7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State Of The Art)
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya (State Of The Art)
No
Peneliti / Judul
Metodologi
1.
Imasari, Kartika & Lu, Cen
Kuantitatif
Hasil Penelitian
Iklan merupakan salah satu indikator
untuk membangun citra merek di
Jurnal Bisnis dan Ekonomi
benak konsumen. Pengiklanan dapat
(JBE), September 2010,
berkembang melalui umpan balik atau
Hal. 109 - 120 Vol. 17, No.
konsumen
2
ditampilkan
sikap
dan
terhadap
iklan
merek
citra
perusahaan itu sendiri. Penerimaan
ISSN : 1412 - 3126
konsumen atau penolakan iklan akan
Pengaruh Media Periklanan
sangat berpengaruh pada barang atau
Terhadap
jasa yang ditawarkan. Iklan digunakan
Keputusan
Pengambilan
Siswa
sebagai stimulus untuk membawa
SMU
Mendaftar Di Universitas
respon
Kristen Maranatha: Sikap
dimaksud dalam penelitian ini adalah
Konsumen
Sebagai
sikap konsumen. Dalam hal ini dapat
Variabel Moderasi (Studi
terlihat bahwa iklan pada dasarnya
Kasus
dimaksudkan untuk membangun sikap
Siswa
SMA
Di
dari
konsumen.
seorang pelanggan.
Bandung)
7
Response
8
2.
Natalia,
& Kuantitatif
Priccila
Mulyana, Mumuh
Promosi adalah salah satu strategi
yang
tepat
dalam
penyampaian
komunikasi kepada konsumen. Salah
Jurnal Ilmiah Manajemen
satu bentuk bauran promosi yang tepat
Kesatuan,
digunakan
Agustus
2014,
oleh
perusahaan-
Vol.2, No.2, Sekolah Tinggi
perusahaan telekomunikasi yang iklan
Ilmu Ekonomi Kesatuan
dan promosi penjualan. Kampanye
yang
ISSN: 2337-7860
baik
dampak
akan
yang
keputusan
Pengaruh
Periklan
dapat
memiliki
besar
terhadap
pembelian
konsumen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dan
Promosi
Penjualan
mengetahui
Terhadap
Keputusan
konsumen
Pembelian
penjualan
bagaimana
iklan
yang
persepsi
dan
promosi
dilakukan
oleh
perusahaan, pengaruh iklan terhadap
keputusan
pembelian
mengetahui
penjualan
pengaruh
terhadap
dan
untuk
promosi
keputusan
pembelian.
3.
Lehnert, Kevin & D.Till,
Brian
&
Ospina,
Jose
Miguel
Kualitatif
Kreativitas dipandang sebagai suatu
komponen penting dari iklan dan juga
terus menarik bunga penelitian .Saat
ada perjanjian pada nilai dari luas
Journal of Advertising, 43
kreativitas , memiliki dua dimensi
(3), 274-283, 2014, America
yang berbeda pada kunci komponen
Academy of Advertising
kreativitas .Satu persepective melihat
kreatifitasnya
ISSN : 0091 - 3367
hingga
terutama
divergensi , mengandung unsur-unsur
kebaruan , representasi estetika ,
9
Advertising Creativity: The
kebaruan , dan perbedaan .Yang kedua
Role of Divergence Versus
termasuk , selain divergensi , konsep
Meaningfulness
meaningfullnes (atau kesesuaian atau
keterhubungan)
ke
konsumen.
Pandangan ini berpendapat bahwa jika
sebuah iklan hanya berarti kemudian
itu hanya tidak kreatif . Empiris kita
berupaya untuk menemukan beberapa
resolusi terhadap persoalan ini .
penemuan ini menunjukkan bahwa
divergensi demikian itu tentulah suatu
unsur
penting
.bermakna,
dari
kreativitas
namun,
sementara
tentunya akan penting sampai ada
efektivitas, tampak sebagai sebuah
berbeda dan terpisah membangun dari
kreativitas .
4.
Kim, Jooyoung & Yoon, Kualitatif
Menggunakan
beberapa
teori,
Hye Jin & Lee, Sun Young
termasuk informasi integrasi teori,
respon informasi intergrasi model,
Journal of Advertising, Vol.
konfirmasi efek, dan teori kontras,
39, No. 1, (Spring 2010),
studi ini mengkaji efek gabungan dari
America
iklan
Academy
of
Advertising
dan
publisitas
di
bawah
bervariasi kondisi paparan urutan,
publisitas valensi dan produk yang
ISSN : 0091 – 3367
atribut
konsistensi.
