BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Latar belakang keinginan saya membuat karya ilmiah tentang Dongeng dalam Bahasa Indonesia adalah karena Dalam era pembangunan dewasa ini makin lama makin kita rasakan pentingnya berkomunikasi baik antar anggota masyarakat maupun antar kelompok masyarakat. Alat komunikasi yang ampuh adalah bahasa. Dengan bahasa, manusia sebagai makhluk sosial dapat berhubungan satu sama lain secara efektif dan dapat menyatakan perasaan, pendapat bahkan dengan bahasa kita dapat berpikir dan bernalar. Bahasa juga memungkinkan manusia untuk saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut (Depdiknas 2004: 2). Oleh sebab itu, agar komunikasi berjalan dengan lancar, kita perlu terampil berbahasa baik lisan maupun tulis. Suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh penyimak suatu makna atau maksud. Menurut Tarigan (1994: 2), keterampilan berbahasa (atau language arts, language skills) dalam kurikulum mencakup empat jenis, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills) dan keterampilan menulis (writing skills). Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan pertama yang dipelajari oleh manusia, kemudian berbicara diikuti dengan membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan catur tunggal, yaitu antara satu dengan lainnya saling berhubungan dan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Seseorang yang terampil berbahasa maka jalan pikirannya semakin cerah dan jelas. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa itu pula melatih keterampilan berpikir (Dawson, 1963: 2; dalam Tarigan 1985b: 1). Mata pelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Menyimak merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum berbasis kompetensi.Kurikulum berbasis kompetensi meliputi aspek kemampuan berbahasa dan aspek kemampuan bersastra. Aspek keterampilan 1 berbahasa meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang berhubungan dengan ragam sastra. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, aspek keterampilan berbahasa dan keterampilan bersastra harus dilakukan secara seimbang.Penelitian ini memilih keterampilan menyimak karena pada pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik seperti yang dikemukakan Sutari, dkk (1997: 117-118), dikemukakan beberapa alasan yaitu: (1) pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah, (2) teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak belum banyak diungkapkan, (3) pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu masih minim, (4) buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran menyimak sangat langka, (5) guru-guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran menyimak, (6) bahan pengajaran menyimak masih kurang, (7) guru-guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran menyimak, dan (8) jumlah murid terlalu besar. Kegiatan menyimak banyak dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat dibanding dengan keterampilan berbahasa yang lain. Menurut Paul T. Rankin (dalam Tarigan 1994: 129), berdasarkan survei, maka didapat 9% menulis, 16% membaca, 30% berbicara dan 45% menyimak. Dari hasil survei yang ada membuktikan bahwa keterampilan menyimak memegang angka tertinggi. Menyimak merupakan salah satu faktor penting yang dipergunakan waktu proses belajar mengajar dalam kelas. Hal itu dikarenakan siswa harus bisa menyimak penjelasan guru dengan baik. Jika siswa tidak bisa menyimak dengan baik secara otomatis apa yang disampaikan guru tidak berhasil. Jadi, keberhasilan siswa dalam pelajaran ditentukan oleh baik buruknya siswa dalam hal menyimak. Berdasarkan hal-hal tersebut maka menyimak perlu dikuasai dan ditingkatkan dengan baik.Pada kenyataannya pembelajaran menyimak kurang diperhatikan dengan baik dan sering kali diremehkan oleh siswa. Hal itu menyebabkan siswa kurang maksimal dalam pembelajaran menyimak. Oleh sebab itu, guru harus bisa memilih cara agar dalam pembelajaran berhasil.Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam penguasaaan keterampilan menyimak. Kenyataan ini terlihat dalam proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.maka saya akan menjelaskan tentang berbagai macam pembahasan tentang dongeng. 1.2 Rumusan masalah 1.2.1. Apakah Dongeng Sebagai Perkembangan Psikologi Anak? 1.2.2. Apa saja Kriteria Membuat Cerita Dongeng? 1.2.3. Apa maksud dari 24 Jam, 196 Dongeng, 1 Tujuan? 2 1.2.4. Apa maksud dari Satu Bantahan Lagi terhadap Dongeng tentang Organ Sisa? 1.2.5. Apa saja contoh dongeng? 1.3.Ruang Lingkup Masalah Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru. Fabel, diambil dari bahasa Belanda adalah cerita yang menggunakan hewan sebagai tokoh utamanya. Misalkan cerita kancil atau cerita Tantri di Indonesia.Banyak satrawan dan penulis dunia yang juga memanfaatkan bentuk fabel dalam karangannya. Salah seorang pengarang fabel yang terkenal adalah Michael de La Fontaine dari Perancis. Penyair Sufi Fariduddin Attar dari Persia juga menuliskan karyanya yang termashur yakni Musyawarah Burung dalam bentuk fabel.Biasa pada sebuah fabel tersirat moral atau makna yang lebih mendalam. Fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benarbenar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi.Fantasi bisa juga merupakan sebuah genre yang menggunakan bentuk sihir dan supranatural sebagai salah satu elemen plot, tema dan seting dalam sebuah film. Genre fantasi secara umum dibedakan dengan genre sains fiksi yang lebih bertemakan ilmiah dan horor tentang hal yang mengerikan. 1.4.Tujuan Penelitian 1.4.1. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester genap 1.5.Sistematika Penyajian Karya ilmiah ini terdiri dari 3 Bab,yaitu BAB I Pendahuluan,BAB II Pembahasan,BAB III Penutup.Masing-masing bab memiliki subbab dengan garis besar isinya sebagai berikut,yaitu : BAB I Berisi pendahuluan.Pada bab ini diuraikan Latar Belakang Masalah,Rumusan Masalah,Ruang Lingkup Masalah,Tujuan Penelitian,Metode Penelitian dan Sitematika Penyajian. BAB II Memaparkan pembahasan.Pada bab ini diuraikan beberapa penjelasan. Selanjutnya,bagian terakhir yaitu BAB III. 3 BAB III menguraikan kesimpulan dari penulis dan saran-saran yang ditujukan bagi para pembaca dan penulis lain. 4 BAB II LANDASAN TEORI Dongeng Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran dari kebanyakan sastrawan dan penerbit, lalu dimodifikasi menjadi dongeng modern. Salah satu dongeng yang sampai saat ini masih diminati anak-anak ialah kisah 1001 malam dengan tokohnya bernama Abunawas. Sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya diambil sebagian-sebagian, kemudian dimodifikasi dan ditambah, bahkan ada yang diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya, kisah aslinya seakan telah ditelan zaman.Dongeng yang baik sekurang-kurangnya juga mengandung seperti yang dijelaskan di bawah ini: Imajinasi Imajinasi secara umum, adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide. Istilah ini secara teknis dipakai dalam psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian. Sejak penggunaan istilah ini bertentangan dengan yang dipunyai bahasa biasa, beberapa psikolog lebih menyebut proses ini sebagai "menggambarkan" atau "gambaran" atau sebagai suatu reproduksi yang bertentangan dengan imajinasi "produktif" atau "konstruktif". Gambaran citra dimengerti sebagai sesuatu yang dilihat oleh "mata pikiran". Suatu hipotesis untuk evolusi imajinasi manusia ialah bahwa hal itu memperbolehkan setiap makhluk yang sadar untuk memecahkan masalah (dan oleh karena itu meningkatkan fitnes) perseorangan oleh penggunaan simulasi jiwa. Fantasi Fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benarbenar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi. Fantasi bisa juga merupakan sebuah genre yang menggunakan bentuk sihir dan supranatural sebagai salah satu elemen plot, tema dan seting dalam sebuah film. Genre fantasi secara 5 umum dibedakan dengan genre sains fiksi yang lebih bertemakan ilmiah dan horor tentang hal yang mengerikan. Cara membaca dongeng Saat membaca dongeng, kamu harus membaca dengan sungguh-sungguh. Ucapanmu harus tepat. Misalnya, penyebutan bunyi /f/ dengan /p/. Kedua bunyi itu harus diucapkan dengan jelas. Selain itu, turun naik suara juga harus sesuai. Maksudnya, jika tokoh marah, kamu juga membacanya dengan nada marah. Dengan demikian, mimik wajah juga disesuaikan. Jika ada tanda koma, sebaiknya kamu menarik napas terlebih dahulu. Tanda titik berarti kamu harus berhenti sebentar. Mimik wajah juga harus sesuai. Kekurangan dongeng tersebut: Kekurangan dari dongeng ini adalah menunjukkan tindakkan yang tidak baik seperti mencuri yang dilakukan oleh serigala dan keledai. Dan sifat yang dimiliki Keledai yang ceroboh dan tidak mempertimbangkan apa yang ia lakukan sebelum ia bertindak Kelebihan Kelebihan dari dongeng ini adalah kita bisa menyadari bahwa kita harus mendengarkan nasihat dari orang-orang di sekeliling kita. Dan kita juga tidak boleh mengabaikan pesan orang lain dan juga tidak menuduh orang dengan sembarangan.Alasan memilih bukuAlasan saya memilih buku kumpulan dongeng ini karena terlihat dari ‘cover’ bukunya yang menarik serta gambar dan ceritanya juga menarik, lucu, dan bagus. * tokoh dongeng a. dewa dan dewi, ibu dan saudara tiri, raja , dll b. peri, penyihir, orang kerdil, dll c. binatang : ikan ajaib , kancil, burung gagak ,dll d. kastil, hutan, negeri ajaib, dll e. benda ajaib : lampu ajaib, cicin, cermi, permadani terbang, dll *tema dongeng biasanya tema dongeng adalah sebagai berikut 6 -moral tentang kebaikan / melawan kejahatan -kejadian di masa lampau -tugas yang tak mungkin terslesaikan -mantra ajaib -daya tarik yang timbul melalui kebaikan dan cinta -pertolongan yang akan diberikan kepada orang yang baik. -kecatikan -kecemburuan saudara -dll *kalimat pembuka pada dongeng biasanya kalimat pembuka dongeng seperti ini -pada zaman dahulu kala -beribu-ribu tahun yang lalu - di suatu negri yang jauh -kata sahibul hikayat -dll * struktur dongeng -pendahuluan : pernyataan umum kalimat pengantar untuk membuka sebuah dongeng - kejadian/ peristiwa dalam dongeng : kejadian yang disusun secara urutan waktu (kronologis) -penutup 7 *macam-macam dongeng a. dongeng binatang / fabel fabel adalah dongeng binatang yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk. dalam fabel tokohnya adalah binatang. semua binatangnya berperilaku seperti manusia. b. dongeng biasa dongeng biasa adalah cerita antang tokoh yang mengalami suka dan duka. tokohnya adalah manusia. walaupun ada bintang-binatang tetapi tetap termasuk dongeng biasa. Bagaimana Cara Mendongeng ? saat kita mendongeng kita harus memperhatikan suara, lafal, intonasi, gerak dan mimik muka. jika perlu gunakan alat-alat/ property yang dapat membantu memeriahkan doneng seperti kostum, wayang, boneka, dll. intinya saat kita mendongeng kita harus memperhatiakan penonton dan percaya diri agar dongeng kita jadi menarik Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian aneh di zaman dahulu. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur. Melalui dongeng, nilai, kepercayaan, dan adat masyarakat juga dapat tecermin. Dongeng adalah cerita singkat tentang hal-hal yang aneh dan tak masuk akal, berbagai keajaiban dan kesaktian, biasanya mengisahkan dewa, raja, pangeran, puteri. Penyebaran dongeng kadang-kadang sampai luas seperti umpamanya dongeng bidadari mandi yang pakaiannya dicuri seorang pemuda tani dan kemudian, karena tak dapat pulang ke surga diperistrikannya hingga beroleh sorang anak Unsur-unsur intrinsik dongeng meliputi berikut ini.1. Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari tema. 2. Plot/alur merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita. 3. Penokohan dan perwatakan merupakan para pelaku cerita beserta sifatsifat yang dimilikinya. 4. Setting/latar merupakan tempat aspek sosial dan alat (tempat, waktu, dan suasana) terjadinya peristiwa. 8 5. Amanat merupakan pesan yang terkandung dalam cerita/dongeng. Dongeng termasuk cerita tradisional. Cerita tradisional adalah cerita yang disampaikan secara turun-temurun a. Dongeng Binatang atau Fabel Fabel adalah dongeng yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk. Tokoh fabel adalah binatang. Semua binatang tersebut berperilaku sebagai manusia dan menggambarkan watak serta budi pekerti manusia. Dongeng Kancil dan Buaya, Rubah dan Kelinci merupakan contoh dongeng binatang. Biasanya mereka digambarkan sebagai hewan yang cerdik, licik, dan jenaka. b. Dongeng Biasa Dongeng biasa adalah dongeng tentang tokoh yang mengalami suka dan duka. Cerita dongeng biasa dapat kita temui dalam cerita Bawang Putih Bawang Merah. Dongeng itu bercerita tentang penderitaan Bawang Putih karena tindakan jahat ibu tiri dan saudara tirinya. Namun, karena kejujurannya, akhirnya ia hidup bahagia. Contoh lain adalah dongeng Lutung Kasarung. Dongeng ini mengisahkan seorang adik yang diasingkan oleh kakaknya ke hutan. Karena ketabahan sang adik, kakaknya mengakui kesalahannya sehingga sang adik bisa kembali ke istana. c. Dongeng Lelucon Dongeng lelucon adalah dongeng lucu tentang tokoh tertentu, misalnya Si Kabayan dari Jawa Barat, Lebai Malang dari Melayu, Pan Balangtamak dari Bali, dan Singa Rewa dari Kalimantan Tengah. Berdasarkan isinya, dongeng terdiri atas 5 macam. Berikut ini macam-macam dongeng. 1. Fabel, yaitu dongeng yang berisi tentang dunia binatang. Contoh: Dongeng “Kancil dengan Buaya”. Dongeng "Kancil Mencuri Mentimun". 2. Legenda, yaitu dongeng yang berhubungan dengan keajaiban alam, biasanya berisi tentang kejadian suatu tempat. Legenda adalah cerita prosa rakyat, dianggap yang empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi. Berbeda dengan mite, legenda bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia yang kita kenal sekarang. Legenda sering dipandang sebagai sejarah kolektif (folk history), walaupun sejarah itu karena tidak tertulis telah mengalami distorsi, sehingga sering kali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya. Legenda biasanya bersifat migratoris, yakni berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah berbeda. Contoh: Dongeng “Rawa Pening”. Dongeng "Terjadinya Danau Toba". 9 3. Mite, yaitu dongeng tentang dewa-dewa dan makhluk halus. Isi ceritanya tentang kepercayaan animisme. Mite adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau, Mite di Indonesia dapat dibagi menjadi dua macam, berdasarkan tempat asalnya, yakni: yang asli Indonesia dan yang berasal dari luar negeri, terutama dari India, Arab, dan Negara sekitar laut tengah. Mite Indonesia biasanya menceritakan terjadinya alam semesta (cosmogony), terjadinya susunan para dewa, dunia dewata (pantheon), terjadinya manusia pertama dan tokoh pembawa kebudayaan (culture hero), terjadinya makanan pokok, seperti beras dan sebagainya, untuk pertama kali. Mite biasanya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia, manusia, maut, binatang, topografi, gejala alam, dan sebagaainya.Mite juga mengisahkan petualangan para dewa, percintaan, kekerabatan, perang, dan lain-lain. Dengan kata lain, mite merupakan bentuk prosa yang menggambarkan asal-usul sesuatu. Karena itu mite sering merangsang otak untuk membacanya. Paling tidak otak manusia akan terangsang mengikuti mite karena logikanya dapat dipertanggungjawabkan Contoh: Dongeng “Nyi Roro Kidul”.4. Sage, yaitu dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah. Karena diceritakan dari mulut ke mulut, lama-kelamaan terdapat tambahan cerita yang bersifat khayal. Contoh: Dongeng “Jaka Tingkir”. 