BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Kualitaslayanan 2.1.1.1Definisi layanan (service) Kotler&Keller (2013:378) menyatakan pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Lovelock & Wirtz (2011 : 37) layanan adalah sebuah kegiatan ekonomi yang ditawarkan salah satu pihak kepada pihak lain. Sering kali dalam bentuk kinerja yang membawa hasil keinginan untuk objek si penerima atau aset lainnya yang pembeli memiliki tanggung jawab. Menurut Chaffey (2009) service adalah seluruh aktifitas ataupun manfaat yang pada dasarnya tidak berwujud yang dapat diberikan kepada orang lain namun tidak menimbulkan kepemilikan apapun Gronroos dalam Tjiptono (2012) menyatakan bahwa pelayanan merupakan proses yang terdiri atas serangkaian aktifitas intangible yang biasa (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan, jasa dan sumber daya, fisik atau barang, dan sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan. Dari beberapa definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa service atau pelayanan adalah aktifitas atau tindakan yang dilakukan suatu pihak yang ditujukan untuk pihak yang lain dengan suatu tujuan 2.1.1.2 Definisi kualitas (quality) Menurut Davis dalam Yamit (2010:9), membuat definisi kualitas yang lebih luas cakupannya, yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pendekatan yang dikemukakan Goetsch Davis ini menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas linhkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan proses yang berkualitas. Perusahaan jasa dan pelayanan lebih menekankan pada kualitas proses, karena konsumen biasanya terlibat langsung dalam proses tersebut. Sedangkan perusahaan yang menghasilkan produk tersebut. Sedangkan perusahaan yang menghasilkan produk lebih menekankan kepada hasil, karena konsumen umumnya tak terlibat langsung didalam prosesnya. Untuk itu diperlukan system manajemen kualitas yang dapat memberikan jaminan kepada pihak konsumen bahwa produk tersebut di hasilkan oleh proses yang berkualitas. Menurut Garvin dalam Yamit (2010:9) terdapat lima pendekatan perspektif kualitas yang dapat di gunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu : 1) Transcendental Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat di rasakan, tetapi sulit di definisikan dan di operasionalkan maupubn di ukur. Perspektif ini umumnya di terapkan dalam karya seni seperti seni music, seni tari, seni drama, dan seni rupa. Untuk produk dan jasa pelayanan dapat mempromosikan dengan mengunakan pernyataan-pernyataan seperti kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), kecantikan wajah (kosmetik), pelayanan prima (bank) dan tempat berbelanja yang nyaman (mall). Definisi ini sangat sulit untuk di jadikan sebagai dasar perencanaan dalam manajemen kualitas. 2) Product-based Approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur. Perbedaan kulitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang di miliki produk secara objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi individual. 3) User-bassed Approach Kualitas dalam pendekatan iniu di dasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan prefernsi seseorang atau cocok dengan selera (fitness for used) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Pandangan yang subjektif ini mengakibatkan konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginian yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah kepuasan maksimum yang di rasakannya. 4) Manufacturing-based Approach Kualitas dalam pendekatan ini bersifat supply-based atau terdiri dari sudut pandang produsen yang mengidentifikasi kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan persyaratan (conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang di tetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang di tetepkan perusahaan, dan bukan konsumen yang menggunakannya. 5) Value-based approach Kualitas dalam pendekatan ini adalah mnemandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas di definisikan sebagai “affordable excellent”. Oleh karna itu kualitas dalam pandangan ini bersifat relative. Sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah produk yang paling tepat beli. Dikutip dari Zulian Yamit (2010, pp5-10) 2.1.1.3 Definisi Kualitas Layanan Menurut American Society dalam Kotler & Keller (2013:153) pengertian kualitas adalah sebagai berikut: “Quality is the totality of features and a characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied needs. ” Artinya, kualitas merupakan keseluruhan sifat-sifat dan karakter-karakter