Analisis Pengaruh Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap

advertisement
Analisis Pengaruh Faktor Akuntansi dan
Non Akuntansi terhadap Peringkat Obligasi
Oleh:
Niar Azriya
NPM : 0851031042
Email : [email protected]
Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A
Pembimbing II : Yenni Agustina, S.E., M.Sc, Akt
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris pengaruh
profitabilitas, likuiditas, time interest earned, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional dan jaminan terhadap peringkat obligasi. Perusahaan yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang di peringkat oleh PT. Pefindo dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling dan diperoleh sampel 25 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi ordinal logistik.
Hasil penelitian menunjukkan secara statistik variabel profitabilitas, kepemilikan
institusional, dan jaminan memiliki pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
Likuditas, time interest earned dan kepemilikan manajerial secara statistik tidak memiliki
pengaruh terhadap peringkat obligasi.
Kata kunci: peringkat obligasi, profitabilitas, likuiditas, time interest earned, kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan.
Analysis The Effect Of Accounting And
Non-Accounting Factors To Bond Ratings
By
Niar Azriya
NPM : 0851031042
Email : [email protected]
Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A
Pembimbing II : Yenni Agustina, S.E., M.Sc, Akt
ABSTRCT
The purpose of this research is to provide empirical evidence of the effect of
profitability, liquidity, time interest earned, managerial ownership, institutional ownership
and insurance on bond ratings. The population of this research is all companies ranked by PT.
Pefindo and is listed on the Indonesia Stock Exchange 2007-2011 period. This research used
purposive sampling method and acquired a sample of 25 companies. Hypothesis testing was
done by using ordinal logistic regression analysis.
The result shows that statistically, profitability, institutional ownership, and
guarantees have a significant effect on bond ratings. Liquidity, time interest earned and
managerial ownership, statistically, has no significant effect on bond ratings.
Keywords: bond ratings, profitability, liquidity, time interest earned, managerial ownership,
institutional ownership, and guarantees.
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Calon investor yang ingin berinvestasi dalam obligasi, harus memperhatikan peringkat
obligasi. Peringkat obligasi memberikan informasi dan memberikan sinyal tentang
probabilitas kegagalan utang suatu perusahaan (default). Berdasarkan peringkatnya obligasi
dibagi menjadi dua kategori yaitu investment grade dan non-investment grade atau lebih
dikenal dengan junk bond. Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi
yang diperdagangkan. Keamanan ini ditunjukkan oleh kemampuan emiten dalam membayar
bunga dan pelunasan pokok pinjaman.
Di Indonesia, lembaga pemeringkat obligasi antara lain PT. PEFINDO (Pemeringkat
Efek Indonesia), PT. Kasnic Credit Rating Indonesia dan PT. Fitch Rating Indonesia.
Penelitian ini menggunakan peringkat obligasi yang diterbitkan oleh PT. PEFINDO karena
jumlah perusahaan yang menggunakan jasa pemeringkat ini jauh lebih banyak dibandingkan
lembaga pemeringkat lainnya. Selain itu perusahaan yang terdaftar di Indonesia sebagian
besar menggunakan jasa PEFINDO sebagai lembaga pemeringkat obligasi untuk memberikan
peringkat secara independen terhadap obligasi yang diterbitkan perusahaan tersebut. Oleh
karena itu dalam penelitian ini menggunakan peeringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT.
PEFINDO.
Menurut Ginting (2011: 4) beberapa literatur menyatakan pemeringkatan obligasi yang
dilakukan oleh agen pemeringkat obligasi tidak selalu akurat. Sebagai contoh, agen
pemeringkat telah kecolongan oleh penurunan Enron secara drastis. Enron mengumumkan
kepailitannya pada hari Minggu di bulan Desember 2001, dan hari Jumat sebelumnya
obligasi Enron masih memiliki peringkat layak investasi, contoh lainnya adalah WorldCom
yang menjual obligasi dengan peringkat investasi senilai $11,8 miliar, setahun kemudian
WorldCom mengajukan pailit dan seluruh pemegang obligasinya merugi lebih dari 80% atas
investasi mereka. Banyak penelitian yang sudah menguji mengenai peringkat obligasi antara
lain penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (2008) memberikan bukti rasio leverage
dan solvabilitas mampu digunakan dalam memprediksi peringkat obligasi, sedangkan rasio
likuiditas dan profitabilitas tidak mampu digunakan sebagai prediksi peringkat obligasi.
Penelitian Raharja dan Sari (2008) mengatakan rasio leverage, likuiditas, solvabilitas, dan
profitabiliitas mampu digunakan sebagai prediksi peringkat obligasi. Menurut Susilowati dan
Sumarto (2010) memberikan hasil bahwa likuiditas berpengeruh terhadap peringkat obligasi,
sedangkan profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur obligasi tidak berpengaruh terhadap
peringkat obligasi. Sejati (2010) menyatakan bahwa variabel likuiditas dan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Menurut Rinaningsih (2009) menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage dan ROA tidak berpengaruh
terhadap peringkat obligasi. Menurut penelitian Yuliana (2011) memberikan hasil faktor
akuntansi yang terdiri dari ukuran perusahaan (size), leverage, profitability, activity, dan
market value ratio serta faktor non akuntansi yang terdiri dari umur obligasi, jaminan serta
reputasi auditor berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Berdasarkan beragamnya hasil penelitian dan ketidakkonsistensian hasil penelitian
diatas, maka hal tersebut menjadi latar belakang penulis untuk dilakukannya penelitian
kembali mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi, namun ada
beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu periode
penelitian dan variabel yang digunakan. Periode penelitian ini tahun 2007-2011, sedangkan
faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu faktor akuntansi dan non akuntansi. Faktor akuntansi yang digunakan dalam penelitian
terdiri dari profitabilitas, likuiditas dan leverage. Faktor non akuntansi dalam penelitian ini
terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan jaminan (secure).
Penggunaan variabel tersebut dikarenakan pada penelitian sebelumnya masih terdapat
perbedaan hasil penelitian, sehingga penulis menggunakan variabel-variabel tersebut di
dalam penelitian ini.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Teori Sinyal
Teori sinyal menunjukkan adanya hubungan asimetri antara manajemen dengan berbagai
pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan (Raharja dan Sari, 2008:214).
Asimetri informasi terjadi dikarenakan salah satu pihak memiliki informasi yang lebih baik
dibandingkan dengan pihak lainnya. Manajemen selaku pihak interen perusahaan memiliki
informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak lain.
Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan
sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat
berupa informasi yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada
perusahaan lain dan informasi lainnya.
2.2
Obligasi
Obligasi merupakan surat hutang yang dikeluarkan oleh suatu entintas dalam rangka
mendapatkan dana yang dimiliki suatu jangka waktu tertentu dan menawarkan bunga sebagai
pengembalian atas dana yang disetorkan. Obligasi adalah surat berharga tanda hutang dari
pihak yang menerbitkannya (issuer) kepada investor sebagai pembeli yang berisi janji dari
pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan
melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pembeli obligasi tersebut.
