Germo dan Ayam Kampus: studi komunikasi interpersonal

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Komunikasi
Kata
komunikasi
atau
dalam
bahasa
Inggris
disebut
dengan
communication berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”. Istilah
communis banyak disebut sebagai asal kata komunikasi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu pikiran, suatu makna, atau suatu
pesan dianut secara sama(Mulyana, 2007:46).
Pendapat lain para ahli, Rogers (Mulyana, 2007:69)mengatakan:
“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka”
Dari pendapat Rogers tersebut komunikasi mempunyai tujuan lain selain
menyampaikan pesan atau ide, yaitu untuk mengubah perilaku penerimanya atau
orang lain yang menerima ide tersebut.
Lasswell(Mulyana, 2007:69) menjelaskan:
“(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says
What In Which Channel To Whom With What Effect?” Atau
Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa
Dengan pengaruh bagaimana?”
Dari definisi Lasswell tersebut dapat diketahui unsur-unsur dalam
komunikasi, yaitu :
1. Sumber (source), disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder),
komunikator (communicator), pembicara (speaker).
2. Pesan.
3. Saluran atau media.
4. Penerima (receiver).
5. Efek
7
2.1.1
Komunikasi Verbal
Komunikasi
verbal
adalah
komunikasi
yang
dalam
pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefinisikan
seperangkat kata yang telah disusun secara terstruktur sehingga
menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti.
Pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan
satu kata atau lebih, sedangkan bahasa adalah sistem kode verbal.
Bahasa merupakan seperangkat simbol dengan aturan untuk
mengkombinasikan simbol-simbol yang digunakan dan dipahami oleh
sebuah komunitas, bahasa merupakan sarana untuk menyatakan
pikiran dan maksud kita.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun ada tiga fungsi yang
erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif, yaitu:
1. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.
2. Untuk membina hubungan baik diantara manusia.
3. Untuk menciptakan ikatan dalam kehidupan manusia
(Hafied Cangara, 2007:99).
2.1.2
Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang
menggunakan kode selain bahasa, misalnya ekspresi wajah, sentuhan,
postur tubuh, gaya berjalan, penampilan, dan hal-hal lain yang bisa
dikomunikasikan selain menggunakan bahasa. Kode non verbal biasa
disebut sebagai bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language).
Mark Knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode non
verbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk:
1. Meyakinkan apa yang diucapkannya (repetition)
2. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa
diutarakan dengan kata-kata (subtitution)
3. Menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya
(identity)
8
4. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan
belum sempurna (Hafied Cangara, 2007:104).
Komunikasi
disebut
efektif
apabila
penerima
menginterpretasikan
pesan
yang
diterimanya
pesan
sebagaimana
dimaksudkan oleh pengirim. Sumber utama kesalahpahaman dalam
komunikasi adalah cara penerima menangkap makna suatu pesan
berbeda dari yang dimaksudkan pengirim. Cara mengirimkan pesan
secara efektif adalah kita harus mengusahakan agar pesan-pesan yang
kita kirimkan mudah dipahami. Sebagai pengirim kita harus memiliki
kredibilitas di mata penerima. Kita harus berusaha mendapatkan
umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan kita dalam diri
penerima (Supratiknya, 1995:34).
2.2 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) merujuk pada
komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang. Konteks interpersonal
banyak membahas tentang bagaimana suatu hubungan dimulai, bagaimana
mempertahankan suatu hubungan, dan keretakan suatu hubungan (Berger, 1979
;Dainton & Stafford, 2000).
Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Devito,
1997:231).
Dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan,
digunakan sebuah sarana atau media untuk menghantarkan pesan agar segera
mendapatkan feedback dari komunikan.
Dalam konteks penelitian ini, media yang digunakan oleh germo adalah
strategi komunikasi yang dianggap memegang peranan penting dalam
membangun sebuah hubungan. Karena melalui strategi komunikasi tersebut,
pesan yang ingin disampaikan oleh germo diterima oleh “ayam kampus” yang
9
pada akhirnya akan menghasilkan feedback, sehingga dapat diketahui apakah
hubungan mereka bertahan atau berakhir.
