23 Des Hacker Mengancam Keamanan Negara-Negara Dunia Peristiwa pembobolan sistem keamanan di Sony Pictures kembali mengingatkan kita pada peristiwa Estonia di tahun 2007. Saat itu hacker Rusia berhasil membobol sistem keamanan Estonia, yang juga dijuluki "The Most Wired Country in Europe". Praktis peristiwa itu membuat porak poranda negeri pecahan Uni Sovyet tersebut. Pasukan cyber gabungan NATO dan AS bahkan harus diturunkan untuk mengembalikan situasi saat itu. Hal ini kembali dibahas oleh Barry Greene, dalam acara diskusi Atamerica dengan tema cyber security di Pasific Place beberapa waktu lalu. Greene yang juga mantan orang dalam CISCO dan Smartfren ini bahkan sempat dimintai tolong oleh koleganya di Estonia. Menghadapi situasi seperti itu Greene hanya bisa memberi masukan. "Sejatinya setiap orang yang sudah memasuki dunia maya mempunyai resiko masing-masing. Tidak ada yang benar-benar aman, sekalipun dibantu oleh profesional terbaik", jelasnya. Dalam acara tersebut Greene memberi masukan pada pemerintah Indonesia untuk segera memperkuat keamanan Cyber. Tidak hanya dengan membentuk lembaga, namun melakukan edukasi pada SDM yang mempunyai kemampuan untuk menembus sistem keamanan. Greene juga menambahkan bahwa ancaman Hacker sudah pada taraf yang mengkhawatirkan, dengan menyerang negara. Peristiwa Sony Pictures kembali memantik isu perselisihan antara Korea Utara dengan negara-negara sekutu yang digawangi AS. Pakar militer asal Inggris, Dominic Sandbrook bahkan berulang kali mengingatkan pergeseran perang antar negara. Dilansir dari Daily Mail, Dominic selalu mengingatkan bahwa perang cyber akan menjadi ancaman paling menakutkan bagi umat manusia. "Bayangkan saja perang cyber antar negara. Yang dirusak bukan lagi rumah dan gedung sekolah, tapi sistem yang berjalan di negara-negara tersebut. ATM tidak bisa digunakan, pipa-pipa meledak dan kemungkinan kereta yang diatur secara komputer mengalami tabrakan. Belum lagi pesawat dan bursa saham yang mengalami kerusakan massif", jelasnya. Dominic menambahkan bahwa serangan hacker bisa melumpuhkan negara hanya dalam waktu beberapa menit saja. Terutama terhadap negara yang lemah pengamanannya. Melihat fenomena ini, Direktur Eksekutif CISSReC Agung Setia Bakti menyampaikan pandangannya. Menurut pria yang pernah mengenyam pendidikan di AS ini, sebaiknya pemerintah segera membentuk Badan Cyber Nasional. BCN menurutnya mempunyai tanggungjawab dalam membendung serangan cyber ke Indonesia. "BCN ini sebagai wadah, juga menjadi kanal yang tepat bagi warga Indonesia menyalurkan hobi meretas sistem keamanan. Kita bisa arahkan untuk memperkuat sistem yang ada di Indonesia sekaligus mengetahui kelemahannya," jelasnya. Namun Agung tak menampik bahwa BCN nantinya harus berkolaborasi dengan pakar keamanan sistem informasi dan komunikasi di tanah air. "Iya kolaborasi wajib, jangan sampai kawan-kawan yang jago ini tidak diberdayakan. Padahal kemampuan mereka bisa saja lebih hebat dari yang kita kira'" terang pria asli Semarang ini. Penulis: Ibnu Dwi Cahyo Communication & Information System Security Research Center Jl. Moh. Kafi 1 No. 88D Jagakarsa Jakarta Selatan Email: [email protected] Telp. +6221 78890340