perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Manajemen
Manajemen
merupakan
proses
yang
terdiri
atas
fungsi fungsi
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian kegiatan
sumberdaya manusia dan lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara efisien. Menurut Siswanto, (2013: 5) Manajemen adalah seni dan ilmu
dalam
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
pemotivasian,
dan
pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Sedangkan Menurut
Husaini (2014 :6), manajemen dalam arti luas adalah
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Menurut Siswanto (2013: 11), tujuan manajemen adalah sesuatu yang
ingin direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan
pengarahan kepada usaha seorang manajer, sehingga dapat diambil empat
elemen pokok, yaitu : (1) sesuatu yang ingin direalisasikan (goal), (2) cakupan
(scope), (3) ketetapan (definitness), (4) pengarahan (direction).
Hubungan manajemen dan lembaga pendidikan baik formal maupun non
formal merupakan suatu lembaga yang harus memiliki pengelolaan yang baik
untuk menghasilkan lulusan kompetitif dan produktif. Menurut Husaini Usman
(2014:13), mendefinisikan manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu
pengelolaan sumber daya pendidikan untuk mewujudkan proses dan hasil belajar
peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam
mengembangkan potensi dirinya. Bush (2008) dalam Husaini Usman ( 2014:14),
menyatakan bahwa manajemen pendidikan harus terpusat pada tujuan
pendidikan. Tujuan ini memberikan arti penting terhadap arah manajemen.
Manajemen diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tertentu dalam waktu
tertentu. Menurut Husaini Usman (2014: 16), tujuan dan manfaat manajemen
pendidikan antara lain:
1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, menyenangkan, dan bermakana (PAKEMB);
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya;
3) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien;
4) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas
administrasi pendidikan;
5) Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu
disebabkan oleh manajemennya;
6) Terciptanya citra positif pendidikan
Pada perkembangannya manajemen untuk pendidikan didesain untuk
menghasilkan konsep baru yaitu manajemen berbasis sekolah (MBS). Menurut
Har Tilaar (2011:43), MBS diartikan sebagai suatu otonomi yang diberikan pada
pendidikan dasar/menengah untuk meningkatkan mutunya. Peningkatan mutu
bukan hanya masalah dana, tetapi berkenaan dengan semua komponen dalam
lembaga dan proses pendidikan seperti kurikulum, mutu pendidik, sarana yang
tersedia, dan latar belakang sosial ekonomi siswa.
Berdasarkan pengertian dan definisi berkaitan dengan manajemen secara
umum, dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan hal yang penting dalam
setiap organisasi. Organisasi apapun menjadikan manajemen adalah sebagai alat
untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama. Untuk itu berbagai
dimensi dalam kajian penelitian ini yang akan membahas pengembangan model
Bussines Center akan dikemukakan hal hal yang berkaitan dengan dimensi
manajemen sebagai berikut :
a.
Manajemen Produksi
Secara harfiah, Manajemen Produksi terbangun atas dua kata, yaitu
Manajemen dan Produksi. Manajemen memiliki dua makna, manajemen
sebagai posisi dan manajemen sebagai proses. Manajemen produksi dapat
diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,
pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau
perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan
masukan (input, sumber daya produksi) menjadi keluaran (output, produk
barang maupun jasa) dengan nilai tambah yang lebih besar.
(https://blogwirabuana.com/2015/02/manajemenproduksi.doc diakses pada
tanggal 1 April 2015)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
Menurut R. Fred David, (2011:214), manajemen produksi terdiri
atas lima fungsi atau area keputusan, yaitu:
1)
Proses
Keputusan proses berkaitan dengan rancangan sistem produksi
fisik. Berbagai keputusan spesifiknya mencakup pilihan teknologi,
tata
letak
fasilitas,
analisis
alur
proses,
lokasi
fasilitas,
perimbangan lini, pengendalian proses, dan analisis transportasi.
2)
Kapasitas
Keputusan kapasitas berkaitan dengan penentuan tingkat output
optimal bagi organisasi tidak terlalu banyak dan juga tidak
terlampau sedikit.
3)
Persediaan
Keputusan persediaan menyangkut pengelolaan tingkat bahan
mentah, proses pengerjaan, dan barang jadi. Keputusan spesifiknya
mencakup apa yang perlu dipesan, kapan dipesan, seberapa banyak
pesanannya, dan penanganan bahan bahan.
4)
Angkatan Kerja
Keputusan Angkatan kerja berkaitan dengan pengelolaan tenaga
kerja terampil, tidak terampil, dan manajerial. Berbagai keputusan
spesifiknya meliputi rancangan kerja, pengukuran kerja, pengayaan
kerja, standar kerja, dan teknik teknik motivasi.
5)
Kualitas
Keputusan kualitas bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan
jasa berkualitas tinggilah yang diproduksi. Keputusan keputusan
spesifiknya meliputi pengendalian (kontrol) kualitas, penentuan
sampel, pengujian, penjaminan kualitas, dan pengendalian biaya.
Berdasarkan uraian dan definisi yang berkaitan dengan manajemen
produksi dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi mempunyai
hubungan dengan perusahaan manufaktur dan jasa, karena pada dasarnya
pengelolaan atas proses seluruh operasi termasuk pengelolaan bahan baku
dan bahan baku pendamping akan menjadi barang jadi. Kaitannya dengan
kegiatan Bussines Center manajemen produksi berhubungan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
bagaimana pengelolaan unsur organisasi untuk mengolah produk produk
apa yang nantinya menjadi output dari kegiatan ini.
b.
Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni
yang membahas, mengkaji, dan menganalisis tentang bagaimana seorang
manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh sumberdaya perusahaan
untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi dana dengan tujuan
mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang saham
dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan.
Fungsi manajemen keuangan pada dasarnya adalah sebagai
pengambil beberapa keputusan dibidang keuangan. Tentunya keputusan
keputusan tersebut merupakan keputusan yang relevan dan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (value of the firm) (Abd'racim, 2012: 1). Menurut
Irham Fahmi (2014: 3), Ilmu manajemen keuangan berfungsi sebagai
pedoman bagi manajer dalam setiap pengambilan keputusan yang
dilakukan. Artinya seorang manajer boleh melakukan terobosan dan
kreativitas berfikir, akan tetapi semua itu tetap mengesampingkan kaidah
kaidah yang berlaku dalam ilmu manajemen keuangan.
