TUGAS ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Analisis dan Perancangan Perusahaan dengan Dosen Pembimbing Ir. Roni Zakaria, ST., MT Disusun Oleh: 1. Eucharistia Yacoba Nugraha I0313039 2. Fita Permatasari I0313044 3. Florentina Ardiani W I0313046 \ PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 Perkembangan Ilmu Manajemen 1 PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN Sejarah Ilmu Manajemen Apakah Manajemen merupakan ilmu baru? Sesunnguhnya manajemen telah lama ada jauh sebelum ini. Salah satu bukti betapa manajemen telah lama ada adalah dengan adanya bukti Piramida di Mesir. Adanya bangunan Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dahulu telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapantahapan tertentu yang telah disiapkan hingga bangunan piramida yang megah ditengah gurun pasir dapat menjadi decak kagum masyarakat di seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat dalam pembangunan Piramida di Mesir. Kekuatan bangunan tersebut telah menunjukkan bahwa pada zaman dahulu manajemen telah diketahui dan dijalankan oleh umat manusia, walaupun tidak dalam pengertian seperti sekarang. Banyak lagi contoh yang dapat kita lihat sebagai bukti bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen dalam kehidupannya. Alexander The Great telah menerapkan konsep staf organisasi dalam melakukan kampanye militernya. Menara Pisa di Italia, Candi Borobudur di Indonesia, hingga berbagai bukti sejarah lainnya yang tidak dapat disebutkan satu- persatu. Kesemua bukti tersebut menunjukkan bukti bahwa sesungguhnya manajemen bukan merupakan ilmu baru, bahkan dalam konsep yang paling tradisional sekalipun, telah dikenal dan dijalankan oleh orang- orang terdahulu. Owen dan Babbage: Dua Pionir dalam Ilmu Manajemen Manajemen secara keilmuan baru terumuskan kurang lebih diakhir abad 18 atau awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh yang mula- mula memperkenalkan Manjemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1971). Perkembangan Ilmu Manajemen 2 Owen, seorang pembaru dan industrialis dari Inggris adalah diantara tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage, seorang ahli matematika dari Inggris adalah orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi. Setelah Owen dan Babbage, tokoh- tokoh manajemen lain bermunculan seiring dengan perubahan besar- besaran dari kegiatan revolusi industri dan perkembangan kegiatan ekonomi dari satu negara ke negara lainnya. Tiga Kelompok Pemikiran Dalam Ilmu Manajemen Kelompok Pertama: Perspektif Manajemen Klasik Kontibusi Owen dan Babbage seolah telah membukakan mata para praktisi bisnis pada saat itu bagaiman seharusnya bisnis dijalankan. Bermunculan pula setelah itu berbagai perspektif dalam ilmu manajemen sebagai alat untuk menjalankan organisasi bisnis. Diantara perspektif yang muncul adalah kelompok pertama yang dikenal sebagai perspektif manajemen klasik atau classical management perspective. Perspektif ini terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu mereka yang memandang manajemen sebagai sebuah proses saintifik (scientific management) dan manajemen sebagai sebuah kegiatan administrasi (administrative management). Kelompok Manajemen Ilmiah atau Saintifik Di awal abad 20, produktifitas menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh organisasi bisnis. Bisnis pada saat itu sangat berkembang dan modal juga tersedia dengan mudah, akan tetapi output yang dihasilkan oleh para pekerja, terutama yang memenuhi standar tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Fenomena ini menunjukkan bahwa produktifitas pekerja dalam menghasilkan output produk yang diperlukan oleh masyarakat sangat rendah. Para manajer Perkembangan Ilmu Manajemen 3 berusaha mencari jalan keluar untuk memperbaiki produktifitas kerja ini. Di antara ide yang telah dihasilkan adalah dengan meningkatkan produktifitas pekerja secara individual. Ide yang dihasilkan pada masa ini pada giliran berikutnya dikenal sebagai kelompok aliran manajemen saintifik (scientific management). Di antara tokoh- tokoh kontributor dalam kelompok ini adalah Fredrich Winslow Taylor (1856-1915), Frank Gilberth (1868-1924), dan Lilian Gilberth (1878-1972). Di antara kontribusi yang pernah diberikan Taylor adalah apa yang dinamakan dengan Time and Motion Studies atau studi mengenai penetapan standar kerja yang didasarkan pada perhitungan waktu. Ide ini berangkat dari kenyataan bahwa para pekerja di perusahaan bekerja dibawah standar dari apa yang sebenarnya mampu mereka kerjakan. Secara ringkas, apa yang diperkenalkan oleh Taylor adalah sebagaimana digambarkan dalam bagan berikut: Taylor menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan, misalnya meningkatkan profit perusahaan, maka produktifitas perlu ditingkatkan. Produktifitas dapat diukur dari tingkat output dan prestasi kerja. Untuk dapat meningkatkan prestasi kerja, bagi Taylor, perlu diberikan upah insentif, yang diberikan agar motivasi pekerja menjadi tinggi sehingga tingkat output menjadi tinggi atau meningkat. Upah insentif bagi Taylor dinamakan sebagai upah insentif diferensial (piecework pay system), yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja secara berbeda ditentukan berdasarkan kemampuan pekerja dalam memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pendekatan ini dilakukan agar Perkembangan Ilmu Manajemen 4 produktifitas meningkat sehingga terjadi peningkatan produksi sekaligus efisiensi, yang pada akhirnya akan memberikan kemungkinan peningkatan profit. Untuk lebih jelasnya, perhitungan pemberian upah intensif diferensial ini dapat dijelaskan melalui contoh berikut: Misalnya diketahui bahwa Standar Pengerjaan Output adalah 3 unit output/jam. Jam kerja standar perhari adalah 8 jam. Maka Standar Output perhari adalah 24 unit atau Standar Pengerjaan Output dikalikan dengan jam kerja standar per hari. Tarif upah yang diberikan jika output yang dihasilkan sesuai atau diatas standar