BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman obat adalah tanaman yang telah diidentifikasi dan diketahui berdasarkan pengamatan manusia memiliki senyawa yang bermanfaat untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit, melakukan fungsi biologis tertentu, hingga mencegah serangan serangga dan jamur serta bakteri. Tanaman obat banyak digemari karena tanaman obat memiliki beberapa kelebihan yaitu tidak ada efek samping bila digunakan secara benar, efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat kimia, harga murah, dan penggunaannya tidak memerlukan bantuan tenaga medis (Karyasari, 2002). Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional adalah tanaman pepaya (Carica papaya L.). Biji pepaya, secara tradisional dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, diare, penyakit kulit, bahan baku obat masuk angin dan sebagai sumber untuk mendapatkan minyak dengan kandungan asam-asam lemak tertentu. Minyak biji pepaya yang berwarna kuning diketahui mengandung 71,60% asam oleat, 15, 13% asam palmitat, 7,68% asam linoleat, 3,60% asam stearat, dan asam-asam lemak lain dalam jumlah relatif sedikit. Selain mengandung asam-asam lemak, biji pepaya diketahui mengandung senyawa kimia lain seperti golongan fenol, alkaloid, dan saponin. Bagian tanaman pepaya yang lain yaitu daun pepaya diketahui mengandung vitamin C dan E, kolin, karposid, kalium, kalsium, zat besi dan magnesium. Selain itu, daun pepaya juga mengandung senyawa alkaloid karpain, pseudokarpain, karikaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoid, dan tannin (Milind dan Gurdita, 2011). Daun pepaya dikenal sebagai obat Universitas Sumatera Utara penyakit malaria, penurun demam, penambah nafsu makan dan memperbaiki pencernaan. Biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) juga telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan antibakteri. Telah diteliti oleh Dian Rina Puspitaningtyas (2012) mengenai uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji buah pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri pada plak gigi secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji buah pepaya yang dihasilkan mempunyai daya hambat terhadap bakteri penyebab plak gigi yaitu Staphylococcus sp., Streptococcus sp., dan Bacillus sp. (Puspitaningtyas, 2012). Kemudian telah diteliti pula oleh Dian ND Anggrahini (2012) mengenai uji aktivitas antibakteri ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap Escherichia coli dan Salmonella typhi. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan S. thypi yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat (Anggrahini, 2012). Bahan antibakteri sangat diperlukan oleh manusia sebab bakteri dapat berasal dari mana-mana, misalnya dari rongga mulut, dari sela-sela gigi, dari tanah yang banyak sampah-sampah dan dari sisa makanan yang sudah basi (Dwidjoseputro, 1989). Keberadaan bakteri tersebut banyak yang menimbulkan penyakit bagi manusia seperti Escherichia coli yang menyebabkan diare dan cacingan, Salmonella typhi yang menyebabkan tifus, Streptococcus mutans yang menyebabkan karies gigi serta Propionibacterium acnes penyebab jerawat pada kulit. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah jerawat. Jerawat (acne vulgaris) sebagian besar disebabkan oleh bakteri gram positif Propionibacterium acnes. Ada empat faktor patogen utama yaitu produksi sebum berlebih , kolonisasi bakteri , inflamasi , dan keratinisasi yang abnormal. Tercatat sekitar 5 juta resep yang dituliskan untuk antibiotik oral setiap tahunnya untuk pengobatan jerawat yang bekerja dalam dua langkah yaitu menurunkan kehadiran Propionibacterium acnes dan menghalangi produksi Propionibacterium acnes. Universitas Sumatera Utara Namun di tahun 1979 untuk pertama kalinya ditemukan resistensi antibiotika topikal yaitu eritromisin dan klindamisin, diikuti dengan munculnya resistensi antibiotika tetrasiklin terhadap Propionibacterium acnes diawal delapanpuluhan (Humprey, 2012). Sementara itu, senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, alkaloid, terpenoid, minyak atsiri dan senyawa fenolik telah banyak diteliti memiliki aktivitas terhadap bakteri Propionibacterium acnes (Sari dkk, 2014). Berdasarkan ulasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan kandungan senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) untuk diuji daya hambatnya terhadap Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Biji buah pepaya yang akan diuji dipilih dari varietas pepaya bangkok karena merupakan buah pepaya yang paling digemari dan komoditinya sangat melimpah saat ini, sedangkan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah etanol 98%. Ekstrak etanol dari biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) tersebut akan diuji daya hambatnya terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes menggunakan teknik difusi cakram kertas (Metode Kyrbi-Bauer). Kemudian akan dilakukan juga analisa pengaruh pemberian ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap sel Propionibacterium acnes. 