2.3 Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan
kelompok kecil, jadi bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam
komunikasi kelompok masih bisa diidentifikasikan dan ditanggapi langsung oleh
peserta lainnya. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga
komunikasi antar pribadi, karena kebanyakan teori komunikasi antar pribadi
berlaku juga bagi komunikasi kelompok (Deddy Mulyana, 2007:82).
Dalam penelitian ini, komunikasi interpersonal antara germo dan “ayam
kampus” terdapat juga dalam kelompok. Karena germo melibatkan orang lain atau
kelompok kecil dalam menjalankan beberapa strategi komunikasinya.
2.4 Strategi Komunikasi
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh
penentuan strategi komunikasi. Strategi dapat dikatakan sebagai taktik operasional
untuk mencapai suatu tujuan.
Strategi dapat difenisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai
(Marrus, 2002:31). Pupuh F. dan M. Sobry Sutikno (2007:3) mengartikan strategi
sebagai siasat, kiat, trik atau cara, sedangkan secara umum strategi adalah suatu
garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Effendy (2008:29) menyatakan bahwa strategi komunikasi
merupakan perpaduan dari perencanaan komunikasi (communication planning)
dan komunikasi manajemen (communication management) untuk mencapai suatu
tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti
kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung
kondisi.
10
Middleton (Cangara, 2014:64) memberikan definisi, strategi komunikasi
adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari
komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang
dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.
Anwar Arifin (1984:10) menyatakan bahwa sesungguhnya suatu strategi
adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan,
guna mencapai tujuan. Sehingga merumuskan strategi komunikasi harus
memperhitungkan situasi (ruang dan waktu) dan kondisi yang dihadapi dan yang
akan mungkin dihadapi dimasa depan, guna mencapai efektivitas.
Melalui strategi komunikasi tersebut diharapkan dapat dicapainya tujuan
sentral dari strategi komunikasi tersebut. Peterson dan Burnett (Ruslan, 2008:31)
mengemukakan tujuan sentral strategi komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk
memastikan
terjadi
suatu
pengertian
dalam
berkomunikasi (to secure understanding).
b. Bagaimana cara penerimaan itu dibina dengan baik (to
establish acceptance).
c. Penggiatan untuk memotivasinya (to motivate action).
d. Bagaimana mecapai tujuan yang hendak dicapai oleh
komunikator dari proses komunikasi tersebut (the goal which
the communicator sought to achive).
Strategi komunikasi kebanyakan digunakan oleh perusahaan atau instansi
pemerintahan dalam hal menjual produk atau membangun citra diri. Dalam
memasarkan produknya kepada khalayak, perusahaan menerapkan strategi
pemasaran. Strategi pemasaran adalah suatu rencana permainan yang digunakan
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan (Kotler, 1997: 75). Public relations
atau humas mempunyai startegi yang berbeda dengan strategi pemasaran dalam
membangun citra perusahaan atau instansi pemerintahan. Mereka memerlukan
beberapa strategi komunikasi dalam mewujudkan citra yang baik bagi perusahaan
atau instansi tempat bernaungnya.
Dari beberapa teori diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa strategi
komunikasi merupakan cara-cara yang diambil oleh seorang komunikator dalam
11
menyampaikan pesan kepada komunikannya, agar segera mendapatkan feedback
sesuai dengan tujuannya. Strategi komunikasi tidak dapat disamaratakan, karena
setiap komunikator mempunyai cara-cara tersendiri dalam mengkomunikasikan
pesannya.
Dalam penelitian ini ditemukan bentuk strategi komunikasi digunakan
oleh perorangan dalam membangun sebuah hubungan dengan rekan kerjanya,
agar pekerjaannya bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Dalam penelitian yang dilakukan kepada germo “Luna”, ada beberapa
strategi komunikasi yang di terapkan kepada “ayam kampus” yang berada
dibawah naungannya agar tetap percaya kepadanya. Mengingat, “ayam kampus”
adalah pekerjaan yang beresiko, sehingga faktor kepercayaan dari “ayam kampus”
kepada germo sangat penting untuk memperlancar pekerjaan mereka.
Dalam menyampaikan pesan kepada “ayam kampus”nya, Luna
menggunakan beberapa strategi komunikasi dengan harapan pesan tersebut
tersampaikan dan mendapatkan feedback sesuai dengan yang diharapkannya.
