189 BAB IV SIMPULAN Analisis yang dilakukan terhadap alat manual yang digunakan pada aktivitas bercerita di TK Lab School, TK Bumi Limas, dan TK Kuntum Cemerlang pada bab sebelumnya, memperlihatkan bahwa meskipun di tiap sekolah terdapat sejumlah alat manual yang sama, seperti buku cerita, poster gambar, papan tulis, boneka, atau flashcard, namun benda manual yang diminati para pelaku didik di masing-masing sekolah dalam membantu mengembangkan kemampuan dasar bahasa anak tidaklah sama. Hal tersebut disebabkan oleh pertama, masing-masing sekolah memiliki konsep pendamping yang memperkaya kurikulum asal masing-masing sekolah. TK Lab School sebagaimana TK lain yang ada di Bandung, mengadaptasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dalam aktivitas hariannya, sementara TK Bumi Limas mengadaptasikan konsep dasar Pendidikan Integral Anak, dan TK Kuntum Cemerlang mengadaptasikan konsep dasar pembelajaran totalitas Kuntum Mekar. Kedua, masing-masing sekolah memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan properti yang berkesesuaian dengan program dan kurikulum sekolah, yang formatnya dirumuskan bersama oleh para pelaku didik di sekolah terkait. Ketiga, latar belakang dan potensi bawaan para pelaku didik yang beragam mempengaruhi kecenderungan atau minat mereka terhadap alat manual yang dimanfaatkan bagi proses pembelajaran. Pada kurun satu semester yang teramati, alat manual yang paling sering dimanfaatkan pelaku didik dalam pengembangan kemampuan dasar bahasa anak melalui metode bercerita di TK Lab School adalah kategori flashcard, di TK Bumi Limas adalah kategori boneka wayang, dan di TK Kuntum Cemerlang kategori Lego. Melalui alat manual pendukung metode bercerita yang digunakan masing-masing sekolah dalam membantu mengembangkan kemampuan dasar bahasa anak, dapat dicermati kemampuan artikulasi peserta didik di TK Lab School, TK Bumi Limas, maupun TK Kuntum Cemerlang memperlihatkan 190 perkembangan artikulasi yang bagus. Kesulitan hanya terdapat pada sedikit anak dalam pelafalan fonem /r/ disebabkan oleh pertumbuhan alat bicara anak yang belum matang. Pada aspek kemampuan reseptif dan ekspresif, semua sekolah memperlihatkan perkembangan signifikan anak dalam kemampuan reseptif, yang mengindikasikan peserta didik menyimak secara aktif. Kesesuaian materi dengan alat pendukungnya membantu keberhasilan tindakan kelas dalam memberdayakan kemampuan ekspresif anak. Upaya TK Bumi Limas dan TK Kuntum Cemerlang cukup berhasil memperlihatkan kemajuan anak pada aspek ini. Sementara TK Lab School mengindikasikan perkembangan anak yang baik di dalam kemampuan kosakata. Dari temuan empiris tersebut dapat disarikan bahwa alat manual pendukung metode bercerita yang paling efektif bagi tiap sekolah adalah berbeda dan subjektif, tergantung dari potensi bawaan dan minat pelaku didik. Paparan pada bab sebelumnya memperlihatkan kelebihan dan kekurangan masing-masing alat manual pendukung metode bercerita sejauh ini dapat dikelola oleh pelaku didik, sehingga proses penyampaian materi terhadap anak melalui metode bercerita dapat berlangsung dengan baik. 191 G. Kerangka Pemikiran Anak Usia Prasekolah ( 4 – 6 tahun ) Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) Nonformal Informal Formal ( TK & RA ) Pembentukan Perilaku (Pembiasaan) Pengembangan Kemampuan Dasar Moral – Spiritual Fisik/Motorik Sosial, Emosi, Kemandirian Seni Kognitif Kemampuan Bahasa B1 (Bahasa Daerah) Bermain Karyawisata Bercakap-cakap B2 (Bahasa Indonesia) Demonstrasi B3 (Bahasa Inggris) Proyek Tugas Bercerita Alat Pendukung Manual 192