Menurut
Ahmad & Herni (2014:1) tujuan utama keuangan
perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham
ataupun meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan menurut Margaretha
Farah (2014:2), tugas manajemen keuangan tercakup dalam tiga keputusan
keuangan berikut :
1)
Menetapkan pengalokasian dana (invesment decision)
Keputusan ini tercermin pada sisi kiri neraca, yaitu mencakup
aktiva lancar dan aktiva tetap. Tugas manajer keuangan untuk
menentukan berapa jumlah optimal dari aktiva lancar yang harus
disediakan.
2)
Merumuskan alternatif pembiayaan
Keputusan ini tercermin pada sisi sebelah kanan neraca dan
mencakup utang lancar dan sumber dana jangka panjang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
3)
Kebijakan dalam pembagian deviden
Keputusan deviden merupakan keputusan yang menyangkut
persentase laba yang dibayarkan sebagai deviden tunai, deviden
saham, pemecahan saham, dan pembelian kembali saham yang
beredar.
Keuangan dalam manajemen merupakan unsur penting untuk
mencapai tujuan keberhasilan suatu organisasi. Secara umum keuangan
dalam dunia pendidikan memiliki fungsi penting untuk keberhasilan proses
belajar mengajar (PBM). Untuk itu dalam pengelolaannya harus didasarkan
pada prinsip yang jelas, transparan, dan akuntabel. Demikian juag kegiatan
Bussines Center dalam bidang keahlian bisnis manajemen menjadi perhatian
untuk kelancaran program tersebut. Aspek manajemen keuangannya
menghendaki dengan sistem yang sudah ditentukan sesuai standar anggaran
yang baik. Pada aspek penggunaannyapun mendasarkan pada prinsip yang
terarah
dan
terkendali.
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
menjadikan
keberlangsungan program Bussines Center, aspek pembelajarannya adalah
mampu mengelola sumber keuangannya dengan baik.
c.
Manjemen Sumber Daya Manusia
Manusia merupakan unsur penting dalam manajemen sumber daya
manusia dan bagian vital bagi keberhasilan sebuah organisasi. Di dalam
setiap kesuksesan organisasi pasti terdapat sumber daya manusia yang
hebat. Menurut Davis dalam Hanggraeni Dewi (2012:4), mendefinisikan
sumber
daya
manusia
sebagai
aktivitas aktivitas
yang
mencoba
memfasilitasi orang orang di dalam organisasi untuk berkontribusi dalam
pencapaian rencana strategis organisasi. (Zainal, Ramly, Mutis, & Arafah,
2014: 39), menegaskan bahwa manajemen sumber manusia adalah suatu
ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta
dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama
perusahaan, karyawan, dan masayarakat menjadi maksimal.
Dalam mencapai tujuan organisasi diperlukan perencanaan
sumberdaya manusia yang bagus. Perencanaan dapat diibaratkan sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
inti manajemen, karena perencanaan membantu untuk mengurangi
ketidakpastian di waktu yang akan datang, dan oleh karena itu
memungkinkan
para
pengambil
keputusan
untuk
menggunakan
sumberdaya sumberdaya mereka yang terbatas secara paling efisien dan
efektif. Menurut Zainal, Ramly, Mutis, & Arafah, (2014: 42), perencanaan
SDM mempunyai tujuan:
1) Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan
mengisi semua jabatan dalam perusahaan.
2) Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa
depan, sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.
3) Untuk menghindari kekurangan dan atau kelebihan karyawan.
4) Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan,
seleksi,
pengembangan,
kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.
5) Menjadi pedoman dalam melakukan penilaian karyawan.
Berdasarkan berbagai pengertian dan definisi dari Manajemen
Sumber Daya Manusia, dapat disimpulkan bahwa manajemen sumberdaya
manusia merupakan pengelolaan manusia secara efisien dan efektif dalam
suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam dunia pendidikan
manajemen sumberdaya manusia meliputi kualitas guru, kepemimpinan
sekolah, siswa, dan tenaga administrasi. Ruang lingkup bersifat komplek
dari perencanaan sampai tingkat evaluasi dalam proses penyelenggaraan
pendidikan.
d. Manajemen Pemasaran
Proses pemasaran dimulai jauh sebelum barang barang diproduksi,
dan tidak hanya berakhir pada penjualan saja tetapi kegiatan pemasaran
harus memberikan kepuasan kepada konsumen. Dengan adanya kepuasan
maka konsumen berkecenderungan akan membeli kembali barang barang
dipasarkan oleh produsen. Menurut Shinta Agustina (2011: 1) Pemasaran
adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai
dari produsen sampai konsumen.
Tujuan utama dari kegiatan pemasaran adalah menciptakan kondisi
yang saling menguntungkan dalam jangka panjang antara sebuah entitas dan
publik (individual dan organisasi) dimana mereka berinteraksi (Kerin &
Peterson, 2015: 1). Selain tujuan dalam manajemen pemasaran juga harus
memiliki sasaran, sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru
dengan
menjanjikan
nilai
superior,
menetapkan
harga
menarik,
mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif
serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang
prinsip kepuasan pelanggan (Shinta Agustina, 2011: 1).
Selanjutnya yang disebut dengan manajemen pemasaran adalah
suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan (yang terdiri dari
kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi
atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar
tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif (Shinta Agustina, 2011:
1). Manajemen harus memahami bahwa rencana pemasaran merupakan
sebuah panduan untuk menerapkan pembuatan keputusan pemasaran
bukanlah dokumen yang tidak penting ataupun selalu sama.
2. Kewirausahaan
Pembelajaran Kewirausahaan dalam ranah pendidikan, tidak hanya
dikembangkan untuk menghasilkan manusia terampil intelektual, tetapi juga
yang
inspiratif-pragmatis.