Rp. 2.000 per unit. Sedangkan, tariff upah yang diberikan jika Output yang dihasilkan dibawah standar Rp. 1.750 per unit. Jika A mampu mengerjakan 25 unit output per hari, B mampu mengerjakan 20 unit output per hari, dan C mampu mengerjakan 24 unit, maka upah insentif yang akan diterima oleh masingmasing pekerja adalah seperti berikut ini: Selain itu, kontibusi yang dihasilkan Taylor setelah bekerja di berbagai perusahaan setelahnya adalah merumuskan dan memperkenalkan konsep desain pekerjaan, cuti untuk pemulihan produktifitas kerja, termasuk mengimplementasikan upah insentif diferensial yang telah dijalankannya di perusahaan sebelumnya. Apa yang telah dirumuskannya tersebut dinamakan sebagai scientific management approach atau pendekatan manajemen saintifik. Pendekatan ini dirumuskannya melalui langkah- langkah proses sebagaimana digambarkan dalam gambar. Perkembangan Ilmu Manajemen 5 Secara ringkas, keempat langkah tersebut lebih dikenal sebagai 4 prinsip dasar manajemen ilmiah dari Taylor yang terdiri dari: 1. Pengembangan metode ilmiah dalam manajemen agar metode terbaik dalam pengerjaan tugas dapat ditentukan. 2. Seleksi ilmiah untuk karyawan agar dalam pemberian tugasnya sesuai dengan kualifikasinya. 3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan. 4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja. Karena kontribusinya ini, Fredrich W.Taylor dikenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah atau Father of Scientific Management. Secara singkat, pokok-pokok ajaran F.W. Taylor adalah sebagai berikut: a. Time Study (penelaahan waktu) Menyelediki tentang penggunaan waktu kerja dengan mempergunakan stop watch, micro motion camera, dan alat ukur lainnya. Disini F.W. Taylor berusaha mencari one best way (cara terbaik) dalam hal cara kerja dan seluk beluk bekerjanya mesin dan kemudian menetapkan standar-standar. Berkat penelitian ini dapat dihemat waktu kerja dan penggunaan tenaga yang tidak sedikit. b. Differential piece rate system (sistem rata-rata per potong deferensial); sistem upah demikian Perkembangan Ilmu Manajemen dimaksudkan untuk mendorong daya 6 produktivitas yang lebih tinggi, dan F.W. Taylor mempergunakan sistem per potong dalam penghitungannya. c. The art of cutting metals (seni memotong logam) Penelitian ini dilakukan oleh F.W. Taylor terhadap semua faktor yang berhubungan dengan pemotongan logam atau baja, seperti jenisnya, garis tengahnya, dalam keratannya, tebal bilahnya, bentuk tajamnya alat, pengaruh tuangan atau tindakan-tindakan lain untuk mendinginkan. Percobaan ini kemudian menghasilkan cara yang terbaik dalam memotong baja dari kertas dan ukuran teertentu. Dan karena hasil penelitiannya ini ia memperoleh Doktor HC. d. Functional Foremanship (sistem mador fungsional); inti ajarannya ini ditujukan untuk mengawasi pelaksanaan kerja karyawannya. F.W. Taylor berpendapat bahwa efisiensi akan dapat tercapai jika tugas mador (foremans) dibagi sebagai berikut : 1. Planning level (tingkat perencanaan = dilakukan sebelum pekerjaan dimulai), terdiri dari : Order of work and routing Instruction Time and cost 2. Performance level (tingkat pelaksanaan) e. Gang Boss Speed Boss Repair Boss Inspector Disciplinarian Scientific Management (manajemen ilmiah) Merupakan hasil perenungan Taylor yang kemudian mengemukakan 4 (empat) tugas baru dan berat bagi manajemen atau manajer ilmiah, yakni : Menggantikan metode rule of thumb dengan berbagai metode yang di-kembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar. Perkembangan Ilmu Manajemen 7 Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya. Adanya pembagian kerja dan tanggung jawab yang seimbang antara semua karyawan dan manajer. Kerjasama yang baik antar manajemen dan tenaga kerja (karyawan). Selain Taylor, kontributor lainnya dalam kelompok manajemen ilmiah adalah pasangan suami- istri Frank dan Lilian Gilberth. Frank Gilberth seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Dia sangat tertarik terhadap masalah-masalah efisiensi, terutama untuk menemukan “cara terbaik pengerjaan suatu tugas”. Diantara kontribusi yang telah berikan adalah metode efisiensi dalam pekerjaan konstruksi yang memerlukan pengaturan bahan- bahan bangunan. Metode yang mereka perkenalkan telah mampu meningkatkan efisiensi pekerjaan konstruksi dan meningkatkan output sebesar 200 persen. Berbeda dengan suaminya, Lilian Gilberth banyak memberikan kontribusi dalam bidang psikologi industry dan manajemen sumber daya manusia, termasuk bagaimana pentingnya bekerja secara tim dalam sebuah organisasi bisnis. Lillian Gilberth lebih tertarik pada aspekaspek manusia dalam bekerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir yaitu membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai makhluk hidup. Mereka adalah penemu Motion Times Studies. Lillian juga menganjurkan 3 posisi pekerja, yaitu: 1. Mempersiapkan Promosi 2. Pekerja melaksanakan tugas 3. Melatih pengganti Secara ringkas pasangan ini telah memberikan kontribusi berupa metode- metode guna peningkatan efisiensi dalam pekerjaan. Selain pasangan Gilberth, dikenal juga seorang yang bernama Henry L. Gantt (1861-1919) yang memperkenalkan 4 gagasan untuk peningkatan kegiatan manajemen, yaitu: Perkembangan Ilmu Manajemen 8 1. Kerja sama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan pimpinan. 2. Seleksi ilmiah tenaga kerja atau karyawan. 3. Sistem insentif untuk merangsang produktifitas karyawan dan organisasi. 