pengaruh kinerja keuangan terhadap rating

advertisement
i
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RATING
OBLIGASI PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA
DIAN NURDIANASARI
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Rating Obligasi pada Perusahaan di Indonesia adalah benar
karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2013
Dian Nurdianasari
NIM H24114041
iii
ABSTRAK
DIAN NURDIANASARI. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Rating Obligasi
Pada Perusahaan Di Indonesia. Dibimbing oleh FARIDA RATNA DEWI
Rating obligasi merupakan salah satu keputusan investor dalam memutuskan
membeli suatu obligasi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja
keuangan, menganalisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap rating
obligasi, dan menganalisis kinerja keuangan sebagai variabel yang mempengaruhi
rating obligasi periode 2008-2012.Penelitian ini menggunakan analisis regresi, uji
F, uji T dan R-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio, debt
rasiodan retun on asset memiliki pengaruh terhadap rating obligasi, dan 78,9%
mampu mewakili rasio-rasio yang berpengaruh terhadap rating obligasi. Hasil uji
F dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama kinerja keuangan berpengaruh
secara simultan terhadap variabel rating obligasi.
Kata Kunci: obligasi, rating obligasi, kinerja keuangan perusahaan
ABSTRACT
DIAN NURDIANASARI. The Influence Of The Financial Performance Of The
Company's Bond Rating In Indonesia. Supervised by FARIDA RATNA DEWI.
The Bond Rating is one of the decisions of investors in deciding to buy a bond.
The purpose of this research is to know the financial performance, analyzing the
influence of corporate financial performance against bond rating, and analyze
financial performance as variables that affect the bond rating period 2008-2012.
This research use of regression analysis, test f, test t- and r-square. The result
showed that current ratio, s debt ratio and retun on investment having influence
against rating bonds, and 78,9 % capable of being represented ratios are that affect
the rating bonds. F test results it can be concluded that the financial performance
of the influential together simultaneously variable charts against bonds.
Key words: bonds, bond rating, the company's financial performance
iv
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RATING
OBLIGASI PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA
DIAN NURDIANASARI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul
Nama
NIM
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Rating Obligasi Pada
Perusahaan di Indonesia
Dian Nurdianasari
H24114041
Di~ Farida Ratna Dewi, SE, MM Pembimbing MM
Tanggal Lulus:
-0 5 DEC 2013
v
Judul
:
Nama
NIM
:
:
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Rating Obligasi Pada
Perusahaan di Indonesia
Dian Nurdianasari
H24114041
Disetujui oleh
Farida Ratna Dewi, SE, MM
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Mukhamad Najib STP, MM
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, bahwa dengan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kesabaran, serta tak lupa
penulis panjatkan shalawat kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Rating Obligasi pada Perusahaan di Indonesia.” yang
merupakan bagian dari syarat yang harus dipenuhi guna mencapai gelar Sarjana
Strata-1 di Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Institut Pertanian
Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini karena tanpa bantuan serta
motivasinya penulis tidak dapat membuat skripsi ini dengan baik dan
lancar.Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusuan
skripsi ini.Oleh karena itu kritik dan saran diperlukan dalam memperbaiki skripsi
ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat
Bogor, November 2013
Dian Nurdianasari
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Obligasi
Peringkat Obligasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
Penelitian Terdahulu
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Populasi dan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel
Metoda Pengolahan dan Analisis Data
Hipotesis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Pembahasan Data dan Hasil Penelitian
Kinerja Keuangan Perusahaan
Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Rating Obligasi
Rasio yang Mempengaruhi Rating Obligasi
Implikasi Manajerial
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
viii
viii
viii
1
1
3
3
3
4
4
4
5
7
10
12
12
13
14
14
15
15
18
19
19
21
21
27
28
31
31
33
viii
DAFTAR TABEL
1 Rating obligasi
2 Daftar perusahaan
3 Hasil konversi rating
4 Uji simultan
5 R-Square
6 Analisis regresi
5
14
19
27
28
28
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran
13
DAFTAR LAMPIRAN
1 Current ratio
2 Total asset turnover
3 Return on asset
4 Debt to equity ratio
5 Time interest earned
6 Rating Obligasi
7 Laporan Keuangan
35
36
37
38
40
41
42
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perusahaan mempunyai beberapa pilihan alternatif sumber pembiayaan
investasi, baik internal maupun eksternal. Perusahaan akan menempatkan
penggunaan sumber dana internal (internal funds) sebagai prioritas pertama,
diikuti pinjaman eksternal (debt) dari kredit bank dan penerbitan obligasi, serta
penerbitan saham (equity). Untuk mempertahankan umur perusahaan, maka
sumber danapun harus besar untuk membiayai perusahaan.
Perusahaan akan mempunyai sumber dana baik dari internal maupun
eksternal. Sumber dana yang diperoleh perusahaan secara internal tidak cukup
untuk membiayai pengeluaran perusahaan untuk itu perusahaan perlu memperoleh
tambahan dana secara eksternal. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat
dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan
menerbitkan obligasi. Obligasi selain digunakan sebagai sarana melakukan
ekspansi juga dapat digunakan sebagai sarana dalam memperkuat permodalan
bagi perusahaan. Investasi obligasi adalah salah satu jenis dari investasi yang
menarik bagi investor di Indonesia. Hal tersebut terlihat pada
pertumbuhan/penerbitan obligasi yang cukup tinggi beberapa tahun terakhir ini.
Penerbitan obligasi dianggap sebagai salah satu cara yang cukup mudah dalam
mengumpulkan dana dari masyarakat dan juga memberikan kemudahan dari
investor dalam menginvestasikan dananya.
Maka dari itu para investor lebih memilih berinvestasi di pasar modal,
karena pertumbuhan makro ekonomi di Indonesia mempunyai perkembangan
yang signifikan. Dilihat dari kepemilikan asing pada obligasi negara (SUN) pada
akhir 2009 Rp 108 Triliun, di Sertifikat Bank Indonesia pada akhir November
yang mencapai US$ 5,29 miliar, dan kapitalisasi pasar saham pada desember 2009
mencapai Rp 2.019 Triliun. (PT Moody’s Indonesia), kondisi tersebut menjadi
dukungan bagi pemerintah dan perusahaan untuk mendapatkan dukungan
pembiayaan.
Berbeda dengan saham yang memberikan hak kepemilikan kepada
pemegangnya, obligasi sebenarnya merupakan pinjaman yang investor berikan
kepada suatu perusahaan. Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang
diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dengan nilai nominal (nilai pari / par
value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Karena investor memberikan pinjaman
uang kepada perusahaan atau pemerintah, maka peminjam (perusahaan atau
pemerintah) akan mengembalikan pinjaman tersebut ditambah dengan bunganya
selama jangka waktu tertentu.
Obligasi merupakan jenis investasi jangka panjang.Nilai obligasi yang
diperjual-belikan biasanya dalam satuan yang cukup besar.Masa berlaku obligasi
tergantung kepada lembaga atau badan yang menerbitkannya, umumnya antara 5
sampai 10 tahun.Semakin pendek durasi obligasi berarti semakin kecil
pengaruhnya terhadap tingkat suku bunga.Semakin panjang durasinya maka
semakin sensitif terhadap perubahan suku bunga. Investor dapat menjual obligasi
yang dimiliki pada pihak lain di pasar sekunder sesuai dengan nilai atau harga
pasar sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.
2
Penerbitan obligasi dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan dana,
baik untuk keberlangsungan bisnisnya ataupun untuk memenuhi kebutuhan
keuanganperusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Sebelum suatu
penerbit baik perusahaan maupun Negara mengeluarkan suatu obligasi, maka
akan dilakukan proses pengujian terhadap obligasi tersebut,dimana di Indonesia
dilakukan oleh Bapepam-LK selaku pengawas pasar modaldan dilakukan
pengujian peringkat (rating) obligasi. Pada Biasanya proses penerbitansecara
keseluruhan membutuhkan waktu sekitar 3-6 bulan sebelum obligasitersebut
dinyatakan dapat diterbitkan dan bisa dibeli oleh investor (Manurung et
al,2008).Obligasi akan mendapatkan rating secara berkala yang dikeluarkan oleh
lembaga rating obligasi.
Dalam dunia investasi selalu terdapat kemungkinan harapan investor tidak
sesuai dengan kenyataan atau selalu terdapat resiko.Risiko dalam berinvestasi di
obligasi diantaranya adalah perusahaan penerbit obligasi tidak mampu memenuhi
janji yang telah ditentukan, yaitu perusahaan tidak mampu membayar kupon
maupun tidak mampu mengembalikan pokok obligasi. Agar investor memiliki
gambaran tingkat resiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar, maka di
dalam obligasi dikenal suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar
perusahaan penerbit obligasi. Semua obligasi yang diterbitkan wajib diberi
peringkat agar dengan adanya peringkat tersebut maka investor dapat mengukur
atau memperkirakan seberapa besar resiko yang akan dihadapi dengan membeli
obligasi tertentu.
Rating obligasi merupakan salah satu acuan bagi investor dalam
memutuskanmembeli suatu obligasi.Ketika perusahaan yang menjadipenerbit
suatu obligasi, maka biasanya obligasi tersebut memiliki probabilitas default,
tergantung dari kesehatan keuangan perusahaan tersebut.Risiko default tersebut
dapat dipengaruhi oleh siklus bisnis yang berubah sehingga menurunkanperolehan
laba, kondisi ekonomi makro dan situasi politik yang terjadi dan lainsebagainya
(Manurung et al, 2008). Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua
obligasi yang diperdagangkan.Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan
suatu obligasi bagi investor. Keamanan ini ditunjukkan oleh kemampuan emiten
(sebagai penerbit obligasi) dalam membayar bunga dan pelunasan pokok obligasi
pada akhir masa jatuh temponya. Selain itu dengan adanya rating obligasi oleh
agen rating maka investor dapat memperhitungkan return yang akan diperoleh
dan risiko yang ditanggung. Secara umum obligasi dibagi dalam dua peringkat
yaitu investment grade (AAA, AA, A, BBB) dan noninvestment grade (BB, B,
CCC, dan D).
Peringkat obligasi diberikan oleh agen rating yang independen, obyektif,
dan dapat dipercaya.Investor dapat menilai tingkat keamanan suatu obligasi dan
kredibilitas obligasi berdasar informasi yang diperoleh dari agen rating.Agen
rating yang terbesar dan terkenal di dunia adalah Moody’s dan Standard &
Poor’s.Sedangkan di Indonesia terdapat agen rating sekuritas hutang yaitu PT
PEFINDO (Peringkat Efek Indonesia).
Menurut Hanafi (2004) ada dua tahap yangbiasanya dilakukan dalam proses
rating, yaitu : (1) melakukan review internal terhadap perusahaan yang
mengeluarkan instrument hutang, (2) hasil review internal tersebut akan
direkomendasikan kepada komite peringkat yang akan menentukan rating
perusahaan tersebut. Investor dapat memanfaatkan jasa agen rating obligasi untuk
3
mengetahui informasi mengenai peringkat obligasi yang beredar.Agen rating
obligasi merupakan lembaga independen yang memberikan jasa penilaian dan
informasi mengenai peringkat obligasi.
Faktor yang dapat mempertimbangkan agen peringkat dalam menentukan
rating suatu obligasi diantaranya berbagai rasio keuangan, perlindungan terhadap
aset yang ada dan kualitas manajemen.Tidak terdapat penjelasan lebih lanjut dari
agen peringkat bagaimana laporan keuangan dapat digunakan dalam menentukan
peringkat obligasi.Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
mengenai peringkat obligasi dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang
didasarkan pada laporan keuangan perusahaan, dengan anggapan bahwa laporan
keuangan perusahaan lebih menggambarkan kondisi perusahaan. Analisis laporan
keuangan yang berupa analisis rasio keuangan dan perhitungan statistik dapat
dipergunakan untuk mendeteksi under or over valued suatu sekuritas.
Rumusan Masalah
Rating merupakan salah satu variabel yang diperhatikan oleh investor ketika
memutuskan untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan. Informasi yang
terkandung dalam rating akan menunjukkan sejauh mana kemampuan suatu
perusahaan untuk membayar kewajibannya atas dana yang diinvestasikan oleh
investor. Perusahaan yang memiliki rating yang tinggi lebih disukai investor
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki rating yang rendah. Oleh karena
itu, agar obligasi suatu perusahaan yang memiliki rating yang cukup rendah, dapat
dijual dipasar maka biasanya investor akan menuntut premi yang lebih tinggi
sebagai suatu kompensasi atas resiko yang di tanggung oleh investor.
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan?
2. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan secara bersama-sama
dan parsial terhadap rating obligasi?
Tujuan Penelitian
1.
2.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
Mengetahui kinerja keuangan perusahaan
Menganalisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan secara bersama-sama
dan parsial terhadap rating obligasi
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
bagi pihak yang memerlukannya diantaranya adalah:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
penambahan peringkat obligasi berdasarkan analisis laporan keuangan yang
berupa rasio-rasio keuangan atau masukan baru bagi bidang akuntansi
keuangan dan bentuk model prediksi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan untuk
pengembangan teori dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya atas
investigasi pengetahuan dan kemampuan analisa laporan keuangan.
4
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini diarahkan pada perusahaan di Indonesia yang menerbitkan
obligasi dengan data tahun 2008-2012. Kinerja keuangan terhadap rating obligasi,
dimana kinerja keuangan meliputi Current ratio (CR), total asset turnover, return
on asset (ROA) ,debt to equity ratio, time interest earned.
TINJAUAN PUSTAKA
Obligasi
Obligasi menjadi salah satu instrumen yang sangat fleksibel serta sangat
prospektif perkembangannya di masa mendatang, untuk investor institusional
yang menginginkan investasi dengan struktur pendapatan yang begitu variatif
maka kehadiran berbagai instrument obligasi akan dinantikan. Pengertian obligasi
menurut YKK-BI (2003) Obligasi adalah surat berharga (efek) berpendapatan
tetap yang diperdagangkan di masyarakat dimana penerbitnya setuju untuk
membayar sejumlah bunga untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar
kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo.
Menurut Tandelilin (2010) dari sudut pandang perusahaan, obligasi
perusahaan atau obligasi korporasi (corporate bond) menyatakan hutang
perusahaan kepada pemegangnya.Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya
pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh tempo dimasa
mendatang disertai dengan pembayaran bunga secara periodik.Jumlah tetap yang
dibayar pada waktu jatuh tempo (maturity) merupakan pokok pinjaman
(principal) obligasi, yang juga disebut nilai nominal atau nilai par (par value atau
face value).Pembayaran bunga secara periodik disebut kupon (coupon).
Dari sudut pandang investor, obligasi perusahaan merupakan suatu investasi
yang berbeda dengan saham biasa.Saham biasa menyatakan klaim kepemilikan
pada suatu perusahaan, sedangkan obligasi menyatakan klaim kreditur pada suatu
perusahaan.
Manfaat Investasi pada Obligasi
1.
2.
3.
4.
Menurut Warsini (2009) manfaat investasi dalam obligasi adalah:
Bunga dibayarkan secara regular sampai jatuh tempo dan ditetapkan dalam
presentase dari nilai nominal.
Capital Gain. Sebelum jatuh tempo biasanya diperdagangkan di pasar
sekunder sehingga investor memperoleh kesempatan untuk mendapatkan
capital gain. Capital gain juga dapat diperoleh apabila investor membeli
obligasi dengan diskon kemudian pada saat pelunasan memperoleh sebesar
nilai nominal.
Hak Klaim Pertama. Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegang
obligasi sebagai kreditur mempunyai hak klaim pertama atas asset
perusahaan.
Jika memiliki obligasi konversi, pemegang obligasi dapat mengkonversikan
obligasinya menjadi saham dengan harga yang telah ditetapkan, kemudian
berhak untuk memperoleh manfaat atas saham.
5
Peringkat Obligasi
Peringkat efek adalah lembaga penunjang pasar modal yang identik
penerbitan obligasi atau surat utang. Tujuannya adalah untuk memberikan
pendapat (independen, objektif dan jujur) mengenai resiko suatu efek utang.Di
Indonesia terdapat lembaga yang berperan sebagai peringkat efek yaitu PT
PEFINDO, PT Kasnic Duff dan Phelps Credit Rating Indonesia (D.C.R).Menurut
Hendy (2008) Manfaat peringkat efek bagi investor adalah:
a. Memberikan informasi atas resiko suatu investasi yang dilakukan investor
khususnya investasi atas surat berharga utang
b. Sebagai referensi dalam menentukan tingkat kembalian yang wajar
c. Penghematan biaya dalam mendapatkan informasi risiko suatu investasi
d. Prespektif pilihan investasi yang beragam sesuai risiko yang melekat
e. Meningkatkan likuiditas portofolio investasi
Rating atas efek utang oleh PEFINDO didasarkan atas beberapa
pertimbangan sebagai berikut:
a. Kemungkinan pelunasan pembayaran, yaitu penilaian atas kapasitas serta
kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai dengan
yang diperjanjikan
b. Struktur, karakteristik serta berbagai ketentuan yang diatur di dalam
perjanjian efek utang
c. Perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemegang utang
tersebut bila terjadi penutupan atau likuidasi perseroan serta hukum lainnya
yang memengaruhi hak kreditur.
Rating obligasi menurut PEFINDO, terdiri dari:
Tabel 1Rating obligasi
idAAA
idAA
idA
idBBB
idBB
Merupakan peringkat tertinggi yang menggambarkan obligor memiliki
kapasitas yang superior untuk memenuhi komitmen finansial jangka
panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor
Indonesia lainnya.
Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas
yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang
dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia
lainnya.
Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas
yang kuat untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam
pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya.
Bagaimanapun, sekuritas hutang ini lebih mudah terpengaruh terhadap
perubahan kondisi ekonomi dibandingkan sekuritas hutang dengan
rating yang lebih tinggi.
Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas
yang cukup untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam
pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya.
