ekonomimakro

advertisement
EKONOMIMAKRO
Presented by: Dr.Ir.Tavi Supriana, MS
1
The Business Cycle
Peak
Recov
aksi
ssion
Recce
Trough
Trough
Time
ssion
Recce
tr
Kon
ery
Peak
Recove
ry
Peak
Ekspa
nsi
Output
Peak
Trough
2
Hasil
BAB
I
PENGANTAR
3
Ilmu Ekonomi
EKONOMI
Ilmu yang mempelajari masalah
¾
¾
¾
?
Kelangkaan (scarcity),
Pilihan (choice) dan
Alokasi sumber daya (resources allocation).
Hal ini terjadi karena asumsi kebutuhan
masyarakat yang tidak terbatas sementara
alat untuk pemuas kebutuhan (sumber
daya) jumlahnya terbatas.
4
Terbatasnya jumlah, menjadi
penyebab sumber daya harus
dialokasikan untuk berbagai
penggunaan.
What
How
m
o
h
w
For
Secara luas ekonomi adalah ilmu
yang mempelajari proses dan
implikasi bagaimana masyarakat
membuat pilihan alokasi yakni apa
yang akan diproduksi, bagaimana
memproduksinya dan untuk siapa
diproduksi.
5
MAKRO
Ekonomimakro dan
Ekonomimikro
?
MIKRO
Masalah alokasi sumberdaya dapat
digambarkan dalam kurva
kemungkinan produksi sebagai berikut :
6
Gambar 1.1. Kurva Kemungkinan Produksi
7
Jk diasumsikan:
Kepuasan masyarakat dapat dipenuhi
dengan produksi dua komoditi X dan Y
Jumlah sumberdaya dan teknologi given
maka jumlah kemungkinan produksi
kedua komoditi ada pada titik titik sepjg
garis kurva. Jika semua sumberdaya
digunakan untuk memproduksi barang X,
maka jumlah barang X yang dihasilkan
sebesar OX demikian pula jika seluruh
sumber daya digunakan untuk
memproduksi barang Y maka jumlah
barang Y yang dihasilkan sebesar OY
8
Penggunaan sumber daya yang
efisien dapat menghasilkan
kombinasi barang X dan Y
sepanjang kurva XY.
Kurva Kemungkinan Produksi
(Production Possibilities
Frontiers =KKP)
9
Jika masyarakat memilih memproduksi X
lebih banyak dari Y, maka harga barang X
per unit menjadi lebih mahal, baik dalam
sumberdaya yang digunakan maupun
dalam unit barang Y.
Hal ini disebabkan karena semakin banyak
produk X dipilih, maka semakin banyak
sumber daya yang kurang produktiv
digunakan dalam produksi X.
10
Pengembangan sumberdaya alternatif
yang baru dan
Kemajuan teknologi
Menggeser KKP ke kanan atas.
Pergeseran ini menyebabkan jumlah
barang X dan Y yang diproduksi
bertambah banyak
Secara keseluruhan dalam perekonomian
hal ini akan menyebabkan terjadinya
11
pertumbuhan ekonomi.
9 Untuk menghasilkan salah satu daru
berbagai kombinasi produksi yang
mungkin diperlukan metode yang effisien.
9 Produksi yang efisien mempunyai
implikasi bahwa tidak ada lagi komoditi
yang dapat diproduksi tanpa mengurangi
produksi komoditi lain.
9 Produksi yang tidak effisien terjadi jika
produksi berada di bawah kurva
kemungkinan produksi, seperti pada titik
B.
12
KKP dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan ekonomi:
¾
¾
¾
¾
Apa yang menentukan tingkat penggunaan tenaga
kerja agregat (produksi agregat) ?
Mengapa produksi berfluktuasi
Mengapa industri kadang kala berproduksi di bawah
kurva kemungkinan produksi ?
Jika produksi dilakukan secara effisien sepanjang
kurva kemungkinan produksi, bagaimana komposisi
produksi agregat yang diinginkan (yang terbaik)? 13
Pertanyaan 1-3 menjadi ruang
lingkup analisis ekonomimakro
Pertanyaan yang kedua menjadi
kajian dalam ekonomimikro.