Beberapa strategi komunikasi yang dilakukan dari hasil pra penelitian
tersebut adalah strategi yang berkaitan dengan bisnis atau pekerjaan dan strategi
yang tidak berkaitan atau diluar dari bisnis atau pekerjaan.
Strategi komunikasi yang berkaitan dengan bisnis atau pekerjaan, antara
lain manajemen terbuka, tips yang didapatkan merupakan hak penuh dari “ayam
kampus”, menyeleksi pelanggan, memberikan perlindungan, serta hubungan
pertemanan atau kekeluargaan dalam bekerja.
Sedangkan strategi yang tidak berkaitan atau diluar dari bisnis atau
pekerjaan, antara lain arisan dan hang out.
2.5 Modal Sosial
Modal sosial dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk
bekerjasama demi mencapai tujuan-tujuan bersama di dalam berbagai kelompok
dan organisasi (Coleman, 1999). Definisi lain dikemukakan oleh Burt (1992) yang
mendifinisikan modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan
asosiasi (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang
12
sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi tetapi juga setiap
eksistensisosial yang lain. Adapun Cox (1995) mendefnisikan modal sosial
sebagai suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh
jaringan norma-norma, dan kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien dan
efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama.
Cohen dan Prusak L. (2001) mengatakan bahwa modal sosial adalah setiap
hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian
(mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat
anggota kelompok untuk membuat kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan
secara efisien dan efektif.
Modal sosial dapat juga didefinisikan sebagai serangkain nilai dan norma
informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat
yang memungkinkan terjadinya kerjasama diantara mereka (Francis Fukuyama,
2002: XII)
Dalam kehidupan sehari-hari, modal sosial akan nampak dari suasana
saling percaya yang terjadi antar perorangan dalam sebuah kelompok atau
organisasi, maupun hubungan interpersonal.
Tiga unsur utama dalam modal sosial, yaitu :
1. Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan
dapat
mendorong
seseorang
untuk
bekerjasama dengan dengan orang lain untuk memunculkan
aktivitas
maupun
tindakan
bersama
yang
produktif.
Kepercayaan merupakan produk dari norma-norma sosial yang
kooperation yang sangat penting yang kemudian memunculkan
modal sosial. Fukuyama (2002) menyebutkan kepercayaan
sebagai harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran,
perilaku kooperatif yang
muncul dalam sebuah komunitas
yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama
anggota komunitas-komunitas itu.
Adanya kepercayaan yang tinggi akan melahirkan
solidaritas kuat yang mampu membuat masing-masing individu
13
bersedia mengikuti aturan, sehingga ikut memperkuat rasa
kebersamaan.
Kepercayaan dalam hubungan kerja antara germo
dengan “ayam kampus” sangat dibutuhkan. Karena dengan
adanya kepercayaan ini akan terjalin sebuah hubungan
kerjasama yang baik. Serta tidak ada kecurigaan antara “ayam
kampus” kepada germo atau sebaliknya.
2. Timbal Balik (Reciprocal)
Timbal balik dapat dijumpai dalam bentuk memberi,
saling menerima dan saling membantu yang dapat muncul dari
interaksi sosial (Soetomo, 2006: 87). Interaksi yang semakin
meluas akan menjadi semacam jaringan sosial yang lebih
memungkinkan semakin meluasnya lingkup kepercayaan dan
hubungan timbal balik.
Timbal balik antara germo dengan “ayam kampus”
berperan penting dalam pembentukan hubungan keduanya.
Dengan saling menerima, terbuka, dan membantu satu dengan
yang lain melalui interaksi sosial dapat menjadikan mereka
lebih peka satusama lain, baik dalam hal pekerjaan maupun
diluar dari pekerjaan.
3. Jaringan Sosial
Jaringan
sosial
yakni
sekelompok
orang
yang
dihubungkan oleh perasaan simpati dan kewajiban serta oleh
norma pertukaran dan civic engagement. Jaringan ini bisa
dibentuk karena berasal dari daerah yang sama, kesamaan
kepercayaan politik atau agama, dan lainnya, jaringan sosial
tersebut
diorganisasikan menjadi
sebuah institusi
yang
memberikan perlakuan khusus terhadap mereka yang dibentuk
oleh jaringan untuk mendapatkan modal sosial dari jaringan
tersebut (Pratikno dkk : 8).
