PERAN IBU DALAM PROSES SOSIALISASI ANAK SEBAGAI KONSUMEN Titin Ekowati [email protected] Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstraksi Keluarga merupakan institusi yang sangat penting dalam proses sosialisasi anak sebagai konsumen. Keluarga adalah instrumental dalam mengajari anak pada aspek-aspek konsumsi yang rasional termasuk kebutuhan dasar konsumen. Anak-anak belajar mengenai pembelian dan konsumen dari orangtua mereka terutama ibu. Karena pada usia anakanak biasanya akan lebih dekat dengan ibunya, sehingga peran ibu dalam proses sosialisasi anak sebagai konsumen sangat dibutuhkan. Proses sosialisasi konsumen anakmerupakan proses orang muda (anak-anak) untuk memperoleh keahlian, pengetahuan, dan sikap-sikap yang relevan dengan fungsi mereka sebagai konsumen.Sehingga interaksi ibu dan anak terutama dalam hal pembelian sangat menentukan pola pembelian anak. Kata Kunci : keluarga, sosialisasi konsumen anak, interaksi ibu anak. PENDAHULUAN anak Hubungan orang tua dan anak mempunyai merupakan emosional berbeda-beda. Anak yang lebih yang sangat dekat. Oleh karena itu, muda sering mengambil keputusan masing-masing saling pembelian terhadap permen, snack, lain dan bioskop. Anak yang lebih tua secara signifikan. Dalam sebuah mempunyai kekuatan yang lebih keluarga, anak memainkan peran besar yang penting dalam pembuatan keputusan. Sangat mungkin mereka keputusan keluarga. Masing-masing menjadi hubungan mempengaruhi satu sama sesuai dengan kebutuhan dalam pengambil Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 45 usianya yang pengambilan keputusan utama untuk produk-produk kaset, bahwa anak akan bersandar pada pakaian, bahan bacaan dan lain-lain. orang tua untuk nilai-nilai dan Lebih dari itu, anak akan sangat norma-norma ketika mereka masih mungkin muda, dan pada teman sebaya yang mempunyai besar terhadap pengaruh keputusan ketika mereka sudah dewasa. pembelian keluarga. Biasanya anak Keluarga sebagai kumpulan orang- baru gedhe (ABG) mempunyai orang yang mempunyai hubungan banyak tentang darah tempat sangat informasi perkembangan restorant, mempunyai penting peran dalam yang proses hiburan, dan makanan atau mobil sosialisasi berbagai hal tentang dan komputer (Sutisna,2003). kehidupan. Oleh karena itu keluarga Lebih lanjut (2003) berperan sebagai agen sosialisasi mengatakan telaah pengaruh orang tentang berbagai produk. Sosialisasi tua-anak dalam pembelian dibagi itu antara penelitian pada anak yang seorang lebih muda (12 tahun ke bawah) dan pengetahuan, keahlian, dan sikap pada anak yang lebih tua dari itu. yang memungkinkan mereka untuk Penelitian pada anak yang lebih berpartisipasi sebagai anggota sosial muda telah memfokuskan pada (Goslin, bagaimana mereka belajar mengenai mengenai tugas pembelian dan konsumsi. dipersempit dan difokuskan pada Pada interaksi ibu anak difokuskan sosialisasi dalam proses pembelian. Penelitian (childhood pada anak yang lebih tua diarahkan socialization). Hal ini merupakan pada pengaruh relatif orang tua dan proses orang muda (anak-anak) peer untuk memperoleh group pembeliannya. Sutisna dalam keputusan Fokus ini sendiri merupakan individu 1969). proses memperoleh Konsep sosialisasi konsumen umum dapat anak-anak consumers keahlian, pengetahuan, dan sikap-sikap yang menghasilkan kepercayaan umum Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 46 relevan dengan fungsi mereka 2. Orang tua mengajari anak sebagai konsumen (Ward,1974). mereka bagaimana menjadi Anak-anak pembeli yang bisa belajar mengenai pembelian dan konsumsi terutama membandingkan secara efektif dari orang tua mereka. Televisi dan bagaimana membeli produk mempunyai yang dijual. pengaruh persuasif pada apa yang dilihat oleh anak dan bagaimana mereka 3. Orang bereaksi tua mempunyai pengaruh