14
Selain menjawab pertanyaan fundamental
mengenai tenaga kerja dan pendapatan agregat,
Analisis ekonomimakro
Pertumbuhan ekonomi,
Peranan uang dalam
menggerakkan aktivitas
perekonomian
Naik turunnya tingkat harga
umum.
15
Analisis Ekonomimikro
Perilaku pelaku ekonomi (konsumen
individual dan perusahaan) dalam
pasar komoditi.
Alokasi sumber daya pada harga
relatif.
Sebagai alat dasar analisis, digunakan model pasar
(market model), yakni interaksi permintaan
(Demand=D) dan penawaran (Supply= S)
16
Jika faktor pendapatan konsumen, harga input &
faktor lainnya given, maka :
1
Jumlah komoditi yang ditawarkan (Penawaran)
merupakan fungsi (positif) dari harga.
2
Permintaan merupakan fungsi negatif dari harga.
Harga yang tinggi merupakan insentif bagi
tenaga kerja untuk menambah jumlah produksi,
3
Semakin tinggi harga akan mengurangi jumlah
permintaan (Income effect).
4
Tingginya harga juga menyebabkan konsumen
mencari komoditi pengganti yang lebih murah
(Substitution effect).
17
Teori ekonomimikro dikembangkan
lebih lanjut dalam teori yang dikenal
sebagai
General Equilibrium Theory
Teori ini menganalisis kondisi bagaimana
harga dihasilkan dari suatu keadaan
keseimbangan pasar untuk seluruh
komoditi secara simultan.
18
Kerangka dasar ek.mimikro ini digunakan
untuk analisis ekonomimakro
Penawaran dan permintaan agregat
(Aggregate Supply and Agregate Demand)
sebagai fungsi dari harga digunakan untuk
menganalisis kondisi keseimbangan pada
ekonomimakro.
Namun hal ini menjadi kontroversi karena
adanya ”fallacies of composition”.
19
Fallacies of composition
Paradox or thrift
Income effect & substitution effect
ekonomimikro
tepat
ekonomimakro
tidak tepat
D Agg. dan S Agg.
bukan mrpk fungsi yang independen dari
harga,
(Uang dalam permintaan agregat dihasilkan
20
dari penawaran agregat)
Fallacies of composition
Dalam ek.mikro
Kekuatan permintaan dan penawaran
seimbang
Dalam ek.makro
Equlibrium
tercapai pada kondisi terdapat unemployment
21
Fallacies of composition
Asumsi “optimisasi” pelaku ekonomi
(memaksimumkan nilai beberapa konsep
benefit seperti profit dan utilitas)
tidak bisa dilakukan dalam ek.makro
22
Perkembangan Teori
Ekonomimakro
Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan
yang mendasari beberapa aliran pemikiran
(School of thought).
23
School of thought
Teori Klasik,
Teori Keynesian,
Teori Neo-Klasik,
Moneterist,
Ekspektasi rasional (Rational Expectation)
Teori Post-Keynesian
My Theory
24
Klasik
Shocks dapat mengakibatkan siklus (boom and bust)
Always full employment
Mekanisme harga (as invisible hand)
Kekuatan permintaan dan penawaran sll membawa
pada keseimbangan”full employment”
Pengangguran : ekses S ag.>D ag.krn tingginya
upah riil (riel wage).
Kekuatan pasar akan menekan upah riil pada
keadaan keseimbangan, sehingga selalu kembali
pada keadaan ”full employment”.
25
Teori Keynesian
John Maynard Keynes (Inggris, 1936)
The General Theory of Employment, Interest and Money
D tenaga kerja adalah derived demand
Penolakan Keynes terhadap Say’s Law
permintaan efektif (effective demand).
Ekonomi tidak stabil, D ag. selalu berfluktuasi (
investasi > dipengaruhi oleh ekspektasi dan
psikologi)
Implikasi dari teori Keynesian :
Pemerintah
Kebijakan stabilisasi
26
Teori Neo-Klasik
¾
¾
¾
¾
Teori ini merupakan teori klasik yang
diperbaharui.
Diawali dengan marginalist revolution.
Pelaku ekonomi dapat dinterpretasi dan
dianalisis dalam prinsip-prinsip maksimisasi
(menggunakan kalkulus differensial).
