bab ii kajian teoritik - Digilib UIN Sunan Ampel Surabaya

advertisement
12
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Sofiyan Mahmudi,
pada tahun 2008 dengan judul penelitian “Strategi pengelolaan dana yayasan
sirojul islam Bangkalan”. Bahwasanya strategi pengelolaan dana di yayasan
sirojul islam Bangkalan, menggunakan manajemen pengelolaan keuangan
dalam pengelolaan dana, yaitu dalam bentuk anggaran kas. Sehingga
terhindar dari kebocoran-kebocoran dan penyelewengan dana diluar
kepentingan yayasan. Pengelolaan dana dapat terwujud berdasarkan pada
penerapan ketepatan sasaran, yakni penggunaan dana serta penghematan kas.
Perbedaan dalam penelitian ini adalah pengelolaan dana yang ada di yayasan
tidak memuat jalur khusus pengelolaan dana, tetapi hanya memuat jalur
anggaran kas.
Penelitian yang di lakukan oleh Ani Latifah, pada tahun 2003 dengan
judul penelitian “Manajemen Pengelolaan Dana Masjid Jami’ Ma’badul
Muttaqin di Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto”. Bahwasanya
manajemen keuangan masjid dalam penelitian ini menjelaskan dari
keseluruhan manajemen keuangan dan pengelolaan dana masjid, dari setiap
pengurus berhak mengatur keuangan untuk kepentingan setiap devisi
pengurus. Perbedaan pengelolaan dana di sini melalui pengalokasian dana,
12
13
yakni pengalokasian dana yang dibuat secara umum dari setiap devisi
pengurus masjid.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Novida Tri Wahyuni pada
tahun 2006. Dalam penelitiannya, ia mengambil judul “studi komparasi
manajemen pengelolaan dan baziskaf telkom Surabaya, Malang dan Madiun”.
Hasil penelitiannya: bahwa manajemen pengelolaan dana di Baziskaf Telkom
Surabaya di wujudkan dengan cara menyunsun laporan keuangan yang berisi
penerimaan dan pendestribusian dana yang dilakukan secara global, tanpa
diperinci secara mendetail. Berbeda dengan Baziskaf Tekom Surabaya,
Baziskaf Telkom Surabaya, Baziskaf Telkom Malang melakukan upaya
manajemen pengelolaan danaanya dengan cara menyunsun laporan
keuanagan yang berisi penerimaan dan pendistribusian dana secara mendetail,
yakni disusun setiap bulan dan dicantumkan identitas masyarakat atau
lembaga yang memberilkan bantuan, maupun yang menerima subsidi dari
Baziskaf Telkom Malang. Sedangkan Baziskaf Telkom Madiun memiliki
perbedaan dengan Baziskaf Telkom Surabaya dan Malang dalam upaya
melakukan manajemen pengelolaan dananya. Manajemen pengelolaan dana
yang disusun oleh Baziskaf Telkom Madiun, lebih transparan dari pada
manajemen pengelolaan dana yang dilakukan di baziskom telkom Malang.
Persamaan manajemen pengelolaan dana yang dilakukan oleh Baziskaf
Telkom Surabaya, Malang, Madiun meliputi: sumber perolehan dana,
pendistribusian dana, dan upaya penyusunan manajemen pengelolaan dana.
Sedangkan sisi perbedaanya terletak pada jumlah dana yang diperoleh,
14
penyusunan manajemen pengelolaan dana, dan pendistribusian dana kepada
masyarakat atau lembaga.
Persamaan antara skripsi diatas dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang pengelolaan dana. Adapun
perbedaan dalam penelitian ini adalah menggabungkan sistem dengan
pengelolaan atau difokuskan pada sistem penggelolaan dana, akan tetapi
penelitian yang dilakukan hanya fokus meneliti tentang pengelolaan dana
pembangunan masjid. Adapun dana operasional dijelaskan hanya melengkapi
data keuangan pembangunan.
Dari jurnal pengelolaan dana Bank mandiri syariah, dalam mengelola
dana bank juga meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap
karyawan dan nasabah. Pengelolaan dana dalam bentuk pengaturan slip
pengiriman uang, bukti-bukti dan dokumen pemberian kredit. Simpanan dana
bank sangat pengaruh dengan besar kecilnya bunga pinjaman dan juga
dipengaruhi dari dana simpanan dari pihak masyarakat. Perbedaan dengan
pengelolaan dana pembangunan masjid adalah pengelolaan dana pada Bank
Mandiri Syariah mengelola dana simpanan nasabah melalui bukti-bukti
dokumen pemberian kredit dan sebagainya.14
B. Kerangka Teori umum
1.
Pengertian Sistem
Istilah sistem paling sering digunakan untuk menunjukkan
pengertian metode atau cara dan suatu himpunan unsur atau komponen
14
Pengelolaan dana, di akses pada 18 Juni 2011 dari http://digilib.unnes.ac.idttp://digilib.un
15
yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan yang utuh.
Sebenarnya penggunaanya lebih dari itu, tetapi kurang dikenal sebagai
suatu himpunan.15
Dan untuk mengetahui sesuatu itu sistem atau bukan, antara lain
dapat dilihat dari ciri-cirinya. Ada beberapa rumusan yang dapat
digunakan untuk mengetahui ciri-ciri sistem ini yang ada pada dasarnya
satu sama lainnya yang melengkapi.