Hasil
yang
diperoleh walaupun orang yang 2
Integrating Advertising And
(urutan: kemudian publisitas versus
Publicity
publisitas kemudian masehi) x 2
(atribut variasi: sama atribut versus
atribute yang berbeda) x 2 (valensi
publisitas:
positif
within-subjects
versus
negatif)
factorial
iklan
10
ditambah dengan desain menunjukkan
bahwa positif publisitas menginduksi
konfirmasi efek terlepas dari urutan
dan
atribut
publikasi
konsistensi,
negatif
dengan
iklan
padahal
dikombinasikan
sebagian
besar
menghasilkan efek kontras, dengan
hasil yang beragam tergantung pada
urutan dan atribut konsistensi.Dan
implikasinya dibahas temuan.
5.
Martiman
Kualitatif
Strategi pemasaran diperlukan untuk
menawarkan barang dan jasa sebagai
Jurnal Ilmiah WIDYA,
komoditas perusahaan kepada pasar.
Mei – Juli 2014,
Salah satu cara perusahaan untuk
Vol.
2,
No.
2,
STIE
menginformasikan
produk
kepada
pasar dengan menggunakan media
Sailendra
periklanan. Tujuan Penulisan makalah
ISSN : 2337 – 6686
ini untuk mengkaji tentang:manajemen
pemasaran
secara
mikro,
Strategi Pemasaran Barang
pengembangan
strategi
pemasaran
dan
untuk
Jasa
Perusahaan
Melalui Media Iklan
dapat
memenuhi
sebagian
kebutuhan khalayak konsumen, faktorfaktor Strategi Pemasaran yang efektif,
strategi
penetapan
harga.
Metode
penulisan ini menggunakan kajian
pustaka dengan pendekatan deskriptif
eksploratif. Dapat disimpulkan bahwa:
Strategi pemasaran barang dan jasa
melalui media iklan sangat diperlukan
untuk menginformasikan produk dan
jasa perusahaan kepada pasar. Dalam
pemasaran
barang
dan
perusahaan
memandang
jasa,
perilaku
11
konsumen
yang
dipengaruhi
oleh
faktor budaya, tingkat dan faktor
sosial,
pribadi
dan
psikologis,
Pemasaran yang efektif memerlukan
pentahapan rencana, konsep strategi
segmentasi
pasar,
strategi
dan
perencanaan pemasaran yang baik dan
matang, aplikasi merek, label dan
kemasan sebagai daya tarik pasar.
Salah satu komponen pemasaran yang
harus diperhitungkan dengan baik
adalah
harga
produk.
Strategi
penetapan harga perlu memperhatikan
faktor-faktor yang internal maupun
eksternal
yang
misalnya:
faktor
mempengaruhinya,
budaya,
tingkat,
faktor sosial, faktor kepribadian dan
psikologis,
memerlukan
perhatian
karena perilaku konsumen merupakan
dasar proses terbentuknya keputusan
pembelian.
Pada jurnal yang tercantum di atas ada beberapa kerkaitan antara
jurnal – jurnal tersebut dengan penelitian ini. Dapat dilihat dari jurnal yang
berjudul, Pengaruh Media Periklanan Terhadap Pengambilan Keputusan Siswa
SMU Mendaftar Di Universitas Kristen Maranatha: Sikap Konsumen Sebagai
Variabel Moderasi (Studi Kasus Siswa SMA Di Bandung), pada jurnal tersebut
dapat ditemukan teori – teori dimana berpengaruhnya iklan dalam pengambilan
keputusan.
Pada jurnal yang berjudul dengan, Pengaruh Periklan dan Promosi
Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian, dapat ditemukan keterkaitan
dengan membahas bentuk promosi dalam bentuk iklan. Disini dapat dilihat
bagaimana promosi berbentuk iklan dapat membentuk persepsi dari
masyarakat.
12
Dalam jurnal Internasional yang berjudul, Integrating Advertising And
Publicity, dapat ditemukan bahwa gabungan publikasi dengan iklan bisa
berjalan dengan baik dan benar dibawah beberapa kondisi yang disebutkan
didalamnya. Seperti kondisi yang baik maupun kondisi yang buruk.
