JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA VOLUME 8, NO.2, AGUSTUS 2013: 708-716 ________________________________________________ HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN RESILIENSI PADA SISWA YANG MENGIKUTI PROGRAM AKSELERASI Theresia Oktaviani Nay1 Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang Dewanti Ruparin Diah2 Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang Abstract The study was conducted to determine the relationship between spiritual intelligence with resilience in students who attend an accelerated program. The populations in this study were students at SMAN acceleration in Malang as many as 194 students. The samples in this study were female students of SMAN accelerated program in the city of Malang by 55 students. Sampling in this study use purposive sampling technique. The process of data analysis is the product moment correlation. Results for resilience scale of 60 items made as many as 54 valid item items. As for the scale of spiritual intelligence of 60 items made, as much as 55 valid item items. Reliability test results obtained values for resilience scale reliability coefficient of 0.917. As for the spiritual intelligence scale values obtained reliability coefficient of 0.935 so that the reliability test results showed the existence of a reliable degree. The results of the analysis of data obtained r count greater than r table (0.687> 0.266) with a correlation index (r xy) of 0.687 at a significance level of 0.05 which indicates that there is a positive relationship between the resilience of the spiritual intelligence, so that the working hypothesis (Ha) states that there is a relationship between resilience with spiritual intelligence, accepted. Keywords: resilience, spiritual intelligence, and acceleration students. 1 2 Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi: [email protected] Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi: [email protected] 708 KECERDASAN SPIRITUAL DAN RESILIENSI Anak (siswa) yang mengikuti program Pengantar Setiap individu berusaha sedemikian rupa akselerasi adalah anak yang mempunyai agar memperoleh pendidikan yang baik hingga intelegensi tinggi diatas rata-rata (IQ > 130), kejenjang yang paling tinggi agar dapat mampu mempunyai kreatifitas tinggi, dan mempunyai bertahan dan bersaing di dunia moderenisasi era motivasi dan komitmen kerja yang juga tinggi. globalisasi. Anak Negara Indonesia yang mengikuti program terdapat akselerasi akan mampu mencapai prestasi tinggi berbagai macam peraturan yang mengatur dengan kemampuan-kemampuan unggul yang jalannya pendidikan, dan pemerintah sebagai mereka miliki jika pemerintah ikut serta dalam pelaksana dan pengawas jalannya pendidikan di mengembangkan kemampuan yang mereka Indonesia miliki. telah sendiri (siswa) berusaha memfasilitasi kebutuhan peserta didik yang beraneka ragam, Program akselerasi mempunyai beberapa salah satunya pada anak-anak berkebutuhan keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dari khusus yang juga membutuhkan program progam ini adalah bagi siswa yang memiliki khusus dalam proses pembelajarannya yaitu kemampuan akademik lebih akan belajar lebih program akselerasi. baik dan efisien tanpah merasa jenuh karena Semakin majunya program pendidikan di harus mengulang materi pelajaran yang sudah negara Republik Indonesia, semakin banyak dikuasai. Keunggulan pula akselerasi adalah masalah di dunia pendidikan. lain siswa dari dapat program menempuh Permasalahan yang terjadi adalah pada anak jenjang pendidikan lebih cepat dari seharusnya. (siswa) yang mengikuti program akselerasi. kelemahan dari program ini adalah siswa Anak program mengalami kejenuhan karena padatnya materi akselerasi mempunyai permasalahan dalam pembelajaran yang diterima oleh siswa program menyesuaikan dirinya pada saat belajar bersama akselerasi yang diforsir untuk menguasai materi dengan teman-teman seusianya yang lambat pelajaran karena anak (siswa) yang mengikuti program kehilangan akselerasi mengalami bersosialisasi