Bagaimanapun, perubahan kondisi ekonomi dianggap dapat
melemahkan kapasitas obligor dalam memenuhi komitmen finansial
jangka panjang dalam pembayaran hutangnya.
Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas
yang agak lemah untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang
6
Lanjutan Rating obligasi
idB
idCCC
idD
dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia
lainnya. Kapasitas obligor untuk memenuhi komitmen finansial
jangka panjang dalam pembayaran hutangnya mudah terpengaruh
oleh ketidakpastian, atau perubahan kondisi bisnis, keuangan dan
kondisi ekonomi lainnya.
Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki
kapasitas yang lemah untuk memenuhi komitmen finansial jangka
panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor
Indonesia lainnya. Walaupun obligor kini memiliki kapasitas
untukmemenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam
pembayaran hutangnya, adanya perubahan kondisi kondisi bisnis,
keuangan dan kondisi ekonomi lainnya dapat melemahkan
kapasitas atau willingness pemenuhan kewajiban obligor tersebut
Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki
kapasitas yang rentan untuk tidak memenuhi komitmen finansial
jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap
obligor Indonesia lainnya.
Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor tidak
memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen finansial jangka
panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor
Indonesia lainnya. Dengan kata lain obligor dalam kondisi
default.
Catatan:
Hasilratingan dari idA sampai dengan idB dapat diberi tanda tambah (+) atau kurang (-) untuk
menunjukkan perbedaan kekuatan atau relative kemampuan obligor dalam suatu kategori
peringkat.
Obligasi yang layak untuk investasi (Invesment Grade) dimasukkan dalam
satu kategori dengan peringkat AAA sampai dengan BBB, sedangkan posisi yang
termasuk spekulatif adalah BB dan CCC.Obligasi peringkat D (Junk Bonds)
adalah kelompok obligasi yang tidak untuk investasi.
Peringkat obligasi mencerminkan tingkat keamanan, apakah obligasi
tersebut layak untuk investasi dengan risiko rendah atau tinggi. Dasar yang
digunakan untuk menentukan peringkat adalah faktor fundamental perusahaan
penerbit obligasi antara lain berdasarkan pada rasio-rasio keuangan.
Metodologi yang digunakan PEFINDO dalam proses ratingan untuk sektor
perusahan mencakup tiga risiko utama penilaian, yaitu:
1. Risiko Industri (Industry Risks)
Metode dilakukan berdasarkan analisis mendalam terhadap lima faktor
risiko utama, yaitu pertumbuhan industri & stabilitas (Growth &Stability),
pendapatan & struktur biaya (Revenue &Cost Structure), hambatan masuk dan
tingkat persaingan dalam industri (barriers to entry &competition), regulasi &deregulasi industri (regulatory framework), dan profil keuangan dari industri
(financial profile).
2. Risiko Finansial (Financial Risks)
Metode dilakukan berdasarkan analisis menyeluruh dan rinci pada lima
bidang utama, yang mencakup kebijakan keuangan manajemen perusahaan
(financial policy), dan empat indikator keuangan termasuk profitabilitas
7
(profitability), struktur modal (capital structure), perlindungan arus kas (cash flow
protection) dan fleksibilitas keuangan (financial flexibility).
3. Risiko Bisnis (Business Risks)
Metode dilakukan berdasarkan pada faktor-faktor kunci kesuksesan (Key
Success Factors) dari industri dimana perusahaan digolongkan.
Selain itu juga dilakukan analisis perbandingan terhadap pesaing-pesaing
sejenis dalam industri yang sama maupun industri itu sendiri dengan industri
lainnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi membantu investor dalam penilaian hutang dan resiko
kegagalan (default risk) dari obligasi.Peringkat obligasi mencoba mengukur
adanya risiko kegagalan berupa ketidakmampuan emiten atau penghutang dalam
membayar bunga selama umur obligasi dan pelunasannya pada jatuh temponnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi menurut Bringham dan
Houston (Linandarini 2010) adalah sebagai berikut:
1. Berbagai macam rasio-rasio keuangan, termasuk debt ratio, current ratio,
profitability dan fixed charge coverage ratio. Semakin baik rasio-rasio
keuangan tersebut semakin tinggi rating tersebut.
2. Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan (mortage provision). Apabila
obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka ratingpun akan
membaik.
3. Kedudukan obligasi dengan jenis utang lain. Apabila kedudukan obligasi
lebih rendah dari utang lainnya maka rating akan ditetapkan satu tingkat
lebih rendah dari yang seharusnya.
4. Penjamin. Emiten obligasi yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang
kuat maka emiten diberi rating yang kuat.
5. Adanya singking fund (provisi bagi emiten untuk membayar pokok
pinjaman sedikit demi sedikit setiap tahun).
6. Umur obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek
mempunyai risiko yang lebih kecil.
7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.
8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten.
9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggungjawab produk.
10. Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif
mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.
Peringkat dipublikasikan dan investor dapat memperoleh informasi ini
secara bebas.Simbol ratingan obligasi yang digunakan oleh PT PEFINDO serupa
dengan yang digunakan oleh S&P, peringkat tertinggi disimbolkan dengan AAA,
yang menggambarkan tingkat risiko sekuritas yang paling rendah. Lembaga
ratingakan mengamati obligasi-obligasi yang beredar dalam periode tertentu,
perubahan rating (upgrade maupun downgrade) akan mempengaruhi kemampuan
untuk meminjam modal jangka panjang.
Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat
8
pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas). Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship)
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis rasio dapat
digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan
atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang.
Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang
dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan
tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan
keuangan.
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
perusahaan-perusahaan untuk membayar semua kewajiban jangka pendek pada
saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.Rasio likuiditas
adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi jangka
pendeknya.Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal
kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.Dengan demikian rasio
likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini
memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.Jenis rasio likuiditas yang
sering dipakai adalah Current ratio.
Menurut Swawidji Widioatmodjo (2004) current ratio digunakan untuk
mengukur seberapa kuat keuangan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya (membayar hutang-hutang jangka pendeknya) atau seberapa besar
harta lancar yang bisa dijadikan jaminan bagi kewajiban lancarnya.
Makin tinggi jumlah asset lancar (relatif terhadap utang lancar), makin
tinggi rasio lancar yang berarti pula makin tinggi pula likuiditas perusahaan.
Apabila rasio itu bernilai 2, perusahaan cukup melunasi seluruh utang lancar
dengan hanya mencairkan setengah asset lancarnya.Sebaliknya jika rasio lancar
bernilai kurang dari 1, hal itu berarti bahwa ada sebagian utang lancar yang tidak
dapat dilunasi sekalipun semua asset lancar perusahaan sudah dicairkan menjadi
kas. Namun makin tinggi rasio lancar (makin tinggi tingkat likuiditas) makin
tinggi pula jumlah kas yang tidak terpakai, yang pada akhirnya justru akan
menurunkan tingkat profitabilitas. Dengan demikian selalu ada pertukaran (tradeoff) antara likuiditas dan profitabilitas.
b. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada.Rasio aktivitas ini melibatkan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva.
Jenis rasio aktivitas salah satunya adalah Total asset turnover.
Total asset turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total
aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan
perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Menurut Syamsudin
(2009) Total asset turnover merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi
penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume
penjualan tertentu.
Total assets turn over juga rasio yang menggambarkan perputaran aktiva
diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang
berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan
9
semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan
apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar.
Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan,
tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan
menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.
c. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan
juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam
melaksanakan kegiatan operasinya.Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba
yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.Rasio ini disebut
juga rasio rentabilitas.
Menurut Syafri (2008) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.
Menurut Syafri dan Sofyan (2008) Return on asset menyatakan seberapa
banyak laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dari setiap asset yang
dimilikinya.Rasio ini menjelaskan seberapa efektif suatu perusahaan
memanfaatkan semua asset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba.Return on
asset merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total
aktiva.
Rasio laba bersih dengan asset yang berada di bawah rata-rata industri
menunjukan bahwa suatu perusahaan tidak menggunakan asetnya secara efisien
untuk menghasilkan laba.Aplikasi umum lainnya untuk rasio ini adalah dengan
membandingkannya dengan biaya perusahaan dalam meminjam modal.Idealnya,
rasio Return on asset (ROA) perusahaan harus melebihi besarnya biaya
meminjam uang untuk membeli asset terkait.Perusahaan yang mengalami
perubahaan signifikan dalam nilai assetnya.
d. Rasio Leverage
Rasio Leverage (Rasio Hutang), rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak
luar. Data yang dipergunakan untuk analisis leverage adalah Neraca dan Laporan
Laba Rugi. Salah satu rasio yang termasuk rasio leverage adalahdebt to equity
ratio.
Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh
aktiva.Menurut Sawir (2008) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan
proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Rasio
ini menunjukkan struktur permodalan perusahaan dengan membandingkan apa
yang terutang oleh perusahaan dengan apa yang dimiliki. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan untuk menutup kewajibannya terhadap baik kreditor
maupun pemilik apabila terjadi likuidasi.
Semakin tinggi rasio ini, semakin banyak utang yang dimanfaatkan
perusahaan, dan semakin rendah tingkat keamanan bagi kreditor apabila
10
perusahaan likuid. Rasio utang terhadap nilai bersih yang lebih tinggi juga berarti
bahwa perusahaan ini mempunyai kemampuan meminjam yang lebih kecil.
e. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
sekiranya perusahaan dilikuidasi.Suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa
perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk
membayar semua hutang-hutangnya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak
mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut
perusahaan yang insolvable. Syafri (2008) menyatakan bahwa Rasio solvabilitas
adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewjiban jangka panjangnya/ kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di
likuidasi. Salah satu yang termasuk dalam rasio solvabilitas adalah Time interest
earned.
Time interest earned merupakan perbandinganantara laba bersih sebelum
bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan
besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.
Sawir (2008) mengatakan bahwa rasio ini juga disebut dengan rasio
penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban
bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba
operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban
membayar bunga pinjaman.
Jadi rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi semua kewajibannya, untuk melunasi seluruh hutangnya yang ada
dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya apabila sekiranya perusahaan
dilikuidasi.Dengan demikian rasio solvabilitas berpengaruh dengan kinerja
keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham
perusahaan.
Penelitian Terdahulu
Yohanes (2011) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Rasio
Keuangan dan Karakteristik Obligasi terhadap Ratting Obligasi Korporasi Di
Indonesia”, penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui variable leverage
berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi, mengetahui variable profitability
berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi, mengetahui variable umur
obligasi berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi, mengetahui variable
subordinasi berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi, serta mengetahui
rasio keuangan dan karakteristik obligasi secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap rating obligasi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat
analisis regresi berganda, uji T digunakan untuk menguji hipotesis statistik
pertama sampai keempat, dan Uji F digunakan untuk menguji hipotesis statistik
kelima. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa pada tingkat signifikansi 5%,
variabel leverage berpengaruh signifikan terhadap variabel rating obligasi.
Variabel leverage memiliki pengaruh negatif terhadap variabel rating obligasi.
Pada tingkat signifikan 5% variabel profitability berpengaruh signifikan terhadap
variabel rating obligasi.Variabel profiability memliki pengaruh positif terhadap
rating obligasi.Pada tingkat signifikansi 5% variabel umur obligasi berpengaruh
signifikan terhadap variabel rating obligasi.Variabel umur obligasi memiliki
11
pengaruh positif terhadap variabel rating obligasi.Pada tingkat signifikansi 5%,
variabel subordinasi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel rating
obligasi, hal ini disebabkan karena pada sektor keuangan jarang sekali ditemui
obligasi subordinat.Pada tingkat signifikansi 5% rasio keuangan dan karistik
obligasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi.Hal ini
karena variabel leverage, profitability, umur obligasi dan subordinasi memiliki
korelasi yang kuat sehingga secara bersama-sama dapat mempengaruhi rating
obligasi.Oleh karena itu, variabel leverage, profitability, umur obligasi dan
subordinasi secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel
rating obligasi.
Linandarini (2010) dalam peneitiannya yang berjudul “Kemampuan Rasio
Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan di
Indonesia”.Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menemukan bukti empiris
rasio keuangan yang dapat membedakan peringkat obligasi perusahaan
investment grade dan non-investment grade, serta memperoleh model prediksi
peringkat obligasi yang dapat menilai secara tepat. Penelitian ini meneliti tentang
model prediksi peringkat obligasi yang mampu dibentuk oleh rasio keuangan
dan menguji apakah terdapat perbedaan rasio keuangan (leverage, likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, dan produktivitas) antara perusahaan yang memiliki
peringkat obligasi investment grade dan non- investment grade. Variabel
penelitian yang digunakan adalah variable dependen, yaitu peringkat obligasi.
Sedangkan variable independen yang digunakan adalah rasio keuangan yang
meliputi rasio leverage dengan proxy LTLTA, rasio likuiditas dengan proxy
CACL, rasio solvabilitas dengan proxy CFOTL, rasio profitabilitas dengan
proxy OIS, dan rasio produktivitas dengan proxy STA. Analisis dilakukan
dengan menggunakan analisis diskriminan (Multiple Discriminant Analysis)
dengan program Statistical Packag for Social Sciences (SPSS) Ver. 16. Data
sampel obligasi sebanyak 66 pengamatan obligasi yang dihasilkan perusahaan
penerbit non-keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2008 dan dinilai
oleh agen rating PEFINDO. Hasil penelitian tersebut adalah hasil pengujian beda
independen (uji t-test) menunjukkan bahwa secara statistik terbukti terdapat
perbedaan antara rasio keuangan (leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas,
produktivitas) perusahaan yang peringkat obligasinya termasuk ke dalam
invesment grade dan non-invesment grade selama dua tahun pengamatan (20072008). Hasil pengujian analisis diskriminan (Multiple Discriminant Analysis)
menunjukkan bahwa secara statistic rasio keuangan dapat membentuk model
prediksi peringkat obligasi selama dua tahun pengamatan (2007-2008). Dari hasil
uji diskriminan tersebut terdapat tiga variable rasio keuangan yangdapat
membentuk model prediksi. Ketiga variable rasio keuangan tersebut berasal dari
rasio keuangan likuiditas dengan proxy Current Asset/Current Liabilities; rasio
keuangan profitabilitas dengan proxy Operating Income/Sales; dan rasio
keuangan produktivitas dengan proxy Sales/TotalAsset. Tingkat ketepatan yang
diperoleh dalam memprediksi peringkat obligasi dengan dua kategori mencapai
94,3% dengan nilai Zcu sebesar 1,282. Dengan demikian model prediksi tersebut
dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi khususnya bagi
perusahaan non-keuangan di Indonesia.
12
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini perusahaan yang obligasinya di perdagangkan di Bursa
Efek Indonesiaadalah sebagai dasar untuk mendapatkan laporan keuangan yang
sudah dipublikasi.Penelitian ini menggunakan populasi semua perusahaan yang
menerbitkan obligasi.Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta
terdaftar dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PEFINDO yang
dijadikan acuan adalah data periode tahun 2008-2012.
Kondisi laporan keuangan keadaan baik, bertahan atau memburuk rating
obligasinya. Laporan keuangan perusahaan akan menghasilkan rasio keuangan
yang dapat mempengaruhi penerbitan obligasi suatu perusahaan. Pengukuran rasio
keuangan dilakukan dengan memperhitungkan aset perusahaan dan pembayaran
hutang perusahaan yang kemudian akan mempengaruhi terhadap obligasi
perusahaan tersebut. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh varibel-variabel dari rasio-rasio keuangan terhadap rating
suatu obligasi, dimana rating obligasi merupakan variabel yang dipengaruhi dan
current ratio, total asset turnover, debt equity ratio, return on asset dan time
interest earned merupakan varibel yang mempengaruhi.
Peringkat obligasi itu sendiri merupakan hasil penilaian yang dilakukan oleh
perusahaan rating mengenai efek hutang suatu perusahaan yang menerbitkan
obligasi di pasar sekunder.Hubungan rasio keuangan dan rating obligasi dalam
penelitian ini dipergunakan untuk melihat pengaruhnya tersebut (Gambar
1).Dimulai dari uji regresi untuk mengetahui hubungan antara rasio keuangan
perusahaan dengan rating obligasi, setelah itu dilakukan uji T, uji F dan R-Square
untuk mengetahui pengaruh dari rasio keuangan dan rating obligasi. Hasil dari
analisis tersebut akan menjadi dasar untuk memberikan rekomendasi kinerja
obligasi kepada investor.
13
Bursa Efek Indonesia
Obligasi
Investor
Laporan Keuangan
Kinerja Keuangan
- Current Ratio (CR)
- Total Aset Turnover
- Return On Aset (ROA)
- Debt to Equity Ratio
- Time Interest Earned
1. Analisa Regresi
2. Uji F
3. Uji T
4. R Square
Pengaruh Terhadap Rating
Obligasi
Rekomendasi
Gambar 1Kerangka Pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang bertempat di Gedung
Bursa Efek Indonesia Menara I Jl. Jendral Sudirman kav 52-53 Jakarta Selatan.
Waktu penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu dari bulan April – Juni 2013
14
Jenis dan Sumber Data
Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
dan data primer baik berupa kualitatif maupun kuantitatif. Berikut sumber data
tersebut adalah:
a) Data Primer diperoleh studi pustaka dan pemilihan narasumber dilakukan
secara sengaja dengan pertimbangan bahwa orang yang diwawancarai ahli
dalam bidangnya.
b) Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan, rating obligasi dan sebagai
data penunjang diperoleh melalui studi pustaka, media massa, jurnal, artikel
internet dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian.
Populasi dan Sampel
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari satuan-satuan yang
karakteristiknya yang hendak diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah daftar
perusahaan yang diperinkat oleh PT. Pefindo (Rating Efek Indonesia).