Dalam jurnal Internasional lainnya yang berjudul, Advertising
Creativity: The Role of Divergence Versus Meaningfulness, dapat ditemukan
kaitan dalam mencoba mencari kreatifitas dari iklan tersebut agar produk dapat
memiliki daya tarik lain. Dalam hal ini keterkaitan kreatifitas dan kegunaannya
sangatlah tinggi.
Dalam jurnal terakhir yang berjudul, Strategi Pemasaran Barang dan
Jasa Perusahaan Melalui Media Iklan, dapat ditemukan banyak keterkaitan
dalam bagaimana mengiklankan produk perusahaan. Disini berbagai macam
faktor dibahas dan dicermati dengan benar agar iklan dapat diterima dengan
baik di masyarakat.
2.2
Landasan Konseptual
Pada bab ini akan membahas mengenai teori – teori yang digunakan
dalam melakukan penelitian. Antara lain teori mengenai Komunikasi
Pemasaran, Komunikasi Pemasaran Terpadu
2.2.1 Komunikasi Pemasaran
Banyak orang yang beranggapan bahwa pemasaran hanya terdiri
dari penjualan dan periklanan saja, dalam kenyataannya pengertian
pemasaran jauh lebih luas dari kegiatan-kegiatan tersebut. Bahkan
sebaliknya, penjualan dan periklanan merupakan sebagian dari kegiatan
pemasaran.
Para ahli memberikan beberapa definisi tentang pemasaran,
diantaranya adalah definisi pemasaran menurut American Marketing
Associate (AMA) dalam Morrisan, M.A (2010) pemasaran adalah
proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi dan
distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan individu serta tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2007) komunikasi
pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya
13
untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen
langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka
jual.
Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa Komunikasi
Pemasaran adalah sarana yang dilakukan oleh perushaan dalam usaha
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen dengan
menggunakan konsep, harga, promosi dan distribusi ide – ide.
2.2.2 Komunikasi Pemasaran Terpadu
Komunikasi
Pemasaran
Terpadu
(Integrated
Marketing
Communication) atau yang lebih dikenal dengan IMC adalah proses
pengembangan dan pelaksanaan berbagai bentuk program komunikasi
persuasif dengan pelanggan dan pelanggan potensial dari waktu ke
waktu.
Komunikasi Pemasaran Terpadu adalah sebuah konsep dimana
perusahaan
mengintergrasikan
dan
mengkoordinasikan beberapa
saluran komunikasi agar menyampaikan pesan yang jelas, konsisten,
dan menarik tentang organisasi atau perusahaan dan produknya (Kotler
& Armstrong, 2007). Tujuan dari IMC adalah untuk mempengaruhi
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku konsumen
khalayak yang dipilih.
Jadi berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti menyimpulkan
Komunikasi Pemasaran Terpadu adalah kegiatan pemasaran dimana
perusahaan mulai memfokuskan saluran yang akan perusahaan gunakan
agar pesan dapat tersampaikan dengan jelas, konsisten dan menarik.
2.2.3 IMC Tools
1.
Advertising
Menurut Ralph S. Alexander, iklan atau advertising dapat di
definisikan
sebagai
setiap
bentuk
komunikasi
nonpersonal
mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang di bayar
oleh sponsor yang diketahui. (Morissan, 2010).
Adapun
maksud
‘dibayar’
pada
definisi
tersebut,
menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan
14
pada umumnya harus dibeli. Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti
suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran)
yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumla besar kelompok
individu. Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada
umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan
balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct
response advertising).
Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan, pemasang
iklan harus betul-betul mempertimbangkan bagaimanan audiensis
akan menginterpretasikan dan memberikan respons terhadap pesan
iklan di maksud (Morissan, 2010).
Iklan adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan pembuat
barang, atau pemasok jasa dengan masyarakat banyak atau
sekelompok orang tertentu yang bertujuan untuk menunjang upaya
pemasaran (Oentoro, 2012).
Maka dapat ditarik kesimpulan iklan merupakan kegiatan
memperkenalkan produk melalui cara-cara komunikasi yang
dimana dapat diterima dengan baik oleh khalayak.
2.
Direct Marketing
Pemasaran langsung atau Direct Marketing adalah upaya
perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung
dengan
calon
pelanggan
sasaran
dengan
maksud
untuk
menimbulkan tanggapan dan/atau transakasi penjualan (Morissan,
2010).