Pada umumnya ciri-ciri sistem itu antara lain:
a. Sistem itu bersifat terbuka
b. Suatu sistem terdiri dari dua atau lebih sub sistem
c. Diantara sub sistem itu terdapat salaing ketergantungan
d. Suatu sistem mempunyai kemampuan dengan sendirinya untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya
e. Sistem itu juga mempunyai kemampuan untuk mengatur diri sendiri.
f. Sistem itu mempunyai tujuan atau sasaran
g. Melakukan proses mengubah pemasukan menjadi pengeluaran.16
2.
Pengertian Manajemen
Manajemen secara pengertian, sebagaimana dikemukakan oleh
Mary Parker Follet (1997), adalah seni dalam seni dalam menyelesaikan
sesuatu melalui orang lain. Management is the art of getting things done
through people.17
15
Tatang M Amirin, 1996, Pokok-Pokok Teori Sistem, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 1.
Tatang M Amarin, Pokok-Pokok Teori Sistem, hal. 25.
17
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan saefullah, 2009, Pengantar Manajemen, Kencana, Jakarta,
hal. 5
16
16
Segala sesuatu yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan tertentu. Tujuan tersebut sangat beragam, tergantung dari jenis
sebuah organisasi. Apabila kita ambil contoh organisasi bisnis, maka di
antara tujuan organisasi bisnis adalah meraih profit. Hal-hal yang harus
dilakukan oleh organisasi dalam rangka meraih profit adalah sesuatu
yang harus diselesaikan. Kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan oleh
sebuah organisasi bisnis di antaranya adalah kegiatan produksi,
pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, hingga pengelolaan
keuangan yang mungkin dimiliki oleh organisasi bisnis tersebut. Semua
kegiatan-kegiatan tersebut perlu diselesaikan karena praktiknya akan
menunjang kepada pencapaian tujuan dari organisasi bisnis yaitu
pencapaian profit. Dan pencapaian itu harus bersama atau melalui orang
lain karena pada praktiknya, selain pengertian organisasi adalah
sekumpulan orang-orang, pekerjaan untuk menyelesaikan sesuatu itu
bukan sesuatu yang mudah, terlebih jika apa yang harus diselesaikan
banyak sekali, dan tidak dapat diselsesaikan oleh satu orang.
Fungsi-fungsi manajemen itu ada empat, yaitu: 18
a. Planning atau perencanaan
Menentukan garis-garis besar untuk dapat melalui usaha.
Kebijaksanaan ditentukan, rencana kerja disusun, baik mengenai
waktu dan cara bagaimana usaha itu akan dikerjakan (operation).
Fungsi ini menghendaki dari si manajer suatu pandangan ke depan
18
Planglaykim, 1991, Manajemen suatu Pengantar, Ghalia Indonesia, Jakarta, hal. 39
17
dengan
tujuan
yamg
terang.
Menetapkan
standar/indikator
keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis.
b. Organizing, menyusun
Setelah ditetapkan rencana, maka kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu, dibagi-bagi antara anggota
manajemen dan bawahannya. Untuk itu pula diadakan pengggolongan
dengan tugas (assignment) sendiri-sendiri, dan masing-masing
mendapat kekuasaan yang di delegasi padanya dari atas. Alokasi dari
pada tugas dan delegasi dari pada kekuasaan inilah yang dimaksudkan
dengan organizing.
c. Actuating (menggerakkan untuk bekerja)
Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dan aktivitas tersebut,
maka manajermengambil tindakan-tindakannya ke arah itu. Tindakantindakannya
itu
(kepemimpinan),
adalah
perintah,
seperti
intruksi,
yang
disebut:
communication
leadership
(hubung-
menghubungi) dan counseling (nasehat),
d. Controlling (pengawasan dan penelitian)
Manajer-manajer pada umumnya menganggap perlu untuk
mengecek apa yang telah dilakukan, guna dapat memastikan apakah
pekerjaan orang-orangnya berjalan dengan memuaskan dan menuju ke
arah tujuan yang ditetapkan itu. Mungkin pula ada perbedaanperbedaan “tunggakan” dalam pekerjaan, kesalah fahaman di dalam
melakukan tugas atau ada halangan yang tiba-tiba muncul.
18
3.
Manajemen Keuangan
Tugas departemen keuangan dalam suatu perusahaan yang
diwakili oleh manajer keuangan sangat berat. Pencapaian tujuan
perusahaan lebih banyak dibebankan kepada manajer keuangan dalam
rangka mencari dan mengelola dana yang ada. Ketiadaan atau
keterbatasan dana merupakan tugas manajer keuangan untuk segera
memenuhinya. Demikian pula dengan pengelolaan dana yang memiliki
haruslah dilakukan secara tepat. Di samping itu, manajer keuangan juga
harus berkoordinasi dan bekerjasama dengan depertemen lainnya untuk
menyatukan pandangan dan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
rangka mencapai tujuan perusahaan.
James C. Van Horne, mendefinisikan manajemen keuangan
adalah segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan,
dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Dari definisi
tersebut dapat diartikan bahwa kegiatan manajemen keuangan adalah
berkutat di sekitar:19
a.
Bagaimana memperoleh dana untuk membiaya, usahanya.
b.
Bagaimana mengelola dana tersebut sehingga tujuan perusahaan
tercapai.
c.
Bagaimana perusahaan mengelola aset yang dimiliki secara efisien
dan efektif.