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dalam
penelitian ini adalah daftar perusahaan yang terdaftar di PT BEI (Bursa Efek
Indonesia) dan PT. Pefindo (Rating Efek Indonesia). Jumlah Perusahaan yang
menjadi sampel sampai 45 perusahaan, yaitu:
Tabel 2Daftar perusahaan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Nama Perusahaan
Adhi Karya (Persero) Tbk
Adira Dinamika Multi Finance Tbk
Bank Danamon Indonesia Tbk
Bank Mandiri
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Bank Permata Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk
Bank OCBC NISP Tbk
Bakrieland Development Tbk
Bakrie Telecom Tbk
Bentoel International Investama Tbk
BFI Finance Indonesia Tbk
Bumi Serpong Damai
BW Plantation Tbk
Duta Pertiwi Tbk
Elnusa Tbk
Federal Internasional
Indofood Sukses Makmur Tbk
Indomobil Finance Indonesia
Indosat Tbk
Japfa Comfeed Indonesia Tbk
Jasa Marga (Persero) Tbk
Lautan Luas
Malindo Feedmill Tbk
Mandiri Tunas Finance
Matahari Putra Prima Tbk
15
Lanjutan Daftar perusahaan
No
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Nama Perusahaan
Mayora Indah Tbk
Medco Energi International Tbk
Media Nusantara Citra Tbk
Mitra Adiperkasa Tbk
Oto Multiartha
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
Pembangunan Jaya Ancol Tbk
Perum Pegadaian
Pupuk Kalimantan Tbk
Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Ricky Putra Globalindo Tbk
Salim Ivomas Pratama
Selamat Sempurna Tbk
Summarecon Agung Tbk
Summit Oto Finance
Telekomunikasi Indonesia Tbk
Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
Wijaya Karya (Persero) Tbk
XL Axiata Tbk
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat
sampel yang mewakili, yang dapat menggambarkan populasinya. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode puposive
sampling. Yaitu pengambilan sampel yang dilakukan hanya atas dasar
pertimbangan penelitinya dan sampel yang diambil sudah sesuai tujuan dan
maksud tertentu.
Kriteria yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian adalah:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mengeluarkan
obligasi serta hasil ratingnya dipublikasikan oleh PT. Pefindo pada tahun
2008-2012
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan dipublikasikan oleh
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2012
3. Periode penelitian yang digunakan tahun 2008-2012
Metoda Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh baik secara manual, secara komputerasi dengan
menggunakan analisis rasio untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
rating obligasi. Data yang diolah dalam bentuk tabel agar mudah dibaca dan
dimengerti, selanjutnya data tersebut diuraikan secara kualitatif dan disajikan
dalam bentuk uraian secara deskriptif.
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan ini digunakan untuk melihat perkembangan kinerja
keuangan perusahaan agar investor bersedia membeli obligasi perusahaan dan
16
untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuangan perusahaan.
Dalam menganalisis digunakan rasio sebagai berikut:
1. Current ratio
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola
perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar kewajiban jangka
pendeknya. Artinya, seberapa mampu perusahaan untuk membayar kewajiban
yang sudah jatuh tempo. Sedangkan current ratio menunjukkan sejauh mana
akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan
aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya
masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang
bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya
dapat mengurangi kemampu laba perusahaan.
................................................................. (1)
2.
Total asset turnover
Rasio ini ukuran yang bersifat umum mengenai kemampuan perusahaan
kecil untuk menghasilkan penjualan jika dikaitkan dengan asetnya. Rasio ini
mendiskripsikan seberapa produktif perusahaan menggunakan asetnya untuk
menghasilkan penjualan.
........................................................... (2)
3.
Return on asset
Rasio ini mengukur tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan. Return on
asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini merupakan
perbandingan antara laba dengan rata-rata aktiva yang dimiliki perusahaan.
....................................................................................... (3)
4.
Debt to equity ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva
yang didanai oleh kreditor (utang) dan yang didanai oleh pemilik perusahaan
(ekuitas). Jika rasio ini cukup tinggi, maka hal tersebut menujukkan tingginya
penggunaan utang, sehingga hal ini dapat membuat perusahaan mengalami
kesulitan keuangan, dan biasanya memiliki resiko kebangkrutan yang cukup
besar.
.................................................................. (4)
17
5. Time interest earned
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
beban tetapnya berupa bunga dengan laba yang didapat, atau mengukur besarnya
laba agar bisa menutup beban bunga.
................................................. (5)
Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk menganalisis pengaruh dan hubungan dari
rasio keuangan terhadap rating obligasi. Definisi regresi menurut Kurniawan
(2009) sebagai pengaruh antara lebih dari 2 variabel, dimana terdiri dari dua atau
lebih variabel independen/bebas dan satu variabel dependen/terikat dan juga
digunakan untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut
untuk membuat perkiraan (predection).Penggunaan metode analisis regresi untuk
membentuk model regresi didasari oleh asumsi error atau residual yang bersifat
identik, independen, dan berdistribusi normal, dengan mean bernilai nol dan
variansi bernilai tertentu. Metode penaksiran parameter yang sesuai adalah
kuadrat terkecil terboboti (Weighted Least Square).
Model Regresi yang digunakan adalah:
Rat = α0 + b1 CR + b2 TAT + b3 ROA + b4 DER + b5 TIE + Ñ”
Dimana :
Rat
= Rating obligasi
α0
= Konstanta
CR
= Current ratio (Likuiditas)
TAT = Total Aset Turnover (Aktivitas)
ROA = Return On Aset (Profitabilitas)
DER = Debt Ratio (Laverage)
TIE = Time interest earned (Solvabilitas)
Ñ”
= Disturbance Eror
b
= Koefisien Regresi
Uji T
Uji ini biasanya digunakan untuk mengetahui berapa besar masing-masing
variabel independen memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Jika menggunakan tingkat signifikansi (α) 5%, maka jika tingkat signifikansi
yangdiperoleh > 0,05 maka H0 diterima. Dan sebaliknya, jika < 0,05 maka H0
ditolak, yang menunjukkan bahwa variabel independen tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen.
Uji F
Uji ini digunakan untuk melihat berapa besar variabel-variabel independen
secara bersama-sama meberikan pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Jika tingkat signifikansi (α) 5%, maka jika tingkat signifikansi yang diperoleh >
0,05 maka H0 diterima. Dan sebaliknya jika < 0,05 maka H0 ditolak, yang
menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen.
18
R-Square
Nilai ini menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen. Semakin tinggi R-Square, maka variabel-variabel
independen yang digunakan dalam model semakin baik dalam menjelaskan
variabel dependen.
Hipotesis
Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang akan diusulkan dan akan diuji
adalah:
H10 : α1 = 0
Current ratio (CR) tidak berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan
lembaga rating.
H1a : α1 # 0
Current ratio (CR) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan
lembaga rating.
H20 : α2 = 0
Total asset turnover (TAT) tidak berpengaruh terhadap rating obligasi yang
dikeluarkan lembaga rating.
H2a : α2 # 0
Total asset turnover (TAT) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan
lembaga rating.
H30 : α3 = 0
Return on asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap rating obligasi yang
dikeluarkan lembaga rating.
H3a : α3 # 0
Return on asset (ROA) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan
lembaga rating.
H40 : α4 = 0
Debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan
lembaga rating.
H4a : α4 # 0
Debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan
lembaga rating
H50 : α5 = 0
Time interest earned (TIE) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan
lembaga rating.
H5a : α5 # 0
Time interest earned (TIE) berpengaruh terhadap rating obligasi yang dikeluarkan
lembaga rating
Oleh karena rating yang dikeluarkan oleh PT. Pefindo merupakan huruf,
sementara rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam bentuk angka, supaya
dapat digunakan dalam permodelan dan diolah maka dilakukan mekanisme
konversi terhadap rating yang dikeluarkan PT. Pefindo, dimana sistem konversi
yang digunakan adalah mengonversi rating dalam bentuk huruf ke dalam angka
dengan skala tertinggi untuk perusahaan yang memiliki rating untuk perusahaan
yang memilki rating tertinggi dan skala yang terendah untuk perusahaanperusahaan dengan rating yang lebih rendah dengan asumsi jarak antar rating
19
sama. Berikut ini adalah hasil konversi rating untuk sampel yang digunakan dalam
penelitian ini dari rating yang dikeluarkan pefindo
Tabel 3Hasil konversi rating
Simbol
AAA+
AAA
AAAAA+
AA
AAA+
A
A-
Rating Level
10.53
9.94
9.36
8.77
8.19
7.60
7.02
6.43
5.85
Simbol
BBB+
BBB
BBBBB+
BB
BBB+
B
B-
Rating Level
5.26
4.68
4.09
3.51
2.92
2.34
1.75
1.17
0.58
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Pada tahun 1977 bursa dibuka kembali dan dikembangkan menjadi bursa modern
dengan menerapkan Jakarta Automoted Trading System (JATS) yang terintegrasi
dengan sistem kliring dan penyelesaian, serta depositri saham yang dimiliki oleh
PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia (KDEI).
Perdagangan surat berharga dimulai di Pasar Modal Indonesia sejak 3 Juni
1952. Namun tonggak paling besar terjadi pada 10 Agustus 1077, yang dikenal
sebagai kebangkitan Pasar Modal Indonesia. Setelah Bursa Efek Jakarta
dipisahkan dari Institusi Bapepam tahun 1992 dan diswastakan, mulailah pasar
modal mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Pasar modal tumbuh pesat
periode 1992-1997. Krisis di Asia Tenggara tahun 1977 mebuat pasar modal
jatuh. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun ke posisi yang lebih rendah.
Indonesia dilanda krisis moneter, pada krisis ini yang terjadi dimulai dari
penurunan nilai mata uang negara-negara Asia, termasuk Indonesia terhadap
dollar Amerika. Tahun 2000 sistem perdagangan tanpa warkat (scrpless
trading)mulai diaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).
Kemudian pada tahun 2007 terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
A.
Indeks Obligasi Negara (Indonesia Goverment Bond Index-IGBX)
Indeks Obligasi Negara pertama kali diluncurkan pada tanggal 01 Juli 2004
dengan nama Indonesia Government Bond Index disingkat IGBX, sebagai wujud
pelayanan pasar modal dalam memperoleh data sehubungan dengan informasi
perdagangan obligasi negara.
Indeks Obligasi memberikan nilai lebih, antara lain:
Sebagai barometer dalam melihat perubahan yang terjadi di pasar obligasi
Sebagai alat analisa teknikal untuk pasar obligasi pemerintah
20
Benchmark dalam mengukur kinerja portofolio obligasi
Analisa pengembangan instrumen Surat Berharga Negara (SBN).
Indeks obligasi Negara diterbitkan secara harian dengan menggunakantahun
dasar Juni 2004 yang ditetapkan 100 sebagai nilai dasar Index. dengan melakukan
pengelompokan obligasi sebagai berikut :
1. Obligasi Negara dengan mata uang rupiah dan memiliki kupon berbunga
tetap
2. Sisa jangka waktu jatuh tempo sekurang-kurangnya 1 tahun
B.
Metodologi yang dipakai dalam IGBX
Indeks Obligasi Negara adalah nilai rata-rata tertimbang (weigthed
average) terhadap nilai obligasi yang masih tercatat dan dapat
diperdagangkan. Perhitungan IGBX menggunakan metode perhitungan Bond
Index yang lazim digunakan dengan berdasarkan perubahan harga pasar yang
terjadi di pasar secara harian (dalam hal ini adalah data harga transaksi Obligasi
Negara yang dilaporkan melalui PT Bursa Efek Indonesia selaku Penerima
Laporan Transaksi Efek).
IGBX dikelompokkan dalam beberapa sub-grup, di mana masing-masing
sub grup terdiri atas beberapa Obligasi Negara yang memiliki struktur jatuh
termpo lebih dari 1 tahun. Pengelompokan dilakukan berdasarkan uji statistik
berdasarkan pada tingkat kemiripan setiap Time To Maturity (TTM).
Pembagian struktur jatuh tempo SUN adalah sebagai berikut:
Sub-grup 1 : 1 Tahun ≤ Time to maturity < 5 Tahun
Sub-grup 2 : 5 Tahun ≤ Time to maturity < 7 Tahun
Sub-grup 3 : 7 Tahun ≤ Time to maturity
Gambaran Umum PT. Pefindo
Pefindo didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993, melalui
inisiatif Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
dan Bank Indonesia (BI). Pada tanggal 13 Agustus 1994, Pefindo memperoleh
izin operasi dari Bapepam-LK (No.39/PM- PI/1994) dan menjadi salah satu
lembaga penunjang pasar modal Indonesia.
Fungsi utama Pefindo adalah menyediakan suatu peringkat yang objektif,
independen,
serta dapat dipertanggungjawabkan atas risiko kredit (dari
penerbitan surat utang) yang diterbitkan kepada publik.
Pefindo juga menerbitkan dan mempublikasikan
informasi kredit
sehubungan dengan pasar perdagangan sekuritas utang. Publikasi ini terdiri
dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi besertasektor asset
acuannya.
Pefindo merupakan Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya per Desember
2009 tercatat dimiliki oleh 92 perusahaan domestik, yang terdiri dari dana
pensiun, perbankan, asuransi, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan perusahaan
sekuritas.
Guna meningkatkan metodologi dan criteria yang digunakan dalam
melakukan ratingan, maka Pefindo didukung oleh mitra globalnya, yaitu Standard
& Poor Rating Services (S&P's). Pefindo juga aktif berpartisipasi dalam Asian
Credit Rating Agencies Association (ACRAA).
21
A.
Produk dan Layanan Pefindo
Pefindo memiliki beberapa produk dan
kegiatan pasar modal,diantaranya:
a)
layanan yang menunjang
Ratting Service
Rating Service merupakan jasa yang ditawarkan Pefindo dalam menilai
obligasi perusahaan-perusahaan tertentu untuk kemudian diperingkat. Rating
Service yang ditawarkan Pefindo terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu Company
Rating (menilai dan memeringkat perusahaan atas seluruh obligasinya) dan
Debt Instrument Rating (menilai dan memeringkat tiap instrumen obligasi). Hasil
dari Rating Service dituangkan kedalam dokumen yang bernama Rating
Announcement.
b)
Mutual Fund Service
Mutual Fund Service merupakan jasa yang ditawarkan Pefindo dalam
menilai dan memeringkat instrument reksadana.Mutual Fund Service yang
ditawarkan Pefindo terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu Pefindo’s Mutual Fund
Ranking (memeringkat reksadana berdasarkan tingkat pengembalian,volatilitas,
dan ukuran aset) dan Pefindo’s Credit Quality Rating (memeringkat reksadana
berdasarkan level proteksi terhadap default risk). Hasil dari Mutual Fund Service
dituangkan kedalam Mutual Fund Report.
c)
Pefindo 25 SME Index
Pefindo25SME Index merupakan indeks saham yang dikelola oleh BEI
bersama dengan Pefindo dan Investor Daily. Index ini merepresentasikans ahamsaham padaUsaha Kecil dan Menengah (UKM).
d)
Equity Valuation
Equity Valuation merupakan produk yang ditawarkan Pefindo berbentuk
Laporan Riset Ekuitas secara singkat dan padat yang membahas mengenai bisnis
emiten beserta prospeknya dan industri dimana emiten berada serta proyeksi
keuangan dan nilai wajar saham emiten.
e)
Industry Report
Industy Report merupakan produk yang ditawarkan Pefindo berupa kajian
holistic yang berisi informasi dan opini mengenai seluk- beluk suatu sector
industri,baikdalam lingkup nasional maupun global.
f)
Economic Updates
Economic Updates merupakan produk yang ditawarkan Pefindo berupa
kajian holistic yang berisi informasi dan opini mengenai kondisi perekonomian
nasional dan perkembangannya.
Pembahasan Data dan Hasil Penelitian
Kinerja Keuangan Perusahaan
A.
Curret Ratio
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan
kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui
22
kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Curret
ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan aktiva yang dimiliki perusahaan
dapat digunakan jika kewajiban pada saat jatuh tempo. Semakin besar nilai rasio
ini semakin lancar perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Adapun hasil
perhitungan CR pada masing-masing perusahaan sampel yang diperoleh dari
laporan keuangan yang terdapat lampiran 1.
Dari perhitungan current ratioini, perusahaan mengalami fluktuasi naik dan
turun setiap tahunnya. Dilihat dari rata-rata setiap perusahaan terlihat Summit
Otto Finance mempunyai ratio tertinggi dari perusahaan yang lainnya, selain itu
Media Nusantara Citra juga memilki ratio tinggi. Meskipun setiap tahun Summit
Otto Finance mengalami fluktuasi turun dan naiknya ratio, terlihat pada tahun
2012 mengalami penurunan. Dikarenakan pada tahun tersebut dalam catatan
laporan keuangan perusahaan terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan
mengalami penurunan nilai, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas
perusahaan dimasa mendatang sehingga aktiva lancar pada tahun tersebut ikut
menurun. Sedangkan pada kewajiban perusahaan, transaksi penerusan kredit
perusahaan mengalihkan pokok piutang pembiayaan konsumen kepada investor
sebesar jumlah dana yang diberikan investor. Terbukti pada tahun 2012 kewajiban
perusahaan mengalami penurunan, seluruh transaksi penerusan kredit dan
penjualan portofolio dilakukan dengan skema tanpa tanggung rentang. Pada
Summit Otto Finance menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu memenuhi
kewajiban finansialnya setiap tahunnya.
Sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan setiap tahunnya adalah
Bakrie Telecom dan XL Axiata. Dilihat dari laporan keuangannya perusahaan
tersebut mengalami penurunan setiap tahunnya pada aktiva lancar (Lampiran 1).