suatu produk atau jasa berdasarkan kemampuannya untuk menyatakan kepuasan atau kebutuhan secara tidak langsung. Lewis dan Booms dalam Tjiptono dan Chandra (2011:180) mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai ukuran seberapa bagus tingkatan layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Menurut Olsen dan Wyckoff (Yamit, 2010) definisi secara umum dari kualitas jasa pelayanan adalah perbandingan antara harapan konsumen dengan kinerja kualitas pelayanan. Collier dalam Yamit (2010) memiliki pandangan lain dari kualitas jasa pelayanan ini, yaitu lebih menekankan pada kata pelanggan, pelayanan, kualitas dan level atau tingkat. Pelayanan terbaik pada pelanggan (excelent) dan tingkat kualitas pelayanan merupakan cara terbaik yang konsisten untuk dapat mempertemukan harapan konsumen (standar pelayanan eksternal dan biaya) dan sistem kinerja cara pelayanan (standar pelayanan internal, biaya dan keuntungan). Pengertian kualitas pelayanan menurut Wyckop yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2008:59) mengemukakan bahwa :“Kualitas pelayanan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspetasi pelanggan.Kualitas pelayanan bisa diwujudkan melalui pemenuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaianya untuk mengimbangi harapan pelanggan”. Parasuraman dalam Rambat Lupioadi dan A. Hamdani (2008:180) mengemukakan bahwa :“Kualitas pelayanan merupakan ukuran penilaian menyeluruh atas tingkat suatu pelayanan yang baik, kualitas pelayanan (service quality) sebagai hasil persepsi dari perbandingan antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual pelayanan”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu tingkat keunggulan yang dirasakan seseorang terhadap suatu jasa yang diharapkan dari perbandingan antara keinginan dan kinerja yang dirasakan konsumen setelah membeli jasa tersebut. Atribut-atribut yang berkaitan dengan kualitas pelayanan, yaitu: 1. Pelayanan merupakan sesuatu yang tak terlihat (intangible). 2. Pelayanan merupakan sesuatu yang heterogen, artinya dalam pengukuran kinerja suatu jasa sering bervariasi, tergantung dari sisi penyedia jasa dan pelanggan. 3. Pelayanan tidak dapat ditempatkan dalam suatu kinerja waktu tertentu,sehingga penilaiannya dilakukan sepanjang waktu. 4. Hasil pelayanan atau dalam hal ini produknya, tidak dapat dipisahkan dari konsumsi yang diperlukan. Berdasarkan atribut mengenai kualitas pelayanan di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan yang dirasakan oleh konsumen akan beberbeda-beda tegantung dari perasaan psikis konsumen yang bersangkutan dalam merasakan pelayananyang diberikan. Pelayanan terbaik pada pelanggan dan tingkat kualitas dapat di capai secara konsisten dengan memperbaiki pelayanan dan memberikan perhatian khusus pada standar kinerja pelayanan baik standar pelayanan internal maupun standar pelayanan eksternal. Beberapa pengertian yang terkait dalam definisi kualitas jasa pelayanan adalah: o Excellent adalah standar kinerja pelayanan yang diperoleh o Customer adalah perorangan, kelompok, departemen atau perusahaan yang menerima, membayar output pelayanan (jasa dan sistem) Service adalah kegitan utama atau pelengkap yang tidak secra langusung terlibat o dalam proses pembuatan produk, tetapi lebih menekankan pada transaksi antara pembeli dan penjual. Quality adalah sesuatu yang secara khusus dapat di raba atau tidak dapat di raba dan o sifat yang di miliki produk atau jasa. Levels adalah suatu pernyataan atas sistem yang digunakan untuk memonitor dan o mengevaluasi. Consistent adalah tidak memiliki variasi dan semua pelayanan berjalan sesuai standar o yang di tetapkan. Delivery adalah memberikan pelayana yang benar dengan cara yang benar dan dalam o waktu yang tepat. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa, memuaskan kebutuhan pelanggan berarti harus memberikan pelayanan berkualitas (service quality) kepada pelanggan. 