Ringkasan Khotbah

advertisement
Ringkasan Khotbah - 26 Mei 2013
Dipelihara dalam Iman
1 Ptr. 1:4-5
Ev. Calvin Renata
Pada ayat ke-4 dari pasal pertama ini Petrus memberikan penghiburan kepada jemaat-Nya
bukan dengan janji yang kosong tetapi dengan memberi konsep warisan. Karena warisan ini
sulit dijabarkan maka Petrus menjabarkannya dengan menggunakan bentuk negatif yaitu tidak
dapat binasa, tidak dapat cemar, dan tidak dapat layu. Warisan ini tidak ada di dunia melainkan
di surga. Meski demikian sebagian dari warisan ini sudah kita rasakan di dunia sekarang ini.
Tidak ada warisan yang diberikan dunia dapat menandingi warisan yang Tuhan berikan. Baik
harta, kebudayaan, pemikiran atau ideologi, semua tidak dapat memenuhi penjabaran Petrus.
Semuanya itu bisa binasa, cemar atau layu.
Pada ayat ke-5 Petrus menjelaskan penerima warisan tersebut, “Yaitu kamu, yang dipelihara
dalam …”. Petrus memakai kata ganti orang ketiga jamak “yaitu kamu”. Kata ini mempunyai
limitasi / pembatasan. Warisan ini tidak diberikan kepada semua orang. Siapakah kamu yang
dimaksud oleh Petrus di sini? Dalam kitab 1 Petrus ini kata kamu muncul beberapa kali,
misalnya di 1 Ptr. 2:9 dan 1 Ptr. 1:9. Kata kamu yang dipakai oleh Petrus ini menunjukkan
eksklusifitas / limitasi dari konsep warisan Petrus. Penerima warisan adalah khusus bagi
penerima surat ini. Warisan diberikan oleh Tuhan kepada umat tebusan /pilihan-Nya, bangsa
yang dilahirbarukan dan yang terpilih.
Apa sebenarnya kriteria Tuhan dalam memberi warisan kepada kita, umat pilihan-Nya? Setiap
orang mempunyai kriteria dalam membuat sebuah keputusan. Lalu apa kriteria yang ditentukan
oleh Allah sehingga ia mau memberikan warisan kepada umat-Nya yang tidak layak? Kriteria
Tuhan tidak akan bisa kita ketahui, manusia tidak mampu untuk mengerti kriteria tersebut.
Calvin menjelaskan hal ini dalam poin ke-2 dari TULIP yaitu Unconditional Election. Meskipun
kita tidak bisa mengerti kriteria yang Allah tetapkan tetapi kita bisa menjelaskan sedikit
mengenai kriteria Allah. Seperti penjelasan mengenai hakekat warisan yang diberikan dalam
bentuk negatif, begitu pula penjelasan kriteria mengenai penerima warisan Tuhan dijelaskan
dalam bentuk negatif.
Kriteria Allah yang pertama adalah Allah memberikan warisan ini kepada kita bukan karena
kasihan. Banyak orang keliru menilai kriteria Allah. Allah memang Allah yang penuh dengan
belas kasihan. Kitab Mazmur membahas banyak mengenai Allah yang berbelas kasih. Dalam
kehidupan manusia seringkali rasa kasihan menjadi motif utama kita dalam membantu
seseorang. Namun rasa kasihan tidak identik dengan mengasihi! Meski kata dasar dari kedua
kata ini memang sama yaitu kasih tetapi kedua kata ini memiliki arti yang berbeda.
1/5
Ringkasan Khotbah - 26 Mei 2013
Dalam Yoh. 3:16 dikatakan “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia…”. Dalam bahasa
aslinya kata kasih di sini menggunakan kata kerja yaitu mengasihi dan bukan kasihan. Jika
Allah memberikan warisan ini berdasarkan rasa kasihan maka semua manusia akan
mendapatkan warisan karena semua orang di dunia ini patut dikasihani oleh Allah. Tetapi
Alkitab mengatakan hal yang berbeda. Tuhan memberikan warisan bukan karena sekedar
kasihan tetapi karena Tuhan mengasihi kita orang berdosa. Manusia bisa merasa kasihan
tanpa mengasihi orang tersebut. Di dalam konsep mengasihi ada interpersonal relationship
yaitu ikatan dari kedua belah pihak untuk saling mengasihi dan bukan sekedar kasihan. Hal
inilah yang Allah kerjakan dalam hidup kita. Anugerah dari Tuhan melampaui konsep sekedar
kasihan, anugerah Allah ada konsep mengasihi.