Pada tahun 2012 perusahaan menghapus piutang tak tertagih untuk mencegah
kerugian di masa yang akan datang, pada tahun tersebut pula menjual seluruh
investasinya, sehingga mengakibatkan penurunan pada aktiva lancar. Perusahaan
juga mempunyai biaya yang masih harus dibayar, perusahaan telah mengadakan
perjanjian kerjasama interkoneksi dengan beberapa operator telepon dimana
perusahaan harus membayar beban interkoneksi sesuai perjanjian. Sedangkan
pada perusahaan XL Axiata dilihat dari catatan laporan keuangan mengalami
penurunan nilai pada piutang usaha, piutang individual yang diturunkan nilainya
terutama terkat dengan pelanggan korporasi dan non-korporasi yang secara tidak
terduga mengalami situasi ekonomi yang sulit. Sedangkan pada 31 desember
2012, 2011 dan 2010 perusahaan memilki fasilitas pinjaman yang belum
digunakan sehingga mengakibatkan kewajiban lancar yang meningkat. Namun
demikian pada perusahaan Bakrie Telecom dan XL Axiata tetap membayar
kewajiban lancarnya meskipun terdapat kesulitan untuk sesuai jatuh tempo.
Dengan demikian kenaikan dan penurunan yang dialami perusahaan yang
menjadi sampel disebabkan oleh aktiva lancar lebih tinggi dari kewajiban
lancarnya, maka dari itu perusahaan mampu memenuhi kewajiban financial
jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang
tersedia dengan baik setiap tahunnya. Rasio ini juga tidak hanya berkenaan
dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan
kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.
23
B.
Total asset turnover
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.
Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih
cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan
keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset
yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya
ditingkatkan atau diperbesar.
Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan,
tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan
menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.
Adapun hasil perhitungan TAT pada masing-masing perusahaan sampel yang
diperoleh dari laporan keuangan yang terdapat lampiran 2.
Dari perhitungan rasio menunjukkan bahwa masing-masing perusahaan
berfluktuasi. Sebagai contoh perusahaan yang mempunyai rasio tertinggi adalah
Japfa Comfeed, meskipun setiap tahun perhitungan ratio tersebut menurun.
Menurut catatan laporan keuangan perusahaan, instrumen keuangan lancar/jangka
pendek dengan sisa jatuh tempo 1 tahun atau kurang terdiri dari kas dan setara
kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain. Karena instrumen
keuangan tersebut jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset dan
liabilitas keuangan lancar telah mendekati estimasi nilai wajarnya. Sedangkan
pada penjualan Japfa Comfeed tidak terdapat penjualan kepada satu pihak yang
melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2012, 2011 dan seterusnya.
penurunan rasio ini lebih rendah disebabkan karena total aktivanya lebih rendah
dibandingkan dengan penjualan atau pendapatan perusahaan.
Perusahaan yang mengalami peningkatan setiap tahunnya, sebagai sampel
adalah Indomobil Finance. Terlihat dalam catatan laporan keuangan
perusahaannya, pada tahun 2012 adanya penambahan aset tetap yang menambah
total aktiva perusahaan. Pada penjualan tidak ada transaksi penjualan dan
penghasilan jasa keuangan yang diperoleh dari satu pelanggan dimana jumlah
penjualan kumulatif tahunnya melebihi 10% dari penghasilan netto konsolidasian.
Maka apabila perusahaan menunjukkan suatu trend yang cenderung meningkat,
memberikan gambaran bahwa semakin efisiensinya penggunaan aktiva sehingga
hasil usaha akan meningkat.
Perusahaan yang memiliki rasio yang rendah adalah Bank Mandiri,
walaupun perusahaan setiap tahunnya mengalami fluktuasi naik turunnya
hitungan rasio tetapi dilihat dari catatan laporan keuangan perusahaan bahwa total
aktiva bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2012 adanya penambahan aset
dalam penyelesaian dalam bentuk perangkat lunak, dan juga adanya penambahan
pembiayaan konsumen pada tahun 2009. Pada pendapatan bunga dari kredit yang
diberikan adalah pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan
nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai untuk tahun 2012 dan 2011.
Apabila perusahaan mengalami penurunan rasio total asset turnover ini maka
terjadi penurunan pada tingkat penjualan atau pendapatan suatu perusahaan
dibanding dengan total aktivanya.
Pada rasio ini menjadi ukuran investor sampai seberapa jauh aktiva telah
dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali aktiva
berputar dalam periode tertentu.
24
C.
Return on asset
Pengukuran kinerja dengan ROA menunjukkan kemampuan dari modal
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba ROA
yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif (rugi). Hal ini
menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan
aktiva belum mampu menghasilkan laba. Adapun hasil perhitungan ROA pada
masing-masing perusahaan sampel yang diperoleh dari laporan keuangan yang
terdapat lampiran 3.
Dari perhitungan rasio menunjukkan bahwa masing-masing perusahaan
berfluktuasi. Sebagai contoh sebagai perusahaan yang memiliki peningkatan
setiap tahunnya adalah Selamet Sempurna dan Bank Permata. Pada Bank Permata
dilihat dari catatan laporan keuangan pada tahun 2008 dan 2009 mengalami
kerugian, tetapi sampai tahun 2012 perusahaan mengalami peningkatan dalam
laba bersih (Lampiran 7). Sedangkan Selamet Sempurna berdasarkan catatan
laporan keuangan perusahaan pada tahun 2012 penjualan pada pihak ketiga
mengalami peningkatan melebihi 10,6% dan tahun 2011 mengalami peningkatan
sebesar 10%, penjualan tersebut dilakukan kepada pihak berelasi. Pada total
aktiva terlihat peningkatan setiap tahun, terlihat pada tahun 2012 adanya
penambahan piutang lain-lain dan adanya tambahan perjanjian untuk investasi
saham.
Perusahaan yang memiliki perhitungan rasio tertinggi adalah Adira
Dinamika, walaupun mengalami penurunan rasio setiap tahunnya. Terlihat dari
catatan laporan keuangan perusahaan adanya penurunan laba bersih pada tahun
2012 dan peningkatan total aktiva perusahaan (Lampiran 1). Pada tahun 2012
penjualan meningkat tetapi biaya umum dan administrasi pun meningkat
dikarenakan adanya pembayaran amortisasi efek utang yang terbit tahun 2011.
Dari contoh perusahaan Selamet Sempurna dan Adira dinamika artinya
perusahaan tersebut menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan
untuk beroperasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Jadi
perusahaan tersebut mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut
berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan.
Sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan bahkan perhitungan
rasio yang menunjukkan negatif adalah Bakrie Telecom dan Bank Permata. Pada
Bakrie telecom terlihat dari catatan laporan keuangan bahwa perusahaan
mengalami kerugian pada tahun 2011 dan 2012, sedangkan dari tahun 2008
sampai 2010 perusahaan mengalami penurunan pada laba bersih. Hal ini
dikarenakan pada tahun 2009 perusahaan menjual aset dan fasilitas pendukungnya
dan peningkatan pada biaya penyusutan. Pada tahun 2012 aktiva tetap perusahaan
telah terdapat penurunan atas fasilitas dan peralatan telekomunikasi tertentu yang
disebabkan oleh indikasi keusangan teknologi dan kemampuan untuk
menghasilkan arus kas, hal ini mengakibatkan biaya amortisasipun meningkat dan
mengurangi penjualan bersih perusahaan. perusahaan yang menunjukkan
penurunan tersebut menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan
perusahaan mengalami kerugian. Jadi total aktiva yang digunakan perusahaan
tersebut tidak memberikan laba maka perusahaan tersebut akan mengalami
kerugian dan akan menghambat pertumbuhan perusahaan.
25
D.
Debt to equity ratio
Debt to equity ratiomerupakan rasio yang menunjukkan presentase
penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman (investor).
Rasio ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva
yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas
operasionalnya. Adapun hasil perhitungan DER pada masing-masing perusahaan
sampel yang diperoleh dari laporan keuangan yang terdapat lampiran 4.
Dari perhitungan rasio masing-masing perusahaan sampel rasio hutang ini
berfluktuasi. Perusahaan yang memiliki nilai perhitungan rasio terbesar dari ratarata adalah Bank Tabungan Negara dan Bank Permata, walaupun mengalami
fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2012 Bank Tabungan Negara menerbitkan
obligasi tahap 1 dan diterbitkan 100% dari nominalnya. Perusahaan yang
mengalami peningkatan perhitungan rasio adalah Adira Dinamika, terlihat dari
catatan laporan keuangan perusahaan pada tahun 2012, 2011 menerbitkan obligasi
berkelanjutan 1 tahap ke II dan perusahaan mampu membayar bunga obligasi
sesuai dengan jatuh tempo. Semakin tinggi rasio ini maka semakin banyak
kewajiban perusahaan yang dimanfaatkan perusahaan tetapi perusahaan kurang
mampu membayar hutangnya dengan baik terutama hutang jangka panjang.
Semakin meningkatnya rasio hutang (dimana beban hutang juga semakin besar)
maka hal tersebut berdampak terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan,
karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya
bunga yang semakin besar, maka profitabilitas (earnings after tax) semakin
berkurang (karena sebagian digunakan untuk membayar bunga), maka hak para
investor juga semakin berturun.
Sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan perhitungan rasio ini
diantaranya Bumi Serpong dan Duta Pertiwi. Pada tahun 2012 Bumi Serpong
menerbitkan obligasi dengan 3 jenis seri obligasi, seluruh obligasi dijual dengan
nilai nominal dan pada tahun 2012 juga perusahaan melunasi seluruh utang pokok
obligasi DP V. selain itu juga perusahaan mengalami peningkatan pada uang
muka pembayaran yang berasal dari penyewa dan pemilik kios atas penggunaan
fasilitas promosi yang disediakan. Tetapi perusahaan juga membayar pokok
hutang pertiga bulan sampai jatuh tempo. Semakin rendah rasio akan semakin
baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.
E.
Time interest earned
Rasio ini untuk mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang
(turun) tanpa mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak
mampu membayar bunga. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang
total hutangnya lebih besar dibandingkan total aktivanya. Adapun hasil
perhitungan TIE pada masing-masing perusahaan sampel yang diperoleh dari
laporan keuangan yang terdapat lampiran 5.
Data perhitungan rasio menunjukan fluktuasi yang dialami oleh masingmasing perusahaan. Sebagai contoh perusahaan yang memiliki perhitungan rasio
yang tinggi adalah Oto Multiartha. Terlihat dari catatan laporan keuangan
perusahaan biaya bunga termasuk atas pinjaman yang diterima adalah amortisasi
beban provisi yang dibayar dimuka sehubungan dengan pinjaman yang diterima
persoraan, beban bunga atas hutang obligasi adalah amortisasi beban emisi
obligasi untuk tahun yang berakhir 2012, 2011 dan 2010. Kenaikan rasio ini
26
disebabkan oleh laba sebelum pajak yang diterima oleh perusahaan berbeda-beda.
Naiknya rasio TIE dari tahun sebelumnya disebabkan karena laba sebelum pajak
lebih besar dibandingkan dengan beban bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan
situasi yang aman, meskipun menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan hutang
perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang memiliki perhitungan rasio yang menurun
bahkan minus (-) adalah Bakrie Telecom, terlihat dari catatan laporan keuangan
bahwa perusahaan mengalami kerugian selama 2 tahun berturut-turut dari tahun
2012-2010. Tanda minus (-) pada hasil perhitungan rasio tersebut menunjukkan
bahwa beban bunganya lebih besar dibandingkan dengan laba sebelum pajak yang
akan berakibat perusahaan kurang mampu menutupi beban bunganya. Rasio yang
rendah memerlukan perhatian dari pihak manajemen perusahaan.
Rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang
mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi
(EBIT) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan
kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.
F.
Rating Obligasi
Rating obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang
diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa aman suatu obligasi bagi
investor. Keamanan ini ditunjukkan dari kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga dan pelunasan pokok pinjaman.
Rating obligasi membantu investor dalam penilaian hutang dan resiko
kegagalan (default risk) dari obligasi. Peringkat obligasi mencoba mengukur
adanya resiko kegagalan berupa ketidakmampuan emiten sebagai penghutang
dalam membayar bunga selama umur obligasi dan pelunasannya pada jatuh
temponya.
Dari lampiran 6 dapat dilihat bahwa ada beberapa perusahaan yang
ratingnya tetap, ada yang ratingnya turun dan ada pula yang ratingnya naik.
Sebagai contoh pada perusahaan uang memiliki rating yang naik setiap tahun
adalah Japfa Comfeed. Terlihat pada catatan laporan keuangan bahwa perusahaan
menerbitkan obligasi tahun 2007 dengan jangka waktu obligasi 5 tahun, dan
perusahaan juga selalu membayar biaya bunga per-triwulan. Rating yang naik
berarti perusahaan tersebut mampu menjamin emiten untuk membayar
kewajibannya dan menggunakan dana dari obligasi dengan baik. Perusahaan ini
menggambarkan investor memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi
komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran kewajibannya.
Sedangkan rating perusahaan yang tetap setiap tahun adalah Bakrieland,
terlihat dari catatan laporan keuangan menyatakan bahwa perbandingan total
pinjaman dengan total modal tidak lebih dari 2,25. Maka dapat dikatakan
perusahaan mempertahankan posisinya dengan tetap membayar kewajibannya
meskipun terdapat beberapa kesulitan untuk melunasi kewajiban tepat waktu
sesuai masa jatuh tempo. Perusahaan memiliki kapasitas yang cukup untuk
memenuhi komitmen finasial jangka panjang dalam pembayaran kewajibannya
terhadap investor.
Sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan adalah Bakrie Telecom,
terlihat dari laporan keuangan bahwa perusahaan mengalami kerugian yang
mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan untuk membayar bunga pokok
27
obligasi. Pada tingkat ini perusahaan menggambarkan kapasitas yang lemah untuk
memenuhi komitmen financial jangka panjang dalam pembayaran kewajibannya.
Kapasitas investor untuk memenuhi komitmen financial jangka panjang dalam
pembayaran kewajibannya mudah terpengaruh oleh ketidakpastian atau perubahan
kondisi bisnis perusahaan, keuangan dan kondisi ekonomi lainnya.
Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Rating Obligasi
A.
Uji F (Uji Simultan)
Uji F (Uji Simultan) digunakan untuk mengetahui secara bersama-sama
(simultan) variabel independen yaitu Current ratio, Total Aset Turnover (TAT),
Debt Ratio, Return on asset (ROA), dan Time interest earned (TIE) terhadap
variabel dependen yaitu rating obligasi. Berikut ini merupakan tabel Anova pada
tabel 4 :
Tabel 4Uji Simultan
Model
ANOVAa,b
df
Mean Square
Sum of
Squares
Regression
162.210
5
32.442
1
Residual
43.488
39
1.115
Total
205.699
44
a. Dependent Variable: RAT
b. Predictors: (Constant), TIE, TAT, CR, ROA, DER
F
Sig.
29.094
.000c
Dari uji F dapat dilihat bahwa Fhitung > Ftabel (0.000 > 2.45) atau signifikansi
0.000< 0.05 yang berarti bahwa tolak H0 secara bersama-sama variable
independen (Current ratio, TAT, Debt Ratio, ROA dan TIE) berpengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen (Rating Obligasi) pada taraf nyata 5%.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa nilai Fhitung
lebih kecil dari Ftabel (0.000 > 2.45) dengan signifikansi 0.000. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-sama Current ratio (CR), Total asset
turnover, Return on asset, Debt Ratio, dan Time interest earned mempunyai
pengaruh terhadap rating obligasi tahun 2008-2012. Keadaan ini menunjukkan
bahwa semua variabel kinerja keuangan menentukan kenaikan atau penurunan
rating obligasi, meskipun dalam perhitungan regresi ada beberapa variabel yang
bernilai positif terhadap rating. Variabel yang berpengaruh signifikan menyangkut
kemampuan perusahaan membayar hutang, yaitu mengenai kualitas perusahaan
membayar bunga dan pokok hutang berdasarkan analisis keuangan.
B.
R-Square
Koefisien determnasi (R-Square) digunakan untuk melihat berapa persen
dari variabel dependen (rating obligasi) dijelaskan oleh variasi dari variabel
independen (Current Ratiao, TAT, Debt Ratio, ROA dan TIE). Berikut merupakan
data R-Square dari perhitungan pada tabel 5
28
Tabel 5R-Square
Model Summaryb,c
Adjusted R Std. Error of
Model
R
R Square
Square
the Estimate
1
.888a
.789
.761
1.05598
a. Predictors: (Constant), TIE, TAT, CR, ROA, DER
b. Dependent Variable: RAT
Nilai koefisien determinasi (R-Square) sebesar 0.789. berarti variasi variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah sebesar 78.9%
dan sisanya 21.1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Hasil uji RSquare 78.9% mampu mewakili rasio-rasio yang berpengaruh terhadap rating
obligasi, karena selain rasio tersebut sering digunakan investor untuk melihat
perkembangan suatu perusahaan, rasio-rasio tersebut menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban perusahaan sesuai dengan indikator rating
obligasi yang melihat pada kemampuan membayar bunga dan pokok pinjaman.
Variabel lain yang tidak diteliti yang mampu mempengaruhi peringkat
obligasi seperti jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan, apabila obligasi
dijamin dengan aset yang bernilai tinggi maka ratingpun akan membaik. Variabel
lainnya seperti umur obligasi, obligasi dengan umur yang lebih pendek
mempunyai resiko yang lebih kecil.
Rasio yang Mempengaruhi Rating Obligasi
A.
Analisis Regresi
Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya variable independen,
yaitu Current ratio, Total Assets Turnover, Return on asset, Net Profit Margin,
Return On Equity, dan Debt to equity ratio terhadap variable dependend yaitu
Rating Obligasi dari PT. Pefindo. Berdasarkan pembatasan masalah dan hipotesis
yang telah dikemukakan maka hasil pengolahan data untuk tahun 2008-2012
sebagai berikut :
Tabel 6Analisis Regresi
Coefficientsa,b
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
(Constant)
5.828
.481
CR
-.004
.001
-.617
TAT
-.006
.002
-.279
1
DER
.025
.005
.516
ROA
.136
.012
1.235
TIE
2.388E-005
.000
.040
a. Dependent Variable: RET
T
Sig.