dengan teman dan lingkungannya. perkembangan yang lebih baik (cepat) dari anak Kelemahan yang lain adalah Siswa akselerasi seusianya sehingga anak (siswa) yang mengikuti kehilangan teman sebayanya dan mengalami program akselerasi merasa bosan dan tidak puas masalah emosional. (siswa) yang secara mengikuti kognitif yang banyak banyak sehingga waktu mereka mereka untuk dengan proses belajar bersama teman seusianya Fakta yang terjadi di kelas program yang bukan anak (siswa) yang mengikuti akselerasi yang diperkuat dengan penelitian program akselerasi. Wiliam McKee (dalam Jordan & Poart, 2006) tentang populasi anak cerdas istimewa yang JURNAL PSIKOLOGI ________________________________________________________________ 709 NAY & DIAH hanya 4% dari 100 maka jelas anak cerdas yang kurang resilien maka akan muncul konflik istimewa tidak tersebar secara merata karena dalam dirinya, dan ketika mereka tidak dapat jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah kelas mengatasinya maka siswa akan mengalami program akselerasi yang banyak berada di kemerosotan dalam berprestasi, atau tidak Indonesia. Kenyataanya siswa yang masuk mampu dalam program akselerasi adalah bukan siswa akselerasi dan memilih keluar dari kelas yang memenuhi kriteria program akselerasi akselerasi. Siswa program akselerasi cenderung karena pihak sekolah hanya memperhitungkan mudah mengalami kejenuhan karena masuk IQ siswa tanpa melihat dua kriteria lain yang sebagai siswa program akselerasi memerlukan dimiliki siswa untuk bisa masuk dalam program tingkat kesabaran dan ketahanan yang tinggi. akselerasi. Siswa yang telah mengikuti program Keadaan yang demikian dapat memunculkan akselerasi harus mengikuti peraturan program suatu kondisi yang melelahkan baik secara akselerasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan jasmani maupun rohani. Keikhlasan dalam guru BP dan siswa, banyak siswa yang menjalankan aktifitas sangat diperlukan karena menyatakan mereka mengalami stres, tertekan, dengan keiklasan segala bentuk pekerjaan yang kejenuhan dilakukan karena kurikulum yang terlalu bertahan tidak banyak serta jadwal pelajaran yang dipadatkan, membebani. sehingga siswa tidak dapat mengembangkan Ikhlas dalam menjadi kelas suatu merupakan program hal suatu yang bentuk bakat dan kemampuan sosialisasi mereka, serta kemampuan dalam diri seseorang untuk dapat merasa yang menerima dan melaksanakan secara sadar segala membutuhkan waktu bermain dan bersosialisasi sesuatu yang telah, akan, dan sedang dilakukan. dengan teman dan lingkungannya, namun siswa Keiklasan dalam melakukan segala aktifitas harus mampu bertahan dengan apa yang sudah tidak lepas dari peran keyakinan akan Tuhan mereka jalani sekarang. untuk tetap bertahan Yang Maha Esa, sehingga dapat dikatakan dengan kondisi diatas, maka siswa diharapkan bahwa kemampuan untuk melakukan segala memiliki ketahanan terhadap stress, tekanan aktivitas atau resiliensi. kecerdasan spiritual seseorang. kehilangan masa remajanya dengan iklas berkaitan dengan Resiliensi adalah kemampuan seseorang Zohan dan Marshall (Agustian, 2008) untuk menyesuaikan diri dari keadaan yang mendefenisikan kecerdasan spiritual sebagai tidak menyenangkan dan penuh tekanan serta kecerdasan mengubah keadaan yang negativ menjadi positif persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan dengan tujuan agar seseorang dapat bangkit untuk menempatkan perilaku dan hidup kita kembali dari kondisi tersebut, Henderson & dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya Milstein (dalam Etalamban, 2009). Bagi siswa kecerdasan spiritual untuk menilai bahwa seseorang untuk menghadapi 710 ________________________________________________________________ JURNAL PSIKOLOGI KECERDASAN SPIRITUAL DAN RESILIENSI tindakan atau jalan hidup seseorang lebih dengan resiliensi pada siswa yang mengikuti bermakna dibandingkan dengan yang lain. program akselerasi.” Spiritual quotient adalah landasan yang Program akselerasi adalah sebuah diperlukan untuk memfungsikan intelegency program yang diperuntukan