2.1.1.4 Dimensi Kualitas layanan Menurut Journal of Retailing and Consumer Services 21 (2014) 118–129 mengidentifikasikan service quality memiliki 5 dimensi utama yaitu : • Fungctionality Meliputi seluruh fungsi daripada pelayanan yang ada dalam perusahaan termasuk juga proses pelayanan, dengan indikatornya sebagai berikut : • - mendapat pelayanan dengan dalam waktu singkat dalam perusahaan - Proses pelayanan di perusahaan sudah membantu - Menggunakan pelayanan di perusahaan membutuhkan sedikit usaha - mendapatkan pelayanan yang lancar di dalam perusahaan - Pelayanan yang diberikan perusahaan bebas dari kesalahan Enjoyment Meliputi kemudahan dalam penggunaan layanan serta informasi untuk menggunakan pelayanan, dengan indikatornya sebagai berikut : - Pengoperasian dari pelayanan dalam perusahaan menarik - merasa senang atas pelayanan dari perusahaan - pelayanan memberikan fungsi pelayanan tambahan yang menarik - Pelayanan menyediakan informasi harga yang relevan • Assurance Meliputi citra dan reputasi perusahaan terhadap pelayanannya, memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan, dengan indikatornya sebagai berikut : - • memberikan pelayanan dengan reputasi yang baik Design Meliputi tingkat kemernarikan pelayanan dan teknologi pelayanan,yaitu memakai teknologi yang terkini, dengan indikatornya sebagai berikut : - Tata letak pelayanan menarik secara estetika - Pelayanan menggunakan teknologi terkini • Convenience Meliputi kenyamanan pelayanan dalam perusahaan, dengan idikatornya sebagai berikut : - Sistem layanan dapat dioperasikan kapan saja - Sangat mudah dan nyaman untuk men-capai pelayanan dalam perusahaan . 2.1.1.5 Kriteria Kualitas layanan Berdasarkan kompetisi dan kebutuhan personal, konsumen akan memilih penyedia layanan (service provider) berdasarkan sembilan kriteria berikut (Fitzsimmons 2011:45): • Availability Seberapa mudah ketersediaan layanan tersebut dapat diakses • Convenience Apakah lokasi yang menjadi tempat penyedia jasa memberikan kenyamanan bagi pelanggan? • Dependability Apakah layanan yang ditawarkan dapat diandalkan? • Personaliaztion Apakah penyedia layanan tersebut memberikan pelayanan secara personal? (contoh: pelayanan hotel menyapa pelanggannya dengan nama). • Price Apakah harga yang ditentukan sesuai dengan kualitas pelayanan yang diberikan? • Quality Kualitas sangat menentukan nilai dalam proses penyampaian layanan dan hasil dari layanan tersebut. Kualitas pelayanan merupakan fungsi dari hubungan antara harapan dan persepsi pelanggan terhadap pelayanan tersebut. • Reputation Reputasi yang baik atau nama baik penyedia layanan dalam masyarakat akan menentukan pilihan konsumen dalam memilih penyedia layanan jasa. Reputasi yang buruk tidak dapat dikembalikan seperti halnya produk yang rusak dapat diganti dengan model atau barang yang baru. Reputasi yang baik sangat penting untuk dijaga oleh perusahaan penyedia layanan jasa. • Safety Keamanan dan keselamatan merupakan hal yang menjadi pertimbangan utama konsumen. Jika dalam layanan jasa transportasi pesawat terbang misalnya, pengguna jasa meletakkan atau mempercayakan hidup dan mati mereka pada penyedia layanan transportasi pesawat terbang tersebut. • Speed Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menunggu layanan tersebut? Kecepatan dalam pemberian layanan menjadi hal penting bagi pertimbangan konsumen dalam memilih penyedia layanan. 2.1.1.6 Pengukuran Kualitas Layanan Perspektif pengukuran kualitas bisa dikelompokkan menjadi dua jenis : internal dan eksternal. Kualitas berdasarkan perspektif internal diartikan sebagai zero defect ("doing it right the first time" atau kesesuaian dengan persyaratan), sedangkan perspektif eksternal memahami kualitas berdasarkan persepsi konsumen, ekspektasi konsumen, kepuasan konsumen, sikap konsumen, dan consumer delight (Sachdev dan Verma, 2004) dalam Tjiptono dan Chandra (2007:109). Gummesson (dalam Tjiptono dan Chandra, 2007:137) mengidentifikasi 4 (empat) sumber kualitas yang menentukan penilaian kualitas jasa (service quality) : • Design quality Menjelaskan bahwa service quality ditentukan sejak pertama kali jasa dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. • Production quality Menjelaskan bahwa kualitas jasa ditentukan oleh kerjasama antara departemen produksi dan departemen pemasaran. • Delivery quality Menjelaskan bahwa kualitas jasa dapat ditentukan oleh janji perusahaan kepada konsumen. • Relationship quality Menyatakan bahwa kualitas jasa ditentukan oleh relasi profesional dan sosial antara perusahaan dan stakeholder. 2.1.1.7 Manfaat Pengukuran Kualitas Layanan Menurut Parasuraman, et al. (1985) dalam Tjiptono (2012:157), faktor utama yang mempengaruhi kualitas suatu layanan ialah pelayanan yang diharapkan konsumen(expected service) serta persepsi terhadap pelayanan (perceived service) tersebut. Apabila suatu persepsi terhadap pelayanan (perceived service) yang dianggap sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen (expected service) serta memiliki kualitas yang baik, maka kualitas pelayanan tersebut dapat dideskripsikan secara positif dan ideal. Begitupun sebaliknya, apabila suatu persepsi terhadap pelayanan (perceived service) yang dianggap tidak sesuai dengan layanan yang diharapkan oleh konsumen (expected service) serta memiliki kualitas yang tidak baik, maka kualitas pelayanan tersebut dapat dideskripsikan secara negatif atau buruk. Maka dari itu, baik atau tidaknya sebuah kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia layanan beserta seluruh anggotanya untuk memenuhi semua harapan konsumen secara konsisten. 