Definisi Direct Marketing menurut Belch dan Belch adalah
sistem
pemasaran
dengan
bagaimana
organisasi
mengkomunikasikan secara langsung kepada target konsumen
untuk mendapatkan respon atau transaksi. Belch dan Belch
menggambarkan adanya suatu hubungan yang sangat dekat dengan
pasar sasaran dan memungkinkan terjadinya proses komunikasi dua
arah. (Kennedy & Soemanagara, 2009).
Perlu ditegaskan di sini bahwa pemasaran langsung
bukanlah sekedar kegiatan mengirim surat (direct mail) dan
15
mengirim catalog perusahaan (mail-order catalogs) kepada
pelanggan. Pemasaran langsung mencakup berbagai aktivitas
termasuk pengelolaan database (database management), penjualan
langsung (direct selling), telemarketing dan iklan tanggapan
langsung dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi
seperti mengirim surat langsung kepada pelanggan dan calon
pelanggan atau melalui internet, media cetak dan media penyiaran
(Morissan, 2010).
Dapat
merupakan
ditarik
upaya
kesimpulan
perusahaan
bahwa
untuk
Direct
Marketing
berkomunikasi
secara
langsung dengan calon pelanggan untuk medapatkan respon dan
untuk memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah.
3.
Internet Marketing / Pemasaran Interaktif
Media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi
timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi
dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga (real
time).
Tidak seperti bentuk tradisional komunikasi pemasaran
seperti iklan yang komunikasinya bersifat satu arah, media
interaksi memungkinkan pengguna melakukan berbagai fungsi
seperti
menerima
dan
mengubah
informasi
dan
gambar,
mangajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan tentu saja
melakukan pembelian (Morissan, 2010).
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Pemasaran Interaktif
merupakan media dimana komunikasi dapat terjadi secara dua arah
dan dapat memungkinkan bagi pengguna menggunakan berbagai
macam fungsi.
4.
Promosi Penjualan
Promosi penjualan didefinisikan sebagai arahan langsung di
mana terjadinya peralihan nilai terhadap produk pada kekuatan
penjualan, distribusikan dengan tujuan utama terjadinya penjualan
secara langsung (Kennedy & Soemanagara, 2009).
16
Promosi penjualan secara umum dapat dibedaan menjadi
dua bagian, yaitu promosi penjualan yang berorientasi kepada
konsumen (consumer-oriented sales promotion) dan promosi
penjualan yang berorientasi kepada pedagang (trade-oriented sales
promotion) (Morissan, 2010).
Promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen
ditujukan kepada pengguna atau pemakai akhir suatu barang atau
jasa yang mencakup pemberian kupon, pemberian sampel produk,
potongan harga, undian berhadiah, kontes dan sebagainya
(Morissan, 2010).
Promosi penjualan yang berorientasi kepada perdagangan
ditujukan kepada pihak-pihak yang menjadikan pemasaran
(marketing intermediaries), yaitu: para pedagang pengecer
(retailer), pedagang besar dan distributor (Morissan, 2010).
Kesimpulan dari Promosi Penjualan adalah bentuk promosi
yang dibedakan dalam bentuk distribusinya. Ada yang langsung
dan tidak langsung.
5.
Hubungan Masyarakat
Pengertian hubungan masyarakat adalah merupakan kiat
pemasaran penting lainnya dimana perusahaan tidak hanya harus
berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga
berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih
besar (Sunyoto, 2013).
Hubungan masyarakat (Humas) adalah seni dan ilmu sosial
dalam menganalisis kecendrungan, memperkirakan akibat-akibat,
memberikan
saran
kepada
pimpinan
perusahaan
serta
melaksanakan program tindakan terencana yang melayani baik
kepentingan organisasi dan khalayak (Morissan, 2010).
Scott Cutlip dan rekan dalam buku Morissan (2010),
mendefinisikan
humas
sebagai
usaha
terencana
untuk
mempengaruhi pandangan melalui karakter yang baik serta
tindakan yang bertanggung jawab, didasarkan atas komunikasi dia
arah yang saling memuaskan.
17
Hubungan Masyarakat memiliki kesimpulan yaitu bentuk
hubungan perusahaan bukan hanya dengan masyarakat tetapi
dengan tokoh – tokoh penting dengan menggunakannya untuk
mempengaruhi pandangan masyakarat.
6.
Personal Selling
Personal selling adalah improvisasi dari penjualan dengan
menggunakan komunikasi person to person
(Kennedy dan
Soemanagara, 2009).
