! sekurang-kurangnya 3 bulan 4. Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan frekuensi danjumlah transaksi di pasar reguler. c. Jakarta Islamic Index (Jll) Dalam rangka mengakomodir investor yang tertarik berinvestasi, BEJ dan Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan sebuah indeks yang didasarkan pada Syariah Islam, dikenal dengan nama Jakarta Islamic Index (JII). d. Indeks Sektoral lndeks Sektoral merupakan bagian dari ffISG. Semua perusahaan yang tercatat di BEi diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh NEJ yang disebut JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification). Kesembilan sektor tersebut adalah: Sektor Utama (industri yang menghasilkan bahan-bahan baku) Sektor I, Pertanian Sektor 2, Pertambangan Sektor Kedua (Industri Pengoluhan atau Manufaktur) Sektor 3, lndustri Dasar dan Kimia Sektor 4, Aneka Industri Sektor 5, lndustri Barang Konsumsi Sektor Ketiga (Jasa) Sektor 6, Properti dan Real Estat Sektor 7, Transportasi dan infrastruktur Sektor ~, Keuangan Sektor 9, Perdagangan, Jasa dan Investasi Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 Janurai 1996 dengan nilai dasar 100 untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar 28 Desember 1995. Disamping kesembilan sektor tersebut, BE! menghitung indeks industri manufaktur atau pengolahan yang merepresentasikan kumpulan saham yang diklasifikasi kedalam sektor 3, sektor 4, dan sektor 5. Perkembangan ekonomi yang meningkat setelah periode krisis, disertai kondisi politik dan keamanan yang semakin membaik merupakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan industri properti. Membaiknya kondisi ekonomi tersebut tercermin pula dari indikator makro ekonomi seperti inflasi dan suku bunga yang lebih rendah serta nilai tukar yang relatif lebih stabil dibandingkan pada periode krisis tahun 1998. Pertumbuhan ekonomi juga mengalami perkembangan yang terns meningkat setelah pada tahun 1998 mengalami pertumbuhan negatif secara mendalam. Namun demikian diakui bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut relatif m'.lsih lamban dan proses pemulihan (recovery) ekonomi Indonesia sejak hi sis I 0 tahun yang lalu masih be Iurn normal kembali sebagaimana periode pra-krisis. Bila dibandingkan dengan negara tetangga lainnya, proses pemulihan ekonomi di Indonesia masih tertinggal. Secara urutan, pertumbuhan sektor properti (bangunan) terse but masih cukup baik setelah pertumbuhan :ertinggi pada sektor pengangkman, listrik, keuangan dan perdagangan. Bangkitnya kembali industri properti setelah mengalami kejatuhan yang dalam di tahun 1998, dimulai sejak tahun 2000 dengan tingkat pertumbuhan yang signifikan dan mengalami perkembangan yang sangat pesat sampai saat ini.. Perkembangan yang signifikan khususnya terjadi pada segmen shopping mall (pusat perbelanjaan) yang mengalami peningkatan kapitalisasi sangat cepat khususnya sejak tahun 2003. Meningkatnya pusat perbelanjaan tersebut terutama didorong pula oleh ekspansi besar-besaran dari hypermarket di sejumlah kota besar di Indonesia. Hadimya hypermarket di pusat-pusat perbelanjaan juga merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk melakukan pembelian di pusat perbelanjaan sehingga memberikan imbas pada outlet-outlet lain di lokasi tersebut. Masih marak dan menariknya sektor perdagangan merupakan cerminan dari tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang memang memiliki popu!asi tinggi di dunia dan merupakan pasar yang signifikan. Selain itu, konsumsi juga masih merupakan faktor utama penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia dibandingkan faktor investasi. Demikian pula dengan segmen apartemen dan perumahan di Jabotabek mengalami peningkatan yang sangat signifikan ditahun 2003 dan 2004, yang menunjukkan bahwa daya beli masyarakat pada periode tersebut semakin meningkat. B. Hasil Analisa dan Pembahasan Pada bagian ini dilakukan analisis menggunakan metodc penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis ini dilengkapi dengan perhitungan-perhitungan dan pengttjian statistik, sebagai bahan untuk melakukan pembahasan. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dimulai dari pemilihan populasi, yang dilanjutkan dengan memberikan kriteria-kriteria terhadap populasi tersebut, sehingga diperoleh sekumpulan sampel, dengan penjelasan sebagai berikut : I. Populasi dari penelitian ini adalah semua saham yang terdaftar di BEI dan diklasifikasikan ke dalam sektor properti dan perdagangan. 2. Teknik pemilihan sampel adalah stratified sampling dan kriteria pemilihan sampel mengikuti beberapa tahap seperti disajikan dalam tabel 4.1 Tube! 4.1 Tahapan Pemilihan Sampel Properti Kriteria Saham Terdaftar di BEi dan mempunyai Perdagangan data perdagangan pada Januari 2005 - Desember 44 70 (18) (I I) 25 59 2007 Data perdagangan tidak lengkap tiga tahun penuh pada Januan 2005 - Desember 2007 Mempunyai kelengkapan data perdagangan selama tiga tahun penuh pada Januari 2005 Desember 2007 T!dak memiliki laporan keuangan per 31 Desember 2005, 2006 dan 2007 I - - 26 59 Memiliki laporan keuangan per 31 Desember 2005, 2006 dan 2007 serta kelengkapan data perdagangan pada Januari 2005 - Desember 2007. .. Sumber · Website BE! dan !DX Sta/1s/1c Dari tahapan-tahapan tersebut, diperoleh sampel untuk sektor properti dan sektor perdagangan yang memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan, untuk sektor properti jumlahnya 26 perusahaan dan sektor perdagangan jumlahnya 59 perusahaan. Selanjutnya dari sejumlah perusahaan tersebut, diurutkan sesuai dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar, lalu dipilih masing-masing sektor IO perusahaan yang nilai kapitalisasi pasamya terbesar sebagai sampel yang mewakili masing-masing sektor tersebut. Urituk sampel yang mewakili sektor properti sebagaimana diperlihatkan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Sampel Saham Sektor Properti No Nama Perusahaan I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bakrieland Developmen!Tbk Lippe Karawaci Tbk Ciputra Development Tbk Jaya Real Property Tbk Pakuwon Jati Tbk Summarecon Agung Tbk Kawasan lndustri Jababeka Tbk Dharmala lntiland Tbk .· Adhi Karya (Persero) Tbk Suryainti Permata Tbk Sumber: Pengolahan data Sedangkan saham-saham sektor perdagangan yang termasuk ke dalam sampel diperlihatkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Sampel Saham Sektor Perdagangan 1 2 3 United Tractors Tbk Bakrie & Brother Tbk Plaza Indonesia Realtv Tbk 4 Ramayana Lestari Tbl< 5 Aneka Kimia Rava Tbk 6 Mataharl Putra Prima Tbk 7 Jakarta Int'! Hotel & Dev. Tbk :3urva Citra Media Tbk 8 9 Pembanaunan Java Ancol Tbk 10 Enseval Putra Meaatradina Tbk Sumber: Pengolahan data 1. Markt!t Performance Market Perfonnance dihitung dengan menggunakan Sharpe's measure, yaitu market perfonnance maasing-masing saham pada Januari 2005 Desember 2007. data yang digunakan dalam perhitungan Sharpe's measure ini adala'1 harga penutupan saham, dividen, dan suku bunga SBI. Perhitungan Sharpe measure menggunakan rumus (2.5), dan menggunakan tahapan-tahapan sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya. berikut ini diberikan contoh perhitungan Sharpe measure untuk salah satu saham, yaitu saham PT. Lippo Karawaci Tbk. Data harg •. penutupan saham dan dividen disajikan pada Tabel 4.4 Tabd4.4 Harga dan Dividen Saham PT. Lippo Karawaci Tbk. Perlode Dec-04 Jan-05 Februari Maret April Mei Jllni Juli Aaustus September Oktober Nooember Desember Jan-06 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Agustus Seotember Harga Dividen 1625 1510 1510 1500 1480 1470 1470 1630 1620 1630 1650 1680 1750 1800 1820 1980 1950 '1780 1720 900 880 900 10.00 Poriode Oktober Nooember Desember Jan-07 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Agustus Seotember Oktober Nopember Desember Harga Dividen 910 1010 1070 1020 1000 1030 1280 1540 1520 1760 1800 1790 1760 9.99 168() 690 .. 4.62 Suniber: /DX Stat1st1c Berikut ini adalah perhitungan Sharpe's measure dengan menggunakan tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. a. Return Saham Dengan mcnggunakan data yang ada di Tabel 4.4 return saharn dihitung dengan menggunakan rumus 2.1, sehingga return saharn Lippo Karawaci untuk bulan Agustus 2005,dapat dihitung sebagai berikut: RAgust-05 R = (H arg a Agu«-os - H arg a Juu--0s )+ Dividen Agmt-os H argaJuu-os _ (1620 -1630) + 10 l 63Q O,OO% Agrist-05 - Dengan cara yang sama, dihitung juga return pada bulan lainnya, sehingga diperoleh return perbulan secara lengkap dalam satu tahun sebagaimana disajikan pad a Tabel 4.5. Ti.be! 4.5 Return Bulanan Saham Lippo Karawaci Periode Dec-04 Jan-OG Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Agustus Seotember Oktober ~mber Desember Jan-06 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Agustus Seotember Oktober Nooember Desember Jan-07 Februari Maret April Mei Juni Juli Aaustus September Oktober Nooember Desember Sumber: Harga 1625 1510 1510 1500 1480 1470 1470 1630 1620 1630 1650 1680 1750 1800 1820 1980 1950 1780 1720 900 880 900 910 1010 1070 1020 1000 1030 1280 1540 1520 1760 1800 1790 1760 1680 690 Pengolahan data Dividan 10.00 9.99 4.62 return -7.08% 0.00% -0.66% -1.33% -0.68% 0.00% 10.88% 0.00% 0.62% 1.23% 1.82% 4.17% 2.86% 1.11% s.79'}0 -1.52% -8.72% -3.3/% -47.67% -2.22% 2.27% 1.11% 10.99% 6.93% -4.67% -1.96% 3.00% 24.27% 20.31% -·J.30% 15.79% 2.27% -0.56% -1.68% -4.55% -58.65% I Data harga, dividen dan return bulanan untuk semua saham secara lengkap tersaj i pada lampiran. i>. Expected Return Saharn Expected Return saham dihitung dengan menggunakan rata-rata geometric, yaitu menggunakan rumus 2.3. Tabel 4.6 Perhitungan Expected Return saham Lippo Karawaci Periode Dec-04 Jan-05 Februari Maret Aoril Mei Juni .