Pada dasarnya sama dengan ekonomimikro.
Penekanan akan pentingnya keseimbangan
pasar yang menentukan harga keseimbangan
sebagai gambaran utilitas marjinal disisi
permintaan dan biaya produksi sbg gambaran
utilitas marjinal disisi penawaran.
27
Neo-klasik menggunakan asumsi bahwa
ekonomi agregat dapat dianalisis dengan cara
yang sama dengan pasar komoditi, dimana
permintaan dan penawaran agregat
menentukan tingkat output agregat dan tingkat
harga umum. Sama seperti pendahulunya
(klasik), teori ini juga masih memberi peluang
bagi adanya pengangguran dalam jangka waktu
yang lebih panjang sebagai akibat dari
ketidaksempurnaan pasar dan rigiditas
(gagalnya upah riil untuk turun). Karena rigiditas
ini awalnya adalah teori Keynes, neo-klasik
menyatakan bahwa teori Keynes sebagai kasus
khusus, dimana upah yang rigid tidak dapat
mencapai kondisi keseimbangan yang full
employment.
28
Moneterist
Moneterist, merupakan varian teori Neo-klasik.
Moneteristm, membuktikan kebijakan ”dorongan
permintaan” Keynesian sebagai penyebab
ketidakstabilan dan inflasi.
Pengeluaran pemerintah (Government
spending) tidak dapat menurunkan tingkat
pengangguran. Dalam jangka panjang kebijakan
ini hanya mengakibatkan inflasi.
29
Ekspektasi rasional
(Rational Expectation)
Varian teori Neo-Klasik
Untuk menganalisis bagaimana
memasukkan ekspektasi pelaku ekonomi
terhadap variabel ekonomi pada masa yang
akan datang ke dalam model
Ekspektasi pelaku ekonomi ini akan
mempengaruhi pencapaian keseimbangan
pasar.
30
Logika neo-klasik mempunyai implikasi
bahwa harga dan upah yang fleksibel
mampu membawa keseimbangan output
agregat pada kondisi full employment.
Deviasi dari kondisi full employment dapat
terjadi hanya karena perilaku pasar yang
tidak rasional.
Jika ekspektasi pelaku ekonomi ”rasional”,
maka kebijakan pemerintah untuk
mempengaruhi output agregat tidak
dibutuhkan.
31
The Future
Teori Post-Keynesian
Elemen penting dalam ”General Theory”
Keynes adalah peran ketidakpastian
”uncertainty” dan ekspektasi ”expectation”
dalam perilaku ekonomi. Banyak
keputusan ekonomi yang harus dibuat
berdasarkan penilaian keuntungan yang
akan diraih pada masa depan, misalnya
keputusan keuangan dan investasi.
32
Proses penyesuaian pada kondisi
disekuilibrium menurut teori PostKeynesian adalah ”Respon produser
(agregat) dengan adanya kelebihan
penawaran (excess supply), yakni dengan
menurunkan produksi, dan respon mereka
terhadap kelebihan permintaan (excess
demand), yakni meningkatkan produksi.
Hal ini menyebabkan dalam jangka
pendek tingkat produksi agregat aktual
akan ditentukan oleh reaksi produser
terhadap perubahan permintaan agregat
efektif.
33
Bagi sektor industri, tidak ada fluktuasi harga
yang terjadi dalam jangka pendek mengikuti
naik turunnya permintaan dan penawaran.
Tingkat harga yang mungkin adalah mark-up
yang didasarkan (historical) atas biaya produksi.
Perubahan harga karena perubahan biaya
produksi atau margin keuntungan mempunyai
pengaruh yang penting terhadap aktivitas
agregat. Post-Keynesian masih berpendapat
bahwa analisis perubahan output jangka pendek
sebagai jumlah perubahan permintaan efektif .
34
Peran ekspektasi pelaku ekonomi dan proses
bagaimana ekspektasi dibentuk menjadi sangat
penting untuk menghasilkan peramalan ekonomi.
Prediksi dapat dibuat berdasarkan kumpulan
ekspektasi dan membandingkannya dengan prediksi
dari kumpulan ekspektasi lainnya.