(Raharja dan Sari, 2008:215).
Obligasi dapat disebut sebagai sekuritas jangka panjang, dimana pihak yang
mengeluarkan obligasi perusahaan akan membayar bunga kepada pemegang obligasi pada
waktu yang ditentukan dan akan melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo.
2.3
Peringkat Obligasi
Dalam melakukan investasi diperlukan pertimbangan dan penilaian atas investasi
tersebut. Obligasi merupakan salah satu pilihan dalam melakukan investasi sebelum calon
investor memutuskan akan melakukan investasi pada suatu perusahaan terlebih dahulu
obligasi akan dinilai. Penilaian atas obligasi dapat dilakukan dengan peringkat obligasi.
Terkadang suatu obligasi sebelum ditawarkan kepada calon investor obligasi tersebut akan
diperingkat terlebih dahulu oleh lembaga pemeringkat.
Menurut Amrullah (2007:12-13), dalam Marina (2011), peringkat obligasi (bond rating)
atau yang biasa disebut dengan credit rating (peringkat kredit) merupakan salah satu alat
ukur yang dapat menggambarkan kualitas dari obligasi yang diterbitkan emiten berupa resiko
dan return yang terdapat didalamnya dan sekaligus menjadi alat ukur akan kinerja dari
emiten tersebut. Peringkat obligasi merupakan skala resiko dari semua obligasi yang
diperdagangkan. Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan obligasi bagi investor.
PT. PEFINDO merupakan salah satu lembaga pemeringkat yang memberikan penilaian
secara objektif, independen, terpercaya terhadap surat utang yang ditawarkan kepada
masyarakat melalui peringkat risiko surat utang (Setiawan dan Shanti, 2009:77)
Tabel dibawah ini merupakan peringkat obligasi dimana bond ratings menurut PEFINDO.
Definisi Peringkat Obligasi PT. PEFINDO
SIMBOL
AAA
KETERANGAN
Sekuritas utang dengan peringkat id AAA merupakan sekuritas utang
dengan peringkat tertinggi dari PEFINDO yang didukung oleh
kemampuan obligor yang superior relatif dibanding obligor Indonesia
lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai
dengan yang diperjanjikan.
Sekuritas utang dengan peringkat id AA memiliki kualitas kredit sedikit
AA
di bawah peringkat tertinggi didukung oleh kemampuan obligor yang
sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya
sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibanding dengan obligor
Indonesia lainnya.
Sekuritas utang dengan peringkat id A merupakan peringkat hutang
A
yang mencerminkan bahwa kondisi keuangan perusahaan kuat
dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka panjangnya, namun cukup peka terhadap
perubahan yang merugi.
Sekuritas utang dengan peringkat id BBB didukung oleh kemampuan
BBB
obligor yang memadai relatif dibanding sekuritas utang Indonesia lainnya
untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang
diperjanjikan namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh
perubahan keadaan perekonomian yang merugikan.
Sekuritas utang dengan peringkat id BB menunjukkan ukungan
BB
kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibanding sekuritas utang
Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang
sesuai dengan yang diperjanjikan serta peka terhadap keadaan bisnis,
keuangan dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.
Sekuritas utang dengan peringkat id B menunjukkan parameter keuangan
B
perusahaan yang relatif lemah dibanding obligor Indonesia liannya untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya. Namun adanya
perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan
memperburuk kemampuan obligor tersebut untuk memenuhi kewajiban
finansialnya.
Sekuritas utang dengan peringkat id CCC menunjukkan sekuritas utang
CCC
yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya serta hanya
bergantung kepada perbaikan keadaan bisnis dan keuangan.
Sekuritas utang dengan peringkat id SD merupakan peringkat hutang
SD
yang mencerminkan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang gagal
membayar satu atau lebih kewajiban finansialnya yang jatuh tempo tetapi
terus berusaha memenuhi kewajiban lainnya secara tepat waktu.
Sekuritas utang dengan peringkat id D merupakan peringkat hutang yang
D
mencerminkan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang macet atau
emitennya sudah berhenti berusaha.
Sumber : www.pefindo.com
Catatan : Hasil peringkat dari id AA sampai id B dapat diberi tanda tambah (+) atau kurang
(-) untuk menunjukkan perbedaan kekuatan atau relatif kemampuannya dalam suatu
kategori peringkat.
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi membantu investor dalam penilaian utang dan risiko default obligasi.
Risiko tersebut berupa ketidakmampuan emiten dalam membayar dan melunasi kewajiban
selama umur obligasi. Menurut Raharja dan Sari (2008: 2217) analisis pemeringkatan efek
dilakukan berdasarkan:
1. Laporan keuangan tiga sampai lima tahun sebelumnya.
2. Analisis sektoral dan industri
3. Proyeksi keuangan
4. Perkiraan kinerja dimasa yang akan datang oleh manajemen emiten.
Sedangkan menurut PT. Pefindo metodelogi penilaian peringkat obligasi dibedakan
menjadi empat sektor umum yaitu sektor korporasi (non-financial), sektor lembaga keuangan,
sektor kik-EBA, dan sektor reksa dana (www.pefindo.com). Penilaian peringkat untuk
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan pada sektor yang berbeda menggunakan metode
yang berbeda pula. Metodelogi penilaian sektor korporasi (non-financial) dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Penilaian resiko industri, yaitu meliputi: pertumbuhan industri dan stabilitas (growth and
stability), penghasilan & struktur biaya dari Industri (revenue and cost structures),
hambatan masuk dan persaingan didalam industri (barrier to entry and competition within
the industry), peraturan dan de-regulasi industri (regulation and de-regulation), profil
keuangan (financial profile) analisis kinerja keuangan industri meliputi analisis marjin,
keuntungan, leverage, serta perlindungan arus kas.
2. Penilaian resiko keuangan untuk peringkat korporasi meliputi: kebijakan
keuangan (Financial Policy),sruktur permodalan (Capital Structure), perlindungan arus
kas (Cash Flow Protection), fleksibilitas keuangan (Financial Flexibility).
Adapun faktor-faktor yang digunakan pada penelitian ini yang mana dapat mempengaruhi
peringkat obligasi adalah:
2.4.1 Faktor Akuntansi terdiri dari:
Rasio Profitabilitas
Rasio ini direpresentasikan oleh return on asset (ROA). Keuntungan yang diperoleh
perusahaan mengindikasikan bahwa kondisi keuangan emiten baik. Tingkat profitabilitas
yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern dan
pelunasan kewajiban. Menurut Sejati (2010) menyatakan bahwa ketika laba perusahaan
tinggi maka peringkat obligasi juga tinggi. Hal itu dikarenakan laba perusahaan dapat
digunakan untuk melunasi kewajiban perusahaan termasuk obligasi. Dengan demikian tingkat
profitabilitas dapat digunakan sebagai pengukur risiko default perusahaan.
Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Tingkat likuiditas biasa dilakukan
dengan pengukuran Current ratio dan Quick ratio. Menurut Arifin (2005 dalam Susilowati &
Sumarto, 2010) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban
jangka pendek mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid. Hal tersebut
dikarenakan aktiva lancar yang dimiliki mampu melunasi kewajiban jangka pendek
perusahaan. Kemampuan pelunasan kewajiban jangka pendek perusahaan secara tidak
langsung berpengaruh pada kewajiban jangka panjang yang baik (pelunasan obligasi). Oleh
karena itu, tingkat likuiditas yang tinggi berpengaruh pada peringkat obligasi yang baik.
Time Interest Earned
Time interest earned didesain untuk menghubungkan berbagai beban keuangan
perusahaan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga tersebut. Rasio ini
berfungsi sebagai salah satu ukuran kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hingga
dapat menghindari kebangkrutan. Time interest earned berfungsi sebagai salah satu ukuran
kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran bunga atas kewajiban perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga tanpa kesulitan. Apabila nilai rasio ini menunjukkan nilai yang besar, maka
obligasi perusahaan tersebut kemungkinan besar akan masuk dalam peringkat investment
grade.
2.4.2 Faktor Non akunmtansi
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara
aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Besar kecilnya jumlah kepemilikan
saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan (congruence)
kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham (Faisal, 2005 dalam Prasetiyo
2010). Kepemilikan saham manajerial akan membantu dalam penyatuan kepentingan antara
manajer dan pemegang saham, sehingga manajer ikut merasakan secara langsung manfaat
dari keputusan yang diambil dan ikut menanggung kerugian dari pengambilan keputusan
yang tidak tepat. Kepemilikan manajerial menunjukkan manajer akan berkedudukan ganda
tidak hanya sebagai manajer tetapi juga sebagai pemegang saham.
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak
manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen
laba. Menurut Gideon (2005) dalam Prasetiyo (2010) persentase saham tertentu yang dimiliki
oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup
kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Tarjo (2002) dalam
Prasetiyo (2010) mengemukakan bahwa kepemilikan institusional yang dilandasi praktik
good corporate governance berarti adanya jaminan bagi investor atas investasi yang telah
ditanamkan, adanya jaminan keamanan berarti mengurangi risiko.
Kepemilikan saham institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang memonitor
perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 50%)
mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan
saham institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan. Dengan demikian
proporsi kepemilikan institusional bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang
dilakukan manajemen.
Jaminan (secure)
Berdasarkan jaminan, obligasi dikelompokkan menjadi obligasi yang dijamin dan
obligasi yang tidak dijamin. Joseph (2002) dalam Andry (2005) dan dalamYuliana (2011)
menyatakan jika aset perusahaan dijaminkan untuk obligasi, maka rating obligasi pun akan
membaik sehingga obligasi tersebut dapat dikategorikan aman. Apabila obligasi dijamin
dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating obligasi akan semakin baik. Salah satu alasan
lain yaitu dengan menjaminkan asset yang dimiliki perusahaan untuk obligasi berarti
perusahaan dapat menekan risiko yang akan diterima perusahaan.
2.5
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi
menunjukkan hasil yang berbeda. Almilia & Devi (2007) meneliti faktor yang mempengaruhi
peringkat obligasi dengan menggunakan variabel profitabilitas, likuiditas, firm size, growth,
jaminan, umur obligasi, dan reputasi auditor. Sampel yang diambil sebanyak 119 perusahaan
manufaktur tahun 2001-2005. Dengan menggunakan regresi logit didapatkan hasil penelitian
bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi adalah growth dan rasio
likuiditas (CR).
Purwaningsih (2008) melakukan penelitian mengenai rasio-rasio keuangan yang dapat
digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi. Rasio keuangan yang digunakan adalah
leverage, likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan produktivitas. Hasil penelitian didapatkan
bahwa rasio leverage, solvabilitas dan produkdivitas yang dapat digunakan dalam
memprediksi pringkat obligasi, sedangkan likuiditas dan profitabilitas tidak mampu
digunakan sebagai prediksi pringkat obligasi.
Raharja & Sari (2008) meneliti variabel leverage, likuiditas, profitabilitas, solvabilitas,
dan produktivitas. Sampel yang diambil adalah perusahaan manufaktur tahun 2004-2005.
Metode analisis yang dipakai analisis diskriminan dan regresi logistik. Hasil penelitian
menyatakan bahwa terdapat empat variabel rasio keuangan yang dapat membentuk model
prediksi yaitu leverage, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas dengan memiliki keakuratan
96,2%, artinya model dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi peringkat obligasi.
Rinaningsih (2009) memberikan hasil bahwa kepemilikan manajerial, leverage, dan size
perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap peringkat
obligasi. Sedangkan kepemilikan institusional dan profitabilitas berpengaruh positif tidak
signifikan atau tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Susilowati dan Sumarto (2010) menguji variabel profitabilitas, likuiditas, size dan umur
obligasi untuk mendapatkan hasil tentang faktor yang berpengaruh terhadap prediksi
peringkat obligasi. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur 2002-2006. Hasil
penelitian tersebut adalah hanya variabel likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap
prediksi peringkat obligasi.
Sejati (2010) meneliti tentang faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dengan
variabel independen auditor, likuiditas, growth, ROA, dan size. Sampel yang digunakan
adalah perusahaan manufaktur pada periode 2003-2008. Pengukuran auditor dilakukan
dengan variabel dummy, yaitu kategori 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh big 4 dan
kategori 0 untuk perusahaan yang diaudit selain big 4. Hasil penelitian menyatakan bahwa
hanya growth yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
Yuliana (2011) memberikan bukti bahwa faktor akuntansi yang terdiri dari ukuran
perusahaan, leverage, frofitability, activity, dan market value ratio serta faktor non akuntansi
yang terdiri dari umur obligasi, jaminan serta reputasi auditor secara bersama-sama
berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan Yuliana menggunakan periode dua tahun
yaitu tahun 2009-2010.
2.6
Pengembangan Hipotesis
2.6.1 Rasio Profitabilitas dengan Peringkat Obligasi
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba baik
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun laba rugi modal sendiri.
Profitabilitas memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Semakin tinggi rasio profitabilitas semakin baik
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga periodik dan melunasi pokok pinjaman
sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan (Yuliana, 2011). Berdasarkan
uraian diatas maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
2.6.2 Rasio Likuiditas dengan Peringkat Obligasi
Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Semakin tinggi tingkat rasio likuiditas perusahaan, maka semakin tinggi posisi
likuiditas perusahaan tersebut. Tingkat likuiditas dapat menjadi faktor penting dalam
peringkat obligasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Susilowati dan Sumarto (2010)
menemukan bahwa rasio likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
H2: Likuiditas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
2.6.3 Time Interest Earned dengan Peringkat Obligasi
Time interest earned berfungsi sebagai salah satu ukuran kemampuan perusahaan untuk
melakukan pembayaran bunga atas kewajiban perusahaan. Semakin tinggi rasio ini,
menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar bunga tanpa
kesulitan. Apabila nilai rasio ini menunjukkan nilai yang besar, maka obligasi perusahaan
tersebut kemungkinan besar akan masuk dalam peringkat investment grade.