Personal selling atau penjualan personal yaitu suatu bentuk
komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon
pembelinya. Dalam hal ini, penjual berupaya untuk membantu atau
membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan.
Tidak seperti iklan, penjualan personal melibatkan kontak langsung
antara penjual dan pembeli , baik secara tatap muka ataupun
melalui alat telekomunikasi seperti telepon (Morissan, 2010).
Dalam kaitan dengan penelitian ini, lebih difokuskan pada
Komponen Periklanan sebagai salah satu tools/alat pemasaran
terpadu yang lebih banyak mendapatkan porsinya didalam
menyampaikan pesan pemasaran terpadu kepada khalayak atau
target pasar.
Berbicara tentang target pasar (Targeting) tidak akan
dilepaskan dari bagaimana perusahaan berupaya untuk melihat dan
melakukan segmentasi pasar secara mendalam sehingga tujuan
periklanan maupun pemasaran terpadu akan mencapai targetnya.
Untuk menjangkau pasar secara nyata maka pasar perlu mengalami
pelayanan/jasa periklanan secara langsung dan nyata dalam
pemasaran pernyataan ini disebut positioning, yakni bagaimana
memposisikan produk/jasa di benak konsumen. Dalam konteks
penelitian ini lebih di fokuskan pada tools periklanan.
18
2.2.4 Periklanan
Masyarakat Periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai
segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat
media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Kasali,
2007).
Secara sederhana iklan adalah pesan yang menawarkan suatu
produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Menurut
(Kasali, 2007).
Sedangkan menurut Kotler & Keller yang dialih bahasakan oleh
(Molan, 2007) Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan
promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus
dibayar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa iklan
adalah semua bentuk presentasi nonpersonal yang dimaksudkan untuk
mempromosikan
gagasan,
atau
memberikan
informasi
tentang
keungulan dan keuntungan suatu produk yang dibiayai pihak sponsor
tertentu.
2.2.5 Jenis Media Iklan
Perusahaan atau institusi menggunakan media periklanan untuk
mempromosikan produknya. Secara umum menurut para praktisi media
periklanan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu media Above
The Line (ATL) dan media Below The Line (BTL).
Menurut Didih Suryadi dalam bukunya yang berjudul Promosi
Efektif Media Above the Line (Media Lini Atas) adalah media yang
bersifat massal, yaitu dalam waktu yang bersamaa iklan dapat diterima
oleh banyak orang. Media Above The Line antara lain televisi, radio,
koran , majalah, film, dll (Suryadi, 2011).
“Jenis kedua ialah Below the Line (Media Lini Bawah).
Karakteristik media lini bawah ini jangkauannya terbatas secara jumlah
dan waktu, juga tidak serempak. Sekalipun demikian, media ini mampu
menjangkaun yang tidak dapat dijangkau Above the Line. Termasuk
19
dalam media ini antara lain, poster, leaflet, billboard, spanduk, direct
mail, bus panel, point of purchase, dan lain-lain” (Suryadi, 2011).
Kesimpulan dari media Above the Line adalah iklan yang
dilakukan oleh perusahaan melalui beberapa bantuan media seperti
televisi, radio, dan media cetak. Sedangkan Below the Line adalah iklan
yang dilakukan secara mandiri oleh perusahaan tetapi jangkuannya
sangat terbatas.
2.2.6 Jenis Iklan
Menurut Tjiptono (2005) iklan dapat diklasifikasikan berdasarkan
berbagai aspek, di antaranya dari aspek isi pesan, tujuan, dan pemilik
iklan.
1. Dari aspek isi pesan
a. Product advertising, yaitu iklan yang berisi informasi produk
(barang dan jasa) suatu perusahaan. Ada dua jenis iklan yang
termasuk kategori ini, yaitu :
i. Direct-action advertising, yaitu iklan produk yang didesain
sedemikian rupa untuk mendorong tanggapan segera dari
khalayak atau pemirsa .
ii. Indirect-action advertising, yaitu iklan produk yang didesain
untuk menumbuhkan permintaan dalam jangka panjang.
b. Institutional advertising, yaitu iklan yang didesain untuk memberi
informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun
goodwill serta image positif bagi organisasi. Institutional
advertising terbagi atas:
i. Patronage advertising, yakni iklan yang menginformasikan
usaha bisnis pemilik iklan.
ii. Iklan layanan masyarakat (public service advertising), yakni
iklan yang menunjukan bahwa pemilik iklan adalah warga
yang baik, karena memiliki kepedulian terhadap masyarakat
dan lingkungan.