19
Kasmir, 2010, Manajemen Pengantar Keuangan, Kencana, Jakarta, hal. 5
19
Manajemen
keuangan
juga
di
artikan
sebagai
kegiatan
manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk
memastikan bahwa kegiatan bisnis dilakukan mampu mencapai
tujuannya secara ekonomis, yaitu di ukur berdasarkan profit. Termasuk
ke dalam kegiatan manajemen keuangan adalah bagaimana agar dapat
dipastikan hasil alokasi modal yang dipergunakan untuk penjualan
produk dapat selalu melebihi dari segala biaya yang telah dikeluarkan,
sebagai sebuah indikator pencapaian profit perusahaan.20
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisa
dan pendalian kegiatan keuangan. Banyak keputusan yang harus diambil
oleh manajer keuangan dalam berbagai kegiatan yang harus dijalankan
oleh mereka, meskipun demikian kegiatan dapat dikelompokkan menjadi
dua kegiatan utama yaitu: kegiatan menggunakan dana dan mencari dana.
Dua kegiatan tersebut sebagai fungsi keuangan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan manajemen
keuangan itu akan tampak dalam kegiatan seperti berikut:
a.
Mencari dan memanfaatkan dana
b.
Mengkoordinasi berbagai keputusan : keuangan dan fungsi-fungsi
manajemen
20
c.
Mengamati dan berinteraksi dengan lingkungan keuangan ekstern
d.
Mengawasi pelaksanaan keuangan.
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan saefullah, 2009, Pengantar Manajemen, hal. 15
20
Manajemen keuangan memiliki tujuan melalui dua pendekatan,
yaitu:21
a. Profit risk approach, dalam hal ini manajer keuangan tidak hanya
sekadar mengejar maksimalisasi profit, akan tetapi juga harus
mempertimbangkan risiko yang bakal dihadapi.
b. Liquidity and profitabily,dalam hal likuiditas, manajer keuangan
harus sanggup untuk menyediakan dana (uang kas) untuk membayar
kewajiban yang sudah jatuh tempo secara tepat waktu,dan manajer
keuangan juga dituntut untuk mampu mengelola dana yang dimiliki
termasuk pencarian dana serta mampu mengelola aset perusahaan
sehingga terus berkembang, dari waktu ke waktu.
Fungsi utama manajer keuangan adalah, merencanakan,
mencari dan memanfaatkan dana untuk memaksimalkan nilai
perusahaan, atau dengan kata lain aktifitasnya berhubungan dengan
keputusan tentang pilihan sumber dan alokasi dana. Dan adapun
tugas bendahara adalah:
1) Mengelola penerimaan dana
2) Mengelola penyimpanan dana
3) Manajemen kredit
4) Pembagian deviden
5) Manajemen asuransi
6) Manajemen dan pensiun
21
Kasmir, 2010, Manajemen Pengantar Keuangan, hal. 7
21
7) Hubungan dengan bank dan investor
4.
Penggunaan Dana dan Laporan Keuangan
Dalam suatu periode (misal satu tahun) laporan-laporan keuangan
yang disajikan perusahaam menunjukkan adanya penambahan atau
pengurangan dana (kas).
Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memperkirakan
posisi dan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang (bisa
jangka pendek bisa pula jangka panjang). Untuk menyusun rencana
keuangan tersebut dipergunakan serangkaian asumsi (skenario), baik
yang menyangkut hubungan antar variabel-variabel keuangan, maupun
keputusan-keputusan keuangan.22
Perencanaan
keuangan
jangka
panjang
perlu
mengetahui
bagaimana posisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang, kalau
melakukan keputusan strategis tertentu (misal melakukan investasi modal
dalam jumlah yang cukup besar, disertai dengan keputusan pendanaan
tertentu). Karena itu kemudian disusun laporan keuangan yang
diproyeksikan (atau laporan keuangan proforma), konsisten dengan
keputusan-keputusan keuangan yang diambil.
Perencanaan keuangan jangka pendek umumnya berdimensi
waktu kurang dari satu tahun. Tujuan utamanya sering kali untuk menjadi
likuiditas perusahaan. Alat yang dipergunakan adalah dengan menyusun
anggaran kas. Anggaran kas merupakan taksiran tentang kas masuk dan
22
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2002, Dasar-Dasar Manajemen keuangan, UUI
AMPYKPN, Yogyakarta, hal. 91
22
kas keluar pada periode waktu tertentu.
Analisis laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kinerja perusahaan dalam suatu periode. Laporan keuangan
adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada
saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Inti dari laporan keuangan
adalah menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh
dalam suatu periode. Dalam praktiknya kita mengenal kita mengenal
beberapa macam laporan keuangan seperti:23
a.
Neraca
b.
Laporan laba rugi
c.
Laporan perubahan modal
d.
Laporan catatan atas laporan keuangan
e.
Laporan arus kas
Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan,
serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar,
maka akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah
harta (kekayaan), kewajiban (utang), serta modal (ekuitas) dalam neraca
yang dimiliki.
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan
adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan
23
Kasmir, 2010, Manajemen Pengantar Keuangan, hal. 67
23
dan manfaat dari analisis laporan keuangan adalah:24
a.
Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang
telah dicapai untuk beberapa periode.
b.
Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
c.
Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki.
d.
Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan saat ini.
e.
Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah
perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau
gagal.
f.
Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan
sejenis tentang hasil yang mereka capai.