14
Jaringan sosial yang terbentuk antara germo dengan
“ayam kampus” karena adanya perasaan simpati dan kewajiban
sebagai bagian dari pekerja prostitusi yang terselebung.
2.6 Germo
Istilah Mucikari sering disamakan dengan istilah germo. Di dalam buku
KUHP terjemahan Soesilo (1980:187 dan 283), kedua pengertian itu dibedakan,
dimana germo dijelaskan dalam pasal 296, sedangkan mucikari dijelaskan pasa
pasal 506. Germo dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah Madam, namun
istilah tersebut sering dicampuradukan dengan istilah Gangster, Bludger dan
Rackterr (Winter, 1976:85).
Soedjono (1977:45) menjelaskan secara lebih luas pengertian dari Germo.
Germo atau Baktau yang sehari-hari banyak disebut dengan panggilan Mami, Ibu,
Tante, dan sebagainya adalah orang yang mata pencahariannya baik sambilan atau
sepenuhnya, mengadakan atau turut serta mengadakan, membiayai, menyewakan,
membuka dan memimpin serta mengatur tempat untuk praktek prostitusi, yaitu
dengan mempertemukan atau memungkinkan bertemunya pelacur dengan
langganannya. Germo bisa perempuan bisa laki-laki, namun kebanyakan
perempuan.
Germo sering dikenal dengan istilah Mami, Tante, ataupun Ibu. Untuk
disebut Germo menurut pasal 296 KUHP, ada sejumlah unsur yang harus
dipenuhi, yaitu:
1. Menyediakan
tempat
untuk
memudahkan
perbuatan
cabul
termasuk persetubuhan.
2. Melakukan aktivitasnya sebagai mata pencaharian tetapnya.
3. Mengambil sebagian penghasilan PSK yang diperolehnya dari
melacur.
Adamang (1971:59) menarik kesimpulan sebagai penjelasan mengenai
germo dan tugas-tugasnya sebagai berikut:
1. Orang yang mengasuh sejumlah PSK.
2. Mengambil sebagian pembayaran laki-laki langganan PSK.
15
3. Memberikan layanan tertentu kepada PSK baik berupa penyediaan
tempat, menghubungi tamu, maupun memberikan perlindungan
tertentu.
Hasil penelitian, germo adalah seseorang yang menaungi serta sebagai
perantara pekerja seks dalam menjual jasa melayani kebutuhan seks kepada
pelanggan. Dimana tugas germo adalah mencari pelanggan, melakukan negoisasi
harga, dan mengantarkan pekerja seks pada saat dia mulai dan selesai bekerja.
Dalam penelitian ini, germo biasa dipanggil dengan sebutan lain, yaitu mak’e atau
makcik.
2.7 Ayam Kampus
Dalam dunia prostitusi juga dikenal istilah ayam kampus. Secara umum
dapat diartikan sebagai pekerja seks komersial (PSK) dari kalangan mahasiswi
(Tempo.Co, 2013).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:105) ayam kampus berarti
mahasiswi yang merangkap sebagai pelacur.
Istilah ayam kampus memang kerap kali dikonotasikan dengan dunia
prostitusi di lingkungan perguruan tinggi. Ayam kampus biasa diarahkan kepada
mahasiswi yang nyambi “jualan”, tentu dengan imbalan uang (Merdeka. Com,
2013).
Hasil dari penelitian, “ayam kampus” adalah mahasiswi yang mempunyai
pekerjaan lain sebagai pekerja seks. Dimana dalam melakukan pekerjaannya, dia
bergabung dengan germo yang mencarikan pelanggan untuknya.
2.8 Penelitian Terdahulu
Peneliti telah mendapatkan beberapa penelitian yang relevan yakni
penelitian terdahulu terkait dengan mucikari guna untuk melengkapi dan
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Di bawah ini ada beberapa
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan germo:
16
Tabel 2.1.
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan germo
Nama Penulis/
Almamater/
Judul Skripsi
Tujuan
Hasil
Tahun
Cindytia Dwi Lokalisasi
Yuniar
Jurusan
Sejarah.