· Juli Aaustus Seotember Oktober N'member Desember Jan-06 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nopember Desember Jan-07 Febru11ri Maret Aoril Mei Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nopember Desember Harga 1625 1510 1510 1500 1480 1470 1470 1630 1620 1630 1650 1680 1750 1800 1820 1980 1950 1780 1720 900 880 900 910 1010 1070 1020 1000 1030 1280 1540 1520 1760 1800 1790 1760 1680 690 Dividen 10.00 9.99 4.62 Sumber : Pengolahan data Return (R1) -7.08% 0.00% -0.66% -1.33% -0.68% 0.00% 10.88% 0.00% 0.62% 1.23% 1.82% 4.17% 2.86% 1.11% 8.79% -1.52% -8.72% -3.37% -47.67% -2.22% 2.27% 1.11% 10.99% 6.93% -4.67% -1.96% 3.00% 24.27% 20.31% -1.30% 15.79% 2.27% -0.56% -1.68% -4.55% -58.65% Relative Return 1Ri+1) 92.92<70 100.00% 99.34% 98.67% 99.32% 100.00% 110.88% 100.00% 100.62% 101.23% 101.82% 104.17% 102.86% 101.11% 108.79% 98.48% 91.28% 96.63% 52.33% 97.78% 102.27% 101.11% 110.99% 106.93% 95.33% 98.04% 103.00% 124.27% 120.31% 98.70% 115.79% 102.27% 99.44% 98.32% 95.45% 41.35% 36 TI(R, +1}= 92,92%* 100,00%*99,34%*98,67%*99,32%* 100,00%• i=! 110,88%* 100,00%* 100,62%* 101,23%* 10 l,82%' I 04, l 7%* 102,86%* 101, 11%*108,79%*98,48%*9!,28%*9 6,63%*52,33%*97,78%*102,27%*10!,1 !%110,99%*! 06,93%*95,33%*98,04%* 103,00%* 124,27%* I 20,31 % *98,70%* 115,79%* I 02,27%*99,44%*98,32%*95,45% *41,35% = 43,41% l1J(R, +i) )1/36 '6 (R, g ( )1/36 - I= 0,9771 -I= -2,29% , 36 = (43,41 % )"" = (0,4341 )°'0211 + 1) Dengan demikian, dari perhitungan di atas diperoleh expected return untuk saham Lippo Karawaci -2,29%. Data expected return untuk semua saham secara lengkap tersaji pada lampiran-lampiran. c. Rata-rata risk-free rate ( SBI ) Dengan menggunakan data SB! pada Tabet 4.7 dan menggunkan cara perhitungan yang sama dengan perhitungan expected return, dan diperoleh risk-free rate sebesar 0,98%. Tabel 4.7 Tingkat Suku Bunga 36 Bulan SB! (Januari 2005 - Desember 2007) No - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Rate (year) Pariode (%) Jan-05 Februari Maret Aoril Mei Juni .Juli Agustus Seoternber Oktober Nopember Desember Jan-06 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Seotember Oktober Nooember Desember Jan-07 Februari Mao·et Aoril Mei Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nooember Desember Surnber: Website Bl .. - 7.42 7.43 7.44 7.70 7.95 8.25 8.50 8.75 10.00 11.00 12.25 12.75 12.75 12.75 12.75 12.75 12.50 12.25 12.25 11.75 11.25 10.75 10.25 9.75 9.50 9.25 9.00 9.00 8.75 8.50 8.25 8.25 8.25 8.25 8.25 8.00 d. Excess Return Excess return merupakan selisih antara expected return terhadap ratarata risk-free rate. Sehingga siperoleh excess return = -3,27% = -2,29% - 0,98% e. Standar Deviasi Return Dengan menggunakan bantuan program pengolah lembar kerja (spreed sheet) Microsoft Excel, diperoleh standar deviasi return saham Lippo Karawaci sebcsar 0, 1469. f. Sharpe's Measure Dengan menggunakan hasil-hasil perhitungan di atas, Sharpe's measure dapat diperoleh dengan membagi excess return dengar. standar deviasi return, sehingga diperoleh : Sharpe's mea.sure(!.ippo -3,27 Ka:nwaci} = 0,1469 -0,2226 Hasil perhitungan Sharpe's measure untuk saham-saham lainnya disajikan pada Lampiran. Jika dibandingkan dengan Sharpe's measure pembandingnya, yaitu Sharpe's measure dari IHSG, beberapa saham dapat dikatakan lebih unggul atau kalah unggul dibandingkan saham lainnya. Dari perhitungan pada Lampiran , diperoleh nilai Sharpe's measure IHSG sebesar 0,3540. Dengan menggunakan Sharpe's measure IHSG sebagai tolak ukur (benchmark), diketahui bahwa untuk kategori saham properti, saham Suryainti Permata Tbk dengan nilai Sharpe's measure sebesar 0,276 l merupakan saham yang lebih unggul dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor properti. Sedangkan saham Lippo Karawaci Tbk merupakan saham yang memiliki Sharpe's measure paling kecil dibandingkan saham yang lain dalam sektor tersebut, yaitu -0,2226. Dalam sektor perdagangan, saham United Tractors Tbk merupakan saham yang paling unggul dalam hal Sharpe's measure dibandingkan saham-saham lain di sektor yang sama, denga.'1 nilai Sharpe's measure sebesar 0,3906. Sedangkan saham Plaza Indonesia Realty Tbk merupakan saham yang paling kecil nilai Sharpe's measure-nya yaitu 0, 1862. yang berarti saham Plaza Indonesia Realty Tbk merupakan sah m yang kalah ungggul dalam Sharpe's measure dibandingkan saham lain di sektor yang sama. Pada Lampiran menggambarkan perbandingan Sharpe's measure antara Properti, Perdaganagn dan IHSG. Dengan menggunakan IHSG sebagai benchmark, dari lampiran tersebut terlihat bahwa semua saham, baik dalam sektor properti maupun perdagangan, memiliki Sharpe measure lebih kecil dibandingkan dengan Sharpe's measure benchmark. Sehingga dapat dikatakan bahwa seeara umum, kedua sektor tersebut memiliki market performance yang tidak bagus. 2. Uji Inferensi ( Uji t) Pada bagian ini, akan dilakukan pengujian terhadap rata-rata Sharpe's measure, excess return, return volatility, PER, PBV dan DER untuk sektor properti dan perdagangan. a. Uji Beda Dua Rata-rata Sharpe's Measure Tabet 4.8 berisi ringkasan statistik deskriptif Sharpe's measure untuk kedua sektor saham yaitu saham sektor properti dan perdagangan. Tabel 4.8 Ringkasan Statistik DeskriptifSharpe Measure Group Statlstlcs Sector Sharpe's N Properti Mean Std. Error Mean .051124 .1342814 .0424635 Perdagangan 10 .023513 Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS .1491302 .0471591 measure 10 Std. Deviation Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa rata-rata Sharpe measure untuk sektor properti yaitu, 0,051124 relatif berbeda dengan rata-rata Sharpe's measure untuk sektor perdagangan yaitu, 0,023513. Dalam ha! ini rata-rata Sharpe's measure properti lebih besar di bandingkan rata-rata Sharpe's measure perdagangan. Namun, perbedaan Sharpe's measure ini perlu diuji secara statistik untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut signifikan. Selanjutnya dengan mengunakan SPSS diperoleh output berupa hasil pengujian beda dua rata-rata independent sampels, seperti terlihat pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil Uji Rai:a-rata Sampel lndependen Sahrpe's Measure Independent Samples Test :..evene's TestfC'r Equality of Variances t-test for Equality of Means I Mean 95% Confiticoce lnlaM1I of tho Difference Sig. (2- Oiffere!l<: Std. Error F Sharpe's measuro Equal variances .02-1 Sig. .a es t df ""'ed) e Difference Lower Upper .435 18 .669 .0276113 .0634597 -.1057126 .1609351 .435 17.806 .669 .0276113 .0634597 -.1058170 .1610356 assumed Equal variances not assume1 Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS Untuk mengetahui apakah rata-rata Sharpe's measure properti dan perdagangan adalah berbeda secara signifikan atau tidak, digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho: Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata populasi Sharpe's measure sektor properti dan perdagangan adalah sama). H1 : Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata populasi Sharpe's measure sektor properti dan perdagangan adalah berbeda). Dalam hal ini dilakukan uji dua sisi, karena akan di uji apakah berbeda atau tidak berbeda secara signifikan. Pada Tabel 4.9 terlihat t-hitung untuk Sharpe's measure dengan equal variance assumed adalah 0,435 dengan niali-p 0,669. Oleh karena nilai-p untuk uji dua sisi 0,669 > 0,05, maka Ho diterima, artinya sektor properti mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan. b. Uji Beda Dua Rata-rala Excess Return dan Return Volatility Sharpe's measure terdiri dari komponen pembilang yaitu excess return dan komponen penyebut yaitu return volatility. Waiaupun Sharpe's measure tidak berbeda antara kedua sektor industri, perlu dilakukan pcngujian baik terhadap excess return maupun return volatility. Tabel 4.10 Berisi ringkasan statistik deskriptif excess return untuk kedua sektor saham tersebut. Tabel 4.10 Ringkasan Statistik Deskriptif Excess R~turn Group StatisUc:i