4. Penggunaan instruksi- instruksi kerja yang terperinci. Sebagaimana kontributor yang lain, gagasan dari Gantt ini juga telah membantu manajemen dalam organisasi. Pendekatan yang akhirnya dikenal sebagai penyelesaian yang menguntungkan bagi semua pihak atau win win solution, dapat dikatakan dilandasi oleh pendekatan dari Gantt ini. Selain gagasannya tersebut, Gantt juga memperkenalkan apa yang dinamakan sebagai “Bagan Gantt” (Gantt Chart) yang kemudian banyak dikenal sebagai sebuah bagan scheduling atau kita kenal dengan time schedule (penjadwalan kerja). Bagan Gantt ini dibuat untuk kegiatan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan produksi. Sekalipun bagan ini sudah sangat berumur panjang, akan tetapi dalam banyak kegiatan, masih relevan untuk dipergunakan, karena pada dasarnya setiap pekerjaan memerlukan perencanaan pengerjaan dan waktu. Salah satu persoalan yang sering kali dialami dalam organisasi adalah pemborosan dan ketidakefisienan atau inefisiensi. Ketidakefisienan sesungguhnya akan menjadi penghambat tercapainya tujuan. Berdasarkan hal ini, seorang yang bernama Harrington Emerson (1853-1931) memberikan kontribusi berharga dalam dunia manajemen dengan memperkenalkan 12 prinsip- prinsip efisiensi. 1. Tujuan- tujuan dirumuskan dengan jelas. 2. Kegiatan yang dilakukan harus masuk akal dan realistis 3. Adanya staf yang memiliki kualifikasi yang tepat 4. Adanya kedisiplinan 5. Diberlakukannya pemberian kompensasi yang adil 6. Perlu adanya laporan dari setiap kegiatan secara tepat, akurat, dan terpercaya, sehingga diperlukan semacam system informasi atau akuntansi. 7. Adanya kejelasan dalam pemberian perintah, perencanaan, dan pembagian kerja. Perkembangan Ilmu Manajemen 9 8. Adanya penetapan standar dari setiap pekerjaan, baik dari segi kualitas kerja maupun waktu pengerjaan. 9. Kondisi pekerjaan perlu distandarisasi. 10.Kegiatan operasional harus juga distandarisasikan 11. Instruksi- instruksi praktis tertulis harus dibuat secara standar 12. Sebagai kompensasi atas efisiensi, perlu dibuat rencana pemberian insentif. Kelompok Manajemen Administrasi Berbeda dengan kelompok manjemen ilmiah yang memiliki pandangna bahwa peningkatan produktifitas organisasi dapat dicapai ketika produktifitas individu ditingkatkan, kelompok manjemen administrasi melihat bahwa perubahan produktifitas tersebut harus dilakukan secara menyeluruh dalam sebuah organisasi. Henry Fayol merupakan tokoh teori manajemen operasional manajemen dikenal dengan julukan Bapak teori manajemen modern. Dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum). Perkembangan Ilmu Manajemen 10 Fayol membagi aktifivtas-aktivitas industrial dalam enam klompok yaitu teknikal, komersial, financial, keamanan, kepastian, akunting dan manajerial. Ia adalah perumus empat belas prinsip dasar perilaku organisasi manajemen yaitu: 1) Pembagian kerja 2) Wewenang 3) Disiplin 4) Kesatuan perintah 5) Kesatuan pengarahan 6) Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum 7) Balas jasa/imbalan 8) Sentralisasi 9) Rantai scalr/khirarki 10) Order/susunan 11) Keadilan 12) Stabilitas staf organisasi 13) Inisiatif 14) Esprit de corps (semangat korps) Kesimpulan Mengenai Prespektif Manajemen Klasik Prespektif manajmen klasik yang terdiri dari kelompok manajemen ilmiah dan administrasi telah memberikan kontribusi berharga bagi dunia manajemen dan memberikan dasar dasar bagi pengembangan teori manajemen selanjutnya. Diantara kontriusi berharga tersebut adalah mengenai spesialisasi pekerjaan, studi mengenai masa dan beban kerja dan metode ilmiah mengenani kegiatan manajemen yang secara ringkas terepresentasikan melalui apa yang kita kenal sebagai fungsi fungsi manajemen. Prosedur dan birokrasi juga termasuk kontribusi berharga dari kelompok manajemen klasik ini. Akan tetapi, salah satu kelemahan dari prespektif ini adalah bahwa mereka kurang memperhatikan aspek kemanusiaan sebagai salah satu aspek pentingnya. Karena aspek manusia tidak hanya dilihat dari factor pemberian upah atau insentif, akan tetapi dari karakteristik kemanusiaan secara lebih menyeluruh, dimana setiap manusia berbeda satu dan lainnya. Perkembangan Ilmu Manajemen 11 Kelompok Kedua: Perspektif Manajemem Perilaku Sebagaimana dikernukakan di atas, salah satu kelemaharn, perspektif manajemen klasik adalah belum masuknya faktor manusia sebagai faktor penting dalam manajemen dan organisasi. Perspektif manajemen klasik lebih cenderung melihat organisasi sebagai seburah mesin dan manusia atau renaga kerja merupakan bensin atau komponen lain yang rnendukung gerak dari rnesin agar dapat bekerja dengan baik. Peran manajemen bagi kelompok manajemen klasik lebih kepada bagaimana manajer dapat rnelakukan kontrol agar kerja mesin tersebut tetap bekerja dengan baik. Berbeda dengan perspektif manajemen klasik, perspektif rnanajemen perilaku justru menekankan pada pentingnya manajemen memerhatikan perilaku dan kebiasaan individu manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi dan pentingnya pula manajemen melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia yang ada dalam organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik. The Howthorne Studies Salah satu kontribusi berharga dalam dunia manajemen adalah apa yang telah dihasilkan oleh studi yang dilakukan perusahaan Western Electric di Howthorne antara tahun 1927 hingga 1932. Studi ini dilakukan oleh Elton Mayo. Studi ini terdiri dari dua eksperimen, eksperimen pertama dilakukan bagi kelompok pekerja yang memperoleh manipulasi atas penerangan di tempat kerjanya. Eksperimen kedua dilakukan bagi kelompok pekerja yang memasang telepon di bank bank. Kedua eksperimen ini menyimpulkan bahwa ternyata pemberian insentif dan juga nyala lampu tidak menentukan produktifitas para pekerja, akan tetapi adanya perlakuan yang sama oleh manjer seta perlakuan “khusus” lah yang akan menentukan produktifita para pekerja. Dalam hal ini perhatian dan penerimaan social lebih menjadi factor yang memperngaruhi perilaku pekerja dalam organisasi daripada factor insentif dan individu. Perkembangan Ilmu Manajemen 12 Teori Relasi Manusia Teori relasi manusia merupakan pengembangan dari eksperimen Howthonre Studie. Pada dasarnya teori relasi manusia berargumentasi bahwa pada dasarnya manusia selalu melakukan respons terhadap konteks sosial di mana pun dia berada. Dalam organisasi bisnis, konteks sosial ini dapat meliputi kondisi sosial, norma yang disepakati di dalam kelompok, dan juga dinamika antar individu. Asumsi