Pengembangan
pendidikan
kewirausahaan
dilaksanakan terprogram secara sistematis melalui kurikulum dan pembelajaran
diselenggarakan terbuka, eksploratif, dan meminimalkan pembelajaran yang
sifatnya simulasi. Oleh karena itu pendidikan kewirausahaan di SMK harus
menjadi alternatif dalam mempersiapkan lulusan yang mampu menciptakan
lapangan kerja sendiri (Direktorat Pembinaan SMK, 2014)
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang peluang. Menurut Hisrich,
R.D dalam Suryana (2008: 17) kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda meliputi pemikiran yang kreatif dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
inovatif. Sedangkan kewirausahaan meliputi proses yang dinamis sehingga
dengan demikian timbul pengertian baru dalam kewirausahaan yakni sebuah
proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui
usaha keras, waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik,
resiko sosial, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan
serta kemandirian personal.
Menurut Priansa D. Juni (2010:23), ciri
ciri dan watak entrepreuner
sebagai berikut :
1.
Percaya diri
2.
Berorientasi pada Tugas dan Hasil
3.
Pengambil Resiko
4.
Kepemimpinan
5.
Keorisinilan
6.
Berorientasi ke masa depan
Menurut
Priansa D. Juni (2010:30), diperlukan langkah langkah
pembentukan karakter entrepreunership dalam diri siswa agara siswa tersebut
meraih kesuksesan. Langkah
langkah tersebut, antara lain :
1. Kerjakan apa yang siswa sukai
2. Memulai bisnis sambil sekolah
3. Lakukan kerjasama
4. Dapatkan pelanggan
5. Rencanakan bisnis
6. Lakukan penelitian dan pengamatan
7. Libatkan profesional
8. Modal
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kewirausahaan merupakan upaya untuk mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki sikap dan perilaku wirausaha mandiri. Peranan pembelajaran
kewirausahaan dalam implementasi keterampilan yang menjadikan anak didik
mampu bertahan dengan kemampuan mengelola ketrampilan dirinya dan
dimaksudkan agar peserta didik mempunyai kemampuan lebih dan siap
memasuki kehidupan sebagai manusia yang survival.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
3. Konsep Bisnis dan Bussines Center
Menurut K. Bertens (2012: 17) Bisnis adalah kegiatan ekonomis.
Dalam kegiatan ini yang terjadi adalah tukar menukar, jual beli, memproduksi
memasarkan, bekerja mempekerjakan, dan interaksi manusiawi lainnya, dengan
maksud memperoleh keuntungan.
Center dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia
yang berarti
pengertian Bisnis Center dari Bahasa Inggris
Definisi yang diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012: 138)
dan Kamus Inggris Indonesia (2012: 63) dapat dijelaskan bahwa Bussines
Center merupakan tempat pusat usaha suatu organisasi yang menjual barang
atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.
Berdasarkan definisi yang diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2012:90) dan Kamus Inggris Indonesia (2012:4) dapat dijelaskan bahwa Bisnis
Center merupakan tempat pusat usaha suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Bussines Center adalah
suatu tempat di lingkungan SMK yang berfungsi sebagai pusat kegiatan yang
berkaitan dengan jual beli barang maupun jasa dengan memanfaatkan semua
sumber yang ada di SMK.
Dalam pelaksanaannya Bussines Center
menyediakan barang yang untuk diambil para siswa kemudian dijual lagi di
lingkungan sekitar dengan cara membuka warung, toko, dan outlet. Dengan
demikian para siswa dapat mengaplikasikan secara langsung usaha bisnis ritel
dan akan menikmati keuntungan yang diperoleh. Secara terperinci yang
dimaksud Bussines Center Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan Tahun 2014
adalah sebagai berikut :
a. Tujuan
1.
Penguatan Bussines Center
SMK yang berorientasi pada
pembentukan karakter wirausaha;
2.
Menyiapkan layanan pembelajaran kewirausahaan berbasis praktik
bisnis;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
3.
Menyiapkan rintisan teaching industry di SMK;
4.
Menyiapkan lulusan SMK untuk menjadi wirausaha.
b. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan pada program ini sebagai berikut:
1.
Tersedianya unit usaha media layanan pembelajaran kewirausahaan
di SMK;
2.
Terwujudnya
pembelajaran kewirausahaan
yang menerapkan
learning by doing berbasis bisnis;
3.
Terlibatnya secara bertahap seluruh siswa SMK dalam pembelajaran
berbasis bisnis.
4. Model Bussines Center
Model menurut Benry (2010: 86) adalah sesuatu yang menggambarkan
keseluruhan konsep yang saling berkaitan yang dipandang sebagai upaya untuk
mengongkritkan sebuah teori sekaligus analogi dan representasi dari variabel
variabel yang ada dalam teori tersebut. Model dikembangkan dengan tujuan
untuk studi tingkah laku sistem melalui analisis rinci atau komponen dan proses
utama yang menyusun sistem dan interaksinya antara satu dengan yang lain.
Jadi, pengembangan model adalah suatu pendekatan yang tersedia untuk
mendapatkan pengetahuan yang layak akan sistem yang dikembangkan. Model
berperan penting dalam pengembangan teori karena berfungsi sebagai konsep
dasar untuk menggambarkan sistem.
Model Kegiatan Bussines Center SMK pada penelitian
ini berupa
kegiatan sebagai wahana pembelajaran dan peningkatan kesejahteraan di
lingkungan sekolah untuk itu di dalamnya meliputi pengelolaan atau
manajemen,
kurikulum,
pengajaran
sebagai
praktek
langsung
dalam
pembelajaran administrasi perkantoran, pembukuan dan penjualan. Pelaksanaan
Bussines Center di SMK melibatkan seluruh guru dan karyawan Program Bisnis
Manajemen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
5. Keterkaitan Pengembangan Model Manajemen Bussines Center Terhadap
Kewirausahaan
Dalam kaitannya dengan menyiapkan siswa sebagai pelaku bisnis,
proses pembelajaran SMK tidak lepas dari penciptaan wirausahawan untuk
setiap lulusan. Agar proses pembelajaran di SMK mampu melahirkan lulusan
yang memiliki perilaku wirausaha, maka perlu dikembangkan model
pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap dan perilaku wirausaha,
diantaranya melalui peningkatan peran siswa dalam mengembangkan Bisnis
Center, koperasi, atau Unit Produksi yang ada Upaya peningkatan kualitas hasil
pembelajaran melalui kegiatan Bussines Center, bukan sesuatu hal yang baru di
lingkungan SMK lingkup Bisnis dan Manajemen. Tetapi belum banyak SMK
yang memberikan perhatian secara khusus untuk pengembangan lebih lanjut.