pada prferensi merek terhadap merek tertentu. Namun si anak. demikian keluarga tetap merupakan 4. Orang tua mempunyai pada kemampuan institusi yang sangat penting dalam pengaruh proses sebagai anak untuk membedakan fakta adalah dari hal yang dilebih-lebihkan sosialisasi konsumen. anak Keluarga instrumental dalam mengajari anak dalam iklan. muda pada aspek-aspek konsumsi Memahami bagaimana yang rasional termasuk kebutuhan bersosialisasi ke dalam fungsinya dasar konsumen. Peran orang tua sebagai konsumen adalah sangat dalam mencoba mengajar anak-anak penting dengan beberapa alasan. mereka menjadi konsumen yang Pertama, mengetahui faktor-faktor lebih efektif diilustrasikan dalam yang penemuan berikut: konsumen 1. Orang tua mengajari hubungan informasi mempengaruhi dapat bagi individu sosialisasi memberikan pemasar yang kualitas dengan harga pada berguna dalam merancang program anak komunikasi mereka, pengalaman termasuk pemasaran. Dalam menggunakan masyarakat, anak-anak merupakan uang dan cara berbelanja untuk konsumen yang potensial. Kedua, produk yang berkualitas. keputusan publik yang berkenaan dengan aturan Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 47 dan regulasi pemasaran produk mengarahkan yang anak-anak seluruh sebagai peran sebagai (Assael,2001): konsumen perlu memahami proses 1. Pengumpul informasi sosialisasi anak sebagai konsumen. (Gatekeeper) Dengan Pengumpul perkataan pengiklan lain, para tidak mengeksploitasi boleh anak berikut informasi mempengaruhi sebagai informasi pemrosesan keluarga dengan sasaran konsumen secara langsung mengendalikan tingkat atau tipe (Sutisna, 2001). stimulus yang dipaparkan pada keluarga. 2. Pemberi KEPUTUSAN PEMBELIAN KELUARGA pengaruh (The Influencer) Keluarga merupakan institusi yang Pemberi pengaruh merupakan paling individu individu Melalui memungkinkan untuk dapat mempengaruhi dalam dekat terutama dengan anak-anak. keluarga anak-anak yang paling mengembangkan pola pikir dan mengevaluasi dapat dalam menentukan kriteria keputusan. menyelesaikan berbagai masalah 3. Pembuat Keputusan (Decision digunakan yang ada. memainkan dalam Anggota peranan keluarga yang pembuatan luas Individu ini memutuskan merek keputusan apa yang akan dibeli oleh keluarga. dapat disebabkan keluarga. Dalam tertentu, anggota dan Maker) pembelian. Ada lima peran yang dimainkan merek oleh anggota Hal ini oleh dapat adanya setiap situasi anggota keluarga yang yang sama memiliki kekuatan secara melakukan beberapa peran atau finansial. Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 48 4. Agen pembelian (Purchasing Ibu biasanya akan mendominasi Agent) Individu ini melaksanakan keputusan pembelian berkaitan dengan yang produk- keputusan yang telah diambil produk untuk rumah tangga oleh pembuat keputusan dalam atau pembelian produk keluarga. anak-anak. 5. Konsumen akhir (End User) 2. Keputusan Individu ini yang menggunakan Ayah produk, Ayah kemudian produk-produk yang untuk didominasi biasanya akan mengevaluasi, memberi umpan mendominasi balik untuk anggota keluarga pembelian yang lain mengenai kepuasan dengan atas merek yang dipilih, dan elektronik atau otomotif. keinginan untuk membeli keputusan yang berkaitan produk-produk 3. Keputusan Individual merek yang sama atau merek Dalam lain. pembelian Dalam pembuatan keputusan pada keluarga keputusan individual terjadi produk-produk pembelian dalam keluarga kadang- sesuai kadang individu-individu tertentu masing-masing lebih misalnya pakaian dan kosmetik. mendominasi menentukan, karena atau mereka dengan pribadi kebutuhan individu, 4. Keputusan bersama mempunyai kekuatan baik secara Keputusan bersama dalam finansial ataupun secara psikologis. pembelian terjadi jika produk Dalam Assael (2001) dijelaskan yang akan dibeli dapat beberapa