H3: Time interest earned berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
2.6.4 Kepemilikan Manajerial dengan Peringkat Obligasi
Kepemilikan manajerial merupakan saham yang diberikan pihak perusahaan kepada
manajer, tujuan pemberian saham ini agar pihak manajemen dapat menanggung apabila
perusahaan mengalami kebangkrutan dan dapat menikmati hasil apabila perusahaan
mendapatkan profit. Suranta dan Machfoedz (2003) dalam blog Ericklatumeten (2010)
menyatakan bahwa nilai perusahaan akan lebih tinggi ketika direktur memiliki bagian saham
yang lebih besar. Dengan adanya kepemilikan manajerial nilai perusahaan akan baik dan
peringkat perusahaan akan tinggi. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
H4: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
2.6.5 Kepemilikan Institusional dengan Peringkat Obligasi
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak
manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen
laba. Dengan adanya kepemilikan institusional maka tata kelola perusahaan yang baik dapat
dilaksanakan, sehingga dapat mencegah hazard dari manajemen atau segera melakukan
tindakan perbaikan manajemen yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan
dan peringkat surat hutang tinggi (Rinaningsih, 2009). Berdasarkan uraian diatas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H5: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
2.6.6 Jaminan (secure) dengan Peringkat Obligasi
Joseph (2002) dalam Andry (2005) dan dalam Yuliana (2011) menyatakan jika aset
perusahaan dijaminkan untuk obligasi, maka rating obligasi pun akan membaik sehingga
obligasi tersebut dapat dikategorikan aman. Apabila dijamin dengan aset yang bernilai tinggi
maka rating obligasi akan semakin baik. Salah satu alasan menjaminkan aset yang dimiliki
perusahaan untuk obligasi agar perusahaan dapat menekan risiko yang akan diterima
perusahaan. Membuktikan bahwa perusahaan dapat memenuhi bunga periodik dan dapat
melunasi pokok pinjaman dengan baik melalui aset yang dijaminkan tersebut. Sehingga
obligasi dikategorikan aman untuk diinvestasikan dan dapat meningkatkan peringkat obligasi
perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai
berikut:
H6: Jaminan (secure) berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
III. METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo pada periode 2007 –
2011. Data diperoleh dari website Indonesian Stock Exchange (www.idx.co.id), PT.
Pemeringkat Efek Indonesia (www.pefindo.com), dan ICMD (Indonesia Capital Market
Directory)
3.2
Metode Pengumpulan Data
Metode dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dari berbagai dokumen atau literatur yang berkaitan
dengan permasalahan yang sedang diteliti. Data dapat diperoleh dari media cetak dan
elektronik.
3.3
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan obligasi dan
terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1.
Perusahaan yang menerbitkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20072011.
2.
Obligasi tersebut diperingkat oleh Pemeringkat Efek Indonesia (PT. PEFINDO)
3.
Peringkat obligasi yang digunakan adalah peringkat obligasi yang di keluarkan PT.
Pefindo pada 31 Desember.
4.
Perusahaan go public yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan
tahunan selama periode tahun 2007 – 2011.
5.
3.4
Perusahaan go public yang tidak mengalami delisting pada periode tahun 2007 – 2011.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel merupakan sesuatu yang dijadikan titik fokus sebagai obyek penelitian. Dalam
penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan enam variabel independen.
3.4.1 Variabel Dependen (Y)
Peringkat Obligasi
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi yang
dikeluarkan oleh PT. Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia). Peringkat obligasi merupakan
pendapat mengenai kelayakan dari obligor mengenai sekuritas utang tertentu. Dari peringkat
obligasi tersebut diharapkan dapat memberikan pentunjuk dan masukan bagi calon investor
tentang kualitas investasi obligasi yang mereka minati.
Dalam mengumumkan peringkat obligasi yang di keluarkan Pefindo dapat dilakukan
setiap bulan. Dalam penelitian ini menggunakan peringkat obligasi yang dikeluarkan PT.
Pefindo di akhir tahun yaitu pada 31 Desember. Penggunaan peringkat pada 31 Desember
adalah karena pada saat tersebut merupakan periode akhir tahun yang mana dapat terlihat
perusahaan yang masih di peringkat dan keluar dari pemeringkatan Pefindo selama tahun
tersebut. Sehingga dapat membantu penulis dalam pemilihan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini.
Peringkat obligasi akan dibagi menjadi beberapa klasifikasi berdasarkan penelitian yang
dilakukan Styaningrum (2005). Menurut Styaningrum peringkat obligasi akan dibagi menjadi
tujuh klasifikasi dimana peringkat akan diberi angka satu sampai dengan tujuh. Peringkat
obligasi dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu speculative yaitu obligasi yang mempunyai
peringkat 1-3 yang relatif lebih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dengan resiko
gagal bayar (default risk) yang cukup besar, dan kategori investment yaitu obligasi yang
mempunyai peringkat 4-7 yang relatif tidak terlalu rentan terhadap kondisi perekonomian dan
risiko gagal bayar (default risk) relatif kecil. Adapun klasifikasi peringkat obligasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Peringkat Obligasi Pefindo
Peringkat Pefindo
AAA
AA
A
BBB
BB
B
CCC
SD
D
Peringkat
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Sumber: www.pefindo.com
3.4.2 Variabel Independen (X)
Variabel independen dalam penelitian ini meliputi:
Kategori
Investment
Investment
Investment
Investment
Speculative
Speculative
Speculative
Speculative
Speculative
1. Rasio Profitabilitas (X1)
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun laba bagi modal sendiri. Semakin tinggi
profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko tidak mampu membayar (default)
semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. Rasio profitabilitas
diproksikan dengan Return on Asset (ROA) yang mana dirumuskan sebagai berikut:
2. Rasio Likuiditas (X2)
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban terhadap hutang
jangka pendek. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin baik peringkat
perusahaan tersebut. Rasio likuiditas ini diproksikan dengan Current Ratio (CR) yang mana
dirumuskan sebagai berikut:
3. Rasio Time Interest Earned (X3)
Rasio Time interest earned adalah rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan
mampu memenuhi kewajiban atas pembayaran beban bunga. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga. Time Interest Earned
(TIE) yang dirumuskan sebagai berikut:
4. Kepemilikan Manajerial (X4)
Jumlah kepemilikan manajerial sebagian besar kurang dari 1%, sehingga variasi jumlah
kepemilikan manjerial tidak banyak, sehingga variabel ini menggunakan dummy, yaitu 1 jika
terdapat kepemilikan manjerial, dan 0 jika tidak terdapat kepemilikan manjerial.
5. Kepemilikan Institusional (X5)
Kepemilikan institusi merupakan besarnya saham yang dimiliki oleh institusi dibagi
dengan total saham beredar. Pengukuran kepemilikan institusinal didasarkan pada penelitian
yang dilakukan Rinaningsih (2009), dimana saham yang dimiliki oleh investor institusional
dirumuskan sebagai berikut:
6.
