BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berikut adalah simpulan yang dapat diperoleh dari penelitian Motif, Manfaat, dan Kesulitan Penerapan ISO 14001 di Indonesia: 1. Terdapat 2 konstruk laten atau faktor yang menjadi motif untuk menerapkan ISO 14001. Kedua faktor tersebut adalah meningkatkan keunggulan kompetitif dan kebijakan ramah lingkungan. Dari kedua faktor tersebut, faktor kebijakan ramah lingkungan menjadi motif pendorong terkuat perusahaan untuk menerapkan ISO 14001. Apabila diperbandingkan, motif untuk menerapkan ISO 14001 yang asalnya dari dalam perusahaan atau dapat disebut juga sebagai motif internal lebih kuat mempengaruhi daripada motif yang asalnya dari luar perusahaan atau motif eksternal. Dapat dikatakan bahwasanya telah ada kesadaran dan komitmen perusahaan untuk penerapan ISO 14001 tanpa banyak terpengaruh tekanan dari para stakeholder, dan juga penerapan standar ini bukan semata-mata hanya untuk penciptaan citra ataupun peningkatan profit pemasaran. Dengan kata lain telah ada semangat dari perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk memperbaiki sistem 74 manajemen dengan sendirinya (proaktif) untuk perbaikan berkelanjutan di mana hal ini sejalan dengan tujuan penerapan ISO 14001. 2. Untuk manfaat sertifikasi ISO 14001 didapat 3 konstruk laten yang diberi nama meningkatkan kinerja lingkungan untuk hubungan yang lebih baik dengan masyarakat, perubahan dari budaya konvensional ke budaya berkelanjutan, dan meningkatkan penjualan melalui penerapan teknologi yang lebih baik. Dari ketiga faktor di atas yang menjadi faktor dengan manfaat paling signifikan adalah faktor perubahan dari budaya konvensional ke budaya berkelanjutan. Faktor ini menunjukkan bahwasanya manfaat penerapan ISO 14001 di perusahaan-perusahaan Indonesia tidak semata-mata untuk peningkatan market share ataupun penjualan, tetapi lebih menitikberatkan pada pembenahan sistem manajemen perusahaan secara proaktif menuju perbaikan yang berkelanjutan. Selain itu, tingginya signifikansi manfaat dari faktor perubahan dari budaya konvensional ke budaya berkelanjutan turut diimbangi dengan tingginya manfaat berupa penurunan permasalahan lingkungan dan peningkatan hubungan dengan masyarakat dan pemerintah. 3. Dari kesulitan dalam menerapkan ISO 14001 diperoleh 2 konstruk laten yang terbentuk. Kedua faktor tersebut diberi nama menentukan permasalahan terkait kinerja lingkungan dan pemenuhan kebutuhan yang diperlukan dalam implementasi standar ISO 14001. Faktor pemenuhan 75 kebutuhan yang diperlukan dalam implementasi standar ISO 14001 menjadi kesulitan terbesar dalam penerapan standar ISO 14001. Munculnya faktor pemenuhan kebutuhan yang diperlukan dalam implementasi standar ISO 14001 menjadi kesulitan terbesar dapat dipahami mengingat sukarnya proses penerapan suatu sistem baru ke dalam sistem perusahaan yang telah berjalan, serta diperlukannya sumber daya dan waktu yang tidak sedikit dalam proses penerapan tersebut. 5.2. Keterbatasan Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tingkat pengembalian kuesioner yang dikirimkan melalui email dan atau halaman kontak website perusahaan tergolong sangat rendah. Minimnya tingkat pengembalian kuesioner melalui cara ini tidak lepas dari banyaknya hambatan yang muncul seperti email perusahaan yang ternyata sudah mati, website perusahaan yang tidak dikelola dengan baik, dan adanya pemblokiran di sistem komputer perusahaan yang menjadikan tautan kuesioner online yang disertakan di email tidak dapat diakses. 2. Risiko untuk mendapatkan data yang bias sangatlah tinggi. Data yang diterima nantinya lebih bersifat data subjektif dikarenakan kuesioner penelitian diisi oleh responden yang merupakan perwakilan dari perusahaan. 76 3. Penelitian ini tidak mengukur secara spesifik salah satu industri sehingga tidak dapat mengukur karakteristik suatu industri tertentu. Penelitian terhadap industri tertentu akan memberikan pemahaman mendalam mengenai industri tersebut. 5.3. Saran Terdapat beberapa saran yang dapat diberikan dari penelitian ini: 1. Untuk penelitian selanjutnya dengan metode yang sama, akan lebih baik jika menambahkan jumlah sampel karena jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 31 sampel tergolong sebagai jumlah minimum kecukupan data penelitian kuantitatif. 2. Metode penelitian studi kasus terhadap satu atau beberapa perusahaan dapat menjadi metode penelitian alternatif yang patut dicoba untuk diterapkan. Dengan penelitian jenis ini diharapkan dapat menghasilkan data yang komprehensif sehinggga meminimumkan bias. 3. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dipergunakan oleh seluruh perusahaan, baik yang telah maupun yang belum memiliki sertifikasi ISO 14001. Untuk perusahaan yang telah memiliki sertifikasi ISO 14001 hasil yang diperoleh dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, apakah manfaat yang diperoleh telah sesuai dengan motif awal perusahaan menerapkan ISO 14001, apakah kesulitan yang terjadi telah dievaluasi 77 guna ditemukannya solusi penanganan dan antisipasi masalah untuk mencapai perbaikan berkelanjutan, dan apakah komitmen manajemen perusahaan masih tetap terjaga dalam menerapkan standar ISO 14001 ini. Sedangkan untuk perusahaan yang belum memiliki sertifikasi ISO 14001 hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai stimulan untuk menerapkan ISO 14001 dan juga sebagai bahan masukan, baik itu hanya sebatas masukan mengenai bagaimana gambaran penerapan ISO 14001 itu maupun masukan untuk lebih mempersiapkan sumber daya yang dimiliki bagi perusahaan yang tertarik untuk menerapkan standar ISO 14001. 78