BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi
tujuan lahan investasi yang diminati oleh masyarakat di dalam negeri maupun luar
negeri. Kebutuhan berinvestasi pada saat ini menjadi obyek penting yang banyak
diminati oleh masyarakat. Pada dasarnya alasan masyarakat melakukan investasi
adalah untuk pemenuhan aspek ekonomi baik pada waktu sekarang maupun di
masa mendatang. Namun, kecilnya dana yang dimiliki masyarakat, ketidaktahuan
terhadap jenis investasi, dan kurangnya kemampuan untuk mengelola risiko yang
dihadapi, maka hal ini yang mendorong masyarakat berinvestasi melalui reksa
dana.
Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi (www.bapepam.go.id). Reksa dana mendiversifikasikan asetnya
pada berbagai jenis produk investasi antara lain saham, obligasi, maupun pasar
uang dengan tujuan untuk mengurangi risiko yang akan terjadi.
Pasca krisis Amerika dan Eropa di tahun 2008 telah mendorong
perkembangan reksa dana terutama pada jenis reksa dana saham. Hal ini karena
adanya peningkatan rata-rata nilai transaksi Bursa Efek Indonesia telah mencapai
angka di atas Rp 4,4 triliun per hari (Indonesia Stock Exchange, 2010) dan
peningkatan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga berpengaruh
1
pada preferensi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen saham. Selain itu
peningkatan IHSG juga berpengaruh terhadap indeks saham lainnya yang salah
satunya yaitu LQ45. Indeks LQ45 merupakan indeks yang menggunakan 45
emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar
dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Keputusan utama masyarakat untuk melakukan investasi di reksa dana
saham adalah tingkat keuntungan (return) yang diharapkan di sisi lain juga
mempertimbangkan risiko yang dihadapi dari investasi tersebut. Di dalam konsep
portofolio, cara konvensional dalam upaya menurunkan risiko investasi adalah
dengan melakukan diversifikasi. Untuk menjalankan diversifikasi, persoalan yang
sering muncul adalah apakah diversifikasi tersebut dapat menghasilkan
keuntungan yang optimal dan di sisi lain mampu meminimalkan risiko yang
dihadapi.
Reksa dana pada dasarnya merupakan portofolio investasi. Kinerja dari
portofolio reksa dana yang baik adalah yang dapat menurunkan risiko sampai
dengan hanya meninggalkan risiko sistematis (risiko pasar) saja. Oleh karena itu
kemampuan manajer investasi reksa dana saham dinilai baik jika diversifikasi
saham yang dipililih memberikan keuntungan yang lebih tinggi dari suatu
pembanding (benchmark) produk investasi tertentu.
Di saat berkembangnya pasar modal Indonesia, mengukur kinerja reksa
dana menjadi sangat penting. Melakukan evaluasi kinerja reksa dana yang
menjadi titik utama selain mengukur return dan risiko, juga menentukan
benchmark yang tepat (apple to apple) agar penilaian kinerja dan investasi yang
2
diambil juga tepat (Rudiyanto, 2013, h. 181). Umumnya jika reksa dana
berinvestasi pada saham-saham maka indeks saham pasar yang dijadikan pilihan.
Penelitian oleh Ambarwati (2007) dalam tesisnya menyatakan perbedaan yang
signifikan antara kinerja reksa dana saham dengan kinerja pasar menggunakan
metode Sharpe, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksa
dana saham dengan kinerja pasar menggunakan metode Treynor.
Penelitian oleh Babar, Nawaz, dan Ashraf (2013) yang meneliti kinerja
reksa dana di negara Pakistan pada tahun 2005-2011 menunjukkan hasil bahwa
kinerja reksa dana berada dibawah kinerja pasar (underperformed). Hal ini karena
kondisi
reksa dana secara keseluruhan tidak dapat menambah nilai karena
perlambatan ekonomi dan krisis likuiditas secara keseluruhan di pasar.
Penelitian yang dilakukan oleh Debasish (2009) yang meneliti kinerja reksa
dana saham dengan menggunakan pengukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen
memberikan hasil bahwa kinerja reksa dana saham dengan pengukuran Sharpe
dan Jensen tidak lebih tinggi dari kinerja pasar (benchmark). Sedangkan dengan
pengukuran Treynor, kinerja reksa dana saham lebih tinggi dari kinerja pasar
(benchmark). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan diversifikasi
reksadana tidak lebih baik dari kinerja pasar.
Titik utama dalam pembentukan reksa dana adalah diversifikasi yang
bertujuan untuk menurunkan risiko dan mendapatkan hasil yang optimal.
Penelitian oleh Lubis (2011) mencoba menganalisis kinerja diversifikasi antara
kinerja reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap dengan metode Reward
to Diversificatin (RDIV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja reksa dana
3
saham lebih tinggi dari kinerja reksa dana pendapatan tetap yang ditunjukkan dari
nilai Reward to Diversification (RDIV) reksa dana saham lebih besar dari reksa
dana pendapatan tetap.