Jaminan (Secure)
Obligasi atas dasar jaminan dibagi menjadi obligasi dengan jaminan dan obligasi tanpa
jaminan. Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy. Dimana 1
menunjukkan obligasi dengan jaminan dan 0 untuk obligasi tanpa jaminan.
3.5
Alat Analisis
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi variabel-variabel dalam
penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata
(mean), maksimum, minimum dan standar deviasi untuk menggambarkan variabel return on
assets, current ratio, time interest earned, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional
dan jaminan (secure).
3.5.2 Regresi Logistik Ordinal
Pada penelitian ini pengujian model dan hipotesis dilakukan dengan menggunakan
regresi logistik ordinal (ordinal logistic regression). Model ini digunakan ketika akan
menguji apakah probabilitas terjadinya variabel dependen berbentuk non metrik/kategorikal
dapat diprediksi dengan variabel independennya, dimana variabel independennya merupakan
kombinasi antara variabel metrik dan non metrik/kategorikal. Selain itu model ini digunakan
karena variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel kualitatif yang mempunyai
urutan (ordered), sehingga tidak dapat digunakan model probabilitas linear seperti
multinominal logit (Yamin, 2009:119). Teknik analisis ini tidak memerlukan uji normalitas
dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006:261).
3.5.3 Menilai Model Fit
Statistik yang dilakukan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood (L) dari model
adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk
menguji hipotesis nol dan hipotesis alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL.
Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya
menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006: 268).
Penurunan nilai Log Likelhood menunjukkan model regresi yang semakin baik.
3.5.4 Koefisien Determinasi
Pengukuran koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui persentase pengukuran
variabel indpenden (prediktor) terhadap perubahan variabel dependen. Dari pengukuran
koefisien determinasi akan diketahui seberapa besar variabel dependen mampu dijelaskan
oleh variabel independen. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab lain diluar model. Nilai
yang mendekati satu artinya variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel independen.
3.5.5 Estimasi Parameter dan Interpretasinya
Estimasi parameter dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari masingmasing variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antar variabel. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (signifikansi). Dalam
mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
dilakukan dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 % atau signifikasi 5% (α = 0.05).
b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi p-value.
- Jika nilai signifikansi < 0,05 Ha Diterima
- Jika nilai signifikansi > 0,05 Ha Ditolak
Penelitian ini menguji pengaruh faktor akuntansi dan non akuntansi terhadap peringkat
obligasi. Secara matematis model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
RATING = Menunjukkan peringkat obligasi perusahaan yang diterbitkan oleh PT. Pefindo
ROA
= Return On Asset
CR
= Current Ratio
TIE
= Time Interest Earned
KM
= Kepemilikan Manjarial (variabel dummy kategori 1 jika terdapat kepemilikan
manjerial, dan 0 jika tidak terdapat kepemilikan manjerial)
KI
= Kepemilikan Institusional
Secure
= Jaminan (variabel dummy dengan kategori 1 jika obligasi dijamin, dan 0 jika
obligasi tidak dijamin)
b0.....6
= Koefisien Regresi
e
= error
IV. PEMBAHASAN
4.1
Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif menggunakan statistik deskriptif yang meliputi minimum,
maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan nilai ratarata (mean) dan standar deviasi perbandingan antara variable-variabel independen yaitu
return on assets, current ratio, time interest earned , kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional dan jaminan (secure) terhadap variabel dependen (Peringkat Obligasi).
Penjelasan dari masing-masing variabel pada penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
-.2972
Mean
Std. Deviation
ROA
125
.5079
.037046
.0777022
CR
125
TIE
125
.1997
4.6934
1.453985
.7173170
-1.5067
71.3872
4.324325
7.8968795
KM
125
0
1
.24
.429
KI
125
.0000
1.0000
.711261
.1912825
SECURE
125
0
1
.72
.451
Valid N (listwise)
125
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.1 di atas maka data tersebut dapat dideskripsikan dengan penjelasan
seperti dibawah ini:
1. Dari 125 data sampel selama tahun 2007-2011, terlihat bahwa return on assets memiliki
nilai rata-rata 0,037046. Hal ini berarti selama periode penelitian rata-rata perusahaan
memiliki laba bersih sebesar 3,704% dari total aset. Nilai minimum sebesar -0,2972
menunjukkan laba bersih bernilai negatif. Nilai minimum ini dimiliki oleh PT. Arpeni
Pratama Ocean Line pada tahun 2011 Nilai maksimum sebesar 0,5079 dimiliki oleh PT.
Matahari Putra Prima, Tbk pada tahun 2011. Besarnya standar deviasi adalah 0,0777022.
Standar deviasi menjelaskan seberapa besar data menyimpang dari rata-rata datanya.
Sehingga angka tersebut menunjukkan bahwa besarnya penyimpangan maksimum yang
mungkin terjadi adalah sebesar +0,077 dari nilai rata-rata variabel ROA (return on
assets), sedangkan penyimpangan minimum dari rata-rata ROA yang mungkin terjadi
adalah sebesar -0,077.
2. Variabel likuiditas yang diproksikan dengan current ratio (CR) memiliki nilai rata-rata
sebesar 1,453985. Hal ini berarti selama periode penelitian, rata-rata perusahaan
menggunakan 145,39% dari hutang lancar yang didanai menggunakan aset lancar. Dalam
penelitian ini, CR diukur dengan rasio asset lancar dibagi hutang lancar. Nilai minimum
current ratio sebesar 0,1997 dimiliki oleh PT. Arpeni Pratama Ocean Line pada tahun
2011 dan nilai maksimum sebesar 4,69 dimiliki PT. Apexindo Pratama Duta, Tbk tahun
2007. Besarnya nilai standar deviasi adalah 0,717 Angka ini menunjukkan bahwa
besarnya penyimpangan maksimum dari rata-rata variabel current ratio adalah +0,717
sedangkan penyimpangan minimum dari rata-rata current ratio yang mungkin terjadi
adalah -0,717.
3. Variabel time interest earned, pada sampel penelitian ini mempunyai nilai terendah adalah 1,5067 nilai tertinggi sebesar 71,3872. Nilai minimum TIE menunjukkan bahwa persentase
earning before interest and tax yang dihasilkan terhadap beban bunga adalah -150,67%.
Perusahaan yang memiliki nilai TIE minimum adalah PT. Arpeni Pratama Ocean Line pada
tahun 2011. Standar deviasi dari variabel time interest earned selama periode penelitian
adalah sebesar 7,896. Angka tersebut menunjukkan besarnya penyimpangan maksimum yang
mungkin dari nilai rata-rata variabel TIE adalah +7,896 sedangkan penyimpangan minimum
dari rata-rata TIE yang mungkin terjadi sebesar -7,896.
4. Variabel kepemilikan manajerial, pada penelitian ini memiliki nilai terendah sebesar
0,0000 dan nilai tertinggi sebesar 1,000. Nilai tertinggi pada kepemilikan manajerial
adalah 1, hal ini menunjukkan bahwa beberapa saham perusahaan dimiliki oleh pihak
manajerial. Sedangkan nilai terendah sebesar 0, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
beberapa perusahaan yang mana saham perusahaannya tidak dimiliki oleh pihak
manajerial. Terdapat nilai rata-rata di variabel kepemilikan manajerial ini adalah 0,24000.