Std. Error Sector Excess Return N Mean Std. Deviatioi1 Mean Properti 10 .965561 2.3362290 .7387805 Perdagangan 10 .383015 2.4429380 .7725248 Sumber : Pengolahan Data dengan SPSS Pada Tabei 4.10 terlihat bahwa rata-rata excess return untuk sektor properti, yaitu 0,965561 relatif lebih besar dibandingkan rata-rata excess return untuk sektor perdagangan, yaitu 0,383015. Adapun output pengujian uji rata-rata sampel independen tersebut tersaji pada Tabel 4.11. Tabet 4.11 Has ii Uj i Rata-rata Sampel lndependen Excess Return Independent Samples Test Levene's Test for Eq•1a!ity 01 Variance$ F Equal variances Excess assumed .071 Sig. .793 t-test for Equality of Means t Sig. (2~ Mean '.alled) Olffetenc6 df Std. Error Difference 95% Confidence Interval Of the Dttforonce Lower Uw>r 18 .592 .5825457 1.11689206 ·1.6631731 2.8282645 .545 17.964 .592 .5825457 1.0689200 ·1.6634938 2.6285852 .545 Return Equal variances not assumed Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS Pada Tabet 4. t I teriihat bahwa t-hitung untuk excess return uengan equal variance assumed adatah 0,545 dengan nialai-p 0,592. Oleh karena nilai-p untuk uji dua sisi 0,592 > 0,05, maka Ho diterima, atau kedua rata-rata excess return sektor properti dan perdagangan ada!ah sarna, artinya excess return sektor properti mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan. Berikut disajikan rata-rata standar deviasi return (return volatility) untuk sektor properti dan sektor perdagangan. Tabel 4.12 Ringkasan Statistik Deskriptif Return Volatility Group Statistics Sector Mean N Std. Error Mean .0279019 .0088234 Perdagangan 10 .196770 Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS .1962366 .0620555 Properti 10 Sid. Deviation .177013 Return Volatility Pada Tabel 4.12 terlihat bahwa return volatility untuk sektor properti, yaitu 0, 177013 relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata return volatility untuk sekt01 perdagangan yatiu 0, 196770. Adapun output pengujian rata-rata tersebut tersaji pada Tabel 4.13 Tabel 4.13 Hasil Uj i Rata-rata Sampel Independen Return Volatility Independent Samples Test Levere's Test for Equality of Variances I-test for Equality of Means Sig. (2- F ~etum t.qual variances Volatility assumed 3.410 $lg. .081 Equaf variances not assumed Su1nber: ~0engolahan t Mean tailed) Oiffertlnce df Std. Error Oifferonc~ 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -.315 18 .756 -.0197567 .0626796 -.1514416 .1119262 -.315 9.364 .760 -.0197567 .0626796 -.1607126 .1211992 Data dengan SPSS Selanjutnya dilakukan analisis apakah rata-rata return volatility properti dan perdagangan adalah berbeda secara signi fikan atau tidak. Da!am ha! ini digunakan hipotesis yang sama dengan hipotesis pengujian beda dua rata-rata sampel independen untuk Sharpe's measure. Pada Tabel 4.13 terlihat t-hitnug untuk return volatility dengan equal variance assumed adalah -0,315 dengan probabilitas 0,756. Oleh karena nilai-p unmk uji dua sisi 0, 756 > 0,05, maka Ho diterima, atau kedua rata-rata return volatility sektor properti dan perdagangan adalah sama, artinya return volatility sektor properti mempunyai ratarata yang sama dengan sektor perdagangan. c. Uji Beda Dua Rata-rata PER Ringkasan statistik deskriptif untuk niali PER dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini : Tabel 4.14 Ringkasan Statistik Deskriptif PER Group Statistics PER I N Sector Mean Std. Deviation Std. Error Mean Properti 10 1.748100 8.2651281 2.6136630 Perdagangan 10 2.775800 33.0699554 10.4576381 Sumber: Pengo/ahan Data dengan SPSS Pada Tabet 4.14 terlihat bahwa rata-rata PER untuk sektor properti yaitu 1.748100 relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata PER sektor perdagangan, yaitu 2. 775800. Adapun outp:.tt penguj ian rata-rata sampet independen tersaji pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Hasil Uji Rata-rata Sampet lndependen PER Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F PER Equal variances assumed Equal variances not assumed 2.249 Sig. .151 t.fest fur Equality of Means t Sig. (2· taUG<:I) df Moon Difference Std. t:rror Difference --·-·95% Confidence lntelVSI of .. the i;i_~ererr<::e... ··--- Lower Upper 18 .353 -10.2770000 10.ns3056 -32.9234807 12.3694807 -.953 10.120 .363 -10.2770000 10.TI93056 -34.2552458 13.7022458 -.953 Swnber: Pengolahan Data dengan SPSS Selanjutnya dilakukan analisis apakah rat-rata PER properti dan perdagangan adalah berbeda secara signifikan atau tidak. Datam hal ini digunakan hipotesis yang sama dengan hipotesis pengujian beda dua rata-rata sampel independen untuk Sharpe's measure. Pada Tabet 4.15 terlihat bahwa t-hitung untuk PER dengan equal assumed adalah -0,953 dengan nilai-p 0,353. Oleh karena nilai-p untuk uji dua sisi 0,353 > 0,05, maka Ho diterima, artinya PER sektor properti mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan. d. Uji Beda Dua Rata-rata PBV Ringkasan statistik deskriptif untuk niatai PBV dapat dilihat pada Tabet 4. t 6 berikut ini : Tabet 4.16 Ringkasan Statistik Deskriptif PBV Group Statistics Sector [Prooerti Perdagangan Std. Deviation Mean ill Std. Error Mean 10 2.480000 1.5331667 .4348299 10 1.985000 1.0176361 .3218048 Sumber: Pengo/ahan Data dengan SPSS Pada Tabet 4.16 terlihat bahwa rata-rata PBV untuk sektor properti yaitu 2.480000 relatif lebih besar dibandingkan rata-rata PBV sektor perdagangan, yaitu 1.985000. Adapun output pengujian rata-rata sampel independen tersaji pada Tabet 4.17. Tabet 4.17 Hasil Uji Rata-rata Sampel Independen PBV Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F PBV Equal variances assumed Equal variances not assumed .704 Sig. .412 t·test for Equality of Means Sig. (2· Mean Std. Error tailed) Difference Difference df ( .851 10 .651 15.641 Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS Lower Upper .5619092 ·.7275459 1.7175459 .4950000 .5619092 -.7408969 1.7308969 .406 .4950000 .406 95% Confidence Interval of the Differenc.e Pada Tabel 4.17 terlihat bahwa t-hirung untuk PBV dengan equal assumed adalah 0,85 i dengan nilai-p 0,405. Oleh karena nilai-p untuk uji dua sisi 0,405 > 0,05, maka Ho diterima, artinya PBV sektor p~operti mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan. e. Uji Beda Dua Rata-rata DER Ringkasan statistik deskriptif untuk nialai DER dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut ini: Tabel 4.18 Ringkasan Statistik DeskriptifDER Group Statistics Sector DER Properti Perdagangan Mean N Std. Deviation Std. Error Mean 10 3.2560 5.34302 1.68961 10 1.0000 .46500 .15337 Sumher: Pengo/ahan Data dengan SPSS Pada Tabel 4.18 terlihat bahwa rata-rata DER untuk sektor properti yaitu 3,2560 relatif lebih besar dibandingkan rata-rata DER sektor perdagangan, yaitu l,0000. Adapun output pengujian rata-rata sampel independen tersaji pada Tabel 4.19. Tabel 4.19 Hasil Uji Rata-rata Sampel lndependen Return Volatility Independent Samples Test Levenc's Test for Equality of t-test for Equality of Means Variances 95% Cor.fideoce lnteival c;f the Difference s;g. c2F DER Equal variances assurned 5.396 Equal variances not assumed Sig. .032 t Std. Erro~ Mean tailed) Diffe,ence Difference df 1.330 18 .20V 1.330 9.148 .216 i..o-.ver Um.er 2.25600 1.69656 -1.30834 5.82034 2.25600 1.09656 -1.5724?. 6.08442 Sumber: Pengo/ahan Data dengan SPSS Pada Tabel 4.19 terlihat bahwa t-hitung untuk DER dengan equal assumed ad:ilah 1,330 dengan nilai-p 0,200. Oleh karena nilai-p untuk uji dua sisi 0,200 > 0,05, maka Ho diterima, artinya PBV scktor properti mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan. Ringkasan hasil pengujian rata-rata sampcl independen dari semua variabel yang di uji disajikan pada tabel 4.20. Dari hasil pengujian dua rata-rata, diperoleh bahwa semua variabel yang di uji yaitu (Sharpe Mi:asure, excess return, return volatility, PER, PBV dan DER) mempunyai rata-rata yang sama, antara sektor properti dengan sektor perdagangan. Tabel 4.20 Ringkasan Hasil Uj i Rata-rata Has ii Uj i Dua Rata-rata Keterangan Sharpe's Measure I-1 0 diterima Tidak mendukung hipotesis satu DER Ho diterima Tidak mend\lkung hipotesis dua PER Ho diterima Tidak mendukung hipotesis tiga Tidak mendukung hipotesis empat PBV Ho diterima Sumber : Pengo/ahan data dengan SPSS C. Uji Asuresi Persamaau Regresi Menurut Gujarati (1995), asumsi yang mendasari model regresi adalah sebagai berikut : I. Rata-rata kesalahan persamaan ada!ah sama dengan nol. 2. Tidak ada masalah autokorelasi. 3. Kesalahan peramalan tidak berkorelasi dengan variable bebas X. 4. Antar variable bebas tidak saling berkorelasi (tidak ada multikolinear). 5. Tidak ada kesalahan spesifikasi model. Pada bagian ini akan di lakukan uji persamaan regresi, menggunaka.'1 asumsi-asumsi tersebut. 