2.1.1.8 Prinsip-Prinsip Kualitas layanan (Service Quality) Menurut Wolkins (dalam Tjiptono dan Chandra,2007:137) terdapat 6(enam) prinsip utama dalam kualitas jasa(service quality), yaitu : 1. Kepemimpinan Strategi kualitas perusahaan merupakan inisiatif dankomitmen dari manajemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin dan mengarahkan organisasinya dalam upaya peningkatan kinerja kualitas. Tanpa adanya kepemimpinan dari manajemen puncak, usaha peningkatan kualitas hanya akan berdampak kecil. 2. Pendidikan Semua karyawan perusahaan, mulai dari manajer puncak sampai karyawan operasional, wajib mendapatkan pendidikan mengenai kualitas. Aspekaspek yang perlu mendapatkan penekanan dalam penelitian tersebut antara lain konsep kualitas sebagai strategi bisnis, alat dan teknik implementasi strategi kualitas, dan peranan eksekutif dalam implementasi strategi kualitas. 3. Perencanaan strategik Proses perencanaan strategik harus mencakup pengukuran dan tujuan kualitas yang digunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk mencapai visi dan misinya. 4. Review Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi manajemen untuk mengubah perilaku organisasional. Proses ini menggambarkan mekanisme yang menjamin adanya perhatian terus- menerus terhadap upaya mewujudkan sasaran-sasaran kualitas. 5. Komunikasi Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses komunikasi organisasi, baik dengan karyawan, konsumen, maupun stakeholder lainnya. 6. Total human reward Reward dan recognition merupakan aspek krusial dalam implementasi strategi kualitas. Setiap karyaan berprestasi perlu diberi imbalan dan prestasinya harus diakui. Kualitas berkaitan erat dengan kepuasan pelangggan. Kualitas memberikan dorongan khusus bagi para konsumen untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan. Ikatan emosional semacam ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan spesifik konsumen. Perusahaan dapat meningkatkan kepuasan konsumen, dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman konsumen yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. 2.1.2Kepuasan Pelanggan 2.1.2.1 Definisi Kepuasan Pelanggan Menurut Kotler & Keller pengertian kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan perasaan seseorang yang merupakan hasil perbandingan antara penilaian kinerja/hasil akhir produk dalam hubungannya dengan harapan pelanggan.(Kotler & Keller, 2013:194) Sedangkan kepuasan pelanggan menurut Zethaml, Bitner, dan Dwayne (2009, p.104). Dimana menurutnya kepuasan pelanggan adalah penilaian pelanggan atas produk ataupun jasa dalam hal menilai apakah produk atau jasa tersebut telah memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan Menurut Lovelock & Writz (2011:74) kepuasan adalah suatu sikap yang diputuskan berdasarkan pengalaman yang didapatkan Kepuasan pelanggan menurut Gaspersz (2011;38-39) dinyatakan sebagai rasio: Z=X/Y; dimana Z adalah kepuasan pelanggan X adalah kualitas yang dirasakan oleh pelanggan dan Y adalah kebutuhan kebutuhan pelanggan jika pelanggan merasakan kualitas suatu produk/layanan melebihi kebutuhan maka kepuasan pelanggan akan menjadi tinggi.sedangkan pada sisi lain apabila pelanggan merasakan bahwa kualitas lebih rendah atau lebih kecil dari kebutuhan mereka,maka kepuasan pelanggan akan menjadi lebih atau bernilai lebih kecil dari satu. 2.1.2.2 Indikator Kepuasan Pelanggan Menurut Siwantara (2011), dimana indikator dari kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut : • Kesesuaian fitur produk dengan harapan pelanggan. • Kemudahan dalam mengakses fitur yang disediakan dengan harapan pelanggan. • Kesesuaian kualitas produk dengan harapan pelanggan. • Kesesuaian kualitas pelayanan dengan harapan pelanggan. Menurut Journal of Retailing and Consumer Services 21 (2014) 118–129 mengidentifikasikan indikator dari kepuasan pelanggan sebagai berikut : • Kualitas pelayanan • Ekspektasi pelanggan • Kesediaan layanan • Tanggapan pelanggan secara menyeluruh 2.1.2.3Manfaat Kepuasan Pelanggan Tjiptono (2012) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan berpotensi memberikan sejumlah manfaat spesifik, di antaranya: • Berdampak