tipe keputusan pembelian menimbulkan resiko yang keluarga sebagai berikut : besar, produk tersebut sangat 1. Keputusan yang didominasi Ibu penting bagi semua anggota keluarga (misalnya pembelian Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 49 rumah), waktu yang ada sangat bahwa anak akan bersandar pada terbatas, dan untuk kelompok orang tua untuk nilai-nilai dan demografi tertentu misalnya the norma-norma ketika mereka masih middle income group, newly muda, dan pada teman sebaya married, ketika mereka remaja. couple without children, dan single earning Penelitian yang memfokuskan pada household. pengaruh ibu dan anak dalam pembelian telah dilakukan pada interaksi antara ibu dan anak. INTERAKSI DAN NEGOSIASI IBU-ANAK DALAM PEMBELIAN Menurut Beberapa terhadap permintaan anak untuk membeli berbagai macam produk. pembelian dibagi antara penelitian Mereka menyadari bahwa anak pada anak yang lebih muda dengan yang usia 12 tahun ke bawah, dan pada kepada lebih muda memfokuskan pada tidak produk dapat secara ibunya. Ibu berfungsi sebagai pembuat keputusan akhir bagaimana mereka belajar mengenai dan anak sebagai agen pembelian, tugas pembelian dan konsumsi, dan dan muda langsung, tetapi harus meminta tahun. Penelitian pada anak yang ibu lebih memperoleh anak yang lebih tua yaitu di atas 12 interaksi telah mempetimbangkan tanggapan ibu Sutisna, 2000 telaah pengaruh orangtua –anak dalam pada peneliti tetapi interaksi ibu dan anaklah anak yang menjadi sumber pengaruh difokuskan dalam proses pembelian. adanya pembelian. Penelitian pada anak yang lebih tua Telaah yang dilakukan oleh Ward diarahkan pada pengaruh relatif dan Wackmen menemukan bahwa orang tua dan teman sebaya dalam anak yang lebih dewasa lebih keputusan pembeliannya. Fokus ini mungkin untuk memperoleh apa menghasilkan kepercayaan umum yang mereka minta dari ibunya. Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 50 Ketika anak menjadi lebih dewasa kemungkinan tersebut adalah (1) mereka dapat membuat keputusan membeli suatu barang tetapi terlebih secara independen, karena mereka dahulu mendiskusikannya dengan memperoleh lebih banyak uang dari anak, (2) mengatakan tidak tetapi orang tua, atau karena mereka lebih menjelaskan alasannya, dan (3) melihat mengelak atau menggantikannya. kepada teman sebaya sebagai sumber informasi dan tidak Pengelakan lagi ke orang tua. Ibu lebih mungkin membeli produk itu di lain waktu. untuk Hasil penelitian ini adalah bahwa memberikan apa yang berarti kebanyakan dengan pertimbangan bahwa anak memberikan jawaban ya tanpa perlu tersebut sudah berdiskusi. dalam pembuatan kompeten keputusan. permisif lebih anaknya. lebih Dengan (50,7%) kata lain sebagian besar ibu lebih cenderung Penemuan lainnya yaitu anak yang besar ibu akan diminta oleh anak yang lebih besar, lebih dai ibu kecil permintaan Gwin ibu pergi ke toko, dan sebagai bahwa keluarga memegang peranan dampaknya penting, dalam hal ini orangtua, tidak al.(2004) anak- kemungkinannya untuk menemani mereka et atas menemukan melakukan permintaan pembelian, terhadap karena anak biasanya tidak bersama anak. Adanya ketidakpastian dan ibunya. masalah Isler, Popper, dan Ward (1987) telah mempengaruhi perkembangan anak, melakukan terhadap yang nantinya dapat membuat anak proses negosiasi ibu dan anak dalam memiliki sifat-sifat yang negatif. pembelian suatu produk. Mereka Penelitian mengajukan mengindikasikan bahwa lingkungan penelitian tiga kemungkinan pembentukan dalam karakter keluarga dapat terdahulu proses negosiasi ibu dan anak keluarga dimana dengan jawaban ya atau tidak. Tiga dibesarkan dapat mengarah pada Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 51 seseorang perilaku pembelian terutama dari faktor genetic, maka faktor non pembelian yang kompulsif sebagai genetic juga memegang peranan salah satu cara untuk mendapatkan yang kepuasan (Gwin et al.,2004). Lebih pembentukan lanjut Gwin et al.