C. Kerangka Teori Perspektif Islam
1.
Pengertian Sistem
Pembahasan detail sistem diawali dari pembahasan untuk apa
manusia diciptakan,
(٥٦) ‫ن‬
ِ ‫ﺲ إِﻻ ِﻟ َﻴ ْﻌ ُﺒﺪُو‬
َ ‫ﻦ وَاﻹ ْﻧ‬
‫ﺠﱠ‬
ِ ‫ﺖ ا ْﻟ‬
ُ ‫ﺧَﻠ ْﻘ‬
َ ‫َوﻣَﺎ‬
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku.”(adz-Dzaariyaat:56)
24
Kasmir, 2010, Manajemen Pengantar Keuangan, hal. 92
24
Untuk menunaikan tugas itu, Allah memberi manusia dua
anugrah nikmat utama yaitu, manhaj al-hayah (sistem) dan wasilah alhayah (sarana).
Sistem adalah seluruh aturan kehidupan manusia yang bersumber
dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Aturan tersebut berbentuk keharusan
dan larangan melakukan sesuatu. Aturan tersebut dikenal sebagai hukum
lima, yaitu, wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram.25
2.
Manajemen Islam
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan
secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti
dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini
merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam. Rasulullah saw bersabda
dalam sebuah hadits yang diriwatkan Imam Thabrani.26
(‫ن ُی ْﺘ ِﻘ َﻨ ُﻪ )رواﻩ اﻟﻄّﺒﺮان‬
ْ ‫ﻞ َأ‬
َ ‫ﺣ ُﺪ ُآ ُﻢ ا ْﻟ َﻌ َﻤ‬
َ ‫ﻞ َأ‬
َ ‫ﻋ َﻤ‬
َ ‫ﺤﺐﱡ ِإذَا‬
ِ ‫ﷲ ُی‬
َ ‫ِإﻧﱠﺎ‬
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan
sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas dan
tuntas).” (HR Thabrani)
Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara
mendapatkannya yang transparan merupakan amal perbuatan yang
dicintai Allah swt. Sebenarnya, manajemen dalam arti mengatur segala
sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal
yang disyariatkan dalam ajaran Islam.
25
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah, Gema Insani, Jakarta, hal.
10
26
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah, hal. 2
25
Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan
segala sesuatu secara mantap untuk melahirkan keyakinan yang
berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan serta memiliki
manfaat. Dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi dari Abi Hurairah
Rasulullah saw. Bersabda,
(‫ﻻ َی ْﻌ ِﻨﻴْـ ِﻪ )رواﻩ اﻟﺘـﺮّرﻣﺪى‬
َ ‫ﻼ ِم ا ْﻟ َﻤ ْﺮ ِء َﺕ ْﺮ َآ ُﻪ ﻣَﺎ‬
َ‫ﺱ‬
ْ ‫ﻦ ِإ‬
ِ‫ﺴ‬
ْ‫ﺣ‬
ُ ‫ﻦ‬
ْ ‫ِﻣ‬
“diantara baiknya, indahnya keislaman seseorang adalah yang selalu
meninggalkan perbuatan yang tidak ada manfaatnya.” (HR Tirmidzi)
Perbuatan yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan
perbuatan yang tidak pernah direncanakan. Jika perbuatan itu tidak
pernah direncanakan, maka tidak termasuk dalam kategori manajemen
yang baik. Pendekatan manajemen merupakan suatu keniscayaan, apalagi
jika dilakukan dalam suatu organisasi atau lembaga. Dengan organisasi
yang rapi, akan dicapai hasil yang lebih baik dari pada yang dilakukan
secara individual. Kelembagaan itu akan berjalan dengan baik dan
organisasi apapun
senantiasa membutuhkan manajemen yang baik.
Manajemen syariah membahas perilaku yang diupayakan menjadi amal
saleh yang bernilai abadi.
Pengertian manajemen masjid disini berbeda dengan pengertian
manajemen sebagai “sekelompok orang yang bertugas mengarahkan
usaha untuk mencapai tujuan bersama melalui kegiatan yang dilakukan
oleh orang lain”. Karena manajemen masjid tidak mungkin berhasil tanpa
keterlibatan langsung sang manajer dan staf-staf lainnya sebagai pemberi
contoh dalam proses pencapaian tujuan mendirikannya. Demikian pula
26
pengertian manajemen masjid tidak sama dengan pengertian manajemen
“sebagai proses pencapaian tujuan bersama oleh sekelompok orang
dengan kegiatan-kegiatannya”. Karena proses pencapaian tujuan dalam
konteks kemasjidan tidak boleh menghalalkan segala cara.
Manajemen masjid merupakan suatu proses pencapaian tujuan
melalui diri sendiri dan orang lain. Di dalamnya terkandung proses
ketauladanan dan kepemimpinan yang melibatkan semua potensi umat
dalam membina kehidupan masyarakat melalui optimalisasi fungsi dan
peran masjid berdasarkan nilai-nilai islam.
Dalam melihat manajemen sebagai sebuah proses kepemimpinan
dapat diidentifikasii fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan masjid
yang efektif yaitu sebagai berikut:27
a.
Perencanaan; yaitu suatu proses dimana seorang pimpinan masjid
menyusun rencana strategis, menetukan langkah-langkah yang
efektif, antisipasi ke masa depan dan merencanakan berbagai
alternatif kegiatan sesuai dengan situasi kondisi dan potensi yang
dimiliki jamaahnya.
b.