Post-Keynesian menekankan pentingnya
keseimbangan jangka panjang, dimana semua
kegiatan ekonomi sudah bekerja sempurna.
Post-Keynesian melupakan pesan dari ”Keynesian
Revolution” : In the Long Run we are all dead. The
economist who tell us that when the storm has
passed, the ocean will be calm again, sets himself too
easy, too useless a task.
35
Kesimpulan
Klasik
Keynes
NewKlasik
NewKeynes
Ekspektasi
Perbedaan
School of thought
Determinasi tk output
agregat
Implikasi kebijakan
pemerintah
36
Klasik, New-Klasik dan LR-Neo-Klasik,
Keseimbangan tingkat output digerakkan oleh kekuatan
ekonomi itu sendiri yaitu keseimbangan D dan S agregat (full
employment).
Dari sisi implikasi kebijakan pemerintah, peran
pemerintah dibatasi.
Pemerintah hanya perlu menjaga agar lingkungan
ekonomi yang mendukung tersedia bagi bekerjanya
kekuatan pasar secara efisien.
Teori klasik menekankan stabilitas alamiah tanpa
intervensi pemerintah (laissez faire).
37
Keynesian, Post-Keynesian
dan SR Neo-Klasik
Keseimbangan output agregat pada
kondisi dibawah full employment.
Model ini mencoba menjelaskan
mengapa kondisi ini terjadi
(Mengapa ekonomi bekerja di bawah kurva
kemungkinan produksi dan tidak ada
kecendrungan untuk kembali)pada
kondisi output agregat yang full
employment secara alamiah.
38
i
s
a
s
i
Stabil
Dari sisi impikasi kebijakan pemerintah,
Keynesian, Post-Keynesian berpendapat
bahwa kekuatan pasar dapat
menyebabkan fluktuasi.
Peran pemerintah dibutuhkan dalam
kebijakan stabilisasi.
Intervensi pemerintah melalui pengeluaran
pemerintah, pajak dan kebijakan moneter
dapat dilakukan untuk mengatasi
ketidakstabilan
39
Pada dasarnya tidak ada model yang benar
untuk semua keadaan.
Perlu diingat bahwa model adalah abstraksi
dari fenomena. Tujuan suatu model dibangun
adalah untuk membantu memahami kekuatan
ekonomi yang terjadi dengan membuat
penyederhanaan (asumsi-asumsi) dan
penekanan pd variabel yang menjadi perhatian
untuk dikaji. Teori yang dibangun berdasarkan
model yang demikian, tidak terlepas dari faktor
l
a
c
i
t
i
l
Po
politik.
mics
Econo
40
Model klasik dibangun pada era pemerintahan yang
tidak demokratis (abad 18). Pada masa itu aktivitas
ekonomi dilakukan menurut pola patronase dan
monopoli. Keyenesian sebaliknya dibangun setelah
Great Depressi tahun 1930-an. Great Depressi tidak
dapat diatasi dengan model klasik yang percaya
pada kekuatan natural pasar. Great Depressi
membutuhkan campur tangan pemerintah yang kuat
untuk menggerakkan ekonomi. Tahun 1950-1960an adalah masa-masa terjadinya pertumbuhan
produksi dan tenaga kerja yang cepat secara terus
menerus. Ekonomi barat menjalankan ekonominya
dengan kebijakan Keynesian memompa permintaan
agregat jika terjadi pengangguran yang tinggi, dan
membatasi permintaan agregat jika inflasi mulai
41
meningkat.
Kelemahan teori Keynes mulai dirasakan
pada tahun 1970-an. Pada saat ini inflasi dan
tingkat pengangguran yang tinggi terjadi secara
bersamaan. Mengatasi masalah pengangguran
dengan memompa permintaan agregat justru
mendorong terjadinya inflasi. Jika situasi seperti
ini terjadi pemerintah sebaiknya tidak melakukan
pemompaan permintaan agregat tetapi hanya
menjaga stabilitas lingkungan ekonomi untuk
berlangsungnya kekuatan pasar kompetitif .
Inflasi ?
Find the job
42
BAB
II
PDB
?