(2004) terdapat seseorang.Pola komunikasi dalam enam pengaruh keluarga yang terjadi antara orang pembentukan tua dengan anak diprediksi memiliki yaitu 1) pengaruh yang kuat dengan perilaku Perubahan dalam struktur keluarga pembelian seseorang. Pola tersebut dikarenakan memiliki dua dimensi, yaitu : faktor kunci keluarga pada perilaku pembelian adanya : perceraian, sangat penting dalam karakter perpisahan, ataupun kematian, 2) 1)Berorientasi Sumber daya keluarga, 3) Penyebab 2)Berorientasi stress dalam keluarga, 4) Status Moschis (dalam Gwin et al, 2004), social ekonomi, 5) Status konsumsi orientasi social merupakan kondisi dan 6) Kesediaan orangtua dalam komunikasi dalam keluarga yang memenuhi anak menghasilkan child suasana (parental permintaan yielding to a social konsep. dan Menurut harmonisasi dan yang request). menyenangkan.Sedangkan, orientasi Gwin et al.(2004) juga memasukkan konsep faktor parental buying behavior, komunikasi yang dapat mendorong yaitu perilaku berbelanja orangtua anak untuk berpikir secara lebih dapat rasional, sehingga membuat anak mempengaruhi perilaku berfokus pada mengevaluasi pola pembelian ank-anaknya. Dalam hal mampu ini, anak mencoba meniru perilaku pilihan yang ada. Pola komunikasi pembelian yang biasa dilakukan yang berbeda akan membuat anak dalam keluarganya.Seligman (dalam memiliki perilaku yang berbeda Gwin et al, 2004) menemukan pula. bahwa selain pengaruh yang berasal Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 52 pilihan- Sosialisasi konsumen masa kanak- ANAK-ANAK SEBAGAI KONSUMEN DAN PROSES SOSIALISASI KONSUMEN kanak juga dapat diartikan sebagai proses bagaimana seorang anak Keluarga sebagai kumpulan orang- memperoleh pengetahuan tentang orang yang mempunyai hubungan darah mempunyai sangat penting peran barang dan jasa serta pengetahuan yang dalam konsumsi dan pencarian informasi proses serta ketrampilan untuk menawar sosialisasi berbagai hal tentang kehidupan. Oleh karena barang dan jasa (Sumarwan, 2003 itu, dalam Setiawati, 2010). keluarga berfungsi sebagai agen social (agent of Anak-anak socialization). dengan mana dari seorang dan memungkinkan sikap yang mereka untuk 1969). mengenai Konsep sosialisasi bagaimana konsumen proses dengan fungsi relevan mereka sebagai Keluarga sebagai adalah muda pada aspek-aspek konsumsi anak yang anak instrumental dalam mengajari anak yang rasional termasuk kebutuhan dasar konsumen.peran orang tua memperoleh keahlian, pengetahuan, sikap-sikap sosialisasi konsumen. anak-anak merupakan suatu proses anak-anak dan bereaksi institusi yang sangat penting dalam dapat konsumen mereka demikian, keluarga tetap merupakan umum (childhood consumer socialization). Sosialisasi Televisi terhadap merek tertentu. Namun dipersempit dan difokuskan pada sosialisasi mereka. pada apa yang dilihat oleh anak dan berpartisipasi sebagai anggota social (Goslin, orangtua mempunyai pengaruh persuasive individu memperoleh pengetahuan, keahlian, mengenai pembelian dan konsumen terutama Sosialisasi itu sendiri merupakan proses belajar dalam mencoba mengajar anak-anak mereka menjadi konsumen yang lebih efektif diilustrasikan dalam konsumen (Ward, 1974). penemuan berikut : Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 53 1. Orangtua mengajari hubungan menginvestigasi pola pengaruh kualitas dengan harga pada keluarga pada perilaku pembelian anak termasuk dan konsumsi anak.Carlson dan menggunakan Grossbart (1988) mempelajari peran uang dan cara berbelanja untuk orang tua dalam sosialisasi anak produk yang berkualitas. sebagai mereka, pengalaman 2. Orangtua mengajari anak mereka bagaimana menjadi pembeli yang