20
2. Dari aspek tujuan
a. Pioneering advertising (informative advertising), yaitu iklan yang
berupaya menciptakan permintaan awal (primary demand).
b. Competitive advertising (persuasive advertising), yaitu iklan yang
berupaya mengembangkan pilihan pada merek tertentu.
c. Reminder advertising, yaitu iklan yang berupaya melekatkan
nama atau merek produk tertentu di benak khalayak.
3. Dari aspek pemilik iklan
Ada dua jenis iklan berdasarkan aspek pemilik iklan, yaitu :
a. Vertical cooperative advertising, yaitu iklan bersama para
anggota saluran distribusi, misalnya di antara para produsen,
pedagang grosir, agen, dan pengecer.
b. Horizontal cooperative advertising, yaitu iklan bersama dari
beberapa perusahaan sejenis.
Sedangkan
menurut
Dharmasita
(2008)
periklanan
dapat
dibedakan ke dalam dua golongan. Jenis periklanan tersebut adalah :
1. Pull Demand Advertising
Pull demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada
pembeli akhir agar permintaan produk bersangkutan meningkat.
Biasanya produsen menyarankan kepada para konsumen untuk
membeli produknya ke penjual terdekat. Pull demand advertising
juga disebut consumer advertising.
2. Push Demand Advertising
Push demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada
para
penyalur.
Maksudnya
agar
para
penyalur
bersedia
meningkatkan permintaan produk bersangkutan dengan menjualkan
sebanyak-banyaknya ke pembeli/pengecer. Barang yang diiklankan
biasanya berupa barang industri. Push demand advertising juga
disebut trade advertising.
21
2.2.7 Fungsi Iklan
Ibrahim dalam Rina (2008) menyatakan iklan memiliki
sejumlah fungsi sesuai dengan yang dimaksudkan oleh perancang atau
pengiklannya.secara garis besar, fungsi iklan bias dilihat dari dua sisi,
yaitu funsi nyata dan funsi tersembunyi.
Iklan bisa menampilkan beraneka fungsi yang terlihat secara
nyata (manifest), dalam hal ini iklan berfungsi untuk :
1. Menginformasikan suatu produk ke public.
2. Menarik perhatian konsumen terhadap suatu produk.
3. Memotivasi konsumen untuk bertindak atau melakukan
sesuatu.
4. Menstimulus pasar.
5. Mendukung komunitas bisnis.
6. Membangun dan memelihara hubungan yang abadi antara
konsumen dan perusahaan.
Menurut Liliweri (2008), iklan berfungsi sebagai :
1. Mengirimkan informasi.
2. Memanfaatkan
jasa
non
personal,
karena
iklan
memindahkan informasi tidak melalui manusia, individu
atau kelompok, melainkan melalui media bukan manusia.
3. Memanfaatkan media massa, karena iklan memindahkan
informasi melalui media massa, baik cetak maupun
elektronik.
4. Persuasif, karena iklan pada umumnya berisi bujukan
terhadap individu atau kelompok sasaran agar mereka
memiliki informasi yang lengkap mengenai produk barang
dan jasa.
5. Sponsor, karena iklan yang dimuat dalam media dibayar
oleh pihak tertentu yang disebut sponsor.
6. Tujuan, karena iklan mempunyai tujuan tertentu, misalnya
untuk mengubah sikap dan sasaran terhadap produk barang
dan jasa.
22
2.2.8 Strategi Periklanan
Strategi periklanan pada dasarnya sama dengan strategi
pemasaran lainnya, sebuah proses kontinu yang melibatkan tiga tahap
krusial, yaitu perencanaan (planning), implementasi (implementation),
dan pengendalian (control). Meskipun tahap perencanaan sering kali
dianggap tahap terpenting, setiap tahap tetap berperan dalam
keberhasilan strategi menurut Hermawan (2012).
1. Perencanaan
Dalam tahap ini dikumpulkan semua informasi relevan yang
dibutuhkan
mengenai
produk,
merek,
informasi
mengenai
perusahaan itu sendiri beserta analisis SWOT (strengths, weakness,
opportunities, dan threats) perusahaan. Analisis SWOT membantu
perusahaan dalam menentukan kondisinya terkait pasar. Analisis ini
adalah kunci untuk memahami seutuhnya faktor-faktor internal dan
eksternal yang menguntungkan atau merugikan bagi aktivitas
perusahaan. Selain itu dalam tahap perencanaan ini dikumpulkan
juga informasi mengenai kondisi pasar, persaingan, dan pesaing
perusahaan, serta konsumen/khalayak yang menjadi sasaran dari
iklan yang sedang direncanakan. Informasi ini dibentuk menjadi
sebuah rangkuman yang disebut marketing brief.
