BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian adalah suatu kesatuan atau gabungan dari beberapa desain
yang menggambarkan secara detail suatu permasalahan. Desain penelitan
merupakan rencana kerja yang terstruktur terkait dengan hubungan antar
variabel yang disusun secara komprehensif, perencanaan atas pengumpulan,
pengukuran dan analisis data penelitian (Sekaran, 2013). Tujuan dari
memahami desain atau suatu model penelitian adalah untuk memahami
beberapa aspek yang berbeda dan relevan untuk mendesain suatu penelitian,
meningkatkan kepercayaan diri dalam melakukan penelitian dan menjamin
kemampuan generalisasi penelitian.
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang
bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan dan menguji pengaruh atau
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, serta
memahami perbedaan antara kelompok atau independensi dua variabel atau
lebih (Sekaran, 2013). Penelitian ini menguji pengaruh antara implementasi
Good Corporate Governance (GCG) terhadap kualitas penyalutan kredit dan
profitabilitas pada kinerja keuangan perusahaan perbankan di Indonesia.
Penelitian ini dirancang untuk mengamati kualitas penyaluran kredit
dan profitabilitas pada kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah
yang dipengaruhi oleh ketepatan waktu pelaporan keuangan, jumlah
39
40
penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), jumlah beban gaji
dan tunjangan karyawan, jumlah komite audit, dan jumlah rasio dewan
komisaris independen.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang akan diteliti.
Populasi mengacu pada keseluruhan orang, kejadian, atau hal minat yang
ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2013). Populasi penelitian ini adalah
seluruh entitas perbankan konvensional dan syariah pada tahun 2012-2014.
Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya sesuai
dengan kriteria hendak diteliti atau diselidiki dan dianggap bisa mewakili
keseluruhan populasi, jumlahnya lebih sedikit dari jumlah populasi (Sekaran,
2013). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank konvensional
dan bank syariah periode 2012-2014 yang memenuhi kriteria tertentu. Metode
pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu penentuan sampel
dengan target atau pertimbangan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mendapatkan sampel yang
representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Entitas perbankan umum dan konvensional yang menerbitkan laporan
tahunan (annual report) pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014
secara lengkap dan berturut-turut serta dapat diakses.
41
2. Entitas perbankan yang menyediakan semua informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti untuk mengukur variabel-variabel yang ada
dalam penelitian ini.
C. Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah disusun dan
dipublikasikan. Data sekunder adalah data yang dibuat dan dikumpulkan oleh
pihak luar (Sekaran, 2013). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data yang berasal dari eksternal, yaitu:
1. Laporan tahunan (annual report) perbankan konvensional yang
diunduh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun
2012-2014.
2. Laporan tahunan (annual report) perbankan syariah yang diunduh dari
website masing-masing bank yang bersangkutan pada periode tahun
2012-2014.
D. Identifikasi dan Pengukuran Variabel
Variabel merupakan sesuatu yang memiliki nilai yang dapat berbeda atau
berubah (Sekaran, 2013). Penelitian ini menggunakan dua variabel utama
yaitu, variabel dependen dan independen. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah kualitas penyaluran kredit dan profitabilitas pada kinerja keuangan
entitas perbankan di Indonesia, sedangkan variabel independennya adalah
42
terdiri dari prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) menurut
pedoman Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Definisi dari
variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah beberapa prinsip GCG
yang diperkirakan mempengaruhi kinerja keuangan perbankan
konvensional dan syariah yang diproksikan dengan lima variabel yaitu
sebagai berikut:
a) Ketepatan waktu pelaporan keuangan
Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta Nomor Kep306/BEJ/07-2004 Peraturan Nomor I-E Tentang Kewajiban
Penyampaian
Informasi
mensyaratkan
batas
maksimal
pelaporan keuangan yang telah di audit akuntan publik kepada
bursa efek yaitu selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal
tutup buku akhir tahun.
Bagi bank konvensional, ketepatan waktu pelaporan
keuangan diukur dengan menggunakan variabel dummy.