bisa konsumen. Mereka mengidentifikasi tiga tipe keluarga yaitu: 1. Authoritarian Parent, yaitu membandingkan secara efektif, orang tua yang mencari tingkat dan bagaimana membeli produk pengendalian yang tinggi pada yang dijual. anak 3. Orangtua mempunyai pengaruh mereka dan mengharapkan kepatuhan yang pada preferensi merek si anak. tidak boleh dibantah. Mereka 4. Orangtua mempunyai pengaruh mencoba melindungi anak-anak pada kemampuan anak untuk dari luar. membedakan fakta dari hal 2. Neglecting Parent, yaitu yang dilebih-lebihkan dalam orangtua yang mengembangkan iklan. keseimbangan antara hak anak Penelitian yang berhubungan dan hak orangtua. dengan dampak agen sosialisasi dan mendorong factor-faktor latar belakang telah ekspresi diri anak-anak. Mereka banyak dilakukan.Berbagai telaah hangat dan supportif, tetapi tentang hal itu menemukan bahwa mereka keluarga merupakan institusi yang perilaku dewasa dari anak- penting dalam mengajarkan aspek- anaknya. Jika anak keluar dari aspek batas, mereka menggunakan rasional konsumsi.Sejumlah dalam telaah telah juga sanksi disiplin. Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 54 otonomi Mereka dan mengharapkan 3. Permissive Parent, yaitu 1. Mengajarkan pengetahuan dan orangtua yang menghapuskan ketrampilan sebagai konsumen. rintangan dari Aspek-aspek sebanyak mungkin anak-anak tanpa adalah yang diajarkan perencanaan dan membahayakan mereka. Karena pemikiran sebelum pembelian, mereka mencari percaya mempunyai anak-anak hak-hak, tetapi membandingkan sedikit tanggung jawab. Walaupun model beberapa barang, harga dan itu kualitas yang berbeda, belajar tidak mencakup seluruhnya, Carlson menawar harga dan belajar dan Grossbart menggunakan itu menahan diri untuk belanja untuk menelaah interaksi antara tanpa perhitungan. anak kategori-kategori informasi, dan orangtua.Mereka 2. Mengontrol penggunaan uang menemukan bahwa orangtua yang saku. Aspek-aspek yang diukur demokratis yaitu dan permissive kelonggaran yang mempunyai peran yang paling aktif diberikan orangtua pada anak dalam untuk menggunakan uang dan sosialisasi konsumen. anak Para sebagai orangtua itu membiarkan anak berbelanjadengan anak mereka dan menggunakan uang saku untuk lebih mungkin untuk meminta saran membeli mereka dibutuhkan, orangtua dibandingkan yang dengan mengabaikan barang yang memberi kesempatan pada anak untuk (neglecting) dan orangtua yang belajar otoriter, menghamburkan uangnya. Peran ibu dalam sosialisasi anak sebagai konsumen dari 3. Membawa (Setiawati, pengalaman 2010): berbelanja. kepada Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 55 kesalahan jika anak pada nyata cara Mengajarkan anak cara merencanakan pembelian, cara pada anak untuk mengikuti memilih saran teman dalam memilih barang, keputusan melakukan pembelian, cara barang jika baik untuk anak. menawar harga, dan evaluasi 6. Mengajarkan pengaruh iklan pembelian. pada keputusan pembelian. Hal 4. Mengajarkan memilih ini dapat dilakukan dengan penelitian mengajarkan pengaruh ekspresi setiawati menunjukkan bahwa dari iklan dan manfaat iklan sebagian besar ibu dan anak sebagai sumber informasi untuk menyatakan mendapatkan teman. cara Hasil dalam memilih barang yang teman yang memiliki aturan, bagus dan harga terjangkau. etika dan nilai yang sama. 7. Mengajarkan pengaruh tempat Kedekatan anak dengan teman tinggal saat ini dengan teman sekolah. pusat belanja. Orangtua tidak Sebagian membiarkan besar anak yang dekat dengan anak sering menyatakan saat ini memiliki berkeliaran di pusat belanja jika kelompok teman sebaya terdiri tidak ada barang yang akan laki-laki dan perempuan. dibeli, tidak membiarkan anak 5. Mengajarkan cara melakukan window shopping mengimbangi gaya hidup teman yang menimbulkan keinginan sebaya. untuk