5. Parabel, yaitu dongeng yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan atau cerita pendek dan sederhana yang mengandung ibarat atau hikmah sebagai pedoman hidup. Contoh: Dongeng “Si Malin Kundang”. Kegiatan mendongeng sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang tua yang mendongeng untuk anaknya. Kegiatan ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak. Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari kegiatan mendongeng ini. Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini. 10 Kedua, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seprti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai nilai dengan tidak bersikap memerintah atau menggurui, sebaliknya para tokoh cerita dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak. Ketiga, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng yang diceritakan, anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-buku dongeng yang kerap didengarnya, kemudian meluas pada buku-buku lain seperti buku pengetahuan, sains, agama, dan sebagainya. Tidak ada batasan usia yang ketat mengenai kapan sebaiknya anak dapat mulai diberi dongeng. Untuk anak-anak usia prasekolah, dongeng dapat membantu mengembangkan kosa kata. Hanya saja cerita yang dipilihkan tentu saja yang sederhana dan kerap ditemui anak sehari-hari. Misalnya dongeng-dongeng tentang binatang. Sedangkan untuk anak-anak usia sekolah dasar dapat dipilihkan cerita yang mengandung teladan, nilai dan pesan moral serta problem solving. Harapannya nilai dan pesan tersebut kemudian dapat diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya rangsang imajinatifnya, tapi juga kesadaran dan kemampuan pendongeng untuk menyajikannya secara menarik. Untuk itu kita dapat menggunakan berbagai alat bantu seperti boneka atau berbagai buku cerita sebagai sumber yang dapat dibaca oleh orang tua sebelum mendongeng. Manfaat Dongeng untuk anak : 1. Mengasah daya pikir dan imajinasi 2. Menanamkan berbagi nilai dan etika 3. Menumbuhkan minat baca Menimbang Manfaat Dongeng Tak bisa disangkal bahwa dongeng memang memiliki daya tarik tersendiri. Di sebagian sisi, terjadi suatu fenomena klise, bahwa anak-anak sebelum tidur kerap minta mendengar dongeng yang dikisahkan oleh ibu, nenek, atau orang dewasa yang berusaha menidurkannya. Meski bisa saja ditafsirkan bahwa dongeng tak selamanya menyenangkan, namun kenyataannya memang dongeng mudah membuat anak tertidur, disamping dongeng disetujui sebagai aktifitas rileks memang memiliki potensi konstruktif untuk mendukung 11 pertumbuhkembangan mental anak. Bercerita atau mendongeng dalam bahasa Inggris disebut storytelling, memiliki banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah mampu mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak, mengembangkan kemampuan berbicara anak, mengembangkan daya sosialisasi anak dan yang terutama adalah sarana komunikasi anak dengan orang tuanya. (Media Indonesia, 2006). Kalangan ahli psikologi menyarankan agar orangtua membiasakan mendongeng untuk mengurangi pengaruh buruk alat permainan modern. Hal itu dipentingkan mengingat interaksi langsung antara anak balita dengan orangtuanya dengan mendongeng sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak menjelang dewasa. Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak, dongeng merupakan cara yang tak kalah ampuh dan efektif untuk memberikan human touch atau sentuhan manusiawi dan sportifitas bagi anak. Melalui dongeng pula jelajah cakrawala pemikiran anak akan menjadi lebih baik, lebih kritis, dan cerdas. Anak juga bisa memahami hal mana yang perlu ditiru dan yang tidak boleh ditiru. Hal ini akan membantu mereka dalam mengidentifikasikan diri dengan lingkungan sekitar disamping memudahkan mereka menilai dan memposisikan diri di tengahtengah orang lain. Sebaliknya, anak yang kurang imajinasi bisa berakibat pada pergaulan yang kurang, sulit bersosialisasi atau beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Namun terlepas dari setumpuk teori manfaat tersebut, rasanya kita tetap harus berhati-hati. Karena jika kita kurang teliti, cukup banyak dongeng mengandung kisah yang justru rawan menjadi teladan buruk bagi anak-anak. Sebut saja dongeng rakyat tentang Sangkuriang yang secara eksplisit mengisahkan bahwa ibu kandung Sang-kuriang gara-gara bersumpah akan menjadi istri pihak yang mengambil peralatan tenun yang jatuh terpaksa menikah dengan seekor anjing. Tak cukup itu kondisi diperparah oleh kisah bahwa setelah membunuh sang anjing yang notabene adalah ayah kandungnya sendiri Sangkuriang sempat jatuh cinta dalam makna asmara kepada Dayang Sumbi, ibu kandungnya sendiri. Belum terhitung kelicikan Dayang Sumbi membangunkan ayam jago agar berkokok sebelum saat fajar benar-benar tiba, demi mengecoh Sangkuriang agar menduga dirinya gagal memenuhi permintaan Dayang Sumbi yakni merampungkan pembuatan perahu dalam satu malam saja. Karena muatanmuatan pada cerita dongeng harus dipertimbangkan dengan kondisi psikologi yang mungkin deserap oleh sang anak, jangan sampai terjadi kesalahan pemahaman dari dongeng yang dimaksudkan positif malah menjadi negatif. Dongeng bagi anak 12 Bercerita kepada seorang anak diyakini bisa membawa dampak yang lebih positif dibandingkan dengan membiarkan mereka mendengar dari media-media yang lebih modern, kata dr Irma Siregar, MSc SpKj, salah seorang psikiater. Banyaknya pilihan media juga cenderung membuat orangtua membiarkan anaknya didongengi oleh film, acara TV, musik, buku, komik, internet, dan game yang belum tentu sesuai perkembangan usia mereka dan nilai-nilai yang ingin ditanamkan orangtua kepada anaknya, demikian dikatakan Irma di Jayapura. "Yang pertama-tama harus diingat adalah bahwa bercerita tidak sama dengan membacakan cerita," katanya. Bercerita lebih dari sekedar membacakan cerita, dalam bercerita, itu berarti kita menghidupkan kembali kisah dengan menggunakan beragam keterampilan dan alat bantu, seperti lewat gambar, boneka, pengubahan suara, ekspresi wajah, gerak tubuh, menjadi sangat penting dalam proses bercerita. "Yang paling membedakan bercerita dan membacakan cerita adalah dimungkinkannya interaksi antara pencerita dan pendengar dari awal hingga akhir aktivitas bercerita," ujarnya. Menurut Irma, jika keterampilan, alat bantu, dapat digunakan dengan baik, banyak manfaat yang bisa diperoleh anak, dan juga orangtua sebagai pencerita. Lebih lanjut ia mengatakan, dengan berbagi dan menciptakan pengalaman bersama anak dengan melalui bantuan cerita secara tidak langsung dapat mengembangkan kemampuan anak menafsirkan peristiwa yang ada di luar pengalaman langsungnya. "Anak tidak perlu mengalami sendiri kejadian-kejadian berbahaya untuk memahami adanya bahaya," katanya. Untuk itu orangtua dituntut untuk dapat memperkenalkan pola bahasa lisan kepada anak. "Karena seorang anak butuh pengalaman yang luas mengenai bahasa agar bisa belajar membaca dan menjadi pembaca yang unggul. "Bercerita merupakan alat yang prima untuk memperkenalkan anak dengan dunia bacaan yang menakjubkan," katanya. 13 Dengan bercerita, berarti orangtua telah membantu anaknya mengembangkan kemampuan pengelolaan dirinya melalui pemberian struktur bagi khayalan dan fantasinya. 