1. Uji Asumsi Multikolinearitas Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharnsnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabet 4.21. Tabet 4.21 Nilai Varians Inflation Faktor (VIF) Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF PER .961 1.040 PBV .437 2.288 DER .448 2.231 a. Dependent Vanable: Sharpe Measure Sun1ber: fiasil Pengujian-peng1~fian Hipotesis Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah nilai VIF ( Varians Inflation Factor) dan tolerance yang mendekati satu. Nilai VIF mendekati satu menunjukan tidak terjadinya multikolinieritas, sedangkan j ika VIF mendekati lima maka terdapat persoala!! miltikolinieritas der::gan variable bebas lainnya. Nilai VIF ini dapat diperoleh dengan menggunakan persamaaa!l : VIF= l/l(l-R2) •••••••••••••••••••••••• (4.1) Pada model persamaan regresi tersebut, terlihat bahwa nilai VIF dan tolerance dari setiap variab~I nilainya mendekati satu. Hal tersebut menunjukan bahwa di antara dua variabe! bebas tidak sating berhubungan satu sama lain. b. Uji Asumsi Heteroskedastisitas Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi yang dibentuk terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan jika variance berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan analisis grafik scatterplot dengan Sharpe measure sebagai variabel terikatnya. Menurnt Singgih (2000), deteksi adanya heteroskedastisitas dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik tersebut, dimana sumbu X adalah Y (Sharpe's measure) yang tel ah diprediksi, dan sumbu Y adalah nilai residualnya (Y prediksi - Y sesungguhnya). Dasar pengarnbilan keputusan adalah jika titik-titik pada output tersebut membentak suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. Dari analisis Gambar 4. l terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola yang jelas, dan tersebar di atas maupun di bawah angka no! pada sum bu Y. hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi yang dibentuk layak untuk memprediksi market perfonnance berdasarkan variabel bebas yang dipilih. Gambar4.2 Scatterplot Scatterplot DependentVllJiltble: Shorpe ..., ~ 0 .. , 0 0 /!}_ ... • ,• .. !! ' ~ ""' 0 /,; tr 0 0 ~"o 0 c 0 11 ..• •f!-1 0 0 0 "' ,. 0 .; n ; ; Regression Standardized Predlrted Value Sumber: Pengolahan data SPSS c. Uji Asumsi Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model rcgresi variabel bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi d!lta norma! atau mendekati nor.nal. Pengujian ini dilakukan dengan analisis grafik Normal P-P Plot of regression Standardized Residual. Menurut Singgih (2000), dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal, dapat diambil keputusan sebagai berikut : I. J ika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka regresi tidak memenuhi asumsi nonnalitas. Seperti terlihat pada Gambar 4.2, titik-titik tersebar di sekitar garis diagonal dan penyebaranya mengikuti arah garis diagonal tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa model yang dibentuk memenuhi asumsi normalitas dan layak digunakan untuk memprediksi Sharpe's measure. Gambar4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Normal P.P Plot of Regression standardized Residual Dependant Variable: Sharpe .0 e 0 "En. .,," -. 0 ~a. "- " UJ a. DD C.B C.4 Observed Cum Prob 4. Uji Asumsi Ot\lk(lrel<1si Pada bagian ini pengujian ditujukan untuk melihat apakah sebuah model regresi tinier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji adanya gejala otokorelasi pada regresi digunakan konstanta Durbin-Watson, dengan rumus: L' (e,. -e, ) 2 1 d = ~'-~'--,,--­ ............................(4.2) L, e,2 t=<I Keterangan : e, : Nilai residual observasi ke-t e1• 1 : Nilai residual observasi ke-(t-1) e1_1 : Nilai residual observasi kc-(t-1) t : J umlah observasi Tabel 4.22 Kriteria Durbin Watson Kriterio Pengujian Kesimpulan 0 < d <dL Terjadi Otokorelasi positif dL:S d :S du TP,rjadi keragu-raguan, titlak ada keputusan du:Sd:S4-du Tidak terjadi Otokorelas1 positif atau negative 4-du:Sd:S4-dL Terjadi keragu-rliguan, tidak ada keputlisan 4 - dL:S d :S 4 Terjadi Oto~orelasi negative ... Sumber: Elwnometn.':a, Agus Wytarp (2005) Pengujian asumsi terlihat dari nilai Durbin - Watson pada Tabel Model Summary ( Tabel 4.23), dan diperoleh nilai d = 1,369. Sedangkan dari tabel Durbin Watson dengan k = 3 n=20 dan a= 0,05, diperoleh nilai dL = 1,00 dan dU = 1,65. Tabel 4.23 Tabel Model Summary Model Summary" Model R 1 .296. R Square Adjusted R Square .087 -.OB4 Change Statistics Std. Enur of the R Square Estilnate df1 df2 Change FChange .14454 .087 .510 3 Sig. F Change 16 .681 DulblnWalson 1.357 a. Predictors: {Cons!ant), DER, PER, PBV b. Dependent Variable: Sharpe Sumber: Pengo/ahan data SPSS Dari angka-angka tersebut dapat diketahui bahwa nilai d berada pada daerah dL :S d :S du, karena 1,00 :S l,357 :S 1,65, sehingga dapat diambil kesimpulan terjadi keragu-raguan (inconclusive) berkaitan dengan otokorelasi dan tidak didapatkan suatu keputusan tentang adanya otokorelasi. Artinya bisa saja terdapat otokorelasi atau iidak, seharusnya pengujian dilanjutkan dengan menjalankan run-test, tapi karena masalah otokorelasi jarang terjadi pada data cross-sectional, maka !idak perlu dilakukan penguj ian lebih Ianjut. 4. Hasil Rergresi Hasil analisis regresi linier berganda dengan variabel terikat Sharpe's measure dan tiga variabel bebas yang terdiri dari PER, PBV, DER menghasilkan intercept dan koefisien regresi sebagaimana tercantum pada Tabel 4.24. Tabel 4.24 Koefisien regresi Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1 Std. Error B (Constant) .011 .087 PER .000 .001 t Beta Sig. .128 -.041 .899 -.166 .870 PBV .006 .039 .052 .145 .887 DER .009 .013 .247 .692 .499 a. Dependent Variable: Sharpe Sumber: Pengolahan data dengan SPSS Dengan hasil tersebut dapat dituliskan persamaan regresinya sebagai berikut: Sharpe~ 0,011+0,000 PER+ 0,006 PBV + 0,009 DER ... (4.3) Pada bagian selanjutnya, akan dilakukan pengujian kecukupan model atas persamaan regresi tersebut. Jika dari uji kecukupan model didapatkan bahwa Sharpe measure dapat di jelaskan oleh variabel , PBV dan DER tetapi PER tidak dapat menjelaskan Sharpe's measure. Intercept bemilai 0,011 dapat diinterpretasikan bahwajika seluruh variabel bebasnya bemilai nol, maka besarnya Sharpe's measure adalah sama dengan nilai intercept tersebut, yaitu 0,011. Koefisien regresi PER sebesar 0,000 memberikan gambaran bahwa PER tidak dapat menjelaskan Sharpe's measure. Nilai koefisien regresi untuk PBV sebesar 0,006, artinya PBV mempunyai pengaruh yang positifterhadap Sharpe's measure. Dalam hal ini, jika variabel PBV meningkat satu unit, dengan asumsi variabe! lainnya constan (ceterus paribus), maka nilai Sharpe's measure akan meningkat sebesar 0,06 unit. Sebaliknya, jika PBV turun sebesar satu unit maka Sharpe's measure akan turun sebesar 0,06 unit. Nilai koefisien regresi untuk DER adalah 0,009, artinya bahwa jika DER meningkat satu unit, dengan asumsi variabel yang lainnya konstan, maka Sharpe's measure akan meningkat sebesar 0,09 unit. Jika DER turun satu unit maka Sharpe's measure turun 0,09 unit. I. Uji Kecukupan Model Pada bagian ini akan diuji nilai R2, ~tandar error, F-statistic dan significant level. Nilai adjusted R2 menunjukan bagaimana model yang dibentuk dengan variabel -variabel bebas dimasukan secara besamaan, dapat menjelaskan variabel teikat. Sedangkan standard error menunjukan tingkat penyimpangn dari model yang dibentuk. Pada bagia11 model summary sepcrti terlihat pada Tabel 4.23, nilai R2 sebesar 0,87. Hal ini menunjukan 8, 7 % Sharpe measure dapat dijelaskan oleh variabel PBV dan DER. Sedangkan sisanya (100% - 8,7% = 91,3%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Nilai tes F dan significant level bertujuan w.enguji ap3kah variabelvariabel bebas yang dipilih benar-benar berhubungan dengan Sharpe's measure sebagai variabel terikat. Uj i hipotesis dilakukan dengan melihat F-hitung atau p-value sebagai daerah kritis yang dapat dilihat pada Tabel 4.25. Jika F-hitung > F-tabr 1 atau nilai-p < 0,05 maka Ho ditolak atau model signifikan. Tabel 4.25 Tabel Anova ANOVA• Sum of Squares Madel 1 Mean Square df Regression .032 3 .011 Residual .334 16 .021 Total .366 19 F Sig. .510 .681 8 a. Predictors: (Constant), DER, PER, PBV b. Dependent Variable: Sharpe Sumber: Pengolahan data dengan SPSS Pada Tabel 4.25 terlihat bahwa nilai F-hitung adalah 0,5 JO, dengan tingkat probabilitas (nilai-p) sebesar 0,681. karena nilai-p > 0,05 maka Ho diterima. Artinya model yang dibentuk adalah tidak signifikan. Dalam hal ini, variabel-variabel bebas (PER, PBV dan DER) secara simultan tidak berpengaruh terhadap market performance. Bagian uji statistic-! digunakan untuk menguji signifikansi bebas, apakah variabel-variabel bebas tersebut secara parsial memiliki pengaruh terhadap model regresi. Dari uji statistik-t tersebut, pada Tabel 4.26 terlihat bahwa nilai ..p PER, PBV dan DER masing-masing adalah 0,870; 0,887; 0,499. Nilai·p masing-masing variabel ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Tabel 4.26 Output Uji-t Coefticients T Model 1 11 (Constant) PER PBV DER Sig. .128 .899 -.166 .870 .145 .887 .692 .499 b. Dependent Variable: Sharpe Measure Sumber: Pengolahan data dengan SPSS Dengan demikian hipotesis Ho pada uji statistik-t gaga! ditolak, atau dengan kata lain masing-masing variabel PER, PBV dan DER tidak dapat digunakan untuk memprediksi market perfonnance. Variabel-variabel tersebut secara sendiri-sendiri atau parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap market performance pada tingkat signifikansi lima persen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi yang mengaitkan PER, PBV dan DER dengan Sharpe's measure memberikan hasil pengujian yang menyatakan bahwa variabel PER, PBV dan DER secara bersama-sama maul'll!l.