dasar yang digunakan dalam teori ini adalah bahwa perhatian manajer atau pimpinan terhadap bawahannya akan meningkatkan tingkat penerimaan dan sekaligus tingkat kepuasan dari bawahan, sehingga tingkat penerimaan dan kepuasan ini akan mendorong tercapainya peningkatan produktivitas Salah satu kontributor teori relasi manusia ini adatah seorang yang bernama Abraham Maslow. Dia menyatakan bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh keragaman kebutuhan yang dihadapinya. Keragaman kebutuhan ini direpresentasikannya melalui apa yang dinamakan dengan "Hierarki Kebutuhan" (Hierarchy of Needs), termasuk kebutuhan akan insentif secara keuangan dan juga penerimaan sosial. Teori Maslow punya 3 asumsi: 1. Kebutuhan manusia tidak akan pernah terpuaskan; 2. Perilaku manusia punya tujuan dan dimotivasi oleh kebutuhan untuk merasakan kepuasan; dan 3. Kebutuhan dapat diklasifikasi menurut struktur hirarki dari yang terpenting, yaitu dari bawah (dasar) hingga yang lebih kemudian. Hirarki kebutuhan Maslow adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan Fisiologis. Maslow mengelompokkan seluruh kebutuhan fisik yang diperlukan manusia untuk bertahan hidup, seperti makanan atau minuman. Setelah kebutuhan fisiologis tercapai, ia bukan lagi berupa motivator. b. Kebutuhan Keamanan. Kebutuhan ini mencakup keamanan dasar, stabilitas posisi dan hubungan kerja, perlindungan, dan kebebasan dari rasa takut. Ia merupakan kondisi yang normal bagi setiap Perkembangan Ilmu Manajemen 13 individu untuk memuaskan kebutuhan ini. Jika belum terpenuhi, maka ia menjadi motivator. c. Kebutuhan Pemilikan dan Kasih Sayang. Setelah kebutuhan fisik dan keamanan terpuaskan, mereka bukan lagi motivator. Lanjutannya, muncul kebutuhan akan kepemilikan dan kasih sayang selaku motivator. Individu cenderung mencari hubungan bermakna dengan orang lain di dalam organisasi. d. Kebutuhan Kebanggaan Diri. Individu harus membangun rasa percaya diri dan ingin meraih status, reputasi, dan kemegahan. e. Kebutuhan Aktualisasi Diri. Ini adalah kebutuhan manusia untuk menemukan jati dirinya lewat pekerjaan yang ia lakukan. Teori Perilaku Kontemporer Teori relasi manusia yang telah dikenalkan oleh Fayol, Mayo, McGregor, Maslow, dan lain-lainnya telah memberikan kontribusi berharga dalam dunia manajemen, serta rnemberikan justifikasi bahwa peran sumber daya manusia dalam organisasi adalah sangat penting bagi pencapaian tujuan organisasi. Akan tetapi pada perkembangannya teori relasi manusia ini kurang cukup menjelaskan kompleksitas dalam perkembangan organisasi dan lingkungan pada masa berikutnya. Kompleksitas lingkungan dan organisasi memerlukan perspektif yang lebih luas dari sekedar teori relasi manusia saja. Saat ini perkembangan peran manusia dalam organisasi direpresentasikan dalam teori perilaku organisasi (Oerganizational Behavior) yang mencoba melihat organisasi dari prespektif yang lebih luas, di antaranya dari perspektif psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi, hingga medis. Beberapa topik penting dalam teori perilaku organisasi ini di antaranya adalah bahwa kinerja organisasi sangat terkait dengan kepuasan kerja stres, motivasi, kepemimpinan, dinamika kelompok, budaya kerja, politik dalam organisasi, konflik interpersonal, desain organisasi, dan lain sebagainya. Prinsip Dasar Perilaku Organisasi : a. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip). Perkembangan Ilmu Manajemen 14 b. Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati. c. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi. d. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan. Kelompok ketiga : Perspektif Manajemen Kuantitatif Kelompok ini dalam melakukan studi manajemen adalah perspektif manajemen kuantitatif yaitu persektif yang mulai tumbuh dan berkembang setelah perang dunia kedua. Persektif kelompok ini melakukan adopsi pendekatan matematika dalam menjalankan prinsip-prinsip manajemen terdahulu. Pendekatan ini juga dilakukan untuk penentuan jumlah pekerja, penentuan lokasi perusahaan, hingga pengaturan pergudangan dan persediaan. Perspektif ini menekankan penggunaan teknik kuantitatif dalam setiap kegiatan manajemen. Dalam kelompok ini muncul perspektif manajemen sains dan manajemen operasi. Perspektif Manajemen Sains Penggunaan istilah ini agak mirip dengan manajemen sainstifik yang telah diterangkan dimuka akan tetapi perlu dicatat perbedaannya bahwa perspektif manajemen sains lebih menekankan pada penggunaan model matematika dalam penyelesaian seluruh kegiatan dan persoalan manajemen. Bisa disimpulkan bahwa perspektif ini mencoba menjelaskan realitas dalam kegiatan manajemen organisasi melalui model. Perspektif Manajemen Operasi Berbeda dengan manajemen perspektif sains pendekatan ini salah satu bentuk aplikasi manajemen sains yang lebih memfokuskan pada kegiatan tertentu dalam kegiatan secara operasional. Membantu manajemen agar dapat melekukan kegiatan produksi secara lebih efektif dan efisien. Berbagai pendekatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi terutama pada perusahaan-perusahaan Perkembangan Ilmu Manajemen 15 yang bergerak dalam sector manufaktur, sector keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia. Penilaian Terhadap Perspektif Manajemen Kuantitatif Manjemen ini telah memberikan kontribusi berharga bagi peningkatan produktivitas organisasi, terutama yang terkait dengan model pengambilan keputusan dan peningkatan efisiensi. Tetapi hal ini juga memiliki berbagai keterbatasan terutama jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa perilaku manusia dalam organisasi tidak mudah untuk dipahami an dikuantifikasi. Model matematika yang dibuat sering kali mensyaratkan pemberlakuan berbagai asumsi yang kadang kala tidak mudah atau kurang realistis untuk dipenuhi. Sering kali para ahli terjebak pada perhitungan dan tidak sampai pada makna pada perhitungan itu sendiri. Selain memberikan kejelasan dan kepastian namun juga memberikan ruang