BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Latar belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang keinginan saya membuat karya ilmiah tentang Dongeng dalam
Bahasa Indonesia adalah karena Dalam era pembangunan dewasa ini makin lama makin kita
rasakan pentingnya berkomunikasi baik antar anggota masyarakat maupun antar kelompok
masyarakat. Alat komunikasi yang ampuh adalah bahasa. Dengan bahasa, manusia sebagai
makhluk sosial dapat berhubungan satu sama lain secara efektif dan dapat menyatakan
perasaan, pendapat bahkan dengan bahasa kita dapat berpikir dan bernalar. Bahasa juga
memungkinkan manusia untuk saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar
dari yang lain, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusasteraan
merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut (Depdiknas 2004: 2). Oleh
sebab itu, agar komunikasi berjalan dengan lancar, kita perlu terampil berbahasa baik lisan
maupun tulis. Suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan yang disampaikan dapat
dipahami dengan baik oleh penyimak suatu makna atau maksud.
Menurut Tarigan (1994: 2), keterampilan berbahasa (atau language arts, language skills)
dalam kurikulum mencakup empat jenis, yaitu keterampilan menyimak (listening skills),
keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills) dan
keterampilan menulis (writing skills). Keterampilan menyimak merupakan salah satu
keterampilan pertama yang dipelajari oleh manusia, kemudian berbicara diikuti dengan
membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan catur tunggal, yaitu antara
satu dengan lainnya saling berhubungan dan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari
bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Seseorang yang terampil berbahasa
maka jalan pikirannya semakin cerah dan jelas. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan
dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa itu pula
melatih keterampilan berpikir (Dawson, 1963: 2; dalam Tarigan 1985b: 1).
Mata pelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi adalah program
untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap
bahasa Indonesia. Menyimak merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia dalam kurikulum berbasis kompetensi.Kurikulum berbasis kompetensi
meliputi aspek kemampuan berbahasa dan aspek kemampuan bersastra. Aspek keterampilan
1
berbahasa meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang
berhubungan dengan ragam
sastra. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, aspek keterampilan berbahasa dan
keterampilan bersastra harus dilakukan secara seimbang.Penelitian ini memilih keterampilan
menyimak karena pada pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik seperti yang
dikemukakan Sutari, dkk (1997: 117-118), dikemukakan beberapa alasan yaitu: (1) pelajaran
menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah, (2) teori, prinsip, dan
generalisasi mengenai menyimak belum banyak diungkapkan, (3) pemahaman terhadap apa
dan bagaimana menyimak itu masih minim, (4) buku teks dan buku pegangan guru dalam
pembelajaran menyimak sangat
langka, (5)
guru-guru bahasa
Indonesia kurang
berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran menyimak, (6) bahan pengajaran menyimak
masih kurang, (7) guru-guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran
menyimak, dan (8) jumlah murid terlalu besar.
Kegiatan menyimak banyak dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat dibanding dengan
keterampilan berbahasa yang lain. Menurut Paul T. Rankin (dalam Tarigan 1994: 129),
berdasarkan survei, maka didapat 9% menulis, 16% membaca, 30% berbicara dan 45%
menyimak. Dari hasil survei yang ada membuktikan bahwa keterampilan menyimak
memegang angka tertinggi.
Menyimak merupakan salah satu faktor penting yang dipergunakan waktu proses belajar
mengajar dalam kelas. Hal itu dikarenakan siswa harus bisa menyimak penjelasan guru
dengan baik. Jika siswa tidak bisa menyimak dengan baik secara otomatis apa yang
disampaikan guru tidak berhasil. Jadi, keberhasilan siswa dalam pelajaran ditentukan oleh
baik buruknya siswa dalam hal menyimak. Berdasarkan hal-hal tersebut maka menyimak
perlu dikuasai dan ditingkatkan dengan baik.Pada kenyataannya pembelajaran menyimak
kurang diperhatikan dengan baik dan sering kali diremehkan oleh siswa. Hal itu
menyebabkan siswa kurang maksimal dalam pembelajaran menyimak. Oleh sebab itu, guru
harus bisa memilih cara agar dalam pembelajaran berhasil.Banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam penguasaaan keterampilan menyimak. Kenyataan ini terlihat dalam proses
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.maka saya akan menjelaskan tentang berbagai
macam pembahasan tentang dongeng.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1. Apakah Dongeng Sebagai Perkembangan Psikologi Anak?
1.2.2. Apa saja Kriteria Membuat Cerita Dongeng?
1.2.3. Apa maksud dari 24 Jam, 196 Dongeng, 1 Tujuan?
2
1.2.4. Apa maksud dari Satu Bantahan Lagi terhadap Dongeng tentang Organ Sisa?
1.2.5. Apa saja contoh dongeng?
1.3.Ruang Lingkup Masalah
Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep
baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.Dari sudut pandang
keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya
dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari
kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.
Fabel, diambil dari bahasa Belanda adalah cerita yang menggunakan hewan sebagai tokoh
utamanya. Misalkan cerita kancil atau cerita Tantri di Indonesia.Banyak satrawan dan penulis
dunia yang juga memanfaatkan bentuk fabel dalam karangannya. Salah seorang pengarang
fabel yang terkenal adalah Michael de La Fontaine dari Perancis. Penyair Sufi Fariduddin
Attar dari Persia juga menuliskan karyanya yang termashur yakni Musyawarah Burung dalam
bentuk fabel.Biasa pada sebuah fabel tersirat moral atau makna yang lebih mendalam.
Fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benarbenar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah
imajinasi.Fantasi bisa juga merupakan sebuah genre yang menggunakan bentuk sihir dan
supranatural sebagai salah satu elemen plot, tema dan seting dalam sebuah film. Genre fantasi
secara umum dibedakan dengan genre sains fiksi yang lebih bertemakan ilmiah dan horor
tentang hal yang mengerikan.
1.4.Tujuan Penelitian
1.4.1. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester genap
1.5.Sistematika Penyajian
Karya ilmiah ini terdiri dari 3 Bab,yaitu BAB I Pendahuluan,BAB II
Pembahasan,BAB III Penutup.Masing-masing bab memiliki subbab dengan garis besar isinya
sebagai berikut,yaitu :
BAB I Berisi pendahuluan.Pada bab ini diuraikan Latar Belakang Masalah,Rumusan
Masalah,Ruang Lingkup Masalah,Tujuan Penelitian,Metode Penelitian dan Sitematika
Penyajian.
BAB II Memaparkan pembahasan.Pada bab ini diuraikan beberapa penjelasan.
Selanjutnya,bagian terakhir yaitu BAB III.
3
BAB III menguraikan kesimpulan dari penulis dan saran-saran yang ditujukan bagi
para pembaca dan penulis lain.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Dongeng
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata,
menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan
cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan
imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke
dalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang
disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran dari kebanyakan
sastrawan dan penerbit, lalu dimodifikasi menjadi dongeng modern. Salah satu dongeng yang
sampai saat ini masih diminati anak-anak ialah kisah 1001 malam dengan tokohnya bernama
Abunawas. Sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya diambil sebagian-sebagian,
kemudian dimodifikasi dan ditambah, bahkan ada yang diganti sehingga melenceng jauh dari
kisah dongeng aslinya, kisah aslinya seakan telah ditelan zaman.Dongeng yang baik
sekurang-kurangnya juga mengandung seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Imajinasi
Imajinasi secara umum, adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide.
Istilah ini secara teknis dipakai dalam psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi
dari suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian. Sejak penggunaan istilah ini
bertentangan dengan yang dipunyai bahasa biasa, beberapa psikolog lebih menyebut proses
ini sebagai "menggambarkan" atau "gambaran" atau sebagai suatu reproduksi yang
bertentangan dengan imajinasi "produktif" atau "konstruktif".
Gambaran citra dimengerti sebagai sesuatu yang dilihat oleh "mata pikiran". Suatu hipotesis
untuk evolusi imajinasi manusia ialah bahwa hal itu memperbolehkan setiap makhluk yang
sadar untuk memecahkan masalah (dan oleh karena itu meningkatkan fitnes) perseorangan
oleh penggunaan simulasi jiwa.
Fantasi
Fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benarbenar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah
imajinasi.
Fantasi bisa juga merupakan sebuah genre yang menggunakan bentuk sihir dan supranatural
sebagai salah satu elemen plot, tema dan seting dalam sebuah film. Genre fantasi secara
5
umum dibedakan dengan genre sains fiksi yang lebih bertemakan ilmiah dan horor tentang
hal yang mengerikan.