Standar deviasi sebesar 0,429. Angka tersebut menunjukkan besarnya penyimpangan
maksimum yang mungkin dari nilai rata-rata variabel kepemilikan manajerial adalah +0,429
sedangkan penyimpangan minimum dari rata-rata kepemilikan manajerial yang mungkin
terjadi sebesar -0,429.
5. Variabel kepemilikan institusional, pada penelitian ini mempunyai nilai terendah sebesar 0
dan nilai tertinggi sebesar 1. Bank Jabar Banten pada tahun 2009 memiliki Nilai tertinggi
dalam kepemilikan institusional adalah 1,000 hal ini menunjukkan bahwa saham yang
dimiliki institusional di perusahaan tersebut sebesar 100% atau semua saham di perusahaan
dimiliki institusional. Japfa Comfeed Indonesia tahun 2007 memiliki nilai minimum pad
variabel kepemilikan institusional sebesar 0,0000 yang menunjukkan bahwa di dalam
perusahaan tersebut tidak terdapat kepemilikan institusional atau 100% saham di perusahaan
tersebut dimiliki oleh publik sepenuhnya. Standar deviasi sebesar 0,1913. Angka tersebut
menunjukkan besarnya penyimpangan maksimum yang mungkin dari nilai rata-rata variabel
kepemilikan institusional adalah +0,1913 sedangkan penyimpangan minimum dari rata-rata
kepemilikan institusional yang mungkin terjadi sebesar -0,1913.
6. Variabel jaminan (secure) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,72 hal ini menunjukkan 90
perusahaan yang menjadi sampel menjaminkan obligasinya dengan menggunakan
jaminan aset yang dimiliki perusahaan. Sedangkan 35 perusahaan tidak menjaminkan
obligasinya dengan jaminan aset yang dimiliki perusahaan.
4.2
Analisis Ordinal Logistic Regression
4.2.1 Pengujian Dengan Model Fit
Pengujian dengan model fit akan menguji pengaruh dari masing-masing variabel
independen yaitu return on assets, current ratio, time ineterest erned, kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan secure terhadap peringkat obligasi. Analisis
pertama yang dilakukan adalah menguji keseluruhan model (overall model fit). Pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likehood (-2LL) awal (intercept only)
dengan -2 Log Likelihood (-2LL) pada model final. Adanya penurunan nilai antara -2LL awal
(intercept only) dengan nilai -2LL pada model final menunjukkan bahwa model fit dengan
data (Ghozali, 2006 : 268).
Tabel 4.2
Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir
-2 Log
Model
Likelihood
Chi-Square
Intercept Only
320.386
Final
280.392
39.994
Link function: Logit.
Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS
df
Sig.
6
.000
Tabel 4.2 memperlihatkan perbandingan antara nilai -2LL pada model intercept only dengan
-2LL pada model final. Pada tabel diperoleh penurunan nilai Chi-Square sebesar 39,994 atau
perubahan nilai -2 Log Likelihood dari 320,386 menjadi 280,392 dan signifikan pada taraf
nyata 5%. Hal ini menunjukkan bahwa pemasukan variabel independen dalam model
memberikan kontribusi dalam model.
Tabel 4.3
Goodness of Fit
Chi-Square
Pearson
508,462
Deviance
280,392
Link function: Logit.
df
738
738
Sig.
1.000
1.000
Tabel 4.3 menunjukkan uji kesesuaian model dengan data empiris dimana hipotesis nol
adalah data hasil prediksi model sesuai dengan data empiris. Nilai signifikansi pearson
sebesar 1,000 (> 0,05) dan nilai signifikansi deviance sebesar 1,000 (> 0,05) sehingga model
yang terbentuk adalah fit atau layak digunakan.
4.2.2 Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui variabelitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel
independen digunakan nilai Pseudo R Square. Berikut merupakan hasil dari perhitungannya:
Tabel 4.4
Nilai Pseudo R-Square
Cox and Snell
Nagelkerke
McFadden
.274
.297
.125
Tabel 4.4 menunjukkan nilai dari Cox and Snell sebesar 0,274 dan Nagelkerke 0,297
nilai tersebut menunjukkan bahwa 29,7% variabelitas variabel dependen atau peringkat
obligasi mampu dijelaskan oleh variabel return on assets, current ratio, time interest earned,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan jaminan. Sedangkan sisanya sebesar
70,3% diterangkan oleh variabel selain keenam variabel tersebut.
Kecilnya variabel peringkat obligasi yang mampu dijelakan oleh variabel independen
return on asstes, current ratio, time interest earned, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional dan jaminan karena banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap peringkat
obligasi antara lain adalah risiko industri, posisi pasar dan lingkkungan operasional, arus kas
dan fleksibelitas keuangan, dan faktor lainnya (www.pefindo.com).
4.2.3 Hasil Pengujian Analisis Ordinal Logistic Regression
Tabel 4.5
Hasil Uji Ordinal Logistic Regression
Threshold [RATING = 0]
[RATING = 1]
[RATING = 4]
[RATING = 5]
[RATING = 6]
[RATING = 7]
Estimate Std. Error Wald
-3.767
1.363 7.635
-2.046
1.002 4.173
-1.845
.985 3.509
-.108
.930
.013
2.118
.950 4.967
6.045
1.149 27.682
df
1
1
1
1
1
1
Sig.
.006
.041
.061
.908
.026
.000
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
-6.440
-1.095
-4.009
-.083
-3.776
.085
-1.930
1.714
.255
3.981
3.793
8.296
Location ROA
CR
TIE
KI
KM
SECURE
Link function: Logit.
4.3
8.332
-.469
.002
2.410
-.200
1.954
2.754 9.157
.282 2.777
.025
.004
.965 6.239
.410
.239
.464 17.710
1
1
1
1
1
1
.002
.096
.947
.012
.625
.000
2.936
-1.021
-.050
.519
-1.003
1.044
13.729
.083
.047
4.301
.602
2.864
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Peringkat Obligasi
Hipotesis pertama pada penelitian ini adalah profitabilitas yang diproksikan dengan
return on assets (ROA) berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Hasil pengujian
menggunakan regresi ordinal menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan
ROA memiliki nilai koefisien positif sebesar 8,332 dengan tingkat signifikansi 0,002 dan
nilai statistik wald sebesar 9,157. Dengan nilai signifikansi kurang atau lebih kecil dari 0,05
dapat diartikan bahwa secara statistik H1 terdukung.
Profitabilitas yang diproksikan dengan return on assets berpengaruh positif terhadap
peringkat obligasi. Arah positif ini menunjukkan bahwa semakin baik profitabilitas
perusahaan, maka semakin baik pula peringkat obligasi yang didapat perusahaan. Obligasi
yang diterbitkan oleh perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi memiliki peluang atau
kesempatan yang besar untuk mendapatkan peringkat obligasi dengan kategori investment
grade dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko
ketidakmampuan membayar obligasi perusahaan, sehingga peringkat yang diterima
perusahaan tersebut semakin baik.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitianyang dilakukan Yuliana (2011)
yang membuktikan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Berbeda
dengan penelitian Luky Susilowati dan Sumarto (2010) yang menyatakan bahwa
profitabilitas yang di proksikan dengan ROA tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.