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber data Dalam penelitian karya tulis ini,digunakan metode penulisan dengan cara peninjauan dan cara tinjaua kepustakaan menurut buku………………………………tinjauan kepustakaan disebut juga study kepustakaan yaitu mencari data dari kepustakaan misalnya dari data buku jurnal masalah dan lain-lain. Semakin banyak sumber bacaan semakin banyak pula pengetahuan yang diteliti namun tidak semua buku bacaan dan laporan dapat diolah. 3.2 Cara memperoleh data a. Mepelajari hasil yang diperoleh dari setiap sumber yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. b. Mempelajari metode penelitian yang dilakukan termasuk metode penelitian pengambilan sampel pengumpulan data sumber data dan satuan data c. Mengumpulkan data dari sumber lain yang berhubungan dengan bidang penelitian. d. Mempelajari analisis deduktif dari problem yang tertera(analisis berpikir secara kronologis) 3.3 Instrumen penelitian Instrumen penelitian ini adalah penelitian sendiri karena subjek penelitiannya berupa pustaka yang memerlukan pemahaman dan penafsiran penelitian,penulis mencatat hal-hal yang berhubungan dengan pesan social budaya dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas yang digunakan sebagai instruktur penelitian seluruh data dikumpulkan dalam catatan khusus. 3.4 Analisis data ` Data yang dikumpulkan dalam catatan khusus selanjutnya dianalisis,proses analisis dilakukan dengan cermat dan dideskripsikan dengan lengkap sehingga menghasilkan analisis yang representative teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis isi. 15 BAB IV PEMBAHASAN Dongeng Sebagai Perkembangan Psikologi Anak Human touch, atau sentuhan manusiawi dalam perkembangan anak adalah sebuah pola konstruktif yang mendukung pertumbuhan mental anak. Dalam hal ini sentuhan tersebut dapat diperoleh dari cara mereka menjelajahi alam imajinasinya. Karena jika imajinasi anak di kontrol dan terus dipicu untuk mengeksplorerasi rasa penasaran dan keingin tahuannya, maka secara otomatis akan memicu perkembangan sikap dalam pertumbuhannya. Seperti halnya dalam bersosialisasi, seorang anak yang imajinasinya dikembangan dengan baik, maka dia akan cenderung aktif dan responsif dalam menyikapi sesuatu yang baru ditemukannya. Lain halnya dengan anak yang tidak mendapatkan imajinasi yang baik, maka ia akan cenderung murung dan tidak memiliki rasa percaya diri yang lemah. Sehingga rasa takut dan malu menjadi lebih besar dalam keshariannya bersosialisasi. Pola perkembangan kepribadian dari alam imajinasi atau hayalan ini diperkuat oleh ungkapan Sigmound Freud bahwa “mimpi/imajinasi adalah sublimasi dan kompensasi dari kehidupan sehari hari yang tidak terpenuhi………” Dalam hal ini dongen yang sifatnya menumbuh kembangkan imajinasi dapat mewakili ketidak berdayaan anak dalam melakukan hal hal yang tidak biasa, berperan besar dalam mengembangkan ide-ide sebagai stimulus dalam menyikapi segala sesuatu dalam kenyaataanya. Sebagai contoh dari cerita Fabel, anak bisa merimajinasi untuk berinteraksi dengan binatang. Sehingga seorang anak bisa mengetahui apa yang dirasakan binatang jika mereka (binatang tersebut) tidak di beri kasih sayang oleh majikannya. Muatan moral yang disampaikan melalui dongeng, akan lebih mudah ci cerna oleh anak anak. Hal tersebut akan dapat tercapai jika cara penyampaian dongeng dilakukan sedemikian rupa sehingga anak bisa menerimanya dengan senang. Sehingga proses bermain/ berimajinasi dapat diraih dengan memberikan pemblajaran hidup. Dongeng yang diberikan secara continue, maka akan membentuk kepribadian yang lebih baik karena secara struktural dari caranya berfikir atau dari alam bawah sadarnya telah dibentuk kepribadian yang baik, yang diarahkan melalui muatan moral yang ada dalam dongeng tersebut. Dewasa ini perkembangan dunia elektronik begitu pesat berkembang. Segala aspek kehidupan menjadi bahan komoditi bisnis yang di kelola para pengusahanya secara besar 16 besaran. Kemudian gelombang budaya visual menjadi sebuah paradigma baru yang disadari atau tidak telah mengikis eksistensi dongeng di kalangan masyarakat Indonesia. Keberadaan visualisasi cerita yang begitu di gemari anak anak di Indonesia, menjadi salah satu alasan orang tua untuk memberikan fasilitas tersebut kepada anaknya, sehingga mereka (para orang tua) sedikit terbantu untuk memberikan anak-anaknya rasa nyaman dan senang dalam kesehariannya. Maka dari itu. esksistensi dongeng di kalangan anak-anak, kini lebih di kendalikan remot televisi. Dalam remot tersebut seorang anak bisa memilih cerita yang di inginkannya. Tentu saja keberadaan itu tak sepenuhnya cukup. Karna selain televisi, anak anak juga gemar bermain video game dan permaina permainan lain yang sifatnya jauh dari suasana keakraban orang tua dan anaknya dalam aktivitas mendongeng. Keberadaan media visual yang ada memang dapat juga menumbuhkan imajinasi anak. Namun demikian selain tayangannya yang dikhawatirkan tidak sesuai, media audio visual tersebut memiliki nilai negative yang bisa melemahkan daya kreatifitas imajinasi anak. Hal demikian diakibatkan oleh para pelaku dan latar cerita yang secara instan dapat di bentuk secara sekaligus oleh anak anak, dalam hal ini tentu saja imajinasi anak akan terpatok dengan apa yang disaksikannya. Sehingga daya imajinasinya menjadi melemah. Lain halnya dengan dongeng, meskipun beberapa anak mendengarkan sebuah dongeng secara bersamaan, namuan setiap anak akan memvisualisasikan latar dan tokoh yang di dengarnya secara berbeda beda. Bahkan sebuah dongeng yang didapatnya akan menjadi fantasi stereotype atau pengulangan yang tidak berhenti. Dapat dibayangkan jika muatan moral yang baik itu yang diperolehnya, maka selama kisah itu masih ada dalam alam bawah sadar anak, selamanya dia akan di ingatkan oleh dongeng tersebut jika akan melakukan hal hal yang tidak baik. Tidak dapat dipungkiri, dalam kenyataannya, televisi memang tidak bisa lepas dari kehidupan anak anak. Namun demikian itu bisa di minimalisir dengan memberikan dongeng yang jika di berikan dengan sebaik baiknya pasti akan memberikan perubahan dari sebelumnya. Dari keberadaan media audio visual yang marak ini, dan menyimak akan begitu pentingnya kita mewaspadai media tersebut bagi perkembangan psikologi anak. Maka penulis mengajak membudayakan kembali dongeng yang bermuatan moral kepada anak. Sehingga dalam perkembangannya, seorang anak akan mendapat keseimbangan antara cerita yang didapatnya dari tayangan televisi dengan dongeng yang memiliki nilai moral yang kita berikan. 17 Kriteria Membuat Cerita Dongeng Di Era Modern ini sepertinya Dongeng dan Legenda sudah mulai di lupakan, bahkan sudah tidak dilirik sedikitpun, maraknya pengaruh budaya asing, membuat kita lupa akan budaya kita sendiri. Hal ini yang membuat kami para kompasianer prihatin, terlebih karena beberapa waktu lalu seorang kompasianer Arrayanov, dengan tidak sengaja menemukan bahwa cerita Legenda dari negara kita sendiri telah di akui sebagai cerita Legenda dari negara tetangga. Dan oleh karena hal itulah maka para kompasianer sangat peduli akan budaya bangsa, ramairamai membentuk tim untuk mengadakan Parade Dongeng Anak Nusantara (Paradoks) di Kompasiana. Seperti yang kita ketahui Cerita Anak merupakan salah satu media yang paling efektif untuk mendidik anak. Khususnya bagi anak-anak yang dikaruniai otak yang cerdas. Bahkan sudah dari dulu, dari jamannya nenek moyang kita, cerita anak telah dijadikan media untuk menyampaikan pesan moral atau pesan kebajikan. itu sebabnya masyarakat mengenal cerita rakyat dari mulut ke mulut oleh orang tua kepada anaknya. Dimasa modernpun cerita rakyat berkembang tidak hanya berpatokan pada legenda-legenda yang pernah ada,namun telah berkembang menjadi cerita anak modern (futuristik) banyak