2. Pelaksanaan
Dalam tahap ini semua rencana diubah ke dalam tindakan (action).
Di mana iklan yang telah direncanakan diproduksi. Setelah iklan
diproduksi dilakukan pemilahan media yang akan digunakan dan
melakukan proses penempatan iklan pada media yang dipilih. Tahap
implementasi juga membutuhkan monitoring untuk memastikan
bahwa perubahan-perubahan terlaksana jika kondisi internal atau
eksternal mengakibatkan timbulnya situasi darurat.
3. Pengendalian
Tahap ini mencakup proses membandingkan hasil dengan tujuan dan
acuan yang ditetapkan pada tahap perencanaan. Pengendalian akan
memungkinkan perusahaan untuk melihat kesenjangan atas hasil
23
yang mungkin menyimpang dari perencanaan. Di sini perusahaan
mengevaluasi kampanye periklanan yang telah dilakukan dengan
fokus pada efek komunikasi dan efek penjualan yang dihasilkan dari
pesan iklan. Perusahaan kemudian dapat mengambil tindakan untuk
mengoreksi kekurangan dan kelemahan dan mengubahnya menjadi
hal positif.
2.2.9 SWOT
Menurut Robert W.Duncan (2007), menganalisa lingkungan
internal dan eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan
strategi. Faktor-faktor lingkungan internal di dalam perusahaan
biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau Weakness (W),
dan lingkungan eksternal perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai
Opportunities (O) atau Threat (T). Analisis lingkungan strategi ini
disebut sebagai analisis SWOT.
Menurut Thompson (2008), analisa SWOT adalah simpel tetapi
merupakan alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas
serta mengetahui ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan
dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik
lagi.
Kesimpulan
dari
SWOT
adalah
teknik
analisis
yang
menggolongkan 4 unsur yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman. Dilakukan untuk memikirkan strategi kedepannya.
2.2.10 STP
2.2.10.1 Segmenting
Segmentasi pasar merupakan strategi yang sangat
penting dalam mengembangkan program pemasaran. Dengan
segmentasi pasar,diharapkan usaha-usaha pemasaran dilakukan
dapat mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif.
24
Menurut Tjiptono dan Chandra dalam bukunya Pemasaran
Strategik (2012), pengertian segmentasi pasar adalah sebagai
berikut :
“Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses
mengelompokan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi
kelompok-kelompok atau segmen- segmen yang memiliki
kesamaan dalam hal kebutuhan,keinginan,perilaku dan/atau
respon terhadap program pemasarn spesifik”.
Sedangkan Kasali (2007) mengatakan bahwa :
“Segmentasi adalah proses mengotak-ngotakan pasar
yang heterogen ke dalam potensial customer yang memiliki
kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang
memiliki respons yang sama dalam membelanjakan uangnya”
Pasar terdiri dari para pembeli. Setiap pembeli berbeda
dalam satu atau banyak hal, dapat berupa keinginan. Sumber
daya, lokasi, perilaku maupun praktik-praktik membelinya.
Variabel tersebut dapat digunakan untuk memisahkan pasar
atau segmentasi pasar.
2.2.10.2 Targeting
Selama ini terlihat gejala semakin banyak perusahaan
memilih pasar sasaran yang akan dituju, keadaan ini
dikarenakan mereka menyadari bahwa pada dasarnya mereka
tidak dapat melayani seluruh pelanggan dalam pasar tersebut.
Terlalu banyaknya pelanggan, sangat berpencar dan tersebar
serta bervariatif dalam tuntutan kebutuhan dan keinginannya.
Jadi arti dari pasar sasaran adalah: Sebuah pasar terdiri dari
pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan tertentu
yang mungkin mau dan mampu untuk ambil bagian dalam jual
beli, guna memuaskan kebuthan atau keinginan tersebut.
25
Menurut Tjiptono dan Chandra (2012), pengertian pasar
sasaran adalah:
“Proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa
segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayani
dengan program pemasaran spesifik perusahaan”.
