BAB 3 MASALAH DAN TUJUAN DESAIN 3.1 Identifikasi Masalah Masih banyaknya masyarakat Indonesia yang percaya terhadap pamali, sehingga mereka belum berpikir secara rasional dan masih mempercayai serta bergantung hal-hal mistis. Cara berpikir orang tua yang sudah tertanam dengan kuat akan budaya pamali sehingga sulit untuk menghimbau para orang tua untuk meninggalkan pamali dan memasukkan logika rasional dari pamali-pamali tersebut. Orang tua yang masih mengajarkan anak-anaknya tentang budaya pamali, sehingga anak-anak juga masih percaya terhadap pamali-pamali yang diajarkan oleh orang tua mereka. Penerapan disiplin melalui ancaman ini kurang baik untuk perkembangan psikologis dan cara berpikir anak-anak terutama di jaman modern seperti sekarang ini. 3.2 Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah di atas maka diperoleh suatu rumusan masalah yaitu bagaimana memberikan suatu pesan kepada masyarakat dengan memberikan logikalogika yang benar seputar pamali yang beredar di masyarakat sehingga mengajak 25 masyarakat berpikir dengan rasional, bukan mempercayai hal-hal mistis yang terkandung dalam pamali tersebut. Karena pemikiran orang tua yang telah tertanam dengan kuat akan budaya pamali, sehingga tidak mudah untuk merubah sudut pandang yang telah lama mereka terapkan dalam pikiran mereka, maka website ini lebih ditujukan kepada para generasi muda sebagai calon orang tua berikutnya, agar tidak mengajakan pamali terhadap anak mereka nantinya. Untuk mengajarkan pemuda-pemudi Indonesia tentang logika pamali, dibutuhkan media yang menarik agar mereka memiliki keinginan untuk mengetahui lebih dalam. 3.3 Tujuan Desain Membuat sebuah publikasi dengan media website yang menceritakan tentang pamali-pamali yang ada di Indonesia serta logika yang ada dibaliknya, dengan pendekatan ilustrasi interaktif dan humoris, sehingga target audiens dapat lebih mengerti dan mempermudah masyarakat mengingat pamali-pamali dan logika-logika tersebut. Mengundang masyarakat untuk berpikir secara logis tentang pamali, apa yang diajarkan dibalik larangannya, bukan mempercayai kesialan-kesialan sebagai akibatnya secara mistis. Sehingga masyarakat Indonesia yang modern dapat berpikir lebih logis dan rasional dikehidupan sehari-hari. 26