EKONOMIMAKRO Presented by: Dr.Ir.Tavi Supriana, MS 1 The Business Cycle Peak Recov aksi ssion Recce Trough Trough Time ssion Recce tr Kon ery Peak Recove ry Peak Ekspa nsi Output Peak Trough 2 Hasil BAB I PENGANTAR 3 Ilmu Ekonomi EKONOMI Ilmu yang mempelajari masalah ¾ ¾ ¾ ? Kelangkaan (scarcity), Pilihan (choice) dan Alokasi sumber daya (resources allocation). Hal ini terjadi karena asumsi kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas sementara alat untuk pemuas kebutuhan (sumber daya) jumlahnya terbatas. 4 Terbatasnya jumlah, menjadi penyebab sumber daya harus dialokasikan untuk berbagai penggunaan. What How m o h w For Secara luas ekonomi adalah ilmu yang mempelajari proses dan implikasi bagaimana masyarakat membuat pilihan alokasi yakni apa yang akan diproduksi, bagaimana memproduksinya dan untuk siapa diproduksi. 5 MAKRO Ekonomimakro dan Ekonomimikro ? MIKRO Masalah alokasi sumberdaya dapat digambarkan dalam kurva kemungkinan produksi sebagai berikut : 6 Gambar 1.1. Kurva Kemungkinan Produksi 7 Jk diasumsikan: Kepuasan masyarakat dapat dipenuhi dengan produksi dua komoditi X dan Y Jumlah sumberdaya dan teknologi given maka jumlah kemungkinan produksi kedua komoditi ada pada titik titik sepjg garis kurva. Jika semua sumberdaya digunakan untuk memproduksi barang X, maka jumlah barang X yang dihasilkan sebesar OX demikian pula jika seluruh sumber daya digunakan untuk memproduksi barang Y maka jumlah barang Y yang dihasilkan sebesar OY 8 Penggunaan sumber daya yang efisien dapat menghasilkan kombinasi barang X dan Y sepanjang kurva XY. Kurva Kemungkinan Produksi (Production Possibilities Frontiers =KKP) 9 Jika masyarakat memilih memproduksi X lebih banyak dari Y, maka harga barang X per unit menjadi lebih mahal, baik dalam sumberdaya yang digunakan maupun dalam unit barang Y. Hal ini disebabkan karena semakin banyak produk X dipilih, maka semakin banyak sumber daya yang kurang produktiv digunakan dalam produksi X. 10 Pengembangan sumberdaya alternatif yang baru dan Kemajuan teknologi Menggeser KKP ke kanan atas. Pergeseran ini menyebabkan jumlah barang X dan Y yang diproduksi bertambah banyak Secara keseluruhan dalam perekonomian hal ini akan menyebabkan terjadinya 11 pertumbuhan ekonomi. 9 Untuk menghasilkan salah satu daru berbagai kombinasi produksi yang mungkin diperlukan metode yang effisien. 9 Produksi yang efisien mempunyai implikasi bahwa tidak ada lagi komoditi yang dapat diproduksi tanpa mengurangi produksi komoditi lain. 9 Produksi yang tidak effisien terjadi jika produksi berada di bawah kurva kemungkinan produksi, seperti pada titik B. 12 KKP dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan ekonomi: ¾ ¾ ¾ ¾ Apa yang menentukan tingkat penggunaan tenaga kerja agregat (produksi agregat) ? Mengapa produksi berfluktuasi Mengapa industri kadang kala berproduksi di bawah kurva kemungkinan produksi ? Jika produksi dilakukan secara effisien sepanjang kurva kemungkinan produksi, bagaimana komposisi produksi agregat yang diinginkan (yang terbaik)? 13 Pertanyaan 1-3 menjadi ruang lingkup analisis ekonomimakro Pertanyaan yang kedua menjadi kajian dalam ekonomimikro. 14 Selain menjawab pertanyaan fundamental mengenai tenaga kerja dan pendapatan agregat, Analisis ekonomimakro Pertumbuhan ekonomi, Peranan uang dalam menggerakkan aktivitas perekonomian Naik turunnya tingkat harga umum. 15 Analisis Ekonomimikro Perilaku pelaku ekonomi (konsumen individual dan perusahaan) dalam pasar komoditi. Alokasi sumber daya pada harga relatif. Sebagai alat dasar analisis, digunakan model pasar (market model), yakni interaksi permintaan (Demand=D) dan penawaran (Supply= S) 16 Jika faktor pendapatan konsumen, harga input & faktor lainnya given, maka : 1 Jumlah komoditi yang ditawarkan (Penawaran) merupakan fungsi (positif) dari harga. 2 Permintaan merupakan fungsi negatif dari harga. Harga yang tinggi merupakan insentif bagi tenaga kerja untuk menambah jumlah produksi, 3 Semakin tinggi harga akan mengurangi jumlah permintaan (Income effect). 4 Tingginya harga juga menyebabkan konsumen mencari komoditi pengganti yang lebih murah (Substitution effect). 17 Teori ekonomimikro dikembangkan lebih lanjut dalam teori yang dikenal sebagai General Equilibrium Theory Teori ini menganalisis kondisi bagaimana harga dihasilkan dari suatu keadaan keseimbangan pasar untuk seluruh komoditi secara simultan. 18 Kerangka dasar ek.mimikro ini digunakan untuk analisis ekonomimakro Penawaran dan permintaan agregat (Aggregate Supply and Agregate Demand) sebagai fungsi dari harga digunakan untuk menganalisis kondisi keseimbangan pada ekonomimakro. Namun hal ini menjadi kontroversi karena adanya ”fallacies of composition”. 19 Fallacies of composition Paradox or thrift Income effect & substitution effect ekonomimikro tepat ekonomimakro tidak tepat D Agg. dan S Agg. bukan mrpk fungsi yang independen dari harga, (Uang dalam permintaan agregat dihasilkan 20 dari penawaran agregat) Fallacies of composition Dalam ek.mikro Kekuatan permintaan dan penawaran seimbang Dalam ek.makro Equlibrium tercapai pada kondisi terdapat unemployment 21 Fallacies of composition Asumsi “optimisasi” pelaku ekonomi (memaksimumkan nilai beberapa konsep benefit seperti profit dan utilitas) tidak bisa dilakukan dalam ek.makro 22 Perkembangan Teori Ekonomimakro Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan yang mendasari beberapa aliran pemikiran (School of thought). 23 School of thought Teori Klasik, Teori Keynesian, Teori Neo-Klasik, Moneterist, Ekspektasi rasional (Rational Expectation) Teori Post-Keynesian My Theory 24 Klasik Shocks dapat mengakibatkan siklus (boom and bust) Always full employment Mekanisme harga (as invisible hand) Kekuatan permintaan dan penawaran sll membawa pada keseimbangan”full employment” Pengangguran : ekses S ag.>D ag.krn tingginya upah riil (riel wage). Kekuatan pasar akan menekan upah riil pada keadaan keseimbangan, sehingga selalu kembali pada keadaan ”full employment”. 25 Teori Keynesian John Maynard Keynes (Inggris, 1936) The General Theory of Employment, Interest and Money D tenaga kerja adalah derived demand Penolakan Keynes terhadap Say’s Law permintaan efektif (effective demand). Ekonomi tidak stabil, D ag. selalu berfluktuasi ( investasi > dipengaruhi oleh ekspektasi dan psikologi) Implikasi dari teori Keynesian : Pemerintah Kebijakan stabilisasi 26 Teori Neo-Klasik ¾ ¾ ¾ ¾ Teori ini merupakan teori klasik yang diperbaharui. Diawali dengan marginalist revolution. Pelaku ekonomi dapat dinterpretasi dan dianalisis dalam prinsip-prinsip maksimisasi (menggunakan kalkulus differensial). Pada dasarnya sama dengan ekonomimikro. Penekanan akan pentingnya keseimbangan pasar yang menentukan harga keseimbangan sebagai gambaran utilitas marjinal disisi permintaan dan biaya produksi sbg gambaran utilitas marjinal disisi penawaran. 27 Neo-klasik menggunakan asumsi bahwa ekonomi agregat dapat dianalisis dengan cara yang sama dengan pasar komoditi, dimana permintaan dan penawaran agregat menentukan tingkat output agregat dan tingkat harga umum. Sama seperti pendahulunya (klasik), teori ini juga masih memberi peluang bagi adanya pengangguran dalam jangka waktu yang lebih panjang sebagai akibat dari ketidaksempurnaan pasar dan rigiditas (gagalnya upah riil untuk turun). Karena rigiditas ini awalnya adalah teori Keynes, neo-klasik menyatakan bahwa teori Keynes sebagai kasus khusus, dimana upah yang rigid tidak dapat mencapai kondisi keseimbangan yang full employment. 28 Moneterist Moneterist, merupakan varian teori Neo-klasik. Moneteristm, membuktikan kebijakan ”dorongan permintaan” Keynesian sebagai penyebab ketidakstabilan dan inflasi. Pengeluaran pemerintah (Government spending) tidak dapat menurunkan tingkat pengangguran. Dalam jangka panjang kebijakan ini hanya mengakibatkan inflasi. 29 Ekspektasi rasional (Rational Expectation) Varian teori Neo-Klasik Untuk menganalisis bagaimana memasukkan ekspektasi pelaku ekonomi terhadap variabel ekonomi pada masa yang akan datang ke dalam model Ekspektasi pelaku ekonomi ini akan mempengaruhi pencapaian keseimbangan pasar. 30 Logika neo-klasik mempunyai implikasi bahwa harga dan upah yang fleksibel mampu membawa keseimbangan output agregat pada kondisi full employment. Deviasi dari kondisi full employment dapat terjadi hanya karena perilaku pasar yang tidak rasional. Jika ekspektasi pelaku ekonomi ”rasional”, maka kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi output agregat tidak dibutuhkan. 