PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH Kitab Makabe terutama menceritakan peperangan antara bangsa Yahudi dengan bangsa Siria. Kitab ini menonjolkan sikap sejumlah tokoh Yahudi yang gagah berani, tidak gentar menghadapi maut, dan rela mati demi membela keyakinan. Kitab ini penuh darah, pembunuhan, intrik politik, kelicikan, dan pengkhianatan. Invasi: Aleksander Agung, raja Yunani, mengadakan invasi mulai tahun 334 SM. Hasil invasi: ia menaklukkan banyak tempat dan menyebarkan budaya Yunani. Ketika meninggal, kerajaan terpecah menjadi 4: Asia Kecil, Macedonia, Mesir, dan Siria. Yang dominan: Mesir dan Siria. 200 SM: menggantikan Mesir (dinasti Ptolemeus), yang berkuasa di Israel adalah bangsa Siria (dinasti Seleukus) – orang Yahudi memasuki saat-saat yang sulit. 167 SM: Antiokhus IV Epifanes mengampanyekan budaya Yunani sebagai budaya nasional – tradisi, agama, dan hukum lokal dilarang, termasuk budaya Yahudi. Baca: 1Mak. 1:41-51. 165 SM: terjadilah pemberontakan besar, yang dipimpin oleh keluarga Makabe (Matatias, Yohanes, Simon, Yudas, Eleazar, Yonatan). Urutan kepemimpinan: Matatias – Yudas – Yonatan – Simon. Lawan-lawan Makabe: Makabe bukan hanya melawan orang asing, tapi juga bangsa sendiri yang memilih untuk menganut budaya Yunani. Jabatan yang diperebutkan: imam besar. 164 SM: dipimpin Yudas, Yerusalem berhasil direbut – penjajahan berakhir (bertahap) – Bait Allah ditahirkan kembali – mereka kembali merdeka (bertahap) setelah berabadabad silih berganti dijajah bangsa-bangsa lain – sampai tahun 63 SM ketika jatuh ke tangan Romawi. Penganiayaan oleh Antiokhus dan pemberontakan Makabe merupakan sumber terbentuknya 3 kitab: Daniel, 1 Makabe, dan 2 Makabe. Kitab 1 Makabe dan 2 Makabe adalah dua kitab yang berdiri sendiri Kitab 1 Makabe menceritakan 40 tahun sejarah keluarga Makabe (175-134 SM). Makabe sebenarnya julukan Yudas (1Mak. 2:4), tapi kemudian dipakai untuk seluruh keluarga. Ayah: Matatias. Para putra: ◦ Yohanes = Gadi (yang beruntung). ◦ Simon = Tasi (pengarah, pembimbing, penasihat, orang saleh). ◦ Yudas = Makabe (yang kepalanya berupa martil/penentuan dari TUHAN). ◦ Eleazar = Avaran (yang berjaga/si penikam). ◦ Yonatan = Apfus (yang diutamakan). Penulis kitab: seorang Yahudi yang kagum terhadap dinasti Makabe – mengenal dengan baik geografi Palestina – menguasai gaya penulisan sejarah dalam Alkitab – punya akses dengan sumber-sumber resmi. Waktu penulisan: sebelum Roma menaklukkan Yerusalem (63 SM). Kitab 1 Makabe: mendekati laporan sejarah modern – namun akurasi tetap bisa dipertanyakan, tidak objektif, dan sangat bersifat teologis. BAB 1: pendahuluan – krisis yang ditimbulkan oleh Antiokhus IV Epifanes. BAB 3-9: kepahlawanan Yudas Makabe (3:39; 4:36-40). BAB 9-12: kepahlawanan Yonatan (9:43-49). BAB 13-15: kepahlawanan Simon (13:1-6). BAB 16: tampilnya Yohanes, putra Simon (16:20-24). Menjelaskan bagaimana Allah memakai keluarga Makabe untuk menghentikan penindasan Kerajaan Siria. Menjelaskan bagaimana jabatan imam jatuh ke tangan keluarga Makabe. Memuliakan dan membela keabsahan dinasti Hasmoni. Kepemimpinan mereka sah karena merekalah yang menyelamatkan Israel. 2:51-60: para Makabe adalah utusan Allah seperti para imam, hakim, dan raja dahulu kala. 2:61-64: kunci keberhasilan adalah percaya kepada Allah dan setia pada Taurat. 3:19: Allah menentukan nasib bangsa – pertolongan Allah diminta dalam doa – terwujud dalam tindakan nyata. Baca: 2Mak. 4:7-10. Sekali lagi: 2 Makabe bukan kelanjutan 1 Makabe – dua kitab ini berdiri sendiri-sendiri. Waktu penulisan: disusun 124 SM – menyadur/meringkas 5 jilid karya Yason dari Kirene (160 SM) – 2Mak. 2:23. Latar belakang sejarah sama dengan 1 Makabe – tapi 2 Makabe selesai sebelum Yudas terbunuh. 2Mak. 3-15 sejajar dengan 1Mak. 1-7 – namun sudut pandangnya berbeda. Perang Yahudi bukan terutama untuk meraih kemerdekaan politis, tapi kebebasan menjalankan agama dan adat istiadat sendiri. Tradisi Yahudi sangat luhur – masyarakat jangan sampai tertarik pada tradisi Yunani. Gagasan teologis sejalan dengan tradisi Deuteronomis. Yudas adalah orang yang setia kepada Taurat, Tuhan menyertainya secara ajaib (2Mak. 10:27-30). MENAFSIRKAN 1 MAKABE 2:1-6: para pahlawan diperkenalkan – meninggalkan Yerusalem untuk menghindari penganiayaan. 2:7-14: ratapan kehancuran bangsa Yahudi dan Yerusalem – mengingatkan akan kehancuran Yerusalem oleh Babel – ini reaksi pertama menghadapi penganiayaan. 2:15-22: bencana besar kembali datang – keluarga Matatias tidak mau tunduk – menolak perintah raja – semua patuh, dia tidak – mereka berhak mengikuti keyakinan mereka sendiri – kesetiaan terhadap agama adalah suatu keutamaan. 2:23-28: ketika ada yang murtad, dibunuh – serupa dengan Bil. 25:7-15. MENAFSIRKAN KITAB 2 MAKABE 12:1-2: menggambarkan serangan terhadap orang Yahudi di “kota Yunani” – Yope, sekarang dekat Tel-Aviv – orang Yahudi digambarkan suka hidup tenteram – tapi musuh-musuh mereka suka mengganggu – orang Yunani mengkhawatirkan pemberontakan Makabe akan menyebar. 12:3-4: dengan tipu muslihat, orang Yahudi dibinasakan. 12:5-9: Yudas membalas dendam – kekerasan dibalas dengan kekerasan – Allah itu adil – kekerasan akan memulihkan kehormatan orang Yahudi – juga akan membuat mereka aman untuk beberapa saat – Yope dan Yamnia diserbu. Kitab Makabe dinilai sebagai dokumen teologis yang merupakan propaganda keluarga Makabe. Tanpa pemahaman yang baru bisa menjadi model pembenaran kekerasan atas nama agama. Tapi itu tidak dibenarkan: moralitas berkembang – ada pihak lain yang keberatan (misalnya penulis kitab Daniel). Resapi semangat Makabe untuk hidup secara mulia dan merdeka, wujudkan itu dengan semangat baru, sesuai dengan nilai-nilai positif yang berkembang zaman ini. Sumbangan kitab Makabe bagi ajaran Gereja: ◦ Gagasan tentang kebangkitan (2Mak. 7:1-42). ◦ Doa bagi para arwah (2Mak. 12:38-45).