Perusahaan yang memenuhi kriteria yaitu memiliki ketepatan
dalam pelaporan keuangannya akan diberi nilai 1 sedangkan
yang tidak memenuhi kriteria diberi nilai 0. Bagi bank syariah,
ketepatan
waktu
pelaporan
keuangan
diukur
dengan
menghitung hari antara tanggal tutup buku akhir periode hingga
laporan audit pada laporan keuangan ditanda-tangani.
43
b) Jumlah penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dan Rapat Dewan Pengawas Syariah (RDPS)
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor
32/POJK.04/2014 Tentang Rencana dan Penyelenggaraan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perusahaan Terbuka,
RUPS didefinisikan sebagai organ Perusahaan Terbuka yang
mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
atau Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang tentang Perseroan Terbatas dan/atau anggaran dasar
Perusahaan Terbuka. RUPS tahunan wajib diselenggarakan
dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun
buku berakhir. RUPS tahunan atau RUPS tahunan luar biasa
wajib diselenggarakan oleh perusahaan minimal 1 (satu) kali
pada satu periode akuntansi.
Menurut
11/33/PBI/2009
Peraturan
tentang
Bank
Indonesia
Pelaksanaan
Good
nomor
Corporate
Governance (GCG) bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah, Dewan Pengawas Syariah adalah dewan yang bertugas
memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi
kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah. Rapat Dewan
Pengawas Syariah (RDPS) wajib dilaksanakan minimal 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) bulan.
44
Penyelenggaraan RUPS dan RDPS diukur berdasarkan
jumlah total penyelenggaraan RUPS dan RDPS yang
dilaksanakan perusahaan selama satu periode pelaporan
keuangan.
c) Jumlah beban gaji dan tunjangan karyawan
Menurut Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan upah adalah hak pekerja yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha
atau pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau akan dilakukan.
Beban gaji dan tunjangan diukur berdasarkan jumlah total
pengeluaran terkait dengan beban gaji dan tunjangan yang harus
dibayarkan oleh perusahaan kepada seluruh karyawannya.
d) Jumlah komite audit
Menurut Siallagan dkk (2006), komite audit memiliki
tanggung jawab dalam hal pengawasan terhadap laporan
keuangan, pengawasan terhadap audit eksternal dan melakukan
pengamatan terhadap sistem pengendalian internal (termasuk
audit internal), sehingga dapat menciptakan indepedensi antar
45
bagian serta mencegah saling mendominasi dan mengintervensi
dalam operasional perusahaan.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006
komite audit perusahaan terdiri dari satu dewan komisaris
independen dan atau terdiri dari 51% dari dewan komisaris
independen. Ukuran komite audit diukur dari jumlah komite
audit yang ada dalam perusahaan.
e) Rasio jumlah dewan komisaris independen
Menurut Farida dkk (2010) dewan Komisaris Independen
adalah anggota dewan komisaris yang berasal dari luar
perusahaan. Komposisi dewan komisaris independen diukur
berdasarkan persentase jumlah dewan komisaris independen
terhadap jumlah total komisaris yang ada dalam susunan dewan
komisaris perusahaan.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 pasal
5 mensyaratkan jumlah dewan komisaris independen yang
disarankan adalah 50% dari jumlah total dewan komisaris yang
berasal dari luar pemilik perusahaan atau kalangan profesional.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas penyaluran
kredit dan profitabilitas pada kinerja keuangan entitas perbankan
konvensional dan syariah yang diproksikan dengan Non Performing
46
Loan (NPL) bagi bank konvensional, Non Performing Finance (NPF)
bagi bank syariah, dan Net Profit Margin (NPM).