Mengukur kinerja reksa dana tidak hanya sekedar membandingkan terhadap
indeks pasar namun juga harus diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja reksa dana. Dalam mengelola reksa dana terdapat jumlah total aset yang
dikelola (Asset Under Management) yang menunjukkan jumlah aktiva setelah
dikurangi dengan biaya dan kewajiban. Semakin besarnya jumlah aset atau ukuran
sebuah reksa dana, seharusnya akan memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi
pada reksa dana tersebut dalam memberikan pelayanan terbaik kepada
nasabahnya. Widya (2011) menyebutkan bahwa semakin besar jumlah aset atau
ukuran sebuah reksa dana, maka semakin baik kinerja dari reksadana.
Selain itu reksa dana memiliki sejumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk
menghitung nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana seperti salah satunya biaya
manajer investasi. Biaya ini merupakan imbal jasa pengelolaan oleh manajer
investasi yang besarnya antara 1% sampai 2%. Ranparia (2013) menyebutkan
bahwa semakin tinggi biaya yang dibebankan, seharusnya manajer investasi
melakukan diversifikasi secara baik dan dapat menghasilkan kinerja yang lebih
tinggi dari pasar.
Aktivitas reksa dana juga tidak terlepas dari berapa lama reksa dana tersebut
mulai didirikan. Semakin lama jangka waktu reksa dana beroperasi maka terdapat
pemikiran bahwa reksa dana tersebut tetap terpercaya dan masih memberikan
kinerja yang baik. Rao (2000) menyebutkan bahwa semakin lama jangka waktu
4
(umur) reksadana beroperasi maka dapat memberikan kinerja yang lebih baik
kepada investor. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Akbarini
(2004), yang menguji pengaruh umur reksa dana terhadap kinerja reksa dana yang
diukur dengan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Dari hasil penelitian tersebut
tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari umur reksa dana terhadap kinerja
reksa dana.
Meskipun beberapa teknik pengukuran kinerja portofolio bersifat relatif,
namun hasilnya dapat dijadikan acuan dalam membuat keputusan pemilihan
investasi selanjutnya. Bagian akhir dari suatu proses investasi dalam surat
berharga adalah melakukan penilaian terhadap kinerja investasi tersebut. Oleh
sebab itu penulis tertarik untuk menganalisis kinerja reksa dana saham yang
dibandingkan dengan kinerja indeks LQ45. Indeks LQ45 dipilih sebagai
pembanding karena berupa indeks saham-saham likuid sehingga mudah untuk
dipilih atau dimasukkan dalam portofolio investasi. Selain itu pertumbuhan indeks
LQ45 menunjukkan trend yang tinggi dan juga didasari karena preferensi investor
memiliki ketertarikan pada saham-saham yang likuid dan tidak berisiko. Penulis
menganalisis diversifikasi dan kinerja reksa dana saham yang dibandingkan
dengan indeks LQ45 melalui metode Reward to Variability Ratio (Sharpe Ratio),
Reward to Volatility Ratio (Treynor Ratio) dan Reward to Diversification, serta
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi outperform atau underperform
kinerja reksa dana saham terhadap kinerja pasar.
5
1.2
Pokok Permasalahan
Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan
antara temuan dan teori, serta kesenjangan terkait kemampuan manajer investasi
dalam melakukan diversifikasi untuk dapat memberikan kinerja optimal. Baik
buruknya kinerja reksa dana selain dari kemampuan manajer investasi dalam
mengelola investasi juga terlihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
reksa dana tersebut. Atas dasar permasalahan tersebut maka pertanyaan dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah reksa dana saham terdiversifikasi lebih baik daripada indeks LQ45?
2. Apakah kinerja reksa dana saham lebih tinggi daripada kinerja indeks LQ45?
3. Apakah total aset berpengaruh positif pada kinerja reksa dana saham?
4. Apakah biaya manajer berpengaruh positif pada kinerja reksa dana saham?
5. Apakah umur reksa dana berpengaruh positif pada kinerja reksa dana saham?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1. Menganalisis apakah reksa dana saham terdiversifikasi lebih baik daripada
indeks LQ45.
2. Menganalisis apakah kinerja reksa dana saham lebih tinggi daripada kinerja
indeks LQ45.
3. Menganalisis pengaruh total aset pada kinerja reksa dana saham.
4. Menganalisis pengaruh biaya manajer pada kinerja reksa dana saham.
5. Menganalisis pengaruh umur reksa dana pada kinerja reksa dana saham.
6
1.4
Manfaat Penelitian
Penulis didalam melakukan penelitian ini mengharapkan hasil penelitian
dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain :
1. Bagi masyarakat umum, hasil penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk
berinvestasi menggunakan reksa dana saham.
2. Bagi manajer investasi lokal dan asing, hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi mengenai kinerja reksa dana saham yang telah dikelola.
3. Bagi akademisi dan peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumber referensi untuk melakukan penelitian di bidang keuangan.
1.5
Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bagian ini berisi penjelasan tentang reksadana, teori-teori
portofolio investasi, metode pengukuran kinerja portofolio,
penelitian-penelitian terdahulu serta pengembangan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bagian ini menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi
operasional variabel, penentuan populasi dan sampel, ukuran
7
sampel, jenis dan sumber data, dan metode analisis yang
digunakan dalam penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi hasil pengujian data
secara deskriptif dan
pembahasan mengenai hasil pengujian hipotesis berdasarkan
model statistik.
BAB V PENUTUP
Bagian ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran
bagi penelitian selanjutnya.
8
Download