Kondisi saat ini pelaksanaan Bussines Center di SMK pada umumnya berjalan
apa adanya dan belum disentuh dengan teknologi dan manajemen yang
memadai. Bahkan masih banyak SMK sejenis lainnya yang samasekali belum
memiliki Bussines Center akibat berbagai keterbatasan; tenaga, biaya/modal,
sarana prasarana, dan kompetensi yang relevan (DPSMK, 2014).
Pengembangan progran Bussines Center di SMK merupakan pelatihan
wirausaha bagi siswa. Melalui program Bussines Center siswa dapat dilatih dan
dididik secara langsung dalam dunia usaha dan bisnis. Berkaitan dengan hal
tersebut Bussines Center merupakan salah satu wadah untuk melatih dan
menanamkan jiwa kewirausahaan pada siswa terutama bagi bidang keahlian
Bisnis Manajemen.
6. Pendidikan Kejuruan
a. Konsep Pendidikan Kejuruan
Pendidikan menengah kejuruan merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan, ketrampilan dan keahlian, sehingga
lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja.
Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2012: 2)
menyatakan Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja atau
kewirausahaan dan 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja.
Dalam mencapai sasaran 70% lulusan SMK bekerja pada Tahun
Kelulusan dan Seluruh SMK Ditjen Dikti Pembinaan SMK menyediakan
layanan
pembinaan
pengembangan
kewirausahaan
seperti
Bantuan
Pembelajaran Kewirusahaan SMK/Teaching Industry dan Bantuan SMK
Pemandu Kewirausahaan. Dengan demikian, keberhasilan pembangunan
Sekolah Menengah Kejuruan sangat ditentukan oleh jejaring yang dibangun
pada seluruh lini baik pada tingkat pusat maupun daerah. Pemahaman yang
tepat akan visi, misi dan program-program Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan oleh berbagai pihak terkait sangat menentukan. Untuk itu kiranya
perlu dilakukan langkah-langkah strategis khususnya dalam perencanaan
maupun implementasi oleh para Pembina Sekolah Menengah Kejuruan baik
di pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota, instansi terkait lainnya serta
masyarakat, khususnya masyarakat industri dan dunia usaha.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan
kejuruan yang memiliki tugas mempersiapkan peserta didiknya dengan
membekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat bekerja sesuai dengan
kompetensi dan program keahlian memiliki daya adaptasi dan daya saing
yang tinggi untuk memasuki lapangan kerja. Pendidikan kejuruan tidak
hanya menyiapkan keterampilan saja, tetapi juga menyiapkan sikap,
kebiasaan serta nilai-nilai yang di perlukan untuk terjun ke dunia kerja.
Tuntutan dunia kerja yang pada dasarnya membutuhkan tenaga kerja yang
berkualitas yang tidak hanya mengutamakan ketrampilan saja, akan tetapi
juga memperhatikan sikap terhadap dunia kerja seperti tanggung jawab,
disiplin, kejujuran, dan sikap profesional.
Sikap profesional merupakan salah satu misi dari pendidikan
kejuruan.
Dengan
membantu
siswa
dalam
mengembangkan
sikap
profesional, maka pendidikan kejuruan dapat mempersiapkan siswa dalam
bekerja dan berkarir di dunia ketenagakerjaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
b. Konsep Kurikulum SMK
SMK sebagai salah satu intitusi yang menyiapkan tenaga kerja
dituntut untuk mampu menghasilkan lulusan yang memiliki Sumber Daya
Manusia (SDM) berkompeten dan berdaya saing tinggi. Berdasarkan hal
tersebut pengembangan kurikulum dalam rangka penyempurnaan pendidikan
menengah kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi Dunia Usaha dan
Dunia Industri.
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan Menurut
(Slameto, 2013:65)
sejumla
Menurut (Manab Abdul, 2015: 5), ada tiga komponen kurikulum yaitu (1)
kurikulum sebagai subtansi, (2) kurikulum sebagai sistem, (3) kurikulum
sebagai bidang studi.
Saat ini SMK menggunakan kurikulum 2006 yang dirancang
dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Akademik
Kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang secara sadar
dirancang sesuai dengan kaidah-kaidah kurikulum. Adapun kaidah yang
harus diikuti adalah:
a.
Kurikulum harus berisi rancangan pendidikan dan pelatihan yang
menyeluruh dan terpadu
b.
Kurikulum harus mengandung komponen tujuan, isi atau materi,
dan evaluasi yang dirancang menjadi satu kesatuan yang utuh
c.
Kurikulum harus jelas menunjukkan tujuan langsung (tersurat)
dan tujuan tidak langsung (tersirat).
2. Pendekatan Kecakapan Hidup (Life skill)
Isu yang mengemuka dewasa ini adalah adanya kesenjangan
antara sekolah dengan kehidupan nyata di masyarakat. Apa yang
dipelajari di sekolah merupakan hal lain yang terjadi di masyarakat,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
sehingga disinyalir seolah semakin menjauhkan peserta didik dengan
dunia nyatanya di mana ia hidup dan bermasyarakat. Oleh karena itu agar
peserta didik dapat mengenal dengan baik dunianya dan dapat hidup
wajar di masyarakat perlu dibekali kecakapan hidup (life skill), yang
meliputi kecakapan personal (personal skill), kecakapan sosial (social
skill), kecakapan akademik (academic skill), dan kecakapan vokasional
(vocational skill)
3. Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi (competency bassed
curriculum)
Kompetensi mengandung makna kemampuan seseorang yang
disyaratkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada dunia kerja dan
ada pengakuan resmi atas kemampuan tersebut. Dalam lingkup
pendidikan menengah kejuruan pengertian berbasis kompetensi dapat
diuraikan sebagai berikut:
a.
Kurikulum berbasis kompetensi diartikan sebagai rancangan
pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan berdasarkan
standar kompetensi yang berlaku di tempat kerja.
b.