Cara membaca dongeng
Saat membaca dongeng, kamu harus membaca dengan sungguh-sungguh. Ucapanmu harus
tepat. Misalnya, penyebutan bunyi /f/ dengan /p/. Kedua bunyi itu harus diucapkan dengan
jelas. Selain itu, turun naik suara juga harus sesuai. Maksudnya, jika tokoh marah, kamu juga
membacanya dengan nada marah. Dengan demikian, mimik wajah juga disesuaikan. Jika ada
tanda koma, sebaiknya kamu menarik napas terlebih dahulu. Tanda titik berarti kamu harus
berhenti sebentar. Mimik wajah juga harus sesuai.
Kekurangan dongeng tersebut:
Kekurangan dari dongeng ini adalah menunjukkan tindakkan yang tidak baik seperti mencuri
yang dilakukan oleh serigala dan keledai. Dan sifat yang dimiliki Keledai yang ceroboh dan
tidak mempertimbangkan apa yang ia lakukan sebelum ia bertindak
Kelebihan
Kelebihan dari dongeng ini adalah kita bisa menyadari bahwa kita harus mendengarkan
nasihat dari orang-orang di sekeliling kita. Dan kita juga tidak boleh mengabaikan pesan
orang lain dan juga tidak menuduh orang dengan sembarangan.Alasan memilih bukuAlasan
saya memilih buku kumpulan dongeng ini karena terlihat dari ‘cover’ bukunya yang menarik
serta gambar dan ceritanya juga menarik, lucu, dan bagus.
* tokoh dongeng
a. dewa dan dewi, ibu dan saudara tiri, raja , dll
b. peri, penyihir, orang kerdil, dll
c. binatang : ikan ajaib , kancil, burung gagak ,dll
d. kastil, hutan, negeri ajaib, dll
e. benda ajaib : lampu ajaib, cicin, cermi, permadani terbang, dll
*tema dongeng
biasanya tema dongeng adalah sebagai berikut
6
-moral tentang kebaikan / melawan kejahatan
-kejadian di masa lampau
-tugas yang tak mungkin terslesaikan
-mantra ajaib
-daya tarik yang timbul melalui kebaikan dan cinta
-pertolongan yang akan diberikan kepada orang yang baik.
-kecatikan
-kecemburuan saudara
-dll
*kalimat pembuka pada dongeng
biasanya kalimat pembuka dongeng seperti ini
-pada zaman dahulu kala
-beribu-ribu tahun yang lalu
- di suatu negri yang jauh
-kata sahibul hikayat
-dll
* struktur dongeng
-pendahuluan : pernyataan umum kalimat pengantar untuk membuka sebuah dongeng
- kejadian/ peristiwa dalam dongeng : kejadian yang disusun secara urutan waktu
(kronologis)
-penutup
7
*macam-macam dongeng
a. dongeng binatang / fabel
fabel adalah dongeng binatang yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan
buruk. dalam fabel tokohnya adalah binatang. semua binatangnya berperilaku seperti
manusia.
b. dongeng biasa
dongeng biasa adalah cerita antang tokoh yang mengalami suka dan duka. tokohnya adalah
manusia. walaupun ada bintang-binatang tetapi tetap termasuk dongeng biasa.
Bagaimana Cara Mendongeng ?
saat kita mendongeng kita harus memperhatikan suara, lafal, intonasi, gerak dan mimik
muka. jika perlu gunakan alat-alat/ property yang dapat membantu memeriahkan doneng
seperti
kostum,
wayang, boneka,
dll. intinya
saat
kita mendongeng kita harus
memperhatiakan penonton dan percaya diri agar dongeng kita jadi menarik
Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian
aneh di zaman dahulu. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan
juga menghibur. Melalui dongeng, nilai, kepercayaan, dan adat masyarakat juga dapat
tecermin.
Dongeng adalah cerita singkat tentang hal-hal yang aneh dan tak masuk akal, berbagai
keajaiban dan kesaktian, biasanya mengisahkan dewa, raja, pangeran, puteri. Penyebaran
dongeng kadang-kadang sampai luas seperti umpamanya dongeng bidadari mandi yang
pakaiannya dicuri seorang pemuda tani dan kemudian, karena tak dapat pulang ke surga
diperistrikannya hingga beroleh sorang anak
Unsur-unsur intrinsik dongeng meliputi berikut ini.1. Tema merupakan pokok pembicaraan
yang mendasari tema.
2. Plot/alur merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita.
3. Penokohan dan perwatakan merupakan para pelaku cerita beserta sifatsifat yang
dimilikinya.
4. Setting/latar merupakan tempat aspek sosial dan alat (tempat, waktu, dan suasana)
terjadinya peristiwa.
8
5.
Amanat
merupakan
pesan
yang
terkandung
dalam
cerita/dongeng.
Dongeng termasuk cerita tradisional. Cerita tradisional adalah cerita yang disampaikan secara
turun-temurun
a. Dongeng Binatang atau Fabel
Fabel adalah dongeng yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk.
Tokoh fabel adalah binatang. Semua binatang tersebut berperilaku sebagai manusia dan
menggambarkan watak serta budi pekerti manusia. Dongeng Kancil dan Buaya, Rubah dan
Kelinci merupakan contoh dongeng binatang. Biasanya mereka digambarkan sebagai hewan
yang cerdik, licik, dan jenaka.
b. Dongeng Biasa
Dongeng biasa adalah dongeng tentang tokoh yang mengalami suka dan duka. Cerita
dongeng biasa dapat kita temui dalam cerita Bawang Putih Bawang Merah. Dongeng itu
bercerita tentang penderitaan Bawang Putih karena tindakan jahat ibu tiri dan saudara tirinya.
Namun, karena kejujurannya, akhirnya ia hidup bahagia.
Contoh lain adalah dongeng Lutung Kasarung. Dongeng ini mengisahkan seorang adik yang
diasingkan oleh kakaknya ke hutan. Karena ketabahan sang adik, kakaknya mengakui
kesalahannya sehingga sang adik bisa kembali ke istana. c. Dongeng Lelucon
Dongeng lelucon adalah dongeng lucu tentang tokoh tertentu, misalnya Si Kabayan dari Jawa
Barat, Lebai Malang dari Melayu, Pan Balangtamak dari Bali, dan Singa Rewa dari
Kalimantan
Tengah.
Berdasarkan isinya, dongeng terdiri atas 5 macam. Berikut ini macam-macam dongeng.
1. Fabel, yaitu dongeng yang berisi tentang dunia binatang.
Contoh: Dongeng “Kancil dengan Buaya”.
Dongeng "Kancil Mencuri Mentimun".
2. Legenda, yaitu dongeng yang berhubungan dengan keajaiban alam, biasanya berisi tentang
kejadian suatu tempat.
Legenda adalah cerita prosa rakyat, dianggap yang empunya cerita sebagai suatu kejadian
yang sungguh-sungguh terjadi. Berbeda dengan mite, legenda bersifat sekuler (keduniawian),
terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia yang kita kenal
sekarang. Legenda sering dipandang sebagai sejarah kolektif (folk history), walaupun sejarah
itu karena tidak tertulis telah mengalami distorsi, sehingga sering kali dapat jauh berbeda
dengan kisah aslinya. Legenda biasanya bersifat migratoris, yakni berpindah-pindah,
sehingga dikenal luas di daerah-daerah berbeda.
Contoh: Dongeng “Rawa Pening”. Dongeng "Terjadinya Danau Toba".
9
3. Mite, yaitu dongeng tentang dewa-dewa dan makhluk halus. Isi ceritanya tentang
kepercayaan animisme. Mite adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi
serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk
setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti yang kita
kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau,
Mite di Indonesia dapat dibagi menjadi dua macam, berdasarkan tempat asalnya, yakni: yang
asli Indonesia dan yang berasal dari luar negeri, terutama dari India, Arab, dan Negara sekitar
laut tengah. Mite Indonesia biasanya menceritakan terjadinya alam semesta (cosmogony),
terjadinya susunan para dewa, dunia dewata (pantheon), terjadinya manusia pertama dan
tokoh pembawa kebudayaan (culture hero), terjadinya makanan pokok, seperti beras dan
sebagainya, untuk pertama kali. Mite biasanya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia,
manusia, maut, binatang, topografi, gejala alam, dan sebagaainya.Mite juga mengisahkan
petualangan para dewa, percintaan, kekerabatan, perang, dan lain-lain. Dengan kata lain, mite
merupakan bentuk prosa yang menggambarkan asal-usul sesuatu. Karena itu mite sering
merangsang otak untuk membacanya. Paling tidak otak manusia akan terangsang mengikuti
mite karena logikanya dapat dipertanggungjawabkan
Contoh: Dongeng “Nyi Roro Kidul”.4. Sage, yaitu dongeng yang banyak mengandung unsur
sejarah. Karena diceritakan dari mulut ke mulut, lama-kelamaan terdapat tambahan cerita
yang bersifat khayal.
Contoh: Dongeng “Jaka Tingkir”.