bagi siswa berbakat quotient dan emotional quotient. yang memiliki kecerdasan intelektual diatas Kecerdasan spiritual membantu siswa rata-rata,imajinatif, dan memiliki rasa ingin tahu akselerasi dalam membangun dirinya secara yang utuh untuk dapat menganalisa dan memahami akselerasi sangat padat karena pihak sekolah makna serta hakikat kehidupan sebagai puncak (kurikulum kesadaran yang merupakan kesadaran hati yang pemadatan paling jernih. Kecerdasan ini apabila dimiliki mempersingkat jenjang pendidikan dari yang dengan tingkat yang tinggi oleh setiap siswa, seharusnya. besar. Waktu pembelajaran pembelajaran) materi siswa melakukan pembelajaran untuk maka siswa akan mampu memahami segala Pemadatan materi dikelas menuntut siswa bentuk aktivitas sebagai konsekuensi dari apa agar tetap stabil dalam mengikuti pelajaran. yang sudah dipilih dan dijalani (sebagai anak Pemadatan program akselerasi), serta memiliki kemampuan permasalahan yang terjadi pada kelas akselerasi untuk bentuk yaitu suasana kelas yang lebih menuntut pada permasalahan yang ada pada dirinya sehingga kemampuan berpikir konvergen (pengembangan tidak sampai permasalahan yang sebenarnya dalam bidang akademik) dari pada berpikir berasal dari dirinya dilampiaskan pada hal-hal divergen dan kreatif, membuat siswa merasa buruk yang akan merugikan diri sendiri dan tidak nyaman karena suasana belajar yang keluarga. tegang, membuat menjadi tertekan, stres dan mengkoordinasikan segala materi kelas menimbulkan Kecerdasan spiritual yang dimiliki oleh frustasi terhadap tuntutan yang ada, ditambah setiap siswa akan sangat mempengaruhi kondisi dengan persaingan (kompetisi) yang ketat antara atau kemampuan siswa dalam menghadapi sesama teman program akselerasi. setiap permasalahan. Siswa yang resilien Pemadatan materi pelajaran program diharapkan dapat bangkit kembali dari tuntutan akselerasi membuat siswa kehilangan aktivitas ataupun situasi yang tidak menyenangkan dalam hubungan sosial yang penting pada usianya. hidupnya. Siswa yang memiliki kecerdasan Siswa akselerasi akan kehilangan keterampilan spiritual yang baik diduga dapat memiliki penguasaan kompetensi sosial. Siswa akselerasi resiliensi. mengalami isolasi, keterasingan sosial, terpisah Berdasarkan pada uraian di atas, maka dari pergaulan teman sebayanya karena tugas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan dengan judul “Hubungan kecerdasan spiritual sehingga siswa hanya mengembangkan aspek beban akademis yang harus dikejar JURNAL PSIKOLOGI ________________________________________________________________ 711 NAY & DIAH kognisi dan tidak memiliki kesempatan luas hidup dengan sabar dan tenang dan tidak mudah untuk belajar mengembangkan aspek afektif. mengeluh, bijaksana dan bertanggung jawab. Kelas akselerasi karakteristik Pasiak kumpulan siswa dengan problem emosional. menyatakan Agar siswa tetap mampu bertahan dengan melampaui keyakinan dan pengalaman manusia, dengan dibutuhkan serta merupakan bagian terdalam dan terpenting resiliensi. Ada individu yang mampu bertahan dari manusia. Kecerdasan spiritual dibutuhkan dan pulih dari situasi negatif secara efektif, untuk memfungsikan kecerdasan emosional dan adapula individu lain yang gagal karena tidak kecerdasan intelektual secara efektif. berhasil kondisi keluar memiliki diatas, kecerasan spiritual memiliki mengatakan bahwa pembelajaran yang hanya resiliensi yang tinggi akan mampu beradaptasi berpusat pada kecerdasan intelektual tanpa dan menyesuaikan lingkungannya, selain itu menyeimbangkan juga dapat mengontrol emosi saat bertindak. menghasilkan generasi yang mudah putus asah, Individu akan depresi, suka tawuran bahkan menggunakan mempunyai sikap lentur, dinamis, kreatif, saat obat-obatan terlarang, sehingga siswa banyak diri dengan menghadapi situasi keadaan yang yang kurang menyadari tugasnya sebagai beresiko. Setip individu mempunyai daya tahan seorang dalam menghadapi masalah (resiliensi) yang kecerdasan spiritual dalam diri seorang siswa berbeda-beda. Ruter (dalam Kurniasih, 2007) akan