bagi ketidakpastian dan fleksibel. Teori Manajemen Konteporer Pada dasarnya tidak semua kelompok pemikiran diatas sepenuhnya kontradiksi satu sama lain, namun justru dengan kelebihan dan keterbatasannya dapat saling melengkapi pendekatan-pendekatan manajemen sehingga ilmu manajemen menjadi kaya akan perspektif. Masing-masing memiliki konteksnya tersendiri atau dirumuskan berdasarkan situasi yang berbeda satu sama lain. Ilmu manajemen berkembang dalam berbagai bentuk dan dan konsep manajemen. Secara garis besar perkembangan ini dapat dibagi dua garis besar yaitu perspektif sistem dalam manajemen dan perspektif kontingensi dalam manajemen. Perspektif Sistem Dalam Manjemen Merupakan dalah satu konsep penting dalam ilmu manajemen kontemporer. Sistem didefinisikan sebagai kesatuan elemen-elemen dalam organisasi yang memiliki fungsinya masing-masing, terintegrasi satu sama lain secara menyeluruh dan melalui sebuah proses diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan. Pada dasarnya untuk mewujudkan tujuan organisasi berupa out[ut yang bermanfaat bagi lingkungan dengan melakukan proses tranformasi dari factor Perkembangan Ilmu Manajemen 16 input yang juga diperoleh dari lingkungan. Perspektif sistem memberikan pandangan lain bagi kita dalam melihat suatu organisasi. Salah stunya adalah konsep-konsep seperti sistem terbuka. Sistem terbuka adalah sistem yang melakukan interaksi dengan lingkungan dimana kebalikannya, sistem tertutup tidak melakukan interaksi dengan lingkungan,subsistem merupakan elemenelemen dalam sistem organisasi dalam sistem organisasi yang saling berkaitan. Sinergi adalah konsep yang menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada pekerjaan yang dilakukan sendiri.hal ini sangat bermanfaat bagi kegiatan manajemen karena pada dasarnya kegiatan manajemen melibatkan beberapa factor. Entropi adalah kondisi dimana organisasi mengalami penuruna produktifitas dan kualitasnya disebabakan ketidakmampuan dalam membaca dan beradaptasi dengan lingkungan. Perspektif Kontingensi Dalam Manajemen Salah satu perspektif yang cukup popular saat ini adalah perspektif kontingensi. Pendekatan sperti klasik, perilaku, dan kuantitatif dalam manajemen dapat dikatakan sebagai pespekif yang universal dalam manjemen karena memberikan semacam “jalan yang tepat dan umum” untuk melakukan kegiatan manjemen dan umum. Pendekatan kontingansi memandang bahwa dikarenakan karakteristik berbeda dengan yang lainnya, maka pendekatan manajemen yang harus diberikan juga otomatis berbeda. Berbagai Isu Kontemporer Seputar Perkembangan Ilmu Manjemen Berbagai pendekatan manjemen hingga sekarang ini terus bermunculan. Apakah pendekatan tersebut meruapakan sebuah rekontruksi atas teori manajemen yang terdahulu maupun tawaran pendekatan baru dalam ilmu manajemen. Berikut akan diterangkan konsep dasar dari berbagai isu-isu tersebut : - DOWNSIZING : organisasi berusaha untuk meningkatkan efisiensi dengan melekukan pengecilan bentuk organisasinya melalui di antaranya pengurangan jumlah pekerjanya. Perkembangan Ilmu Manajemen 17 - DIVERSITY MANAGEMENT : manajeen dalam organisasi mampu mengelola berbagai perbedaan yang terdapat di dalam organisasi atau perusahaan. - TEKNOLOGI INFORMASI : perkembangan yang sangat pesat di dunia teknologi informasi memunculkan berbagai media informasi dan komunikasi yang memunculkan perkembangan baru mengenai cara orang dan organisasi berinteraksi. - GLOBALISASI : suatu proses atau situasi dimana berbagai pihak diseluruh dunia dapat semakin mudah melakukan interaksi tanpa harus dibatasi lagi dengan batas-batas greografis. Hal ini memberikan peluang sekaligus tantangan bagi para teoritis dan praktisi manajemen untuk apat melakukan penyesuaian secara tepat. - ETIKA dan TANGGUNG JAWAB SOSIAL : isu-isu korupsi dalam sebuah organisasi atau perusahaan, isu-isu kerusakan lingkungan, penipuan konsumen dan sebagainya. Perusahaaan harus bisa menjaga kepercayaan masyarakat. - MANAGING for QUALITY : teori dan prakter manajemen saat ini juga tidak dapat mengabaikan tercapainya kualitas, kualitas juga indicator tercapainya produktivitas. - EKONOMI JASA : perkembangan saat ini menunjukkan bahwa kegiatan perekonomian tidak lagi dilihat sebagai sebuah kegiatan dalam menghasilkan barang melalui kegiatan manufaktur. KONTRIBUSI ILMU MANAJEMEN MODERN Sebagai penutup akan disebutkan berbagai contoh manajemen : 1. John Aldair. John Aldair adalah ilmuwan Inggris dalam teori kepemimpinan (leadership theory) dan kepemimpinan efektif (effective leadership). Salah satu kontribusinya adalah apa yang dinamakan dengan kepemimpinan berdasarkan aksi terpusat (action-centered leadership). Aldair juga meyakini bahwa kepemimpinan adalah keahlian yang dapat dibentuk dan dibangun. Perkembangan Ilmu Manajemen 18 2. Igor Ansoff. Sekalipun jarang disebutkan namanya dalam literatur manajemen, namun Igor Ansoff adalah salah satu tokoh manajemen strategis (strategic management). Dalam bukunya yang berjudul Strategic Management, Ansoff memperkenalkan tahapan-tahapan penting dalam membangun strategi. Selain memperkenalkan Ansoff Matrix, Ansoff juga merupakan tokoh yang memasukkan kata sinergi (synergy) ke dalam literatur manajemen. Ansoff juga yang menyatakan bahwa tidak ada pendekatan yang universal untuk setiap jenis perusahaan. Pengelolaan perusahaan sangat terkait dengan factor lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi. 3. Chris Argyris. Argyris sesungguhnya merupakan tokoh yang pertama kali memeperkenalkan konsep learning organization, sekalipun pada giliran berikutnya Peter Senge yang lebih memopulerkan konsep tersebut. Kontribusi lain dari Argyris adalah dengan memperkenalkan konsep single-loop dan double-loop learning dalam manajemen organisasi. 4. Chester Barnard (1961-1988). Berbeda dengan kebanyakan teoritisi manajemen yang berangkat dari berbagai disiplin ilmu, Barnard merupakan teoritisi yang dari praktisi karena Barnard juga adalah seorang manajer. Barnard merupakan kontributor bagi konsep perilaku organisasi dan perilaku eksekutif. 