4.3.2 Pengaruh Likuiditas terhadap Peringkat Obligasi
Hasil pengujian variabel likuiditas yang diproksikan dengan current ratio tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Current ratio memiliki nilai koefisien negatif
sebesar 0,469 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,096 lebih besar dari 0,05 dikatakan
bahwa current ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Dapat
disimpulkan bahwa secara statistik H2 tidak terdukung.
Tinggi rendahnya CR tidak mempengaruhi peringkat obligasi. Hal ini tidak sesuai
dengan analisis bahwa tingkat likuiditas (current ratio) yang tinggi berpengaruh pada
peringkat obligasi yang baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel current ratio
tidak dapat didukung. Current ratio diukur dengan membagi aset lancar dengan hutang
lancar. Rasio lancar ini mengukur suatu kondisi yang statis yang mana rasio ini tidak
mencerminkan usaha yang berkesinambungan. Oleh karena itu tinggi rendah current ratio
tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sejati (2010) dan Magreta (2009)
yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Sumantri (2010) yang
menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap perikat obligasi.
4.3.3 Pengaruh Time Interest Earned terhadap Peringkat Obligasi
Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa time interest earned
menunjukkan koefisien sebesar 0,002 dan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
Variabel ini menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,993 lebih besar dari 0,05. Dapat
disimpulkan bahawa time interest earned tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal
ini berarti bahwa secara statistik H3 dalam penelitian ini tidak terdukung.
Namun, hasil pengolahan data menunjukkan pengaruh time interest earned terhadap
peringkat obligasi sesuai dengan arah yang ditetapkan pada hipotesis, yang mana time
interest earned menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin kecil risiko perusahaan tersebut mengalami default
dan peringkat obligasi yang yang diterima perusahaan tersebut akan tinggi. Penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ginting (2011) yang menyatakan bahwa time
interest earned tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Berbeda dengan Nurmayanti
dan Setiawati (2012) yang menyatakan bahwa time interest earned berpengaruh terhadap
peringkat obligasi.
4.3.4 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Peringkat Obligasi
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap peringkat obligasi. Variabel kepemilikan manajerial diproksikan dengan ada atau
tidaknya kepemilikan saham oleh manajemen memiliki nilai koefisien negatif 0,2 dengan
tingkat signifikansi 0,625 lebih besar dari 0,05. Artinya bahwa dapat disimpulkan bahwa
secara statistik H4 tidak dapat didukung.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil yang tidak signifikan dapat disebabkan
karena persentase jumlah kepemilikan saham oleh manajerial relatif sedikit. Dari data
diperoleh rata-rata kepemilikan manajerial hanya sebesar 24%. Belum banyak manajemen
perusahaan di Indonesia (khususnya perusahaan dalam sampel) memiliki saham perusahaan
yang dikelolanya dengan jumlah yang cukup signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan Setyaningrum (2005) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
4.3.5 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Peringkat Obligasi
Hipotesis dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional berpengaruh positif
signifikan terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan hasil uji statistik variabel kepemilikan
institusi yang diproksikan dengan proporsi saham yang dimiliki institusi memiliki nilai
koefisien positif sebesar 2,410 dengan tingkat signifikansi 0,012 lebih kecil dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik H5 terdukung.
Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya proporsi saham yang dimiliki pihak institusi
mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan. Sesuai dengan hasil analisis bahwa proporsi
kepemilikan saham oleh institusional mempengaruhi probablitias peringkat obligasi. Ini
mengindikasikan bahwa adanya kepemilikan institusional maka tata kelola perusahaan yang
baik dapat dilaksanakan, sehingga dapat mencegah hazard dari manajemen dan dapat
melakukan tindakan perbaikan manajemen. Dengan adanya kepemilikan institusional dapat
meningkatkan kinerja perusahaan dan peringkat obligasi menjadi tinggi.
.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Setyaningrum
(2005) yang membuktikan bahwa peringkat obligasi memiliki pengaruh yang signifikan
positif dengan persentase kepemililkan institusi. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan Prasetiyo (2010) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
4.3.6 Pengaruh Jaminan (Secure) terhadap Peringkat Obligasi
Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jaminan berpengaruh positif
signifikan terhadap peringkat obligasi. Secure yang diproksikan dengan ada atau tidaknya
obligasi tersebut dijaminkan memiliki nilai koefisien positif sebesar 1,954 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa secara statistik H6
dapat diterima sehingga hipotesis keenam terdukung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jaminan berhasil didukung karena
memiliki pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Ada tidaknya jaminan atas obligasi
akan mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan. Sesuai dengan hasil analisis bahwa
kenaikan jaminan mempengaruhi probabilitas kenaikan peringkat obligasi perusahaan. Ini
mengindikasikan bahwa obligasi yang dijamin dengan aset khusus maupun obligasi yang
tidak dijamin dengan aset khusus diperhitungkan dalam menentukan peringkat obligasi.
Dengan jaminan aset yang dimiliki perusahaan dalam menjamin obligasinya maka ketidak
pastian keuangan perusahaan dapat diminimalkan dan dapat dikatakan perusahaan memiliki
kemampuan dalam membayar bunga periodik dan melunasi pokok pinjamannya. Berdasarkan
observasi data diperoleh sebagian besar perusahaan penerbit obligasi menjamin obligasinya
dengan aset. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Yuliana (2011) yang
menyatakan bahwa secure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi
perusahaan.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor akuntansi dan non
akuntansi terhadap peringkat obligasi. Faktor akuntansi terdiri dari rasio profitabilias yang di
proksikan dengan return on assets, rasio likuiditas yang diproksikan dengan current ratio dan
time interest earned. Sedangkan untuk faktor non akuntansi terdiri dari kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, dan jaminan.
Penelitian ini menggunakan sampel obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan go public
yang listing di BEI dan obligasinya diperingkat oleh PT. Pefindo selama periode 2007 sampai
dengan 2011.
Berikut ini merupakan kesimpulan yang dapat diberikan berdasarkan hasil pengujian
seluruh hipotesis:
1. Variabel profitabilitas diproksikan dengan return on assets (ROA) yaitu dengan membagi
laba bersih dengan total aset. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik H1
terdukung. Hal ini berarti tinggi rendahnya peringkat obligasi dipengaruhi oleh
profitabilitas. Semakin tinggi ROA maka akan semakin tinggi tingkat profitabilitas
perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar obligasi perusahaan.
Sehingga, peringkat yang diterima perusahaan tersebut semakin baik.
2. Variabel likuiditas diproksikan dengan current ratio (CR) yaitu dengan membagi aset
lancar dengan kewajiban lancar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik H2
tidak terdukung. Current ratio diukur dengan membagi aset lancar dengan hutang lancar.