membeli barang yang Mengingatkan anak kebutuhan dan sesuatu yang belum tentu dibutuhkan. harus dimiliki untuk menjadi Sedangkan Assael (2001) bagian kelompok teman sebaya, menjelaskan bahwa peran orang tua menjadi terhadap diri sendiri dan anak-anak adalah percaya diri dengan pilihan mengajari mereka untuk memilih sesuai aturan dan etika yang produk dengan harga yang sesuai diyakini memberi kesempatan dengan kualitasnya, Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 56 menjadi pembelanja yang efektif, 4. Lingkungan sekolah (school menentukan pilihan merek, dan environment), hal ini juga dapat membedakan fakta dan bujukan di terjadi misalnya di sekolah dalam iklan. mengadakan Orang tua sebaiknya menggambar lomba dan mengajarkan anak untuk menjadi dengan konsumen yang bertanggung jawab susu tertentu, maka anak akan karena orang tua sebagai salah satu mendapat sumber sosialisasi konsumen anak. produk tersebut dari lingkungan Dalam Assael (2001), dijelaskan sekolah. sumber-sumber sosialisasi sponsor mewarnai perusahaan informasi tentang 5. Anak-anak yang lain (other konsumen adalah sebagai berikut: children), 1. Orang tua (parent), hal ini dijelaskan bahwa anak selalu dapat ingin memiliki sesuatu yang dijelaskan kebiasaan meniru anak karena yang (imitation) suka hal ini dapat dimiliki oleh teman-temannya. segala Lebih lanjut Assael (2001) tingkah laku orang tua teutama menjelaskan bahwa karakter orang ibu. tua proses sosialisasi konsumen anak dapat experience), hal ini dijelaskan dikelompokkan menjadi empat karena apa yang pernah dialami kategori yaitu : 1)Authoritarian anak biasanya akan terekam parent atau orang tua yang otoriter dan artinya semua keputusan pembelian 2. Pengalaaman langsung (direct melekat erat dalam memorinya. 3. Media, dalam ditentukan oleh orang tua., 2) tayangan iklan di Neglecting parent atau orang tua televisi misalnya dapat menjadi yang referensi berkembang bagi anak untuk membeli suatu produk. membiarkan secara anaknya mandiri, 3)Democratic parent atau orang tua Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 57 yang selalu melibatkan anak dalam anak yaitu usia 3 sampai 7 tahun proses keputusan disebut tahap pre operational stage, pembelian dengan mengajak mereka usia 8 sampai 11 tahun disebut berdiskusi dahulu, sebagai tahap concrete operational 4)Permissive parent atau orang tua stage, dan usia 12 sampai 15 tahun yang selalu mengijinkan segala disebut permintaan anak. operational stage. pengambilan terlebih Menurut Assael (2001) tahap- sebagai Roedder tahap formal John tahap di dalam proses sosialisasi menjelaskan konsumen anak dapat dijelaskan konsumen dalam tiga tahapan yaitu sebagai berikut : 1)Usia 6 bulan tahap pertama merupakan tahap adalah masa –masa anak untuk perceptual stage dengan usia anak 3 mengamati sampai sesuatu (observing), 7 proses (1999) tahun, sosialisasi tahap kedua 2)Usia 2 tahun biasanya anak sudah merupakan tahap analytical stage bisa meminta sesuatu kepada orang dengan usia anak 7 sampai 11 tuanya (making request), 3)Usia 3 tahun, dan tahap ketiga merupakan tahun biasanya anak sudah bisa tahap reflective stage dengan usia memilih sesuatu yang disukainya anak 11 samapi 16 tahun. (making selection), 4) 5 Lebih lanjut Rodder John sampai 6,5 tahun anak sudah bisa (1999) menjelaskan bahwa pada membantu orang tahap perceptual stage melakukan pembelian tua Usia untuk (making pemahaman iklan, dari sisi anak dapat assisted purchases), 5) Usia 8 tahun membedakan iklan dari program anak melakukan yang ada berdasarkan fitur-fitur pembelian secara mandiri (making persepsinya, meyakini iklan sebagai independent purchases). Sedangkan sesuatu yang benar, menghibur dan Jean Piaget dalam Assael (2001) menarik menjelaskan 3 tahap perkembangan terhadap iklan. Dari