a) Non Performing Loan (NPL) dan Non Performing Finance
(NPF)
Rasio NPL dan NPF adalah salah satu indikator kunci
untuk menilai kinerja fungsi bank konvensional dan syariah,
karena NPL dan NPF yang tinggi adalah indikator gagalnya
bank dalam mengelola bisnis antara lain timbul masalah
likuiditas
(ketidakmampuan
membayar
pihak
ketiga),
rentabilitas (utang tidak bisa ditagih), solvabilitas (modal
berkurang). Rasio NPL dan NPF digunakan untuk mengukur
tingkat kredit macet yang dialami oleh bank konvensional dalam
penyaluran kredit kepada masyarakat dan tingkat pembiayaan
bermasalah bagi bank syariah. Nilai rasio NPL dan NPF yang
rendah menunjukkan tingkat penyaluran kredit atau pembiayaan
yang dilakukan oleh bank telah baik serta menandakan bahwa
kredit macet atau pembiayaan bermasalah yang dialami oleh
perbankan
konvensional
dan
syariah
rendah
sehingga
kemungkinan bank sedang dalam kondisi bermasalah adalah
kecil, sebaliknya ketika nilai rasio NPL dan NPF tinggi
menunjukkan tingkat penyaluran kredit atau pembiayaan
kepada masyarakat belum baik serta menandakan bahwa kredit
macet atau pembiayaan bermasalah yang dialami oleh bank
47
sedang tinggi sehingga kemungkinan bank sedang dalam
kondisi bermasalah adalah tinggi.
Rumus :
𝑁𝑃𝐿 =
πΎπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘ π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ, π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’π‘˜π‘Žπ‘›, π‘šπ‘Žπ‘π‘’π‘‘
π‘₯100%
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘˜π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘ π‘Žπ‘™π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘›
𝑁𝑃𝐹 =
π‘ƒπ‘’π‘šπ‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘Žπ‘› π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ, π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’π‘˜π‘Žπ‘›, π‘šπ‘Žπ‘π‘’π‘‘
π‘₯100%
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘šπ‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘ π‘Žπ‘™π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘›
b) Net Profit Margin (NPM)
Rasio NPM adalah rasio yang menggambarkan tingkat
keuntungan atau laba (profitabilitas) yang diperoleh bank
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan
operasionalnya. Bank yang memiliki rasio NPM tinggi
mengindikasikan kinerja keuangan bank tersebut juga baik yang
berarti bank tersebut sedang dalam kondisi yang sehat,
sedangkan ketika bank memiliki rasio NPM yang rendah
mengindikasikan kinerja keuangan bank tersebut rendah serta
peluang bank tersebut sedang mengalami masalah adalah tinggi.
Rumus:
𝑁𝑃𝑀 =
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž
π‘₯100%
π‘ƒπ‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘œπ‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘–π‘œπ‘›π‘Žπ‘™
E. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik
yang dilakukan sebagai syarat untuk melakukan pengujian hipotesis. Pengujian
48
hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple linear
regression). Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software
pengolah data IBM SPSS 21. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka
model regresi penelitian ini adalah sebagai berikut:
PERF = α + β1 TIME + β2 RUPS, RDPS + β3 LnGAJI + β4 ADIT
+ β5 INDE + ε
Keterangan:
PERF
: Kinerja Perusahaan
TIME
: Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
RUPS, RDPS : Jumlah Penyelenggaraan RUPS / RDPS
LnGAJI
: Jumlah Beban Gaji dan Tunjangan Karyawan
ADIT
: Ukuran Komite Audit
INDE
: Ukuran Dewan Komisaris Independen
α
: Konstanta
β
: Koefisien Regresi
ε
: Error Term
49
Berikut ini akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan pengujian dalam
penelitian ini:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan bagian dari statistik yang mempelajari cara
pengumpulan dan penyajian data sehingga lebih mudah untuk dipahami.
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, dan
minimum (Ghozali, 2013).
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum model regresi digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih
dahulu model tersebut akan diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi
klasik atau tidak, asumsi ini merupakan asumsi yang mendasari analisis
regresi. Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan untuk memastikan
bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam
analisis
regresi
yang meliputi
uji
normalitas,
multikolinearitas,
heterokedastisitas, dan autokorelasi.
a) Uji Normalitas
Asumsi normalitas digunakan untuk menguji apakah data
terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu
atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak.
Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji statistik kolmogorov-smirnov terlebih dahulu.
50
Uji kolmogorov-smirnov digunakan untuk mengetahui apakah data
yang akan diteliti terdistribusi normal atau tidak. Nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) < 0,05 artinya data residual terdistribusi secara tidak
normal. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 artinya data
residual terdistribusi secara normal.