Rasio lancar ini mengukur suatu kondisi yang statis yang mana rasio ini tidak
mencerminkan usaha yang berkesinambungan. Oleh karena itu tinggi rendah current ratio
tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
3. Pengujian terhadap variabel time interest earned menunjukkan bahwa secara statistik
tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
secara statistik H3 tidak terdukung. Namun, hasil pengolahan data menunjukkan pengaruh
time interest earned terhadap peringkat obligasi sesuai dengan arah yang ditetapkan pada
hipotesis, yang mana time interest earned menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar beban bunga. Semakin tinggi rasio ini maka semakin kecil risiko perusahaan
tersebut mengalami default dan peringkat obligasi yang yang diterima perusahaan
tersebut akan tinggi.
4. Ada atau tidaknya kepemilikan manajerial dalam sebuah perusahaan tidak berpengaruh
terhadap peringkat obligasi. Kepemilikan manajerial memiliki arah hubungan yang
negatif terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini menunjukkan secara statistik H4
tidak terdukung. Dari penelitian memperlihatkan bahwa kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil yang tidak signifikan
dapat disebabkan karena persentase jumlah kepemilikan saham oleh manajerial relatif
sedikit. Dari data diperoleh rata-rata kepemilikan manajerial hanya sebesar 24%. Belum
banyak manajemen perusahaan di Indonesia (khususnya perusahaan dalam sampel)
memiliki saham perusahaan yang dikelolanya dengan jumlah yang cukup signifikan.
5. Pengujian variabel kepemilikan institusional memberikan hasil yang positif dan
signifikan. Secara statistik H5 terdukung. Sesuai dengan hasil analisis bahwa proporsi
kepemilikan saham oleh institusional mempengaruhi probablitias peringkat obligasi. Ini
mengindikasikan bahwa adanya kepemilikan institusional maka tata kelola perusahaan
yang baik dapat dilaksanakan, sehingga dapat mencegah hazard dari manajemen dan
dapat melakukan tindakan perbaikan manajemen. Dengan adanya kepemilikan
institusional dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan peringkat obligasi menjadi
tinggi.
6. Secara statistik, Jaminan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat
obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa ada atau tidaknya jaminan atas obligasi
mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa secara statistik
H6 terdukung. Sesuai dengan hasil analisis bahwa kenaikan jaminan mempengaruhi
probabilitas kenaikan peringkat obligasi perusahaan. Ini mengindikasikan bahwa obligasi
yang dijamin dengan aset khusus maupun obligasi yang tidak dijamin dengan aset khusus
diperhitungkan dalam menentukan peringkat obligasi.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dihadapi antara lain penelitian ini hanya
menggunakan data laporan keuangan auditan akhir tahun dimana lembaga pemeringkat
obligasi menggunakan laporan keuangan terbaru seperti laporan keuangan triwulan sebagi
dasar penilaian peringkat obligasi. Variabel keuangan yang digunakan hanya tiga variabel
keuangan saja yaitu profitabilitas, likuiditas, dan time interest earned. Sedangkan untuk
faktor non akuntansi menggunakan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan
jaminan sedangkan masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi peringkat obligasi.
5.3 Saran
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan di tas, maka penulis dapat memberikan saran
yang perlu diperhatikan untuk peneliti selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunkan variabel lain
atau menambah variabel lain sebagai variabel independen. Mengingat masih terdapat
banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi peringkat obligasi
2. Penelitian selanjutnya hendaknya mengunakan data peringkat obligasi dari agen
pemeringkat lain selain PT. Pefindo sehingga variasi data peringkat obligasi yang
diperoleh lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi
Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Jakarta”. Padang: Seminar Nasional Manajemen SMART.
Bursa Efek Indonesia. “mengenal Obligasi”.
www.idx.co.id/MainMenu/Education/WhatisBond/tabid/89/lang/id-ID/language/idID/Default.aspx
Endri. 2011. “Corporate Governance terhadap Peringkat Sukuk Korporasi di Indonesia”.
Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 15, No. 2 Mei 2011, hlm. 178-190
Estiyanti, Ni Made dan Gerianta Wirawan Yasa. 2012. “Pengaruh Faktor Keuangan dan Non
Keuangan Pada Peringkat Obligasi di Bursa Efek Indonesia”. Bajnarmasin:
Simposium Nasional Akuntansi XV.
Foster, George. 1986. “Financial Statement Analysis”. New Jersy: Prentice Hall, Englewood
Cliffs.
Ghozali, Imam. 2006. “Analisis Multivariate Lanjutan dan Program SPSS”. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Ginting, Markoni Hartanta. 2011. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Medan: Universitas Sumatra
Utara.
Latumeten, Erick. 2010. “Pengertian Kepemilikan”. www.ericklatumeten.wordpress.com
Magreta dan Popy Nurmayanti. 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi
Peringkat Obligasi Ditinjau Dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi”. Jurnal
Bisnis Dan Akuntansi. Vol 11, No 3, Desember 2009, Hlm. 143-154.
Marina. 2011. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi (Studi
Empiris pada Perusahaan Non-Industri Keuanganyang diperingkat oleh PT.
PEFINDO)”. Skripsi. Universitas Lampung.
Nurmayanti, Poppy dan Eka Setiawati. 2012. “Bond Rating dan Pengaruhnya terhadap
Laporan Keuangan”. Pekbis Jurnal, Vol 4, No. 2, Juli 2012: 95-106
Prasetiyo, Adhi. 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Profitabilitas
Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi”. Skripsi. Universitas Diponogoro.
Purwaningsih, Anna. 2008. “Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik Untuk Memprediksi
Peringkat Obligasi : Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ”.
KINERJA. Volume 12, No.1, Hlm 85-99.
Raharja dan Sari, Maylia Pramono. 2008. “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi
Peringkat Obligasi (PT KASNIC Credit Rating). Jurnal Maksi, Vol 8 No.2
Rinaningsih. 2009. “Pengaruh Praktek Corporate Governance Terhadap Resiko Kredit, Yield
Surat Hutang (Obligasi)”. Pontianak: Simposium Nasional Akuntansi XI.
Sari, Maylia Pramono. 2009. “Pemeringkatan Obligasi: Riset Gap Faktor Penentu Rating
Obligasi”. Fokus Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Sejati, Grace Putri. 2010. “ Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Ilmu Administrasi
dan Organisasi.
Setiawan, Edi Budiono dan Shanti. 2009. “Reaksi Pasar Saham Terhadap Pengumuman
Perubahan Peringkat Obligasi Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”.
Modus, Volume 21 Nomor 1, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Styaningrum, Dyah. 2005.”Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Peringkat
Surat Utang Perusahaan di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.
Susilowati, Lucky dan Sumarto. 2010. “Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan
Manufakturyang Listing Di BEI”. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis.
Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. “ SPSS Complete Teknik Analisis Statistik
Terlengkap dengan Software SPSS”. Jakarta: Salemba Infotek.
Yuliana, Rika dan Agus Budiatmanto. 2011. “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Peringkat Obligasi Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”. Aceh: Simposium Nasional Akuntansi XIV.
_______. 2008. “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung”. Bandar
Lampung: Universitas Lampung
Download