5. Parabel, yaitu dongeng yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan atau cerita pendek
dan sederhana yang mengandung ibarat atau hikmah sebagai pedoman hidup.
Contoh: Dongeng “Si Malin Kundang”.
Kegiatan mendongeng sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat,
bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang tua yang mendongeng untuk anaknya.
Kegiatan ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orang tua dan
anak. Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari kegiatan
mendongeng ini.
Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat
terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya
sendiri dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh
maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih
kreativitas dengan cara ini.
10
Kedua, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai
dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai
kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kebiasaan
sehari-hari seprti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. Anak juga diharapkan dapat
lebih mudah menyerap berbagai nilai dengan tidak bersikap memerintah atau menggurui,
sebaliknya para tokoh cerita dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau
teladan bagi anak.
Ketiga, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Setelah
tertarik pada berbagai dongeng yang diceritakan, anak diharapkan mulai menumbuhkan
ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-buku dongeng yang kerap didengarnya,
kemudian meluas pada buku-buku lain seperti buku pengetahuan, sains, agama, dan
sebagainya.
Tidak ada batasan usia yang ketat mengenai kapan sebaiknya anak dapat mulai diberi
dongeng. Untuk anak-anak usia prasekolah, dongeng dapat membantu mengembangkan kosa
kata. Hanya saja cerita yang dipilihkan tentu saja yang sederhana dan kerap ditemui anak
sehari-hari. Misalnya dongeng-dongeng tentang binatang. Sedangkan untuk anak-anak usia
sekolah dasar dapat dipilihkan cerita yang mengandung teladan, nilai dan pesan moral serta
problem solving. Harapannya nilai dan pesan tersebut kemudian dapat diterapkan anak dalam
kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya rangsang imajinatifnya, tapi juga
kesadaran dan kemampuan pendongeng untuk menyajikannya secara menarik. Untuk itu kita
dapat menggunakan berbagai alat bantu seperti boneka atau berbagai buku cerita sebagai
sumber yang dapat dibaca oleh orang tua sebelum mendongeng.
Manfaat Dongeng untuk anak :
1. Mengasah daya pikir dan imajinasi
2. Menanamkan berbagi nilai dan etika
3. Menumbuhkan minat baca
Menimbang Manfaat Dongeng
Tak bisa disangkal bahwa dongeng memang memiliki daya tarik tersendiri. Di sebagian sisi,
terjadi suatu fenomena klise, bahwa anak-anak sebelum tidur kerap minta mendengar
dongeng yang dikisahkan oleh ibu, nenek, atau orang dewasa yang berusaha menidurkannya.
Meski bisa saja ditafsirkan bahwa dongeng tak selamanya menyenangkan, namun
kenyataannya memang dongeng mudah membuat anak tertidur, disamping dongeng disetujui
sebagai aktifitas rileks memang memiliki potensi konstruktif untuk mendukung
11
pertumbuhkembangan mental anak. Bercerita atau mendongeng dalam bahasa Inggris disebut
storytelling, memiliki banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah mampu
mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak, mengembangkan kemampuan berbicara
anak, mengembangkan daya sosialisasi anak dan yang terutama adalah sarana komunikasi
anak dengan orang tuanya. (Media Indonesia, 2006). Kalangan ahli psikologi menyarankan
agar orangtua membiasakan mendongeng untuk mengurangi pengaruh buruk alat permainan
modern. Hal itu dipentingkan mengingat interaksi langsung antara anak balita dengan
orangtuanya dengan mendongeng sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak
menjelang dewasa.
Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak, dongeng merupakan cara yang tak kalah
ampuh dan efektif untuk memberikan human touch atau sentuhan manusiawi dan sportifitas
bagi anak. Melalui dongeng pula jelajah cakrawala pemikiran anak akan menjadi lebih baik,
lebih kritis, dan cerdas. Anak juga bisa memahami hal mana yang perlu ditiru dan yang tidak
boleh ditiru. Hal ini akan membantu mereka dalam mengidentifikasikan diri dengan
lingkungan sekitar disamping memudahkan mereka menilai dan memposisikan diri di tengahtengah orang lain. Sebaliknya, anak yang kurang imajinasi bisa berakibat pada pergaulan
yang kurang, sulit bersosialisasi atau beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Namun terlepas dari setumpuk teori manfaat tersebut, rasanya kita tetap harus berhati-hati.
Karena jika kita kurang teliti, cukup banyak dongeng mengandung kisah yang justru rawan
menjadi teladan buruk bagi anak-anak. Sebut saja dongeng rakyat tentang Sangkuriang yang
secara eksplisit mengisahkan bahwa ibu kandung Sang-kuriang gara-gara bersumpah akan
menjadi istri pihak yang mengambil peralatan tenun yang jatuh terpaksa menikah dengan
seekor anjing. Tak cukup itu kondisi diperparah oleh kisah bahwa setelah membunuh sang
anjing yang notabene adalah ayah kandungnya sendiri Sangkuriang sempat jatuh cinta dalam
makna asmara kepada Dayang Sumbi, ibu kandungnya sendiri. Belum terhitung kelicikan
Dayang Sumbi membangunkan ayam jago agar berkokok sebelum saat fajar benar-benar tiba,
demi mengecoh Sangkuriang agar menduga dirinya gagal memenuhi permintaan Dayang
Sumbi yakni merampungkan pembuatan perahu dalam satu malam saja. Karena muatanmuatan pada cerita dongeng harus dipertimbangkan dengan kondisi psikologi yang mungkin
deserap oleh sang anak, jangan sampai terjadi kesalahan pemahaman dari dongeng yang
dimaksudkan positif malah menjadi negatif.
Dongeng bagi anak
12
Bercerita kepada seorang anak diyakini bisa membawa dampak yang lebih positif
dibandingkan dengan membiarkan mereka mendengar dari media-media yang lebih modern,
kata dr Irma Siregar, MSc SpKj, salah seorang psikiater.
Banyaknya pilihan media juga cenderung membuat orangtua membiarkan anaknya
didongengi oleh film, acara TV, musik, buku, komik, internet, dan game yang belum tentu
sesuai perkembangan usia mereka dan nilai-nilai yang ingin ditanamkan orangtua kepada
anaknya, demikian dikatakan Irma di Jayapura.
"Yang pertama-tama harus diingat adalah bahwa
bercerita tidak sama dengan membacakan cerita," katanya.
Bercerita lebih dari sekedar membacakan cerita, dalam bercerita, itu berarti kita
menghidupkan kembali kisah dengan menggunakan beragam keterampilan dan alat bantu,
seperti lewat gambar, boneka, pengubahan suara, ekspresi wajah, gerak tubuh, menjadi sangat
penting dalam proses bercerita.
"Yang paling membedakan bercerita dan membacakan cerita adalah dimungkinkannya
interaksi antara pencerita dan pendengar dari awal hingga akhir aktivitas bercerita," ujarnya.
Menurut Irma, jika keterampilan, alat bantu, dapat digunakan dengan baik, banyak manfaat
yang bisa diperoleh anak, dan juga orangtua sebagai pencerita.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan berbagi dan menciptakan pengalaman bersama anak
dengan melalui bantuan cerita secara tidak langsung dapat mengembangkan kemampuan
anak menafsirkan peristiwa yang ada di luar pengalaman langsungnya.
"Anak tidak perlu mengalami sendiri kejadian-kejadian berbahaya untuk memahami adanya
bahaya," katanya.
Untuk itu orangtua dituntut untuk dapat memperkenalkan pola bahasa lisan kepada anak.
"Karena seorang anak butuh pengalaman yang luas mengenai bahasa agar bisa belajar
membaca dan menjadi pembaca yang unggul.
"Bercerita merupakan alat yang prima untuk memperkenalkan anak dengan dunia bacaan
yang menakjubkan," katanya.
13
Dengan bercerita, berarti orangtua telah membantu anaknya mengembangkan kemampuan
pengelolaan dirinya melalui pemberian struktur bagi khayalan dan fantasinya.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sumber data
Dalam penelitian karya tulis ini,digunakan metode penulisan dengan cara peninjauan
dan
cara
tinjaua
kepustakaan
menurut
buku………………………………tinjauan
kepustakaan disebut juga study kepustakaan yaitu mencari data dari kepustakaan misalnya
dari data buku jurnal masalah dan lain-lain.
Semakin banyak sumber bacaan semakin banyak pula pengetahuan yang diteliti
namun tidak semua buku bacaan dan laporan dapat diolah.
