Pemimpin Punya Sifat Kepahlawanan

advertisement
PolMark Indonesia-Political Consulting
Pemimpin Punya Sifat Kepahlawanan
14 November 2011 - Seorang pemimpin tidak cukup hanya pandai dan mempunyai kemampuan manajerial, tetapi juga
harus mempunyai sifat kepahlawanan, yaitu harus berani membela dan menyuarakan kebenaran. Kebenaran itu harus
menguntungkan orang lain secara umum dan bukan hanya kelompoknya, harus mendatangkan kebaikan bagi
masyarakat, dan memberikan manfaat bagi orang lain secara umum.
Hal itu mengemuka dalam seminar Hari Pahlawan yang bertema ”Dicari, Pahlawan yang Jujur dan Berani
Gugur” yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia, Persatuan Pelajar Indonesia di
Malaysia (PPIM), bersama Gerakan Ekayastra Unmada-Semangat Satu Bangsa (dari wartawan, oleh wartawan, untuk
Indonesia) di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (12/11).
Wartawan Kompas Yovita Arika dari Kuala Lumpur melaporkan, acara itu dibuka Kuasa Usaha ad interim KBRI Kuala
Lumpur Mulya Wirama. Sebagai pembicara adalah Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada Putut Prabantoro,
Rosmery Christina Sihombing dari harian Media Indonesia, Teguh Santosa dari Rakyat Merdeka Online, Koesworo
Setiawan dari Jurnal Nasional Online, dan Ulin Yusron dari Beritasatu.com.
”Generasi muda harus menjadi pahlawan baru karena kalian adalah calon pemimpin. Untuk menjadi pahlawan,
tidak perlu muluk-muluk, mulailah dari perkara kecil,” ungkap Putut kepada mahasiswa Indonesia di Malaysia
yang hadir dalam seminar itu.
Hal senada dikatakan Rosmery, bahwa banyak permasalahan di sekitar kita dan kita bisa punya andil untuk
menyelesaikannya. Dia mencontohkan, para mahasiswa Indonesia di Malaysia dapat membantu memberikan
pendidikan kepada anak-anak tenaga kerja Indonesia di Malaysia yang tidak atau kurang mendapatkan akses
pendidikan.
”Tidak perlu berpikir apakah yang kalian lakukan itu sesuai kurikulum sekolah ataukah akan membuat anakanak itu dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Cukup bahwa yang kalian lakukan itu akan dapat memberikan
pemahaman kepada anak-anak itu akan hak-hak mereka sehingga mereka tidak akan tertipu seperti orangtua
mereka,” paparnya.
Tempat mewujudkan
Ketika memberikan sambutan, Mulya mengatakan, jika mahasiswa yang tergabung dalam PPIM ingin menjadi
pahlawan, Malaysia adalah tempat yang tepat untuk mewujudkan harapan itu. Saat ini ada lebih dari dua juta penduduk
Indonesia di Malaysia, yang sebagian besar adalah tenaga kerja bermasalah, entah karena masuk secara ilegal atau
mereka yang menghadapi permasalahan di Malaysia. Mahasiswa Indonesia di Malaysia dapat membantu mengatasi
permasalahan yang dihadapi tenaga kerja Indonesia itu.
Presiden PPIM Zulham Effendi mengatakan, PPIM berencana membantu tenaga kerja Indonesia yang ingin
melanjutkan kuliah selama mereka bekerja di Malaysia, yaitu dengan mendirikan universitas terbuka di Malaysia
bekerja sama dengan Universitas Terbuka Batam. Desember 2011 mulai sosialisasi program itu kepada tenaga kerja
Indonesia di Malaysia. (sumber: Kompas)
http://www.polmarkindonesia.com
Powered by Joomla!
Generated: 27 October, 2017, 13:01
Download