PENDAPATAN
NASIONAL
43
Pendapatan Nasional menggambarkan
tingkat produksi suatu negara yang
dicapai dalam tahun tertentu
Pendapatan Nasional merupakan salah
satu cara untuk mengukur kemakmuran
suatu negara
Pendapatan Nasional mempunyai peran
yang penting dalam menggambarkan
kegiatan perekonomian
Untuk meningkatkan kemakmuran atau
kesejahteraan suatu negara maka
Pendapatan Nasional negara yang
bersangkutan harus ditingkatkan.
44
Konsep Pendapatan Nasional
¾
¾
Produk Domestik Bruto
Barang dan jasa yang diproduksi (dengan
menggunakan faktor produksi milik warga
negara maupun milik warga negara asing yang
ada di negara tersebut) dalam satu negara pada
tahun tertentu.
Produk Nasional Bruto (PNB).
Nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh
warga negara, negara yang bersangkutan (tidak
termasuk warga negara asing) baik yang berada
di dalam negeri maupun yang berada di luar
negeri.
45
Perhitungan Pendapatan
Nasional
Pendekatan Produksi
(Production Approach)
Pendekatan Pendapatan
(Income Approach)
Pendekatan Pengeluaran
(Expenditure Approach)
46
9 SEKTOR PEREKONOMIAN
Pertanian, peternakan,kehutanan dan perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri pengolahan
Listrik, gas dan air bersih
Bangunan
Perdagangan, hotel dan restauran
Pengangkutan dan konsumsi
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
Jasa-jasa
47
Hubungan antara
PDB riil - PDB nominal
Deflator= PDB nominal : PDB riil x 100%
PDB riil = PDB nominal / Deflator
Inflasi = Deflator tahun t – Deflator tahun (t-1)/
Deflator tahun (t-1) x 100 %
48
PDB Indonesia Menurut Lapangan Usaha
ADHB tahun 1990-1996 (M Rp)
No
Lapangan Usaha
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1
Pertanian, peternakan,kehutanan
dan perikanan
42148,7
44218,4
48297,7
59390,5
68486,9
77896,2
88040,8
2
Pertambangan dan Penggalian
25448,4
30901,4
32980,1
35028,7
37926,3
40194,7
45915,7
3
Industri pengolahan
40029,7
48335,9
58387,6
75088,3
92045,6
109688,
7
135580,
9
4
Listrik, gas dan air bersih
1258,1
1575,0
2483,6
35094,8
43982,6
5655,4
6593,7
5
Bangunan
10748,5
12855,8
17509,5
197438,
8
28648,8
34451,9
42024,8
6
Perdagangan, hotel dan restauran
33872,8
37726,2
47856,6
54854,4
63967,4
75639,8
88877,8
7
Pengangkutan dan konsumsi
10999,6
13467,3
18438,4
22956,3
27092,2
30795,1
34926,3
8
Keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan
8287,1
10083,9
17953,8
24944,6
32893,2
39510,4
44371,4
9
Jasa-jasa
6434,1
7452,6
13954,7
24888,5
31963,5
40681,9
46299,4
Produk Domestik Bruto
179227,
4
206616,
5
257861,
3
329684,
9
427006,
5
454514,
1
532630,
8
PDB tanpa Migas
145611,
6
183413,
3
219364,
2
286490,
5
392041,
6
417705,
8
490316,
49
6
PDB Indonesia menurut Lapangan Usaha
ADHK Tahun 1997-2004 (M Rp)
No
Lapangan Usaha
1997
1998
1
Pertanian,
Pertanian, peternakan,kehutanan dan perikanan
100150,5
172827,6
2
Pertambangan dan Penggalian
54509,9
120328,6
3
Industri pengolahan
159747,7
238897,0
4
Listrik,
Listrik, gas dan air bersih
7939,3
11283,1
5
Bangunan
46181,1
61761,6
6
Perdagangan,
Perdagangan, hotel dan restauran
103762,8
146740,1
7
Pengangkutan dan konsumsi
42231,9
51937,2
8
Keuangan,
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
58691,2
69891,7
9
JasaJasa-jasa
52291,6
82086,8
Produk Domestik Bruto
625505,9
955753,5
PDB tanpa Migas
576088,6
847697,4
1999
2000
2001
2002
2003
2004
215686,7
217897,9
246298,2
281325,0
325700
354400
109925,4
175262,5
191762,4
191827,2
169500
196900
285873,9
314918,4
362031,2
402601,1
590100
652700
13429,0
16519,3
21183,9
29100,5
19500
22900
67616,2
76573,4
85263,2
92366,3
112600
134400
175835,4
199110,4
234262,6
258869,2
337800
372300
55189,6
62305,6
75795,9
97343,5
118300
140600
71220,2
80459,9
91438,4
105621,7
174300
194500
104955,3
121871,4
141362,2
150957,2
198100
234300
1099731,6
1264918,7
1449398,1
1610011,6
2045900
2303000
992179,1
1081417,9
1261383,3
1421676,4
1872400
2095400
50
Kendala-kendala yang timbul
dalam perhitungan PDB:
¾
¾
¾
Kurang lengkapnya data statistik dari berbagai
struktur ekonomi yang melakukan aktivitas
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari sehingga
tidak tercatat dalam perhitungan PDB yang
sebenarnya.