Fakultas Ilmu
Sosial,
Universitas
Negeri
Malang
Di lokalisasi tidak Pola
hidup
Pekerja Seks hanya terdapat PSK dengan
Komersial Di tetapi juga mucikari yang
mucikari
anak-anaknya
sudah
Desa
yang
Gedangsewu
berkeluarga
Kecamatan
mempunyai
Pare
yang mana dapat mucikari
yang
(Analisis
dijadikan
tinggal
Pola
sudah tinggal
di
terbiasa
lingkungan
dan yang tidak sehat. Namun
anak, pada
kenyataannya
terbiasa
Hidup pengetahuan
tentang
Terhadap
prostitusi tentunya memperhatikan
Anak-
dalam
Anaknya)
analisis pola hidup anaknya,
dunia sehat
juga
anakuntuk
terhadap akademi
hal
anak-anak
di
lokalisasi
dapat Desa Gedangsewu sangat
dijadikan pelajaran baik.
tentang
masih
konteks pendidikan
anak-anaknya yang mucikari
nantinya
di
lingkungan yang tidak
Mucikari
mucikari
sudah
kerasnya mucikari
Anak-anak
mendapatkan
pola hidup mucikari pendidikan yang layak,
dalam
lokalisasi bahkan
dan usaha mucikari mereka
untuk
banyak
yang
dari
sudah
mendidik sukses dan sudah tidak
anak-anaknya agar tinggal di lokalisasi lagi.
menjadi lebih baik
Mereka
melanjutkan
kehidupan
yang
lebih
17
baik lagi dan jauh dari
lingkungan
lokalisasi
yang tidak sehat.
Henderina
Wanita
AR/
Pekerja Seks bagaimana sejarah menunjukkan
E51108254
Jurusan
Antropologi
Komersial
(Studi
tentang
Patron-
mengetahui
Hasil
penelitian
Patron client antara relasi
bahwa
Patron
client
germo dengan PSK, antara germo dan PSK
hubungan
antara dilatar
belakangi
oleh
Germo dengan PSK adanya kebutuhan hidup
bagaimana
Fakultas Ilmu Client Germo dan
Sosial
dan dengan PSK peran secara timbal
balik antara Germo
Ilmu Politik,
Di
Desa
(patron)
dengan
Osango
Universitas
PSK (client) di
Kecamatan
Hasanudin
Desa
Osango
Mamasa
Makasar/
Kecamatan
Kabupaten
2012
Mamasa Kabupaten
Mamasa)
Mamasa.
yang
membuat
sebagai
germo
patron
membutuhkan
dan
PSK
pekerja
pun
membutuhkan pekerjaan.
Hubungan
diantaranya
dimulai
dengan
hubungan
tanpa
perjanjian tertulis namun
didasari oleh rasa saling
percaya
dari
masing-
masing pihak. Sebagai
patron, germo memiliki
peran
terhadap
PSK
(client) baik pada saat
bekerja maupun dalam
kehidupan
harinya,
sehariuntuk
mengarahkan,
mengontrol,
melindungi
dan
PSK.
18
Begitupun dengan PSK
peran
yaitu
bekerja
sesuai dengan perintah
germo,
melakukan
kewajibannya
pekerja,
sebagai
melayani
dan
menyenangkan
pelanggan. Patron client
antara germo dan PSK di
Desa Osango Kecamatan
Mamasa
merupakan
simbiosis mutualisme
Amanah
Perilaku
Ada persoalan yang (1)
Rakhim
Komunikasi
hendak
Mucikari
dalam skripsi ini, untuk
Syahidah/
B06209114
Pelajar
Surabaya
201
pelajar
dikaji berbohong pada keluarga
di yaitu :
(1)
Mucikari
kepentingan
profesionalisme
bagaimanakah
proses komunikasi
Program Studi
mucikari pelajar di
Ilmu
Surabaya
Komunikasi
pelacur, pelanggan,
Fakultas
keluarga, dan teman
Dakwah,
sekolah
dengan
dalam
bekerja, (2) Gratifikasi
Tindakan
Keamanan
Mucikari Pelajar karena
banyak sekali prostitusi
yang dilakukannya yang
nantinya
dengan
berhadapan
aparat
dan
mereka akan
Universitas
(2) bagaimana pola
mengambil
Islam Negeri
Sunan Ampel
Surabaya
sebuah
komunikasi
yang tindakan yang mana
terjadi pada pelajar tindakan tersebut akan
diSurabaya
yang meloloskan tindakannya
beraktifitas
Surabaya
di dari aparat, (3) tindakan
sebagai yang
slindat-slindut
19
Mucikari Pelajar
(sembunyi-sembunyi)
yang dilakukan mucikari
pelajar
adalah
sebuah
tindakan
untuk
melancarkan
pekerjaannya ketika ia
dilingkup keluarga dan
sosial
masyarakat,(4)
bergantung pada media
seolah tak pernah lepas
dari
media
karena
komunikasi
yang
dilakukan
mucikari
pelajar satu arah dengan
pelacur
dan
pelanggannya
untuk
mengantisipasi jarak jauh
meraka yang tidak selalu
berdekatan,
(5)
profil
mucikari pelajar (cermin)
kelas
pelacur
tingkatan
seperti
status
social
dikalangan mereka, (6)
ciri
khas
bahasa
menggunakan
bahasa
verbal
menggunakan
umpatan
bahasa suroboyoan
(jancok)dan
non
20
verbalnya,
bahasa
tubuh,raut
wajah
dan
sebagainya.