mengakibatkan siswa kurang termotivasi individu yang mempunyai resiliensi tinggi akan untuk belajar dan sulit untuk berkonsentrasi berhasil mampu karena menjadikan semua masalah sebagai mengatasi stres atau tekanan, dan mampu beban. Sebaliknya jika dalam diri seorang siswa bangkit kembali dari tekanan. Namun mereka memiliki kecerdasan spiritual yang baik akan yang memiliki resiliensi rendah akan rentan membantu terhadap permasalahan-permasalahan dalam memahami Seorang memiliki menghadapi stres yang bahwa 2011) Disisi lain Nugroho (dalam Rachmi, 2010) yang situasi Rifharliea, tidak menguntungkan. dari maka (dalam yang resiliensi kesulitan, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang negatif. Individu yang memiliki kecerdasan siswa sisi yaitu siswa spiritual belajar. dalam akan Kurangnya pemecahan kondisi dan keadaan kelas program akselerasi sehingga siswa dapat bersikap tenang dalam spiritual yang baik adalah individu yang sabar menghadapi baik dengan diri sendiri, orang lain, dan menghadapi menghadapi berbagai permasalahan lingkungan, mempunyai sikap yang adaptif, siswa program akselerasi dan menganggap fleksibel, mudah menyesuaikan diri dengan semua masalah adalah ujian yang dijalakan lingkungan, menghadapi rasa sakit dan ksulitan dengan keiklasan dan memiliki ketahanan untuk masalah dan kendala dalam 712 ________________________________________________________________ JURNAL PSIKOLOGI KECERDASAN SPIRITUAL DAN RESILIENSI mampu melewati semuanya untuk memperoleh ini adalah ada hubungan antara kecerdasan suatu keberhasilan. spiritual dengan resiliensi pada siswa yang Resiliensi akan ada dan tumbuh dalam diri mengikuti program akselerasi. seseorang jika memiliki kecerdasan spiritual yang baik pula. Kecerdasan spiritual yang dimiliki sangat Penelitian ini merupakan jenis penelitian kemampuan kuantitatif. Variabel terikat dalam penelitian ini oleh setip individu akan mempengaruhi kondisi atau Metode Penelitian setiap adalah resiliensi, sedangkan Variabel bebas permasalahan. Seorang yang resilien dapat adalah kecerdasan spiritual. Penelitian ini bangkit kembali dari tuntutan ataupun situasi dilakukan di lima (5) sekolah Negeri yang yang tidak menyenangkan dalam hidupnya. berada di kota Malang yaitu SMA Negeri 1, 3 , Seorang yang memiliki kecerdasan spiritual 4 , 5 , dan 8 yang melaksanakan program yang baik diduga dapat memiliki resiliensi. akselerasi dengan jumlah populasi 184 siswa Dengan demikian walaupun siswa progam dan jumlah sampelnya sebesar 55 siswa. akselerasi dihadapkan pada masalah, konflik Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kelas akselerasi, siswa akan mampu dalam penelitian ini berupa skala psikologi mengatasinya hal ini dikarenakan kecerdasan yakni skala resiliensi dan skala kecerdasan spiritual yang baik akan menumbuhkan sikap spiritual yang disusun dengan menggunakan resiliensi yang merupakan kemampuan bertahan metode skala dikotomi dengan alternatif dua dalam keadaan atau situasi yang membuat stres. jawaban, yaitu : Ya dan Tidak. Komponen skala Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinta resiliensi Khusnul Hakim (2011), Pratnya Devy Pratiwi kemampuan menyelesaikan masalah, otonomi, (2009) mempunyai arti dan tujuan hidup, dan moralitas individu dalam dan Jessicha menghadapi Dwi Puspa (2005) terdiri dari skala kompetensi kecerdasan sosial, menunjukan bahwa seorang yang memiliki sedangkan spiritual kecerdasan spiritual yang baik akan memiliki menggunakan komponen kecerdasan spiritual resiliensi yang baik pula. yakni kemampuan bersikap fleksibel, memiliki Berdasarkan uraian dan landasan teori kesadaran diri yang baik, konsisten dalam yang telah dipaparkan dapat diasumsikan bahwa memegang prinsip sesuai nilai dan tujuan hidup, apabila seorang memiliki kecerdasan spiritual Kemampuan yang baik maka resiliensi akan ada dalam diri sumber spiritual dalam menyelesaikan masalah, orang tersebut dengan demikian orang tersebut Kemampuan mensakralkan pengalaman sehari- mampu bertahan pada keadaan atau situasi yang hari. tidak