3.2 Cara memperoleh data
a. Mepelajari hasil yang diperoleh dari setiap sumber yang relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan.
b. Mempelajari metode penelitian yang dilakukan termasuk metode penelitian
pengambilan sampel pengumpulan data sumber data dan satuan data
c. Mengumpulkan data dari sumber lain yang berhubungan dengan bidang penelitian.
d. Mempelajari analisis deduktif dari problem yang tertera(analisis berpikir secara
kronologis)
3.3 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian ini adalah penelitian sendiri karena subjek penelitiannya berupa
pustaka yang memerlukan pemahaman dan penafsiran penelitian,penulis mencatat hal-hal
yang berhubungan dengan pesan social budaya dalam menghasilkan generasi muda yang
berkualitas yang digunakan sebagai instruktur penelitian seluruh data dikumpulkan dalam
catatan khusus.
3.4 Analisis data
`
Data yang dikumpulkan dalam catatan khusus selanjutnya dianalisis,proses analisis
dilakukan dengan cermat dan dideskripsikan dengan lengkap sehingga menghasilkan analisis
yang representative teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis isi.
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Dongeng Sebagai Perkembangan Psikologi Anak
Human touch, atau sentuhan manusiawi dalam perkembangan anak adalah sebuah
pola konstruktif yang mendukung pertumbuhan mental anak. Dalam hal ini sentuhan tersebut
dapat diperoleh dari cara mereka menjelajahi alam imajinasinya. Karena jika imajinasi anak
di kontrol dan terus dipicu untuk mengeksplorerasi rasa penasaran dan keingin tahuannya,
maka secara otomatis akan memicu perkembangan sikap dalam pertumbuhannya.
Seperti halnya dalam bersosialisasi, seorang anak yang imajinasinya dikembangan dengan
baik, maka dia akan cenderung aktif dan responsif dalam menyikapi sesuatu yang baru
ditemukannya. Lain halnya dengan anak yang tidak mendapatkan imajinasi yang baik, maka
ia akan cenderung murung dan tidak memiliki rasa percaya diri yang lemah. Sehingga rasa
takut dan malu menjadi lebih besar dalam keshariannya bersosialisasi.
Pola perkembangan kepribadian dari alam imajinasi atau hayalan ini diperkuat oleh
ungkapan Sigmound Freud bahwa “mimpi/imajinasi adalah sublimasi dan kompensasi dari
kehidupan sehari hari yang tidak terpenuhi………” Dalam hal ini dongen yang sifatnya
menumbuh kembangkan imajinasi dapat mewakili ketidak berdayaan anak dalam melakukan
hal hal yang tidak biasa, berperan besar dalam mengembangkan ide-ide sebagai stimulus
dalam menyikapi segala sesuatu dalam kenyaataanya. Sebagai contoh dari cerita Fabel, anak
bisa merimajinasi untuk berinteraksi dengan binatang. Sehingga seorang anak bisa
mengetahui apa yang dirasakan binatang jika mereka (binatang tersebut) tidak di beri kasih
sayang oleh majikannya.
Muatan moral yang disampaikan melalui dongeng, akan lebih mudah ci cerna oleh anak anak.
Hal tersebut akan dapat tercapai jika cara penyampaian dongeng dilakukan sedemikian rupa
sehingga anak bisa menerimanya dengan senang. Sehingga proses bermain/ berimajinasi
dapat diraih dengan memberikan pemblajaran hidup. Dongeng yang diberikan secara
continue, maka akan membentuk kepribadian yang lebih baik karena secara struktural dari
caranya berfikir atau dari alam bawah sadarnya telah dibentuk kepribadian yang baik, yang
diarahkan melalui muatan moral yang ada dalam dongeng tersebut.
Dewasa ini perkembangan dunia elektronik begitu pesat berkembang. Segala aspek
kehidupan menjadi bahan komoditi bisnis yang di kelola para pengusahanya secara besar
16
besaran. Kemudian gelombang budaya visual menjadi sebuah paradigma baru yang disadari
atau tidak telah mengikis eksistensi dongeng di kalangan masyarakat Indonesia.
Keberadaan visualisasi cerita yang begitu di gemari anak anak di Indonesia, menjadi salah
satu alasan orang tua untuk memberikan fasilitas tersebut kepada anaknya, sehingga mereka
(para orang tua) sedikit terbantu untuk memberikan anak-anaknya rasa nyaman dan senang
dalam kesehariannya.
Maka dari itu. esksistensi dongeng di kalangan anak-anak, kini lebih di kendalikan
remot televisi. Dalam remot tersebut seorang anak bisa memilih cerita yang di inginkannya.
Tentu saja keberadaan itu tak sepenuhnya cukup. Karna selain televisi, anak anak juga gemar
bermain video game dan permaina permainan lain yang sifatnya jauh dari suasana keakraban
orang tua dan anaknya dalam aktivitas mendongeng.
Keberadaan media visual yang ada memang dapat juga menumbuhkan imajinasi anak.
Namun demikian selain tayangannya yang dikhawatirkan tidak sesuai, media audio visual
tersebut memiliki nilai negative yang bisa melemahkan daya kreatifitas imajinasi anak. Hal
demikian diakibatkan oleh para pelaku dan latar cerita yang secara instan dapat di bentuk
secara sekaligus oleh anak anak, dalam hal ini tentu saja imajinasi anak akan terpatok dengan
apa yang disaksikannya. Sehingga daya imajinasinya menjadi melemah.
Lain halnya dengan dongeng, meskipun beberapa anak mendengarkan sebuah
dongeng secara bersamaan, namuan setiap anak akan memvisualisasikan latar dan tokoh yang
di dengarnya secara berbeda beda. Bahkan sebuah dongeng yang didapatnya akan menjadi
fantasi stereotype atau pengulangan yang tidak berhenti. Dapat dibayangkan jika muatan
moral yang baik itu yang diperolehnya, maka selama kisah itu masih ada dalam alam bawah
sadar anak, selamanya dia akan di ingatkan oleh dongeng tersebut jika akan melakukan hal
hal yang tidak baik.
Tidak dapat dipungkiri, dalam kenyataannya, televisi memang tidak bisa lepas dari
kehidupan anak anak. Namun demikian itu bisa di minimalisir dengan memberikan dongeng
yang jika di berikan dengan sebaik baiknya pasti akan memberikan perubahan dari
sebelumnya.
Dari keberadaan media audio visual yang marak ini, dan menyimak akan begitu pentingnya
kita mewaspadai media tersebut bagi perkembangan psikologi anak. Maka penulis mengajak
membudayakan kembali dongeng yang bermuatan moral kepada anak. Sehingga dalam
perkembangannya, seorang anak akan mendapat keseimbangan antara cerita yang didapatnya
dari tayangan televisi dengan dongeng yang memiliki nilai moral yang kita berikan.
17
Kriteria Membuat Cerita Dongeng
Di Era Modern ini sepertinya Dongeng dan Legenda sudah mulai di lupakan, bahkan sudah
tidak dilirik sedikitpun, maraknya pengaruh budaya asing, membuat kita lupa akan budaya
kita sendiri. Hal ini yang membuat kami para kompasianer prihatin, terlebih karena beberapa
waktu lalu seorang kompasianer Arrayanov, dengan tidak sengaja menemukan bahwa cerita
Legenda dari negara kita sendiri telah di akui sebagai cerita Legenda dari negara tetangga.
Dan oleh karena hal itulah maka para kompasianer sangat peduli akan budaya bangsa, ramairamai membentuk tim untuk mengadakan Parade Dongeng Anak Nusantara (Paradoks) di
Kompasiana.
Seperti yang kita ketahui Cerita Anak merupakan salah satu media yang paling efektif untuk
mendidik anak. Khususnya bagi anak-anak yang dikaruniai otak yang cerdas.
Bahkan sudah dari dulu, dari jamannya nenek moyang kita, cerita anak telah dijadikan media
untuk menyampaikan pesan moral atau pesan kebajikan. itu sebabnya masyarakat mengenal
cerita rakyat dari mulut ke mulut oleh orang tua kepada anaknya.
Dimasa modernpun cerita rakyat berkembang tidak hanya berpatokan pada legenda-legenda
yang pernah ada,namun telah berkembang menjadi cerita anak modern (futuristik) banyak
ditulis dalam bentuk buku atau komik oleh pendongeng atau penulis cerita anak.
Namun, tentunya tidak semua cerita anak dapat dijadikan media untuk mendidik anak.
Berikut ini adalah beberapa kriteria cerita anak yang baik, sebagai panduan bagi para orang
tua agar mereka dapat memilih dan memilah mana cerita anak yang baik, dan mana yang
tidak.
Pertama, cerita anak yang mendidik adalah cerita yang alur ceritanya sederhana dan tidak
berbelit, Hal ini dimaksudkan agar anak kecil terlatih untuk berpikir sederhana dan tidak
berprasangka yang macam-macam; mengingat usia mereka terlalu dini untuk berprasangka.
Kedua, cerita anak yang mendidik haruslah diluar konteks percintaan antar orang dewasa,
laki-laki dan perempuan. Faktanya adalah, banyak cerita yang diklaim sebagai cerita anak,
tapi menghadirkan kisah asmara antara anak laki-laki dan perempuan.