5. Percy Barnavik. Barnevik merupakan mantan direktur dari perusahaan Asea Brown Boveri (ABB). Aktivitas perusahaan ini memberikan kontribusi kepada dunia manajemen mengenai pengelolaan manajemen bagi perusahaan multinasional. Barverik memberikan kontribusi bahwa sebuah kantor pusat tidak semestinya berkonsepkan bangunan besar dengan jumlah staf yang banyak, akan tetapi sangat mungkin hanya merupakan kantor yang kecil, staf yang sedikit, memperkenalkan dan konsep aktivitas yang struktur Matrix dinamis. yang Barverik kompleks juga dalam manajemen. Perkembangan Ilmu Manajemen 19 6. Christopher Bartlett. Bartlett merupakan profesor dari Harvard University. Bersama Sumantra Ghoshal, Bartlett memperkenalkan konsep manajemen lintas budaya dan manajemen global. Mereka memperkenalkan konsep yang dinamakan sebagai bentuk organisasi entrepreneur (entrepreneurial organization). 7. Warren Bennis. Bennis dikenal dalam konsep kepemimpinan (leadership), padahal kariernya lebih luas dari sekadar sebagai tokoh kepemimpinan. Bennis memperkenalkan konsep adhocracy dalam teori kepemimpinan dan manajemen. 8. Robert Blake. Robert Blake memperkenalkan konsep managerial grid bersama Jane Mouton, di mana konsep tersebut begitu populer di tahun 1960-an 9. Edward De Bono. De Bono adalah tokoh yang memperkenalkan konsep berpikir lateral (lateral thinking) dalam literatur manajemen, terutama manajemen sumber daya mausia. Selain menulis 43 buah buku, de Bono juga berargumen bahwa kompetisi bukan merupakan satu-satunya solusi transaksi di masa depan, bahkan monopoli yang memberikan nilai tambah (valued monopolies) bisa jadi juga merupakan jawaban atas bentuk transaksi di masa yang akan datang. 10. James Mc Gregor Burns. McGregor Burns merupakan salah satu contributor dalam teori kepemimpinan dalam manajemen organisasi. Burns memperkenalkan konsep transactional (yang terkait dengan jangka pendek) dan transformational (yang terkait dengan jangka panjang) leadership. 11. Andrew Campbell. Campbell memberikan kontribusi dengan memberikan tiga kunci bagi perusahaan multinasional untuk sukses dalam bisnis, yaitu financial control, strategic planning, dan strategic control. Campbell juga mengkritisi kinerja berbagai perusahaan multinasional-melalui bukunya Perkembangan Ilmu Manajemen 20 yang berjudul Corporate Level Strategy-sebagai “perusak nilai” (value destroyers) daripada “penghasilan nilai” (value creators). 12. James Champy. Bersama Michael Hammer, Champy merupakan penulis buku yang topiknya sangat kontributif dalam dunia manajemen, yaitu mengenai konsep reengineering bagi perusahaan (reengineering the corporation) sebagai sebuah strategi guna kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. 13. Alfred D. Chandler Jr. Selain sebagai konsultan mengenai strategi Affred Sloan di perusahaan raksasa General Motors, Chandler juga merupakan seorang ahli sejarah ekonomi yang memberikan kontribusi mengenaistrategi dan evolusi mengenai strategi dalam manajemen organisasi. Salah satu konsep yang diperkenalkannya adalah mengenai bentuk organisasi yang terdesentralisasi (decentralized organizational form). 14. Philip Crosby. Crosby merupakan konsultan manajemen global yang mengenalkan konsep bahwa “kualitas adalah sesuatu yang bersifat bebas” (quality is free). 15. W. Edwards Deming (1900-1993). Sekalipun Deming tidak begitu sukses di Amerika di mana dia berasal, namun justru Deming meraih kesuksesan dan kepopulerannya di Jepang sebagai salah satu kontributor sukses dalam dunia manajemen dan bisnis. Salah satu konsep yang diperkenalkannya adalah konsep “roda Deming” atau Deming’s wheel mengenai kegiatan perencanaan dalam manajemen. 16. Peter F. Drucker. Sekalipun dilahirkan di Austria, namun Drucker menghabiskan sebagian besar hidupnya di California, Amerika Serikat. Drucker terkenal sebagai “Bapak Teori Manajemen Modern” di abad 20. Bukunya tersebar di berbagai isu seputar manajemen. Salah satu kontribusinya yang begitu dikenal adalah mengenai definisi efektif dan efisien di mana Drucker mendefinisikan efektif sebagai doing the right things dan efisien sebagai Perkembangan Ilmu Manajemen 21 doing things right. Di usianya yang begitu lanjut, Drucker masih menyempatkan untuk memberikan perspektifnya mengenai bisnis dan manajemen dalam berbagai kesempatan yang dapat dihadirinya. 17. Henry Fayol (1841-1925). Fayol merupakan orang Eropa yang termasuk ke dalam kontributor awal dalam disiplin ilmu manajemen. Fayol juga yang meperkenalkan 14 prinsip dan fungsi manajemen sebagaimana yang telah diuraikan dalam buku ini. 18. Mary Parker Follet (1868-1933). Sekalipun Follet merupakan ahli politik,namun Follet memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam dunia manajemen. Jika Drucker dijuluki “Bapaknya Manajemen”, maka Follet kadagkala dijuluki sebagai “Ibunya Manajemen”, karena Follet-lah yang memberikan kontribusi dalam dunia manajemen dan menyatakan bahwa manajemen bukan sekedar ilmu, akan tetapi “seni dalam menyelesaikan sesuatu”. Follet juga yang pertama kali memperkenalkan pentingnya kerja tim dalam sebuah organisasi. Sekalipun kontribusinya cenderung diabaikan di Amerika, namun kontribusinya sangat dikenal di Jepang. 19. Henry Ford (1863-1947). Henry Ford termasuk di antara orang-orang pertama yang menerjemahkan konsep-konsep teori manajemen ke dalam praktik. Ford terkenal sebagai salah satu tokoh yang mengimplementasikan dan sukses dalam melakukan kegiatan produksi secara massal (mass production). 