ditulis dalam bentuk buku atau komik oleh pendongeng atau penulis cerita anak. Namun, tentunya tidak semua cerita anak dapat dijadikan media untuk mendidik anak. Berikut ini adalah beberapa kriteria cerita anak yang baik, sebagai panduan bagi para orang tua agar mereka dapat memilih dan memilah mana cerita anak yang baik, dan mana yang tidak. Pertama, cerita anak yang mendidik adalah cerita yang alur ceritanya sederhana dan tidak berbelit, Hal ini dimaksudkan agar anak kecil terlatih untuk berpikir sederhana dan tidak berprasangka yang macam-macam; mengingat usia mereka terlalu dini untuk berprasangka. Kedua, cerita anak yang mendidik haruslah diluar konteks percintaan antar orang dewasa, laki-laki dan perempuan. Faktanya adalah, banyak cerita yang diklaim sebagai cerita anak, tapi menghadirkan kisah asmara antara anak laki-laki dan perempuan. Ketiga, cerita anak harus mengandung nilai-nilai moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Syarat utama dari cerita anak itu sendiri adalah nilai moral atau kebajikannya, seperti kejujuran, kerja sama (dalam konteks yang baik), ketulusan, dan lain-lain. Dunia anak Adalah Dunia yang penuh kepolosan, mari mengisinya dengan Cerita-Cerita Bermakna 18 24 Jam, 196 Dongeng, 1 Tujuan Tak mudah memang mengakui, apalagi mencari-cari kekurangan kita sebagai generasi penerus bangsa. Semakin seringnya kedaulatan bangsa kita digunjingkan miring oleh orangorangnya sendiri, sejatinya adalah tamparan bagi kita yang sebelumnya (mungkin) belum berbuat apa-apa untuk menguatkannya. Di Kompasiana, setelah puluhan ribu anggota terdaftar, sebagian kecil di antaranya berhasil membuktikan seseuatu. Memang tidak sertamerta mengembalikan kedaulatan bangsa, tapi setidaknya membuka mata bahwa ada banyak hal yang perlu diperhatikan di sini. Kali ini, mereka memilih dongeng Nusantara sebagai bahan yang dibagikan dan diperhatikan. Parade Dongeng Anak Nusantara yang berlangsung resmi selama 24 jam dari tanggal 23 hingga 24 April 2011 pukul 20:00 WIB berhasil mempublikasikan sedikitnya 196 dongeng anak. Jumlah itu bisa saja masih kurang, jika kita membayangkan sebuah perubahan yang jauh lebih besar. Akan tetapi, kerja keras beberapa orang Kompasianer yang menjadi penggagas acara ini patut diapresiasi lebih. Tidak semua orang mampu memikirkan kelemahan bangsa, dan mengajak orang untuk merombak jalan keluarnya. Di tangan mereka, Indonesia melalui sebuah media sosial kembali dibangunkan untuk memperkuat mata rantai khazanah dongeng Nusantara yang hampir putus dalam dekade-dekade terakhir. Hal ini sekaligus menjadi peringatan bagi kita sebagai bangsa bahwa tidak seharusnya kita menjadi penguat kedaulatan bangsa hanya pada saat kekuatan itu mulai direcoki pihak asing. Latah, kalau istilah masa kininya. Kita sebenarnya bisa memulai penguatan kedaulatan bangsa kita dari melakukan halhal yang menjadi kesenangan kita, termasuk menulis di blog. Selama 24 jam itu, sungguh terasa keakraban yang jauh lebih hangat dari biasanya. Benarbenar nampak kepedulian dari sejumlah kawan yang aktif menulis, mengomentari, atau sekedar membaca. Ada juga yang lebih senang memberikan kritik pedas kepada perhelatan ini, itu wajar. Dinamika yang terbentuk selama satu hari dan satu malam ternyata membawa banyak kekuatan positif, terutama yang menunjukkan bahwa siapa kita sebenarnya, dan apa tujuan kita. Bicara tujuan, sejak awal tak pernah ada yang muluk-muluk. Bukan insentif, popularitas sesaat, apalagi pamer karya. Orang-orang yang terlibat di dalam kegiatan dongeng anak nusantara bukan “yang terpilih”, akan tetapi “yang memilih”. Ya, 180 orang lebih peserta acara ini memilih untuk terlibat dalam pelestarian dongeng anak Nusantara. Jadi kalau demikian, tidaklah menjadi eksklusif jika terlibat dalam kegiatan ini. Ini hanya masalah pilihan. Kita memilih untuk apa, dan mereka memilih untuk apa. 19 Tentunya acara ini digariskan memiliki tindak lanjut. Apapun bentuknya, siapapun yang menyelenggarakan. Yang jelas, kebersamaan yang didapatkan di acara apapun di Kompasiana semakin membenarkan slogan frasa indah dengan font putih di atas itu: sharing, connecting. Semoga semua keceriaan ini menjadi awal yang baik bagi rangkaian kesuksesan yang digagas melalui indera, dirangkai melalui kata, dan dibagi melalui Kompasiana. Kita sudah semakin dekat dengan tujuan besar itu. Satu Bantahan Lagi terhadap Dongeng tentang Organ Sisa Darwinisme menganggap seluruh kehidupan di bumi sebagai suatu hasil mutasi takdisengaja dan seleksi alam dan, sebagai keyakinan yang bersifat praduga, meniadakan keberadaan perancangan cerdas. Dengan tujuan membantah adanya perancangan, pemikir Darwinis mencari-cari cacat pada keseluruhan seluk-beluk yang saling terkait dari makhluk hidup. Dari Darwin hingga Dawkins, berulang-ulang, sikap dogmatis ini telah membuat evolusionis tersebut bersikukuh tentang keberadaan struktur cacat dan organ-organ sisa (vestigial) "yang tidak memuliki kegunaan", yang bersifat praduga, pada makhluk hidup. Namun, berkali-kali juga, pengakuan berani dari para evolusionis tersebut ternyata malah menjadi bukti ketidaktahuan mereka. Organ-organ sisa yang diduga [sia-sia] tersebut kemudian ditemukan memerankan fungsi sangat penting dan keseluruh pendapat mengenai "organ sisa" ternyata merupakan buah pikiran yang keliru. Sejarah ilmu pengetahuan mencatat adanya penyusutan terus-menerus dalam jumlah organorgan yang dianggap sisa ini (organ vestigial). Organ-organ yang diduga tidak memiliki fungsi tersebut, satu demi satu, ternyata merupakan organ-organ dengan fungsi yang belum ditemukan. Sebuah daftar organ-organ sisa yang dibuat oleh ahli anatomi Jerman, R. Wiedersheim pada tahun 1895 memuat sekitar 100 struktur, termasuk usus buntu dan tulang ekor. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, ditemukan bahwa semua organ dalam daftar Wiedersheim ternyata memiliki fungsi amat penting. Misalnya saja, telah ditemukan bahwa usus buntu, yang disangka "organ sisa", kenyataannya merupakan bagian dari sistem limfatik. Sebuah publikasi kedokteran pada tahun 1997 menyebutkan bahwa, "organ dan jaringan tubuh lainnya – thymus, hati, limpa, usus buntu, sumsum tulang, dan sejumlah kecil jaringan limfatik seperti amandel di tenggorokan dan bintik-bintik Peyer di dalam usus halus – juga merupakan bagian dari sistem limfatik. Sistem ini juga membantu tubuh melawan infeksi. 1 20 Telah ditemukan pula bahwa amandel, yang juga dimasukkan dalam daftar organ sisa yang disusun Wiedersheim, memiliki tugas penting dalam melindungi tenggorokan melawan infeksi, terutama hingga usia remaja. Telah ditemukan bahwa tulang ekor pada bagian bawah dari ruas tulang belakang menyangga tulang-tulang di sekitar panggul dan merupakan titik pertemuan dari beberapa otot kecil dan karenal alasan ini, tidaklah mungkin untuk duduk nyaman tanpa tulang ekor. Di tahun-tahun setelahnya, disadari bahwa thymus membangkitkan kerja sistem kekebalan di dalam tubuh manusia dengan memicu bekerjanya sel-sel T, bahwa kelenjar pineal bertugas mengeluarkan sejumlah hormon penting, bahwa kelenjar tiroid sangat berperan dalam menjaga pertumbuhan teratur pada bayi dan anak, dan bahwa kelenjar pituitari bertugas memastikan bekerjanya secara benar dari banyak kelenjar hormon. Semuanya ini awalnya sempat dianggap sebagai "organ sisa". Akhirnya kelopak mata, yang dianggap sebagai organ sisa oleh Darwin, diketahui ternyata bertugas membersihkan dan meminyaki mata. Berkurangnya secara terus-menerus pada daftar organ sisa merupakan akibat dari kenyataan bahwa ini merupakan pendapat yang disebabkan karena ketidaktahuan. Sejumlah evolusionis yang lebih bijak juga menjadi sadar akan kenyataan ini. S. R. Scadding, ia sendiri seorang evolusionis, pernah menulis dalam artikelnya "Can vestigial organs constitute evidence for evolution?" [Dapatkah Organ-organ Sisa Menjadi Bukti bagi Evolusi] yang diterbitkan dalam jurnal Evolutionary Theory [Teori Evolusi]: Dikarenakan tidak mungkin untuk secara pasti mengenali bentuk-bentuk tak berguna, dan dikarenakan rumusan pendapat yang digunakan secara ilmiah tidak dapat diterima, saya menyimpulkan bahwa "organ sisa" tidak dapat memberi bukti khusus bagi teori evolusi. 