12.110
-5.866
-2.832
4.682
11.244
.510
.000
.000
.007
.000
.000
.613
Berdasarkan tabel diatas diperoleh model persamaan regresi, sebagai berikut :
Rat = 5.828 - 0.004 CR - 0.006 TAT + 0.025 DER + 0.136 ROA –(2.388E-005)
TIE
29
Dimana:
Rat
= Rating obligasi
CR
= Current ratio (Likuiditas)
TAT = Total Aset Turnover (Aktivitas)
ROA = Return On Aset (Profitabilitas)
DER = Debt Ratio (Laverage)
TIE = Time interest earned (Solvabilitas)
Dari hasil regresi diatas menyatakan bahwa current ratio berpengaruh
negatif terhadap rating obligasi dengan nilai -0.004maka setiap terjadi
penambahan satu current ratio akan menurunkan rating obligasi sebesar 0,004.
Pada penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bahwa
perusahaan mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
kepada investor tepat pada saat jatuh tempo. Hal ini dikarenakan obligasi adalah
investasi jangka panjang, oleh karena itu current ratio tidak berpengaruh terhadap
ratting obligasi. Tetapi semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin baik
peringkat perusahaan, karena dengan asset lancar yang lebih tinggi dari hutang
perusahaan mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajibannya kepada
investor tepat pada waktunya. Rasio lancar ini juga berhubungan dengan
bagaimana suatu perusahaan dapat memenuhi kewajibannya.
Kemudian untuk total asset turnover berpengaruh negatif terhadap rating
obligasi dengan nilai -0.006maka setiap terjadi penambahan satu total asset
turnover akan menurunkan rating obligasi sebesar 0.006. Pada penelitian ini
dalam teori yang menyatakan bahwa apabila produktivitas tinggi, maka penjualan
akan tinggi dan cenderung akan menghasilkan laba yang tinggi pula sehingga
perusahaan lebih mampu untuk memenuhi segala kewajibannya kepada investor.
Hal ini bisa terjadi karena selain bidang perusahaan yang berbeda-beda juga ada
beberapa perusahaan yang memiliki produktifitas yang tinggi tetapi tidak dapat
menghasilkan laba yang tinggi pula karena dengan penjualan yang tinggi diikuti
dengan biaya-biaya yang tinggi pula selain itu juga diikuti dengan biaya pajak.
Pada debt ratio berpengaruh positif terhadap rating obligasi dengan nilai
0.025maka setiap terjadi penambahan satu debt ratio akan menaikkan rating
obligasi sebesar 0.025. Pada penelitian sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi
rasio ini semakin banyak kewajiban yang dimanfaatkan perusahaan dan semakin
rendah tingkat keamanan bagi investor apabila perusahaan likuid. Investor juga
akan melihat pada ekuitas sebagai suatu batasan kemanan, sehingga semakin
tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh investor maka semakin
kecil resiko yang harus dihadapi oleh investor.
Pada return on asset berpengaruh positif terhadap rating obligasi dengan
nilai 0.136maka setiap terjadi penambahan satu retun on asset akan menaikkan
rating obligasi sebesar 0.136. bahwa profitabilitas semakin tinggi maka semakin
rendah risiko ketidakmampuan membayar (Default)dan semakin baik peringkat
yang diberikan terhadap perusahaan tersebut karena pendapatan operasi yang
tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan bekerja dengan efisien berdasarkan
tingkat asset danequity tertentu.
Pada time interest earned berpengaruh negatif terhadap rating obligasi
dengan nilai -2.388E-005 maka setiap terjadi penambahan satu time interest
earned akan menurunkan rating obligasi sebesar 2.388E-005.Dalam teori yang
30
ada bahwa rasio yang tinggi akan meningkatkan situasi yang aman terhadap
investor karena perusahaan dapat mampu membayar kewajibannya.
B.
Uji T (Uji Parsial)
Uji T (Uji Parsial) digunakan untuk mengetahui masing-masing variabel
independen yaitu Current ratio, Total Aset Turnover (TAT), Debt Ratio, Return
on asset (ROA), dan Time interest earned (TIE) terhadap variabel dependen yaitu
rating obligasi. Uji T yang dilakukan adalah uji T dua arah dengan ttabel yaitu
2,0225 dan tingkat kepercayaan (α) sebesar 5%. Untuk melihat niai t dapat dilihat
pada tabel uji regresi pada tabel 5
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, ttabel (2,0225>-5.866) hal ini menunjukkan
bahwa thitung lebih kecil dari ttabel dan p-value current ratio adalah
0,000menunjukkan tolak H0 maka cukup bukti untuk menyatakan variabel CR
berpengaruh nyata terhadap variabel rating pada taraf nyata 5%. Sedangkan pada
total aset turnover menyatakan bahwa ttabel (2,0225>-2.832) hal ini menunjukkan
bahwa thitung lebih kecil dari ttabel dan p-valuenya adalah 0,007menujukkan tidak
tolak H0 maka belum cukup bukti untuk menyatakan variabel TAT berpengaruh
nyata terhadap variabel rating pada taraf nyata 5%. Pada debt ratio menyatakan
bahwa ttabel (2,0225<4.682) hal ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel
dan p-value = 0,000 tolak H0 maka cukup bukti untuk menyatakan variabel DER
berpengaruh nyata terhadap variabel rating secara linier pada tarif nyata 5%. Pada
return on asset menyatakan bahwa ttabel (2,0225<11.244) hal ini menunjukkan
bahwa thitung lebih besar dari ttabel dan p-value = 0,000 tolak H0 maka cukup bukti
untuk menyatakan variabel ROA berpengaruh nyata terhadap variabel rating pada
tarif nyata 5%. Dan pada time interest menyatakan bahwa ttabel (2,0225>0,510)
hal ini menunjukkan pada time interest earned menyatakan bahwa thitung lebih
kecil dari ttabel dan p-value = 0,613 tidak tolak H0 maka kesimpulannya belum
cukup bukti untuk menyatakan variabel TIE berpengaruh terhadap variabel rating
pada taraf nyata 5%.
Berdasarkan hasil tersebut berarti kenaikancurrent ratio,return on asset dan
debt ratio dapat meningkatkan rating obligasi dimana rasio-rasio tersebut dapat
digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya terdapat investor dan kreditor. Current ratio merupakan
indikator sejauh mana klaim kreditor ditutupi oleh aset yang diharapkan dapat
diubah menjadi kas dengan cepat sehingga dapat dengan segera memenuhi
kewajibannya kepada investor. Return on asset dapat berpengaruh karena
penggunaan hutang dibawah rata-rata yang menyebabkan laba bersihnya menjadi
relatif tinggi sehingga rating obligasi naik yang juga meningkatkan kepercayaan
investor bahwa perusahaan tersebut dapat menunjukkan efisiensi manajemen asset
yang berarti efisiensi manajemen mampu memenuhi keajibannya dengan baik.
Debt ratio dapat digunakan untuk melihat struktur modal suatu perusahaan karena
debt ratio yang tinggi menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak
memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Namun penggunaan hutang
tidak selalu berdampak negatif bagi perusahaan karena pada kondisi tertentu
penggunaan hutang. Perusahaan dengan hutang yang kecil sekilas terlihat
menguntungkan tetapi hal ini tidak selalu benar, karena perlu mempertimbangkan
jumlah uang yang diinvestasikan oleh investor.
31
Kenaikan rasio-rasio tersebutberpotensial mendorong investor untuk mau
menginvestasikan dananya terutama dalam bentuk obligasi pada perusahaan
tersebut karena diikuti kenaikan rating yang tinggi pula. Sedangkan sebaliknya
jika debt rasio turun, maka kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya
akan menurun sehingga dapat menyebabkan kurangnya kepercayaan investor
untuk menanamkan modalnya pada obligasi perusahaan tersebut. Rasio tersebut
mampu menjamin pemilik obligasi mendapatkan keuntungan dan membayar
kewajibannya.
Selain industri yang berbeda-beda, variabel lain yang menentukan rating
obligasi naik dan turunnya suatu perusahaan diantaranya adalah jaminan asset
untuk obligasi yang diterbitkan, apabila obligasi dijaminkan dengan aset yang
bernilai tinggi maka ratingpun membaik. Selain itu kedudukan obligasi dengan
jenis utang lain dapat menentukan naik dan turunnya rating obligasi perusahaan
tersebut, karena apabila kedudukan obligasi lebih rendah daripada hutang yang
lain maka rating akan ditetapkan satu tingkat lebih rendah dari seharusnya. Selain
itu keadaan ekonomi suatu negara dan kebijakan akuntansi yang konservatif
mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.
Implikasi Manajerial
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan menggambarkan
presentasi pertumbahan pos-pos akun perusahaan dari tahun ke tahun.
Pertumbuhan bisnis yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan
grade dari rating berikutnya diberikan untuk perusahaan karena pertumbuhan
mengindikasikan prospek kinerja cashflow masa dating dan meningkatkan nilai
ekonomi. Kemudian rasio likuisitas juga mengukur kemampuan likuiditas jangka
pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap
hutang lancarnya. Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya
kondisi keuangan perusahaan sehingga secara finansial akan mempengaruhi
prediksi peringkat obligasi.
Implikasi terhadap investor, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan juga informasi bagi calon investor yang akan menanamkan
modalnya dalam bentuk obligasi dengan tetap mempertimbangkan asumsi dan
keterbatasan-keterbatasan penelitian.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1.
Dari perhitungan current ratiorata-rata setiap perusahaan terlihat Summit
Otto Finance mempunyai rasio tertinggi dari perusahaan yang lainnya
sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan adalah Bakrie Telecom
dan XL Axiata, kenaikan dan penurunan yang dialami perusahaan
disebabkan oleh aktiva lancar lebih tinggi dari kewajiban lancarnya, maka
dari itu perusahaan mampu memenuhi kewajiban finansial jangka pendek
pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia
dengan baik setiap tahunnya.Pada total asset turnoversecara rata-rata
perusahaan yang mengalami peningkatan setiap tahunnya adalah Indomobil
32
2.
Finance sedangkan perusahaan yang memiliki rasio yang rendah adalah
Bank Mandiri, perusahaan yang mengalami peningkatan artinya perusahaan
memberikan gambaran bahwa semakin efisiensinya penggunaan aktiva
sehingga hasil usaha akan meningkat. Perusahaan yang memiliki rasio yang
rendah, maka terjadi penurunan pada tingkat penjualan atau pendapatan
suatu perusahaan dibanding dengan total aktivanya.Dari perhitungan rasio
return on assetrata-rata perusahaan yang memiliki peningkatan setiap
tahunnya adalah Selamet Sempurna dan Bank Permata sedangkan
perusahaan yang mengalami penurunan bahkan perhitungan rasio yang
menunjukkan negatif adalah Bakrie Telecom. Perusahaan yang
menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki peningkatan setiap tahunnya
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi
perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Perusahaan yang
mengalami penurunan, artinya bahwa total aktiva yang digunakan
perusahaan tersebut tidak memberikan laba maka perusahaan tersebut akan
mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan perusahaan.Dari
perhitungan rasio debt ratio, Perusahaan yang memiliki nilai perhitungan
rasio terbesar dari rata-rata adalah Bank Tabungan Negara dan Bank
Permata sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan perhitungan
rasio ini diantaranya Bumi Serpong dan Duta Pertiwi.perusahaan yang
memiliki nilai perhitungan rasio terbesar artinya bahwa semakin tinggi rasio
ini maka semakin banyak kewajiban perusahaan yang dimanfaatkan
perusahaan tetapi perusahaan kurang mampu membayar hutangnya dengan
baik. Sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan artinya semakin
rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjangnya.Data perhitungan rasio time interest
earnedperusahaan yang memiliki perhitungan rasio yang tinggi adalah Oto
Multiartha, sedangkan perusahaan yang memiliki perhitungan rasio yang
menurun adalah Bakrie Telecom. Perusahaan yang memiliki perhitungan
rasio yang tinggi menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan hutang
perusahaan. Sedangkan perusahaan yang memiliki perhitungan rasio yang
menurun artinya rasio yang rendah memerlukan perhatian dari pihak
manajemen perusahaan.
Dari uji F tolak H0 secara bersama-sama variable independen (CR, TAT,
DR, ROA dan TIE) berpengaruh secara simultan terhadap variable dependen
(Rating Obligasi).Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama
kinerja keuangan mempunyai pengaruh terhadap rating obligasi tahun 20082012.Nilai koefisien determinasi (R-Square) sebesar 78,9% dan sisanya
21,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Hasil uji R-Square
78,9% mampu mewakili rasio-rasio yang berpengaruh terhadap rating
obligasi.Dari hasil regresi dan uji T menyatakan bahwa current ratio,return
on asset dan debt ratio dapat meningkatkan rating obligasi dimana rasiorasio tersebut dapat digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya terdapat investor dan kreditor.
Saran
1.
Peneliti selanjutnya sebaiknya lebih fokus terhadap satu industri saja, karena
dengan berbedanya industri akan berbeda pula kinerja keuangan perusahaan,
33
2.
dan sebaiknya mempertimbangkan variable non-keuangan yang mungkin
menjadi model prediksi peringkat obligasi untuk meningkatkan rating
obligasi
Investor harus melihat current ratio, return on asset dan debt ratio yang
mempengaruhi kenaikan rating obligasi juga mempertimbangkan kinerja
keuangan yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Apa Itu Obligasi (Bond), Apa Saja Jenis-jenisnya. 2006. J Akun Keu. [Internet].
[diunduh 2013 Maret 16]. http//www,jurnalakuntansikeuangan.com/Apa Itu
Obligasi (Bond), Apa Saja Jenis-jenisnya _ Jurnal Akuntansi Keuangan.html
Abdurrahman F. 2008. Prospek Penerbitan Obligasi Korporasi. [Internet].
[diunduh 2013 April 17]. Tersedia pada www.kompas.com
Bursa Efek Indonesia. 2013. Laporan Tahunan. [Internet]. [diunduh 2013 April 15
]. Tersedia pada http//www.idx.go.id.
Fakhruddin M. 2008. GO PUBLIC: Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai
Perusahaan. Jakarta (ID): PT Alex Media Komputindo.
Hanafi M. 2004. Manajemen Keuangan. Edisi 2004/2005. Yogyakarta (ID):
BEFE.
Ikhsan A, Yahya, dkk. 2012. Peringkat Obligasi dan Faktor yang
Mempengaruhinya. J Invest Manaj. Fakultas Ekonomi Universitas Syiah
Kuala. 24(1)
Kurniawan A. 2009. Belajar Mudah SPSS Dengan Mudah. Yogyakarta (ID):
Mediakom.
Linandarini E. 2010. Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat
Obligasi di Perusahaan Indonesia. Semarang (ID): Universitas Diponegoro
Manurung, Silitonga D, Tobing W. 2008. Hubungan Rasio-Rasio Keuangan
dengan Peringkat Obligasi. J Inves Manaj.2(1)
PEFINDO. 2010. Indonesian Rating Highlight. Pefindo Credit Rating. [Internet].
[diunduh 2013 April 15]. Tersedia pada www.pefindo.com/index.php
Sawir A. 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan
Perusahaan. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama
Scarborough M dan Zimmerer W. 2009.Kewirausahaan dan Manajemen Usaha
Kecil. Edisi 5 Buku 2. Jakarta (ID): Salemba Empat.
Sunaryo T. 2007. ManajemenRisikoFinansial. Jakarta (ID): SalembaEmpat.
Syafri H dan Sofyan. 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta (ID):
PT Raja Grafindo Persada
Syamsuddin L. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta (ID): PT Raja
Grafindo Persada
Tandelilin E. 2010. Portofolio dan Investasi, Teori dan Aplikasi. Edisi 1.
Yogyakarta (ID): Kanisius.
Warsini S. 2009. Manajemen Investasi. Jakarta (ID): Semesta Media.