Ketiga, cerita anak harus mengandung nilai-nilai moral yang dapat diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Syarat utama dari cerita anak itu sendiri adalah nilai moral atau kebajikannya, seperti
kejujuran, kerja sama (dalam konteks yang baik), ketulusan, dan lain-lain.
Dunia anak Adalah Dunia yang penuh kepolosan, mari mengisinya dengan Cerita-Cerita
Bermakna
18
24 Jam, 196 Dongeng, 1 Tujuan
Tak mudah memang mengakui, apalagi mencari-cari kekurangan kita sebagai generasi
penerus bangsa. Semakin seringnya kedaulatan bangsa kita digunjingkan miring oleh orangorangnya sendiri, sejatinya adalah tamparan bagi kita yang sebelumnya (mungkin) belum
berbuat apa-apa untuk menguatkannya. Di Kompasiana, setelah puluhan ribu anggota
terdaftar, sebagian kecil di antaranya berhasil membuktikan seseuatu. Memang tidak sertamerta mengembalikan kedaulatan bangsa, tapi setidaknya membuka mata bahwa ada banyak
hal yang perlu diperhatikan di sini. Kali ini, mereka memilih dongeng Nusantara sebagai
bahan yang dibagikan dan diperhatikan. Parade Dongeng Anak Nusantara yang berlangsung
resmi selama 24 jam dari tanggal 23 hingga 24 April 2011 pukul 20:00 WIB berhasil
mempublikasikan sedikitnya 196 dongeng anak.
Jumlah itu bisa saja masih kurang, jika kita membayangkan sebuah perubahan yang jauh
lebih besar. Akan tetapi, kerja keras beberapa orang Kompasianer yang menjadi penggagas
acara ini patut diapresiasi lebih. Tidak semua orang mampu memikirkan kelemahan bangsa,
dan mengajak orang untuk merombak jalan keluarnya. Di tangan mereka, Indonesia melalui
sebuah media sosial kembali dibangunkan untuk memperkuat mata rantai khazanah dongeng
Nusantara yang hampir putus dalam dekade-dekade terakhir. Hal ini sekaligus menjadi
peringatan bagi kita sebagai bangsa bahwa tidak seharusnya kita menjadi penguat kedaulatan
bangsa hanya pada saat kekuatan itu mulai direcoki pihak asing. Latah, kalau istilah masa
kininya. Kita sebenarnya bisa memulai penguatan kedaulatan bangsa kita dari melakukan halhal yang menjadi kesenangan kita, termasuk menulis di blog.
Selama 24 jam itu, sungguh terasa keakraban yang jauh lebih hangat dari biasanya. Benarbenar nampak kepedulian dari sejumlah kawan yang aktif menulis, mengomentari, atau
sekedar membaca. Ada juga yang lebih senang memberikan kritik pedas kepada perhelatan
ini, itu wajar. Dinamika yang terbentuk selama satu hari dan satu malam ternyata membawa
banyak kekuatan positif, terutama yang menunjukkan bahwa siapa kita sebenarnya, dan apa
tujuan kita.
Bicara tujuan, sejak awal tak pernah ada yang muluk-muluk. Bukan insentif, popularitas
sesaat, apalagi pamer karya. Orang-orang yang terlibat di dalam kegiatan dongeng anak
nusantara bukan “yang terpilih”, akan tetapi “yang memilih”. Ya, 180 orang lebih peserta
acara ini memilih untuk terlibat dalam pelestarian dongeng anak Nusantara. Jadi kalau
demikian, tidaklah menjadi eksklusif jika terlibat dalam kegiatan ini. Ini hanya masalah
pilihan. Kita memilih untuk apa, dan mereka memilih untuk apa.
19
Tentunya acara ini digariskan memiliki tindak lanjut. Apapun bentuknya, siapapun yang
menyelenggarakan. Yang jelas, kebersamaan yang didapatkan di acara apapun di
Kompasiana semakin membenarkan slogan frasa indah dengan font putih di atas itu: sharing,
connecting.
Semoga semua keceriaan ini menjadi awal yang baik bagi rangkaian kesuksesan yang digagas
melalui indera, dirangkai melalui kata, dan dibagi melalui Kompasiana. Kita sudah semakin
dekat dengan tujuan besar itu.
Satu Bantahan Lagi terhadap Dongeng tentang Organ Sisa
Darwinisme menganggap seluruh kehidupan di bumi sebagai suatu hasil mutasi takdisengaja dan seleksi alam dan, sebagai keyakinan yang bersifat praduga, meniadakan
keberadaan perancangan cerdas. Dengan tujuan membantah adanya perancangan, pemikir
Darwinis mencari-cari cacat pada keseluruhan seluk-beluk yang saling terkait dari makhluk
hidup. Dari Darwin hingga Dawkins, berulang-ulang, sikap dogmatis ini telah membuat
evolusionis tersebut bersikukuh tentang keberadaan struktur cacat dan organ-organ sisa
(vestigial) "yang tidak memuliki kegunaan", yang bersifat praduga, pada makhluk hidup.
Namun, berkali-kali juga, pengakuan berani dari para evolusionis tersebut ternyata malah
menjadi bukti ketidaktahuan mereka. Organ-organ sisa yang diduga [sia-sia] tersebut
kemudian ditemukan memerankan fungsi sangat penting dan keseluruh pendapat mengenai
"organ sisa" ternyata merupakan buah pikiran yang keliru.
Sejarah ilmu pengetahuan mencatat adanya penyusutan terus-menerus dalam jumlah organorgan yang dianggap sisa ini (organ vestigial). Organ-organ yang diduga tidak memiliki
fungsi tersebut, satu demi satu, ternyata merupakan organ-organ dengan fungsi yang belum
ditemukan. Sebuah daftar organ-organ sisa yang dibuat oleh ahli anatomi Jerman, R.
Wiedersheim pada tahun 1895 memuat sekitar 100 struktur, termasuk usus buntu dan tulang
ekor. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, ditemukan bahwa semua organ dalam
daftar Wiedersheim ternyata memiliki fungsi amat penting. Misalnya saja, telah ditemukan
bahwa usus buntu, yang disangka "organ sisa", kenyataannya merupakan bagian dari sistem
limfatik. Sebuah publikasi kedokteran pada tahun 1997 menyebutkan bahwa, "organ dan
jaringan tubuh lainnya – thymus, hati, limpa, usus buntu, sumsum tulang, dan sejumlah kecil
jaringan limfatik seperti amandel di tenggorokan dan bintik-bintik Peyer di dalam usus halus
– juga merupakan bagian dari sistem limfatik. Sistem ini juga membantu tubuh melawan
infeksi. 1
20
Telah ditemukan pula bahwa amandel, yang juga dimasukkan dalam daftar organ sisa yang
disusun Wiedersheim, memiliki tugas penting dalam melindungi tenggorokan melawan
infeksi, terutama hingga usia remaja. Telah ditemukan bahwa tulang ekor pada bagian bawah
dari ruas tulang belakang menyangga tulang-tulang di sekitar panggul dan merupakan titik
pertemuan dari beberapa otot kecil dan karenal alasan ini, tidaklah mungkin untuk duduk
nyaman tanpa tulang ekor.
Di tahun-tahun setelahnya, disadari bahwa thymus membangkitkan kerja sistem kekebalan di
dalam tubuh manusia dengan memicu bekerjanya sel-sel T, bahwa kelenjar pineal bertugas
mengeluarkan sejumlah hormon penting, bahwa kelenjar tiroid sangat berperan dalam
menjaga pertumbuhan teratur pada bayi dan anak, dan bahwa kelenjar pituitari bertugas
memastikan bekerjanya secara benar dari banyak kelenjar hormon. Semuanya ini awalnya
sempat dianggap sebagai "organ sisa". Akhirnya kelopak mata, yang dianggap sebagai organ
sisa oleh Darwin, diketahui ternyata bertugas membersihkan dan meminyaki mata.