Substansi
kompetensi
memuat
pernyataan
pengetahuan
(knowledge), ketrampilan (skill), dan sikap (attitude)
c.
Isi atau materi kurikulum yang dirancang dengan pendekatan
berbasis kompetensi diorganisasi dengan sistem modular (satuan
utuh), ditata secara sekuensial dan sistematik.
d.
Ada korelasi langsung antara perjenjangan jabatan pekerjaan di
dunia kerja dengan pertahapan pencapaian kompetensi di SMK.
4. Pendekatan Kurikulum Berbasis Luas dan Mendasar (broad based
curriculum)
Kurikulum berbasis luas dan mendasar adalah rancangan
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memahami dan menguasai konsep, prinsip, dan keilmuan yang melandasi
suatu bidang keahlian. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya
(know what)
(know
how), tetapi harus sampai kepada pemahaman dan penguasaan tentang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
(know why) dilakukan. Oleh karena itu pengembangan
kurikulum tidak hanya diarahkan untuk penguasaan suatu kompetensi
dalam arti sempit, tetapi juga diarahkan agar peserta didik dapat
beradaptasi
dan
mengalihkan/transfer
kompetensi,
pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan lain yang dimiliki ke dalam situasi dan
kondisi yang berbeda.
5. Pendekatan Kurikulum Berbasis Produksi (Production Based Curiculum)
Pembelajaran
berbasis
produksi
(production
based
learning/training) adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang
menyatu pada proses produksi atau menggunakan proses produksi
sebagai media pembelajaran. Pendekatan ini dilakukan dengan tujuan
terutama untuk memperkenalkan peserta didik dengan iklim kerja yang
nyata. Pelaksanaan pembelajaran bisa dilakukan antara lain dengan cara:
1.
Di dunia industri, siswa mendapat pelatihan dan pengalaman
nyata melalui keterlibatan langsung dalam proses produksi
sebagai media pendidikan.
2.
Di sekolah, siswa dilibatkan dalam proses produksi di unit
produksi sekolah.
3.
Di sekolah, siswa berpraktik di ruang praktikum yang
menerapkan mekanisme produksi, sehingga tercipta suasana kerja
seperti di industri.
Pelatihan harus menghasilkan produk yang memenuhi standar
industri dan layak jual. Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan
bahwa SMK berorientasi pada dunia kerja, sehingga diutamakan
relevansi antara pengalaman belajar dengan prospek dunia kerja,
menekankan pada pengalaman belajar yang riil. Salah satu program
keahlian yang ada pada SMK kelompok Bisnis adalah Manajemen
Pemasaran, dimana istilah pemasaran ini merupakan komunikasi antara
penjual dan pembeli melalui beberapa proses, dan merupakan salah satu
bentuk pemasaran, yang membutuhkan keahlian tersendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
c.
Proses Belajar Mengajar
Proses belajar tidak akan pernah lepas dari perjalanan hidup
manusia. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu
peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut
sebenarnya belum mengalami proses belajar. Keberhasilan belajar ditandai
dengan adanya perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, sikap,
ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan perubahan pada aspek
lain.
Me
Belajar adalah proses melihat,
mengamati, memahami sesuatu. Apabila kita membicarakan tentang belajar
Selanjutnya
(Slameto, 2013: 3) menyebutkan belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruahan. Untuk itu terdapat tiga komponen motif
keberhasilan belajar yaitu :
1) Dorongan kognitif
Termasuk dalam dorongan kognitif adalah kebutuhan untuk
mengetahui, untuk mengerti, dan untuk memecahkan masalah.
2) Harga diri
Ada siswa tertentu yang tekun belajar melaksanakan tugas
tugas
bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan,
melainkan untuk memperoleh status dan harga diri.
3) Kebutuhan berafiliasi
Kebutuhan berafiliasi sukar dipisahkan dari harga diri.
Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pedagogik
yang mencakup strategi atau metode mengajar. Tingkat keberhasilan belajar
yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil belajar, yang mencakup
ujian, tugas tugas, dan pengamatan. Menurut Kemendiknas (2012: 10),
Pembangunan sarana dan prasarana dalam upaya peningkatan keberhasilan
belajar telah dilakukan pemerintah melalui :
1) Penuntasan rehabilitasi gedung sekolah yang rusak;
2) Pengadaan laboratorium, perpustakaan , dan workshop;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
3) Pembangunan ruang kelas baru dan unit sekolah baru;
4) Pembangunan sarana dan prasarana sekolah
Dengan demikian segala sarana dan prasarana praktik yang akan
direncanakan untuk membentuk kompetensi siswa perlu direncanakan sesuai
dengan kompetensi yang akan dibentuk, dan cerminan isinya bermakna
sebagai alat pembentuk kompetensi siswa, baik secara kurikuler maupun
penampilan di masyarakat.
B. Spesisifikasi Produk
1. SOP
Manajemen Bussines Center SMK yang dibuat dalam penelitian
merupakan penciptaan baru dan belum ada buku panduan sebelumnya.
2. SOP Manajemen Bussines Center SMK berupa media cetak dengan
menggunakan pokok bahasan model manajemen Business Center kelas XI
bidang keahlian Bisnis Manajemen.
3. Desain SOP Manajemen Bussines Center SMK dibagi menjadi 3 bagian yaitu
pembukaan, isi, dan penutup.
4. SOP Manajemen Bussines Center ini berpusat pada siswa dan bertujuan untuk
menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa dengan model manajemen Bussines
Center yang menarik.
5. Isi SOP Manajemen Bussines Center berfokus pada pokok bahasan mengenai
manajemen Bussines Center.
C. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
1. Asumsi Pengembangan
Asumsi dasar pengembangan model manajemen Business Center yaitu
dilakukan adalah sebagai berikut : a) Sekolah Menengah Kejuruan Menengah
menerapkan model manajemen Business Center secara berkesinambungan dan
berkelanjutan dalam meningkatan mutu pendidikan, b) Sekolah Menengah
Kejuruan
memiliki
fasilitas,
sarana
dan
prasarana
memadai
untuk
mengembangkan Business Center yang lebih baik, c) Kemampuan SDM dari
kepala sekolah, guru dan siswa untuk mengimplementasikan program sekolah
yang selaras dan sesuai dengan pengembangan kewirausahaan, d) dukungan dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
berbagai pihak termasuk Direktorat Pembinaan SMK yang mendukung dalam
pendanaan awal pembentukan Business Center yang memadai.