34
Widoatmadjo S. 2004. Cara Cepat Memulai Investasi Saham Panduan Bagi
Pemula. Jakarta (ID): PT Alex Media Komputindo
Yohanes A. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan dan Karakteristik Obligasi terhadap
Rating Obligasi Korporasi Di Indonesia. J Invest Manaj. 10(1)
35
Lampiran 1Current ratio
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Nama Perusahaan
Adhi Karya
Adira Dinamika
Bank Danamon
BFI Finance
Bank Mandiri
Bank Permata
Bumi Serpong
Bakrie Telecom
BW Plantation
Duta Pertiwi
Bakrieland
XL Axiata
Federal International
Indomobil Finance
Indofood
Indosat
Jasa Marga
Japfa Comfeed
Lautan Luas
Malindo Feedmil
Mitra Adiperkasa
Medco Energi
Matahari
Mayora Indah
Bank OCBC NISP
Oto Multiartha
Jaya Ancol
Bank Pan Indonesia
Perum Pegadaian
Pupuk Kaltim
PLN
Salim Ivomas
Summarecon Agung
Selamet Sempurna
Summit Oto Finance
Tjiwi Kimia
Telkom
Mandiri Tunas
Wahana Ottomitra
2008
90.78
233.58
110.91
142.40
108.12
104.73
127.05
216.24
41.14
118.87
310.23
56.37
96.35
112.77
88.08
54.63
315.77
175.04
112.36
116.64
140.29
222.50
97.81
218.87
118.86
142.99
316.76
128.83
156.79
142.65
76.44
109.89
182.68
181.79
406.50
258.49
54.16
234.77
285.86
2009
101.54
282.80
115.04
293.06
138.38
110.53
135.08
85.84
118.57
149.82
194.82
33.41
96.66
126.73
116.09
90.79
115.64
220.61
112.13
132.19
144.83
155.40
161.09
229.04
112.09
166.71
197.06
126.75
155.23
162.98
98.12
129.65
111.06
158.70
353.18
236.70
60.58
285.14
275.16
Tahun
2010
126.59
209.31
118.92
215.28
111.09
109.50
135.54
81.62
127.45
160.74
291.17
48.83
97.32
151.19
203.65
45.37
165.04
262.95
109.97
57.48
126.98
204.24
176.08
258.08
115.28
110.61
200.00
132.10
141.72
186.69
80.82
113.91
116.53
217.41
360.13
237.13
91.48
209.31
183.86
2011
112.50
445.45
140.43
206.51
127.17
103.32
213.57
32.08
85.33
227.01
134.34
38.81
96.84
136.40
190.95
48.19
98.21
159.11
103.60
139.88
104.00
160.51
122.00
221.87
116.61
137.03
135.75
131.39
144.36
228.18
91.66
169.33
137.10
240.28
472.10
192.38
95.80
175.92
208.95
2012
124.44
276.35
147.29
242.21
126.96
110.11
171.77
26.75
65.13
248.47
85.60
41.86
95.86
123.23
200.32
75.43
68.16
182.45
84.13
104.86
121.61
264.86
187.22
276.11
118.28
138.42
156.52
130.55
152.50
253.95
92.01
148.31
116.96
194.42
570.67
240.74
116.04
139.71
192.11
Ratarata
111.17
289.50
126.52
219.89
122.34
107.64
156.60
88.51
87.52
180.98
203.23
43.86
96.60
130.06
159.82
62.88
152.56
200.03
104.44
110.21
127.54
201.50
148.84
240.79
116.22
139.15
201.22
129.92
150.12
194.89
87.81
134.22
132.87
198.52
432.52
233.09
83.61
208.97
229.19
36
LanjutanCurrent ratio
No
Nama Perusahaan
40
41
42
43
44
45
Bank Tabungan Negara
Bentoel International
Elnusa
Media Nusantara Citra
Ricky Putra Globalindo
Wijaya Karya
2008
136.58
247.83
139.38
337.76
162.79
144.45
2009
139.98
207.77
153.46
354.00
178.88
144.45
Tahun
2010
138.48
249.99
160.43
199.68
181.80
140.65
2011
139.13
111.96
124.59
490.37
178.07
113.88
2012
134.54
164.27
137.00
541.25
225.30
110.09
Ratarata
137.74
196.37
142.97
384.61
185.37
130.71
Sumber : Data Olah
Lampiran 2Total asset turnover
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Nama Perusahaan
Adhi Karya
Adira Dinamika
Bank Danamon
BFI Finance
Bank Mandiri
Bank Permata
Bumi Serpong
Bakrie Telecom
BW Plantation
Duta Pertiwi
Bakrieland
XL Axita
Federal International
Indomobil Finance
Indofood
Indosat
Jasa Marga
Japfa Comfeed
Lautan Luas
Malindo Feedmil
Mitra Adiperkasa
Medco Energi
Matahari
Mayora Indah
Bank OCBC NISP
Oto Multiartha
Jaya Ancol
Bank Pan Indonesia
Tahun
2008
129.55
94.06
15.03
36.91
4.13
4.73
31.64
32.83
44.63
23.54
12.64
42.81
48.74
26.99
98.00
33.42
22.90
219.16
129.60
201.14
92.21
64.83
122.95
133.69
8.13
9.46
64.18
9.34
2009
137.04
91.03
17.92
38.01
4.25
5.29
27.66
30.07
35.99
22.63
9.14
50.69
47.11
31.77
91.97
36.10
22.83
236.24
121.61
211.06
121.68
64.18
97.35
147.15
4.66
10.82
58.74
9.47
2010
62.50
51.28
12.20
23.82
3.60
2.42
18.65
27.91
26.83
15.14
8.01
62.59
39.25
12.50
81.23
27.84
23.10
199.95
108.65
210.75
128.39
40.82
74.82
164.22
7.25
19.54
58.75
7.51
2011
109.52
31.40
7.90
23.53
6.84
7.61
21.95
26.16
24.75
21.54
10.89
58.58
28.61
123.15
84.60
38.56
31.01
189.48
136.85
198.41
133.39
31.48
86.42
143.24
7.00
19.10
53.71
7.99
2012
96.90
26.52
8.59
23.60
6.69
6.97
22.25
32.85
19.22
23.80
19.36
59.14
28.63
112.53
84.38
40.60
36.64
162.69
153.24
186.10
126.62
34.23
132.13
126.60
6.22
16.35
44.12
7.73
Ratarata
107.10
58.86
12.33
29.18
5.10
5.40
24.43
29.96
30.28
21.33
12.01
54.76
38.47
61.39
88.04
35.30
27.30
201.50
129.99
201.49
120.46
47.11
102.74
142.98
6.65
15.05
55.90
8.41
37
LanjutanTotal asset turnover
No
Nama Perusahaan
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Perum Pegadaian
Pupuk Kaltim
PLN
Salim Ivomas
Summarecon Agung
Selamet Sempurna
Summit Oto Finance
Tjiwi Kimia
Telkom
Mandiri Tunas
Wahana Ottomitra
Bank Tabungan Negara
Bentoel International
Elnusa
Media Nusantara Citra
Ricky Putra Globalindo
Wijaya Karya
2008
27.21
137.28
56.48
72.47
34.91
145.59
26.55
60.03
66.50
22.65
46.07
10.26
133.34
76.67
48.93
76.00
113.65
2009
25.33
97.63
43.52
49.37
26.85
145.98
29.87
49.80
66.21
24.91
53.94
9.80
148.24
87.04
51.35
84.70
115.62
Tahun
2010
26.52
63.11
12.08
45.03
27.61
146.36
25.56
42.09
68.83
19.07
41.46
9.50
181.63
114.47
59.24
94.62
95.81
2009
2.94
28.00
1.55
12.59
1.81
-4.10
6.72
0.86
10.32
4.79
1.14
6.24
8.89
2.40
5.14
3.63
5.45
Tahun
2010
1.54
19.32
2.52
9.36
1.56
1.17
5.01
0.08
9.18
5.91
1.05
10.61
9.73
1.36
8.32
1.00
6.25
2011
25.18
97.53
44.47
49.41
29.13
156.08
27.56
53.67
69.14
19.28
42.32
8.48
158.99
107.44
61.27
96.00
93.02
2012
19.90
110.56
43.03
52.10
33.50
150.14
28.71
49.28
69.27
19.17
48.05
7.89
142.02
111.24
69.92
89.02
89.68
Ratarata
24.83
101.22
39.92
53.68
30.40
148.83
27.65
50.97
67.99
21.02
46.37
9.19
152.84
99.37
58.14
88.07
101.56
Sumber : Data Olah
Lampiran 3Return on asset
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Nama Perusahaan
Adhi Karya
Adira Dinamika
Bank Danamon
BFI Finance
Bank Mandiri
Bank Permata
Bumi Serpong
Bakrie Telecom
BW Plantation
Duta Pertiwi
Bakrieland
XL Axita
Federal International
Indomobil Finance
Indofood
Indosat
Jasa Marga
2008
1.59
28.40
1.43
9.61
1.48
-5.14
5.10
1.60
15.90
0.89
3.26
-0.05
6.68
2.94
2.61
2.72
4.83
2011
2.99
9.36
2.39
8.02
2.30
1.14
7.91
-6.76
8.93
8.14
1.58
9.08
6.20
7.52
9.13
2.00
5.64
2012
2.71
5.52
2.64
7.46
2.52
1.04
8.83
-36.32
5.34
9.30
-5.85
7.80
5.88
5.11
8.06
0.88
6.20
Ratarata
2.35
18.12
2.11
9.41
1.94
-1.18
6.71
-8.11
9.93
5.80
0.24
6.74
7.48
3.87
6.65
2.05
5.68
38
LanjutanReturn on asset
No
Nama Perusahaan
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Japfa Comfeed
Lautan Luas
Malindo Feedmil
Mitra Adiperkasa
Medco Energi
Matahari
Mayora Indah
Bank OCBC NISP
Oto Multiartha
Jaya Ancol
Bank Pan Indonesia
Perum Pegadaian
Pupuk Kaltim
PLN
Salim Ivomas
Summarecon Agung
Selamet Sempurna
Summit Oto Finance
Tjiwi Kimia
Telkom
Mandiri Tunas
Wahana Ottomitra
Bank Tabungan Negara
Bentoel International
Elnusa
Media Nusantara Citra
Ricky Putra Globalindo
Wijaya Karya
2008
5.21
4.24
0.89
-1.86
14.15
-0.69
6.71
0.93
1.76
9.93
1.09
5.83
8.86
-4.23
6.14
2.59
9.84
1.18
2.28
11.64
4.98
0.60
0.96
5.37
4.03
2.08
-1.45
2.70
2009
13.42
2.79
8.52
4.85
1.85
2.84
11.78
1.18
2.58
8.98
1.18
5.03
9.89
3.10
5.51
3.75
14.11
4.93
1.34
11.62
3.35
2.36
0.84
-3.02
11.08
5.05
0.60
3.32
Tahun
2010
13.74
3.04
18.62
5.48
3.65
50.79
11.36
0.83
4.79
9.03
1.15
5.82
5.66
1.51
6.62
3.80
14.10
3.85
3.10
15.79
3.12
3.83
1.34
4.46
1.74
8.91
1.76
4.53
2011
8.12
2.25
15.44
8.16
3.70
1.17
7.33
1.26
1.74
9.32
1.65
5.63
13.63
1.16
8.83
4.80
18.19
0.19
2.74
15.02
1.87
0.14
1.15
4.83
-0.69
13.11
1.90
4.83
2012
9.80
2.69
16.80
7.22
0.71
2.90
8.97
1.16
3.56
7.45
1.53
4.93
16.31
0.59
5.71
7.28
18.63
1.89
1.30
16.51
2.66
0.23
1.22
-4.66
3.16
19.88
2.02
4.65
Ratarata
10.06
3.00
12.05
4.77
4.81
11.40
9.23
1.07
2.89
8.94
1.32
5.45
10.87
0.43
6.56
4.45
14.97
2.41
2.15
14.12
3.19
1.43
1.10
1.39
3.86
9.81
0.96
4.01
Sumber : Data Olah
Lampiran 4Debt to equity ratio
No
1
2
3
4
5
6
7
Nama Perusahaan
Adhi Karya
Adira Dinamika
Bank Danamon
BFI Finance
Bank Mandiri
Bank Permata
Bumi Serpong
2008
88.30
45.71
89.64
90.14
91.35
92.05
52.63
2009
86.84
38.74
83.87
35.89
73.45
91.35
49.05
Tahun
2010
69.31
50.07
84.26
49.85
90.36
88.52
48.19
2011
83.80
73.82
81.93
55.39
81.79
90.98
35.43
2012
85.00
80.22
81.56
56.44
81.61
90.52
37.15
Ratarata
82.65
57.71
84.25
57.54
83.71
90.69
44.49
39
LanjutanDebt to equity ratio
No
Nama Perusahaan
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Bakrie Telecom
BW Plantation
Duta Pertiwi
Bakrieland
XL Axita
Federal International
Indomobil Finance
Indofood
Indosat
Jasa Marga
Japfa Comfeed
Lautan Luas
Malindo Feedmil
Mitra Adiperkasa
Medco Energi
Matahari
Mayora Indah
Bank OCBC NISP
Oto Multiartha
Jaya Ancol
Bank Pan Indonesia
Perum Pegadaian
Pupuk Kaltim
PLN
Salim Ivomas
Summarecon Agung
Selamet Sempurna
Summit Oto Finance
Tjiwi Kimia
Telkom
Mandiri Tunas
Wahana Ottomitra
Bank Tabungan Negara
Bentoel International
Elnusa
Media Nusantara Citra
Ricky Putra Globalindo
Wijaya Karya
Sumber : Data Olah
2008
40.53
67.60
40.72
37.60
84.83
74.33
83.75
66.76
66.77
52.99
74.40
72.26
94.82
70.02
62.36
68.10
56.32
89.40
82.11
33.58
86.45
81.95
47.04
56.32
55.05
56.59
36.71
70.86
72.59
51.79
84.25
91.97
93.16
61.17
50.81
38.39
49.73
74.57
2009
55.92
44.21
34.47
49.98
67.85
68.17
77.07
61.63
65.76
52.11
60.96
68.98
86.60
61.88
126.17
67.17
50.01
88.83
77.87
36.70
85.04
83.99
47.49
57.69
52.47
61.33
42.20
71.61
72.44
48.83
81.77
86.93
90.77
60.96
54.27
36.05
45.42
71.31
Tahun
2010
57.95
57.48
33.24
38.58
57.01
70.31
81.16
47.43
65.77
55.89
50.04
71.58
73.52
59.97
64.23
37.47
53.62
88.37
77.00
31.30
87.78
83.75
44.84
65.01
53.76
64.86
46.73
76.10
69.61
43.87
83.70
87.24
90.57
56.56
46.99
33.68
44.89
69.51
2011
64.23
60.27
31.31
38.43
56.07
80.04
60.68
41.01
64.37
60.03
54.21
76.39
68.23
59.37
66.60
44.86
63.26
88.99
73.16
32.11
87.26
84.45
41.93
68.79
40.53
69.42
41.04
75.23
71.11
40.83
88.27
88.82
91.78
64.52
56.61
22.32
14.30
73.33
2012
81.91
66.09
21.79
39.85
56.65
79.30
67.52
42.45
64.88
60.46
56.54
72.04
62.12
63.73
68.25
53.24
63.05
88.69
71.55
45.15
88.14
81.67
19.48
72.15
39.45
64.92
43.08
68.56
71.13
39.86
87.95
86.73
90.80
72.26
52.45
18.57
56.44
74.29
Ratarata
60.11
59.13
32.30
40.89
64.48
74.43
74.04
51.86
65.51
56.30
59.23
72.25
77.06
63.00
77.52
54.17
57.25
88.86
76.34
35.77
86.93
83.16
40.16
63.99
48.25
63.42
41.95
72.47
71.38
45.03
85.19
88.34
91.42
63.09
52.22
29.80
42.16
72.60
40
Lampiran 5Time interest earned
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Nama Perusahaan
Adhi Karya
Adira Dinamika
Bank Danamon
BFI Finance
Bank Mandiri
Bank Permata
Bumi Serpong
Bakrie Telecom
BW Plantation
Duta Pertiwi
Bakrieland
XL Axita
Federal International
Indomobil Finance
Indofood
Indosat
Jasa Marga
Japfa Comfeed
Lautan Luas
Malindo Feedmil
Mitra Adiperkasa
Medco Energi
Matahari
Mayora Indah
Bank OCBC NISP
Oto Multiartha
Jaya Ancol
Bank Pan Indonesia
Perum Pegadaian
Pupuk Kaltim
PLN
Salim Ivomas
Summarecon Agung
Selamet Sempurna
Summit Oto Finance
Tjiwi Kimia
Telkom
Mandiri Tunas
Wahana Ottomitra
2008
115.29
995.68
40.63
148.97
66.95
33.28
172.45
135.14
1487.63
100.88
15675.08
-6.70
91.36
141.35
224.59
119.17
131.35
174.12
182.03
34.96
-120.02
1077.13
6.06
484.45
74.90
1675.76
138.19
134.66
105.58
1134.74
-180.92
508.14
224.69
242.70
35.07
129.25
1284.76
63.02
8.39
2009
307.64
846.98
43.05
217.65
54.73
24.65
304.75
45.08
594.98
331.23
848.72
184.47
149.83
117.86
263.67
125.12
147.42
542.60
101.84
231.02
246.75
100.81
141.71
513.26
38.72
1909.00
131.27
145.41
82.81
1157.59
205.38
436.57
177.51
2018.85
105.23
168.47
1117.45
44.11
23.79
Tahun
2010
2011
2012
176.84 146.45 183.99
1431.00 396.00 158.91
124.34 147.78 161.95
319.84 187.32 170.43
79.51 248.55 237.77
44.42 114.02 119.11
350.02 762.97 1876.84
19.47 -128.65 -450.22
610.06 627.64 499.49
455.48 620.07 1610.19
420.59
71.23 -100.83
314.83 512.02 479.52
196.96 132.37 121.66
121.61 564.99 327.91
463.63 678.63 583.00
0.06 242.27
73.80
193.28 214.77 224.34
679.92 263.22 311.95
119.26
91.19 100.08
515.73 455.67 569.91
222.62 392.63 362.05
278.81 1988.22 1577.29
353.41
67.00 120.71
749.99 505.78 429.72
86.20 143.60 171.45
19340.09 4903.04 7268.34
122.30 121.11 146.23
137.36 131.62 191.96
102.75 108.65 126.78
602.36 1753.85 2776.14
199.32 125.19
19.81
502.47 706.17 351.73
344.31 551.86 910.93
859.29 983.98 1164.70
79.63
5.44
36.33
467.85 262.35
69.00
844.15 710.63 798.02
52.64
30.40
49.71
42.97
3.63
6.93
Ratarata
186.04
765.71
103.55
208.84
137.50
67.10
693.41
-75.84
763.96
623.57
3382.96
296.83
138.43
254.74
442.70
112.08
182.23
394.36
118.88
361.46
220.81
1004.45
137.78
536.64
102.97
7019.25
131.82
148.20
105.31
1484.94
73.76
501.02
441.86
1053.91
52.34
219.38
951.00
47.98
17.14
41
LanjutanTime interest earned
No
40
41
42
43
44
45
Nama Perusahaan
Bank Tabungan Negara
Bentoel International
Elnusa
Media Nusantara Citra
Ricky Putra Globalindo
Wijaya Karya
2008
2009
27.26
21.76
138.13 -2308.99
294.18
719.45
103.89
213.24
-48.39
17.50
582.44
672.49
Tahun
2010
2011
2012
39.77
40.38
45.54
2388.20 302.93 -188.01
118.32
-28.12 239.39
471.61 983.62 5315.19
69.67 100.77 103.09
4924.62 4011.19 2230.08
Sumber : Data Olah
Lampiran 6Rating Obligasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Nama Perusahaan
Adhi Karya
Adira Dinamika
Bank Danamon
BFI Finance
Bank Mandiri
Bank Permata
Bumi Serpong
Bakrie Telecom
BW Plantation
Duta Pertiwi
Bakrieland
XL Axiata
Federal International
Indomobil Finance
Indofood
Indosat
Jasa Marga
Japfa Comfeed
Lautan Luas
Malindo Feedmil
Mitra Adiperkasa
Medco Energi
Matahari
Mayora Indah
Bank OCBC NISP
Oto Multiartha
Jaya Ancol
Bank Pan Indonesia
2008
AAAAA+
AAA+
A+
BBB
AA
BBB
BBB+
AAAAAAA+
AA+
AABBB+
AA+
A+
AAA+
A+
AAA+
A+
A+
2009
AAAAA+
AAA+
A+
BBB+
AA
BBB
BBB+
A+
AAAAA
AA+
AABBB+
AAAA+
AAA+
A+
AAAAA+
AA-
Tahun
2010
AAA
AA+
AAAA
A+
BBB+
AA
BBB
BBB+
AAAAAAA
AA+
AA
AAAA+
A+
AAA+
AAAAAA+
A+
AA
2011
AAA+
AA+
AAAA
AAA
BBB+
A
BBB+
BBB+
AA+
AA+
A
AA+
AA+
AA
A
AAA+
AAA+
AAAA+
AAA+
AA
2012
A
AA+
AA+
AAAA
AAA+
BB
ABBB+
BBB+
AA+
AA+
A
AA+
AA+
AA
A
AAAAAAA+
AAAA+
AAAAAA
Ratarata
34.94