Timbulnya perhitungan ganda dari berbagai
sektor industri sehingga akan memperbesar
PDB yang sebenarnya.
Sangat sukar membedakan barang akhir
dengan barang setengah jadi .
51
Manfaat Perhitungan dan Analisis
Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah alat ukur bagi tinggi
rendahnya tingkat kemakmuran suatu negara.
Mengetahui struktur perekonomian suatu negara
-Kemana arah perekonomian bergerak
-Laju kecepatan geraknya
-Berapa lama waktu dibutuhkan untuk mencapai suatu
sasaran
Membandingkan perekonomian dari waktu ke waktu
Membandingkan perekonomian antar negara
Menentukan dan menyusun berbagai kebijakan ekonomi
52
Kekurangan Pendapatan Nasional
sebagai alat ukur dari kesejahteraan
¾
Pendapatan Nasional adalah suatu angka
aggregatif tentang seluruh perekonomian suatu
negara. Meskipun terdapat angka pendapatan
perkapita tidak berarti setiap orang memiliki
pendapatan sebanyak itu. Pendapatan Nasional
tidak menggambarkan perbedaan pendapatan
antar individu maupun golongan. Dengan
perkataan lain Pendapatan Nasional tidak
menggambarkan distribusi pendapatan untuk
berbagai lapisan masyarakat.
53
¾
¾
Dimensi tempat tidak tercakup dalam Pendapatan
Nasional. Pendapatan Nasional tidak menggambarkan
Pendapatan antar daerah.
Karena sifatnya kuantitatif, Pendapatan Nasional hanya
menggambarkan aspek material dari kehidupan manusia
tidak aspek spritualnya.Pendapatan Nasional dinilai
sama dengan produksi barang dan jasa berdasarkan
harga pasar. Kemakmuran dan kesejahteraan mental
dan spiritual tidak dapat diperhitungkan dengan angka.
Dengan demikian tingginya Pendapatan Nasional belum
tentu mencerminkan kesejahteraan umat manusia.
54
¾
¾
Pendapatan menyembunyikan produksi barang
dan jasa yang mewah dan esensial.
Pertumbuhan tinggi bisa saja disebabkan oleh
produksi barang mewah yang hanya dinikmati
sebagian kecil penduduk terkaya.
Tujuan meningkatkan Pendapatan Nasional
seringkali menyebabkan eksploitasi terhadap
sumberdaya alam secara tidak seimbang,
sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan
55
BAB
III
AGREGATE
SUPPLY
?
PENAWARAN
AGREGAT
56
PENAWARAN
AGREGAT
Total output yang dihasilkan
suatu perekonomian
pada tingkat harga
umum tertentu.
57
Fungsi Produksi Agregat
¾
Hubungan antara faktor produksi dan teknologi
dengan output (pendapatan nasional)
Y = Y (K,N, L,T)
dimana : Y
Y = Pendapatan
nasional
=
K = Kapital
N = Tenaga kerja
L = Lahan
T = Teknologi
58
Dengan asumsi faktor-faktor K, L, dan T adalah
tetap dalam jangka pendek, maka fungsi produksi dapat
dirumuskan :
Y = Y (N)
Secara grafik persamaan di atas digambarkan
59
Penawaran Agregat Tenaga
Kerja
¾Dibangun melalui pendekatan ekonomi mikro yaitu didasarkan
atas prilaku dari individu.