2. Keterbatasan Pengembangan
Pengembangan
model
ini
dibatasi
pada
aspek
manajemen
dan
dilaksanakan pada bidang keahlian bisnis manajemen, dengan alasan bahwa
dengan manajemen yang baik Business Center akan berhasil, bidang keahlian
pemasaran memungkinkan Business Center didirikan dalam rangka penumbuhan
jiwa kewirausahaan. Keadaan ini menjadi keterbatasan pengembangan karena
seharusnya penumbuhan jiwa kewirausahan untuk semua siswa di semua bidang
keahlian tidak hanya dibidang keahlian bisnis manajemen, tetapi bidang keahlian
lainnya. Selain itu pengembangan hanya dari aspek manajemen mestinya juga
bisa dari aspek yang lainya misalnya, aspek akademik dan aspek sosial.
Penelitian ini terbatas pada menumbuhkan jiwa, sikap kewirausahaan, dan
teknik terfokus pada menumbuhkan kemampuan/keterampilan wirausaha. Pada
akhirnya penelitian ini menyusun dan memetakan berbagai permasalahan
Business Center yang kemudian dirumuskan menjadi model manajemen
Business Center yang efektif dan efisien.
D. Penelitian yang relevan
1. Matriks Penelitian yang Relevan
Sebagaimana gambaran kerangka berpikir, diperlukan acuan dasar
tentang permasalahan dan focus yang dikaji sehingga menarik untuk dikaji
secara mendalam. Berdasarkan alasan tersebut dikemukakan beberapa penelitian
yang berkaitan dengan pengembangan model Bussines Center pada SMK bidang
keahlian Bisnis Manajemen.
No
1.
Nama
Peneliti
Hadi
Mansyur.
Universitas
Padjajaran,
Bandung
Judul Penelitian
Development of
Quality
Management
Strategy
to
Senior
High
School (A Case
Study at Some
Tahun
Hasil Penelitian
2010
Pendidikan layanan
yang
perlu
diperbaiki
(SMA/SMK),
yaitu:
prasarana
kurikuler & bebas
kurikuler, kegiatan
kurikuler
dan
commit to user
Kontribusi
Memberikan
acuan
dan
konsep sarana
dan prasarana
SMK.
Menjadi dasar
penulisan
tentang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Public
Senior
High
Schools
and Vocational
High School in
Bandung City
2.
Wafa n.
Almobairee
k, Ahmed
A.
Alshumaim
eri and
Tatiana S.
Manolova.
King Saud
University
3.
Marjana
Gunkel and
Edward J
Lusk.
University
Magdeburg
4.
Soepomo
Soenartopo.
Universitas
Ma Chung
5.
6.
Suharti
Lieli dan
Sirine Hani.
Universitas
Kristen
Satya
Wacana
Salatiga
Akanbi Paul
Ayobami.
Ajayi
Crowter
kegiatan kulikuler
bebas.
kegiatan
kurikuler dan
ekstrakulikuler.
Niat kewirausahaan
dipengaruhi oleh
motivasi masing
masing individu.
Motivasi
berpengaruh
terhadap
niat
berwirausaha. Hal
ini
dibuktikan
dengan
df=34,13(6)<0,001
Kepuasan
kerja
dapat
dilihat
sebagai
variable
ditindaklanjuti, dan
stress sebagai evek
variable. Ini berarti
kepuasan
kerja
dapat dipengaruhi
oleh
tindakan
manajemen.
Pemberian
Steorotif,
manajemen kesan
dan
emosi
berpengaruh
signifikan terhadap
kewirausahaan.
Memberikan
gambaran
tentang konsep
motivasi
Memberikan
acuan
dasar
tentang
penulisan jiwa
kewirausahaan
2011
Unsur dari variabel
sikap berpengaruh
positip
terhadap
niat berwirausaha
dengan signifikasi
1%.
Sebagai acuan
dasar
dalam
dalam menulis
tentang konsep
wirausaha
The influence 2012
of personality
traits
on
entrepreurial
Ada
hubungan
yang
signifikan
antara
niat
kewirausahaan dan
Memberikan
gambaran
tentang
niat
berwirausaha
2011
l
Intentions
among
Saudi
University
Students
The
Role
of
Motivations and
Start-Up
Problems
Job
2011
Satisfaction,
Management
Style,
and
Occupational
Stress
among
Managerial
2011
Mahasiswa
Fakultas
Ekonomi
Terhadap
Program
Kewirausahaan
Pada Perguruan
Faktor
yang
Berpengaruh
Terhadap Niat
Kewirausahaan
(Entrepreunerial
Intention)
commit to user
Sebagai sumber
referensi
mengenai
manajemen
sumber
daya
manusia
Sebagai acuan
dalam menulis
konsep sumber
daya manusia
Memberikan
sumbangan
pemikiran
mengenai
konsep
manajemen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
University
7.
8.
9.
Kesavan
Ram &
Bernachi
Michael.
University
of Detroit
Mercy
Davis P.J &
Abdiyeva
Fatima.
KIMEP
University
Heny.
Universitas
Negeri
Semarang
10. Tripathi S.
Shankar,
Guin
Kalyan K,
& Sadhan K
De
11. Syzdykov
Zhanat.
intentions:
Nigerian
a
2012
Global
Marketing: An
Evolutionary
.
2012
Yourself
In
Central Asia: Is
The Influence Of
Gender On The
Entrepreneurial
Experience And
Psyche Different
Implementasi
2012
Kompetensi
Kewirausahaan
Kepala Sekolah
Dalam
Pengorganisasia
n
Business
2013
Of Innovation
For
Large
Organisations
In India: A
Grounded
Theory
2013
Study
Of
Liquidity
and
Corporate
Governance
Association
With
Firm
inovasi .
dan motivasi
Keadilan
memainkan peran
utama dalam semua
bidang
manusia
dan
interaksi
khususnya dalam
bidang pemasaran.
Wanita jauh lebih
terkonsentrasi
dalam layanan dan
laki
laki
mendominasi
dalam
bidang
kontruksi.