66.45
268.64
1417.51
48.53
2484.16
42
Lanjutan Rating obligasi
No
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Nama Perusahaan
Perum Pegadaian
Pupuk Kaltim
PLN
Salim Ivomas
Summarecon Agung
Selamet Sempurna
Summit Oto Finance
Tjiwi Kimia
Telkom
Mandiri Tunas
Wahana Ottomitra
Bank Tabungan Negara
Bentoel International
Elnusa
Media Nusantara Citra
Ricky Putra Globalindo
Wijaya Karya
2008
AA+
AA
AAAAAAAA
BBB
AAA
AAAAA
AABBBA
2009
AA+
AA
AAAAAAAA+
BBB
AAA
AAAAAAA
AA
BBBA
Tahun
2010
AA+
AA
AA+
AAA
AAAABBB
AAA
A+
AAAAAA
A
A
BBBA
2011
AA+
AA
AA+
AA+
A
AAAABBBAAA
A+
A
AA+
AAA
A
A
BBBA
2012
AA+
AA
AA+
AA
A+
AAAABBB
AAA
A+
A
AA+
AAA
A
A
BBBA
Sumber : PT. Pefindo tahun 2012
Lampiran 7Laporan Keuangan
Adhi Karya
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Adira Dinamika
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Bank Danamon
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
2012
7,283,097,472,884
5,852,574,120,387
7,627,702,794,424
7,872,073,635,468
6,691,154,665,776
213,651,124,618
423,315,053,973
230,072,162,575
2012
25,099,560
9,082,405
6,752,924
25,460,457
20,424,690
1,405,898
1,895,918
1,193,106
2012
143,268,495
97,268,065
13,386,570
155,791,308
127,057,997
4,117,148
5,486,679
2011
5,484,987,461,350
4,875,487,799,722
6,695,112,327,923
6,112,953,591,126
5,122,585,800,538
182,727,228,625
326,379,673,475
222,858,655,338
2011
6,560,342
3,717,645
5,303,513
16,889,452
12,468,083
1,580,750
2,111,539
533,215
2011
130,346,083
92,817,846
11,241,585
142,292,206
116,582,650
3,402,209
4,551,581
2010
4,506,350,035
3,559,798,428
3,071,003,292
4,913,246,733
3,405,284,027
75,683,051
130,253,693
73,655,809
2010
7,330,149
3,502,054
3,897,185
7,599,615
3,804,856
1,467,906
1,931,723
134,991
2010
98,433,600
82,775,336
14,417,745
118,206,573
99,597,545
2,983,761
4,001,531
2009
5,204,366,361,603
5,125,368,541,520
7,714,613,580,798
5,629,454,335,393
4,888,581,325,142
165,529,733,252
331,773,348,809
107,845,979,596
2009
4,123,705
1,458,162
3,941,162
4,329,549
1,677,146
1,212,400
1,658,347
195,796
2009
91,305,675
79,368,999
17,666,110
98,597,953
82,695,967
1,532,533
2,677,837
2008
4,652,976,411,278
5,125,368,541,520
6,639,941,610,900
5,125,368,541,520
4,525,468,985,337
81,482,495,008
122,539,138,264
106,289,369,109
2008
1,349,443
1,433,954
3,378,703
3,592,024
1,642,021
1,020,233
1,419,322
142,548
2008
99,477,403
89,691,552
16,118,989
107,268,363
96,159,098
1,530,022
2,370,560
43
Lanjutan laporan keuangan
Bank Danamon
Beban Bunga
BFI Finance
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Bank Mandiri
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Bank Permata
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Bumi Serpong
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Bakrie Telecom
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Bakrie Telecom
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
2012
2011
2010
2009
2008
3,387,887
2012
6,109,081
2,522,200
1,550,818
6,570,496
3,708,642
490,272
613,875
360,186
2012
614,984,807
484,396,083
42,550,442
635,618,708
518,705,769
16,043,618
19,625,447
8,253,902
2012
122,830,812
111,547,906
9,185,865
131,798,595
119,303,061
1,368,132
1,888,081
1,585,118
2012
9,130,624,135,244
5,315,586,614,791
3,727,811,859,978
16,756,718,027,575
6,225,013,628,292
1,478,858,784,945
1,696,563,824,942
90,394,800,818
2012
769,050,497,930
2,874,428,104,739
2,973,613,659,026
9,052,428,014,700
7,414,442,541,805
(3,287,537,377,084)
(3,533,547,122,456)
784,850,765,308
2012
335,119,792
514,558,556
944,274,538
4,912,982,787
3,246,802,118
262,183,809
3,079,996
2011
4,981,265
2,412,097
1,248,346
5,304,777
2,938,545
425,382
529,475
282,661
2011
534,251,797
420,112,889
37,730,019
551,891,704
451,379,750
12,695,885
16,348,933
6,577,643
2011
89,960,527
87,072,979
7,707,960
101,324,002
92,187,794
1,156,878
1,558,818
1,367,180
2011
7,798,757,618,159
3,651,646,650,304
2,806,339,356,563
12,787,376,914,156
4,530,152,109,517
1,012,033,822,150
1,170,230,504,942
153,378,138,143
2011
948,354,199,023
2,955,755,907,090
3,195,451,186,033
12,213,109,168,767
7,844,354,929,243
(826,040,976,125)
(987,903,889,127)
767,916,866,753
2011
441,193,241
517,058,240
888,298,308
3,589,031,806
2,163,128,698
320,388,173
3,218,173
2010
3,652,624
1,696,666
921,931
3,870,091
1,929,241
362,077
462,909
144,730
2010
388,815,114
350,012,506
14,734,818
409,365,529
369,888,278
6,385,628
8,665,289
10,898,696
2010
63,412,159
57,913,010
1,622,878
66,994,265
59,304,713
780,634
1,063,990
2,395,280
2010
3,122,265,892
2,303,526,536
905,708,960
4,855,585,318
2,339,838,287
243,140,146
291,471,005
83,273,079
2010
1,436,140,216,095
1,759,605,829,930
3,447,118,348,212
12,352,891,387,578
7,158,061,068,779
9,975,729,110
92,532,912,600
475,262,403,376
2010
779,354,276
611,500,203
712,173,946
2,654,678,284
1,525,905,463
243,587,564
6,220,816
2009
2,249,185
767,480
909,590
2,392,980
858,810
301,368
392,066
180,132
2009
379,826,948
274,485,858
16,777,115
394,616,604
289,835,512
7,155,464
6,333,383
11,573,106
2009
52,882,133
47,845,893
2,956,395
55,900,751
51,065,239
(2,292,026)
766,622
3,110,046
2009
2,977,441,735
2,204,144,408
1,270,592,451
4,592,836,482
2,252,711,053
308,738,334
376,168,717
123,434,028
2009
1,760,886,590,849
2,051,303,325,136
3,435,555,524,064
11,425,606,502,371
6,388,675,640,467
98,442,112,191
145,714,424,917
323,219,289,933
2009
402,770,984
339,677,916
584,109,004
1,622,885,201
717,425,461
167,467,085
5,834,855
2008
2,734,315
1,920,141
889,940
2,410,824
2,173,175
231,761
330,240
221,675
2008
342,317,065
316,598,791
14,799,620
358,438,678
327,434,809
5,312,821
8,068,560
12,051,637
2008
50,051,999
47,793,452
2,553,034
53,959,827
49,671,165
(2,772,181)
754,737
2,267,782
2008
2,882,985,810
2,269,195,435
1,386,110,523
4,381,085,317
2,305,955,731
223,461,797
304,127,174
176,358,251
2008
2,308,318,245,852
1,067,478,036,818
2,805,309,095,223
8,545,972,606,092
3,463,920,842,893
136,812,627,065
178,056,251,672
131,760,182,179
2008
112,742,997
274,064,148
414,812,254
929,361,267
628,202,596
147,812,300
44
Lanjutan laporan keuangan
Bakrie Telecom
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Duta Pertiwi
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Bakrieland
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Indofood
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Jasa Marga
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Lautan Luas
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Mitra Adiperkasa
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
2012
2011
2010
2009
351,413,724
70,355,188
2012
3,212,619,467
1,292,983,694
1,569,176,913
6,592,254,980
1,436,539,162
613,327,842
704,688,528
43,764,280
2012
3,826,637,618,331
4,470,431,893,894
2,949,585,801,725
15,235,632,983,194
6,071,418,710,164
(890,749,592,992)
(731,602,234,226)
725,607,731,608
2012
26,202,972
13,080,544
50,059,427
59,324,207
25,181,533
4,779,446
6,309,756
1,082,297
2012
4,531,117,154
6,648,164,394
9,070,219,074
24,753,551,441
14,965,765,873
1,535,812,200
2,055,256,702
916,145,910
2012
2,162,841
2,570,964
6,213,600
4,054,774
2,921,227
108,958
142,285
142,170
2012
3,262,620,710
2,682,781,943
7,585,085,252
5,990,586,903
3,817,911,733
432,750,980
429,924,860
68,498,485
2011
1,646,374,726
725,253,544
1,117,683,055
5,188,186,444
1,624,203,044
422,405,402
489,362,394
78,920,162
2011
5,628,083,620,180
4,189,484,452,154
1,927,530,209,575
17,707,949,598,417
6,805,878,160,103
279,467,060,284
382,802,193,626
537,430,980,094
2011
24,501,734
12,831,304
45,332,256
53,585,933
21,975,708
4,891,673
6,352,389
936,060
2011
3,996,740,522
4,069,500,992
6,485,771,905
20,915,890,567
12,555,380,912
1,179,281,837
1,590,175,158
740,400,368
2011
2,494,418
2,407,806
5,529,075
4,040,298
3,086,447
90,831
120,185
131,793
2011
2,368,840,468
2,277,734,939
5,889,808,895
4,415,342,528
2,621,209,018
360,424,992
332,579,170
54,515,884
2010
2,475,822
1,540,299
704,728
4,653,701
1,546,979
274,817
274,817
60,336
2010
5,299,088,372
1,819,944,251
1,367,555,681,767
17,064,195,774,257
6,582,727,429,196
178,704,601,860
225,655,068,716
53,652,019,959
2010
20,077,994
9,859,118
38,403,360
47,275,955
22,423,117
3,934,808
5,432,375
1,171,698
2010
4,090,109,189
2,478,279,260
4,378,584,303
18,952,129,334
10,592,662,907
1,184,495,808
1,476,349,354
763,845,131
2010
1,833,358
1,667,187
3,901,733
3,591,139
2,570,690
109,206
145,767
122,231
2010
1,865,272,071
1,468,999,174
4,712,499,692
3,670,503,683
2,201,360,931
201,071,471
247,810,324
41,650,260
2009
2,275,202
1,518,665
1,002,554
4,429,503
1,526,828
211,986
325,072
98,141
2009
4,518,711,455
2,319,487,451
1,059,003,993,596
11,592,631,487,233
5,794,138,576,947
132,255,912,805
203,169,353,619
23,938,387,639
2009
12,954,813
11,158,962
37,140,830
40,382,953
24,886,781
2,075,861
4,063,813
1,541,264
2009
3,430,338,210
2,966,355,283
3,692,000,322
16,174,263,947
8,428,822,898
882,211,713
1,093,893,631
742,024,439
2009
1,479,211
1,319,201
3,746,865
3,081,130
2,125,280
85,925
134,374
131,949
2009
1,839,970,087
1,270,439,759
4,112,215,038
3,379,394,233
2,091,335,579
163,986,260
2008
214,475,795
14,417,324
2008
2,170,106
1,825,630
1,062,379
4,513,527
1,837,737
40,087
142,214
140,973
2008
4,788,353,232
1,543,480,729
1,053,801,218
8,334,991,485
3,133,653,335
272,099,571
358,322,348
2,285,936
2008
14,323,261
16,262,161
38,799,279
39,591,309
26,432,369
1,034,389
2,599,823
1,157,562
2008
3,906,983,110
1,237,275,532
3,353,632,332
14,642,760,013
7,758,936,681
707,797,979
945,822,260
720,096,500
2008
2,112,208
1,879,789
4,458,094
3,440,010
2,485,725
145,846
248,593
136,570
2008
1,936,628
1,380,405
3,468,036
3,760,969
2,633,391
(69,791)
45
Lanjutan laporan keuangan
Mitra Adiperkasa
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Matahari
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
OCBC NISP
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Jaya Ancol
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Pegadaian
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
PLN
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Summarecon Agung
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
2012
2011
2010
2009
2008
597,637,801
165,069,599
2012
5,084,740
2,715,926
10,868,164
8,225,206
4,379,452
238,448
268,449
222,383
2012
76,600,186
64,762,014
4,924,182
79,141,737
70,190,261
915,456
1,222,241
712,881
2012
720,587,963,966
460,380,547,365
1,053,738,348,352
2,388,263,279,045
1,078,186,887,376
177,849,241,628
239,146,181,009
163,541,544,899
2012
28,548,901,879,167
18,720,492,208,323
5,833,074,679,677
29,311,898,012,567
23,940,013,524,042
1,444,704,906,438
1,963,819,460,431
1,548,962,238,763
2012
68,639,956
74,602,903
232,656,456
540,705,764
390,106,094
3,205,524
1,031,728
5,208,776
2012
6,079,041,437
5,197,489,997
3,643,163,272
10,876,386,685
7,060,986,827
792,085,965
484,571,847
123,418,316
2011
3,611,763
2,960,433
8,908,611
10,308,169
4,624,721
120,301
164,372
245,322
2011
56,852,397
48,754,032
4,187,166
59,834,397
53,244,018
752,654
1,005,875
700,448
2011
578,657,177,189
426,262,590,838
932,949,889,202
1,737,031,906,784
557,806,657,048
161,939,225,933
208,624,474,325
172,265,458,473
2011
25,537,221,194,712
17,689,388,246,994
6,600,927,966,486
26,219,352,956,584
22,142,989,865,962
1,476,235,286,928
2,002,251,590,714
1,842,906,719,748
2011
8,252,342
3,550,433
08,017,823
67,782,603
21,769,767
5,426,115
5,514,995
4,405,234
2011
4,897,816,510
3,572,428,037
2,359,330,713
8,099,174,681
5,622,074,731
388,706,644
275,790,308
123,883,433
2010
5,394,910
3,063,982
8,544,778
11,420,600
4,279,142
5,800,640
56,638
16,026
2010
46,781,569
40,581,179
3,634,389
50,141,559
44,310,816
418,662
566,616
657,317
2010
611,063,077,328
305,531,455,272
921,926,345,518
1,569,188,387,540
491,212,479,130
141,757,611,224
186,769,352,223
152,713,823,711
2010
19,621,785,026,807
13,845,159,783,249
5,378,292,906,586
20,283,042,842,726
16,986,839,894,901
1,179,788,385,692
1,616,726,799,654
1,573,453,742,911
2010
44,773,286
55,396,551
49,070,489
406,100,429
263,986,654
6,146,746
6,726,456
3,374,715
2010
3,259,766,991
2,797,380,569
1,695,443,952
6,139,640,438
3,982,107,010
233,477,896
281,838,559
114,219,792
2009
5,066,239
3,144,994
10,280,457
10,560,144
7,093,046
300,035
373,934
263,868
2009
36,225,326
32,318,202
1,726,403
37,052,596
32,915,296
435,865
612,155
1,581,058
2009
671,660,296,390
340,836,749,289
898,321,610,420
1,529,437,482,328
561,293,603,049
137,389,481,212
190,935,042,488
145,457,433,305
2009
15,277,484,116,358
9,842,086,469,647
4,017,103,152,528
15,859,464,128,255
13,320,005,941,122
798,195,518,921
1,116,247,071,559
1,347,960,331,708
2009
36,999,493
37,707,827
145,222,144
333,713,076
192,516,991
10,355,679
12,203,347
5,941,882
2009
1,713,803,060
1,543,164,298
1,197,692,629
4,460,277,206
2,735,479,178
167,342,743
(87,379)
72,805
2008
4,426,517
4,525,766
11,977,370
9,741,369
6,633,768
(66,871)
10,497
173,200
2008
32,530,173
27,369,622
2,785,731
34,245,838
30,615,168
316,922
454,228
606,462
2008
601,177,018,693
189,786,823,535
854,372,253,824
1,331,291,536,669
447,069,657,685
132,233,084,587
191,838,722,665
138,824,196,078
2008
10,293,773,700,119
6,565,284,963,192
2,930,594,295,381
10,772,086,469,098
8,828,086,800,885
628,373,778,120
901,241,378,911
853,649,486,555
2008
31,075,630
40,653,690
164,208,510
290,718,943
163,732,376
(12,303,716)
(12,191,168)
6,738,465
2008
1,365,995,616
747,761,768
1,267,062,897
3,629,969,131
2,054,374,823
94,141,182
46
Lanjutan laporan keuangan
Summarecon Agung
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Summit Otto
Finance
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Telkom
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Wahana
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Bank Tabungan
Negara
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Bentoel
International
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Elnusa
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
2012
2011
2010
2009
2008
530,915,731
96,204,425
343,911,127
99,885,532
242,996,196
136,890,626
170,819,171
76,024,660
2012
2011
2010
2009
2008
9,166,171
1,606,205
2,708,882
9,436,685
6,469,900
178,750
259,645