Sedangkan menurut Daryanto (2011), pengertian pasar
sasaran adalah: “Proses mengevaluasi daya tarik segmen pasar
dan memilih satu atau beberapa untuk dimasuki”
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
Targeting atau pasar sasaran adalah kegiatan dimana
perusahaan memilih segmen pasar untuk dimasuki dan
kemudian perusahaan dapat menentukan lebih spesifik pasar
yang akan dituju.
Langkah-langkah
Penetapan
Pasar
Sasaran
Menurut Tjiptono dan Chandra (2012) terdapat lima alternatif
dalam memilih pasar sasaran yaitu :
1. Single-Segmen Concetration
Perusahaan
tunggal,
memilih
dengan
satu
segmen
sejumlah
pasar
pertimbangan,
misalnya keterbatasan dana yang dimiliki
perusahan, adanya
peluang pasar dalam
segmen bersangkutan yang belum banyak
digarap atau bahkan diabaikan pesaing; atau
perusahaan menganggap
segmen
tersebut
merupakan segmen yang paling tepat sebagai
landasan untuk ekspansi ke segmen lainnya.
2. Selective Specialization
26
Dalam
strategi
ini,
perusahaan
memilih
sejumlah segmen pasar yang atraktif dan
sesuai dengan tujuan dan sumber daya yang
dimiliki.
3. Market Specialization
Dalam strategi ini, perusahaan berspesialisasi
pada upaya melayani berbagai kebutuhan dari
suatu kelompok pelanggan tertentu.
4. Product Specialization
Dalam
spesialisasi
produk,
perusahaan
memusatkan diri pada produk atau jasa
tertentu yang akan di juak kepada berbagai
segmen pasar.
5. Full Market Coverage
Dalam
strategi
ini,
perusahan
berusaha
melayani semua kelompok pelanggan dengan
semua
produk
yang
mungkin
mereka
butuhkan. Umumnya hanya perusahaan besar
yang sanggup menerapkan strategi ini, karena
dibutuhkan sumber daya yang sangat besar.
2.2.10.3 Positioning
Hal yang paling penting dalam proses STP (Segmenting,
Targeting,Positioning) adalah mencoba menempatkan produk
di benak konsumen dengan ciri-ciri yang untuk yang bisa
dibedakan dengan produk lainnya atau disebut positionning.
Positioning merupakan cara pemasar menanamkan citra,
persepsi dan imajinasi atas produk yang ditawarkan kepada
konsumen melalui proses komunikasi. Positioning tidak sama
27
dengan segmentasi baik difersniasi ataupun konsentrasi.
Dengan perkataan lain, positionning bukan menempatkan
produk
untuk
kelompok
tertentum
tetapi
berusaha
menanamkan citra produk di benak konsumen pada segmen
yang telah dipilih. Positioning berhubungan bagaimana
memainkan komunikasi agar dalam benak konsumen trtanam
suatu citra tertentu.
Menurut Kotler dan Keller dalam bukunya Manajemen
Pemasaran (2006) mengatakan bahwa positioning adalah:
“Positioning is the act of designin the company’s offer so
that it occupies a distinct and value placed in the target
customer mind”
Menurut Tjiptono dan Chandra (2012) mengatakan
bahwa :
“Adalah cara produk, merek, atau organisasi perusahaan
dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan produk,
merek atau organisasi pesaing oleh pelanggan saat ini maupun
calon pelanggan”
Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau
langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahan dalam upaya
penawaran nilai dimana dalam satu segmen tertentu konsumen
mengerti dan menghargai apa yang dilakkan suatu perusahan
dibandingkan dengan pesaingnya. Jadi positioning bukan
menciptakan produk dengan menempatkan pada segmen
tertentu, tateapi positioning menempatkan produk di benak
konsumen pada segmen tertentu dengan cara komunikasi.
Komunikasi yang dibangun oleh pemasar harus menciptakan
hubungan yang positif.
28
2.3
Kerangka Pemikiran
Program Liga Inggris
Strategi Periklanan Transvision
Konsumen
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Dalam kerangka pemikiran ini dapat menjelaskan bahwa perusahaan
melakukan promosi terhadap program Liga Inggris. Cara promosi yang dipilih
adalah melalui iklan yang memiliki tiga tahapan strategi yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian. Melalui ketiga tahapan tersebut, diharapkan
pesan dapat diterima baik dengan konsumen melalui iklan yang telah dirancang
oleh Transvision.
Download