Kriteria kedua adalah warisan diberikan bukan karena faktor suka atau tidak suka (like or
dislike). Faktor like or dislike menjadi penentu dalam hidup manusia untuk memutuskan banyak
hal. Seringkali kita juga memakai kriteria ini untuk mengukur keputusan Tuhan. Misalnya
kenapa Tuhan memilih Yakub? Karena Tuhan menyukai Yakub dan membenci Esau. Jawaban
ini salah karena faktor like or dislike ini merupakan faktor eksternal di luar diri kita yang
mempengaruhi keputusan kita. Jika Tuhan dipengaruhi oleh faktor eksternal maka Tuhan tidak
bijaksana. Alkitab tidak mengajarkan demikian, jadi faktor like or dislike ini tidak menjadi
penentu dalam keputusan Tuhan.
Faktor like or dislike ini bisa menyebabkan kekacauan dalam keluarga, misalnya Esau yang
disukai oleh ayahnya tetapi tidak oleh ibunya dan Yakub yang disukai oleh ibunya tetapi tidak
oleh ayahnya. Relasi didasarkan pada like or dislike bisa menimbulkan kecemburuan dan
kekacauan. Tuhan mengatakan kepada bangsa Israel dalam kitab Ulangan bahwa Ia memilih
bangsa Israel bukan karena mereka lebih baik dari bangsa lain. Tuhan memilih mereka karena
mereka bangsa yang kecil dan tidak dianggap dan tidak punya tempat.
Kriteria ketiga adalah kita diberikan warisan bukan karena faktor perbuatan baik kita. Warisan
yang begitu mulia tidak mungkin bisa ditukar dengan perbuatan baik manusia. Seringkali
manusia salah memahami konsep anugerah dan menyamakannya dengan hadiah. Karena
manusia sudah berbuat baik dan menuruti perintah-Nya maka Tuhan memberikan anugerah
keselamatan kepada kita. Konsep ini salah. Anugerah bukan hadiah. Anugerah Tuhan berikan
kepada kita meskipun kita tidak layak menerimanya. Anugerah bukanlah sesuatu yang bisa kita
tukar dengan sesuatu sehingga Tuhan memberikan warisan tersebut kepada kita. Warisan itu
tidak dapat dibeli atau ditukar dengan semua hal di dunia ini.
2/5
Ringkasan Khotbah - 26 Mei 2013
Ketiga kriteria inilah yang membedakan iman kekristenan kita dengan agama lainnya: bukan
karena kasihan, bukan karena like or dislike dan bukan karena perbuatan baik. Konsep ini
dijabarkan dalam Alkitab oleh Rasul Petrus. Manusia menerima warisan yang kekal bukan
karena kita berhak tetapi semata-mata karena anugerah Tuhan.
Dalam ayat yang sama Petrus juga berbicara mengenai jaminan Tuhan supaya warisan yang
diberikan Tuhan tersebut pasti kita terima. NIV menerjemahkan kalimat dalam ayat ke-5
sebagai berikut: “Who through faith are shielded by God’s power”, yang artinya melalui iman
kita dibungkus dan dilindungi oleh kuasa Tuhan.
Ketika berbicara mengenai warisan selalu ada 2 hal yaitu warisan dan yang mewarisi. Dalam
konsep dunia yang harus dijaga baik-baik adalah warisannya. Tetapi dalam ayat 5 ini Petrus
mengatakan bahwa yang perlu dijaga bukan warisannya melainkan pewarisnya. Mengapa
demikian? Karena warisan yang diberikan Tuhan kepada kita tidak mungkin dicuri dan dirusak
oleh siapapun. Tetapi kita sebagai pewaris dari warisan tersebut patut dilindungi. Manusia
adalah makhluk yang rentan dan rapuh akan kehilangan iman dalam kehidupan kita. Kita
sebagai pewaris adalah manusia yang tidak layak dan tidak sanggup menerima warisan jika
Tuhan tidak memampukan kita.
Saat ini orang percaya masih dalam perjalanan dan menunggu saat di mana warisan diberikan
kepada kita yaitu pada akhir zaman. Dalam perjalanan iman kita menantikan warisan itu
tentunya terjadi banyak hal dalam hidup yang bisa menggoncangkan iman kita dan akhirnya
gugur di tengah jalan. Berapa lamapun kita menjadi pelayan Tuhan, jika Tuhan tidak
memberikan kekuatan kepada kita untuk bertahan maka kita akan gugur.
Dalam Matius 13 Tuhan memberikan perumpamaan tentang penabur. 4 macam bibit ditaburkan
ke tanah dan mereka tumbuh dengan cara yang berbeda. Hanya 1 bibit yang dapat bertahan
menjadi pohon yang kuat. Perumpamaan ini menunjukkan bahwa dalam hidup orang percaya
jika Tuhan tidak beranugerah dan menopang hidup kita, kita tidak mungkin mampu menerima
warisan tersebut.