¾Individu dihadapkan kepada pilihan antara waktu yang
digunakan untuk bekerja dan istirahat,
¾Pembagian waktu untuk bekerja dan istirahat akan dipengaruhi
oleh upah riil (real wage).
w = W/P
Dimana :
w = Upah nyata
W = Upah nominal
P = Tingkat harga
60
Dengan asumsi bahwa individu mempunyai perilaku yang rasional
(dimana setiap individu akan berusaha untuk memaksimumkan
kesejahteraannya), maka akan terdapat kesenjangan (trade off)
antara bekerja dan istirahat. Kesenjangan ini akan dipengaruhi
oleh besarnya tingkat upah riil yang diterima, seperti pada
Gambar 3-2.
61
Permintaan Agregat Tenaga Kerja
Kerja?
e
Didasarkan
atas perilaku perusahaan dalam
menggunakan tenaga kerja.
62
Dalam persaingan sempurna
untuk mencapai keuntungan maksimum,
perusahaan akan menggunakan tenaga kerja pada saat :
VMP = CMP = W
VMP = MPN P
Dimana :
¾ VMP
= nilai produk marjinal
¾ CMP
= biaya produk marjinal
¾W
= upah nominal
63
64
Kurva Penawaran Agregat
(Asumsi Klasik)
Menggunakan asumsi fleksibilitas tingkat upah.
Tenaga kerja yang terpakai dalam perekonomian
(employment) selalu dalam keadaan equilibrium.
Model penawaran agregat klasik
Y
= Y(N)
W
= W/P
SN = Sn (W)
DN = DN (W)
DN = SN = N FE
65
Pasar tenaga kerja selalu mencapai
equilibrium (full employment)
Full employment : keadaan dimana seluruh
tenaga kerja dalam keadaan bekerja (Tidak
terdapat pengangguran kecuali pengangguran
friksional.)
Rumah tangga (penjual tenaga kerja) dan
perusahaan (pembeli tenaga kerja) tidak
dipengaruhi money illusion
Upah nominal tidak berpengaruh
jumlah D dan S tenaga kerja
terhadap
66
Kurva Penawaran Agregat
(Asumsi Keynes)
Asumsi upah nominal rigid
(Harga
tingkat upah
, harga
tingkat upah nominal rigid
Model penawaran agregat Keynes :
Y
W
SN
DN
N
N
= Y(N)
= W(P)
= SN (W)
= DN (W)
= NFE = SN = DN = jika W = We
= DN < NFE jika W > We
67
Permintaan terhadap tenaga kerja tidak
selalu berada pada tingkat full employment.
Jika tingkat upah riil yang berlaku (w) >> tingkat
upah riil full employment (we), maka
DN << jumlah tenaga kerja yang ada (NFE),
68
BAB
IV
Agregate
?
Demand
TEORI
PERMINTAAN AGREGAT
SEDERHANA
69
Interaksi penawaran dan
permintaan agregat
Tingkat pendapatan nasional,
Penggunaan tenaga kerja
(employment)
Harga
70
Permintaan Agregat
Sederhana
Asumsi :
Tidak ada perdagangan Internasional
Tidak ada laba perusahaan yang ditahan
Tidak ada bisnis transfer
Tidak ada pajak
Tidak ada transfer pemerintah
71
Y = Y (N)
Dimana :
Y = Pendapatan nasional
C = Konsumsi
I = Investasi
Dengan asumsi belum ada pajak, maka
Yd =Y = C + I
72
C = a + b Yd
Dimana 0 < b < 1
Persamaan diatas dinamakan fungsi konsumsi,
dimana a adalah titik potong (intersep) dan b adalah
slope. Slope dari fungsi adalah kecendrungan
mengkonsumsi (Marginal Propensity to Consume =
MPC).