-.12-afsial tidak dapat .. . I menj0laskan Sharpt:'s measure. Dengan demikiar1 <lapat dinyatakan bahwa hasil penelitian tidak mendukung hipotesis lima, hipotesis enam, dan hipoteisi tujuh sebagaimana tersaji pada Tabel 4.27. Tabel 4.27 Keputusan Hipotesis lima - Hipotesis tujuh Hipotesis Kesimpulan Keputusan Hipotesis lima Ho diterima Hipotesis en am Ho diterima Leverage tidak mempunyai "pcngaruh" terhadap Sharpe's measure PER tidak mempunyai "pengaruh" terhadap Sharpe's measure Hipotesis tujuh Ho diterima PBV tidak mempunyai "penga;i.1h" terhadap Sharpe's measure Sumber : Hasil Pengujian-pe11gujian Hipotesis Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Namora (2000) dalam menganlisis pengaruh Variabel PER, PBV dan Laverage terhadap market performance. Namora (2006) menyimpulkan bahwa PER, Size dan Laverage tidak mempengaruhi market performance, baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Namora (2006) juga menyimpulkan jika digunakan data pengamatan yang jumlahnya lebih banyak (pooled regression), hanya variabel PER yang berpengaruh secara signifikan terhadap return, namun dengan koefisien yang relatif kecil. Lebih lanjut, jika dilakukan analisis terhadap hasil penelitian ini dan didukung oleh hasil penelitian Namora (2006), maka dapat diperkirakan bahwa rasio-rasio keuangan yang bersumber pada laporan keuangan perusahaan belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusar. investa3i di pasar modal Indonesia. BABV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. KESIMPULAN Setelah dilakukan analisis data mengenai analisis terhadap market performance dan karakteristik keuangan perusahaan properti dan perdagagangan maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut : I. Penelitian ini menciapatkan basil bahwa baik Sharpe's measure maupun excess return pada kedua sel<tor tersebut mempunyai rata-rata yang ti .fak berbeda secara signifikan. Begitu pula return volatility pada kedua sektor tersebut juga tidak mempunyai rata-rata yang tidak berbeda secara signifikan. 2. Penelitian ini juga meneliti perbedaan karakteristik keuangan perusahaan sektor properti dengan perusahaan sektor perdagangan. Karakteristikkarakteristik keuangan tersebut adalah PER, PBV dan DER. Dari basil uji dua rata-rata sampel independen, disimpulkan bahwa : I. PER sektor propetti mempunyai rata-rata yang tidak berbeda dengan PER sektor perdagangan. 2. PBV sektor properti mempunyai rata-rata yang tidak berbeda dengan PBV sektor perdagangan. 3. DER sektor properti mempunyai rata-rata yang tidak berbeda dengan DER sektor perdagangan. 3. Dari hasil penelitian ini juga disimpulkan bahwa karakteristik keuangan (PER, PBV dan DER), baik secara parsial maupun bersama-sama, tidak mampu menjelaskan market performance pada saham sektor properti maupun sektor perdagangan. 4. Dan hasil penelitian ini juga menyimpulbn bahwa dengan menggunakan pembanding berupa Sharpe's measure IHSG, diperoleh : I. Saham Suryainti Permata Tbk memiliki Sharpe's measure yang paling tinggi dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor properti. 2. Saham Lippo Karawaci Tbk memiliki Sharpe's mea•ure yang paling rendah dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor Properti. 3. Saham United Tractors Tbk memiliki Sharpe's measure yang paling tinggi dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor perdagangan. 4. Saham Plaza Indonesia Realty Tbk memiliki Sharpe's measure yang paling rendah dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor perdagangan. B. IMPLIKASI 1. Dalam penilaian kinerja dari suatu portofolio dengan menggnnakan sharpe's measure investor tidak dapat menilai hasil dari sharpe measure sebagai ukuran kinerja portofolio yang absolut, tetapi diperlukan diperlukan infom1asi-informasi lain untuk mengetahui apakah hasil nilai sharpe's measure baik atau buruk. 2. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa variabel-variabel karakteristik keuangan yaitu PER, DER dan PBV tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pasar. Oleh karena itu investor sebagai pengambil keputusan diharapkan memanfatkan rasio-rasio keuangan diatas yang bersumber dari keuangan perusahaan dengan sepenuhnya sebagai bahan pertimbangan. DAFfARPUSTAKA Anastasia, Njo; dkk "Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sitematik Terhadap Harga Saham Properti di BE.!'. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.5 Nopember 2003. Anggraeni, Silvia; sugiharto, Toto "Analisis Z Skor Untuk Penilaian Kinetja Keuangan Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Perdaganagn di BEJ". Majalah Ekonomi dan Komputer No.3 Tahun XII 2004. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Fabozzi, J, Frank "Manajemen Investasi ", Salemba Empat, Jakarta, 2000. Investopedia. "Financial Concec>ts: The Risk/Return Trade Off', "http://www.investopedia.com/university/cocepts/cocepts I .asp", diakses 24 Maret 2008. Hartono, "SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian", Edisi ke-2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008. Hamid, Abdul, "Buku Panduan Penulisan Skripsi ", Cetakan I, l'EIS UIN Press, Jakarta, 2005. Husnan, Suad. "Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas", Edisi Ketiga, UPP AMK YKPN, 2001. Namora. "Perbandingan Market Performance Dan Karakteristik Keuangan Perusahaan Sektor Aneka lndustri Dengan Sektor Prope11i - Real Estat", Thesis Program Studi Magister Managament Universitas Pelita Harapan, 2006. Nugroho, Bhuono Agung, "Strategi Jitu Memilih Metode Statisiik Penelitian dengan SPSS'', Edisi Pertama, CV Andi Offset, Yogyai<arta, 2005. Rodoni, Ahmad. "Analisis Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal (Disertai Hasil Penelitian)", Cetakan Pertama. Center for Social Economics Studies (CSES) Press, Jakarta, 2005. Sarwoko. "Dasar-dasar Ekonometrikd'. Penerbit Andi, Edisi Pertama, 2005. Sharpe, William F. ; Alexander, Gordon J. ; Bailey, Jeffery V. "brvestasi", Edisi Keenam, Jilid I . PT lndeks Kelompok Gramedia, 2005. Sugiyono, "Metode Penelitian Eisnis'', CV Alfabeta, Bandung, 2005. Yarnest. "Analisis Pengaruh Variabel Kil'elja Keuangan Perusahaan Terhcdap Return Saham (Studi di Bursa Efek Surabaya)". Jurnal Ekonomi Tahun 6, Nomor 3. 2002. LAMPIRAN Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Sektor Properti Property No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20. 21 22 23 24 25 26 Nama Perusahaan Kapltalisasi (Trlllun Rp) Bakrieland DeveloomentTbk Linno Karawaci Tbk Ciputra Development Tbk Java Real Property Tbk Pakuwon Jati Tbk Summarecon Aqunq Tbk Kawasan lndustri Jababeka Tbk Dharm:ila lntiland Tbk Adhi Karva (Persero) Tbk Suryain!i Permata Tbk Ciputra Surva Tbk Duta Anaaada Realty Tbk Dula Pertiwi Tbk Modernland Realty Ltd. Tbk Surya Semesta lntarnusa Tbl< !ndonesia Prima Prooertv Tbk Suryamas Dutamakmur Tbk Linno Cikaranq Tbk Bhuwanatala lndah Permai Tbk Roda Pananon Haraoan 1bk Kridaoerdana lndahgraha Tbk Bintana Mitra Semestarava Tbk Ristia Bintana Mahkataseiati T Ciptojaya Kontrin~oreksa Tbk Makassar Tourism Dev. Tbk Panca Wiratama Sakti Tbk 12, 165,572 11,938.485 5,821,131 4,207,500 3,858,943 3,759,328 3,'169,601 2,892,073 _2,449795 2, 103,482 1,939,288 1,545, 151 1,262,625 1,208,754 967,612 828,875 562,936 445.440 137,610 100,470 83,950 50,064 49,662 46,746 45,692 12,375 Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Sektar Perdagangan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Nama Perusahaan United Tractors Tbk Bakrie & Brot~er Tbk Plaza Indonesia Realtv Tbk Ramavana Lestari Tbk Aneka Kimia Rava Tbk Matahari Putra Prima Tbk Jakarta lnt'I Hotel & Dev. Tbk Surya Citra Media Tbk Pembanounan Java Ancel Tbk Enseval Putra Meaatradinq Tbk Tunas Ridean Tbk Jakarta Setiabudi lnternasional Tbk Hero Suoermarket Tbk Mitra AdiPerkasa Tbk Kapitalisasi (Triliun Rp) 31,082,539 7,821,381 6,390,000 6,004,400 4,305,600 3,251,226 1,930,039 1,780,125 1,760,000 1,755,600 1,729,800 1,715,685 1,482,390 1, 162,000 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 23 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Fast Food Indonesia Tbk Alfa Retailindo Tbk lndosiar Ka;va Media Tbk Astra Graohia Tbk AGIS tbk Multinolar Tbk Sona Tooas Tourism lndusirv Tbk Hexindo Adinerkasa Tbk lntearasi Teknoloai Tbk Metrodata Electronic Tbk Panorama Sentrawisata Tbk Laut&n Luas Tbk Tiaaraksa Satria Tbk Abdi Banasa Tbk Hotel Sahid Jaya Tbk lntraco Penta Tbk Centrin Online Tbk Linne E-NET Tbk Ania Exnress To'1r & Travel Service Tb'< Mas Murni Indonesia Tbk Pudiiadi & Sons Est ate Tbk DI/\ iacorn lntrabumi Tbk Wicaksana Overseas Tbk Te moo Inti Media Tbk Tira Austenite Tbk Pudiiadi Prestiae Limited Tbk Pioneerindo Gourmet International Tbk Mellenium Pharmacon lnt'I Tbk Limas Centric Indonesia Tbk 44. Rime Catur Lestari Tbk Sue i Samaoersada Tbk 45 Fortune Indonesia Tbk 46 Gema Grahasarana Tbk 47 Bavu Buana Tbk 48 Jasuindo Tiaa Perkasa Tbk 49 Metro Suoermarket Realtv Tbk 50 Wahana Phenix Mandiri Tbk 51 Asia Grain International Tbk 52 Pool Advista Indonesia Tbk 53 lndoexchanae Tbk 54 Inter Delta Tbk 55 Perdana Banaun Pusaka Tbk 56 Akbar lndo Makmur Stimec Tbk 57 Toke Gununa Aouna Tbk 58 Mas Murni Tbk (Saham Preferen\ 59 . 