Pengujian atas normalitas residual ini dilakukan dengan dua
langkah, yaitu:
i.
Melakukan regresi tanpa menghiraukan normalitas dan
memunculkan variabel residual sebagai variabel baru
ii.
Melakukan pengujian normalitas atas residual tersebut
dengan alat uji kolmogorov-smirnov.
b) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
independen (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah
model regresi yang tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen.
Jika dalam model tersebut terdapat multikolinearitas, maka
model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga
tingkat ketepatan untuk menaksir koefisien adalah rendah. Jika
nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 0,10 artinya tidak terjadi
multikolinearitas. Jika nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 0,10
artinya terjadi multikolinearitas.
51
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian yang dilakukan
dengan tujuan menguji terjadinya ketidaksamaan varian residual
dari suatu pengamatan. Heterokedastisitas yaitu penyebaran titik
data populasi yang berbeda pada regresi. Uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian
dari residual
satu
pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
sebaliknya disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Model
regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Pengujian
heteroskedastisitas
dalam
penelitian
ini
menggunakan pengujian metode uji park. Uji park yaitu dengan
meregresikan nilai logaritma natural kuadrat residual terhadap
variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi
terjadinya heterokedastisitas. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka
model tersebut bebas dari heterokedastisitas sebaliknya jika nilai
signifikansi < 0,05 maka terdapat heterokedastisitas.
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
52
tertentu dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.
Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Pegujian ini akan menggunakan uji Run Test.
3. Pengujian Hipotesis
Setelah persamaan regresi terbebas dari asumsi dasar maka langkah
selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis yang
diggunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda
(multiple linear regression) dikarenakan jumlah variabel independen
dalam penelitian ini lebih dari dua. Analisis regresi berganda berguna
mengetahui pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen
(Ghozali, 2013). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi:
a) Uji Koefisiensi Determinasi (R2)
Pengujian koefisiensi determinasi (R2) bertujuan untuk
mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi.
Pada model regresi berganda, koefisien determinasi digunakan
untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan
variasi pada variabel dependen (Ghozali, 2013). Nilai koefisien
determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen
dapat menjelaskan variabel dependennya.
53
Tingkat koefisiensi determinasi yang nilainya antara 0
sampai dengan 1. Koefisiensi determinan sama dengan 1 berarti
bahwa variabel independen berpengaruh sempurna terhadap
variabel dependen dan jika koefisiensi determinasi sama dengan 0
berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
b) Uji Regresi Simultan (Uji F)
Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi level 0,05
(α = 5%). Langkah-langkah melakukan pengujian adalah:
i.
Menentukan hipotesis.
ii.
Menetapkan tingkat signifikan yang digunakan yaitu 0,05.
iii.
Menghitung nilai Sig-F dengan menggunakan software
IBM SPSS 21.
iv.
Menganalisa data penelitian yang telah diolah dengan
kriteria pengujian apabila nilai signifikansi f <0,05 maka
H0 ditolak atau Ha diterima, yang berarti koefisien regresi
signifikan. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara semua variabel independen terhadap variabel
dependen. Apabila nilai signifikansi f >0,05 maka H0
diterima atau Ha ditolak, yang berarti koefisien regresi
54
tidak signifikan. Hal ini berarti variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel independen.
c) Uji Regresi Parsial (Uji T)
Uji T dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengujian ini menguji
signifikansi koefisien variabel independen dalam memprediksi
variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 0,05 (α= 5%). Langkah-langkah untuk
pengujian tersebut adalah:
i.
Menentukan hipotesis.
ii.
Menetapkan tingkat signifikansi yang digunakan, yaitu
0,05.
iii.
Menghitung nilai signifikan dengan menggunakan IBM
SPSS 21.
iv.
Menganalisa data penelitian yang telah diolah dengan
kriteria pengujian apabila nilai signifikansi (sig) lebih besar
dari 0,05 maka hipotesis ditolak. Apabila nilai signifikansi
(sig) lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka hipotesis
diterima.
Download