31 The Future Teori Post-Keynesian Elemen penting dalam ”General Theory” Keynes adalah peran ketidakpastian ”uncertainty” dan ekspektasi ”expectation” dalam perilaku ekonomi. Banyak keputusan ekonomi yang harus dibuat berdasarkan penilaian keuntungan yang akan diraih pada masa depan, misalnya keputusan keuangan dan investasi. 32 Proses penyesuaian pada kondisi disekuilibrium menurut teori PostKeynesian adalah ”Respon produser (agregat) dengan adanya kelebihan penawaran (excess supply), yakni dengan menurunkan produksi, dan respon mereka terhadap kelebihan permintaan (excess demand), yakni meningkatkan produksi. Hal ini menyebabkan dalam jangka pendek tingkat produksi agregat aktual akan ditentukan oleh reaksi produser terhadap perubahan permintaan agregat efektif. 33 Bagi sektor industri, tidak ada fluktuasi harga yang terjadi dalam jangka pendek mengikuti naik turunnya permintaan dan penawaran. Tingkat harga yang mungkin adalah mark-up yang didasarkan (historical) atas biaya produksi. Perubahan harga karena perubahan biaya produksi atau margin keuntungan mempunyai pengaruh yang penting terhadap aktivitas agregat. Post-Keynesian masih berpendapat bahwa analisis perubahan output jangka pendek sebagai jumlah perubahan permintaan efektif . 34 Peran ekspektasi pelaku ekonomi dan proses bagaimana ekspektasi dibentuk menjadi sangat penting untuk menghasilkan peramalan ekonomi. Prediksi dapat dibuat berdasarkan kumpulan ekspektasi dan membandingkannya dengan prediksi dari kumpulan ekspektasi lainnya. Post-Keynesian menekankan pentingnya keseimbangan jangka panjang, dimana semua kegiatan ekonomi sudah bekerja sempurna. Post-Keynesian melupakan pesan dari ”Keynesian Revolution” : In the Long Run we are all dead. The economist who tell us that when the storm has passed, the ocean will be calm again, sets himself too easy, too useless a task. 35 Kesimpulan Klasik Keynes NewKlasik NewKeynes Ekspektasi Perbedaan School of thought Determinasi tk output agregat Implikasi kebijakan pemerintah 36 Klasik, New-Klasik dan LR-Neo-Klasik, Keseimbangan tingkat output digerakkan oleh kekuatan ekonomi itu sendiri yaitu keseimbangan D dan S agregat (full employment). Dari sisi implikasi kebijakan pemerintah, peran pemerintah dibatasi. Pemerintah hanya perlu menjaga agar lingkungan ekonomi yang mendukung tersedia bagi bekerjanya kekuatan pasar secara efisien. Teori klasik menekankan stabilitas alamiah tanpa intervensi pemerintah (laissez faire). 37 Keynesian, Post-Keynesian dan SR Neo-Klasik Keseimbangan output agregat pada kondisi dibawah full employment. Model ini mencoba menjelaskan mengapa kondisi ini terjadi (Mengapa ekonomi bekerja di bawah kurva kemungkinan produksi dan tidak ada kecendrungan untuk kembali)pada kondisi output agregat yang full employment secara alamiah. 38 i s a s i Stabil Dari sisi impikasi kebijakan pemerintah, Keynesian, Post-Keynesian berpendapat bahwa kekuatan pasar dapat menyebabkan fluktuasi. Peran pemerintah dibutuhkan dalam kebijakan stabilisasi. Intervensi pemerintah melalui pengeluaran pemerintah, pajak dan kebijakan moneter dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakstabilan 39 Pada dasarnya tidak ada model yang benar untuk semua keadaan. Perlu diingat bahwa model adalah abstraksi dari fenomena. Tujuan suatu model dibangun adalah untuk membantu memahami kekuatan ekonomi yang terjadi dengan membuat penyederhanaan (asumsi-asumsi) dan penekanan pd variabel yang menjadi perhatian untuk dikaji. Teori yang dibangun berdasarkan model yang demikian, tidak terlepas dari faktor l a c i t i l Po politik. mics Econo 40 Model klasik dibangun pada era pemerintahan yang tidak demokratis (abad 18). Pada masa itu aktivitas ekonomi dilakukan menurut pola patronase dan monopoli. Keyenesian sebaliknya dibangun setelah Great Depressi tahun 1930-an. Great Depressi tidak dapat diatasi dengan model klasik yang percaya pada kekuatan natural pasar. Great Depressi membutuhkan campur tangan pemerintah yang kuat untuk menggerakkan ekonomi. Tahun 1950-1960an adalah masa-masa terjadinya pertumbuhan produksi dan tenaga kerja yang cepat secara terus menerus. Ekonomi barat menjalankan ekonominya dengan kebijakan Keynesian memompa permintaan agregat jika terjadi pengangguran yang tinggi, dan membatasi permintaan agregat jika inflasi mulai 41 meningkat. Kelemahan teori Keynes mulai dirasakan pada tahun 1970-an. Pada saat ini inflasi dan tingkat pengangguran yang tinggi terjadi secara bersamaan. Mengatasi masalah pengangguran dengan memompa permintaan agregat justru mendorong terjadinya inflasi. Jika situasi seperti ini terjadi pemerintah sebaiknya tidak melakukan pemompaan permintaan agregat tetapi hanya menjaga stabilitas lingkungan ekonomi untuk berlangsungnya kekuatan pasar kompetitif . Inflasi ? Find the job 42 BAB II PDB ? PENDAPATAN NASIONAL 43 Pendapatan Nasional menggambarkan tingkat produksi suatu negara yang dicapai dalam tahun tertentu Pendapatan Nasional merupakan salah satu cara untuk mengukur kemakmuran suatu negara Pendapatan Nasional mempunyai peran yang penting dalam menggambarkan kegiatan perekonomian Untuk meningkatkan kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara maka Pendapatan Nasional negara yang bersangkutan harus ditingkatkan. 44 Konsep Pendapatan Nasional ¾ ¾ Produk Domestik Bruto Barang dan jasa yang diproduksi (dengan menggunakan faktor produksi milik warga negara maupun milik warga negara asing yang ada di negara tersebut) dalam satu negara pada tahun tertentu. Produk Nasional Bruto (PNB). Nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh warga negara, negara yang bersangkutan (tidak termasuk warga negara asing) baik yang berada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri. 45 Perhitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Produksi (Production Approach) Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) 46 9 SEKTOR PEREKONOMIAN Pertanian, peternakan,kehutanan dan perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restauran Pengangkutan dan konsumsi Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa 47 Hubungan antara PDB riil - PDB nominal Deflator= PDB nominal : PDB riil x 100% PDB riil = PDB nominal / Deflator Inflasi = Deflator tahun t – Deflator tahun (t-1)/ Deflator tahun (t-1) x 100 % 48 PDB Indonesia Menurut Lapangan Usaha ADHB tahun 1990-1996 (M Rp) No Lapangan Usaha 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1 Pertanian, peternakan,kehutanan dan perikanan 42148,7 44218,4 48297,7 59390,5 68486,9 77896,2 88040,8 2 Pertambangan dan Penggalian 25448,4 30901,4 32980,1 35028,7 37926,3 40194,7 45915,7 3 Industri pengolahan 40029,7 48335,9 58387,6 75088,3 92045,6 109688, 7 135580, 9 4 Listrik, gas dan air bersih 1258,1 1575,0 2483,6 35094,8 43982,6 5655,4 6593,7 5 Bangunan 10748,5 12855,8 17509,5 197438, 8 28648,8 34451,9 42024,8 6 Perdagangan, hotel dan restauran 33872,8 37726,2 47856,6 54854,4 63967,4 75639,8 88877,8 7 Pengangkutan dan konsumsi 10999,6 13467,3 18438,4 22956,3 27092,2 30795,1 34926,3 8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 8287,1 10083,9 17953,8 24944,6 32893,2 39510,4 44371,4 9 Jasa-jasa 6434,1 7452,6 13954,7 24888,5 31963,5 40681,9 46299,4 Produk Domestik Bruto 179227, 4 206616, 5 257861, 3 329684, 9 427006, 5 454514, 1 532630, 8 PDB tanpa Migas 145611, 6 183413, 3 219364, 2 286490, 5 392041, 6 417705, 8 490316, 49 6 PDB Indonesia menurut Lapangan Usaha ADHK Tahun 1997-2004 (M Rp) No Lapangan Usaha 1997 1998 1 Pertanian, Pertanian, peternakan,kehutanan dan perikanan 100150,5 172827,6 2 Pertambangan dan Penggalian 54509,9 120328,6 3 Industri pengolahan 159747,7 238897,0 4 Listrik, Listrik, gas dan air bersih 7939,3 11283,1 5 Bangunan 46181,1 61761,6 6 Perdagangan, Perdagangan, hotel dan restauran 103762,8 146740,1 7 Pengangkutan dan konsumsi 42231,9 51937,2 8 Keuangan, Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 58691,2 69891,7 9 JasaJasa-jasa 52291,6 82086,8 Produk Domestik Bruto 625505,9 955753,5 PDB tanpa Migas 576088,6 847697,4 1999 2000 2001 2002 2003 2004 215686,7 217897,9 246298,2 281325,0 325700 354400 109925,4 175262,5 191762,4 191827,2 169500 196900 285873,9 314918,4 362031,2 402601,1 590100 652700 13429,0 16519,3 21183,9 29100,5 19500 22900 67616,2 76573,4 85263,2 92366,3 112600 134400 175835,4 199110,4 234262,6 258869,2 337800 372300 55189,6 62305,6 75795,9 97343,5 118300 140600 71220,2 80459,9 91438,4 105621,7 174300 194500 104955,3 121871,4 141362,2 150957,2 198100 234300 1099731,6 1264918,7 1449398,1 1610011,6 2045900 2303000 992179,1 1081417,9 1261383,3 1421676,4 1872400 2095400 50 Kendala-kendala yang timbul dalam perhitungan PDB: ¾ ¾ ¾ Kurang lengkapnya data statistik dari berbagai struktur ekonomi yang melakukan aktivitas ekonomi dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak tercatat dalam perhitungan PDB yang sebenarnya. Timbulnya perhitungan ganda dari berbagai sektor industri sehingga akan memperbesar PDB yang sebenarnya. Sangat sukar membedakan barang akhir dengan barang setengah jadi . 