1,093,313 982,800 891,270 795,780 732,031 692,086 662,400 621,600 397,940 375,714 356,000 343,200 293,918 254,960 251,328 237,60S 232,921 207,077 145,350 128,980 ·116,753 110,400 109.130 100,050 94,080 89,600 88,323 71,344 66,967 61,200 60,681 58,618 56,000 45,919 44,242 41,331 39,000 36,138 29,000 20,853 19,615 15,960 14,850 13,000 3,600 . Karakteristik Keuangan Sektor Properti No Ssham 1 2 3 4 5 6 7 8 Bakrieland DeveloomentTbk Linno Karawaci Tbl: Cio utra Develoo men: Tbk Jaya Real Prooen'I Tbk Pakuwon Jati Tbi: Summarecon Agung Tbk Kawasan lndustr. Jababeka Tbk Dhannala lntiland Tbk g Adhi Karva (Perserol Tbk 10 Survainti Permata Tbk PER PBV 19.05 21.57 11.49 30.28 9.06 17.02 25.81 8.99 25.19 6.35 0.97 2.51 2.74 2.39 1.29 2.62 1.28 5.82 4.13 1.05 DER 0.61 1.53 2.53 0.65 2.20 1.10 0.27 17.78 5.56 0.25 Karakteristik Keuangan Sektor Perdagangan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sa ham United Tractors Tbk Bakrie & Brother Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Ram8vana Lestari Tbk Aneka Kimia Rava Tbk Matahari Putra Prima Tbk Jakarta lnt'I Hotel & Dev. Tbk Surva Citra Media Tbk Pembanounan Java Ancol Tbk Enseval Putra Meoatradino Tbk PER 15.05 15.28 32.56 25.23 13.85 19.49 119.83 13.87 14.07 8.35 - PBV 4.03 1.05 2.45 3.31 1.80 1.12 1.02 1.23 l.92 1.92 DER 1.54 0.75 0.47 0.54 1.11 1.35 1.66 0.73 0.37 1.48 ~o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Perlode Jan-05 Februari Maret April Mei Juni Juli Aaustus. Seotember Oktober Nooember Desember Jan-OS Februari Maret April Mei Juni Juli Aaustus. Seotember Oktober Nopember Desember Jan-07 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Aaustus. September Oktober Nooember Desember rate (year) % 7.42 7.43 7.44 7.70 7.95 8.25 8.5C 8.75 10.00 11.00 12.25 12.75 12.75 12.75 12.75 12.75 12.50 12.25 12.25 11.75 11.25 10.75 10.25 9.75 9.50 9.25 9.00 9.00 8.75 8.50 8.25 8.25 8.25 8.25 8.25 B.00 Rate Month 0.62 0.62 0.62 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.83 0.92 ·1.02 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.04 1.02 1.02 0.98 0.94 0.90 0.85 0.81 0.79 0.77 0.75 0.75 0.73 0.71 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.67 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Periode oec-04 Jan-OS Februari Maret Aoril Mei Juni Juli A.Qustus September Oktober Nopembar Desember Jan-06 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli A~ustus September Oktober Nooember Desember Jan-07 Februart Maret April Mei Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nooember Desember Harga 1001).233 1045.435 1073.828 1080.165 1029.613 1088.169 1122.376 1182.301 1050.090 1079.275 1066.224 1095.641 1162.635 1232.321 1230.664 1322.974 1464.406 1329.996 1310.263 1351.649 1431.262 1534.615 1582.626 1718.961 1805.523 1757.258 1740.971 1830.924 1999.167 2084.324 2139.278 2348.673 2194.3~9 2359.206 2643.487 2688.332 2745.826 Return 4.52% 2.72% 0.59% -4.68% 5.69% 3.14% 5.34% -11.18% 2.78% -1.21% 2.85% 6.02% 5.99% -0.13% 7.50% 10.69% -9.18% -1.48% 3.16% 5.89% 7.22% 3.13% 8.61% 5.04% -2.67% -0.93% 5.17% 9.19% 4.26% 2.64% 9.79% -6.57% 7.51% 1205% 1.70% 2.14% Relative Return 104.52% 102.72% 100.59% 95.32% 105.69% 103.14% 105.34% 88.82% 102.78% 98.79% 102.85% 106.02% 105.99% 99.87% 107.50% 110.69% 90.82% 98.52% 103.16% 105.89% 107.22% 103.13% 100.61% 105.04% 97.33% 99.07% 105.17% 109.19% 104.26% 102.64% 109.79% 93.43% 107.51% 112.05% ~01.70% 102.14% Expected Return, Standar Deviasi Return dan Sharpe's Measure Sektor Properti No Sa ham 1 Sakrieland DeveloomentTbk 2 Linno Karawaci Tuk ~ Ciputra Develooment Tbk 4 5 6 7 8 9 10 Java Real Prooer.v Tbk Pakuwon Jati Tbk Summarecon AQunQ Tbk Kawasan lndustri Jababeka Tbk Dharmala intiland Tbk Adhi Karva IPersero\ Tbk Survainti Permata Tbk Expected return 2.232698 -2.291262 1.789401 0.129875 0.765238 1.871341 1.944064 4.510313 2.112835 6.391105 Expected Return, Star.dar Deviasi Return dan No I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sa ham United Tractors Tbk Bakrie & Brother Tbk Plaza Indonesia Realtv Tbk Ramavana Lestari Tbk Aneka Kirnia Rava Tbk 'Matahari Putra Prima Tbk Jakarta lnt'I Hotel & Dev. Tbk Surva Citra Media Tbk Pembangunan Java Ancol Tbk Enseval Putra Meaatradina Tbk Risk Free Rate 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 Sharp~·s Expected return 4.599480 5.657001 -3.136430 0.488106 0.742028 0.682349 2.306704 1.281340 -0.028488 1.038083 Excess Return 1.25~698 -3.271262 0.809401 -0.850125 -0.214762 0.891341 0.964064 3.530313 1.132835 5.411105 Deviasi Return 0.189981 0.146946 0.186789 0.195873 0.228921 0.138936 0.148454 0.173609 0.164657 0.195962 Sharpe Measure 0.085938 -0.222617 0.043332 -0.043402 -0.009382 0.064155 0.064940 0.203348 0.083800 0.276131 Measure Sektor Perdagangan Risk Free Rate 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 Excess ReturG 3.619480 4.677001 -4.116430 -0.491894 -0.237972 -0.297651 1.326704 0.301340 -1.008488 0.058063 Doviasi Return 0.092649 0.740767 0.221045 0.092070 0.155475 0.108672 0.158918 0.110537 0.190166 0.097398 Sharpe Measure 0.390868 0.083137 -0.186226 -0.053426 -0.015306 -0.027:190 0.083483 0.027261 -0.053032 0.005961 Expected Return. Standar Deviasi Return dan Sharpe's Measure IHSG Expected IHSG return 2.84485044 Risk Free Rate Excess Return Deviasi Return Sharpe Measure 0.98 1.86485044 0.05267474 0.354031286 Periode Harga !C-04 n.()5 'bruari aret iril 280 265 245 370 3j 320 315 325 250 165 160 155 165 160 155 170 180 185 155 165 165 150 150 135 195 205 235 230 240 315 330 490 395 530 590 610 620 ni Ii 1ustus >ptember dober member 3sember 1n-OS ~bruari aret iril 3j ni iii iustus >ptember <tober ipember 3sember in-07 •bruari aret >ril 9i 1ni Iii iustus >Ptember <lobar ioember :sember 2SO Dlviden Return -5.36% -7.55% 51.02% -24.32% 14.29% -1.56% 3.17% -23.08% -34.00% -3.03% -3.13% 6.45% -3.03% -3.13% 9.68% 5.88% 2.78% -16.22% 6.45% 0.00% -9.09% 0.00% -10.00% 44.44% 5.13% 14.63% -2.13% 4.35% 31.25% 4.76% 48.48% -19.39% 34.18% 11.32% 3.39% 1.64% Perlocle Relative Return 94.64% 92.45% 151.02% 75.68% 114.29% 98.44% 103.17% 76.92% 66.00% 96.97% 96.88% 106.45% 96.97% 96.88% 109.68% 105.88% 102.78% 83.78% 106.45% 100.00% 90.91% 100.00% 90.00% 144.44% 105.13% 114.63% 97.87% 104.35% 131.25% 104.76% 148.48% 80.61% 134.18% 111.32% 103.39% 101.64% Dec-04 Jan-05 Februari Maret Anril ~. Juni Juli Ac;ustus Sentember Oktober Nonember Desember Jan-06 Februan Maret Anni Mei Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nonember Desember Jan-07 Februar! Maret Anni Mei - Jun; Juli Aaustus Sentember Oktober Nonember Desember Harga 1625 1510 1510 1500 1480 1470 1470 1630 1620 1630 1650 1680 1750 1800 1820 1980 1950 1780 1720 900 880 900 910 1010 1070 1020 1000 1030 1280 1540 1520 1760 1800 1790 1760 1680 690 Dlviden 10.00 9.99 4.62 Return -7.08% 0.00% -0.66% -1.33% -0.68% 0.00% 10.88% 0.00% 0.62% 1.23% 1.e2% 4.17% 2.86% 1.11% 8.79% -1.52% -e.12% -3.37% -47.67% -2.22% 2.27% 1.11% 10.99% 6.93% -4.67% -1.96% 3.00% 24.27% 20.31% -1.30% 15.79% 2.27% -0.56% -1.68% -4.55% -58.65% Relative Return 92.92% 100.00% 99.34% 98.67% 99.32% 100.00% 110.88% 100.00% 100.a2% 101.23% 101.82% 104.17% 102.86% 101.11% 108.79% 98.48% 91.28% 96.63% 52.33% 97.78% 102.27% 101.11% 110.99% 106.93% 95.33% 98.04% 103.00% 124.27% 120.31% 96.70% 115.79% 102.27% 99.4.