1.2. Permasalahan 1. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. 2. Bagaimanakah perbandingan daya hambat ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Propionibacterium acnes. 3. Bagaimanakah pengaruh pemberian ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Universitas Sumatera Utara 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. 2. Untuk mengetahui perbandingan daya hambat ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Propionibacterium acnes. 3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Propionibacterium acnes. 1.4. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi sebagai berikut : 1. Sampel biji pepaya dibatasi hanya dari varietas bangkok yang dijual di sekitaran daerah Marendal I Medan. 2. Sampel daun pepaya dibatasi hanya dari pohon pepaya di sekitaran daerah Marendal I Medan. 3. Metode pengambilan ekstrak biji dan daun pepaya dibatasi hanya dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 98%. 4. Variasi konsentrasi ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) dibatasi yaitu konsentrasi 5%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 5. Metode penentuan daya hambat ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dibatasi hanya dengan metode difusi cakram kertas (Kyrbi-Bauer). 6. Analisa pengaruh pemberian ekstrak sampel terhadap Propionibacterium acnes dibatasi hanya pada sampel yang memiliki nilai KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) terendah. 7. Analisa pengaruh pemberian ekstrak sampel dengan menggunakan Spektroskopi UV/Vis dan Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Universitas Sumatera Utara 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi kemampuan ekstrak etanol biji dan daun tanaman pepaya (Carica papaya L.) sebagai bahan antibakteri terhadap Propionibacterium acnes. Serta memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol biji dan daun pepaya terhadap Propionibacterium acnes. 1.6. Metodologi Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium, yaitu untuk mengetahui sejauh mana ekstrak etanol biji dan daun tanaman pepaya (Carica papaya L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes serta pengaruhnya terhadap sel bakteri. Subjek dari penelitian ini adalah ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) sedangkan objek dari penelitian ini adalah aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap Propionibacterium acnes penyebab jerawat serta pengaruh pemberian ekstrak sampel terhadap sel bakteri. Ekstrak biji dan daun pepaya didapat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol, lalu diuji daya hambatnya terhadap bakteri Propionibacterium acnes menggunakan teknik difusi cakram kertas (Metode Kyrbi-Bauer) yang diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Kemudian dilakukan juga analisa terhadap sel Propionibacterium acnes yang telah diberikan ekstrak etanol biji dan daun pepaya untuk diamati pengaruhnya. Peneliti memilih bakteri Propionibacterium acnes karena merupakan bakteri penyebab gangguan pada kulit yang umum dihadapi seluruh lapisan masyarakat sehingga diharapkan dapat diatasi dengan bahan-bahan yang bersifat alami. Universitas Sumatera Utara Tahapan penelitian meliputi : 1. Ekstraksi biji dan daun tanaman pepaya (Carica papaya L.) melalui metode maserasi menggunakan pelarut etanol. 2. Pengujian potensi ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai penghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes menggunakan teknik difusi cakram kertas (Metode Kyrbi-Bauer). 3. Analisa terhadap Propionibacterium acnes yang telah diberikan ekstrak etanol biji dan daun tanaman pepaya dengan menggunakan Spektrofotometer UV/VIS dan Spektroskopi Serapan Atom (SSA) untuk melihat pengaruhnya terhadap sel bakteri. Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini : 1. Variabel bebas yaitu variasi konsentrasi ekstrak etanol biji dan daun pepaya (Carica papaya L.) yaitu 5%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Variabel terikat yaitu metode uji daya hambat bakteri Propionibacterium acnes serta metode analisa pengaruh pemberian ekstrak sampel terhadap sel bakteri. 3. Variabel tetap yaitu jumlah bakteri Propionibacterium acnes. 1.7. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia F-MIPA USU dan Laboratorium Mikrobiologi F-FARMASI USU, Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU serta Badan Riset dan Standarisasi Nasional (BARISTAND) Medan. Universitas Sumatera Utara