BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan adanya keinginan untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. Indonesia masih belum mampu menyediakan dana sendiri untuk keperluan dana pembangunan. Disamping berupaya menggali sumber pembiayaan dalam negeri, pemerintah juga mengundang sumber pembiayaan luar negeri, salah satunya adalah Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment = FDI). Sumber pembiayaan FDI ini oleh sebagian pengamat, merupakan sumber pembiayaan luar negeri yang paling potensial dibandingkan dengan sumber lain. Panayotou dalam Sarwedi (2002) menjelaskan bahwa FDI lebih penting dalam menjamin kelangsungan pembangunan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya FDI di suatu negara akan diikuti dengan transfer of technology, know-how, management skill, resiko usaha relatif lebih kecil dan lebih profitable. Hasil penelitian Panayotou selanjutnya menyebutkan bahwa lebih dari 80 persen modal swasta dan 75 persen dari FDI sejak tahun 1990 mengalir ke negaranegara dengan pendapatan menengah (middle income countries). Untuk kawasan Asia, nilainya mencapai 60 persen dan Amerika Latin sebesar 20 persen. World Bank (1999) dalam Sarwedi (2002) memperkirakan bahwa investasi asing di negara-negara berkembang akan tumbuh pada tingkat 7 – 10 persen per tahun 1 2 sampai akhir dekade ini. Hal ini didorong oleh dampak liberalisasi, privatisasi, inovasi teknologi, penurunan biaya transportasi, telekomunikasi, mobilitas modal dan pertumbuhan integrasi keuangan. (Sarwedi, 2002). Banyak bukti empiris seperti pengalaman-pengalaman di Korea Selatan, Malaysia, Thailand, China dan banyak lagi negara lainnya yang menunjukkan bahwa kehadiran FDI memberi banyak hal positif terhadap perekonomian dari negara tuan rumah. Untuk kasus Indonesia, bukti paling nyata adalah semasa pemerintahan Orde Baru. Tidak mungkin ekonomi Indonesia bisa bangkit kembali dari kehancuran yang dibuat oleh pemerintahan Orde Lama dan bisa mengalami pertumbuhan rata-rata 7 persen per tahun selama periode 1980-an kalau tidak ada FDI. Tentu banyak faktor lain yang juga berperan sebagai sumber pendorong pertumbuhan tersebut seperti bantuan atau utang luar negeri dan keseriusan pemerintah Orde Baru untuk membangun ekonomi nasional saat itu yang dicerminkan oleh adanya Repelita dan stabilitas politik dan sosial. Literatur teori juga memberi argumen yang kuat bahwa ada suatu korelasi positif antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di negara penerima. (Tambunan, 2007). Sebagai negara berkembang, Indonesia, selain menghadapi masalah kebutuhan dana pembangunan, juga menghadapi masalah tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi yang menyebabkan jumlah pengangguran berada pada tingkat yang tinggi. Pengangguran, dengan pengertian yang lebih moderat disebut dengan pencari kerja, dalam jangka pendek merupakan modal bagi pembangunan karena mencerminkan tersedianya faktor produksi tenaga kerja untuk dilibatkan dalam proses pembangunan ekonomi. Tetapi dalam jangka panjang, apabila jumlah pengangguran tidak bisa dikurangi, maka ia akan berubah menjadi beban bagi pembangunan ekonomi. 3 Dalam pembangunan ekonomi sebagai upaya mewujudkan masyarakat sejahtera, ada dua argumen yang kontradiktif sehubungan dengan pertanyaan tentang sektor ekonomi mana yang harus dikembangkan? Argumen pertama menyarankan supaya dilakukan prioritas pembangunan pada sektor industri karena sektor ini menawarkan kesempatan kerja yang luas, memeratakan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor, menghemat devisa, menunjang pembangunan daerah dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber alam dan energi serta sumber daya manusia di daerah. Argumen kedua menyarankan pembangunan sektor pertanian sebagai prioritas utama mengingat peranannya yang masih cukup signifikan dalam pembentukan PDB sampai saat ini. Sektor pertanian terbukti mampu bertahan dan masih memperlihatkan pertumbuhan yang positif pada saat Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi. Otonomi daerah yang diberlakukan mulai 1 Januari 2000 merupakan pelimpahan kewenangan bagi daerah-daerah untuk lebih mandiri dalam melaksanakan pembangunan di daerah masing-masing. Otonomi daerah adalah momentum berharga bagi daerah-daerah di Indonesia umumnya, dan khususnya di Sumatera Utara. Dengan otonomi daerah, masyarakat dan sumber daya yang ada di suatu daerah bisa lebih diberdayakan mengingat wilayah pembangunan yang sudah lebih terjangkau dan terkonsentrasi. Dengan otonomi daerah, pemerintah di daerah memiliki keleluasaan untuk memobilisasi sumber dana pembangunan baik sumber dana domestik maupun sumber dana yang berasal dari investasi asing langsung atau penanaman modal asing. Di Provinsi Sumatera Utara, perkembangan penanaman modal asing mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, dan sektor ekonomi yang paling diminati oleh investor asing pada tahun 2009 dan 2010 adalah sektor jasa dan diikuti oleh 4 sektor industri yaitu industri kertas dan sektor industri lainnya. Perkembangan nilai investasi penanaman modal asing di Provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2008 – 2010 disajikan dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1. Realisasi Nilai Investasi Penanaman Modal Asing di Provinsi Sumatera Utara menurut Sektor ($ juta) Bidang Usaha / Sector (1) 1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan a. Pertanian b. Peternakan c. Perikanan d. Perkebunan e. Kehutanan 2. Pertambangan 3. Industri a. Makanan b. Tekstil c. Kayu d. Kertas e. Kimia dan Farmasi f. Ind Barang Logam g. Ind Dasar Logam h. Lainnya 4. Jasa-jasa lainnya 5. Perhotelan 6. Konstruksi 7. Perumahan 8. Perkantoran