\% 98.32% 95.45% 41.35% Peri ode Dec-04 Jan-05 Februari Maret April Mei Juni Juli Aoustus Seotember Oktober Nooember Desember Jan-06 Februari Maret Anril Mei Juni Juli Aaustus Seetember Oktober Nooember Desember Jan-07 Februari Maret Anril Mei Juni Juli Aaustus ,September :oktober iNooember iDesember Harga 470 425 415 650 550 550 620 600 350 320 275 280 300 445 420 435 455 465 440 460 590 610 580 650 760 800 840 920 970 960 900 920 760 930 890 650 890 Dividen Return Relative Return -9.57% -2.35% 56.63% -15.38% 0.00% 12.73% -3.23% -41.67% -8.57% -14.06% 1.82% 7.14% 48.33% -5.62% 3.57% 4.60% 2.20% -5.38% 4.55% 28.26% 3.39% -4.92% 12.07% 16.92% 5.26% s.00°10 9.52% 5.43% -1.03% -6.25% 2.22% -17.39% 22.37% -4.30% -26.97% 36.92% 90.43% 97.65% 156.63% 84.62% 100.00% 11:2.73% 96.77% 58.33% 91.43% 85.94% 101.82% 107.14% 148.33% 94.38% 103.57% 104.60% 102.20% 94.62% 104.55% 128.26% 103.39% 95.08% 112.07% 116.92% 105.26% 105.00% 109.52% 105.43% 98.97% 93.75% 102.22% 82.61% 122.37% 95.70% 73.03% 136.92% Harga Peri ode Dec-04 Jan-05 Februari Maret IADril Mei Juni ,Juli Aoustus Seotember Oktober Nooembsr Desember Jan-06 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Aoustus September Oktober Mooember Desember Jan-07 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Aaustus Seoternber Oktober Nooember Desember I 1500 1700 2000 2525 2475 2400 2350 2350 1730 1900 1900 1900 1890 1900 1900 2300 3375 3800 3600 3300 580 640 740 830 1030 1000 1100 1160 1510 1620 1550 1580 1500 1480 1500 1520 1530 Dividen 25.00 35.0u 9.00 Return t<te1auve n:e'lun1 13.33% 17.65% 2625% -1.98% -3.03% -1.04% 0.00% -26.38% 9.83% 0.00% 0.00% -0.53% 0.53% 0.00% 21.05% 46.74% 12.59% -5.26% -7.36% -82.42% 10.34% 15.63o/o 12.16% 24.10% -2.91% 10.00% 5.45% 30.17% 7.28% -3.77% 1.94% -5.06% -1.33% 1.35% 1.33% 0.66% 113.33% 117.65% 126.25% 98.02% 96.97% 98.96% 100.00% 73.62% 109.83% 100.00% 100.00% 99.47% 100.53% 100.00% 121.05% 146.74% 112.59% 94.74% 92.64% 17.58% 110.34% 115.63% 112.16% 124.10~- 97.09% 110.00% 105.45% 130.17% 107.28% 96.23% 101.94% 94.94% 98.67% 101.35% 101.33% 100.66% Periode ec-04 m-05 ebruari iaret nril lei Jni Jli austus eotember >klober ooember esember an..06 ebruari laret pril lei Jni Jli austus eDtember 1ktober oDPmber esember an..07 ebruari laret oril lei 1 uni uli gustus eotember 1ktober !ooember esember 1 Harga 380 380 400 510 440 470 500 455 450 485 420 420 465 420 500 500 430 520 490 490 470 460 510 670 680 870 900 1060 1160 1330 1600 2900 3000 500 500 485 500 Dividen Return 0.00% 5.26% 27.50% -13.73% 6.82% 6.38% -9.00% -1.10% 7.78% -13.40% 0.00% 10.71% -9.68% 19.05% 0.00% -14.00% 20.93% -5.77% 0.00% -4.08% -2.13% 10.87% 31.37% 1.49% 27.94% 3.45% 17.78% 9.43% 14.66% 20.30% 81.25% 3.45% -83.33% 0.00% -3.00% 3.09% I Relative Return 100.00% 105.26% 127.50% 86.27% 106.82% 106.38% 91.00% 98.90% 107.78% 86.60% 100.00% 11:0.71% 90.32% 11'9.05% 100.00% 86.00% 120.93% 94.23% 100.00% 95.92% 97.87% 11!0.87% 131.37% 101.49% 127.94% 103.45% 11:7.78% 109.43% 11!4.66% 120.30% 181.25% 103.45% 1:6.67% 100.00% 97.00% 103.09% . ' i Perio~ Dec-04 Jan-OS Februari Maret Aoril Mei Juni Juli 6qustus Seotember Oktober Nooember Desember Jan-06 Februsri Maret Aoril Mei Juni Juli Aaustus .§eptembor Oktober Nooember Desember Jan..07 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Anustus Sentember Oktober Nonember Deserr1ber Harga 625 690 900 980 870 960 1030 1050 770 740 730 740 750 870 850 1030 1250 Dividen 15.00 12~0 1170 930 9W 1100 1180 1150 1170 1270 1350 15.00 11~0 1180 1560 1260 1530 1430 14~0 1350 1080 1170 13.00 Ratum ReiatlYe Return 10.40%. 30.43%. 8.89% -11.22%. 10.34% 7.29%. 3.40%. -26.67%. -3.90% -1.35%. 1.37°A:t 1.35%. 16.00% -2.30%. 21.18% 21.36%. -3.20% -3.31% -19.23%. -2.15% 20.88% 7.27% -2.54% 1.74% 8.55%. 6.30% -17.78% 6.31%. 32.20% -18.40% 21.43%. -6.54% -1.40%. A.26%. ·20.00% 8.33%. 110.40% 130.43% 108.89% 88.78% 110.34% 107.29% 103.40% 73.33% 96.10% 98.65% 101.37% 101.35% 116.00% 97.70% 121.18% 121.36%. 96.80% 96.69%. 80.77% 97.85% 120.es% 107.27%. 97.46% 101.i'4% 108.55% 106.30% 82.22% 106.31% 132.20% 81.60% 121.43% 93.46% 98.60% 95.74%. 80.00% 108.33% Periode >ec-04 'an-05 'ebruari Aaret \pril Aei iuni luli \austus >eotember )ktober ~ooember lesember lan-06 'ebruari Aaret \oril Aei Iuni luli \austus >eotember )ktober fopember )esember lan-07 'ebruari ~aret \oril Harga 115 125 130 145 115 125 125 125 90 100 90 85 90 90 110 140 155 120 130 130 125 125 120 125 155 166 179 220 195 ~ei 225 Iuni Juli >.austus >eotember )ktober 215 265 220 285 240 194 230 ~ooember )esember Dividen Return !Relative Return 8.70% 4.00% 11.54% -20.69% 8.70% 0.00% 0.00% -28.00% 11.11% -10.00% -5.56% 5.88% 0.00% 22.22% 27.27% 10.71% -22.58% 8.33% 0.00% 108.70% 104.00% 1111.54% 79.31% 106.70% 100.00% 100.00% 72.00% 11'1.11% 90.00% 94.44% 105.88% 100.00% 122.22% 127.27% 110.71% 77.42% 108.33% 100.00% 96.15% 100.00% 96.00% 104.17% 124.00% 107.10% 107.83% 122.91% 88.64% 11!5.38% 95.56% 123.26% 83.02% 129.55% 84.21% 80.83% 11'8.56% -3.85°/o 0.00% -4.00% 4.17% 24.00% 7.10% ·7.83% 22.91% -11.36% 15.38% -4.44% 23.26% -16.98% 29.55% -15.79% -19.17% 16.56% Periode ! Dec-04 Jan-OS Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Aoustus Seotember O!ctober Nooember Desember Jan-OS Februari Maret Anril Mei Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nonember Desember Jan-07 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Aoustus Sentember Oktober Nooember Desember I Harga 190 235 250 360 325 320 3~5 290 205 165 185 185 185 220 2~0 2no 235 2~5 190 190 200 195 2fi0 200 250 2fl0 215 2rn 245 330 420 590 500 670 700 880 930 Dividen Kewm rt.tnn1uiru nvr.u1 11 23.68% 6.38% 44.00% -9.72% -1.54% -1.56% -7.94% -29.31% -19.51% 12.12% 0.00% 0.00% 18.92% -4.55% 0.00% 11.90% -8.51% -11.63% 0.00% 5.26% -2.50% 7.69% -4.76% 25.00% -16.00% 2.38% -2.33% 16.67% 34.69% 27.27% 40.48% -15.25% 34.00% 4.48% 25.71% 5.68% 123.68% 106.38% 144.00% 90.28% 98.46% 98.44% 92.06% 70.69% 80.49% 112.12% 100.00% 100.00% 118.92% 95.45% 100.00% 111.90% 91.49% 88.37% 100.00% 105.26% 97.50% 107.69% 95.24% 125.00% 84.00% 102.38% 97.67% 116.67% 134.69% 127.27% 140.48% 84.75% 134.00% 104.48% 125.71% 105.68% Periode Dec-04 Jan-05 Februari Maret April Mei Juni Juli AQustus Seetember Oktober Nonember Desember Jan-06 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan-07 Februari Maret Anril Mei Juni Juli AQustus September Oktober Nooember Desember Harga 675 940 1030 880 730 810 830 770 535 550 530 530 720 810 810 840 920 740 660 600 510 610 700 810 800 810 710 750 870 1010 1100 1520 1230 1250 1560 1370 1360 Dividen Return Perlode Relative Return Dec-04 20,00 12.98 10:61 39.26% 9.57% -14.56% -17.05% 10.96% 4.94% -7.23% -30.52% 2.80% -3.64% 0.00% 35.85% 12.50% 0.00% 3.70% 9.52% -19.57% -10.81% -7.12% -15.00% 19.61% 14.75% 15.71% -1.23% 1.25% -12.35% 5.63% 16.00% 16.09% 6.91% 39.15% -19.08% 1.63% 24.80% -12.18% -0.73% 139.26% 109.57% 85.44% 82.95% 11'0.96% 104.94% 92.77% 69.48% 102.80% 96.36% 100.00% 135.85% 11'2.50% 100.00% 103.70% 109.52% 80.43% 89.19% 92.88% 85.00% 11:9.61% 114.75% 1t5.71% 98.77% 101.25% 87.65% 105.63% 116.00% 116.09% 108.91% 139.15% 80.92% 101.63% 124.80% 87.82% 99.27% d~Februari Maret bE!!!__ Mei Juni Juli Aoustus September Oktober Non ember Desember Jan-06 Februari Maret April Mei Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nooember Desember Jan-07 Februari Maret April Mei Juni Juli Aaustus Sep!ember Oktober ~ember Desemher Harga 2~5 230 265 400 335 350 370 370 220 2W 185 190 190 235 230 235 240 190 180 190 225 335 365 375 590 540 540 560 750 980 1140 1320 1380 15~0 1540 1940 2000 Diviclen I Ratum Re1anve Return I 6.98% 15.22% 50.94% -16.25% 4.48% 5.71% 0.00% -40.54% -4.55% -11.90% 2.70% 0.00% 23.68% -2.13% 2.17% :?..13% -20.83% -5.26% 5.56% 16.42% 48.69% 14.93% -2.60% 57.33% -8.47% 0.00% 3.70% 33.93% 30.67% 16.33% 15.79% 4.55% 9.42% 1.99% 25.97% 3.09% 106.98% 115.22% 150.94% 83.75% 104.46% 105.71% 100.00% 59.46% 95.45% 88.10% 102.70% 100.00% 123.68% 87.87% 102.17% 102.13% 79.17% 94.74% 105.56% 118.42% 148.89% 114.93% 97.40% 157.33% 91.53% 100.00% 103.70% 133.93% 130.67% 116.33% 115.79% 104.55% 109.42% 101.99% 125.97% 103.09% ' Periode c-04 1-05 oruari ret ril ~i 1i i ustus otember tober pember sember n-06 bruari tret ril ~i 1i i ustus otember :tober pember ,sember n-07 bruari iret ril !i ni Ii ustus ptember :tober 'pember 'sember Harga 2275 2850 3025 2875 2950 3275 3725 4450 3875 3875 3700 3600 3675 3825 3975 4500 5450 5400 5400 5600 5750 6050 6550 6450 6550 6750 6950 7400 7900 Divlclen 35 110 45 7550 8250 8600 8100 8200 10950 11250 10900 85 60 Return 25.27% 6.14% -4.96% 2.61% 11.02% 14.81% 19.46% -12.92% 0.00% -4.52% -2.70% 2.08% 4.08% 3.92% 13.21% 21.11% -0.92% 2.04% 3.70% 2.68% 5.22% 9.01% -1.53% 1.55% 3.05% 2.96% 6.47% 6.76% -4.43% 10.40% 4.24% -5.81% 1.23% 34.27% 2.74% -3.11% Relative Return 125.27% 106.14% 95.04% 102.61% 111.02% 114.81% 119.46% 87.08% 100.00% 95.48% 97.30% 102.08% 104.08% 103.92% 113.21% 121.11% 99.08% 102.04% 103.70% 102.63% 105.22% 109.01% 98.47% 101.55% 103.05% 102.96% 106.47% 106.76% 95.57% 110.40% 104.24% 94.19% 101.23% 134.27% 102.74% 96.89% Peri:>de Dec-04 Jan-05 Februari Maret IAnril Mei Juni Juli Aoustus l:'eotember Oktober Nooember Desember