51 Manfaat Perhitungan dan Analisis Pendapatan Nasional Pendapatan nasional adalah alat ukur bagi tinggi rendahnya tingkat kemakmuran suatu negara. Mengetahui struktur perekonomian suatu negara -Kemana arah perekonomian bergerak -Laju kecepatan geraknya -Berapa lama waktu dibutuhkan untuk mencapai suatu sasaran Membandingkan perekonomian dari waktu ke waktu Membandingkan perekonomian antar negara Menentukan dan menyusun berbagai kebijakan ekonomi 52 Kekurangan Pendapatan Nasional sebagai alat ukur dari kesejahteraan ¾ Pendapatan Nasional adalah suatu angka aggregatif tentang seluruh perekonomian suatu negara. Meskipun terdapat angka pendapatan perkapita tidak berarti setiap orang memiliki pendapatan sebanyak itu. Pendapatan Nasional tidak menggambarkan perbedaan pendapatan antar individu maupun golongan. Dengan perkataan lain Pendapatan Nasional tidak menggambarkan distribusi pendapatan untuk berbagai lapisan masyarakat. 53 ¾ ¾ Dimensi tempat tidak tercakup dalam Pendapatan Nasional. Pendapatan Nasional tidak menggambarkan Pendapatan antar daerah. Karena sifatnya kuantitatif, Pendapatan Nasional hanya menggambarkan aspek material dari kehidupan manusia tidak aspek spritualnya.Pendapatan Nasional dinilai sama dengan produksi barang dan jasa berdasarkan harga pasar. Kemakmuran dan kesejahteraan mental dan spiritual tidak dapat diperhitungkan dengan angka. Dengan demikian tingginya Pendapatan Nasional belum tentu mencerminkan kesejahteraan umat manusia. 54 ¾ ¾ Pendapatan menyembunyikan produksi barang dan jasa yang mewah dan esensial. Pertumbuhan tinggi bisa saja disebabkan oleh produksi barang mewah yang hanya dinikmati sebagian kecil penduduk terkaya. Tujuan meningkatkan Pendapatan Nasional seringkali menyebabkan eksploitasi terhadap sumberdaya alam secara tidak seimbang, sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan 55 BAB III AGREGATE SUPPLY ? PENAWARAN AGREGAT 56 PENAWARAN AGREGAT Total output yang dihasilkan suatu perekonomian pada tingkat harga umum tertentu. 57 Fungsi Produksi Agregat ¾ Hubungan antara faktor produksi dan teknologi dengan output (pendapatan nasional) Y = Y (K,N, L,T) dimana : Y Y = Pendapatan nasional = K = Kapital N = Tenaga kerja L = Lahan T = Teknologi 58 Dengan asumsi faktor-faktor K, L, dan T adalah tetap dalam jangka pendek, maka fungsi produksi dapat dirumuskan : Y = Y (N) Secara grafik persamaan di atas digambarkan 59 Penawaran Agregat Tenaga Kerja ¾Dibangun melalui pendekatan ekonomi mikro yaitu didasarkan atas prilaku dari individu. ¾Individu dihadapkan kepada pilihan antara waktu yang digunakan untuk bekerja dan istirahat, ¾Pembagian waktu untuk bekerja dan istirahat akan dipengaruhi oleh upah riil (real wage). w = W/P Dimana : w = Upah nyata W = Upah nominal P = Tingkat harga 60 Dengan asumsi bahwa individu mempunyai perilaku yang rasional (dimana setiap individu akan berusaha untuk memaksimumkan kesejahteraannya), maka akan terdapat kesenjangan (trade off) antara bekerja dan istirahat. Kesenjangan ini akan dipengaruhi oleh besarnya tingkat upah riil yang diterima, seperti pada Gambar 3-2. 61 Permintaan Agregat Tenaga Kerja Kerja? e Didasarkan atas perilaku perusahaan dalam menggunakan tenaga kerja. 62 Dalam persaingan sempurna untuk mencapai keuntungan maksimum, perusahaan akan menggunakan tenaga kerja pada saat : VMP = CMP = W VMP = MPN P Dimana : ¾ VMP = nilai produk marjinal ¾ CMP = biaya produk marjinal ¾W = upah nominal 63 64 Kurva Penawaran Agregat (Asumsi Klasik) Menggunakan asumsi fleksibilitas tingkat upah. Tenaga kerja yang terpakai dalam perekonomian (employment) selalu dalam keadaan equilibrium. Model penawaran agregat klasik Y = Y(N) W = W/P SN = Sn (W) DN = DN (W) DN = SN = N FE 65 Pasar tenaga kerja selalu mencapai equilibrium (full employment) Full employment : keadaan dimana seluruh tenaga kerja dalam keadaan bekerja (Tidak terdapat pengangguran kecuali pengangguran friksional.) Rumah tangga (penjual tenaga kerja) dan perusahaan (pembeli tenaga kerja) tidak dipengaruhi money illusion Upah nominal tidak berpengaruh jumlah D dan S tenaga kerja terhadap 66 Kurva Penawaran Agregat (Asumsi Keynes) Asumsi upah nominal rigid (Harga tingkat upah , harga tingkat upah nominal rigid Model penawaran agregat Keynes : Y W SN DN N N = Y(N) = W(P) = SN (W) = DN (W) = NFE = SN = DN = jika W = We = DN < NFE jika W > We 67 Permintaan terhadap tenaga kerja tidak selalu berada pada tingkat full employment. Jika tingkat upah riil yang berlaku (w) >> tingkat upah riil full employment (we), maka DN << jumlah tenaga kerja yang ada (NFE), 68 BAB IV Agregate ? Demand TEORI PERMINTAAN AGREGAT SEDERHANA 69 Interaksi penawaran dan permintaan agregat Tingkat pendapatan nasional, Penggunaan tenaga kerja (employment) Harga 70 Permintaan Agregat Sederhana Asumsi : Tidak ada perdagangan Internasional Tidak ada laba perusahaan yang ditahan Tidak ada bisnis transfer Tidak ada pajak Tidak ada transfer pemerintah 71 Y = Y (N) Dimana : Y = Pendapatan nasional C = Konsumsi I = Investasi Dengan asumsi belum ada pajak, maka Yd =Y = C + I 72 C = a + b Yd Dimana 0 < b < 1 Persamaan diatas dinamakan fungsi konsumsi, dimana a adalah titik potong (intersep) dan b adalah slope. Slope dari fungsi adalah kecendrungan mengkonsumsi (Marginal Propensity to Consume = MPC). 73 MPC sebesar b dapat diartikan: penambahan Rp.1 pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposable income) akan menaikkan konsumsi sebesar Rp.b. Hal ini dapat dituliskan : MPC = ΔC ΔYd 74 Dengan mensubtitusikan persamaan (3) kepersamaan (1) akan diperoleh, Y = a + bY d + I Karena Y = Yd, maka Y(1−b)=a+1 Y = 1 ⎛⎜ a + I ⎞⎟ ⎟ ⎠ 1 − b ⎜⎝ Subtitusikan kepersamaan (3), maka diperoleh C = a + b ⎛⎜⎜ a + I ⎞⎟⎟ ⎠ 1− b ⎝ 75 Selanjutnya, diketahui bahwa : S = Yd − C Dimana S = Tabungan (Saving) Dengan subtitusi persamaan (9) ke persamaan (3), maka diperoleh S = Yd − a − bY d = − a + (1 − b)Y d Persamaan (10) ini disebut fungsi tabungan dengan slope (1-b) yang dinamakan Marginal Propensity to Save (MPS). 76 MPS sebesar (1-b) berarti, setiap penambahan disposible income sebesar Rp.1 akan menyebabkan tabungan bertambah sebesar (1-b). MPS = ΔS ΔY d Kembali ke persamaan (9) S = Yd − C 77 Dengan asumsi bahwa setiap perubahan disposable income (Yd) akan mengakibatkan perubahan konsumsi sebesar C dan tabungan sebesar S, maka : Yd + ∆Yd = C + ∆C + S + ∆ S Subtitusikan diperoleh : persamaan (12) kepersamaan (13), ∆Yd = ∆C + ∆S 78 Persamaan (14) dibagi dengan Yd, sehingga diperoleh : 1 = ΔC + ΔS ΔY d ΔY d MPC = MPS = 1 Y = Yd = C + S C+I=Y=C+S I=S Persamaan I=S merupakan kesamaan yang berlaku untuk penyelesaian permintaan agregat. 79 Jika net investasi adalah eksogen, dengan mensubtitusikan persamaan (10) kepersamaan (19), diperoleh : 1= −a +(1−b)Yd atau Y d = 1 ⎛⎜ a + I ⎞⎟ ⎟ ⎠ 1 − b ⎜⎝ Karena Yd = Y, maka dalam model sederhana ini persamaan (21) adalah identik dengan persamaan (8). 80 Persamaan Y d = 1 ⎛⎜ a + I ⎞⎟ cukup penting karena: ⎟ ⎠ 1 − b ⎜⎝ Menjelaskan hubungan bahwa total pendapatan yang tidak dikonsumsikan selalu sama dengan net investasi. Untuk tingkat net investasi berapapun, hanya satu tingkat pendapatan nasional yang akan menghasilkan tingkat yang sama dengan tabungan. 81 Pemecahan dengan Grafik C = 5 + 0.8Yd Persamaan ini digambarkan pada gambar berikut : Grafik Solusi Permintaan Agregat 82 Permintaan Agregat 83 Penawaran dan Permintaan Agregat Permintaan dan Penawaran Agregat (The Downwardly Rigit Wage) 84 Sifat AgD sederhana Tingkat keseimbangan AgD merupakan tingkat keseimbangan pendapatan nasional. Tingkat keseimbangan harga ditentukan hanya oleh kurva AgS bukan AgD. Kedua sifat ini disebabkan karena asumsi harga kurva AgD yang inelastis sempurna. Kondisi yang dicapai dalam keseimbangan ini adalah suatu kondisi dibawah full employment. Tidak ada kekuatan endogenus dalam model yang dapat menghasilkan keadaan full employment. 