Gilang Idham Pola
Tujuan
Ibrahi/
penelitian
KXO 040654
Komunikasi
dari Kesimpulan
ini penelitian
dalam
ini
secara
Pada Praktik adalah (1) Untuk umum pola komunikasi
Prostitusi
mengetahui
pola diantara
para
pelaku
Fakultas Ilmu Terselubung komunikasi
praktik
prostitusi
Komunikasi,
Oleh Remaja Mucikari
dan terselubung
yang
Universitas
Siswi SMU Remaja siswi SMU, melibatkan remaja siswi
Padjajaran
di Tarogong (2)
Untuk SMU di kota Garut ini
2010
Kabupaten
Garut
Barat
mengetahui
Jawa komunikasi
pola dilakukan
interpersonal
secara
dan
mucikari
dan mengutamakan relasi dari
pelanggan,
(3) masing-masing
pihak
Untuk mengetahui baik itu relasi mucikari,
pola
komunikasi relasi siswi remaja SMU,
remaja siswi SMU dan juga diantara para
dan
pelanggannya pelanggannya
tanpa
masing-
melalui masing.
perantara
(mucikari).
21
2.9 Kerangka Pikir
STRATEGI
KOMUNIKASI
 Berkaitan dengan
bisnis/pekerjaan
 Tidak berkaitan
dengan
bisnis/pekerjaan
GERMO
Komunikator
PESAN
AYAM
KAMPUS
Penerima
MODAL SOSIAL
Gambar 1.
Proses komunikasi germo dengan “ayam kampus”
Adanya proses komunikasi, yaitu komunikasi interpersonal dari germo
kepada “ayam kampus”. Dimana germo menyampaikan pesan kepada “ayam
kampus” melalui beberapa strategi.
Dalam menyampaikan pesan yang dimaksud, germo menggunakan
beberapa strategi komunikasi. Strategi yang digunakan antara lain:
22
a. Stategi yang berkaitan dengan bisnis/pekerjaan. Yaitu strategi yang
dijalankan oleh germo kepada “ayam kampus” yang terkait dalam
hubungan pekerjaan dan dilakukan dalam jam kerja mereka atau
mereka sedang bekerja. Antara lain:
-
Manajemen terbuka
-
Tips merupakan hak penuh “ayam kampus”
-
Menyeleksi pelanggan
-
Memberikan perlindungan
-
Hubungan kekeluargaan/pertemanan
b. Strategi yang tidak terkait dengan bisnis/pekerjaan. Yaitu strategi yang
dijalankan oleh germo kepada “ayam kampusnya” diluar dari
pekerjaan atau jam kerja mereka.
-
Arisan
-
Hang out
Germo menyampaikan pesan kepada “ayam kampus” melalui beberapa
strategi. Dalam proses ini, “ayam kampus” memilih strategi apa yang cocok untuk
dirinya. Karena belum tentu semua strategi yang dilakukan oleh germo, cocok dan
bisa diterima dengan baik oleh “ayam kampus”. Sehingga akan terlihat seberapa
jauh strategi tersebut bisa diterima oleh “ayam kampus”.
Strategi yang dirasa cocok oleh “ayam kampus”, akan menghasilkan
feedback berupa Modal Sosial. Modal sosial inilah yang akan memperlancar kerja
germo dalam menjual “ayam kampus”nya.
23
Download