BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat
digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai
dewasa terutama laki-laki. Banyak anak laki-laki yang ingin menyalurkan
hobinya bermain sepak bola. Anak laki-laki secara psikologis akan lebih
tertarik pada permainan yang memerlukan berbagai jenis gerakan karena
sebagian besar anak laki-laki selalu ingin mempertontonkan keterampilan
geraknya dalam berbagai situasi. Sepak bola dimainkan oleh dua tim, yang
masing-masing beranggotakan sebelas orang (Nusufi, 2012).
Sekolah sepak bola merupakan salah satu wadah yang menampung
kegiatan pembelajaran mengenai sepak bola. Secara keseluruhan sekolah
sepak bola menampung peserta didik anak-anak sampai ke tingkat usia
dewasa. Hal ini dikarenakan tingkatan umur seperti ini merupakan tingkatan
umur yang mampu dibentuk untuk menjadi pemain sepak bola.
Para pemain sepak bola membutuhkan unsur-unsur kemampuan fisik
yang dapat memberikan pengaruh terhadap keterampilan permainan sepak
bola. Kualitas keterampilan teknik dasar bermain setiap pemain tidak lepas
dari faktor-faktor kondisi fisik. Ada sembilan komponen kondisi fisik, yaitu:
kecepatan, ketepatan, kekuatan, kelenturan, kelincahan, keseimbangan, daya
tahan, koordinasi, dan reaksi. Sembilan komponen ini berhubungan dengan
1
2
kualitas suatu teknik dalam sepak bola dari menggiring bola, menendang bola,
menghentikan bola, menyundul bola, dan melempar bola (Jazi, 2014).
Keseimbangan adalah suatu komponen kondisi fisik yang berperan
dalam menentukan kualitas teknik permainan sepak bola. Menurut Widiastuti
dalam
penelitian
Jazi
(2014),
keseimbangan
adalah
kemampuan
mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (static
balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance). Keseimbangan
dinamis menjadi lebih menantang karena memerlukan kemampuan untuk
menjaga keseimbangan selama transisi dari dinamis menjadi keadaan statis.
Keseimbangan statis dan dinamis membutuhkan integrasi visual, vestibular,
dan input proprioseptif untuk menghasilkan respon eferen untuk mengontrol
tubuh terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal (Karadenizli, 2014).
Keseimbangan memainkan peranan penting dalam memulai sampai
menyelesaikan suatu aktivitas fungsional dalam kehidupan sehari-hari
(Grosse, 2013). Keseimbangan membantu anak lebih baik dalam melakukan
keterampilan gerak dan menikmati gerakan (Lefebvre, 2010). Pemain yang
lincah adalah pemain yang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan
kesadaran akan posisi tubuhnya. Keseimbangan posisi saat berdiri, berlari,
melompat maupun menendang bola sangat dibutuhkan dalam permainan sepak
bola. Keseimbangan berfungsi untuk mengurangi risiko cedera, meningkatkan
kerja otot dan juga diperlukan dalam pelaksanaan gerakan yang berlangsung
cepat, misalnya menggiring bola, menghindari lawan, dan menendang jarak
dekat maupun jarak jauh (Johan, 2012).
3
Menurut Kisner and Colby, dalam bukunya tahun 2007 tentang
exercise for impaired balance dalam therapeutic exercise bahwa kontrol
keseimbangan terdiri dari tiga tipe diantaranya keseimbangan statis yaitu
berperan untuk mengontrol kestabilan tubuh pada saat posisi anti gravitasi saat
istirahat
seperti
berdiri
atau
duduk.
Keseimbangan
dinamis
yaitu
keseimbangan yang berperan untuk stabilisasi tubuh ketika bergerak seperti
duduk ke berdiri. Reaksi postural otomatis yaitu untuk menjaga keseimbangan
pada saat mendapat respon secara tiba-tiba dari luar seperti berdiri pada bis
dan tiba-tiba ada accelerasi ke depan. Ketiga tipe keseimbangan ini saling
berkolerasi untuk mendapatkan keseimbangan automatic maka keseimbangan
dinamis harus baik dan juga sebaliknya untuk mendapatkan keseimbangan
dinamis maka keseimbangan statis harus baik (Kisner and Colby, 2007).