85 Permintaan dan Penawaran Agregat pada Tingkat upah yang fleksibel (Perfectly Flexible Wage) 86 Perubahan Investasi Pengaruh Perubahan Investasi terhadap Perubahan 87 Permintaan Agregat Pengaruh Perubahan Investasi terhadap Tingkat 88 Pendapatan Model penawaran agregat yang tepat untuk analisis ini adalah model Keynesian (downwardly rigid wage). Hal ini disebabkan pada model ini kondisi keseimbangan terjadi pada tingkat dibawah full employment. Tingkat keseimbangan yang baru permintaan agregat dan pendapatan Y' dapat diperoleh dengan pemecahan: Y’ = C + I = C + I + ∆I Y' = a + bY' + I + ∆I Y' = 1 ⎛⎜ a + I + ΔI 1 − b ⎜⎝ ⎞ ⎟ ⎟ ⎠ dimana Y' adalah tingkat keseimbangan permintaan dan penawaran yang baru. 89 Contoh : Dalam soal sebelumnya, jika terjadi kenaikan investasi dari Rp.10M menjadi Rp.15M, apa yang terjadi pada permintaan agregat? Perubahan dalam net investasi (∆I) adalah Rp. 5 M, maka permintaan agregat yang baru adalah : Y' = 1 ⎛⎜ 5 + 10 + 5 ⎞⎟ = Rp.100 ⎟ ⎠ 1− 0,8 ⎜⎝ Besarnya perubahan dalam pendapatan adalah : ∆Y = Y' - Y = 100 - 75 = Rp. 25 M yang artinya setiap penambahan Rp.1 net investasi akan menghasilkan penambahan pendapatan sebesar 5 M. 90 Pengganda Investasi ( Invesment Multiplier) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan investasi terhadap pendapatan, maka perlu diketahui besarnya pengganda Investasi (Invesment Multiplier) : Y' − Y = 1 (a + I + ΔI) − 1 ⎛⎜⎜ a + I⎞⎟⎟ ⎠ 1− b 1− b ⎝ ΔY = 1 ΔI 1− b ΔY ΔI = 1 =μ 1− b 91 Injeksi Pengganda yang Berkesinambungan 92 Injeksi Pengganda Tunggal 93 Gambar menunjukkan jumlah kenaikan pendapatan yang terjadi akibat dari penambahan setiap 1M net investasi. Jumlah ini bebas dari nilai I atau Y dan ∆I. Dalam model permintaan agregat sederhana, jumlah ini tergantung hanya pada slope fungsi konsumsi dan dapat dihitung pada setiap perubahan dalam investasi. Jika kita kalikan rasio atau ∆Y/∆I dengan ∆I, kita akan memperoleh perubahan dalam pendapatan (∆Y). Rasio ini disebut juga investment multiplier (µ1). 94 Pendapatan pada minggu kedua meningkat dengan naiknya jumlah pengeluaran pada barang-barang konsumen sebesar b(∆I). Selanjutnya dengan meningkatnya investasi I secara kontinu sebesar ∆I, maka tingkat pendapatan akhir minggu kedua : Y2 = Yo + ∆I + b (∆I) = 84 M Pengeluaran rumah tangga: b(b.∆I) + b.∆I = b2.∆I + b.∆I 95 Pada konsumsi dalam minggu ketiga. Penambahan pengeluaran karena peningkatan investasi yang kontinu (∆I) , menghasilkan tingkat pendapatan : Y3 = Y0 + ∆I + b.∆I + b2.∆I Karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pendapatan pada akhir dari minggu ke n akan menjadi : Yn = Y0 + ∆I + b.∆I + b2.∆I +….+ bn-1.∆ I Mengalikan kedua sisi persamaan diatas dengan b, diperoleh : bYn = bYo + b.∆I + b2.∆I + b3.∆I + ... +bn-1.∆I + bn.∆I 96 Dengan mengurangkan persamaan di atas, diperoleh : (1- b) Yn = Yo (1-b) + ∆I (1-bn) Y n = Y 0 + ΔI 1 − b n 1− b ⎛ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎞ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ Dari persamaaan di atas dapat disimpulkan bahwa bn menjadi sangat kecil kalau n besar , jika n bernilai ∞ , tingkat keseimbangan permintaan agregat mendekati : Y n = Y o ⎞ ⎟ 1 + ⎟ ΔI 1 − b ⎟⎠ ⎛ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ Y n − Y o ΔY = = 1 = μ1 ΔI ΔI 1− b 97 Hasil dari single Injection ∆Y2 = b.∆Y1 = b. ∆I Periode ketiga : ∆Y3 =b.∆Y2 = b(b.∆Y1) = b2.∆I 98 Jika ∑∆Y mewakili total perubahan-perubahan pendapatan dalam periode n, maka diperoleh : ∑∆Y = ∆Y1 + ∆Y2 + ∆Y3 + ……. ∆Yn = ∆I + b.∆I + b2.∆I + ….bn-1.∆I ∑ ΔY ΔI ∑ ΔY = 1 1− b 1 = ΔI 1− b ⎛ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎞ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ 99 BAB V ? PEMERINTAH DAN TEORI PERMINTAAN AGREGAT SEDERHANA 100 Model Permintaan Agregat dengan Pemerintah Y=C + I +G Y = 1 (a − b T + I + G ) 1− b 101 Pengganda (multiplier) pengeluaran pemerintah Y + ΩY = 1 ⎛⎜⎜a − bT + I+ G + ΩG ⎞⎟⎟ ⎠ 1− b ⎝ ΩY = 1 ΩG 1− b ΩG = ΩY = 1 1− b ΩG Pengganda (multiplier) pengeluaran pemerintah, besarnya sama dengan multiplier investasi . 102 Multiplier Pajak ⎤ ⎡ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ 1 ⎥ ⎢ Y + ΩY = ⎢a − b ⎜ T + Ω T ⎟ + I + G ⎥ ⎜ ⎟ ⎥ 1− b ⎢⎣ ⎝ ⎠ ⎦ Ω Y = 1 ⎛⎜⎜ − b Ω T ⎞⎟⎟ = − b Ω T ⎠ 1− b ⎝ 1− b μT = − b 1− b 103 µT < µG Peningkatan pengeluaran pemerintah dibarengi dengan peningkatan pajak dengan jumlah yang sama Menghasilkan peningkatan AgD. Anggaran berimbang (balanced budget) meningkatkan pengeluaran pemerintah, ΩG = ΩT = ΩE ΩE perubahan yang sama dalam pengeluaran dan penerimaan. 104 Peningkatan permintaan agregat sebagai akibat dari peningkatan pengeluaran pemerintah adalah : ΩYG = ΩE 1−b dan penurunan dalam permintaan agregat sebagai akibat dari peningkatan pajak adalah : Ω YT = − b Ω E 1− b Penjumlahan peningkatan dan penurunan permintaan agregat ini menghasilkan : dalam ⎞ ⎟ 1 b Ω Y = Ω Y G + Ω YT = Ω E − ⎟= ΩE 1 − b 1 − b ⎟⎠ ⎛ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ 105 Kedua sisi persamaan dibagi dengan ΩE, μ BB = Ω Y = 1 ΩE Pengganda keseimbangan anggaran (balanced budget multiplier) 106 BAB VI ? TEORI KONSUMSI 107 Konsumsi Fungsi dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposable income). 108 Hipotesis tentang perilaku konsumsi Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute Income Hypothesis), Hipotesis Pendapatan Relatif (Relative Income Hypothesis), Konsumsi Optimal Menurut Waktu (Optimal Consumption Over Time), Hipotesis Siklus Hidup (Life-cycle Hypothesis) dan Hipotesis Pendapatan Permanen (Pemanent Income Hypothesis). 109 Hipotesis Pendapatan Absolut (Keynes) Kecenderungan mengkonsumsi merupakan fungsi yang stabil dan besarnya konsumsi agregat ditentukan oleh besarnya pendapatan agregat. Konsumsi akan meningkat jika pendapatan meningkat, tetapi peningkatan konsumsi yang terjadi tidak akan sebesar peningkatan pendapatan. 110 Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin besar jarak (gap) antara pendapatan dan konsumsi. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan, semakin besar proporsi dari pendapatan yang ditabung. Peningkatan pendapatan akan diikuti dengan peningkatan tabungan, dan turunnya pendapatan akan diikuti dengan penurunan tabungan dalam jumlah yang lebih besar. 111 C C= a+b Yd a 45o Yd Gambar. Hipotesis Pendapatan Absolut 112 Fungsi Konsumsi Linier ¾ MPC = konstan tetapi selalu lebih kecil dari APC (karena intersepnya positif) ¾ APC semakin kecil dengan semakin besarnya pendapatan. Atau : ¾ a>0 ¾ o<b,1 ¾ APC > MPC 113 Simon Kuznets (1940) mempertanyakan validitas teori pendapatan absolut dengan mengajukan penemuannya yang menggunakan data agregat disposible income and savings sejak tahun 1969 persentase disposible income yang dikonsumsi selalu konstan walaupun pendapatan semakin besar. Teori ini dirumuskan dengan model: C = bYd 114 Hipotesis Pendapatan Relatif James Duesenberry Fungsi konsumsi yang tidak proporsional dimana APC turun saat Yd naik dan APC > MPC Konsumsi agregat jangka panjang proporsional terhadap pendapatan (APC = MPC) 115 James Duesenberry : Tidak mengasumsikan bahwa konsumsi rumah tangga merupakan fungsi dari pendapatan absolut Distribusi pendapatan dari semua rumah tangga menentukan pendapatan relatif rumah tangga Jika pendapatan absolut rumah tangga naik dengan persentase yang sama maka posisi relatif rumah tangga berada dalam distribusi yang sama. Jadi pendapatan relatif rumah tangga adalah konstan meski pendapatan absolut meningkat (APC konstan). 116 Fungsi Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif 117 Ratchet Effect Fungsi Konsumsi Agregat Jangka Pendek dan Jangka Panjang 118 Konsumsi Optimal (Optimal Consumption Over Time) ¾ Pendekatan individu konsumen. ¾ Individu diasumsikan memaksimumkan utilitas ¾ Fungsi utilitas individu konsumen: U = u (C0,...,Ct,...,CT) 119 Gambar. Konsumsi Optimum 120 Gambar. Pengaruh Peningkatan Pendapatan Periode 0 terhadap Pilihan Konsumsi 121 Peningkatan pendapatan pada suatu periode akan meningkatkan konsumsi pada semua periode. Jika peningkatan pendapatan tidak bisa diantisipasi maka hanya konsumsi pada periode-periode pendapatan meningkat yang akan dipengaruhi. Pada periode tertentu, peningkatan konsumsi lebih kecil dari peningkatan pendapatan. Konsumsi individu pada periode t merupakan fungsi dari nilai kini dari pendapatan kini dan yang akan datang 122 Hipotesis Siklus Hidup (The Life-cycle Hypothesis) ¾ Pendapatan rata-rata individual relatif lebih kecil pada permulaan dan akhir kehidupan daripada saat pertengahan ¾ APC pada pertengahan < APC pada saat muda dan tua. Jadi APC rumah tangga menurun saat pendapatan meningkat dan APC < MPC. 123 Fungsi konsumsi The Life-cycle Hypothesis ¾ Ct = α [A0 + LY0 + (T-1)βLY0] ¾ Ct = αA0 + α [1 + β(T-1)] βLY0 124 Dimana : ¾ A0 = nilai pasar (nilai kini) dari semua asset bukan tenaga kerja pada t0 ¾ LY0 ¾ = pendapatan tenaga kerja pada periode t0 ∑{LY/(1+i) }= nilai kini dari pendapatan tenaga T t=1 t t kerja yang akan datang 125 Hipotesis Pendapatan Permanen (The Pemanent Income Hypothesis) ¾ Didasarkan atas perilaku konsumsi yang rasional ¾ Konsumsi permanen Cp telah direcanakan atau diantisipasi dari pendapatan permanen Cp = kYp 126 BAB VII ? MODEL IS-LM 127 Model IS-LM interpretasi pengikut Keynesian dari General Theory Keynes dengan cara yang lebih baik, mudah dan sederhana. Model ini merupakan model yang sangat penting dan terkenal dalam ekonomimakro. 