2 KAKI KUDA Bantahan terkini terhadap kisah tentang organ peninggalan datang dari sebuah penelitian terbaru tentang kaki kuda. Sebuah tulisan pada majalah Nature terbitan tanggal 20-27 Desember 2001, berjudul: "Biomechanics: Damper for Bad Vibrations" [Biomekanika: Peredam untuk Getaran yang Membahayakan], menyatakan bahwa, "Sejumlah serat otot pada kaki-kaki kuda tampak seperti sisa peninggalan evolusi tanpa kegunaan. Namun kenyataannya [serat-serat otot] tersebut mungkin berperan meredam getaran bersifat merusak yang muncul pada kaki ketika kuda berlari." Tulisan tersebut berbunyi: Kuda dan unta memiliki otot-otot pada kaki-kaki mereka dengan tendon yang panjangnya melebihi 600 -milimeter dan terhubungkan dengan serat-serat otot yang panjangnya kurang dari 6 milimeter. Otot-otot pendek semacam itu dapat memanjang hanya sampai beberapa milimeter saja ketika sang hewan bergerak, dan tampaknya mustahil memiliki banyak 21 kegunaan bagi mamalia besar. Tendon-tendon tersebut berfungsi sebagai pegas-diam, dan dianggap bahwa serat-serat otot pendek tersebut berlebih, sisa peninggalan dari serat-serat lebih panjang yang telah kehilangan perannya selama berlangsungnya peristiwa evolusi. Tetapi Wilson dan rekan-rekannya membantah... bahwa serat-serat ini mungkin melindungi tulang dan tendon dari getaran-getaran yang dapat merusak... Percobaan-percobaan mereka menunjukkan bahwa serat-serat otot pendek dapat meredam getaran merusak yang muncul karena tumbukan kaki pada permukaan tanah. Ketika kaki seekor hewan yang sedang berlari menumbuk tanah, benturan tersebut mengakibatkan kaki bergetar; frekuensi getaran tersebut cukup tinggi – misalnya, 30-40 Hz pada kuda – pengulangan getaran akan terjadi berkali-kali ketika kaki sedang menginjak tanah jika tidak ada peredam. Getaran tersebut berkemungkinan menyebabkan kerusakan, karena tulang dan tendon rentan terhadap kerusakan akibat kelelahan-berlebih. Kelelahan-berlebih pada tulang dan tendon merupakan kumpulan kerusakan akibat tegangan atau tekanan yang dikenakan berulangulang. Kelelahan-berlebih pada tulang adalah penyebab keretakan akibat tekanan atau tegangan yang diderita baik oleh olahragawan maupun kuda pacuan, dan kelelahan-berlebih pada tendon mungkin dapat menjelaskan setidaknya beberapa kasus radang tendon. Wilson dkk. berpendapat bahwa serat-serat otot yang sangat pendek tersebut melindungi baik tulang maupun tendon dari kerusakan akibat kelelahan-berlebih dengan meredam penuh getaran... 3 Singkatnya, pengamatan lebih dekat pada anatomi kuda mengungkap bahwa bagian-bagian tubuh yang dianggap tidak memiliki peran oleh para evolusionis, mempunyai peran yang sangat penting. Dengan kata lain, kemajuan ilmiah menunjukkan bahwa apa yang dianggap sebagai bukti evolusi ternyata merupakan bukti bagi perancangan. Para evolusionis seharusnya mengambil petunjuk dari kenyataan ini, jika mereka mau. Ulasan berikut ini yang dimuat dalam majalah Nature terlihat masuk akal: Wilson dkk. telah menemukan satu peran penting dari sebuah otot yang tampak sebagai sisa dari sebuah bagian yang telah kehilangan kegunaannya selama berlansungnya peristiwa evolusi. Penelitian mereka membuat kita bertanya-tanya apakah organ-organ sisa lain (seperti usus buntu manusia) terlihat pula tidak memiliki kegunaan. 4 Hal ini tidaklah mengejutkan. Semakin banyak kita belajar tentang alam, semakin banyak pula kita saksikan bukti ciptaan Allah. Sebagaimana Michael Behe katakan, "kesimpulan tentang perancangan datang bukan dari apa yang kita tidak tahu, akan tetapi dari apa yang telah kita pelajari selama lebih dari 50 tahun yang lalu."5 Dan Darwinisme ternyata 22 merupakan sebuah pendapat yang berakar dari ketidaktahuan, atau, dengan kata lain, sebuah "ateisme yang berasal dari jurang ketidaktahuan" Beberapa contoh dongeng Istana Bunga Dahulu kala, hiduplah raja dan ratu yang kejam. Keduanya suka berfoya-foya dan menindas rakyat miskin. Raja dan Ratu ini mempunyai putra dan putri yang baik hati. Sifat mereka sangat berbeda dengan kedua orangtua mereka itu. Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna selalu menolong rakyat yang kesusahan. Keduanya suka menolong rakyatnya yang memerlukan bantuan. Suatu hari, Pangeran Aji Lesmana marah pada ayah bundanya, "Ayah dan Ibu jahat. Mengapa menyusahkan orang miskin?!" Raja dan Ratu sangat marah mendengar perkataan putra mereka itu. "Jangan mengatur orangtua! Karena kau telah berbuat salah, aku akan menghukummu. Pergilah dari istana ini!" usir Raja. Pangeran Aji Lesmana tidak terkejut. Justru Puteri Rauna yang tersentak, lalu menangis memohon kepada ayah bundamya, "Jangan, usir Kakak! Jika Kakak harus pergi, saya pun pergi!"Raja dan Ratu sedang naik pitam. Mereka membiarkan Puteri Rauna pergi mengikuti kakaknya. Mereka mengembara. Menyamar menjadi orang biasa. Mengubah nama menjadi Kusmantoro dan Kusmantari. Mereka pun mencari guru untuk mendapat ilmu. Mereka ingin menggunakan ilmu itu untuk menyadarkan kedua orangtua mereka. Keduanya sampai di sebuah gubug. Rumah itu dihuni oleh seorang kakek yang sudah sangat tua. Kakek sakti itu dulu pernah menjadi guru kakek mereka. Mereka mencoba mengetuk pintu. "Silakan masuk, Anak Muda," sambut kakek renta yang sudah tahu kalau mereka adalah cucu-cucu bekas muridnya. Namun kakek itu sengaja pura-pura tak tahu. Kusmantoro mengutarakan maksudnya, "Kami, kakak beradik yatim piatu. Kami ingin berguru pada Panembahan." Kakek sakti bernama Panembahan Manraba itu tersenyum mendengar kebohongan Kusmantoro. Namun karena kebijakannya, Panembahan Manraba menerima keduanya menjadi muridnya. Panembahan Manraba menurunkan ilmu-ilmu kerohanian dan kanuragan pada Kusmantoro dan Kusmantari. Keduanya ternyata cukup berbakat. Dengan cepat mereka menguasai ilmu-ilmu yang diajarkan. Berbulan-bulan mereka digembleng guru bijaksana dan sakti itu.Suatu malam Panembahan memanggil mereka berdua. "Anakku, Kusmantoro dan Kusmantari. Untuk sementara sudah cukup kalian berguru di sini. Ilmu-ilmu lainnya akan kuberikan setelah kalian melaksanakan satu amalan." "Amalan apa itu, Panembahan?" tanya Kusmantari. 