20. Jay Forrester. Forrester merupakan akademisi dari Massachusets Institute of Technology (MIT) yang memperkenalkan “memori utama” (core memory) dalam teknologi komputer digital. Forrester juga termasuk kontributor awal dalam analisis perilaku dari sitem dengan menggunakan model system dinamik (system dynamics modeling) 21. Harold Geneen (1910-1997). Geneen terkenal sebagai salah satu praktisi sukses dalam dunia manajemen dan sangat memberikan prioritas akan pentingnya informasi Perkembangan Ilmu Manajemen 22 dalam dunia manajemen. Kepakarannya dalam manajemen tidak diragukan, setidaknya oleh Sir Colin Marshall dari perusahaan penerbangan British Airways 22. Sumantra Ghoshal. Ghoshal adalah profesor dari London Business School, selain pernah mengajar di MIT. Bersama Christopher Bartlett, Ghoshal termasuk ke dalam salah satu kontributor terkenal dalam dunia manajemen. Kontribusi yang pernah diberkannya, antara lain adalah managing across borders dan transnational solution. 23. Gary Hamel. Selain sebagai profesor tamu di London Business School, beliau pernah menjadi profesor di Michigan Uiversity. Selain banyak menulis di Harvard Business Review, bersama C.K. Prahalad, Hamel menulis mengenai Competing for the Future dan pendiri perusahaan konsultan, Stratego. 24. Michael Hammer. Selain pernah sebagai profesor di MIT, bersama James Champy Hammer merupakan penulis buku Reengineering the Corporation. Hammer juga yang memberikan kontribusi akan perlunya perubahan paradigma mendasar dalam konsep pelayanan dalam operasi dunia bisnis. Menurut Hammer, “Kita telah memiliki jawaban yang sama (akan konsep manajemen) selama 40 tahun, namun saat ini persoalannya telah berubah, jika mesin dari sebuah taksi rusak, saya tidak peduli jika sang supir adalah seorang yang ramah dan menyenangkan.” 25. Charles Handy. Handy yang dilahirkan di Irlandia banyak memberikan inspirasi dalam dunia manajemen, khususnya yang terkait dengan prinsip alamiah dari kerja dan organisasi. 26. Frederick Herzberg. Herzberg sangat terkenal kontribusinya pada tahun 1960-an sebagai salah satu tokoh manajemen perilaku. Menindak lanjuti konsep hierarki kebutuhan abraham Maslow, Herzberg memperkenalkan konsep two Perkembangan Ilmu Manajemen 23 factors theory of motivation, dimana motivator dan hygiene ditempatkan sebagai dua faktor yang terkait dengan motivasi kerja dalam organisasi. 27. Geert Hofstede. Hofstede adalah antropolog Belanda yang memberikan kontribusi mengenai budaya organisasi dan lintas budaya dalam dunia manajemen. Dia juga menulis mengenai Budaya dan Organisasi (Culture and Organization) yang diterbitkan pada tahun 1991. 28. Joseph Juran. Juran termasuk dalam kontributor dunia manajemen yang tidak begitu dikenal, padahal kontribusinya mengenai konsep pemberdayaan dalam organisasi (empowerment) telah banyak dikenal oleh berbagai praktisi manajemen dan organisasi. 29. Rosabeth Moss Kanter. Selain sebagai editor dalam Harvard Business Review, Moss Kanter merupakan kontributor manajemen yang terkait dengan isu empowerment dan managing change. 30. Philip Kotler. Kotler merupakan tokoh manajemen yang telah memberikan banyak inspirasi dalam dunia manajemen modern, khususnya yang terkait dengan manajemen pemasaran modern. Bukunya yang berjudul Marketing Management: Analysis, Plan, and Control telah banyak dipergunakan di berbagai sekolah bisnis dan manajemen di seluruh dunia. Menurut Kotler, “Perlu satu hari untuk mempelajari pemasaran, namun perlu seumur hidup untuk benar-benar memahami dan menguasainya.” 31. John Kotter. Selain sebagai profesor dalam teori perilaku di Harvard Business School, Kotter telah banyak memberi kontribusi dalam dunia manajemen khususnya dalam isu seputar kepemimpinan, budaya organisasi, dan managing change. 32. Theodore Levitt. Perkembangan Ilmu Manajemen 24 Sebagai seorang ahli pemasaran dari Jerman, Levitt pertama kali terkenal dengan konsep yang diperkenalkannya melalui Harvard Business Review, “Marketing Myophia”. Dia mengkritisi konsep lama dalam pemasaran, dan termasuk yang memberikan kontribusi akan pentingnya bisnis yang berdasarkan pertimbangan pasar (market based business) daripada bisnis yang berdasarkan pertimbangan produksi (production based business). 33. Douglas Mc Gregor (1906-1964). McGregor merupakan profesor di MIT dari tahun 1954 hingga meninggal dunia. McGregor sangat terkenal dengan teori X dan Y dari perilaku manusia dalam organisasi. 34. Abraham Maslow (1908-1970). Maslow terkenal sebagai “Bapak dari Psikologi Humanis” dan pernah menjadi Ketua Jurusan Psikologi di Universitas Brandeis. Kontribusinya yang paling utama adalah konsep hierarki kebutuhan (hierarchy of needs) yang telah banyak memberikan inspirasi bagi teoritisi dan praktisi manajemen. 35. Elton Mayo (1880-1949). Mayo adalah seorang yang cerdas namun kurang begitu dikenal kecuali dalam pembahasan mengenai evolusi teori manajemen. Setelah mengikuti pendidikan kedokteran di London dan Edinburgh, Mayo bekerja di Perusahaan percetakan di Adelaide, Australia. Mayo juga pernah mengajar di Universitas Queensland dalam bidang filsafat moral dan mental. Mayo termasuk juga kontributor awal dalam hal pendekatan perilaku dalam manajemen, dan terkenal dengan howthorne studies-nya. 36. Henry Mintzberg. Selain pernah bekerja di McGill University, Kanada, Mintzberg terkenal dengan kontribusinya dalam isu seputar konsep alamiah mengenai kerja dan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam perencanaan strategis. 37. Jane Mouton (1930-1987). Mouton adalah ilmuwan sosial yang bersama Robert Blake memperkenalkan konsep managerial grid, yang terkait dengan adanya dua Perkembangan Ilmu Manajemen 25 jenis orientasi dalam tipe manajemen, yaitu orientasi produksi dan orientasi pekerja. 38. Kenichi ohmae. Selain pernah menjadi direktur cabang McKinsey di Tokyo, Ohmae memberikan kontribusi yang berharga dalam dunia manajemen, terutama seputar manajemen strategis dan peran intuisi dalam manajemen. Ohmae juga menjadi konsultan bagi pemerintah di negara-negara Amerika, Eropa dan Asia. 39. C. Nortcote Parkinson (1909-1993). Parkinson merupakan akademisi yang menghabiskan sebagian besar waktunya di Amerika, Inggris dan Malaysia. Parkinson adalah kontributor manajemen yang memperkenalkan “hokum Parkinson”. 