128 PASAR KLASIK pasar modal pasar tenaga kerja ? IS-LM (Keynesian) pasar barang dan jasa pasar uang 129 Keseimbangan Pasar Barang dan Jasa Teori konsumsi yang berkaitan dengan tabungan Ys = C+S Karena Konsumsi adalah fungsi (linier) dari pendapatan, maka tabungan juga merupakan fungsi (linier) dari pendapatan juga. S=Y-C(Y’) = S (Y) S = Y – (a+bY) = - a + (1-b)Y’ S’>0 130 Dalam bentuk linier dapat dituliskan : S=Y- (a+bY’) = Y-a-bY’ = -a +(1-b)Y’ Akumulasi dari tabungan sama dengan investasi Yd = C + I Dalam keseimbangan Ys = Yd, S=I Investasi baik dalam teori Klasik maupun Keynes merupakan fungsi dari suku bunga. 131 Teori Investasi Teori investasi Keynes berakar dari ek.mikro Keputusan melakukan investasi tergantung pada opportunity cost (OC)yang memberi hasil paling tinggi . OC dari investasi dapat langsung diamati. OC dari investasi adalah suku bunga Dengan meningkatnya investasi, expected rate of return semakin menurun. 132 Marginal Efficiency of Capital 133 I = I (r) I’ < 0 Untuk menghubungkan keduanya dibutuhkan kondisi keseimbangan, yakni Ys = Yd dan S=I Ys = C + S Yd = C + I I=S 134 Gambar 7.2. Penurunan Kurva IS 135 Pers. (2) Model umum pembentukan tabungan. Tabungan merupakan fungsi pendapatan S Y Gambar 1 (d) Pers. (4) Model umum pembentukan investasi. Investasi adalah fungsi dari suku bunga I r Gambar 1 (a) Pers. (5) 136 Kondisi keseimbangan S=I Gambar 1 (c) Interaksinya Menunjukkan Hubungan antara tingkat bunga (r) dan pendapatan (Y). Kurva IS. Menggambarkan tingkat bunga dan tingkat pendapatan pada keadaan keseimbangan di pasar barang dan jasa. 137 Kurva IS juga dapat kita turunkan dari kondisi keseimbangan I = S I (r) = S(Y ) Y = I (r) S Y = S −1[(I (r)] Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan dalam keseimbangan adalah fungsi dari suku bunga Y = IS (r) IS’< 0 Slope Kurva IS Negatif 138 r1 IS r2 Y1 Y2 Kurva IS 139 Pasar Uang Jumlah permintaan uang akan dipengaruhi oleh volume sirkulasi dan transaksi. Jika harga tidak fleksibel, faktor penyebab perubahan permintaan uang adalah perubahan tingkat produksi (Y). L1 = L1(Y) L1’> 0 140 Permintaan uang untuk spekulasi : L2 = L2(r) L2’< 0 Total permintaan uang : Md = Md(Y, r) = L1+L2 Dalam kondisi keseimbangan, Md = Ms Ketiga Persamaan ini dapat digambarkan : 141 Penurunan Kurva LM 142 Kurva LM 143 Ms = L1(Y) + L2(r) Y = L1-1 │Ms – L2(r)│ Y = LM(r) LM > 0 s Slope Kurva LM Positif 144 BAB VIII ? PENAWARAN UANG 145 Defenisi Uang Sesuatu yang berfungsi aktual dan secara umum diterima sebagai medium pertukaran barang, jasa, asset dan pembayaran kembali hutang-hutang. Fungsi uang yaitu: 1.sebagai medium pertukaran 2.sebagai penyimpan kekayaan 3.sebagai satuan pengukur nilai 4.sebagai standar pembayaran yang tertunda. 146 Defenisi uang (untuk Indonesia) Uang kartal (currency) uang kertas & logam yang dikeluarkan pemerintah yang diwakili BI selaku bank sentral Uang giral uang yang diciptakan oleh bank umum karena bank umum memberikan kredit kepada nasabah. Kredit yang diberikan dalam bentuk giro yang setiap saat dapat diambil guna melakukan pembayaran. Pembayaran dengan uang giral dapat dilakukan dengan cek. 147 Karena uang kartal dan cadangan bank adalah sumber atau bagi terciptanya uang-uang beredar secara keseluruhan, maka uang kartal dan cadangan tersebut disebut sebagai uang inti. 148 Kegiatan pokok bank sentral Masalah mata uang dan manajemen cadangan devisa; bank sentral mencetak uang, mendistribusikan uang kertas dan logam, ikut campur tangan dalam pasar valuta asing untuk mengatur nilai tukar mata uang nasional dengan mata uang lainnya dan mengelola cadangan devisa untuk memelihara nilai eksternal mata uang nasional, Berperan sebagai banknya pemerintah, Berperan sebagai banknya bank-bank komersial Mengatur lembaga-lembaga keuangan 149 Melaksanakan kebijakan moneter dan kredit . Tabel 8.1. Berbagai Lembaga Bank Sentral serta Fungsinya Fungsi Lembaga -Bank Sentral Penuh -BankSentral Supranasional -Lembaga Bank Sentral -Perekonomian terbuka -Lembaga bank sentral -dalam transisi -Lembaga bank sentral -wilayah keuangan khusus -Dewan keuangan Penerbit mata uang 3* 3E 3C 3CG 1,2C E Bankir bagi pemerinta h 3 2E 2C 2C 2CE 1 Bankir bank komersi al 3 2 2 2 2 1 Pengatu ran lembag alembag a keuang an 3 2 3 1 1 1 Pelaksan a kebijakan moneter 3G 2E 1 2G 1 1 Promosi pengembangan keuangan 1 2 3 3 3 1 3C *Kunci 1=keterlibatan terbatas; 2=keterlibatan cukup besar; 3=keterlibatan penuh; C= retriksi UU yang besar; E=pengaruh eksternal besar; G=pengaruh pemerintah yang besar. 150 Sumber: Collyns (1983) Faktor-Faktor yang Menentukan Penawaran Uang Nominal Penawaran uang yang beredar pada masyarakat Ms = C + D Dimana : M = Penawaran uang nominal C = Jumlah uang kartal nominal D = Permintaan deposito nominal High Power Money H =C+R Dimana : H = Penawaran high powered money nominal R = Cadangan (Reserves) Bank komersial nominal 151 Bila (8.2) dibagi dengan Ms, maka : H = C + R Ms Ms Ms R M s dapat dimanipulasi secara matematik sebagai berikut : R = R − RM s + RD M s D DM s M s D R(M s − D) R = − Ms M sD karena M − D = C maka : s R = R − RC M s D M sD 152 Dengan memasukkan pers. (8.5) ke pers.(8.3) diperoleh: H = C + R − RC M s M s D M sD Pers. (8.6) dikalikan dengan Ms = 1 H H C + R − RC M s D M sD 153 Penawaran uang nominal yang dipegang masyarakat dipengaruhi oleh Perilaku Bank sentral, melalui H Perilaku Bank komersial, melalui R/D, Perilaku masyarakat, melalui currency ratio (C/Ms ). 154 Karena R/D = Rr dan C/Ms = Cr , maka persamaan (8.7) H dapat dituliskan : M s = Cr + Rr − CrRr Penawaran Uang Berbanding lurus dengan high powered money Berbanding terbalik dengan currency ratio. 155 BAB IX ? PERMINTAAN UANG 156 Teori Permintaan Transaksi Irving Fisher M.V = P.T Dimana : M = jumlah uang yang beredar V = kecepatan perputaran uang P = tingkat harga T = banyaknya transaksi per satuan waktu Tingkat harga: P = M .V T 157 Untuk mencapai keseimbangan di pasar uang dimana Ms=Md=M, maka persamaan di atas dapat diubah menjadi persamaan uang riil sebagai berikut : Md = Md = 1vT P Untuk kebutuhan perhitungan pendapatan nasional, maka pendapatan nasional (Y) menggantikan T dan rata-rata harga transaksi menjadi implisit pada indeks pendapatan harga nasional (P), sehingga teori kuantitas uang Fisher dapat dituliskan : M.V = P.Y 158 Untuk mencapai keseimbangan pada pasar uang (Ms=Md) permintaan uang nominal dapat dirumuskan : Md = 1 PY V dibagi dengan P, maka diperoleh: Md = 1 Y V 159 Jumlah permintaan uang riil merupakan fungsi kebalikan dari proporsi kecepatan perputaran uang dan berbanding langsung dengan jumlah transaksi. 160 Jika terjadi ketidakseimbangan di pasar uang (mis. Ms>Md) yang disebabkan oleh meningkatnya penawaran uang nominal, maka harga akan naik dan jumlah uang riil akan turun hingga keseimbangan tercapai kembali. Sepanjang V dan T konstan, maka Md juga konstan, dan P akan berfluktuasi untuk mencapai keseimbangan dengan naik turunnya Ms. Jika ekonomi tumbuh, maka volume transaksi (T) akan meningkat dan permintaan uang riil Md juga meningkat secara proporsional terhadap peningkatan transaksi. Peningkatan Md ini dapat terjadi pada keadaan harga turun dan jumlah uang nominal tetap atau jumlah uang nominal naik pada tingkat harga tetap atau kombinasi keduanya Jika ada inovasi teknologi (mis, credit card), kecepatan transaksi V akan meningkat dan permintaan uang riil Md akan turun, jika T berubah maka keseimbangan akan dicapai melalui perubahan jumlah uang nominal atau tingkat harga atau kombinasi keduanya. 161 Keterbatasan Teori Fisher Transaksi dalam persamaan pendapatan tidak mencakup seluruh transaksi. Transaksi yang tidak menghasilkan tidak dimasukkan dalam pendapatan. Pertukaran asset yang tidak menghasilkan pendapatan (mis. lahan atau saham) tidak termasuk dalam pendapatan (Y). 162 Teori Permintaan Cash Balances Cambridge ¾ ¾ ¾ Fungsi uang sebagai penyimpan kekayaan Faktor suku bunga, kekayaan, kenyamanan berbelanja, ekspektasi tentang tingkat suku bunga dan harga dimasa yang akan datang mempengaruhi keputusan individu dalam memegang uang. Dlm jangka pendek beberapa faktor tersebut tetap atau proporsional terhadap tingkat pendapatan. 