23 "Besok pagi-pagi sekali, petiklah dua kuntum melati di samping kanan gubug ini. Lalu berangkatlah menuju istana di sebelah Barat desa ini. Berikan dua kuntum bunga melati itu kepada Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Mereka ingin menyadarkan Raja dan Ratu, kedua orang tua mereka."Kusmantoro dan Kusmantari terkejut. Namun keterkejutan mereka disimpan rapat-rapat. Mereka tak ingin penyamaran mereka terbuka. "Dua kuntum melati itu berkhasiat menyadarkan Raja dan Ratu dari perbuatan buruk mereka. Namun syaratnya, dua kuntum melati itu hanya berkhasiat jika disertai kejujuran hati," pesan Panembahan Manraba.Ketika menjelang tidur malam, Kusmantoro dan Kusmantari resah. Keduanya memikirkan pesan Panembahan. Apakah mereka harus berterus terang kalau mereka adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna? Jika tidak berterus terang, berarti mereka berbohong, tidak jujur. Padahal kuntum melati hanya berkhasiat bila disertai dengan kejujuran.Akhirnya, pagi-pagi sekali mereka menghadap Panembahan. "Kami berdua mohon maaf, Panembahan. Kami bersalah karena tidak jujur kepada Panembahan selama ini." Saya mengerti, Anak-anakku. Saya sudah tahu kalian berdua adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Pulanglah. Ayah Bundamu menunggu di istana."Setelah mohon pamit dan doa restu, Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna berangkat menuju ke istana. Setibanya di istana, ternyata Ayah Bunda mereka sedang sakit. Mereka segera memeluk kedua orang tua mereka yang berbaring lemah itu. Puteri Rauna lalu meracik dua kuntum melati pemberian Panembahan. Kemudian diberikan pada ayah ibu mereka. Ajaib! Seketika sembuhlah Raja dan Ratu. Sifat mereka pun berubah. Pangeran dan Puteri Rauna sangat bahagia. Mereka meminta bibit melati ajaib itu pada Panembahan. Dan menanamnya di taman mereka. Sehingga istana mereka dikenal dengan nama Istana Bunga. Istana yang dipenuhi kelembutan hati dan kebahagiaan. OLEH Maulana Febriyansyah Pulau Hantu Tersebutlah dua orang jagoan yang selalu ingin menunjukkan dirinya lebih jago dari yang lain. Pada suatu hari, mereka bertemu di perairan sebelah selatan Singapura. Tanpa ba atau bu, mereka langsung saling menyerang. Mereka bertarung lama sekali hingga tubuh mereka bersimbah darah. Karena sama-sama kuat, tak ada tanda-tanda siapa yang akan kalah. 24 Jin Laut tidak suka dengan pertarungan itu karena darah mereka mengotori laut. Jin Laut lalu menjungkirbalikkan perahu mereka. Maksudnya agar mereka berhenti bertarung. Ternyata, mereka tetap bertarung. Dengan kesaktiannya masing-masing, mereka bertarung di atas air. “Hei, aku perintahkan kalian berhenti beratarung! Ini wilayah kekuasaanku. Kalau tidak…” Bukannya berhenti, kedua jagoan itu malah bertempur lebih seru. Dengan isyarat tangan, mereka bahkan seperti mengejek Jin Laut. Jin Laut marah. Dia menyemburkan air ke wajah kedua jagoan itu sehingga pandangan mereka terhalang. Karena tak dapat melihat dengan jelas, kedua jagoan itu bertempur secara membabi-buta. Mereka mengayunkan pedang ke sana-kemari sekehendajk hati sampai akhirnya bersarang di tubuh lawan masing-masing. Kedua jagoan itu pun menemui ajalnya. Para dewa di kayangan mura karena Jin Laut turut campur urusan manusia. Mereka memperingatkan Jin Laut untuk tidak lagi ikut campur urusan manusia. Jin Laut mengaku salah dan mencoba menebus dosa dengan membuatkan tempat khusus agar roh kedua jagoan itu dapat bersemayam dengan tenang. Jin Laut menyulap sampan yang ditumpangi kedua jagoan itu menjadi pulau tempat bersemayam roh mereka. Orang-orang kemudian menyebut pulau itu sebagai Pulau Hantu. (Dari ASEAN Folk Literature, diceritakan kembali oleh Prih Suharto, prih_suharto @yahoo. com) Cinderela Di sebuah rumah, hiduplah seorang anak yang sangat cantik dan baik hati. Dia diberi nama Cinderela oleh kedua kakak tirinya. Kakak tiri Cindera itu sangat tidak suka dengan Cinderela. Tiap hari Cinderela selalu mendapatkan perlakuan yang kasar dari kedua kakak dan ibu trinya. Dia selalu disuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah dan selalu dibentakbentak. Hingga pada suatu hari, datanglah pegawai kerajaan ke rumah mereka. Pegawai kerajaan teresebut ternyata membawa undangan pesta dari sang raja. Kedua kakak dan ibu tiri Cinderala bersorak kegirangan. “Horeeee….. besok kita akan pergi ke Istana. Aku akan berdandan secantik mungkin, agar pangeran suka denganku”, teriak kedua kakak Cinderela. Mendengar teriakan kakak-kakaknya tersebut, lalu Cinderela meminta ijin pada ibu tirinya untuk ikut dalam pesta tersebut. Cinderela sangat sedih, karena ibu tiri dan kakak-kakak tirinya tidak mengijinkan dia ikut dalam acara itu. “Kamu mau pakai baju apa Cinderela? 25 Apa kamu mau ke pesta dengan baju kumalmu itu?”, teriak kakaknya. Akhirnya waktu pelaksanaan pesta sudah tiba, semuanya sudah berdandan dengan cantik dan sudah siap berangkat. Cinderela hanya bias memandangi kakak dan ibu tirinya. Dia sangat sedih sekali,karena tidak dapat ikut dalam pesta itu. Dia hanya bisa menangis di dalam kamar dan membayangkan meriahnya pesta tersebut. “Andaikan aku bisa ikut dalam pesta itu, pasti aku akan senang sekali”, gumam Cindera. Tidak berapa lama setelah Cinderela berkata, tibatiba ada suara dari belakangnya. “Janganlah engkau menangis Cinderela”. Mendengar suara itu, lalu Cinderela berbalik. Ternyata dia melihat ada seorang peri yang sedang tersenyum padanya. “Kamu pasti bisa dating ke pesta itu Cinderela”, kata peri itu. “Bagaimana caranya? Aku tidak punya baju pesta dan saudara-saudaraku juga sudah berangkat.”, tanya Cinderela pada peri itu. “Tenanglah Cinderela, bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal kepadaku", kata peri itu. Setelah semuanya dikumpulkan Cinderela, peri membawa tikus dan kadal tersebut ke kebun labu di halaman belakang. "Sim salabim!" sambil menebar sihirnya, terjadilah suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor kuda, serta kadal-kadal berubah menjadi dua orang sais. Cinderela pun disulap menjadi Putri yang sangat cantik, dengan memakai gaun yang sangat indah dan sepatu kaca. "Cinderela, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul dua belas malam, jadi lamu harus pulang sebelum pukul dua belas”,kata peri itu. "Ya ibu peri. Terimakasih", jawab Cinderela. Setelah semuanya sudah siap, kereta kuda emas segera berangkat membawa Cinderela menuju istana. Setelah tiba di istana, ia langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderela. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderela. "Cantik sekali putri itu! Putri dari negara mana ya ?" Tanya mereka. Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. "Putri yang cantik, maukah Anda menari dengan saya ?" katanya. "Ya…," kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama yang pelan. Ibu dan kedua kakak Cinderela yang berada di situ tidak menyangka kalau putrid yang cantik itu adalah Cinderela. Pangeran terus berdansa dengan Cinderela. "Orang seperti andalah yang saya idamkan selama ini," kata sang Pangeran. Karena terlalu senag dan menikmati pesta itu, Cinderela lupa akan waktu. Jam mulai berdentang 12 kali. "Maaf Pangeran saya harus segera pulang..,". Cinderela menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera berlari ke luar Istana. Di tengah jalan, Cinderela terjatuh dan sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderela tidak memperdulikannya, ia 26 terus berlari. Pangeran mengejar Cinderela, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderela. Pangeran mengambil sepatu itu. "Aku akan mencarimu," katanya bertekad dalam hati. Meskipun Cinderela kembali menjadi gadis yang penuh berpakaian tidak bagus lagi, ia amat bahagia karena bisa pergi pesta. Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderela. "Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini," kata para pengawal. Kedua kakak Cinderela mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Mereka tetap memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu kaca sampai lecet. Pada saat itu, pengawal melihat Cinderela. "Hai kamu, cobalah sepatu ini," katanya. Ibu tiri Cinderela menjadi marah," tidak akan cocok dengan anak ini!". Kemudian Cinderela menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. "Ah! Andalah Putri itu," seru pengawal gembira. "Iya akulah wanita yang dicari pangeran”,kata Cinderela. “Selamat Cinderela!” Mendengar kata itu, Cinderela lalu menoleh kebelakang, dan dilihatnya ibu peri sudah berada di belakangnya. "Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran di istana. Sim salabim!.," katanya peri tersebut. Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang memakai gaun yang sangat bagus. "Pengaruh sihir ini tidak akan hilang sampai kapanpun Cinderela”, kata sang peri. Cinderela kemudian dibawa oleh pengawal istana untuk bertemu dengan sang pangeran. Sesampainya di Istana, Pangeran sangat senang sekali,dan menyambut kedatangan Cinderela. Akhirnya Cinderela menikah dengan Pangeran dan hidup berbahagia di dalam Istana. Dongeng "Cinderela" ini diceritakan kembali oleh kak Ghulam Pramudiana Putri Tidur Dahulu kala, ada sepasang Raja dan Ratu yang berbahagia, karena setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya Ratu melahirkan seorang Puteri. Raja dan Ratu mengundang tujuh peri untuk datang dan memberkati Puteri yang baru saja lahir itu.Dalam acara megah yang diselenggarakan sebagai penghormatan kepada para peri itu, masing-masing peri memberikan berkat kepada sang Puteri.Peri pertama mengatakan “Kamu akan menjadi Puteri tercantik di dunia.”Peri kedua mengatakan “Kamu akan menjadi seorang Puteri yang periang.”Peri ketiga mengatakan “Kamu akan selalu mendapatkan banyak kasih sayang.”Peri keempat 27 mengatakan “Kamu akan dapat menari dengan sangat anggun.”Peri kelima mengatakan “Kamu akan dapat bernyanyi dengan sangat merdu.” Peri keenam mengatakan “Kamu akan sangat pintar memainkan alat musik.”Tiba2 datang peri tua ke tengah acara itu. Ia sangat marah karena tidak diundang. Semua orang memang sudah lama tidak pernah melihat peri tua itu, dan mengira bahwa ia sudah meninggal atau pergi dari kerajaan itu.Peri tua yang marah itu mendekati sang Puteri dan mengutuknya “Jarimu akan tertusuk jarum pintal dan kamu akan mati!” dan kemudian peri tua itu pun menghilang.Semua orang sangat terkejut. Ratu pun mulai menangis.Peri ketujuh mendekati sang Puteri dan memberikan berkatnya “Aku tidak bisa membatalkan kutukan, tapi aku dapat memberikan berkatku supaya Puteri tidak akan mati karena terkena jarum pintal, melainkan hanya tertidur pulas selama seratus tahun. Setelah seratus tahun, seorang Pangeran tampan akan datang untuk membangunkannya.”Raja dan Ratu merasa sedikit lega mendengarnya. Mereka lalu mengeluarkan peraturan baru bahwa di kerajaan itu tidak boleh ada alat pintal satu pun. Mereka menyita dan menghancurkan semua alat pintal yang ada di kerajaan itu demi selamatan sang Puteri. Pada suatu hari disaat Puteri berusia 18 tahun, Raja dan Ratu pergi sepanjang hari. Karena kesepian, sang Puteri berjalan-jalan menjelajahi istana dan sampai di sebuah loteng. Disana ia menjumpai seorang wanita tua yang sedang memintal benang menggunakan alat pintal. Karena belum pernah melihat alat pintal, sang Puteri sangat tertarik dan ingin mencoba. Wanita tua itu sebenarnya adalah peri tua jahat yang dulu mengutuknya. Saat sang Puteri mencoba alat pintal itu, ia pun dengan sengaja menusukkan jarum pintal ke tangan sang Puteri. Sang Puteri jatuh tak sadarkan diri dan tertidur karena terkena kutukan. Peri tua jahat tertawa puas dan menghilang dalam kegelapan. Saat Raja dan Ratu kembali, mereka dan seluruh pegawai kerajaan kebingungan mencari sang Puteri. Saat mereka menemukannya, Raja tersadar bahwa kutukan peri tua jahat telah menjadi kenyataan. Sang Puteri lalu dibawa ke kamarnya dan dibaringkan di tempat tidurnya. Raja lalu mengirimkan kabar mengenai peristiwa itu ke peri ketujuh yang baik hati.Peri ketujuh yang baik hati lalu bergegas ke istana. Ia memutuskan untuk menidurkan semua orang di kerajaan itu supaya kelak saat kutukan sang Puteri berakhir mereka semua akan bangun bersama-sama. Dalam waktu singkat pohon-pohon besar dan semak belukar yang lebat dan berduri tumbuh di seluruh wilayah kerajaan, sehingga sangat sulit bagi siapapun untuk menerobosnya. Bahkan puncak-puncak istana pun hanya dapat terlihat ujungnya saja. Karena menjadi sangat tertutup, sang Puteri dan seluruh kerajaan menjadi aman, walaupun mereka semua tertidur. Setelah masa seratus tahun berakhir, seorang Pangeran tampan yang kebetulan sedang berburu di dekat wilayah kerajaan itu melihat pucuk-pucuk istana itu. Ia sudah banyak 28 mendengar cerita tentang kerajaan itu, antara lain tentang istana yang dianggap berhantu, para penyihir, dan cerita-cerita lain yang sangat menyeramkan yang sebenarnya tidak benar. Karena penasaran, saat kembali dari berburu sang Pangeran mencari orang tua yang paling bijaksana dan pintar di kerajaan untuk menanyakan tentang kerajaan tetangga yang penuh misteri itu. Orang tua yang bijaksana itu lalu bercerita bahwa menurut leluhurnya, di dalam istana di kerajaan yang misterius itu terbaring seorang Puteri yang paling cantik di dunia, yang tertidur karena terkena kutukan dari peri tua jahat. Sang Puteri akan terus tidur hingga ada seorang Pangeran yang datang untuk membangunkannya. Pangeran tampan yang pemberani itu lalu bergegas berangkat menuju kerajaan misterius itu. Ia berniat untuk menyelamatkan sang Puteri. Sang Pangeran berjuang menembus semak belukar dan pepohonan untuk dapat mencapai kedalam wilayah kerajaan yang misterius itu. Sesampainya disana, ia melihat banyak sekali orang dan hewan peliharaan yang terbaring dimana-mana. Tetapi mereka tidak mati, sepertinya mereka hanya tertidur sangat nyenyak. Pangeran lalu masuk ke dalam istana. Disana ia pun melihat seluruh pegawai kerajaan yang tertidur pulas. Setelah berjalan-jalan menjelajahi istana itu, sang Pangeran berhasil menemukan sang Puteri di sebuah kamar. Sang Pangeran terpesona oleh kecantikan sang Puteri. Pangeran pun berlutut dan memegang tangan sang Puteri. Saat itulah kutukan berakhir dan sang Puteri membuka matanya. Ia menyambut sang Pangeran yang telah lama ia tunggu dengan bahagia.Dalam waktu yang bersamaan seluruh penghuni istana dan seluruh kerajaan terbangun. Semak belukar dan pepohonan menghilang. Semua orang kembali mengerjakan urusan mereka masing-masing. Raja dan Ratu juga terbangun dan segera menyambut sang Pangeran dari kerajaan tetangga itu.Tak lama kemudian, sang Puteri dan sang Pangeran tampan menikah. Mereka lalu hidup berbahagia selamanya.Dongeng anak populer, "Puteri Tidur" (Sleeping Beauty), disadur dari berbagai sumber. 29 BAB V PENUTUP Kesimpulan Dongeng tak akan pernah hilang hingga kapan pun. Sejak dari kakek-nenek kita, hingga sekarang atau bahkan sampai anak cucu kita kelak.Di dalam dongeng terkandung tauladan yang dapat dijadikan panutan. Juga terkandung nilai-nilai luhur berupa pendidikan akhlak dan budi pekerti. Dongeng juga merupakan sarana untuk memudahkan berkomunikasi serta menyampaikan gagasan atau buah pikiran juga dapat menambah wawasan akan kekayaan budaya bangsa bagi kita semua, khususnya bagi anak-anak. Saran Para guru bahasa dan sastra Indonesia hendaknya berperan aktif sebagai inovator dan fasilitator dalam memilih teknik dan pendekatan yang paling tepat sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat menjadi pengalaman belajar yang positif bagi siswa dalam mengenal dongeng. Selain itu, pembelajaran dengan pendekatan integratif hendaknya dapat dijadikan alternatif bagi guru bidang studi lain dalam mengajar dan menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan dongeng. Para peneliti di bidang pendidikan atau peneliti lain hendaknya dapat melakukan penelitian yang serupa dengan teknik pembelajaran yang lain. 30 Daftar pustaka Sutari, dkk. 1997. Menyimak. Jakarta: Depdikbud. Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC. Tarigan, Djago. 1991. Materi pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Zainuddin. 1991. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. --------------. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kelas II. Jakarta: Depdiknas. 31