BAB I - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Bahasa
memiliki kemampuan untuk menyatakan lebih daripada apa yang disampaikan.
Bahasa dapat didefenisikan dari berbagai sudut pandang. Namun defenisi bahasa
yang banyak dipakai orang adalah
suatu simbol lisan yang arbitrer yang dipakai
oleh anggota masyarakat bahasa untuk berkomunikasi antara sesamanya,
berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama (Dardjowidjojo,
2003:16).
Bahasa merupakan sesuatu yang khas dimiliki oleh manusia. Erst Cassirer
menyebut manusia sebagai Animal Symbolicum, yaitu makhluk yang
menggunakan media berupa simbol kebahasaan dalam memberi arti dan
mengisi kehidupan. Oleh Cassirer, keberadaan manusia sebagai Animal
Symbol itu dianggap lebih berarti daripada keberadaan manusia sebagai
makhluk berpikir karena tanpa adanya simbol manusia tidak akan mampu
melangsungkan kegiatan berpikirnya. Simbol juga memungkinkan
manusia untuk bukan hanya sekedar berpikir, melainkan juga mengadakan
kontak dengan realitas kehidupan di luar diri serta mengabdikan hasil
berpikir dan kontak itu kepada dunia (Aminuddin, 2001:17).
Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi dan sekaligus
sebagai lambang sosial umat manusia. Komunikasi antarmanusia sudah mulai
berlangsung sejak manusia dilahirkan. Komunikasi merupakan suatu proses
pertukaran informasi antara individual ditukarkan melalui sistem simbol, tanda,
Universitas Sumatera Utara
atau tingkah laku yang umum (Webster New Collegiate Dictionery, 1981:225
dalam Alwasilah, 1985:9).
Alat komunikasi itu terbagi dua yaitu verbal dan nonverbal. Adapun
komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan katakata, sedangkan komunikasi yang dilakukan tanpa penggunaan kata-kata disebut
komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal dapat dilakukan antara lain dengan
gerak tubuh, penampilan fisik, bunyi-bunyian, dan sentuhan. Gerak bagian-bagian
tubuh itu berfungsi sebagai bahasa isyarat dalam komunikasi. Oleh karena itu,
komunikasi yang dilakukan dengan gerak tubuh disebut juga dengan bahasa
nonverbal.
Komunikasi dapat dilakukan tanpa penggunaan kata-kata. Komunikasi
yang dilakukan tanpa penggunaan kata-kata disebut komunikasi nonverbal. Salah
satu cara untuk berkomunikasi secara nonverbal ialah dengan penggunaan isyarat
atau gerak tubuh. Oleh karena isyarat gerak tubuh itu digunakan untuk
menyampaikan pesan dalam komunikasi, maka komunikasi itu disebut sebagai
bahasa isyarat (Cahyono, 1995: 331).
Komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih, yang
mengirim dan yang menerima pesan. Dalam berkomunikasi pasti ada simbol,
yaitu sesuatu yang digunakan untuk mewakili maksud tertentu, misalnya dalam
kata-kata verbal baik tertulis maupun lisan, dan juga nonverbal yang diperagakan
melalui gerak-gerik tubuh, warna, artifak, gambar, pakaian, bunyi-buyian, dan
lainnya yang semuanya harus dapat dipahami secara konotatif.
Komunikasi merupakan salah satu hal yang paling penting dalam
kehidupan manusia karena sebagai makluk sosial, manusia sangat memerlukan
Universitas Sumatera Utara
komunikasi agar dapat berinteraksi dengan orang lain. Bangun tidur hinggga tidur
kembali, manusia hampir selalu melakukan kegiatan komunikasi untuk
mengutarakan maksud, ide, perasaan, dan keinginan baik kepada orang lain
maupun kepada dirinya sendiri. Komunikasi yang paling umum digunakan
manusia adalah komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang dijalin secara lisan atau
tulisan. Sifat komunikasi itu menggunakan kalimat demi kalimat sebagai materi
pesan. Akan tetapi adakalanya komunikasi verbal ini tidak dapat digunakan
karena hal-hal tertentu. Orang tuna netra tentu tidak dapat menggunakan
komunikasi verbal sebagai komunikasi mereka. Mereka memerlukan sarana
komunikasi yang lain seperti gerak isyarat atau tanda-tanda tertentu sebagai alat
komunikasi mereka. Oleh karena itu lebih efektif apabila mempergunakan
komunakasi nonverbal sebagai bahasa mereka.
Siahaan (1991) mengatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah
komunikasi yang dijalin dengan bahasa isyarat, gambar atau simbol. Sifat
komunikasi seperti ini juga disebut pictural comunication yang sangat banyak
digunakan dalam bidang kerahasiaan (sandi-sandi), orang-orang tunarungu (tuli),
atau orang-orang tunanetra (buta), dan seterusnya.
Sejarah kepramukaan telah berlangsung lebih dari satu abad. Pelopornya
tidak lain adalah bapak pandu sedunia, Lord Baden Poweel. Masa kecilnya
dihabiskan dengan bermain di hutan kecil di samping sekolahannya. Karirnya
dalam dunia militer dan menciptakan metode inovatif pelatihan prajurit yang
kurang pengalaman di lapangan. Peserta yang lulus dalam pelatihan ini
memperoleh lencana Fleur de Iys yang simbolnya digunakan sebagai lambang
organisasi pandu dikemudian hari. Lambang gerakan pramuka adalah tanda
Universitas Sumatera Utara
pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota gerakan pramuka.
Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soeharjdo Admodipura, seorang
pembina pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan
kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan
Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.06/KN/72 tahun 1972.