Terdapat banyak metode latihan untuk meningkatkan keseimbangan,
diantaranya adalah Core Stability Exercise dan Heel Raises Exercise. Core
Stability Exercise adalah latihan yang ditujukan pada core muscle yaitu otototot abdominal dan lumbopelvic, dimana otot-otot tersebut berfungsi sebagai
stabilisator aktif pada daerah core (lumbopelvic-hip complex). Keseimbangan
dan stabilitas yang baik adalah ketika center of mass (COM) dan center of
gravity (COG) dapat dipertahankan di atas base of support (BOS) (Kisner and
Colby, 2007). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hastuti S.B. (2015),
mendapatkan bahwa pemberian Core Stability Exercise lebih meningkatkan
keseimbangan statis daripada Balance Beam Exercise.
Heel Raises Exercise adalah program latihan untuk meningkatkan
kekuatan otot tungkai dengan mengangkat tumit salah satu atau kedua kaki
4
yang dapat memberikan peningkatan pada keseimbangan dinamis (Pujianto,
2009). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ariani L. (2015), mendapatkan
bahwa aplikasi Heel Raises Exercise dapat meningkatkan arcus atau
lengkungan kaki dan keseimbangan statis pada anak-anak.
Core Stability Exercise dan Heel Raises Exercise memiliki beberapa
macam gerakan yang bersifat statis maupun dinamis. Namun dalam penelitian
ini peneliti hanya mengambil beberapa gerakan latihan yang bersifat static
isometric. Static isometric exercise adalah jenis latihan dimana otot
berkontraksi dan menghasilkan gaya tanpa diikuti adanya perubahan panjang
otot dan tanpa perubahan posisi sendi. Kedua latihan ini sama-sama bertujuan
untuk meningkatkan kekuatan otot. Keseimbangan dapat ditingkatkan dengan
latihan penguatan otot-otot stabilisator dan ekstremitas bawah.
Berdasarkan kedua penelitian terdahulu di atas metode Core Stability
Exercise dan Heel Raises Exercise dapat meningkatkan keseimbangan statis,
tetapi sampai saat ini belum diketahui metode manakah yang lebih efektif
dalam meningkatkan keseimbangan dinamis. Dalam penelitian ini peneliti
ingin membandingkan kedua latihan keseimbangan statis tersebut apakah ada
pengaruhnya dalam keseimbangan dinamis serta membandingkan efektifitas
Core Stability Exercise dan Heel Raises Exercise dalam meningkatkan
keseimbangan dinamis anak-anak sekolah sepak bola.
5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Core Stability Exercise dapat meningkatkan keseimbangan
dinamis pada anak-anak sekolah sepak bola Guntur Denpasar?
2. Apakah Heel Raises Exercise dapat meningkatkan keseimbangan dinamis
pada anak-anak sekolah sepak bola Guntur Denpasar?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan keseimbangan dinamis Core
Stability Exercise dengan Heel Raises Exercise pada anak-anak sekolah
sepak bola Guntur Denpasar?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk membuktikan bahwa Core Stability Exercise dapat meningkatkan
keseimbangan dinamis pada anak-anak sekolah sepak bola Guntur
Denpasar.
2. Untuk membuktikan bahwa Heel Raises Exercise dapat meningkatkan
keseimbangan dinamis pada anak-anak sekolah sepak bola Guntur
Denpasar.
3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan keseimbangan dinamis pada
Core Stability Exercise dengan Heel Raises Exercise pada anak-anak
sekolah sepak bola Guntur Denpasar.
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Praktisi
1.
Untuk memberi pengetahuan pada pelatih mengenai manfaat
keseimbangan dinamis.
2.
Menambah pengetahuan tentang Core Stability Exercise, Heel
Raises Exercise, dan manfaat keseimbangan dinamis pada anakanak sekolah sepak bola Guntur Denpasar.
3.
Dapat merencanakan program latihan yang lebih tepat untuk
meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak-anak sekolah
sepak bola Guntur Denpasar.
1.4.2 Bagi Ilmiah
1.
Sebagai masukan bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih
lanjut hal yang serupa.
2.
Untuk institusi dapat dijadikan masukan untuk peningkatan SDM
dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Download