Jumlah/Total 2008 (2) 37 000,00 37 000,00 155 576,02 61 100,00 1 175,00 56 275,00 31 950,00 5 076,02 36 600,00 21 500,00 4 500,00 255 176,02 2009 (3) - 2010 (4) 13 500,00 13 500,00 84 224,62 5 600,00 3 100,00 - 43 253,47 350,00 36 370,36 6 533,11 75 524,62 47 601,43 15 465,00 90 854,90 113 189,62 Sumber/Source : Badan Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Sumatera Utara/ Investment and Promotion Board of Sumatera Utara Province Investasi yang dilakukan di Sumatera Utara harus diarahkan kepada tujuan untuk membuka lapangan kerja yang bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja 5 atau dengan kata lain investasi pada sektor yang menciptakan kesempatan kerja luas. Pembangunan sektor industri baik melalui investasi domestik maupun investasi asing langsung dengan membangun pabrik-pabrik baru di sektor ekonomi andalan merupakan pilihan agar perluasan kesempatan bekerja bisa terwujud. Data realisasi penanaman modal asing pada waktu yang lalu merupakan acuan untuk meningkatkan daya saing dalam menarik investasi asing masuk ke daerah ini. Untuk bisa memperbesar arus masuk Penanaman Modal Asing Langsung dan mengarahkan Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera Utara, maka perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. Analisis dimaksud dilakukan secara empiris dalam tesis dengan judul ”Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) Di Provinsi Sumatera Utara”. Dengan demikian bisa dilakukan kajian terhadap kebijakan investasi yang sudah, sedang dan akan dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. 1.2. PERUMUSAN MASALAH Apa yang diharapkan masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia adalah perbaikan taraf hidup ke arah yang lebih sejahtera. Harapan-harapan seperti ini masih dirasakan sampai saat ini dan meluas menjadi kesatuan harapan masyarakat sampai ke daerah-daerah di seluruh Indonesia termasuk daerah Provinsi Sumatera Utara. Keinginan untuk hidup lebih sejahtera menuntut usaha melakukan pembangunan di semua sektor kehidupan, terutama investasi di sektor ekonomi 6 yang mampu menciptakan kesempatan bekerja yang luas bagi masyarakat dan menghasilkan nilai tambah yang optimal bagi perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Investasi, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) harus diarahkan kepada sektor ekonomi yang mampu menciptakan kesempatan bekerja luas di Provinsi Sumatera Utara. Penanaman Modal Asing Langsung ternyata dipengaruhi oleh beberapa variabel antara lain adalah variabel suku bunga investasi, perkembangan ekonomi, jumlah pengangguran dan nilai ekspor barang dan jasa. Permasalahan yang timbul kemudian adalah : 1. Bagaimana pengaruh Suku Bunga Investasi terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 2. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 3. Bagaimana pengaruh Jumlah Pengangguran Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 4. Bagaimana pengaruh Nilai Ekspor Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Dalam setiap kegiatan atau usaha, suatu rangkaian yang tidak dapat dipisah antara satu dan lainnya dari awal hingga akhir dalam suatu proses adalah tujuan atau sasaran. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh Suku Bunga Investasi terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 7 2. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 3. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Pengangguran Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 4. Untuk menganalisis pengaruh Nilai Ekspor Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara. 1.4. MANFAAT PENELITIAN Suatu penelitian dilakukan karena adanya masalah. Masalah bisa diartikan sebagai sesuatu yang terjadi yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Secara teoritis, manfaat dari sebuah penelitian antara lain adalah untuk memecahkan masalah dan untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan. Khusus untuk penelitian ini, sesuai dengan judul penelitian yang dipilih, hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan bukti empiris terhadap besar pengaruh Suku Bunga Investasi terhadap Penanaman Modal Asing Langsung dalam upaya untuk menarik dan mengarahkan Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera Utara. 2. Memberikan bukti empiris terhadap besar pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Penanaman Modal Asing Langsung dalam upaya untuk menarik dan mengarahkan Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera Utara. 8 3. Memberikan bukti empiris terhadap besar pengaruh Jumlah Pengangguran terhadap Penanaman Modal Asing Langsung dalam upaya untuk menarik dan mengarahkan Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera Utara. 4. Memberikan bukti empiris terhadap besar pengaruh Nilai Ekspor terhadap Penanaman Modal Asing Langsung dalam upaya untuk menarik dan mengarahkan Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera Utara. 5. Sebagai masukan bagi pembuat kebijaksanaan untuk meningkatkan daya saing Provinsi Sumatera Utara dalam menarik investasi asing dengan daerah/negara lain. 6. Sebagai dorongan bagi pemerintah daerah untuk mempersiapkan/ menyempurnakan semua faktor yang berkaitan dengan strategi peningkatan daya saing tersebut seperti infrastruktur dan birokrasi administrasi di Provinsi Sumatera Utara. 7. Sebagai bahan perbandingan terhadap hasil penelitian terdahulu untuk daerah analisis yang berbeda. 8. Untuk memperkaya dan memperluas wawasan peneliti dalam hal keterkaitan antara FDI dengan suku bunga investasi, perkembangan ekonomi, jumlah pengangguran dan perkembangan ekspor di Provinsi Sumatera Utara. 9. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan FDI di Sumatera Utara.