163 Permintaan uang secara nominal dipengaruhi secara proporsional oleh pendapatan nominal : Md = k Y Dimana Y = pendapatan nasional nominal dan k = faktor proporsional 164 ¾ Karena pendapatan riil agregat Y = Y/P maka : Md = k.P.Y ¾ Jika persamaan di atas dibagi dengan P diperoleh persamaan permintaan saldo kas riil Cambridge Md = md = kY P 165 Teori Permintaan Uang Keynes ¾ Pengembangan dari teori Cambridge. Menurut Keynes permintaan uang didorong oleh kebutuhan untuk : ¾ Transaksi ¾ Berjaga-jaga ¾ Spekulasi 166 Permintaan Uang untukTransaksi &Berjaga-jaga mt = k. Y Dimana : mt = permintaan uang riil untuk transaksi dan berjaga-jaga k = faktor proporsional (bagian dari Y yang ingin disimpan masyarakat dalam bentuk uang Y = pendapatan Nasional 167 Permintaan Uang untuk Spekulasi msp = h (i) 168 Kontribusi Keynes Jika suku bunga jatuh mendekati nol, maka individu akan memperkirakan bahwa suku bunga yang berlaku adalah suku bunga kritis. Hal ini menyebabkan permintaan uang untuk spekulasi menjadi semakin besar. Dalam kondisi seperti ini, individu akan memegang kekayaannya dalam bentuk uang tunai 169 Elastisitas permintaan uang terhadap suku bunga ηi = % perubahan , m sp % perubahan , i = Δm sp / m sp Δi / i 170 Perangkap likuiditas (liquidity trap) ηi bernilai tidak terhingga jika suku bunga sangat rendah. 171 ¾ Total permintaan uang riil md = mt + msp = Ky + h (i) ¾ Kecepatan perputaran uang (income velocity of money) : Y V = md 172 Penurunan kurva md dapat digambarkan sebagai berikut : 173 Menurut Keynes V tidak konstan dalam jangka pendek karena mt sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga. Hal ini juga menyebabkan md tidak tetap dalam jangka pendek (jika Y given). 174 Kritik thd Teori Keynes ¾ in ¾ ¾ Teori Keynes mengatakan bahwa permintaan uang untuk spekulasi tergantung pada perbedaan suku bunga berlaku dengan suku bunga normal . Perbedaan ini akan hilang jika i0 konstan dalam jangka panjang, sehingga ekspektasi keuntungan atau kerugian modal Wh juga hilang. y Secara empirik, individu tidak hanya menyimpan kekayaan dalam bentuk tunai & surat berharga, namun kombinasi keduanya. 175 Teori Preferensi Likuiditas (Neo-Keynesian) ¾ ¾ Pemegang kekayaan akan menyimpan kekayaan dalam bentuk tunai dan surat berharga dengan proporsi tertentu. Bagaimana menentukan proporsi inilah yang dijelaskan oleh Tobin dalam teorinya. 176 Masa depan suku bunga adalah sesuatu yang tidak pasti bagi pemilik kekayaan. ¾ Rata-rata individu lebih under istimate tentang masa depan, sehingga setelah beberapa tahun, rata-rata capital gain adalah nol. ¾ Meskipun harapan capital gain atau loss nol, pada periode tertentu selalu ada kemungkinan mungkin terjadi capital gain atau capital loss. Hal ini ditentukan oleh sejumkah ketidakpastian yang berhubungan dengan tingkat suku bunga yang akan datang. ¾ 177 ¾ ¾ ¾ Menurut Tobin, pemilik kekayaan dihadapkan pada dua pilihan yang bersifat trade-off yaitu: memilih uang tunai dengan resiko dan pertambahan kekayaan nol, atau memiliki surat berharga (consol) dengan resiko dan pertumbuhan kekayaan yang tinggi. Pilihan mana yang akan ditempuh tergantung pada sikap individu yang bersangkutan terhadap resiko dan tentunya juga tergantung pada sejauh mana perkiraan individu tentang masa depan suku bunga. 178 Perilaku individu pemegang kekayaan terhadap resiko dan pertumbuhan portofolio ¾ Bila resiko portofolio meningkat berarti proporsi portopolio dalam bentuk consol meningkat dan dalam bentuk uang tunai menurun. 179 Kurva preferensi likuiditas Tobin (= kurva permintaan spekulasi Keynes). ¾ Meningkatnya resiko portofolio berarti permintaan uang untuk spekulasi menurun. ¾ Dengan demikian bila suku bunga naik maka permintaan uang untuk spekulasi akan turun. 180 Teori Permintaan Uang untuk Transaksi Model Persediaan (Wiliam J. Baumol (1952) Membangun teori permintaan uang untuk transaksi dari sudut pengontrolan persediaan perusahaan (business inventory control) 181 Teori Permintaan Uang untuk Transaksi Model Persediaan (Wiliam J. Baumol (1952) ¾ Uang berfungsi menfasilitasi pertukaran. ¾ Akan tetapi memegang uang berarti menanggung biaya dalam bentuk hilangnya pendapatan dari suku bunga. Oleh karena itu, masalah pada managemen persediaan uang ialah bagaimana menentukan persediaan uang yang optimum. 182 Asumsi ¾ Setiap individu mengetahui secara tepat bahwa dimasa yang akan datang transaksi harus dilakukan. Oleh karena itu, individu akan memisahkan permintaan uang untuk transaksi. Untuk memenuhi kebutuhan transaksi ini individu (perusahaan) memperolehnya dengan menjual surat-surat berharga. 183 Jika pada awal tahun individu menjual surat berharga untuk memperoleh uang tunai sebesar Mt ( dapat memenuhi kebutuhan transaksi satu tahun) ¾ interest opportunity cost Oc = yi/ 2 = Mt i / 2 ¾ biaya non-interest iM by + δ = 2 M t t 184 Dengan meminimumkan biaya, maka (Mt) : Mt = 2 by i ¾ Jika kedua sisi dibagi dengan harga (P), maka permintaan uang riil adalah : 2(b / P)( y / P) 2BY = mt = i i 185 Square root rule Kerugian minimun individu atau perusahaan dalam memegang uang tunai untuk transaksi, proporsional terhadap pendapatan riil dan berbanding terbalik dengan suku bunga. 186 Kontribusi Boumol dalam teori permintaan uang ¾ ¾ Permintaan uang untuk transaksi, elastis terhadap suku bunga. Jika suku bunga naik, permintaan uang untuk transaksi akan berkurang. Permintaan uang untuk transaksi meningkat lebih kecil daripada proporsi peningkatan pendapatan. Implikasinya adalah bahwa penggunaan uang mengikuti skala ekonomi (economics of scale). Pendekatan ini bertentangan dengan pendekatan Fisher dan Cambridge. 187 Teori Kuantitas Modern (Moneterist) ¾ menganalisis permintaan uang bukan dari sudut pandang motif memegang uang ¾ Menurut Friedman, permintaan uang merupakan penyederhaan teori umum permintaan asset modal. 188 ¾ Teori Friedman membedakan permintaan uang pemegang kekayaan dengan permintaan uang perusahaan ¾ Perusahaan menggunakan uang sebagai salah satu faktor produksi. 189 Permintaan uang pemegang kekayaan ΔP md = f (W, Ω, i, , ) P ¾ Proksi w =Pendapatan permanan P md = f (Yp , Ω, i, ,U) P 190 Permintaan uang perusahaan md= f (Yp ,i) Untuk Yp=Y md = f (Y , i) Model Friedman ini sama dengan model Keynes-TobinBaumol yakni: md = mt + msp= g(i, y) + h(i) 191 BAB X ? PENGANGURAN & KETIDAKSEIMBANGAN 192 Sebelum General Theory dikemukakan, teori klasik percaya bahwa perekonomian persaingan sempurna hanya memiliki satu tingkat keseimbangan employment, yaitu tingkat full-employment dan keseimbangan ini stabil. 193 Model Ekonomimakro Tanpa Keseimbangan Full-Employment yang Stabil Disebabkan : ¾ MEI (Marginal Effeciency of Investment), Ketidakcukupan Investasi (Investment Insufficiency) ¾ Permintaan uang. Perangkap Likuiditas (The Liquidity Trap) 194 Cara mengatasi pengangguran (unemployment) yang tinggi (Keynes) ¾ Perekonomian yang bersaing sempurna namun keseimbangan tercapai dalam kondisi yang tidak full-employment. ¾ Kebijakan fiskal (fiscal policy). merupakan instrumen kebijakan untuk stabilisasi ekonomi makro. 195 Ketidakcukupan Investasi (Investment Insufficiency) Kurva IS memotong garis pendapatan pada tingkat di bawah full-employment. Kurva MEI pada tingkat bunga inelastis sempurna atau mendekati sempurna, Investasi yang tidak sama dengan tabungan. Keadaan ini menunjukkan bahwa sektor riil tidak dapat digerakkan (meningkatkan investasi) walaupun tingkat bunga sudah sedemikian rendah, bahkan turun sampai nol. 196 Ketidak elastisitas tingkat bunga dari kurva MEI ini mungkin terjadi karena ekspektasi harapan bisnis yang pesimistik, tidak adanya modal atau stagnasi perekonomian. 197 Perangkap Likuiditas (The Liquidity Trap) Dalam teori permintaan uang Keynes, jika suku bunga turun mencapai suatu nilai yang cukup rendah, dinamakan suku bunga kritis, maka permintaan uang menjadi tidak elastis sempurna. Dalam kondisi ini jika jumlah uang riil meningkat sebagai akibat turunnya tingkat harga, pemegang uang tidak akan menggunakan uang untuk membeli bonds, karena individu tidak tertarik untuk memilih antara memegang kekayaan mereka dalam bonds atau dalam cash. Tidak ada investor yang membeli bonds pada tingkat harga yang terbentuk 198 Suku bunga jatuh di bawah rate kritikal. ¾ ¾ ¾ ¾ Kurva permintaan uang menjadi horizontal Kurva LM juga menjadi horizontal. Penurunan tingkat harga yang lebih jauh lagi akan menggeser kurva LM ke arah kanan karena peningkatan penawaran uang, tetapi pergeseran ini hanya memperpanjang porsi horizontal kurva. Karena suku bunga tidak bisa turun lebih jauh lagi, maka pada kondisi ini tingkat investasi yang dikehendaki plus pengeluaran pemerintah menjadi lebih rendah dari tingkat saving plus pajak sehingga keseimbangan fullemployment yang stabil tidak mungkin tercapai. 