positif terhadap loyalitas pelanggan • Berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan, terutama melalui pembelian ulang, cross-selling, dan up-selling • Menekan biaya transaksi pelanggan di masa depan, terutama biaya-biaya komunikasi pemasaran, penjualan, dan layanan pelanggan • Menekan volatilitas dan resiko berkenaan dengan prediksi aliran kas masa depan • Meningkatkan toleransi harga, terutama kesediaan pelanggan untuk membayar harga premium dan pelanggan cenderung tidak mudah tergoda untuk beralih pemasok • Menumbuhkan rekomendasi getok tular positif • Pelanggan cenderung lebih reseptif terhadap product-line extensions, brand extensions, dan new add-on services yang ditawarkan perusahaan • Meningkatkan bargaining power relative perusahaan terhadap jaringan pemasok, mitra bisnis, dan saluran distribusi. Dari beberapa manfaat yang diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memberikan kepuasan kepada pelanggannya akan memperoleh keuntungan bagi perusahaan itu sendiri baik dari segi materi, maupun dari sisi moral atau nama baik perusahaan dalam persepsi masyarakat. 2.1.2.4 Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Menurut Irawan (2009:37) terdapat lima faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, yaitu: a. Kualitas Produk Pelanggan akan merasa puas apabila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Konsumen rasional selalu menuntut produk yang berkualitas pada setiap pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh produk tersebut. Dalam hal ini kualitas produk yang baik akan membarikan nilai tambah di benak konsumen. b. Kualitas pelayanan Kualitas pelayanan di bidang jasa akan membuat pelanggan merasa puas apabila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang mereka harapkan. Pelanggan yang puas akan menunjukkan kemungkinan untuk kembali membeli produk atau jasa yang sama. Pelanggan yang puas cenderung akan memberikan persepsi terhadap produk atau jasa sebuah perusahaan. c. Emosional Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial atau self-esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek tertentu. d. Harga Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumennya. Elemen ini mempengaruhi konsumen dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga suatu produk atau jasa, maka pelanggan atau konsumen memiliki nilai ekspektasi yang lebih tinggi. e. Kemudahan Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman, dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan Sementara menurut Zeithaml dan Bitner (2012:105), lima hal yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, yaitu: a. Product and Service Features Fitur dari produk dan jasa yang disampaikan kepada pelanggan menjadi aspek penting dalam menentukan persepsi atau penilaian pelanggan dalam menciptakan kepuasan pelanggan itu sendiri. b. Consumer Emotion Emosi yang dimaksud adalah suasana hati. Suasana hati pelanggan yang sedang gembira cenderung akan berpengaruh terhadap respon atau persepsi yang positif terhadap produk atau jasa yang diberikan, sebaliknya suasana hati atau emosi pelanggan yang buruk, maka emosi tersebut akan membawa respon atau persepsi yang negatif terhadap produk atau jasa yang diberikan. c. Attribution for Service Success or Failure Pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dapat menjadi lebih buruk atau lebih baik dari yang diharapkan. Apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau bahkan melampaui harapan pelanggan, maka dapat dikatakan pelayanan tersebut adalah pelayanan yang sukses, sebaliknya apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan pelanggan, maka dapat dikatakan bahwa proses pelayanan tersebut mengalami kegagalan. Dalam kesuksesan dan kegagalan penyampaian proses pelayanan tersebut, pelanggan akan mencari tahu penyebab dari kesuksesan atau kegagalan penyampaian pelayanan. Kegiatan pelanggan dalam mencari tahu penyebab suatu kesuksesan dan/atau kegagalan inilah yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan terhadap suatu barang dan jasa. d. Perception of Equity and Fairness Pelanggan yang membeli suatu produk atau jasa akan cenderung bertanya pada diri mereka sendiri : “Apakah saya telah dilayani secara adil dibandingkan dengan pelanggan yang lain? Apakah pelanggan lain mendapatkan harga yang lebih murah, atau pelayanan yang lebih baik? Apakah saya membayar harga yang layak untuk sebuah produk atau layanan jasa yang saya dapatkan?” Pemikiran pelanggan mengenai persamaan dan keadilan ini dapat mengubah persepsi pelanggan dalam tingkat kepuasannya terhadap suatu produk atau jasa. e. Other Cunsomer, Family Member, and Coworkers Kepuasan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa dipengaruhi oleh ekspresi orang lain yang menceritakan kembali bagaimana mereka merasa puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa tersebut. 