sisi pemahaman sudah dapat dan Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 58 bersikap positif merek dan produk, anak dapat sisi strategi negosiasi dan pengaruh menunjukkan pembeliannya nama merek dan anak biasanya mulai menghubungkannya dengan menggunakan permintaan langsung kategori produk, perceptual cues dan menonjolkan dorongan emosi digunakan untuk mengidentifikasi dan belum memiliki kemampuan kategori produk, mulai memahami untuk beradaptasi dengan individu aspek simbol-simbol berdasarkan lain pada cenderung mennginginkan sesuatu fitur persepsinya, dan atau situasi pandangan egosentris terhadap toko yang banyak sebagai sumber item-item yang (materialism). serta untuk anak dimiliki diinginkannya. Dari sisi ketrampilan Pada tahap analytical stage dan pengetahuan berbelanja, anak dari sisi pemahaman iklan, anak sudah memahami urutan atau tahap- dapat tahap proses berbelanja, memahami program nilai produk dan harga berdasarkan intensitasi persuasi, meyakini iklan fitur sisi sebagai sesuatu yang bias, tetapi ketrampilan tidak menggunakan cognitif defense mengambil keputusan (pencarian dan bersikap negatif terhadap iklan. informasi), anak memiliki sumber- Dari sisi pemahaman merek dan sumber informasi yang terbatas, produk, anak anak berfokus pada atribut persepsi, merek yang semakin meningkat dan mempunyai kemampuan spontan khususnya kategori produk yang dalam bradaptasi terhadap cost- berhubungan dengan benefit trade off. Dari sisi evaluasi seusianya, functional produk, digunakan untuk mengidentifikasi persepsinya. kemampuan dan anak Dari menggunakan membedakan yang iklan ada dari berdasarkan memiliki kesadaran cues informasi atribute secara diam-diam kategori sesuai pemahaman aspek yang merupakan persepsinya dan menggunakan satu atribut saja. Dari produk, anak-anak simbol-simbol Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 59 meningkatnya konsumsi, dan memahami toko sebagai tempat nilai sosial dalam hal kepemilikan penjualan produk (Rodder John, 1999). produk dan mencari keuntungan. Dari sisi ketrampilan Pada tahap reflective stage dan pengetahuan berbelanja, anak dari sisi pemahaman iklan, anak sudah memahami bahwa proses dapat memahami aspek persuasif di berbelanja adalah komplek, abstrak dalam iklan sebagai motivasi dan dan dengan kontigensi, memahami taktik untuk menarik perhatian, harga berdasarkan teori nilai. Dari meyakini iklan dan memahami bias- sisi kemampuan dan ketrampilan bias dalam iklan dan bersikap mengambil keputusan (pencarian skeptif terhadap iklan. Dari sisi informasi), pemahaman merek dan produk, anak mengalami peningkatan kesadaran dalam hal anak sumber informasi dari media dan seperti orang dewasa khususnya personal , mengumpulkan informasi kategori produk yang berhubungan sebagai fungsi dari atribut persepsi, dengan mempunyai kemampuan dalam functional cues digunakan untuk cost-benefit mengidentifikasi kategori produk, trade off. Dari sisi evaluasi produk, meningkatnya pemahaman aspek anak yang bradaptasi terhadap berfokus pada informasi memiliki kesadaran merek anak-anak merupakan seusianya, simbol-simbol atribut penting, fungsi dan atibut konsumsi, dan memahami toko dan persepsi. Dari sisi strategi negosiasi antusias dan pengaruh pembeliannya anak berhubungan dengan toko. Dari sisi biasanya menggunakan ketrampilan menawar dan strategi membujuk terhadap dan hal yang pengetahuan dan berbelanja, anak sudah memahami mengembangkan kemampuan untuk bahwa proses berbelanja adalah melakukan adaptasi komplek dan dengan kontigensi, terhadap individu dan situasi serta memahami harga dengan alasan anak sudah dapat memahami nilai- yang strategi abstrak Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 60 dan berdasarkan variasi berbagai preferensi masukan