BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1

advertisement
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Sebuah instrumen untuk mengetahui tingkat kedewasaan manajemen
proyek suatu perusahaan telah dikembangkan. Instrumen tersebut
dikembangkan berdasarkan referensi empat peneliti sebelumnya dengan
mengacu pada Project Management Book of Knowledge 5th edition.
Instrumen tersebut telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Instrumen
tersebut dapat digunakan untuk menguji tingkat kedewasaan manajemen
proyek sebuah perusahaan disesuaikan pada kondisi di Indonesia.
2. Gambaran secara umum tingkat kedewasaan manajemen proyek pada
industri teknologi informasi di Indonesia terletak pada tingkat empat. Hal
ini sangat baik karena secara luas manajemen proyek sudah diterapkan
dengan tingkat kedewasaan tinggi. Namun pada beberapa dimensi terdapat
kelemahan dalam tingkat kedewasaan manajemen proyek. Untuk
gambaran tingkat per dimensi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Dimensi A (Manajemen Integrasi Proyek) perusahaan teknologi
informasi memiliki nilai grand mean 0,77 dari maksimal 1. Pada
dimensi ini rata-rata tingkat kedewasaan manajemen integrasi proyek
berada pada tingkat empat.
b. Dimensi B (Manajemen Scope Proyek) perusahaan teknologi informasi
memiliki nilai grand mean 0,77 dari maksimal 1. Pada dimensi ini
rata-rata tingkat kedewasaan manajemen scope proyek berada pada
tingkat empat.
c. Dimensi C (Manajemen Waktu Proyek) perusahaan teknologi
informasi memiliki nilai grand mean 0,75 dari maksimal 1. Pada
dimensi ini rata-rata tingkat kedewasaan manajemen waktu proyek
berada pada tingkat tiga.
75
76
d. Dimensi D (Manajemen Biaya Proyek) perusahaan teknologi informasi
memiliki nilai grand mean 0,72 dari maksimal 1. Pada dimensi ini
rata-rata tingkat penerapan manajemen biaya proyek berada pada
tingkat tiga.
e. Dimensi E (Manajemen Kualitas Proyek) perusahaan teknologi
informasi memiliki nilai grand mean 0,69 dari maksimal 1. Pada
dimensi ini rata-rata tingkat penerapan manajemen kualitas proyek
berada pada tingkat tiga.
f. Dimensi F (Manajemen SDM Proyek) perusahaan teknologi informasi
memiliki nilai grand mean 0,77 dari maksimal 1. Pada dimensi ini
rata-rata tingkat penerapan manajemen SDM proyek berada pada
tingkat empat.
g. Dimensi G (Manajemen Komunikasi Proyek) perusahaan teknologi
informasi memiliki nilai grand mean 0,72 dari maksimal 1. Pada
dimensi ini rata-rata tingkat penerapan manajemen komunikasi proyek
berada pada tingkat tiga.
h. Dimensi H (Manajemen Resiko Proyek) perusahaan teknologi
informasi memiliki nilai grand mean 0,6 dari maksimal 1. Pada
dimensi ini rata-rata tingkat penerapan manajemen resiko proyek
berada pada tingkat dua.
i. Dimensi I (Manajemen Procurement Proyek) perusahaan teknologi
informasi memiliki nilai grand mean 0,67 dari maksimal 1. Pada
dimensi ini rata-rata tingkat penerapan manajemen procurement
proyek berada pada tingkat tiga.
j. Dimensi J (Manajemen Stakeholders Proyek) perusahaan teknologi
informasi memiliki nilai grand mean 0,71 dari maksimal 1. Pada
dimensi ini rata-rata tingkat penerapan manajemen stakeholders
proyek berada pada tingkat tiga.
3. Pengaruh tingkat kedewasaan manajemen proyek (X) terhadap kinerja
perushaaan (Y) dapat terlihat melalui persamaan y = 0,622x + 0,225
dengan nilai r-square 11,87%. Artinya variabel terikat (Y) dapat
dijelaskan dengan variabel bebas (X) sebesar 11,87%. Angka r-square
77
model matematika ini cukup kecil. Model ini tidak cukup kuat
merepresentasikan pengaruh tingkat kedewasaan manajemen proyek
terhadap kinerja perusahaan. Namun dari koefisien variabel bebas dalam
model dapat ditunjukkan bahwa tingkat kedewasaan manajemen proyek
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
6.2 Saran
Pada penelitian ini nilai r-square model matematika yang digunakan untuk
menggambarkan pengaruh tingkat kedewasaan manajemen proyek terhadap
kinerja perusahaan sebesar 11,87%. Pada penelitian berikutnya perlu adanya
penambahan variabel seperti kompleksitas proyek untuk analisis lebih lanjut
variabel tingkat kedewasaan manajemen proyek dan kinerja perusahaan. Selain itu
dengan penambahan variabel diharapkan model matematika yang terbangun dapat
lebih menjelaskan pengaruh masing-masing variabel terhadap variabel terikat
sehingga meningkatkan r-square model.
Pada penelitian berikutnya aspek kinerja organisasi perlu dieksplorasi
lebih luas untuk mendapatkan data yang lebih baik. Di samping itu perlu adanya
peningkatan jumlah responden dan jenis perusahaan responden untuk melihat
secara menyeluruh pengaruh variabel-variabel penelitian dalam organisasi yang
beragam.
Download