Berkurangnya secara terus-menerus pada daftar organ sisa merupakan akibat dari kenyataan
bahwa ini merupakan pendapat yang disebabkan karena ketidaktahuan. Sejumlah evolusionis
yang lebih bijak juga menjadi sadar akan kenyataan ini. S. R. Scadding, ia sendiri seorang
evolusionis, pernah menulis dalam artikelnya "Can vestigial organs constitute evidence for
evolution?" [Dapatkah Organ-organ Sisa Menjadi Bukti bagi Evolusi] yang diterbitkan dalam
jurnal Evolutionary Theory [Teori Evolusi]:
Dikarenakan tidak mungkin untuk secara pasti mengenali bentuk-bentuk tak berguna, dan
dikarenakan rumusan pendapat yang digunakan secara ilmiah tidak dapat diterima, saya
menyimpulkan bahwa "organ sisa" tidak dapat memberi bukti khusus bagi teori evolusi. 2
KAKI KUDA
Bantahan terkini terhadap kisah tentang organ peninggalan datang dari sebuah penelitian
terbaru tentang kaki kuda. Sebuah tulisan pada majalah Nature terbitan tanggal 20-27
Desember 2001, berjudul: "Biomechanics: Damper for Bad Vibrations" [Biomekanika:
Peredam untuk Getaran yang Membahayakan], menyatakan bahwa, "Sejumlah serat otot pada
kaki-kaki kuda tampak seperti sisa peninggalan evolusi tanpa kegunaan. Namun
kenyataannya [serat-serat otot] tersebut mungkin berperan meredam getaran bersifat merusak
yang muncul pada kaki ketika kuda berlari." Tulisan tersebut berbunyi:
Kuda dan unta memiliki otot-otot pada kaki-kaki mereka dengan tendon yang panjangnya
melebihi 600 -milimeter dan terhubungkan dengan serat-serat otot yang panjangnya kurang
dari 6 milimeter. Otot-otot pendek semacam itu dapat memanjang hanya sampai beberapa
milimeter saja ketika sang hewan bergerak, dan tampaknya mustahil memiliki banyak
21
kegunaan bagi mamalia besar. Tendon-tendon tersebut berfungsi sebagai pegas-diam, dan
dianggap bahwa serat-serat otot pendek tersebut berlebih, sisa peninggalan dari serat-serat
lebih panjang yang telah kehilangan perannya selama berlangsungnya peristiwa evolusi.
Tetapi Wilson dan rekan-rekannya membantah... bahwa serat-serat ini mungkin melindungi
tulang dan tendon dari getaran-getaran yang dapat merusak...
Percobaan-percobaan mereka menunjukkan bahwa serat-serat otot pendek dapat meredam
getaran merusak yang muncul karena tumbukan kaki pada permukaan tanah. Ketika kaki
seekor hewan yang sedang berlari menumbuk tanah, benturan tersebut mengakibatkan kaki
bergetar; frekuensi getaran tersebut cukup tinggi – misalnya, 30-40 Hz pada kuda –
pengulangan getaran akan terjadi berkali-kali ketika kaki sedang menginjak tanah jika tidak
ada peredam.
Getaran tersebut berkemungkinan menyebabkan kerusakan, karena tulang dan tendon rentan
terhadap kerusakan akibat kelelahan-berlebih. Kelelahan-berlebih pada tulang dan tendon
merupakan kumpulan kerusakan akibat tegangan atau tekanan yang dikenakan berulangulang. Kelelahan-berlebih pada tulang adalah penyebab keretakan akibat tekanan atau
tegangan yang diderita baik oleh olahragawan maupun kuda pacuan, dan kelelahan-berlebih
pada tendon mungkin dapat menjelaskan setidaknya beberapa kasus radang tendon. Wilson
dkk. berpendapat bahwa serat-serat otot yang sangat pendek tersebut melindungi baik tulang
maupun tendon dari kerusakan akibat kelelahan-berlebih dengan meredam penuh getaran... 3
Singkatnya, pengamatan lebih dekat pada anatomi kuda mengungkap bahwa bagian-bagian
tubuh yang dianggap tidak memiliki peran oleh para evolusionis, mempunyai peran yang
sangat penting. Dengan kata lain, kemajuan ilmiah menunjukkan bahwa apa yang dianggap
sebagai bukti evolusi ternyata merupakan bukti bagi perancangan.
Para evolusionis seharusnya mengambil petunjuk dari kenyataan ini, jika mereka mau.
Ulasan berikut ini yang dimuat dalam majalah Nature terlihat masuk akal:
Wilson dkk. telah menemukan satu peran penting dari sebuah otot yang tampak sebagai sisa
dari sebuah bagian yang telah kehilangan kegunaannya selama berlansungnya peristiwa
evolusi. Penelitian mereka membuat kita bertanya-tanya apakah organ-organ sisa lain (seperti
usus buntu manusia) terlihat pula tidak memiliki kegunaan. 4
Hal ini tidaklah mengejutkan. Semakin banyak kita belajar tentang alam, semakin banyak
pula kita saksikan bukti ciptaan Allah. Sebagaimana Michael Behe katakan, "kesimpulan
tentang perancangan datang bukan dari apa yang kita tidak tahu, akan tetapi dari apa yang
telah kita pelajari selama lebih dari 50 tahun yang lalu."5 Dan Darwinisme ternyata
22
merupakan sebuah pendapat yang berakar dari ketidaktahuan, atau, dengan kata lain, sebuah
"ateisme yang berasal dari jurang ketidaktahuan"
Beberapa contoh dongeng
Istana Bunga
Dahulu kala, hiduplah raja dan ratu yang kejam. Keduanya suka berfoya-foya dan
menindas rakyat miskin. Raja dan Ratu ini mempunyai putra dan putri yang baik hati. Sifat
mereka sangat berbeda dengan kedua orangtua mereka itu. Pangeran Aji Lesmana dan Puteri
Rauna selalu menolong rakyat yang kesusahan. Keduanya suka menolong rakyatnya yang
memerlukan bantuan. Suatu hari, Pangeran Aji Lesmana marah pada ayah bundanya, "Ayah
dan Ibu jahat. Mengapa menyusahkan orang miskin?!" Raja dan Ratu sangat marah
mendengar perkataan putra mereka itu. "Jangan mengatur orangtua! Karena kau telah berbuat
salah, aku akan menghukummu. Pergilah dari istana ini!" usir Raja. Pangeran Aji Lesmana
tidak terkejut. Justru Puteri Rauna yang tersentak, lalu menangis memohon kepada ayah
bundamya, "Jangan, usir Kakak! Jika Kakak harus pergi, saya pun pergi!"Raja dan Ratu
sedang naik pitam. Mereka membiarkan Puteri Rauna pergi mengikuti kakaknya. Mereka
mengembara. Menyamar menjadi orang biasa. Mengubah nama menjadi Kusmantoro dan
Kusmantari. Mereka pun mencari guru untuk mendapat ilmu. Mereka ingin menggunakan
ilmu itu untuk menyadarkan kedua orangtua mereka. Keduanya sampai di sebuah gubug.
Rumah itu dihuni oleh seorang kakek yang sudah sangat tua. Kakek sakti itu dulu pernah
menjadi guru kakek mereka. Mereka mencoba mengetuk pintu. "Silakan masuk, Anak
Muda," sambut kakek renta yang sudah tahu kalau mereka adalah cucu-cucu bekas muridnya.
Namun kakek itu sengaja pura-pura tak tahu. Kusmantoro mengutarakan maksudnya, "Kami,
kakak beradik yatim piatu. Kami ingin berguru pada Panembahan." Kakek sakti bernama
Panembahan Manraba itu tersenyum mendengar kebohongan Kusmantoro. Namun karena
kebijakannya, Panembahan Manraba menerima keduanya menjadi muridnya. Panembahan
Manraba menurunkan ilmu-ilmu kerohanian dan kanuragan pada Kusmantoro dan
Kusmantari. Keduanya ternyata cukup berbakat. Dengan cepat mereka menguasai ilmu-ilmu
yang diajarkan. Berbulan-bulan mereka digembleng guru bijaksana dan sakti itu.Suatu malam
Panembahan memanggil mereka berdua. "Anakku, Kusmantoro dan Kusmantari. Untuk
sementara sudah cukup kalian berguru di sini. Ilmu-ilmu lainnya akan kuberikan setelah
kalian melaksanakan satu amalan." "Amalan apa itu, Panembahan?" tanya Kusmantari.
23
"Besok pagi-pagi sekali, petiklah dua kuntum melati di samping kanan gubug ini. Lalu
berangkatlah menuju istana di sebelah Barat desa ini. Berikan dua kuntum bunga melati itu
kepada Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Mereka ingin menyadarkan Raja dan Ratu,
kedua orang tua mereka."Kusmantoro dan Kusmantari terkejut. Namun keterkejutan mereka
disimpan
rapat-rapat.
Mereka
tak
ingin
penyamaran
mereka
terbuka.
"Dua kuntum melati itu berkhasiat menyadarkan Raja dan Ratu dari perbuatan buruk mereka.
Namun syaratnya, dua kuntum melati itu hanya berkhasiat jika disertai kejujuran hati," pesan
Panembahan Manraba.Ketika menjelang tidur malam, Kusmantoro dan Kusmantari resah.
Keduanya memikirkan pesan Panembahan. Apakah mereka harus berterus terang kalau
mereka adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna? Jika tidak berterus terang, berarti
mereka berbohong, tidak jujur. Padahal kuntum melati hanya berkhasiat bila disertai dengan
kejujuran.Akhirnya, pagi-pagi sekali mereka menghadap Panembahan.