Adapun arti kiasan lambang gerakan pramuka itu adalah:
1) Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di
Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi
baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap
anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2) Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang
rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam
menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian
dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.
3) Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan diri dalam misi dimana dia berada dan dalam keadaan
bagaimanapun juga.
4) Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang
tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota
pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan
jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5) Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu
mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-
Universitas Sumatera Utara
dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat, dan nyata ialah tekad dan
keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai citacitanya.
6) Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna,
dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa,
dan negara Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Gambar lambang gerakan pramuka
Dalam gerakan pramuka kode morse dipakai sebagai alat komunikasi
bahasa nonverbal. Kode morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda
baca dengan menggunakan sinyal kode. Kode morse digunakan dan dipelajari di
dunia kepramukaan. Dalam dunia kepramukaan kode morse disampaikan
menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse disampaikan dengan cara
meniup peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit
dengan durasi panjang untuk mewakili garis. Kemampuan menerima dan
mengirim kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima
tanda kecakapan khusus. Untuk menghapal kode ini digunakan metode yang
mengelompokkan huruf-huruf berdasarkan bagaimana huruf ini diwakili oleh
kode morsenya. Pengelompokan tersebut antara lain alphabet dengan kode morse
Universitas Sumatera Utara
berkebalikan antara titik dan garis. Misalnya, huruf /K/ yang diwakili oleh /-.-/
berkebalikan dengan /R/ yang diwakili oleh /.-./ dan alphabet dengan kode morse
berlawanan titik. Misalnya, /A/ yang diwakili oleh /.-/ dan huruf /N/ yang diwakili
oleh /-./.
Suatu tanda menurut Littlejohn (dalam Sobur, 2004:16) menandakan
sesuatu selain dirinya sendiri dan maknanya (meaning) ialah hubungan antara
suatu objek atau idea dan suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersamaan
seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan tanda, makna, dan bentukbentuk nonverbal.
Dalam kehidupan manusia sering berhubungan dengan tanda-tanda,
diantaranya adalah tanda-tanda yang terdapat pada tanda pengenal gerakan
pramuka. Tanda-tanda yang terdapat dalam gerakan pramuka tersebut dianalisis
maknanya, sehingga dapat digunakan oleh semua anggota gerakan pramuka.
Tanda yang digunakan anggota pramuka adalah tanda-tanda yang
dikenakan pada pakaian seragam pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang
pramuka, tanggung jawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapan, jabatan, dan
tanda penghargaan yang dimilikinya. Tanda pengenal gerakan pramuka termasuk
ke dalam lambang atau simbol yang memiliki hubungan tidak langsung dengan
kenyataan.
Dengan demikian, sebuah tanda dalam pramuka berhubungan dengan
sebuah sistem. Sebuah sitem berkaitan dengan tanda karena di dalam sebuah
sistem bukan perkembangannya dilihat, melainkan fungsi sistem tersebut. Sistem
tanda yang digunakan itulah yang menarik perhatian penulis. Hal ini disebabkan
Universitas Sumatera Utara
antara lain karena dalam berkomunikasi sehari-hari kita sering menggunakan
bahasa nonverbal untuk menyampaikan pesan.
Peneliti memilih judul Bahasa Nonverbal pada Pramuka karena peneliti
tertarik untuk mengetahui bentuk bahasa nonverbal dan makna bahasa nonverbal
yang terdapat di dalamnya.
Penelitian mengenai Bahasa Nonverbal sebelumnya pernah diteliti oleh Sri
Rezeki Juni Astuti (1996). Dengan melakukan penelitian ini, adapun hasil yang
diperolehnya yaitu sistem tanda yang digunakan di Perumka Perbaungan
diperkenalkan oleh Belanda dan masih digunakan sampai sekarang. Tanda yang
digunakan di Perumka Perbaungan berfungsi sebagai pemberi informasi tentang
keadaan kereta api di perjalanan maupun di stasiun keberangkatan kereta api, dan
situasi jalan yang akan dan dilalui kereta api. Dimana penelitian tersebut sama
halnya dengan penelitian yang akan diteliti saat ini yaitu Bahasa Nonverbal pada
Gerakan Pramuka. Kedua penelitian ini sama-sama memiliki tanda
dalam
komunikasi. Tetapi dari kedua judul penelitian tersebut terdapat perbedaan,
dimana dalam penelitian terdahulu menganalisis tentang sistem tanda di Perumka
Perbaungan, sedangkan penelitian yang akan dianalisis sekarang ini melihat dari
segi bahasa nonverbalnya pada gerakan pramuka.
Universitas Sumatera Utara
1.1.2 Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka
masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah bentuk bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren
Putri Aisyiah Medan?
2. Bagaimanakah makna bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren
Putri Aisyiah Medan?
1.2
Batasan Masalah
Suatu penelitian harus dibatasi agar penelitian terarah dan tujuan penelitian
tercapai. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada morse dan
penggunaan tanda/atribut pengggalang putri sebagai bahasa Nonverbal pada
Pramuka di Pondok Pesantren Putri Aisyiah Medan.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bentuk bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren
Putri Aisyiah Medan.
2. Mendeskripsikan makna bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren
Putri Aisyiah Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Pembaca dapat memahami makna bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok
Pesantren Putri Aisyiah Medan.
2. Penelitian mengenai bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok Pesantren
Putri Aisyiah Medan dapat dijadikan sumber acuan dalam penelitian yang
berhubungan dengan Bahasa Nonverbal.
3. Pembaca dapat memahami bentuk bahasa nonverbal pada Pramuka di Pondok
Pesantren Putri Aisyiah Medan.
Universitas Sumatera Utara
Download