199 Kebijakan Keynesian untuk Ekonomi yang Tidak Stabil ¾ ¾ ¾ Kebijakan meningkatkan upah dan harga tidak efektif untuk mengembalikan perekonomian ke full-employment. Bahkan dapat memperburuk keadaan. Kebijakan moneter juga tidak efisien jika alat kebijaksanaan tidak efektif. Kebijakan fiskal merupakan alat efektif dan dapat memperbaiki keadaan fullemployment . 200 Kebijakan Moneter Pengaruh Peningkatan Penawaran Uang Nominal 201 terhadap Permintaan Agregat Pengaruh Kebijakan Moneter terhadap Ketidakseimbangan Pendapatan pada Kondisi 202 Keynesian Kebijakan Fiskal Pengaruh Kebijakan Fiskal terhadap Permintaan 203 Agregat (Tingkat Investasi Tetap) Pengaruh Kebijakan Fiskal terhadap Permintaan 204 Agregat (Tingkat Investasi Menurun) Kritik dan Perbaikan terhadap Teori Keynes Pigou effect dan Keseimbangan Full Employment 205 206 Implikasi Kebijakan Moneter pada Pigou Effect Likelihood of Investment Insufficiency And The Liquidity Trap Investment Insufficiency Untuk beberapa dekade para ekonom telah mendiskusikan apakah suatu liquidity trap mungkin terjadi. Model-model teorikal telah dibangun untuk membuktikan bahwa liquidity trap tersebut tidak mungkin terjadi. James Tobin melakukan studi empirik fungsi preferensi likuiditas AS pada masa Great Depressi dan penemuannya menunjukkan bahwa liquidity trap pada masa itu terjadi di AS. 207 BAB XI ? INFLASI 208 Inflasi Kecenderungan naiknya harga umum yang terjadi secara terus menerus Terganggunya keseimbangan antara arus barang dan arus uang, disebabkan karena jumlah uang bertambah lebih cepat dari perkembangan produksi. 209 Kenaikan harga satu atau beberapa barang saja tidak dapat dikatakan bahwa terjadi inflasi. kenaikan harga barang terjadi secara temporer, seperti menjelang hari raya tidak dapat dikatakan sebagai inflasi. Dengan naiknya harga barang, maka terjadi penurunan nilai uang 210 DEMAND PULL-INFLATION Inflasi yang timbul karena dorongan permintaan masyarakat akan barang dan jasa Inflasi ini muncul karena naiknya tingkat pendapatan masyarakat 211 212 Pergeseran kurva D1-D2 disebabkan adanya penambahan permintaan Q1- Q2 yang berakibat naiknya harga (P1-P2) jika permintaan bertambah terus (Q2-Q3) menyebabkan harga akan terus naik (P2P3), begitu seterusnya. Hal ini akan menyebabkan kenaikan harga terusmenerus yang menyebabkan terjadinya inflasi. 213 ¾ Asumsi pokok dari teori ini adalah bahwa kurva penawaran barang dan jasa adalah elastis sempurna sampai pada tingkat full employment sehingga setiap terdapat permintaan tambahan mengakibatkan harga umum tidak berubah. Tetapi sesudah tingkat full employment dilewati kurva penawaran barang dan jasa berubah menjadi bersifat tidak elastis sama sekali sehingga setiap terdapat pertambahan permintaan akan mengakibatkan kenaikan tingkat harga umum. Demikianlah seterusnya, tingkat harga umum akan naik seandainya permintaan bergerak naik. 214 Sejarah Cost Push Inflation Istilah Cost Push Inflation pertama kali muncul pada saat resesi tajam tahun 1958 di USA. Pada saat itu muncul gagasan utama yang mengemukakan bahwa inflasi bisa timbul dari segi penawaran, dan secara retrospeksi hal itu merupakan awal dari analisis inflasi dan stagflasi sisi penawaran. 215 Pengertian Cost Push Inflation Inflasi yang yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi, yang menyebabkan perusahaan mengurangi supply barang dan jasa mereka ke pasar. 216 Penyebab Munculnya Cost Push Inflation ¾ ¾ ¾ Kenaikan Upah – upah merupakan biaya yang paling banyak dikeluarkan dalam suatu perusahaan , sehingga apabila upah meningkat, ini akan menyebabkan terjadinya Cost Push Inflation. Pemerintah – JIka pemerintah merubah harga-harga, hal ini akan menaikkan biaya produksi perusahaan. Luar Negeri – Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi biaya produksi perusahaan, terutama sekali jika perusahaan tersebut mengimport bahanbahan baku mereka. Turunnya nilai suku bunga akan menaikkan harga impor dan kemudian menaikkan harga barang. 217 218 Laju inflasi Laju Inflasi = tingkat h arg a (tahun t ) − tingkat h arg a (tahun t − 1) x 100 % tingkat h arg a (tahun t − 1) Mengukur “tingkat harga” Secara konseptual, tingkat harga diukur sebagai rata-rata tertimbang (WEIGHTED AVERAGE) barang-barang dan jasa-jasa di dalam sesuatu perekonomian. Dalam praktek, kita mengukur tingkat harga menyeluruh dengan mengkonstruksi apa yang dinamakan indeks-indeks harga, yang merupakan rata-rata harga konsumen atau produsen. 219 Kategori Inflasi 1 Inflasi ringan, bernilai satu digit pertahun 2 Inflasi sedang, bernilai 10%-30% pertahun 3 Inflasi berat, bernilai 30%-100% pertahun 4 Hiperinflasi, bernilai diatas 100% pertahun 220 Faktor penyebab inflasi di negara berkembang menurut teori strukturalis : ¾ Ketidakelastisan penerimaan ekspor,yaitu ekspor berkembang secara lamban dibanding sektor lain dalam perekonomian. Disebabkan naiknya harga barang hasil alam dalam jangka waktu sangat lamban dari barang industri. ¾ Ketidakelastisan dari suplai atau produksi bahan makanan, berakibat pertumbuhan produksi tidak secepat pertumbuhan penduduk dan pendapatan. 221 Laju inflasi (% per tahun) Kurva Phillips a 10 0 8 Pengangguran (% dari angkatan kerja) 222 Kebijakan untuk mengatasi inflasi ¾ Kebijakan Moneter, yaitu pemerintah mengurangi jumlah uang beredar.Kebijakan moneter dilakukan dengan : Tight money policy dan menaikkan suku bunga bank melalui bank sentral. ¾ Kebijakan Fiskal, yaitu pemerintah mengurangi uang yang beredar dengan ; meningkatkan pajak, menekankan pengeluaran pemerintah. 223 BAB XII ? PERKONOMIAN TERBUKA 224 Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka 225 Komponen Permintaan Agrerat Permintaan konsumsi rumah tangga (Cdn) Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Permintaan pemerintah atas barang dan jasa yang diperoleh di dalam negeri (G). Ekspor, yaitu pembelian barang buatan dalam negeri oleh negara lain (X). Impor, yaitu pembelian barang dari luar negeri (M). Dengan empat komponen ini, maka permintaan agregat dituiskan: Y = CDN + I + G + X + M 226 Keseimbangan Perekonomian Terbuka Keseimbangan ekonomi tiga sektor akan mengalami perubahan jika ekspor dan impor dimasukkan dalam model. Asumsi yang digunakan dalam perekonomian terbuka adalah : agregat sama dengan ¾ Penawaran permintaan agregat, dan ¾ Suntikan sama dengan bocoran. 227 Keseimbangan AgS=AgD Perekonomian Terbuka AS = Y + M AD = Cdn + I + G + X + M C = Cdn + M Y +M = C + I + G + X Y = C + I + G + (X – M) Persamaan Y = C + I + G + (X – M) disebut keseimbangan AgS =AgD . 228 Keseimbangan Suntikan dan Bocoran ¾ ¾ ¾ ¾ ¾ ¾ Y + G +X = S +T +M Yd = Y – Pajak Perusahaan – Pajak Individu Yd = Y – T C = Cdn + M. Berdasarkan (i) dan (ii) maka Yd = C + S. Oleh karena Yd = Y – T, maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut: Y–T=C+S 229 Atau : ¾Y = C +S+T ¾ Y = C + I = G + (X – M) ¾ C + I +G (X – M) = C + S +T Atau: ¾I + G + X = S + T + M Persamaan I + G + X = S + T + M merupakan keseimbangan perekonomian terbuka lainnya. 230 Keseimbangan Perekonomian Terbuka 231 Perubahan-Perubahan Keseimbangan 232 Perubahan Keseimbangan Perekonomian Terbuka Masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu perekonomian terbuka ¾ ¾ ¾ ¾ Pengangguran, tetapi terdapat surplus dalam neraca pembayaran. Inflasi tetapi terdapat surplus dalam neraca pembayaran. Pengangguran dan di samping itu menghadapi masalah defisit dalam neraca pembayaran. Inflasi dan di samping itu menghadapi masalah defisit neraca pembayaran. 233 Kebijakan ¾ ¾ Kebijakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi penganguran sekaligus defisit dalam neraca pembayaran adalah kebijakan memindahkan pembelanjaan. Kebijakan memindahkan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi masalah defisit neraca pembayaran yang akan mengakibatkan pertambahan ekspor dan mengurangi impor. Kebijakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi inflasi sekaligus defisit neraca pembayaran adalah menurunkan atau mengurangi pengeluaran pemerintah (Government expenditure) 234 BAB XIII ? NERACA PEMBAYARAN (Balance of Payment) 235 Neraca pembayaran adalah neraca keuangan yang berisi data mengenai perdagangan ekspor dan impor dan aliran ke luar masuk modal dari dan ke suatu negara. Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukan transaksi nilai perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di atas suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu. Suatu neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian yang pertama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal. 236 Neraca Berjalan Neraca berjalan mencatat transaksitransaksi berikut: ¾ Ekspor dan impor barang dan jasa ¾ Transfer Payment netto ke luar negeri. 