Pengorganisasian; yaitu pembagian fungsi, peran, tugas dan
tanggung jawab semua pengurus yang terlibat dalam suatu
organisasi.
c.
Penyusunan staf; yaitu proses dimana seorang pemimpin memilih,
melatih, melakukan promosi dan memberikan imbalan bagi stafnya.
27
Syahidin, 2003, Pemberdayaan Umat Berbasis Masjid, Alfabeta, Bandung , hal. 99.
27
d.
Pengendalian dan pengawasan; yaitu suatu proses pengukuran
terhadap berbagai rencana dan pelaksanaannya di lapangan.
e.
Komunikasi; yaitu proses penyampaian ide, gagasan, konsep-konsep
dan rencana-rencana strategis kepada pihak lain dalam usaha
mencapai tujuan.
f.
Pengambilan keputusan; yaitu proses dimana arah kegiatan
ditentukan secara cermat dengan berbagai alternatif yang ada untuk
mencapai tujuan.
Motivasi; yaitu memberikan suatu dorongan sehingga semua
personal akan melaksanakan tugasnya dengan ikhlas dan bertanggung
jawab.
Unsur dalam manajemen fisik adalah pengorganisasian secara
lengkap dan struktur masjid, setidaknya ada unsur penting dalam
organisasi masjid yaitu:28
a.
Imam masjid (dewan suriah)
b.
Manajer atau Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM)
c.
Tata usaha (sekretaris dan bendahara)
d.
Operasional (pendidikan, sosial dan usaha)
Dari unsur tersebut juga memerlukan dana buat operasional
pengeluaran keuangan masjid. Dalam mengelola masjid yang perlu
mendapat perhatian adalah masalah keuangan dan surat menyurat.
28
Supardi dan Teuku Amirin, 2001, Manajemen Masjid dalam Pembangunan Masyarakat, UII
Pres, Jakarta, hal. 25.
28
Pengurus masjid harus sungguh-sungguh dan benar-benar
memperhatikan masalah keuangan, terutama masalah pengelolaannya.
Kalau pengelolaaan keuangan masjid dapat dilaksanakan secara baik, itu
bertanda pengurus masjid adalah orang-orang yang dapat dipercaya dan
bertanggung jawab. Akan tetapi kalau pengelolaan keuangan masjid itu
adalah orang-orang yang tidak dapat dipercaya dan tidak bertanggung
jawab. Misalnya saja keuangan masjid tidak jelas penggunaanya,
sementara pertanggung jawaban tidak ada dan sebagainya.
Setiap pengurus masjid diharapkan mampu menyusun laporan
keuangan. Sekurangan-sekurangnya mencatat dengan jelas dari mana
uang masuk, dan penggunaan dana di unitnya masing-masing. Laporan
unit demi unit ini lalu disusun oleh bendahara, entah seminggu sekali,
sebulan sekali, atau setahun sekali. Laporan gabungan itu selanjutnya
disampaikan secara tertulis kepada pihak, semua personel pengurus, para
donatur, dan para jamaah.
3.
Akuntansi Syariah
Akuntansi Syariah adalah sarana informasi dalam pengambilan
keputusan bisnis. Kalau akuntansi berfungsi sebagai sumber informasi
dalam proses pengambilan keputusan bisnis.29 Laporan keuangan dalam
akuntansi Islam hampir sama dengan laporan keuangan pada umumnya,
yaitu:30
29
30
Muhammad, 2003, Prinsip-Prinsip Akuntansi dalam Al-Qur’an, UII Press, Yogyakarta, hal. 4
Muchtar Mandala, 1997, Akuntansi Islam, Bumi Aksara, Jakarta, hal. 39
29
a.
Daftar neraca
b.
Perhitungan Laba Rugi
c.
Laporan Arus Kas
d.
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
e.
Laporan Kegiatan Keuangan
f.
Laporan Pendukung
g.
Catatan atas Laporan Keuangan
Triyuwono
dan
Gaffikin
mengatakan
akuntansi
syariah
merupakan salah satu upaya mendekonstruksi akuntansi modern ke
dalam bentuk yang humanis dan sarat nilai. Tujuan diciptakannya
akuntansi syariah adalah terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan
humanis, emansipatoris, transendental, dan teleologikal. Konsekuensi
ontologis dari ini adalah bahwa akuntan secara kritis harus mampu
membebaskan manusia dari ikatan realitas peradaban berikut semua
jaringan kuasanya, untuk kemudian memberikan atau menciptakan
realitas alternatif dengan seperangkat jaringan-jaringan kuasa Ilahi yang
mengikat manusia dalam hidup sehari-hari.
Akuntansi Islam juga merupakan disiplin ilmu bukan masalah
keyakinan atau masalah tata cara ibadah ritual sebagaimana sering diduga
banyak orang. Semakin banyak lembaga bisnis yang menerapkan syariat
Islam akan memerlukan Akuntansi Islam dan tenaga yang menguasainya.
Keberadaan lembaga ini tentu membuka peluang untuk masyarakat luas
bekerja sama dengan lembaga ini.
30
Prinsip umum akuntansi Islam adalah sebagai keadilan,
kebenaran dan pertanggung jawaban. Adapun prinsip-prinsip khusus
akuntansi syariah adalah sebagai berikut :31
a.
Cepat laporannya
b.