40. Richard Pascale. Sekalipun tidak banyak menulis buku, Pascale adalah penulis buku The Art of Japanese Management dan Managing on the Edge yang sangat sukses dipasaran. Pendekatan Pascale adalah bahwa manajemen perlu mengombinasikan teori dan kejelasan dalam praktik. Bagi Pascale, perubahan saja tidaklah cukup dalam manajemen, akan tetapi perlu dilakukan transformasi dalam hal kinerja keuangan, indikator keberhasilan perusahaan, dan budaya organisasi. Bagi Pascale, organisasi perlu melakukan perubahan oleh dirinya sendiri. 41. Tom Peters. Peters adalah diantara kontributor manajemen yang selain menulis buku In Search of Excellence dan Liberation Management, juga termasuk kontributor yang menekankan pentingnya peran manusia dalam organisasi karena bagi Peter, manusialah yang dapat mewujudkan sesuatu dalam manajemen dan organisasi. 42. Michael Porter. Porter adalah profesor dari Harvard University yang memperkenalkan konsep competitive advantage. Bukunya yang berjudul Competitive Strategy telah memberikan banyak pengaruh dalam perkembangan teori manajemen kontemporer dan praktik bisnis saat ini. Salah satu Perkembangan Ilmu Manajemen 26 kontribusinya adalah dengan memperkenalkan five forces factors model mengenai lingkungan kompetitif mikro dari kegiatan bisnis dan generic strategy yang perlu dipertimbangkan untuk diimplementasikan oleh praktisi manajemen. Dapat dikatakan, hampir seluruh praktisi manajemen dan bisnis tidak dapat mengabaikan model yang ditawarkannya tersebut dalam melakukan analisis terhadap kegiatan manajemen dan bisnis. 43. C.K. Prahalad. Sebagai profesor dalam strategi perusahaan dan manajemen internasional di Universitas Michigan, Prahalad memberikan kontribusinya mengenai strategic intent dan competing with core competencies. 44. Reg Revans. Revans adalah termasuk kontributor manajemen yang memperkenalkan konsep action learning dalam organisasi, dan pentingnya action learning tersebut dimplementasikan dalam organisasi, terutama dalam kerja tim. 45. Edgar Schein. Selain telah bekerja bersama MIT selama 40 tahun, Schein termasuk kontributor awal dalam hal perkembangan teori organisasi. Schein memperkenalkan hubungan antara budaya organisasi dan kepemimpinan. Schein juga memperkenalkan konsep career anchor dan psychological contract dalam manajemen organisasi. 46. Ricardo Semler. Semler termasuk kontributor manajemen yang berhasil melakukan transformasi bisnis keluarga menjadi organisasi bisnis yang melibatkan pengembangan, pemberdayaan, dan partisipasi para pekerja dalam manajemen dan kepemilikan perusahaan. 47. Peter Senge. Selain pernah sebagai direktur di Pusat Pembelajaran Organisasi di MIT, melalui buku yang berjudul The Fifth Discipline: The Art and Practice of the Learning Organization, Senge termasuk yang memopulerkan konsep learning organization yang telah banyak memengaruhi konsep-konsep dan praktik dalam dunia manajemen. Perkembangan Ilmu Manajemen 27 48. E.F.Schumacher (1911-1977). Istilah “kecil itu indah” (small is beautiful) adalah salah satu kontribusi Schumacher dalam dunia manajemen. Walaupun secara praktik konsepnya masih perlu diverifikasi, namun kontribusinya telah terkenal hampir di seluruh dunia. 49. Afred P. Sloan (1875-1966). Sloam termasuk memperkenalkan konsep organisasi yang terdesentralisasi. Oleh karena itu, kontribusi Sloam dalam dunia manajemen banyak terkait dengan isu seputar teori organisasi. 50. Frederich Winslow Taylor (1856-1917). Kegagalan dalam dunia olahraga, khususnya di cabang tenis dan baseball, membawa Taylor menjadi salah satu kontributor awal dalam dunia manajemen. Taylor dikenal sebagai “Bapak Teori Manajemen Ilmiah” yang memperkenalkan perlunya pendekatan ilmiah dan modern dalam manajemen organisasi. 51. Fons Trompenaars. Adalah tokoh yang memperkenalkan konsep diversity management. 52. Lyndall Urwick (1891-1983). Selain Frederich W. Taylor, Urwick termasuk ke dalam kontributor awal dalam dunia manajemen, dan banyak memberikan perspektif mengenai manajemen ilmiah. 53. Manfred Kets de Vries. De Vries merupakan pakar teori kepemimpinan. Termasuk tokoh yang diberi predikat sebagai management guru oleh Financial Times. Kontribusinya dalam dunia manajemen adalah seputar hubungan antara manajemen internasional, psikoanalisis, dan dynamic psychiatry. 54. Robert Waterman. Bersama Tom Peters, Waterman menulis In Search of Excellence yang menekankan pentingnya faktor manusia dalam organisasi. 55. Thomas Watson Sr. (1874-1956). Perkembangan Ilmu Manajemen 28 Thomas Watson Sr. merupakan tokoh di balik keberhasilan perusahaan raksasa IBM, bagaimana IBM dapat berhasil, dan termasuk budaya organisasi yang dijalankan oleh IBM. 56. Max Weber (1864-1920). Max Weber adalah tokoh yang memperkenalkan konsep birokrasi dalam organisasi sebagai sebuah wujud implementasi konsep rasional logis yang menjadi kecenderungan manusia dalam berbuat dalam organisasi. Selain tokoh-tokoh yang disebutkan diatas, masih banyak lagi tokohtokoh di masa lalu dan saat ini yang belum dicantumkan dalam buku ini, namun kontribusinya tak diragukan lagi dalam manajemen modern. Hal ini karena manajemen adalah salah satu cabang ilmu sosial yang perkembangannya pesat seiring dengan perkembangan dalam kehidupan manusia. Jika kita melihat penilaian perusahaan konsultan global, Accenture, para tokoh yang dikategorikan sebagai management guru dapat berubah- ubah seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan manajemen. Di antara tokoh-tokoh yang dikategorikan oleh Accenture ke dalam management guru namun belum dimasukkan oleh Stuart Crainer (1998), antara lain Alfin Toffler (information revolution), Bill Gates (Microsoft), Daniel Goleman (emotional inteligence), Jack Welch (leadership guru), Steven Covey (Seven Habits of Highly Effective People), dan lain sebagainya. Ada baiknya pembaca membaca lebih lanjut dari berbagai literatur mengenai para tokoh-tokoh di atas maupun tokohtokoh lainnya untuk lebih mengetahui perkembangan dunia manajemen, khususnya yang terkait dengan kontributor dalam dunia manajemen. Perkembangan Ilmu Manajemen 29