pembeli. kemampuan dan Dari dan PENUTUP sisi Keluarga adalah sumber ketrampilan sosialisasi bagi konsumen terutama mengambil keputusan (pencarian anak-anak. Mereka akan belajar informasi), anak memahami sumber tentang informasi yang berbeda berdasarkan berbelanja dengan mengacu pada produk dan situasi, mengumpulkan perilaku orangtua.Sehingga dalam informasi sebagai fungsi dari atribut proses sosialisasi konsumen anak, persepsi dan produk dan aktivitas aspek sosial, orang mempunyai kemampuan dalam dalamnya. Tahap-tahap di dalam beradaptasi terhadap cost-benefit proses sosialisasi konsumen anak trade off. Dari sisi evaluasi produk, dapat anak pertama berfokus pada fungsi tua sangat berperan di disimpulkan yaitu tahap konsumen anak yang informasi, persepsi dan aspek sosial. berusia 3 – 7 tahun (preoperational Dari sisi strategi negosiasi dan stage) dalam memilih produk tidak pengaruh dipengaruhi oleh harga, merek, biasanya pembeliannya menggunakan anak strategi iklan televisi (cenderung menawar dan membujuk untuk hal- berpengaruh pada anak yang berusia hal yang favorit bagi dirinya dan 7 tahun). Referensi yang paling mengembangkan kemampuan untuk berpengaruh pada konsumen anak melakukan usia 3 – 7 tahun adalah orangtua strategi adaptasi terhadap individu dan situasi dan terutama anak sudah dapat memahami nilai- merupakan tahap analytical stage nilai sosial, sesuatu yang berarti, dengan usia anak 8 sampai 11 dan sesuatu yang langka dalam hal tahun. Pada tahap ini anak sudah kepemilikan produk (Rodder John, menreferens 1999). ibu. pada Tahap kedua teman-teman sebayanya meskipun dalam hal-hal Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 61 tertentu pengaruh orang tua masih Ditmar, H.(2005),”A New Look at terjadi dalam keputusan pembelian. Compulsive Dan tahap ketiga merupakan tahap Discrepancies and Materialistic reflective stage dengan usia anak 12 Value,” Journal of Social and samapi 15 tahun. Anak-anak pada Clinical usia ini lebih mengacu pada teman- :832. teman sebaya mereka daripada Ekowati, Buying : Self Psychology, T. (2006), 74(6) Fenomena orangtuanya dalam hal pembelian Consumers produk. Process pada Konsumen Anak, Hasil H.(2001), Behavior and Peneliian (Tidak dipublikasikan). DAFTAR PUSTAKA Assael, Socialization Consumer Faber,R.J, Marketing and (1989),”Compulsive Buying : Action, 6 th Ed., Cincinati, OH A : Exploration,” South-Western T.C.O’Guinn College Publishing. Consumer Carlson, L. and Grossbast, S. Phenomological Journal Research,16(9) of : 147-157. (1998), “Parental Style and Leslie Isler, T.Popper, and Scott Consumer Socialization of Ward Children,” Journal of Purchase Requests and Parental Consumer Research, 5 : 77-94. Desarbo and Compulsive Constrained Response : Result From Diary Edward (1996),”Typologis Study,” Journal of Advertising of Buying : (1987),”Children’s Research, 27 :35. A Roedder John, Deborah, (1999), Clusterwise “Consumer Socialization of Regression Approach,” Journal Children : A Retrospective of Consumers Psychology, 5(4) Look at Twenty-Five Years of : 231-262. Research,” Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 62 Journal of Consumer Research, 26 : 183213. Sutisna, (2003), Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung : Remaja Rosdakarya. Setiawati, 2010, Peran Ibu Dalam Proses Menjadi Sosialisasi Anak Konsumen Bertanggungjawab” Yang Makalah Seminar. Sumarwan,Ujang, (2004), Perilaku Konsumen : Penerapannya Teori dan dalam Pemasaran, Bogor : Ghalia Indonesia. Ward, Scott (1974),”Consumer Socialization” Journal of Consumer Research, 2 : 1-14. Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 63 Titin Ekowati: Peran Ibu Dalam Proses Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen No 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis 64