Dibuat oleh ahlinya (akuntan)
c.
Terang, jelas, tegas dan informatif
d.
Memuat informasi yang menyeluruh
e.
Informasi ditunjukan kepada semua pihak yang terlibat secara
horizontal danvertikal
f.
Terperinci dan teliti
g.
Tidak terjadi manipulasi
h.
Dilakukan secara continue (tidak lalai)
Dalam akuntansi Islam menurut Ibrahim Warde, tidak ada
satupun yang menjelaskan pengertian tentang akuntansi Islam secara
sempurna. Namun, kreteria secara umum dapat dijelaskan bahwa
akuntansi Islam adalah lembaga keuangan milik umat Islam, melayani
umat Islam, ada dewan syariah, merupakan anggota organisasi
internasional bank Islam (IAIB) dan sebagainya. Lebih luas, keuangan
Islam meliputi tidak hanya persoalan perbankan, tapi meliputi juga
kerjasama saling membiayai, keamanan dan asuransi perusahaan, dan
lain sebagainya di luar bank.32
31
32
Muhammad, 2003, Prinsip-Prinsip Akuntansi dalam Al-Qur’an, hal.42
http://www.ekisonline.com. keuangan Islam, di akses pada 21 juni 2011
31
Dan dalam keuangan masjid Sampai sekarang masih sedikit
masjid yang menyelenggarakan suatu sistem akuntansi/administrasi,
hampir
semua
kegiatan
berlalu
tanpa
catatan
dan
tanpa
di
dokumentasikan, hal ini mungkin sebagaimana dirasakan kesulitan tiada
tenaga/mengharap bahwa pekerjaan dan kegiatan masjid umat yang
sederhana.
Sesungguhnya demikian, betapa kecilnya kegiatan masjid, apabila
memang banyak sangat perlu adanya suatu pendokumentasian dan
pencatatan, administrasi kemasjidan akan memberi faidah yang banyak
antara lain: Pertama, di ketahuinnya secara pasti pekerjaan dan keadaan
yang sudah berjalan sehingga memudahkan membuat kegiatan lanjutan.
Kedua, dengan adanya administrasi yang baik dapat di adakan evaluasi
apakah telah mencapai kemajuan atau tidak. Ketiga, dengan pelaksanaan
administrasi pihak lain seperti pemerintahan atau orang luar pada
umumnya akan melihat suatu pertanda adanya kemajuan, faidah terakhir
suatu administrasi kemasjidan yang baik akan berarti catatan sejarah
masjid yang dapat di jadikan contoh pelajaran di kemudian hari.33
Masjid memerlukan biaya yang tidak sedikit setiap bulannya.
Biaya itu dikeluarkan untuk mendanai kegiatan rutin. Mengurus masjid,
memelihara/merawatnya, dan melaksanakan kegiatan masjid hanya
mungkin terlaksana jika tersedia dana dalam jumlah yang mencukupi.
Tanpa ketersediaan dana, hampir semua gagasan memakmurkan masjid
33
Asmi A Rahman, 2005, Kamtimnas Melalui Masjid Sebuah Upaya Sosialisasi Gerakan Dakwah
Swakarsa di Jawa Timur, Dewan Pusat Ikatan Da’i Muda Indonesia, hal. 63.
32
tidak dapat dilaksanakan. Merupakan tugas dan tanggung jawab pengurus
masjid yang memikirkan, mencari, dan mengadakan dana ini sebatas
kemampuan yang mereka miliki.
Secara tradisional, aliran dana ke masjid didapatkan dari hasil
tromol jum’at atau dari sedekah jamaah. Namun, mengandalkan income
hanya dari kedua pos itu niscaya jauh dari memadai. Jumlah yang
dihasilkan relatif sedikit, sedangkan anggaran pengeluaran masjid cukup
besar. Mau tidak mau, pengurus masjid perlu menggiatkan usahausahlain yang menjamin adanya sumber pendapatan masjid. Misalnya,
dengan cara mencari dan mengumpulkan donatur tetap yang dapat
memberikan infaknya setiap bulan.
Kegiatan rutin masjid saja sudah menelan biaya yang tidak kecil.
Untuk pembangunan masjid atau renofasi fisik masjid, diperlukan dana
yang luar biasa besar. Pengelola masjid dituntut berpikir keras
mencarikan jalan ke luar untuk menghadirkan dana, baik berupa uang
tunai maupun yang berbentuk material bangunan, dari pihak-pihak
independen yang memiliki kepedulian.34
4.
Sistem Pencarian Dana
a.
Cara Mengumpulkan Dana
Cara mengumpulkan dana untuk biaya pembangunan masjid
memang pekerjaan raksasa dan sungguh tidak mudah. Banyak
kesulitan yang biasanya menghadang pengurus atau panitia
34
M. E Ayub, Muhsin dan Ramlan Marjoned, 1996, Manajemen Masjid, Gema Insani, Jakarta,
hal. 57.
33
pembangunan masjid.
Cara penghimpunan dana dengan mengedarkan lis, amplop
amal, meletakkan tromol atau kotak amal di tempat-tempat umum:
rumah makan, toko, apotek, dan penerimaan dari donatur tetap
tampaknya tetap perlu diterapkan dalam usaha pengumpulan dana.