714,655
2012
27,973
24,107
77,143
111,369
44,391
18,388
24,228
3,036
2012
3,016,309
1,570,130
1,608,881
3,348,221
2,903,939
7,628
28,118
405,642
11,058,155
2,342,333
3,134,514
11,375,231
8,557,736
22,035
49,871
916,622
2011
21,258
22,189
71,253
103,054
42,073
15,481
20,857
2,935
2011
3,489,798
1,670,198
1,653,076
3,906,526
3,469,872
5,394
15,774
434,867
11,227,268
3,117,535
2,944,363
11,517,272
8,764,803
443,183
606,471
761,653
2010
18,729
20,473
69,177
100,501
44,086
15,870
21,416
2,537
2010
3,330,825
1,811,654
1,492,012
3,598,701
3,139,441
137,861
193,914
451,329
8,049,714
2,279,189
2,453,157
8,212,604
5,881,155
405,101
630,204
598,892
2009
16,186
26,717
64,596
97,559
47,636
11,332
22,349
2,000
2009
2,446,870
889,242
1,387,770
2,572,820
2,236,433
60,671
92,602
389,203
6,708,567
1,650,309
1,824,009
6,871,001
4,869,123
81,080
143,111
408,130
2008
14,622
26,998
60,689
91,256
47,258
10,619
20,312
1,581
2008
3,266,519
1,142,687
1,581,465
3,432,967
3,157,251
20,711
38,080
453,982
2012
2011
2010
2009
2008
86,219,986
61,970,015
7,556,104
89,121,459
81,799,816
1,026,201
1,522,260
3,770,231
65,841,396
47,546,047
6,498,752
68,385,539
61,938,261
915,938
1,250,222
3,143,934
2012
2011
2010
2009
2008
4,472,195
2,722,398
9,850,010
6,935,601
5,011,668
(323,351)
(428,369)
227,848
2012
4,287,268
3,829,144
10,070,175
6,333,957
4,086,673
305,997
485,237
160,183
2011
3,053,134
1,221,291
8,904,568
4,902,597
2,773,070
218,621
367,448
15,386
2010
3,078,784
1,481,838
7,255,325
4,894,434
2,983,528
(147,943)
(42,139)
1,825
2009
3,053,065
1,231,918
5,940,801
4,455,531
2,725,331
239,137
244,177
176,770
2008
2,310,356
1,686,450
4,777,083
4,294,557
2,476,571
1,987,777
4,716,771
4,389,950
2,040,659
1,271,960
4,210,786
3,678,566
2,548,026
1,660,411
3,662,331
4,207,629
1,621,565
1,163,382
2,543,913
3,317,816
986,394,703
108,283,955
108,533,840
80,667,983
8,818,579
111,748,593
101,469,722
1,357,839
1,863,202
4,091,760
56,293,541
40,214,954
,729,941
58,447,667
53,054,542
490,453
745,817
3,427,732
43,658,799
31,965,941
4,614,106
44,992,171
41,913,701
430,474
722,409
2,650,356
47
Lanjutan laporan keuangan
Elnusa
2012
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Media Nusantara
Citra
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Ricky Putra
Globalindo
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Unilever
2,252,312
135,597
211,071
88,171
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Wijaya
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
XL Axita
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Federal
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
2012
6,766,799
1,250,225
6,265,260
8,960,942
1,663,780
1,781,284
2,260,708
42,533
2012
601,056,426,925
266,783,974,109
749,972,702,550
842,498,674,322
475,541,284,698
16,978,453,067
23,519,387,411
22,813,577,392
2012
5,035,962
10,482,312
27,303,248
11,984,979
8,016,614
4,839,145
6,466,765
68,887
2012
7,186,554,643
6,527,627,883
9,816,085,895
10,945,209,418
8,131,203,824
508,763,662
807,915,794
36,228,187
2012
3,658,985
8,739,996
20,969,806
35,455,705
20,085,669
2,764,647
3,751,421
782,334
2012
18,337,473,811
7,298,201,997
5,476,150,823
2011
2,485,125
(30,115)
(26,083)
92,748
2011
6,018,612
1,227,364
5,390,474
8,798,230
1,963,727
1,153,383
1,510,524
153,568
2011
467,024,514,266
262,265,342,175
616,394,673,133
642,094,672,040
91,842,821,653
12,209,645,239
15,688,366,227
15,568,622,805
2011
4,446,219
6,501,681
23,469,218
10,482,312
6,801,375
4,164,304
5,574,799
26,500
2011
5,838,851,683
5,127,208,872
7,741,827,272
8,322,979,571
6,103,603,696
401,827,929
629,606,985
15,696,279
2011
3,387,237
8,728,212
18,260,144
31,170,654
17,478,142
2,830,101
3,864,643
754,786
2011
16,840,076,729
8,265,511,025
4,975,433,707
2010
1,728,408
63,906
94,176
79,597
2010
5,201,103
2,604,665
4,855,907
8,196,543
2,760,427
730,218
1,025,069
217,357
2010
446,104,466,806
245,387,045,805
580,322,384,348
613,323,196,638
275,342,301,390
10,817,923,214
14,241,393,416
20,442,581,638
2010
3,748,130
4,402,940
19,690,239
8,701,262
4,652,409
3,386,970
4,538,643
29,927
2010
5,122,672,881
3,642,026,776
6,022,921,894
6,286,304,902
4,369,536,958
284,922,192
473,326,034
9,611,427
2010
2,228,017
4,563,033
17,057,760
27,251,281
15,536,207
2,891,261
3,867,981
1,228,604
2010
11,744,242,565
4,848,648,356
4,736,471,050
2009
2,283,376
466,233
668,782
92,958
2009
4,785,995
1,351,966
3,923,845
7,641,364
2,754,897
385,617
560,692
262,937
2009
424,189,675,013
237,134,795,930
507,954,594,194
599,719,424,656
272,408,318,387
3,572,481,645
4,871,187,776
27,840,288,205
2009
36,101,711
3,589,188
18,246,872
7,484,990
3,776,415
3,044,107
4,248,590
9,658
2009
4,962,530,398
3,435,524,547
6,590,857,284
5,700,613,602
4,064,898,812
189,222,076
348,108,993
51,764,196
2009
2,007,289
6,008,894
13,879,513
27,380,095
18,576,982
1,709,468
2,350,266
1,274,077
2009
8,823,668,643
3,031,223,276
4,300,785,097
2008
1,685,724
133,772
173,530
58,987
2008
5,026,184
1,488,105
3,921,940
8,015,122
3,077,246
166,955
236,100
227,260
2008
456,987,341,899
280,729,951,347
490,782,656,479
645,756,810,073
321,123,375,964
(9,374,805,387)
(10,770,404,351)
22,255,735,715
2008
3,103,295
3,091,111
15,577,811
6,504,736
3,397,915
2,407,231
3,448,405
6,776
2008
5,229,930,307
3,620,586,590
6,559,077,280
5,771,423,810
4,304,026,399
156,034,395
256,414,877
44,024,039
2008
3,200,815
5,677,831
12,155,991
28,392,965
24,085,068
(15,109)
(75,209)
1,122,294
2008
8,832,493,200
4,646,154,334
4,468,089,987
48
Lanjutan laporan keuangan
Federal
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Indomobil
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Indosat
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
JPFA
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Malindo Feedmil
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Medco Energi
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Mayora
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
2012
2011
2010
2009
2008
19,129,026,360
15,168,794,642
1,125,115,563
1,496,758,641
1,230,317,362
2012
9,813,158
7,963,486
19,780,838
17,577,664
11,869,218
899,090
1,073,071
327,250
2012
17,390,356,136
13,919,570,281
1,078,775,648
1,414,705,012
1,068,788,943
2011
7,386,526
5,415,177
15,892,404
12,905,429
7,830,586
970,891
1,188,361
210,332
2011
12,068,061,625
8,484,796,572
1,173,825,969
1,557,700,590
790,880,243
2010
2,165,322
1,432,199
278,797
2,230,388
1,810,209
30,317
39,785
32,716
2010
9,128,353,968
6,223,189,741
811,839,501
1,142,467,432
762,523,258
2009
1,660,920
1,310,585
542,901
1,708,993
1,317,136
41,000
70,279
59,628
2009
9,167,492,267
6,814,584,241
612,383,250
890,206,354
974,403,977
2008
2,147,298
1,904,184
613,679
2,273,748
1,904,184
66,822
95,020
67,225
2008
8,308,810
11,015,751
22,418,812
55,225,061
35,829,677
487,416
461,618
625,540
2012
5,767,565
11,968,067
20,529,292
53,233,012
34,263,912
1,066,744
1,331,357
549,530
2011
5,455,940
12,024,949
14,843,079
53,325,128
35,069,754
530,914
873,542
1,359,189
2010
9,691,773
10,675,245
18,659,133
51,693,323
33,994,764
1,878,522
2,325,115
1,858,294
2009
7,139,627
13,068,122
18,393,016
55,041,487
36,753,204
1,498,245
2,231,993
1,872,967
2008
6,429,500
3,523,891
17,832,702
10,961,464
6,198,137
1,074,577
1,364,891
437,531
2012
894,203,546
852,741,232
3,349,566,738
1,799,881,575
1,118,011,031
302,421,030
383,075,893
67,217,327
2012
1,144,662,180
432,172,379
909,049,493
2,655,840,704
1,812,616,519
18,854,057
180,525,546
11,445,281
2012
5,313,599,558,516
1,924,434,119,144
10,510,625,669,832
4,932,300
3,099,991
15,663,068
8,266,417
4,481,070
671,474
872,309
331,404
2011
720,453,998
515,044,183
2,634,460,563
1,327,801,184
905,976,670
204,966,319
264,611,050
58,071,073
2011
1,302,648,797
811,563,837
817,716,937
2,597,795,610
1,730,128,171
96,087,526
213,695,286
10,748,084
2011
4,095,298,705,091
1,845,791,716,500
9,453,865,992,878
4,435,214
1,686,714
13,955,792
6,979,762
3,492,895
959,161
1,436,855
211,327
2010
204,966,319
356,573,189
2,036,518,864
966,318,649
710,475,454
179,906,030
224,904,945
43,608,737
2010
1,021,839,787
500,318,424
929,853,450
2,278,068,237
1,463,237,809
83,059,576
215,828,615
77,411,274
2010
2,684,853,761,819
1,040,333,647,369
7,224,164,991,859
3,968,640
1,798,979
14,340,277
6,070,137
3,700,159
814,451
1,249,918
230,356
2009
549,324,078
415,554,719
1,868,615,769
885,347,531
766,696,366
75,456,491
112,362,077
48,637,314
2009
791,222,447
509,163,054
667,801,378
1,040,509,378
1,312,826,289
19,231,994
50,550,356
50,143,505
2009
1,750,424,018,336
764,230,447,224
4,777,175,386,540
3,668,649
2,095,942
12,665,681
5,779,106
4,299,499
301,011
369,705
212,324
2008
538,229,850
461,457,443
1,729,647,254
859,934,901
815,384,227
7,627,245
14,929,705
42,705,197
2008
862,800,570
387,778,301
1,283,818,230
1,980,223,646
1,234,839,833
280,204,095
497,231,627
46,162,729
2008
1,684,852
769,800
3,907,674
49
Lanjutan laporan keuangan
Mayora
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Oto Multiartha
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
PANIN
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Pupuk Kaltim
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Salim Ivomas
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Selamat Sempurna
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Tjiwi Kimia
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
2010
2009
8,302,506,241,903
5,234,655,914,665
744,428,404,309
959,815,066,914
223,360,619,855
2012
12,436,699
8,984,438
2,069,980
12,657,934
9,056,885
450,458
609,087
8,380
2012
143,326,175
109,790,280
11,498,857
148,792,615
131,144,850
2,278,335
3,042,464
1,584,945
2012
6,415,775
2,526,386
13,452,117
12,166,994
2,370,393
1,984,057
2,625,337
94,568
2012
6,797,552
4,583,214
13,844,891
26,574,461
10,482,468
1,516,101
2,012,037
572,042
2012
2012
6,599,845,533,328
4,175,176,240,894
483,486,152,677
626,440,817,709
123,856,315,729
2011
11,670,954
8,516,847
2,272,607
11,896,885
8,703,726
207,530
289,132
5,897
2011
120,059,115
91,374,723
9,973,149
124,755,428
108,857,192
2,053,115
2,736,366
2,078,973
2011
5,316,847
2,330,135
10,371,290
10,633,741
4,458,360
1,449,094
1,959,968
111,752
2011
8,094,207
4,780,071
12,605,311
25,510,399
10,339,209
2,251,296
2,911,994
412,364
2011
4,399,191,135,535
2,359,027,500,267
499,655,171,512
658,358,847,453
87,782,627,557
2010
10,566,805
9,552,923
2,498,744
12,789,868
9,847,711
612,668
822,921
4,255
2010
104,155,659
78,847,046
8,183,967
108,947,955
95,635,577
1,257,925
1,897,611
1,381,499
2010
3,842,529
2,058,230
5,303,866
8,404,299
3,768,297
475,566
661,174
109,764
2010
4,671,323
4,100,944
9,484,281
21,063,714
11,324,638
1,395,191
2,012,116
400,442
2010
3,246,498,515,952
1,623,443,299,810
382,503,008,746
503,933,575,805
98,183,758,504
2009
8,833,666
5,298,887
984,990
9,100,684
7,087,040
234,704
328,901
17,229
2009
74,142,573
58,494,287
7,375,667
77,857,418
66,210,409
915,298
1,406,145
967,017
2009
4,008,499
2,459,557
8,215,315
8,414,882
3,996,352
832,371
1,145,931
98,993
2009
3,762,645
2,902,047
9,040,325
18,311,605
9,607,858
1,008,662
1,935,276
443,292
2009
2,922,998
1,646,322
196,230
209,828
43,313
2008
7,040,277
4,923,738
682,213
7,213,838
5,923,558
127,001
187,920
11,214
2008
61,408,391
47,664,488
6,011,625
64,391,915
55,664,960
701,361
1,153,368
856,527
2008
3,066,734
2,149,782
9,731,820
7,089,017
3,334,952
627,825
969,179
85,410
2008
4,190,563
3,813,440
11,840,499
16,337,417
8,993,137
1,002,435
2,153,042
423,707
2008
899,279,276,888
462,534,538,242
2,163,842,229,019
1,441,204,473,590
620,875,870,082
268,543,331,492
344,721,361,760
29,597,455,959
2012
816,080,633,630
339,633,977,787
2,072,441,125,522
1,327,799,716,171
544,907,492,355
241,576,270,793
309,643,929,471
31,468,531,406
2011
661,698,307,933
304,354,095,506
1,561,786,956,669
1,067,103,249,531
498,627,884,127
150,420,111,988
204,764,888,090
23,829,567,079
2010
946,262
399,040
999,839
574,889,835,576
362,255,240,112
1,374,651,605,661
941,651,276,002
397,397,235,616
132,850,275,038
185,861,376,752
9,206,276,862
2009
920,801
389,011
1,174,106
555,214,717,486
305,410,849,490
1,353,586,085,743
929,753,183,773
341,289,214,734
91,471,918,506
143,623,514,982
59,176,626,398
2008
775,443
299,991
1,358,794
1,262,551
524,443
1,321,641
2011
1,150,989
598,290
1,378,740
2008
50
Lanjutan laporan keuangan
Tjiwi Kimia
2012
2011
2010
2009
2008
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
Mandiri Tunas
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Pendapatan/penjualan
Total Aktiva
Total Kewajiban
Laba Bersih
Laba Sebelum Pajak
Beban Bunga
2,682,042
1,907,754
34,817
41,627
60,331
2012
2,568,897
1,826,770
70,412
90,491
34,493
2011
4,334,870
3,102,807
841,069
4,388,126
3,859,161
116,548
155,549
312,904
3,478,423
1,977,313
677,978
3,516,365
3,103,948
65,773
90,832
298,780
2,375,759
1,653,737
73,649
79,520
16,997
2010
2,222,627
1,061,879
430,394
2,256,407
1,888,669
70,315
93,458
177,544
2,357,777
1,707,984
31,653
72,408
42,979
2009
1,754,874
615,436
446,574
1,792,489
1,465,739
60,016
81,321
184,367
2,263,367
1,643,026
51,686
43,613
33,744
2008
2,179,953
928,553
531,631
2,347,436
1,977,731
116,914
164,453
260,936
Sumber: Laporan tahunan Bursa Efek Indonesia
51
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada 25 Juli 1991. Merupakan puteri satusatunya dari bapak Didin Rohidin dengan ibu Aroh. Awal jenjang pendidikan dimulai
pada tahun 1996 sampai 2002 penulis bersekolah di SD Negeri 1 Cisarua Sukabumi.
Jenjang pendidikan selanjutnya di tahun 2002 penulis melanjutkan sekolah di SMPN
5Sukabumidan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama juga penulis melanjutkan
sekolah ke SMAN 3 Sukabumi dan lulus pada tahun 2008.
Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Keahlian
Akuntansi Program Diploma Institut Pertanian Bogor, melalui jalur Undangan Seleksi
Masuk IPB (USMI). Selama menempuh pendidikan perkuliahan, penulis telah
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan tahun 2011 pada KAP
Weddie dan Rekan lulus tahun 2011. Di tahun yang samapenulis diterima di Program
Sarjana Alih Jenis Manajemen (Ekstensi), Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Download