2.1.2.5 Dimensi Kepuasan Pelanggan dimensi kepuasan pelanggan dari Pasuraman et.al. dalam Lupiyaodi (2008), yakni: 1. Atmosphare Suasana ,tata letak maupun kenyamanan sesuai atau melebihi ekspektasi pelanggan. Dengan indikatornya sebagai berikut : - umumnnya saya merasa sangat nyaman dengan perusahaan 2. Reliability Adalah bagaimana kehandalan suatu produk atau jasa dapat sesuai denganekspektasi pelanggan ,mencakup performance dan dependability ,dengan indikatornya yaitu : - Produk/Layanan ini sesuai dengan harapan saya 3. Responsivenes Respon dan daya tanggap dalam melayani pelanggan dapat memuaskan pelanggan dalam segi kecepatan , dengan indikatornya yaitu : - sangat senang dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh Perusahaan 4. Assurance Memberikan jaminan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dalam segi resiko yang dapat dirasakan pelanggan. Dengan indikatornya yaitu : - sangat senang dengan kualitassystem layanan yang disediakan Perusahaan 2.1.3 Loyalitas Pelanggan 2.1.3.1 Definisi Loyalitas Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks seharihari, tetap menjadi lebih sulit ketika dianalisis makananya. Dalam banyak definisi Ali Hasan (2008:81) menjelaskan loyalitas sebagai berikut: o Sebagai konsep generic, loyalitas merek menujukkan kecenderungan konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi. o Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan denga loyalitas merek (brand loyality). Perbedaannya, bila loyalitas merek mencemirkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang kali. o Pembelian ulang merupakan hasil dominasi berhasil membuat produknya menjadi satusatunya alternative yang tersedia, yang terus-menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan membeli kembali merek yang sama. 2.1.3.2 Definisi Pelanggan Menurut Ali Hasan (2008:81) Pelanggan adalah orang atau instansi/kantor yang membeli barang maupun jasa secara berulang. Pelanggan dapat berupa individu (perorangan) maupun kolektif (organisasi).Secara umum pelanggan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : o Pelanggan Internal (Internal Customer), yaitu pelanggan yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, meskipun unit kerja atau bagian berbeda, tetapi jika masih dilingkungan perusahaan maka dapat dikategorikan sebagai pelanggan internal. o Pelanggan eksternal (External Customer), yaitu pelanggan yang berasal dari luar perusahaan, yang membeli barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu perusahaan atau mereka yang terkena dampak dari produk, tetapi bukan anggota organisasi penghasil produk tersebut. Dilihat dari segi perbaikan kualitas, definisi pelanggan adalah setiap orang yang menuntut pemberian jasa (perusahaan) untuk memenuhi suatu standar kualitas pelayanan tertentu, sehingga dapat memberi pengaruh pada performansi (performance) pemberi jasa (perusahaan) tersebut. Dengan kata lain, pelanggan adalah orang-orang atau pembeli yang tidak tergantung pada suatu produk, tetapi produk yang tergantung pada orang tersebut. Oleh karena pelanggan ini pembeli atau pengguna suatu produk maka harus diberi kepuasan. 2.1.3.3Definisi Loyalitas pelanggan Menurut Lovelock (2009) loyalty adalah komitmen pelanggan untuk terus mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang dimiliki perusahaan tertentu selama jangka waktu yang tidak pasti. Loyalitas pelanggan adalah niat konsumen untuk membeli dan pembelian aktual tergantung pada kualitas layanan, kepuasan terhadap pelayanan dan kepercayaan (trust) terhadap penjual (Carrillat et al., 2009). Loyalitas pelanggan sebagai kekuatan hubungan antara sikap relatif individu terhadap suatu kesatuan (merek, jasa, toko, atau pemasok) dan pembelian ulang. Loyalitas pelanggan menekankan pada runtutan pembelian yang dilakukan konsumen seperti proporsi dan probabilitas pembelian. Loyalitas pelanggan merupakan faktor penting yang menjadi alat ukur pembelian kembali. (Surya dan Setiyaningrum, 2009). Rahmayanty (2010:13) mendefinisikan: “Loyalitas adalah tentang prsentase dari orang yang pernah membelidalam kerangka waktu tertentu dan melakukan pembelianulang sejak pembelian yang pertama”. Boulding (dalam Ali Hasan, 2008:83) mengemukakan bahwa terjadinya loyalitas merek pada konsumen disebabkan oleh adanya pengaruh kepuasan dan ketidakpuasan terhadap merek tersebut yang terakumulasi secara terus menerus disamping adanya persepsi tentang kualitas produk. Customer loyalty atau loyalitas konsumen menurut Amin Widjaja Tunggal (2008:6) adalah kelekatan pelanggan pada suatu merek, took, pabrikan, pemberi jasa, atau entitas lain berdasarkan sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik, seperti pembelian ulang. 