Di daerah-daerah tertentu, cara tersebut mungkin cukup tepat dan
berhasil. Meski, sebenarnya masih banyak peluang yang dapat
dimanfaatkan. Penghimpun dana secara lebih kreatif dilakukan
beberapa pilihan yaitu:
1) Mengadakan Bazar
Dewasa ini, mengadakan bazar sudah merupakan tradisi
di dalam masyarakat. Kegiatan bazar ini pun dapat dipergunakan
sebagai salah satu cara memasukkan dana. Kesempatan bazar ini
dimanfaatkan untuk menarik dan mengajak sponsor berperan
serta. Misalnya, melalui pembayaran atau sewa tempat dalam
bazar itu. Atau, memungut presentase keuntungan dari kegiatan
jual beli barang murah dalam bazar.
2) Menjual Kalender Hijriyah
Apabila berkenaan dengan datangnya tahun baru Islam,
pengumpulan dana dapat dilakukan dari hasil penjualan kalender
Hijriyah. Kalenderitu dibuat sedemikian rupa sehingga orang
mau membelinya. Atau, kalender itu dijual melalui penggajianpengajian, majlis taklim, sekolah-sekolah Islam. Keuntungan
34
dari jual beli kalender tersebut dipergunakan untuk kepentingan
masjid.
b.
Sumber Dana Masjid
Sumber dana adalah suatu kegiatan yang menaikkan jumlah
uang kas. Sebelum melakukan laporan sumber dana.
Maka terlebih dahulu kita mengetahui bahwa sumber dana
dapat digolongkan ke dalam 2 jenis, yakni:
1) Sumber Dana dari Dalam
Merupakan dana yang berasal dari hasil laporan operasi
perusahaan, ini berarti dana dari kekuatan sendiri. Sumber dana
dari dalam dibedakan menjadi dua bagian:
(a) Sumber dana intern (intern financing) yang merupakan
penggunaan laba, cadangan laba,dan laba yang tidak dibagi.
(b) Sumber dan intensif (intensif financing) yang berasal dari
penyusutan-penyusutan aktiva tetap.
2) Sumber Dana dari Luar
Kebutuhan dana yang diambil dari sumber-sumber di
luar perusahaan, pemenuhan kebutuhan sumber dana dari luar.
Ini dapat mengambil dari pemilik atau calon pemilik, yang
artinya akan membentuk modal sendiri. Sumber dana ini sering
disebut sebagai pembelanjaan sendiri, disamping itu perusahaan
juga bisa memenuhi kebutuhan tersebut yang berasal dari
kreditur, seperti bank, lembaga keuangan atau pengeluaran
35
obligasi.35
Perencanaan pembangunan masjid tidak lepas dari
perhitungan dana, artinya dengan dana yang tidak memadai,
pembangunan masjid baru atau renofasi masjid akan berjalan
sangat lambat. Maka sebelumnya kegiatan penggumpulan dana
pembangunan masjid. Drs. Moh. E. Ayub mengatakan
bahwasnya sumber dana masjid perlu ditetapkan hal-hal sebagai
berikut:
(a) What (apa)
Dana berupa apa saja yang hendak dikumpulkan?
apa saja sumbernya? Sumber dana dapat diperoleh dari
zakat, wakaf, infak, sedekah, sumbangan, bantuan,dan
sebagainya.
Hal-hal yang perlu disiapkan sekurang-kurangnya:
(1) Surat menyurat
Panitia
perlu
membuat
surat,
khususnya
permohonan bantuan dana apabila hendak meminta
bantuan dari kalangan dermawan, perusahaan, instansi
pemerintah, organisasi-organisasi islam, pemerintah
luar negeri, dan sebagainya.
35
Sutrisno, 2000, Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Ekosia, Yogyakarta, hal. 5.
36
(2) Kuintasi
Kuintasi
diperlukan
sebagai
tanda
bukti
pembayaran yang diberikan panitia kepada para
penyubang atau pemberi bantuan.
(3) Wesel
Wesel diperlukan terutama untuk meminta
sumbangan atau bantuan kepada orang atau lembaga
yang jauh di luar kota atau di luar negeri.
(4) Kartu ucapan terima kasih
Kartu
ini
perlu
dikirimkan
kepada
para
penyumbang atau pemberi bantuan sebagai ucapan
terima
kasih
atas
pemberian
sumbangan
dan
bantuannya.
(b) Who (Siapa)
Siapa saja petugas pengumpul dana? Bendahara dan
seksi dana perlu menetapkan petugas dan pembagian
tugasnya, bila perlu dilengkapi dengan identitas pengenal
dan keabsahan proposal pembangunan /renofasi masjid.
Siapa saja yang akan dimintai bantuan? Disini sumbersumber dana dapat dibagi menjadi beberapa kelompok:
(1) Anggota Masyarakat atau Jamaah
Terutama mereka yang tinggal dan berada
tempat masjid yang akan dibangun. Kalau disebuah
37
desa, masyarakat atau jamaah di desa itulah yang
dimintai bantuannya.
(2) Dermawan
Yakni orang-orang yang dikaruniai kekayaan
diatas rata-rata dan suka beramal. Baik dekat maupun
jauh, terutama mereka yang sudah dikenal dan terkenal
dalam
masyarakat.
Dengan
pendekatan
yang
simpatik,orang seperti ini dapat dimintai bantuannya.
(3) Perusahaan dan Instansi Pemerintah
Ada
perusahaan
tertentu
dan
instansi
pemerintah yang dapat dimintai bantuannya untuk
keperluan pembangunan masjid. Di jalur instansi
pemerintah, misalnya: kementrian Agama, Kantor
Pemerintah Daerah Tingkat I dan II.