Jan-06 Februari Maret Anril Mei Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nooember Desember Jan-07 Februari Maret Anril Mei Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nooember Desember - Harga 40 40 40 215 125 105 120 140 95 100 110 105 120 130 130 170 170 170 150 170 165 150 155 130 155 172 182 187 240 300 295 305 270 300 315 295 290 Dividen Return 0.00% 0.00% 437.SO~b -41.86% -16.CO% 14.29% 16.67% -32.14% 5.26% 10.00% -4~55% 14.29% 8.33% 0.00% 30.77% 0.00% 0.00% -11.76% 13.33% -2.94% -9.09% 3.33% -16.13% 19.23% 10.97% 5.81% 2.75% 28.34% 25.00% -1.67% 3.39% -11.48% 11.11% 5.00% -6.35% -1.69% Relative Return 100.00% 100.00% 537.50% 58.14% 84.00% 114.29% 116.67% 67.86% 105.26% 110.00% 95.45% 114.29% 108.33% 100.00% 130.77% 100.00% 100.00% 88.24% 113.33% 97.06% 90.91% 103.33% 83.87% 119.23% 110.97% 105.81% 102.75% 128.34% 125.00% 98.33% 103.39% 88.52% 111.11% 105.00% 93.65% 95.31% '' Periode ac-04 in--05 •bruari are! iril ei 1ni iii lUS!US mtember <lober )Dember 3:Sember tn--06 ~bruari are! lril ei 1ni Iii iustus iptember <lober )Dember esember in--07 ~bruari are! lril ei 1ni tli iustus iotember ,<tober >Dember 9sember Harga 5700 5700 5700 5700 5700 5700 5700 5700 5700 5700 5700 5700 5700 5700 5700 5700 5900 5900 5900 5900 6400 7000 10000 10500 1100 1110 1050 1100 1100 1200 1300 1300 1000 1000 1000 1000 1800 Divlden 13 12.5 1.25 Return 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.23% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 3.51% 0.00% 0.00% 0.00% 8.69% 9.38% 42.86% 5.00% ·89.52% 0.91% -5.41% 4.76% 0.00% 9.09% 8.33% 0.00% ·22.98% 0.00% 0.00% 0.00% 80.00% Relative Return 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.23% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 103.51% 100.00% 100.00% 100.00% 108.69% 109.38% 142.86% 105.00% 10.48% 100.91% 94.59% 104.76% 100.00% 109.09% 108.33% 100.00% 77.02% 100.00% 100.00% 100.00% 180.00% Periode Dac-04 Jan--05 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Aaustus SsDtember Oktober Nopamber Desembar Jan--06 Februar. Maret Aorit Mei Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nooember Desember Jan.07 Februari Maret April Mei Juni Juli Aoustus SeD!ember Oktober Nooember Desember Harga 775 700 780 780 770 820 900 870 820 780 720 720 810 Dlviden 30 .~50 730 800 910 760 700 790 780 880 840 830 870 860 770 810 800 22 770 1010 980 850 850 880 860 850 22 Return ·1.94% 2.63% 0.00% ·1.28% 6.49% 9.76% 0.00% -5.75% -4.88% -7.69% 0.00% 12.50% 4.94% -14.12% 9.59% 1375% -16.48% ·1.32% 8.27% ·1.27% 12.82% -4.55% ·1.19% 4.82% ·1.15% -10.47% 5.19% ·1.23% ·3.75% 34.03% ·2.97% -13.27% 0.00% 3.53% -2.27% ·1.16% Relative Return 98.01:\% 102.63% 100.00% 98.72% 106.49% 109.76% 100 00% 94.25% 95.12% 92.31% 100.00% 112.50% 104.94% 85.88% 109.59% 113.75% 83.52% 98.68% 108.27% 96.73% 112.82% 95.45% 98.81% 104.82% 98.85% 89.53% 105.19% 98.77% 96.25% 134.03% 97.03% 86.73% 100.00% 103.53% 97.73% 98.84% Periode •c-04 n-05 1bruari iret >ril :!i ni Ii 1ustus •otember <tober >Pember !Sember ,n-06 1bruari are! >ril 3j ni Ii 1ustus •Plember ctob er member •sember in-07 ibruari aret >ril si ni Ii ;ustus •Ptember <lob er member ~sember Harga 1150 1100 1100 1180 1220 1150 1200 1280 1210 1350 1530 1590 1480 1550 1500 1690 1880 1770 1740 1680 '1750 1740 2050 2200 2725 2575 3150 3000 3325 4075 4100 1100 1070 1170 1160 1210 1380 Dividen 40 60 65 Return Relatlw RetLirn -4.35% 0.00% 7.27% 3.39% -2.46% 4.35% 6.67% -5.47% 11.57% 13.33% 3.92% -6.92% 4.73% -3.23% 12.67% 11.24% -5.85% -1.69% -3.45% 4.17% 2.86% 17.82% 7.32% 23.86% -5.50% 22.33% -4.76% 10.83% 22.56% 2.21% -73.17% -2.73% 9.35% -0.85% 4.31% 14.05% 95.65% 100.00% 107.27% 103.39% 97.54% 104.35% 106.67% 94.53% 111.57% 113.33% 103.92% 93.08% 104.73% 96.77% 112.67% 111.24% 94.15% 98.31% 96.55% 104.17% 102.86% 117.82% 107.32% 123.86% 94.50% 12233% 95.24% 110.83% 122.56% 10221% 26.83% 97.27% 109.35% 99.15% 104.31% 114.05% Perlode -Dec-04 Jan-05 Februari Maret Anril Mei Juni Juli Anustus Sentember Oktober Nonember Desember Jan-06 Februari Maret Anril Mei Juni Juli Aoustus Seotember Oktober Nonember Desember Jan-07 Februari Maret Anni ~i Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nonember Desember Harga 575 650 670 860 580 570 590 720 800 840 860 1020 960 930 790 1030 970 720 750 820 760 830 730 740 800 710 Dividen 14 25 700 690 710 •;"60 810 780 800 770 750 650 690 10.4 Return 13.04% 3.C8% -1.49% -12.12% -1.72% 5.96% 22.03% 11.11% 5,00% 2.38%18.60% -5.88% -3.13% -15.05% 30.38% -3.40% -25.77% 4.17% 9.33% -7.32% 9.21% -12.05% 1.37% 8.11% -11.25% -1.41% -1.43% 2.&0% 8.51% 6.58% -3.70% 2.56% -3,75% -2.60% ·13.33% G.15% Relative Return 113.04% 103.08% 98.51% 87.88% 98.28% 105.96% 122.03% 111.11% 105.00% 102.38% 118.60% 94.12% 96.88% 84.95% 130.38% so.60% __ 74.23% 104.17% 109.33% 92.68% 109.21% 87.95% 101.37% 108.11% 88.75% 98.59% 98.57% 102.90% 108.51% 106.58% 96.30% 102.56% 96.25% 97.40% 86.67% 106.15% .::" :;·. ;: 4) "4 p /"-, :{~ ;,> "~ --- - Periode ic-04 in-05 'bruari aret >ril ~i ni Ii 1ustus >ptember <lob er member ~sember n-06 1bruari iret >ril ~i ni Ii 1ustus 'ptember <lob er >Pember !Sember n-07 bruari iret •ril ~i ni Ii 1ustus 1otember :tober >Dember •sember Harga 440 455 445 760 630 690 650 640 500 505 460 490 495 540 560 570 680 550 485 480 530 560 620 620 690 650 630 690 790 830 810 1110 1050 1090 1050 1000 1000 Dividen Return 3.41% -2.20% 70.79% -17.11% 9.52% -5.80% -1.54% -21.88% 1.00% -8.91% 6.52% 1.02% 9.09% 3.70% 1.79% 19.30% -19.12% -11.82% -1.03% 10.42% 5.66% 10.71% 0.00% 11.29% -5.80% -3.06% 9.52% 14.49% 5.06% -2.41% 37.04% -5.41% 3.81% -3.87% -4.76% 0.00% Relative Return 103.41% 97.80% 170.79% 82.89% 109.52% 94.20% 98.46% 78.13% 101.00% 91.09% 106.52% 101.02% 109.09% 103.70% 101.79% 119.30% 80.88% 88.18% 98.97% 110.42% 105.66% 110.71% 100.00% 111.29% 94.20% 96.92% 109.52% 114.49% 105.06% 97.59% 137.04% 94.59% 103.81% 96.33% 95.24% 100.00% Periode Dec-04 Jan-05 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Arlustus Sentember O!<tober Nonember Desember Jan-06 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nonember Desember Jan--07 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Arlustus Sentember Oktober Nonember Desember - Harga 725 770 770 710 700 610 650 790 730 660 710 630 640 620 610 670 700 DlvhJen 35 25 640 640 600 650 820 820 800 800 800 800 950 950 50.16 8 990 950 960 880 730 990 900 940 20 Return Relative Return 6.21% 0.00% -7.79% -1.41% -12.86% 12.30% 21.54% -7.59% -9.59% 7.58% -11.27% 5.56% -3.13% -1.61% 9.84% 4.48% -8.57% 7.84% -6.25% 8.33% 26.15% 0.00% -2.44% 1.00% 0.00% 0.00% 18.75% 0.00% 4.21% -4.04% 1.()5% -6.25% -'17.05% 35.62% -9.09% 4.44% 106.21% 100.00% 92.21% 98.59% 87.14% 112.30% '121.54% 92.41% 90.41% 107.58% 88.73% 105.56% 96.88% 98.39% 109.84% 104.48% 91.43% 107.84% 93.75% 108.33% 128.15% 100.00% 97.56% 101.00% 100.00% 100.00% 118.75% 100.00% 104.21% 95.96% 101.05% 93.75% 82.95% 135.62% 90.91% 104.44% Periode ic-04 'n-05 ibruari 3ret iril ei 1ni Iii iustus ~ptember ktob er opember esember m-06 ~bruari aret oril ei ini Jli gustus eptember ktober ooember esember an-07 ebruari laret oril lei uni uli ,gustus >eptember >ktober lopember >esember Harga 1225 1140 1250 1280 1200 1160 1160 1070 850 940 990 920 900 900 910 1050 1940 1890 1740 880 860 1140 1050 960 1020 1000 1020 1090 1250 1290 1330 1260 1150 1240 1080 1030 1100 DMden Return Relative Return -6.94% 9.65% 2.40% 93.06% 109.65% 102.40% 93.75% 100.83% 100.00% 92.24% 79.44% 110.59% 105.32% 92.93% 97.83% 100.00% 101.11% 115.38% 184:16% 100.57% 92.06% 50.57% 97.73% 132.56% 92.11% 91.43% 106.25% 98.04% 102.00% 106.86% 114.68% 103.20% 105.54% 94.74% 91.27% 107.83% 87.10% 95.37% 106.80% -6.25~~ 50 61 31.5 0.83% 0.00% -7.76% -20.56% 10.59% 5.32% -7.07% -2.17% 0.00% 1.11% 15.38% 84.76% 0.57% -7.94% -49.43% -2.27% 32.56% -7.89% -8.57% 6.25% -1.96% 2.00% 6.86% 14.68% 3.20% 5.54% -5.26% -8.73% 7.83% -12.90% -4.63% 6.80% Periode Dec-04 Jan-05 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktoter Nopember Desember Jan-06 Februari Maret Aoril Mei Juni Juli Aaustus Seotember Oktober Nooember Desember Jan--07 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Harga D!viden 550 5eo 700 680 670 720 710 700 640 620 570 580 7EO 700 730 820 890 730 700 650 630 670 720 620 650 620 590 700 750 860 900 930 840 850 800 790 770 5 25 R">turn Relatiwe Return 5.45% 20.69'h -2.86% -1.47% 7.46% -1.39% -1.41% -8.57% -3.13% -8.06% 1.75% 29.31% -6.67% 4.29% 12.:33% 8.54% -17.98% -4.11% -7.14% -2.31% 6.35% 7.46% -13.89% 4.84% -4.52% -4.C\4% 18.64% 7.14% 14.67% 7.56% 3.33% -9.68% 1.19% -5.88% -1.25% -2.53% 105.45% 120.69% 97.14% 98.53% 107.46% 98.61% 98.59% 91.43% 96.88% 91.94% 101.75% 129.31% 93.33% 104.29% 112.33% 106.54% 82.02% 93.89% 92.86% 97.69% 106.35% 107.46% 86.11% 104.84% 95.38% 95.16% 118.64% 107.14% 114.67% 107.56% 103.33% 90.32% 101.19% 94.12% 98.75% 97.47%