2.1.3.4 Indikator Loyalitas pelanggan Menurut Siwantara (2011), dimana indikator dari loyalitas pelanggan adalah sebagai berikut : • Kesediaan menggunakan produk secara berulang. • Kesediaan menggunakan semua layanan yang ditawarkan. • Kesediaan mereferensikan produk kepada orang lain. • Kemungkinan menggunakan produk sejenis dari pesaing Menurut Journal of Retailing and Consumer Services 21 (2014) 118–129 mengidentifikasikan Indikator dari loyalitas pelanggan adalah sebagai berikut : • Kesediaan pelanggan untuk berbelanja kembali • Kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan perusahaan kepada temannya • Menjadikan perusasahaan sebagai prioritas utama • Kesediaan pelanggan untuk hanya membicarakan hal positif tentang suatu perusahaan 2.1.3.5 Konsep Loyalty Menurut Hasan (2013,p1123) terdapat beberapa konsep loyalitas, yaitu: • Konsep generik Loyalitas merk menunjukan kecendrungan konsumen untuk membeli sebuahmerek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tertinggi. • Konsep pembelian ulang Pembelian ulang dihubungkn dengan loyalitas, dimana loyalitas merekmencerminkan komitmen terhadap merek tertentu, perilaku pmbelian ulangmenyangkut pembelian merek yang sama berulang-ulang. • Konsep perilaku merupakan hasil dominasi peruahaan yang berhasilmembuat produknya menjadi satusatunya alternatif yang tersedia, yang terusmenerus melakuka promosi untuk memikat 2.1.3.6 Manfaat Loyalitas pelanggan Menurut Assauri (2012 : 16) manfaat pelanggan yang loyal adalah: • Terkonsentrasinya pembelian mereka agar dapat terjaga, sehingga volume pasaryang besar dapat dipelihara, serta biaya penjualan dan penyaluran rendah. • Terpeliharanya word of mouth dan rujukan pelanggan atau customer referrals. • Terdapatnya kemungkinan pembayaran dengan harga premium untuk nilai atauvalue yang akan mereka terima. 2.1.3.7 Pengukuran Loyalitas Meurut Hasan (2013:139) belum ada kesepakatan tentang ukuran-ukuran yang seharusnya digunakan untuk mengukur loyalitas, namun berbagai cara yang dilakukan adalah sebagai berikut: • Loyalitas pelanggan dapat ditelusuri melalui ukuran-ukuran seperti defection rate, jumlah dan kontinuitas pelanggan inti, longevity of core customers, dan nilai bagi pelanggan inti. • Data loyalitas diperoleh dari umpan balik pelanggan yang dapat dikumpulan melalui berbagai cara seperti dengan menggunkan observasi akif dan pasif, kartu dan kotak saran, saluran telepon bebas pulsa, survei. • Lost customer analysis, analisis non-pelangan, masukan dari karyawan lini depan, masukan dari distributor atau pengecer, wawancara individual secara mendalam. • Menganalisia umpan balik dari pelanggan, mantan pelangga, non-pelanggan, dan pesaing 2.1.3.7 Dimensi Loyalitas Pelanggan Terdapat empat macam dimensi loyalitas pelanggan menurut Griffin (2008) yaitu: • Makes regular repeat purchases: Rata-rata pembelian ulang,dengan indikatornya yaitu : - Akan berbelanja di perusahaan ini lagi • Purchases across product and service lines: membeli produk dan pelayanan yang sama, dengan indikatornya yaitu : - Jika saya ingin berbelanja lagi, saya akan datang ke perusahaan ini lagi • Refers others: memberi rekomendasi atau mempromosikan produk kepada orang lain, dengan indikatornya yaitu : - Saya akan merekomendasikan produk atau layanan kepada teman teman saya 2.1.5 Barcode Reader Seperti yang kita tahu Barcode dapat diartikan sebagai kumpulan kode yang berbentuk garis, dimana masing-masing ketebalan setiap garis berbeda sesuai dengan isi kodenya. Barcode yang kita kenal dan yang paling gampang kita ketahui manfaatnya yaitu kalau kita belanja di supermarket atau swalayan. Kita dapat melihat manfaat dari Barcode dapat meningkatkan kecepatan dalam melayanai pelanggan dan meningkatkan akurasi data produk yang di input oleh kasir.Penggunaan Barcode sangat dirasakan manfaatnya mulai dari kebutuhan Retail, Industri, Farmasi, Bidang Kesehatan, dan bahkan di instasi pemerintahan seperti PLN, dimana untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan mulai menggunakan Barcode System. Untuk membaca sebuah barcode dapat digunakan dengan alat yang bernama barcode scanner yang biasa digunakan para kasir di toko retail,sedangkan Barcode Reader yang dibahas dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk membaca sebuah produk yang tersedia barcodenya namun tidak ada harganya, jadi cukup dengan menempelkan barcode dari sebuah produk ke alat tersebut maka akan muncul jumlah harga dari produk tersebut.hal ini tentu akan memudahkan konsumen dalam memilih suatu produk. 