237 ¾ Selisih di antara ekspor dan impor tercatat dalam neraca perdagangan. ¾ Neraca jasa adalah nilai bersih ekspor dan impor jasa-jasa. 238 Neraca Modal Neraca modal meliputi dua golongan transaksi, yaitu aliran modal jangka panjang dan aliran modal keuangan swasta. 239 Aliran Modal jangka Panjang meliputi dua jenis aliran modal: aliran modal resmi dan investasi langsung oleh pihak swasta ke negara-negara lain. Aliran modal resmi adalah pinjaman dan pembayaran di antara badan-badan pemerintah di suatu negara dengan negara-negara lain. Sedangkan investasi langsung swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu investasi berupa pendirian usaha perindustrian maupun pertambangan. Modal yang dibelanjakan diperoleh dari neraca asal perusahaan tersebut. Perbedaan diantara modal jangka panjang yang dibayarkan keluar negeri dinamakan neraca modal jangka panjang. 240 Dua neraca penting lain dalam neraca pembayaran meliputi neraca modal swasta yakni aliran-aliran modal dalam bentuk tabungan atau investasi keuangan yang dapat dengan cepat dikeluarkan kembali dari satu valuta ke valuta lainnya. Neraca tak tercatat merupakan neraca yang memperkirakan besarnya aliran uang yang tidak dapat dicatat. Dalam setiap neraca pembayaran perlu ada neraca tak tercatat untuk memastikan agar perhitungan aliran ke luar dan aliran masuk seimbang. 241 Cadangan Valuta Asing Aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara pada waktu tertentu biasanya berbeda dengan aliran ke luar untuk pembayaran dan investasi ke luar negeri. Perbedaan diantra keduanya dinamakan ”neraca keseluruhan”. Apabila neraca keseluruhan bernilai positif, artinya adalah: aliran pembayaran dan investasi ke suatu negara melebihi aliran yang sama ke negaranegara lain. Nilai negatif menggambarkan bahwa aliran ke luar melebihi aliran yang masuk. 242 Keseimbangan Neraca Pembayaran Suatu neraca pembayaran akan selalu seimbang. Aliran uang dan modal ke luar negeri sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke negara tersebut. Ini tidak berarti neraca berjalan dan neraca modal selalu dalam keadaan seimbang. Keseimbangan selalu dicapai karena ada cadangan valuta asing yang dimiliki negara tersebut. Neraca berjalan dan neraca modal akan diseimbangkan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral. 243 BAB XIV ? NILAI TUKAR 244 Kurs Valuta Asing Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukan harga atau nilai mata uang sesuatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikansebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan , yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu unti mata uang asing. 245 Nilai Tukar atau Kurs…? ¾ Secara umum terdapat 2 macam kurs, yaitu : 1. Kurs beli (bid) 2. Kurs jual (offer) 246 Dua cara di dalam menentukan kurs valuta asing : ¾ Berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas. ¾ Ditentukan oleh pemerintahan. 247 Perubahan Kurs Valuta Asing… ¾ Beberapa macam perubahan kurs valuta asing, yaitu z z z z ¾ Devaluasi Revaluasi Depresiasi Apresiasi Perubahan ini disebabkan oleh mekanisme penawaran dan permintaan di pasar, maupun disebabkan oleh kebijakan pemerintah. 248 2 cara menyatakan kurs..? ¾ Indirect Quote (model Eropa),penetapan kursnya dilakukan berdasarkan pada berapa unit mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang dalam negeri. ¾ Direct Quote (model Amerika), sebagai harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik. 249 JENIS-JENIS NILAI TUKAR ¾ Sistem nilai tukar tetap Dalam sistem nilai tukar tetap, masingmasing bank sentral akan melakukan intervensi pasar valuta asing untuk mencegah terjadinya penyimpangan nilai tukar mata uang negaranya dari nilai nominal yang telah ditetapkan. 250 JENIS-JENIS NILAI TUKAR Nilai tukar tetap : ¾ Perlu cadangan devisa ¾ Tidak ada MPI (Monetary Policy Independent) ¾ Kehilangan ‘Mekanisme Harga’ untuk penyesuaian ekonomi baik akibat domestik maupun eksternal shock 251 ¾ Sistem Nilai Tukar Fleksibel Dalam sistem nilai tukar fleksibel, kekuatan permintaan dan penawaran menentukan nilai tukar tanpa ada campur tangan pemerintah. Jadi setiap kurs keseimbangan akan berfluktuasi menurut kondisi permintaan dan penawaran. 252 NILAI TUKAR MEMPENGARUHI SELURUH ASPEK PEREKONOMIAN Nilai Tukar Neraca Pembayaran: Ekspor,Impor, Utang LN, FDI, InvestasiPortofolio Keuangan Pemerintah: Penerimaan Migrasi, Utang LN.i Keuangan Koperasi/Bank (Balance Effect) Ekpektasi Inflasi Inflasi Konsumsi dan investasi Kesehjatraan Masyarakat Lapangan Kerja Problem Sosial 253 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR 1.Regim Nilai Tukar dan Sistem Devisa 2.Faktor Fundamental : -Kinerja sektor eksternal -Selisih suku bunga -Faktor risiko -Struktur mikro valas -Kondisi ekonomi dan pasar keuangan global 3.Respon Kebijakan 254 DAMPAK GEJOLAK NILAI TUKAR ¾ Tekanan inflasi konsumsi dan investasi ¾ Balance sheet effect(Dunia usaha dan perbankan) ¾ Tekanan terhadap kesinambungan fiskal ¾ Dll 255 Mengatasi Fluktuasi NILAI TUKAR Untuk menjaga kestabilan nilai tukar diperlukan sinergi ¾ Kebijakan fiskal ¾ Kebijakan moneter ¾ Kebijakan sektor riil ¾ Penyempurnaan pengaturan ‘Transaksi Devisa’ 256 DAMPAK TERHADAP INFLASI External Impact: World Price, Exchange Rate Import Consumption Goods Raw Material Capital Goods Direct Pass Through Effect Expectation Export Inflation Demand Indirect Pass Through Effect Supply 257 an - 2- 92 Ju l -9 4 2Ju l -9 6 2Ju l -9 8 2Ju l -0 0 2 ju l0 2 2Ju l -0 4 2J Hundreds PERUBAHAN SISTEM NILAI TUKAR DIINDONESIA 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 258 BAB XV ? PERTUMBUHAN EKONOMI 259 PERTUMBUHAN EKONOMI Suatu pertambahan dalam GNP atau NNP real, yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu, atau Suatu penambahan dalam GNP atau NNp real per kapita, tyang terjadi dalam periode waktu tertentu 260 Pentingnya pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi dianggap secara umum sebagai sebuah tujuan atau sasaran ekonomi. “Sebuah perekonomian yang tumbuh, berada dalam posisi yang superior untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan baru, dan menyelesaikan problem – problem sosial ekonomi baik yang bersifat domestik maupun yang bersifat internasional” 261 Sumber terjadinya pertumbuhan ekonomi ¾ Jumlah dan kualitas sumber – sumber daya alamnya ¾ Jumlah dan kualitas sumber daya manusianya ¾ Suplai atau persediaan barang – barang modal ¾ Teknologi 262 Model Pertumbuhan Ekonomi ¾ Model Harrod-Domar ¾ Model Pertumbuhan Neoklasik 263 Model Harrod-Domar ¾ Pertumbuhan pendapatan nasional tergantung kepada satu faktor produksi yaitu modal. ¾ Asumsi dasar model Harrod-Domar adalah bahwa pendapatan nasional merupakan proporsi jumlah modal. ¾ Fungsi produksi constant returns to scale. 264 Y =σ K Dimana : ¾ Y = pendapatan nasional ¾ K = banyaknya cadangan modal yang digunakan dalam produksi Y ¾ σ = nilai konstan (output-modal ratio) 265 Model Pertumbuhan Neoklasik Asumsi: ¾ Kapital dan tenaga kerja dapat bersubsitusi dalam proses produksi. ¾ Selain variabel rasio output-kapital, digunakan asumsi persaingan sempurna, ¾ Pembayaran faktor sama dengan marginal produknya dan full employment. ¾ Fungsi produksi yang deminishing marginal productivity dan constant returns to scale. ¾ Fungsi produksi yang digunakan secara luas dalam teori pertumbuhan neoklasik adalah fungsi produksi cobb Douglas 266 Kemajuan teknologi dapat dimasukkan ke dalam model dengan memodifikasi fungsi produksi CobbDouglas α Y = Ae K N rt 1−α Dimana: ¾ e = nilai constan (2.71828) ¾ r = the rate technological progress compaunded continuosly ¾ t = waktu 267 Kesimpulan ¾ Model Harrod-Domar menempatkan penekanan pada kegiatan investasi. Model ini mengasumsikan rasio outputkapital yang konstan. Asumsi ini benar jika terdapat surplus tenaga kerja atau pertumbuhan efektif input tenaga kerja adalah sama dengan pertumbuhan stok modal. 268 Kesimpulan ¾ Model pertumbuhan Neoklasik mengasumsikan rasio output-kapital adalah variabel, persaingan sempurna, pembayaran faktor sama dengan marginal produknya dan full employment. Model pertumbuhan neoklasik juga mengasumsikan fungsi produksi yang deminishing marginal productivity dan constant returns to scale. Teori ini juga dibuktikan tidak memuaskan jika tidak dimasukkannya kemajuan teknologi secara eksplisit dalam perhitungan. Pertumbuhan ekonomi dalam model ini akan dicapai melalui kebijakan penciptaan tabungan dan insentif investasi, serta mempertahankan lingkungan ekonomi yang stabil. 269 Sampai jumpa lagi & Terima kasih Latar Latar Tujuan Tujuan Metode Metode Hasil Hasil Kesimpulan Kesimpulan 270