mengenakan sehingga bebannya akan berkurang, sehingga hipotesis dalam penelitian untuk Perhitungan menggunakan vailiditas alat sumber- ukur menggunakan uji kesahihan butir dengan teknik JURNAL PSIKOLOGI ________________________________________________________________ 713 NAY & DIAH korelasi Point Biserial. Reliabilitas dalam reliabilitas penelitian ini menggunakan Koefisien Formula spiritual dengan nilai koefisien reliabilitas Rulon melalui pengukuran SPSS. Data yang sebesar diperoleh penelitian yang dipergunakan ini mempunyai dianalisis dengan menggunakan teknik Product Moment. sebesar 0,935 0,917 artinya dan kecerdasan bahwa instrumen reliabilitas tinggi atau memiliki kehandalan yang tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis Hasil dan Diskusi Penelitian ini dilakukan di lima (5) data dengan menggunkan teknik Product sekolah Negeri yang berada di kota Malang Moment, diperoleh indeks korelasi (rxy) = yaitu SMA Negeri 1, 3 , 4 , 5 , dan 8 yang (0,687). melaksanakan Sampel peneliti membandingkan dengan nilai rtabel. dalam penlitian ini adalah siswa perempuan Dari tabel r, untuk N = 55 pada taraf yang mengikuti program akselerasi dengan signifikansi 5% diperoleh nilai rtabel sebesar jumlah 55 orang. Alat ukur dalam penelitian ini 0,266, maka diperoleh perbandingan rhitung diuji validitas dan reliabilitasnya. (0,687) > rtabel (0,266) berarti rhitung lebih program Berdasarkan Hasil akselerasi. perhitungan Untuk mengetahui signifikansinya uji besar dari rtabel. Sehingga dapat dikatakan validitas diperoleh hasil dari keseluruhan aitem bahwa ada hubungan antara kecerdasan spiritual skala resiliensi yang berjumlah 60 aitem dengan Resiliensi. diperoleh bahwa aitem yang sahih berjumlah 54 Berdasarkan hasil analisa data, maka dan aitem yang dinyatakan tidak valid atau hipotesa yang mengatakan bahwa ada hubungan gugur berjumlah 6 aitem. Koefisien korelasi antara kecerdasan spiritual dengan resiliensi untuk aitem-aitem yang valid bergerak dari pada siswa yang mengikuti program akselerasi 0,302 sampai 0,743 dan yang tidak valid diterima. bergerak dari -0,122 sampai dengan 0,156. Hasil perhitungan uji validitas aitem skala kecerdasan spiritual berjumlah 60 aitem didapatkan hasil bahwa aitem yang sahih berjumlah 55 dan aitem yang dinyatakan tidak valid atau gugur berjumlah 5 aitem. Koefisien korelasi untuk aitem-aitem yang valid bergerak dari 0,327 sampai 0,830 dan yang tidak valid bergerak dari -0,229 sampai dengan 0,242. Hasil perhitungan reliabilitas untuk skala resiliensi skala resiliensi dengan nilai koefisien Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah ada hubungan antara kecerdasan spiritual dengan resiliensi pada siswa yang mengikuti program akselerasi Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Malang. Dimana jika siswa memiliki kecerdasan spiritual yang baik maka akan juga memiliki resiliensi yang baik pula. 714 ________________________________________________________________ JURNAL PSIKOLOGI KECERDASAN SPIRITUAL DAN RESILIENSI Saran anak, mengenali potensi-potensi yang ada Berdasarkan hasil penelitian dan dalam diri anak dan bisa merubah pola pikir pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat yang salah mengenai program akselerasi diajukan saran- saran sebagai berikut : sehingga tidak memaksa anak untuk masuk 1. Siswi Akselerasi dalam program akselerasi. Semakin padatnya materi pada program 3. Guru akselerasi, siswa harus dapat meningkatkan Sebagai sorang pendidik, guru harus kemampuan resiliensi dengan cara memiliki mampu otonomi meningkatkan menimbulkan suasana kelas yang harmonis meningkatkan dan memberikan tugas-tugas kelompok untuk kepercayaan dalam diri (mampu mengontrol menciptakan kebersamaan antar siswa, selain apa yang akan terjadi dalam dirinya, mampu itu juga sebagai seorang guru jangan terlalu melakukan dalam kemampuan diri, sosial dan memfasilitasi siswa agar atau menghasilkan menuntut anak untuk menjadi perfect atau atau positif) dan sempurna karena dengan demikian hal kecerdasan spiritual dengan cara bertaqwa