(4) Organisasi dan Pemerintah luar negeri
Organisasi dan pemerintah luar negeri juga
dapat dimintai bantuannya, seperti Rabithah Alami
Islami, Kerajaan Saudi Arabia, Uni Emirat Arab.
(c) When (Kapan)
Jangka waktu pengumpulan dana, apakah selama
setahun, setengah tahun. Awal pelaksanaan, apakah bulan
Januari, Februari, apakah tanggal 1, atau minggu pertama.
Selayaknya ditargetkan dengan perhitungan yang rinci.
38
(d) Where (di Mana)
Di mana tempat pengumpulan dana. Panitia perlu
menetapkannya, terutama menyangkut tempat yang akan
dijadikan sebagai sekretariat. Perlu juga ditentukan tempat
penyimpan uang atau dana yang terkumpul.
(e) How (Bagaimana)
Bagaiman cara pengumpulan dana dan pelaksanaanya.
Panitia perlu mencari cara yang praktis dalam pelaksaan
pengumpulan dana, dan bisa bertanggung jawab terhadap tugas
dan wewenang masing-masing.36 Misalnya, dengan mendatangi
orang dari rumah ke rumah, mendatangi perusahaan dan
instansi pemerintah, menyediakan kotak amal di tempat umum
tertentu, menyiapkan amplop amal, menyiarkan lewat
pengumuman-pengumuman,
mengajukan
permohonan,
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan amal.
Dalam pengumpulan dana ini, kepandaian dan kelicahan
pengurus atau panitia merupakan faktor yang sangat menentukan. Makin
gesit pengurus atau panitia mengolah celah-celah peluang dana. Makin
cepat target pembangunan/renofasi masjid yang dicapai.
5.
Renofasi Pembangunan Masjid
Keadaan masjid yang sudah terlalu lama dibangun tentu sudah
mengalami perubahan. Keindahan dan kemegahannya berkurang. Di sana
36
A. Bachrun Rifai, 2005, Manajemen Masjid, hal. 113.
39
sini tampak bagian bangunan yang rusak, lapuk, lusuh dan kotor.
Temboknya retak-retak, gembur, dan rontok-rontok, kayu-kayunya pun
lapuk. Cat mulai pudar dan kusam. Saluran air wudlu dan kamar mandi
macet dan kotor, air tidak berjalan lancar. Bau busuk menyengat dari
kamar mandi dan wudhu tampak berlumut. Genteng atau atap seng
banyak yang bocor dan rusak. Semuannya itu dapat menggangu
kelancaran, ketenangan, dan kekhusyukan ibadah.
Keadaan masjid semacam itu jelas menuntut perbaikan, renovasi,
atau pemugaran. Renovasi dapat dengan mengubah bangunan masjid dari
bentuk lama menjadi baru, sebagai upaya penyesuaian bentuk fisik
masjid dengan selera zaman. Dapat pula dengan mempertahankan bentuk
lama, agar tidak menghilangkan nilai historisnya. Dalam melakukan
renofasi masjid, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:37
a.
Panitia Pelaksana
Pengurus masjid perlu membentuk panitia renofasi masjid.
Panitia inilah yang bertugas menyusun rencana, melaksankan,
melaporkan,
dan
mempertanggung
jawabkan
seluruh
hasil
pekerjaannya. Pengurus hanya melakukan pengawasan. Personel
kepanitiaan disusun dari kalangan pengurus, remaja masjid, tokohtokoh masyarakat, dan jamaah masjid. Dari mereka diharapkan
bukan saja tenaga dan pikirannya.38
37
38
E Ayub, Muhsin dan Ramlan Marjoned, Manajemen Masjid, hal.183.
Supardi dan Teuku Amirin, 2001, Manajemen Masjid dalam Pembangunan Masyarakat, UII
Pres, Jakarta, hal. 25.
40
b.
Dana
Uang masjid adalah uang amanat, karena itu pengeluaran
hendaknya hati-hati berdasarkan suatu rencana yang sungguhsungguh dan dasar kepentingannya nyata untuk keperluan masjid.39
Panitia harus membuat dana anggaran biaya renofasi masjid, juga
mempersiapkan sumber-sumber dana, baik dari lingkungan sendiri,
dalam negeri, maupun luar negeri. Lantaran kebutuhan dana tidak
sedikit, apalagi renofasi masjid yang sangat besar, panitia harus
bersungguh-sungguh
mencari
dana.
Namun,
pengalaman
menunjukkan, pengumpulan dana untuk kepentingan masjid akan
lebih mudah diperoleh ketimbang untuk kepentingan yang lain.
c.
Pelaksanaan
langkah
pertama
panitia
adalah
menyusun
program.
Berdasarkan program inilah renofasi dilaksanakan, sehingga renofasi
dapat berjalan lancar dan sesuai dengan waktu dan anggaran yang
telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, perlu benar memperhatikan
segi kualitasa bangunan dan penghematan biaya. Hal-hal yang bisa
dilakukan secara gotong royong oleh jamaah perlu digalang dengan
baik. Gotong royong jamaah, baik berupa tenaga maupun dana, akan
dapat membantu dan meringankan pelaksanaan renofasi masjid.
39
Amidan, 1980, Pedoman Pembinaan Masjid, Depag, Jakarta, hal, 87.
Download