Memberikan
sumbangan
pemikiran
dalam
manajemen
pemasaran
Kepala
Sekolah
dalam
pengorganisasian
Bussines
Center
dilakukan melalui
kegiatan
menciptakan
inovasi
yang
berguna
bagi
pengembangan
sekolah dan bekerja
keras
untuk
keberhasilan
sekolah.
Inovasi
mempengaruhi
persaingan
kompetitif di pasar.
Memberikan
sumbangan
pemikiran
mengenai
konsep Sekolah
Menengah
Kejuruan
Tata
kelola
perusahaan
berpengaruh
terhadap
kinerja
karyawan
di
perusahaan yang di
dorong
oleh
commit to user
Memberikan
dasar
dan
sumbangan
pemikiran
dalam
menentukan
landasan teori
yang tepat
Sebagai
landasan teori
dalam
manajemenen
pemasran yang
dilakukan
Bussines
Center
Sebagai acuan
dalam memilih
landasan teori
yang tepat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Performance:
Kazakhstan
Experience
12. Muhammad
Universitas
Negeri
Sebelas
Maret
13. I Nengah
Suartika.
Universitas
Pendidikan
Ganesha
Singaraja
14. Maarit
Virolainen.
University
of Jyvakyla
15. Ramana
V.V & Sigh
Urvashi
16. Hussain
D.M,
Bhuiyan
operasional
likuiditas.
2013
Terdapat pengaruh
pembelajaran mata
diklat
kewirausahaan
terhadap kesiapan
berwirausaha siswa
SMK di Kabupaten
Lombok
Timur.
Hal ini dibuktikan
dengan t hitung > t
tabel 2,084>1,980
pada taraf sig 5%.
Sebagai acuan
pemikiran
tentang
jiwa
kewirausahaan
siswa
Studi Evaluasi 2013
Pelaksanaan
Program Praktek
Kerja Industri
(Prakerin) dalam
Kaitannya
dengan
Pendidikan
Sistem Ganda
Di SMK Negeri
1 Susut.
2014
vocational
education and
training
in
comparison:
Strengths and
1)Pelaksanaan
praktik
kerja
industry di SMK
Negeri 1 Susust
tidak efektif. 2)
variable
input
pelaksanaan
praktik
dengan
sistem ganda
tidak efektif.
Sebagai
landasan dasar
dalam
menentukan
konsep
pemikiran
tentang praktik
kewirausahaan
Memberikan
gambaran
tentang konsep
manajemen
SDM
Management
Education
In
Entrepreurial
Development
IVET
dalam
pendidikan
kejuruan
dapat
meningkatkan
kemampuan kerja
dan
memberikan
korelasi
positif
terhadap
produktivitas kerja.
Manajemen
pendidikan
terhadap
pendidikan
kewirausahaan.
Entreupreuners 2014
hip
Development
Kwirausahaan dan
Manajemen SDM
berpengaruh
Pembelajaran
Mata
Diklat
Kewirausahaan,
Kegiatan Praktik
Unit Produksi
Sekolah
dan
Motivasi
Berwirausaha
terhadap
Kesiapan
Berwirausaha
Siswa
SMK
Negeri
Di
Kabupaten
2014
commit to user
Sebagai dasar
landasan
pemikiran
tentang konsep
pendidikan
kewirausahaan
Sebagai
sumbangan
pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
B.A, &
and
Proverty
Bakar Rosni Alleviation: An
Empirical
Review
17. Ingela
2015
Andersoon
Apprenticeships
in the Swedish
Education
,
System:
Different
Stakeholder
signifikan terhadap
inovasi dan nilai
pelanggan.
tentang konsep
SDM dan nilai
pelanggan
Sistem
magang
berkolerasi positif
dengan
pasar
tenaga kerja artinya
sistem
magang
pada
pendidikan
kejuruan
Swedia
dapat
menghasilkan
tenaga kerja yang
terampil
pada
pekerjaan tertentu
Memberikan
arahan
pemikiran
tentang praktek
di
Bussines
Center
Memberikan
gambaran
tentang tenaga
kerja
yang
terampil
Gambar 1. Matriks Penelitian Relevan
1. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya
embangan Model Manajemen Bussines Center SMK
memfokuskan penelitian pada model manajemen yang meliputi manajemen
manajemen produksi, manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia,
dan manajemen pemasaran. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini
adalah menemukan prototype model manajemen Bussines Center yang sesuai
dengan SMK dan memberikan rumusan dan saran kepada SMK dalam
mengembangkan Bussines Center dapat menumbuhkan jiwa kewirausaan pada
siswa.
E. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada teori yang telah
disebutkan, selain mengacu pada berbagai pendapat penelitian tentang model kerja
praktik terutama yang berhubungan dengan model Bussines Center. Melaui
pengembangan model ini dapat diarahkan pada upaya perbaikan pembelajatan di
tingkat sekolah terutama pada tingkat sekolah kejuruan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Sekolah Menengah Kejuruan salah satu jalur sekolah kejuruan yang
menjadi harapan dapat menghasilkan produknya sesuai dengan tuntutan global dan
diarahkan pada penyiapan tenaga kerja siap pakai bagi dunia usaha dan dunia
industri. Menyadari peran dan fungsi strategisnya, SMK melakukan berbagai
terobosan untuk memperbaiki citra maupun kinerjanya sebagai salah satu sekolah
kejuruan yang menyiapkan anak didiknya menjadi calon tenaga kerja yang siap
kerja.
Berdasarkan pemahaman tersebut diarahkan bagaimana SMK memiliki
inovasi dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran, kurikulum, dan
output yang terarah pada pencapaian pembekalan para siswa terhadap ketrampilan
yang diarahkan pada upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa terutama pada
bidang keahlian bisnis manajemen yang sebelumnya terkesan masih belum
terpadunya jiwa kewirausahaan siswa. Berdasarkan hasil pra survey diketahui
masih adanya siswa tidak disiplin waktu, guru belum maksimal dalam menjalankan
system pembelajaran praktik, dan rasa malu dari siswa untuk melakukan kegiatan
bisnis, sehingga menyebabkan rendahnya semangat kewirausahaan.