tersebut akan menjadi beban tersendiri bagi kepada Tuhan, menjauhi laranganNya, dan anak untuk melakukan atau mengerjakan memiliki pandangan yang positif terhadap sesuatu. sesuatu sesuatu yang kemampuan sebagai baik atau jalan kekuatan untuk spiritualitas menyelesaikan 4. Sekolah dengan Bagi sekolah khususnya pada bagian Resiliensi yang baik siswa akan berhasil kesiswaan dan Manager akselerasi masing- menghadapi kesulitan, mampu mengatasi masing sekolah penyelengggara program stres atau tekanan, dan mampu bangkit akselerasi agar dalam penyeleksian siswa kembali dari tekanan, selain itu siswa akselerasi tidak mengabaikan tiga kriteria akselerasi utama siswa akselerasi yakni IQ > 130, permasalahan kehidupan harus karena mampu memberikan dukungan sosial terhadap sesama teman mempunyai dengan cara menjalin hubungan yang akrab motivasi dan komtmen kerja yang tinggi. dengan teman-teman, dan persaingan yang Selain terjadi di kelas akselerasi tidak membuat memahami sepenuhnya mengenai program siswa menutup diri dengan teman yang lain. akselerasi dengan demikian pihak sekolah tidak 2. Orang Tua Orang tua harus mampu menciptakan lingkungan yang didalamnya itu kreatifitas juga memaksa pihak siswa tinggi, memiliki sekolah masuk perlu program akselerasi hanya untuk memenuhi kuota. dapat memberikan dukungan yang hangat pada JURNAL PSIKOLOGI ________________________________________________________________ 715 NAY & DIAH 5. Peneliti Lain Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti siswa akselerasi agar lebih memperhatikan variabel-variabel penelitian, pembahasan dalam mengemukakan hasil dari penelitian lebih diperjelas, dan Gaffney, J.P. 2003. Hidup dan Spiritualitas (Santo Louis – Marie de Monfort). Bandung. dalam Goreti, M. 2011. Pengaruh self disclosure terhadap resiliensi pada perawat anak berkebutuhan khusus. Skripsi (Tidak Diterbitkan).Malang: Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang. penentuan sampel bisa lebih mewakili agar nantinya hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi. Kepustakaan Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. 2009. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. __________2010. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Busan, T. 2003. Sepuluh cara jadi orang cerdas secara spiritual. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Desmita. 2005. Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: Rosdakarya. Etalamban. 2009. Perbedaan Resiliensi Remaja Ditinjau Dari Urutan Kelahiran. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Malang: Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang. Farlya, I., Dewi, I.R, Fransisca, & Suparman, Y. M. 2009. Religiusitas dan tingkat perkembangan moralitas konvensional remaja akhir yang beragama budha: Studi kasus remaja di Bogor. Arkhe Jurnal Ilmiah Psikologi, 14. Kuniasih, D. 2007. Hubungan antara resiliensi dengan stres kerja pada guru. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Muammadiyah Malang. Latipun. 2006. Psikologi eksperimen. Malang: UPT. Penerbitan Universitas Muhamadiyah Malang. Munandar, U. 2009. Pengembangan kreatifitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Notoamodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Rifai, O. 2012. Hubungan perilaku asertif dengan burnout pada siswa program akselerasi. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Malang: Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang. Sari, Kencana D. 2011 Perbedaan Resiliensi Remaja Ditinjau dari Keaktifan Berorganisasi Siswa Intra Sekolah Osis. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Malang: Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang. Sugiyono, 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Winarsunu, T. 2002. Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: UMM Press. Fasikah, S. Suminarti, Achmat, Z. 2009. Deteksi dini kecerdasan pada anak. Malang: Bidang Perkembangan Fakultas Psikologi UMM. 716 ________________________________________________________________ JURNAL PSIKOLOGI