Paulus memiliki beberapa rekan kerja penting yaitu Timotius, Titus dan Demas. Dalam 2
Timotius ada penyesalan yang diungkapkan rasul Paulus terhadap Demas yang meninggalkan
imannya. Dalam dunia banyak contoh di mana orang percaya meninggalkan imannya jika
Tuhan tidak menopangnya. Begitu banyak teolog Reformed meninggalkan teologia Reformed
dan mengikuti teologi yang tidak jelas. Jangan sekali-kali berpikir bahwa kita sudah kuat dan
bermegah diri karena sudah banyak orang beriman yang jatuh. Kita dipelihara Tuhan melalui
iman kita. Jika Tuhan tidak memelihara kita maka pencobaan dan penderitaan yang kita alami
di dunia ini bisa membuat kita meninggalkan Tuhan. Kita bisa bertahan semata-mata karena
Tuhan menopang iman kita.
3/5
Ringkasan Khotbah - 26 Mei 2013
Petrus mengatakan bahwa melalui iman Tuhan menjaga kita. Apakah iman itu? Mengapa harus
melalui iman? Iman adalah penghubung antara diri manusia yang berdosa dengan Allah yang
kudus. Allah yang kudus bisa berelasi kembali dengan manusia berdosa melalui iman. Iman
adalah alat yang diberikan Tuhan supaya kita bisa mengenal dan berelasi dengan Dia. Tanpa
iman tidak ada orang yang bisa diselamatkan. Tetapi iman tidak menyelamatkan kita. Iman
hanyalah media. Penyelamat kita adalah Allah itu sendiri.
Iman seperti apakah yang Tuhan pakai untuk menopang dan memeliharan hidup kita? Jika
iman itu menghubungkan kita dengan Allah, maka iman itu haruslah benar-benar iman yang
sejati. Jika iman itu palsu dan kita ciptakan sendiri maka tidak mungkin kita menerima anugerah
Tuhan.
Iman yang sejati yang bisa menghubungkan kita dengan Tuhan itu seperti apa? Zaman ini
merupakan zaman yang gila iman dan banyak orang Kristen beriman dengan membabi buta.
Lalu bagaimanakah iman yang benar?
1) Iman yang benar harus mempunyai object of faith yang benar. Kita bisa beriman kepada
suami, istri atau harta benda tetapi iman dalam Alkitab harus mempunyai objek yang benar
yaitu pribadi Yesus Kristus. Kristus yang mana yang harus kita imani? Bukan kristus yang
diajarkan oleh saksi Yehova ataupun Mormon tetapi Kristus yang merupakan pribadi kedua dari
Allah Tritunggal.
2) Iman yang benar mempunyai content of faith yang benar. Yesus seperti apa yang kita
percayai? Banyak orang berhenti mempercayai Yesus hanya sebagai pembuat keajaiban. Inilah
Kristus yang ditawarkan zaman ini. Bukan Yesus seperti itu tetapi Yesus yang Paulus beritakan
adalah Yesus yang disalibkan. Inilah isi dari iman yang sejati. Iman yang sejati tidak
memperdulikan apakah dia sembuh atau kaya atau mendapat berkah fisik lainnya tetapi apakah
yang Yesus kerjakan buat saya.
3) Iman yang sejati harus mempunyai tujuan iman (goal of faith). Jika kita beriman kepada
Kristus, saya percaya dia mati dan bangkit buat saya, lalu tujuan saya percaya kepada Kristus
itu apa? Orang Kristen berpikir bahwa setelah kita beriman kepada Kristus maka Ia harus
menuruti semua keinginan kita. Konsep ini merupakan konsep agama di dalam dunia. Orang
Kristen yang mendefinisikan iman dengan salah selalu berpikir bahwa ia beriman supaya
hidupnya dipermuliakan. Alkitab mengatakan bahwa kita beriman kepada Tuhan supaya hidup
kita memuliakan Allah. Hidup Paulus sebelum bertobat lebih nyaman dibandingkan setelah ia
bertobat. Setelah bertobat Paulus dimusuhi, dicambuk dan mengalami penganiayaan luar
biasa. Tetapi Paulus menyatakan bahwa hidupnya untuk Tuhan, hidupnya untuk memuliakan
4/5
Ringkasan Khotbah - 26 Mei 2013
Tuhan yang sejati. Inilah iman yang sejati.
Marilah kita menjadi orang Kristen yang terus dikoreksi oleh kebenaran firman Tuhan. Bukan
menjadi orang Kristen supaya hidup kita diberkati. Ini bukan ajaran firman Tuhan. Petrus
mengatakan supaya kita mempunyai iman yang beres di hadapan Tuhan. Iman yang beres
inilah yang menjadi penopang dalam hidup kita.(Transkrip ini belum diperiksa oleh
pengkhotbah, MD).
5/5
Download