Melalui upaya perbaikan dengan dikembangkannya program Bussines
Center berbasis komoditi dan wilayah yang diarahkan pada suatu kegiatan bisnis
penjualan barang retail yang melibatkan siswa dan seluruh sumberdaya sekolah
secara mandiri atau bekerjasama dengan usaha bisnis lain yang memiliki reputasi
baik. Staregi pelaksanaannya meliputi : 1) Melatih siswa untuk berwirausaha, 2)
Mengetahui kemampuan dan ketrampilan siswa dalam berwirausaha, 3)
Memberikan motivasi kepada siswa untuk memiliki jiwa kewirausahaan.
Upaya menemukan model Bussines Center yang sesuai dengan SMK
bidang keahlian bisnis manajemen terutama aspek manajemen. Aspek manajemen
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pemasaran, dan sumberdaya
manusia. Output yang diharapkan dari model penegembangan manjemen Bussines
Center adalah tumbuhnya jiwa kewirausahaan siswa. Kerangka Berpikir dapat
dilihat pada gambar di halaman berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
JIWA KEWIRAUSAHAAN KURANG
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
FUNGSI BUSINESS CENTER DI SMK MASIH BELUM OPTIMAL
Penumbuhan jiwa kewirausahaan pada siswa kurang optimal
Siswa memiliki nilai parktik rendah (standart nilai di bawah rata rata)
Jiwa sikap dan ketrampilan entrepreuner siswa kurang
Guru belum maksimal dalam menjalankan sistem pembelajaran praktik
Siswa tidak disiplin waktu
Budaya malu menjual
Teori Pendukung
Hadi Mansyur (2010), Wafa N. Almobaireek ,Ahmed A. Alshumaimeri and Tatiana S. Manolova (2011),
Marjaana Gunkel and Edward J. Lusk (2011), Soepomo Soenartopo (2011), Suharti Lieli dan Sirine Hani (2011),
Akanbi Paul Ayobami (2012), Davis, P.J & Abdiyeva Fatima (2012), Heny (2012), Kesavan Ram & Bernacchi
Michael (2012), Tripathi S. Shankar, Guin Kalyan K , & Sadhan K De (2013), I Nengah Suartika (2013),
Syzdykov Zhanat (2013), Maarit Virpolainen (2014), Ramana V.V, Rao Road C.R, & Singh Urvashi (2014),
Hussain D.M, Bhulyan B.A, Bakar &Rosni (2014)Ingela Andersson (2015)
PENGEMBANGAN PROTOTYPE MODEL MANAJEMEN BUSSINES CENTER SMK
BERBASIS KOMODITI DAN WILAYAH UNTUK MENUMBUHKAN JIWA
KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI BIDANG KEAHLIAN BISNIS MANAJEMEN DI
KABUPATEN MADIUN
Rancangan SOP Manajemen Bussines Center SMK
Melatih siswa untuk berwirausaha, mengetahui kemampuan dan ketrampilan siswa dalam
berwirausaha, memberikan motivasi kepada siswa untuk memiliki jiwa wirausaha
Analisa dan Pembahasan
Karakter Prototype
Karakter berprestasi tinggi, percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, menyukai resiko, inovatif, kreatif,
kepemimpinan, berorientasi pada masa depan, bertangunggjawab, berambisi, memiliki daya juang tinggi, motivasi,
belajar dari kegagalan,
Jiwa Kewirausahaan Siswa Tumbuh
Output
Mandiri, Mampu bersaing dalam Dunia Usaha/Dunia
Industri dan Mampu menciptakan lapangan pekerjaan
Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
F. Kisi Kisi Pengembangan Instrumen
VARIABEL
Jiwa
Kewirausahaan
INDIKATOR
1. Karakteristik Kebutuhan
Berprestasi Tinggi
2. Karakteristik Percaya Diri
3. Berorientasi pada Tugas
dan Hasil
4. Karakteristik Menyukai
Resiko
5. Karakteristik Inovatif
6. Karakteristik Kreatif
7. Karakteristik
Kepemimpinan
8. Karakteristik Berorientasi
pada Masa Depan
9. Karakteristik
Bertanggung Jawab
10.Karakteristik Berambisi
11.Karakteristik Memiliki
Daya Juang yang Tinggi
12.Karakteristik Memiliki
Dorongan
13.Karakteristik Belajar dari
Kesalahan
Sumber : Priansa D.Juni (2010: 23)
Gambar 3. Kisi
NOMOR
BUTIR
1,2,3,4,5
SUB INDIKATOR
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
Mencapai keberhasilan
Komitmen tingggi
Mimpi /cita -cita
Kemampuan diri
Dorongan dalam diri
Rasa percaya diri
Keyakinan diri
1.
2.
3.
1.
2.
1.
Terfokus pada satu kegiatan
Keberhasilan yang optimal
Berorientasi pada target
Menghadapi resiko
Menghadapi masalah
Ide baru
6,7,8,9,10
1. Merubah menjadi menarik
2. Memanfaatkan sesuatu
menjadi nilai jual yang tinggi
1. Jiwa kepemimpinan
2. Memiliki kemampuan
1. Berorientasi masa depan
2. Siap bekerja
1. Bertanggungjawab
2. Siap dengan segala akibat
1. Mempunyai ambisi
2. Memiliki semangat
1. Memiliki dorongan
2. Memiliki semangat
1. Memiliki inspirasi
11,12,13,14,15
,16
17,18,19,20,21
,22
23,24,25,26,27
,28
29,30,31,32,33
,34
35,36,37,38,39
,40
41,42,43,44,45
,46
47,48,49
50,51,52,53,54
,55
56,57,58,59,60
61,62,63
64,65,66
1. Menghadapi kegagalan
kisi Instrumen Pertanyaan
G. Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka pemikiran yang telah penulis
kemukakan, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Pengembangan
prototype
model
manajemen
Business
Center
dapat
menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa Kelas XI SMK Bidang Keahlian
Bisnis Manajemen.
2. SOP manajemen Business Center terpadu dan efektif dapat menumbuhkan jiwa
kewirausahaan siswa kelas XI SMK Bidang Keahlian Bisnis Manajemen.
commit to user
Download