2.2Hubungan antar variable Table 2.1 hubungan antar variabel Hubungan Penelitian variabel terdahulu (judul) Kualitas Investigating the Ilias Santouridis Layanan impact of service and Panagiotis terhadap quality and customer Trivellas Loyalitas satisfaction on The TQM Journal pelanggan customer loyalty in Vol. 22 No. 3, mobile telephony in 2010 pp.330-343 Greece Oleh Hipotesis Dalam data analisis penelitian ini mengemukakan bahwa service quality merupakan faktor utama dari customer loyalty,dimana 3 dari 6 dimensi yaitu :customer support, pricing structure dan billing systemyang memiliki efek positif yang signifikan terhadap customer loyalty Service Supermarket self- F.D. Orel, A. Kara quality checkout service / Journal of mengungkapkan bahwa terhadap quality, customer Retailing and service quality memiliki Loyalitas satisfaction, Consumer Services hubungan Positif tidak pelanggan andloyalty: 21 (2014) 118–129 Empirical evidence Dalam hasil penelitian ini signifikan terhadap customer loyalty from an emerging market Customer Investigating the Ilias Santouridis Satisfaction impact of service and Panagiotis terhadap quality and customer Trivellas customer satisfaction Loyalitas satisfaction on The TQM Journal memberikan dampak pelanggan customer loyalty in Vol. 22 No. 3, positif yang sangat mobile telephony in 2010 pp.330-343 signifikan terhadap Greece Dalam analisis penelitian ini menunjukan bahwa customer loyalty dengan menggabungkan pengaruh struktur harga dan penagihan kualitas sistem pelayanan dimensi secara menyeluruh. Customer Supermarket self- F.D. Orel, A. Kara satisfaction checkout service / Journal of terhadap quality, customer Retailing and Loyalitas satisfaction, and pelanggan loyalty: Empirical Dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa customer satisfaction Consumer Services memberikan dampak 21 (2014) 118–129 positif dan signifikan evidence from an terhadap customer emerging market loyalty Customer Investigating the Ilias Santouridis satisfaction impact of service and Panagiotis memediasi quality and customer Trivellas service satisfaction on The TQM Journal Quality customer loyalty in Vol. 22 No. 3, denganLoy mobile telephony in 2010 pp.330-343 alitas Greece Dalam penelitian ini menyatakan Hubungan dari dimensi service quality dengan Customer loyalty itu terbukti hanya sebagian dimediasi oleh customer pelanggan satisfaction , karena itu memperlihatkan efek positif yang sangat kuat terhadap loyalitas Kepuasan Supermarket self- F.D. Orel, A. Kara Dalam penelitian ini pelanggan checkout service / Journal of menyatakan bahwa memediasi quality, customer Retailing and Kualitas satisfaction, and layanan loyalty: Empirical dengan evidence from an dan Customer loyalty Loyalitas emerging market didukung karena efek Satisfactionmemediasi Consumer Services hubungan antara Service 21 (2014) 118–129 pelanggan Quality positif dari Service Quality terhadap loyalty 2.3 Kerangka pemikiran Customer Satisfaction Service Customer Quality Loyalty 2.4 Hipotesis Hipotesis yang peneliti rancang berdasarkan dari tujuan penelitian,hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh kualitas layananBarcode Reader terhadap loyalitas pelanggan di Carrefour Lebak Bulus a) Ho : Tidak ada pengaruh kualitas layanan Barcode Reader terhadap loyalitas pelanggandi Carrfour lebak bulus b) H1 : Ada pengaruh Kualitas LayananBarcode Reader terhadap loyalitas pelanggan di di Carrfour lebak bulus 2.)Untuk mengetahui pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan di Carrfour lebak bulus a) Ho : Tidak ada pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan di Carrfour lebak bulus b) H1 : ada pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan di Carrfour lebak bulus 3) Untuk mengetahui apakah kepuasan pelanggan memediasiKualitas Layanan Barcode Reader dengan customer loyalty di Carrfour lebak bulus a) Ho : kepuasan pelanggan tidak memediasi Kualitas Layanan Barcode Reader dengan customer loyalty di Carrfour lebak bulus b) H1 : kepuasan pelanggan memediasi Kualitas Layanan Barcode Reader dengan loyalitas pelanggan di Carrfour lebak bulus