"Kami berdua mohon maaf, Panembahan. Kami bersalah karena tidak jujur kepada
Panembahan selama ini." Saya mengerti, Anak-anakku. Saya sudah tahu kalian berdua adalah
Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Pulanglah. Ayah Bundamu menunggu di
istana."Setelah mohon pamit dan doa restu, Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna
berangkat menuju ke istana. Setibanya di istana, ternyata Ayah Bunda mereka sedang sakit.
Mereka segera memeluk kedua orang tua mereka yang berbaring lemah itu. Puteri Rauna lalu
meracik dua kuntum melati pemberian Panembahan. Kemudian diberikan pada ayah ibu
mereka. Ajaib! Seketika sembuhlah Raja dan Ratu. Sifat mereka pun berubah. Pangeran dan
Puteri Rauna sangat bahagia. Mereka meminta bibit melati ajaib itu pada Panembahan. Dan
menanamnya di taman mereka. Sehingga istana mereka dikenal dengan nama Istana Bunga.
Istana yang dipenuhi kelembutan hati dan kebahagiaan.
OLEH Maulana Febriyansyah
Pulau Hantu
Tersebutlah dua orang jagoan yang selalu ingin menunjukkan dirinya lebih jago dari yang
lain. Pada suatu hari, mereka bertemu di perairan sebelah selatan Singapura.
Tanpa ba atau bu, mereka langsung saling menyerang. Mereka bertarung lama sekali hingga
tubuh mereka bersimbah darah. Karena sama-sama kuat, tak ada tanda-tanda siapa yang akan
kalah.
24
Jin Laut tidak suka dengan pertarungan itu karena darah mereka mengotori laut. Jin Laut lalu
menjungkirbalikkan perahu mereka. Maksudnya agar mereka berhenti bertarung. Ternyata,
mereka tetap bertarung. Dengan kesaktiannya masing-masing, mereka bertarung di atas air.
“Hei, aku perintahkan kalian berhenti beratarung! Ini wilayah kekuasaanku. Kalau tidak…”
Bukannya berhenti, kedua jagoan itu malah bertempur lebih seru. Dengan isyarat tangan,
mereka bahkan seperti mengejek Jin Laut.
Jin Laut marah. Dia menyemburkan air ke wajah kedua jagoan itu sehingga pandangan
mereka terhalang. Karena tak dapat melihat dengan jelas, kedua jagoan itu bertempur secara
membabi-buta. Mereka mengayunkan pedang ke sana-kemari sekehendajk hati sampai
akhirnya bersarang di tubuh lawan masing-masing. Kedua jagoan itu pun menemui ajalnya.
Para dewa di kayangan mura karena Jin Laut turut campur urusan manusia. Mereka
memperingatkan Jin Laut untuk tidak lagi ikut campur urusan manusia. Jin Laut mengaku
salah dan mencoba menebus dosa dengan membuatkan tempat khusus agar roh kedua jagoan
itu dapat bersemayam dengan tenang. Jin Laut menyulap sampan yang ditumpangi kedua
jagoan itu menjadi pulau tempat bersemayam roh mereka. Orang-orang kemudian menyebut
pulau itu sebagai Pulau Hantu.
(Dari ASEAN Folk Literature, diceritakan kembali oleh Prih Suharto, prih_suharto
@yahoo. com)
Cinderela
Di sebuah rumah, hiduplah seorang anak yang sangat cantik dan baik hati. Dia diberi nama
Cinderela oleh kedua kakak tirinya. Kakak tiri Cindera itu sangat tidak suka dengan
Cinderela. Tiap hari Cinderela selalu mendapatkan perlakuan yang kasar dari kedua kakak
dan ibu trinya. Dia selalu disuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah dan selalu dibentakbentak.
Hingga pada suatu hari, datanglah pegawai kerajaan ke rumah mereka. Pegawai kerajaan
teresebut ternyata membawa undangan pesta dari sang raja. Kedua kakak dan ibu tiri
Cinderala bersorak kegirangan. “Horeeee….. besok kita akan pergi ke Istana. Aku akan
berdandan secantik mungkin, agar pangeran suka denganku”, teriak kedua kakak Cinderela.
Mendengar teriakan kakak-kakaknya tersebut, lalu Cinderela meminta ijin pada ibu tirinya
untuk ikut dalam pesta tersebut. Cinderela sangat sedih, karena ibu tiri dan kakak-kakak
tirinya tidak mengijinkan dia ikut dalam acara itu. “Kamu mau pakai baju apa Cinderela?
25
Apa kamu mau ke pesta dengan baju kumalmu itu?”, teriak kakaknya.
Akhirnya waktu pelaksanaan pesta sudah tiba, semuanya sudah berdandan dengan cantik dan
sudah siap berangkat. Cinderela hanya bias memandangi kakak dan ibu tirinya. Dia sangat
sedih sekali,karena tidak dapat ikut dalam pesta itu. Dia hanya bisa menangis di dalam kamar
dan membayangkan meriahnya pesta tersebut. “Andaikan aku bisa ikut dalam pesta itu, pasti
aku akan senang sekali”, gumam Cindera. Tidak berapa lama setelah Cinderela berkata, tibatiba ada suara dari belakangnya. “Janganlah engkau menangis Cinderela”. Mendengar suara
itu, lalu Cinderela berbalik. Ternyata dia melihat ada seorang peri yang sedang tersenyum
padanya. “Kamu pasti bisa dating ke pesta itu Cinderela”, kata peri itu. “Bagaimana caranya?
Aku tidak punya baju pesta dan saudara-saudaraku juga sudah berangkat.”, tanya Cinderela
pada peri itu.
“Tenanglah Cinderela, bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal kepadaku", kata peri itu.
Setelah semuanya dikumpulkan Cinderela, peri membawa tikus dan kadal tersebut ke kebun
labu di halaman belakang. "Sim salabim!" sambil menebar sihirnya, terjadilah suatu
keajaiban. Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor kuda, serta kadal-kadal berubah menjadi
dua orang sais. Cinderela pun disulap menjadi Putri yang sangat cantik, dengan memakai
gaun yang sangat indah dan sepatu kaca.
"Cinderela, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul dua belas malam, jadi lamu
harus pulang sebelum pukul dua belas”,kata peri itu. "Ya ibu peri. Terimakasih", jawab
Cinderela. Setelah semuanya sudah siap, kereta kuda emas segera berangkat membawa
Cinderela menuju istana. Setelah tiba di istana, ia langsung masuk ke aula istana. Begitu
masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderela. Mereka sangat kagum dengan
kecantikan Cinderela. "Cantik sekali putri itu! Putri dari negara mana ya ?" Tanya mereka.
Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. "Putri yang cantik, maukah Anda
menari dengan saya ?" katanya. "Ya…," kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya
sambil tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama yang pelan. Ibu dan kedua kakak
Cinderela yang berada di situ tidak menyangka kalau putrid yang cantik itu adalah Cinderela.
Pangeran terus berdansa dengan Cinderela. "Orang seperti andalah yang saya idamkan
selama ini," kata sang Pangeran.
Karena terlalu senag dan menikmati pesta itu, Cinderela lupa akan waktu. Jam mulai
berdentang 12 kali. "Maaf Pangeran saya harus segera pulang..,". Cinderela menarik
tangannya dari genggaman pangeran dan segera berlari ke luar Istana. Di tengah jalan,
Cinderela terjatuh dan sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderela tidak memperdulikannya, ia
26
terus berlari. Pangeran mengejar Cinderela, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di tengah
anak tangga, ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderela. Pangeran mengambil sepatu itu.
"Aku akan mencarimu," katanya bertekad dalam hati. Meskipun Cinderela kembali menjadi
gadis yang penuh berpakaian tidak bagus lagi, ia amat bahagia karena bisa pergi pesta.
Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang ada anak
gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka,
tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderela. "Kami
mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini," kata para pengawal. Kedua kakak
Cinderela mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Mereka tetap memaksa
kakinya dimasukkan ke sepatu kaca sampai lecet. Pada saat itu, pengawal melihat Cinderela.
"Hai kamu, cobalah sepatu ini," katanya. Ibu tiri Cinderela menjadi marah," tidak akan cocok
dengan anak ini!". Kemudian Cinderela menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut
sangat cocok. "Ah! Andalah Putri itu," seru pengawal gembira. "Iya akulah wanita yang
dicari pangeran”,kata Cinderela. “Selamat Cinderela!” Mendengar kata itu, Cinderela lalu
menoleh kebelakang, dan dilihatnya ibu peri sudah berada di belakangnya. "Mulai sekarang
hiduplah berbahagia dengan Pangeran di istana. Sim salabim!.," katanya peri tersebut.
Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang memakai
gaun yang sangat bagus. "Pengaruh sihir ini tidak akan hilang sampai kapanpun Cinderela”,
kata sang peri. Cinderela kemudian dibawa oleh pengawal istana untuk bertemu dengan sang
pangeran. Sesampainya di Istana, Pangeran sangat senang sekali,dan menyambut kedatangan
Cinderela. Akhirnya Cinderela menikah dengan Pangeran dan hidup berbahagia di dalam
Istana.
Dongeng "Cinderela" ini diceritakan kembali oleh kak Ghulam Pramudiana
Putri Tidur
Dahulu kala, ada sepasang Raja dan Ratu yang berbahagia, karena setelah bertahun-tahun
lamanya, akhirnya Ratu melahirkan seorang Puteri. Raja dan Ratu mengundang tujuh peri
untuk datang dan memberkati Puteri yang baru saja lahir itu.Dalam acara megah yang
diselenggarakan sebagai penghormatan kepada para peri itu, masing-masing peri memberikan
berkat kepada sang Puteri.Peri pertama mengatakan “Kamu akan menjadi Puteri tercantik di
dunia.”Peri kedua mengatakan “Kamu akan menjadi seorang Puteri yang periang.”Peri ketiga
mengatakan “Kamu akan selalu mendapatkan banyak kasih sayang.”Peri keempat
27
mengatakan “Kamu akan dapat menari dengan sangat anggun.”Peri kelima mengatakan
“Kamu akan dapat bernyanyi dengan sangat merdu.” Peri keenam mengatakan “Kamu akan
sangat pintar memainkan alat musik.”Tiba2 datang peri tua ke tengah acara itu. Ia sangat
marah karena tidak diundang. Semua orang memang sudah lama tidak pernah melihat peri tua
itu, dan mengira bahwa ia sudah meninggal atau pergi dari kerajaan itu.Peri tua yang marah
itu mendekati sang Puteri dan mengutuknya “Jarimu akan tertusuk jarum pintal dan kamu
akan mati!” dan kemudian peri tua itu pun menghilang.Semua orang sangat terkejut. Ratu
pun mulai menangis.Peri ketujuh mendekati sang Puteri dan memberikan berkatnya “Aku
tidak bisa membatalkan kutukan, tapi aku dapat memberikan berkatku supaya Puteri tidak
akan mati karena terkena jarum pintal, melainkan hanya tertidur pulas selama seratus tahun.
Setelah seratus tahun, seorang Pangeran tampan akan datang untuk membangunkannya.”Raja
dan Ratu merasa sedikit lega mendengarnya. Mereka lalu mengeluarkan peraturan baru
bahwa di kerajaan itu tidak boleh ada alat pintal satu pun. Mereka menyita dan
menghancurkan semua alat pintal yang ada di kerajaan itu demi selamatan sang Puteri. Pada
suatu hari disaat Puteri berusia 18 tahun, Raja dan Ratu pergi sepanjang hari. Karena
kesepian, sang Puteri berjalan-jalan menjelajahi istana dan sampai di sebuah loteng. Disana ia
menjumpai seorang wanita tua yang sedang memintal benang menggunakan alat pintal.
Karena belum pernah melihat alat pintal, sang Puteri sangat tertarik dan ingin
mencoba. Wanita tua itu sebenarnya adalah peri tua jahat yang dulu mengutuknya. Saat sang
Puteri mencoba alat pintal itu, ia pun dengan sengaja menusukkan jarum pintal ke tangan
sang Puteri. Sang Puteri jatuh tak sadarkan diri dan tertidur karena terkena kutukan. Peri tua
jahat tertawa puas dan menghilang dalam kegelapan. Saat Raja dan Ratu kembali, mereka
dan seluruh pegawai
kerajaan kebingungan mencari sang Puteri.
Saat
mereka
menemukannya, Raja tersadar bahwa kutukan peri tua jahat telah menjadi kenyataan. Sang
Puteri lalu dibawa ke kamarnya dan dibaringkan di tempat tidurnya. Raja lalu mengirimkan
kabar mengenai peristiwa itu ke peri ketujuh yang baik hati.Peri ketujuh yang baik hati lalu
bergegas ke istana. Ia memutuskan untuk menidurkan semua orang di kerajaan itu supaya
kelak saat kutukan sang Puteri berakhir mereka semua akan bangun bersama-sama. Dalam
waktu singkat pohon-pohon besar dan semak belukar yang lebat dan berduri tumbuh di
seluruh wilayah kerajaan, sehingga sangat sulit bagi siapapun untuk menerobosnya. Bahkan
puncak-puncak istana pun hanya dapat terlihat ujungnya saja. Karena menjadi sangat
tertutup, sang Puteri dan seluruh kerajaan menjadi aman, walaupun mereka semua
tertidur. Setelah masa seratus tahun berakhir, seorang Pangeran tampan yang kebetulan
sedang berburu di dekat wilayah kerajaan itu melihat pucuk-pucuk istana itu. Ia sudah banyak
28
mendengar cerita tentang kerajaan itu, antara lain tentang istana yang dianggap berhantu, para
penyihir, dan cerita-cerita lain yang sangat menyeramkan yang sebenarnya tidak
benar. Karena penasaran, saat kembali dari berburu sang Pangeran mencari orang tua yang
paling bijaksana dan pintar di kerajaan untuk menanyakan tentang kerajaan tetangga yang
penuh misteri itu. Orang tua yang bijaksana itu lalu bercerita bahwa menurut leluhurnya, di
dalam istana di kerajaan yang misterius itu terbaring seorang Puteri yang paling cantik di
dunia, yang tertidur karena terkena kutukan dari peri tua jahat. Sang Puteri akan terus tidur
hingga ada seorang Pangeran yang datang untuk membangunkannya. Pangeran tampan yang
pemberani itu lalu bergegas berangkat menuju kerajaan misterius itu. Ia berniat untuk
menyelamatkan sang Puteri. Sang Pangeran berjuang menembus semak belukar dan
pepohonan untuk dapat mencapai kedalam wilayah kerajaan yang misterius itu. Sesampainya
disana, ia melihat banyak sekali orang dan hewan peliharaan yang terbaring dimana-mana.
Tetapi mereka tidak mati, sepertinya mereka hanya tertidur sangat nyenyak. Pangeran lalu
masuk ke dalam istana. Disana ia pun melihat seluruh pegawai kerajaan yang tertidur pulas.
Setelah berjalan-jalan menjelajahi istana itu, sang Pangeran berhasil menemukan sang Puteri
di sebuah kamar. Sang Pangeran terpesona oleh kecantikan sang Puteri. Pangeran pun
berlutut dan memegang tangan sang Puteri. Saat itulah kutukan berakhir dan sang Puteri
membuka matanya. Ia menyambut sang Pangeran yang telah lama ia tunggu dengan
bahagia.Dalam waktu yang bersamaan seluruh penghuni istana dan seluruh kerajaan
terbangun. Semak belukar dan pepohonan menghilang. Semua orang kembali mengerjakan
urusan mereka masing-masing. Raja dan Ratu juga terbangun dan segera menyambut sang
Pangeran dari kerajaan tetangga itu.Tak lama kemudian, sang Puteri dan sang Pangeran
tampan menikah. Mereka lalu hidup berbahagia selamanya.Dongeng anak populer, "Puteri
Tidur" (Sleeping Beauty), disadur dari berbagai sumber.
29
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dongeng tak akan pernah hilang hingga kapan pun. Sejak dari kakek-nenek kita,
hingga sekarang atau bahkan sampai anak cucu kita kelak.Di dalam dongeng terkandung
tauladan yang dapat dijadikan panutan. Juga terkandung nilai-nilai luhur berupa pendidikan
akhlak dan budi pekerti. Dongeng juga merupakan sarana untuk memudahkan berkomunikasi
serta menyampaikan gagasan atau buah pikiran juga dapat menambah wawasan akan
kekayaan budaya bangsa bagi kita semua, khususnya bagi anak-anak.
Saran
Para guru bahasa dan sastra Indonesia hendaknya berperan aktif sebagai inovator dan
fasilitator dalam memilih teknik dan pendekatan yang paling tepat sehingga pembelajaran
yang dilakukan dapat menjadi pengalaman belajar yang positif bagi siswa dalam mengenal
dongeng. Selain itu, pembelajaran dengan pendekatan integratif hendaknya dapat dijadikan
alternatif bagi guru bidang studi lain dalam mengajar dan menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan dongeng. Para peneliti di bidang pendidikan atau peneliti lain hendaknya
dapat melakukan penelitian yang serupa dengan teknik pembelajaran yang lain.
30
Daftar pustaka
Sutari, dkk. 1997. Menyimak. Jakarta: Depdikbud.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
Tarigan, Djago. 1991. Materi pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta:
Depdikbud.
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Zainuddin. 1991. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
--------------. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kelas II.
Jakarta: Depdiknas.
31
Download