73
MPC sebesar b dapat diartikan: penambahan Rp.1
pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposable
income) akan menaikkan konsumsi sebesar Rp.b. Hal
ini dapat dituliskan :
MPC
= ΔC
ΔYd
74
Dengan mensubtitusikan persamaan (3) kepersamaan
(1) akan diperoleh,
Y = a + bY d + I
Karena Y = Yd, maka
Y(1−b)=a+1
Y =
1 ⎛⎜ a + I ⎞⎟
⎟
⎠
1 − b ⎜⎝
Subtitusikan kepersamaan (3), maka diperoleh
C = a + b ⎛⎜⎜ a + I ⎞⎟⎟
⎠
1− b ⎝
75
Selanjutnya, diketahui bahwa :
S = Yd − C
Dimana S = Tabungan (Saving)
Dengan subtitusi persamaan (9) ke persamaan (3),
maka diperoleh
S = Yd − a − bY d
= − a + (1 − b)Y
d
Persamaan (10) ini disebut fungsi tabungan dengan
slope (1-b) yang dinamakan Marginal Propensity to
Save (MPS).
76
MPS sebesar (1-b) berarti, setiap penambahan
disposible income sebesar Rp.1 akan menyebabkan
tabungan bertambah sebesar (1-b).
MPS = ΔS
ΔY d
Kembali ke persamaan (9)
S = Yd − C
77
Dengan asumsi bahwa setiap perubahan disposable
income (Yd) akan mengakibatkan perubahan konsumsi
sebesar C dan tabungan sebesar S, maka :
Yd + ∆Yd = C + ∆C + S + ∆ S
Subtitusikan
diperoleh :
persamaan
(12)
kepersamaan
(13),
∆Yd = ∆C + ∆S
78
Persamaan (14) dibagi dengan Yd, sehingga diperoleh :
1 = ΔC + ΔS
ΔY d ΔY d
MPC = MPS = 1
Y = Yd = C + S
C+I=Y=C+S
I=S
Persamaan I=S merupakan kesamaan yang berlaku
untuk penyelesaian permintaan agregat.
79
Jika
net
investasi
adalah
eksogen,
dengan
mensubtitusikan persamaan (10) kepersamaan (19),
diperoleh :
1= −a +(1−b)Yd
atau
Y
d
=
1 ⎛⎜ a + I ⎞⎟
⎟
⎠
1 − b ⎜⎝
Karena Yd = Y, maka dalam model sederhana ini
persamaan (21) adalah identik dengan persamaan (8).
80
Persamaan Y d =
1 ⎛⎜ a + I ⎞⎟ cukup penting karena:
⎟
⎠
1 − b ⎜⎝
Menjelaskan hubungan bahwa total pendapatan
yang tidak dikonsumsikan selalu sama dengan net
investasi.
Untuk tingkat net investasi berapapun, hanya satu
tingkat pendapatan nasional yang akan
menghasilkan tingkat yang sama dengan tabungan.
81
Pemecahan dengan Grafik
C = 5 + 0.8Yd
Persamaan ini digambarkan pada gambar berikut :
Grafik Solusi Permintaan Agregat
82
Permintaan Agregat
83
Penawaran dan Permintaan Agregat
Permintaan dan Penawaran Agregat (The
Downwardly Rigit Wage)
84
Sifat AgD sederhana
Tingkat keseimbangan AgD merupakan tingkat
keseimbangan pendapatan nasional.
Tingkat keseimbangan harga ditentukan hanya
oleh kurva AgS bukan AgD. Kedua sifat ini
disebabkan karena asumsi harga kurva AgD yang
inelastis sempurna.
Kondisi yang dicapai dalam keseimbangan ini
adalah suatu kondisi dibawah full employment.
Tidak ada kekuatan endogenus dalam model yang
dapat menghasilkan keadaan full employment.
85
Permintaan dan Penawaran Agregat pada Tingkat
upah yang fleksibel (Perfectly Flexible Wage) 86
Perubahan Investasi
Pengaruh Perubahan Investasi terhadap Perubahan
87
Permintaan Agregat
Pengaruh Perubahan Investasi terhadap Tingkat
88
Pendapatan
Model penawaran agregat yang tepat untuk analisis ini
adalah model Keynesian (downwardly rigid wage). Hal
ini disebabkan pada model ini kondisi keseimbangan
terjadi pada tingkat dibawah full employment.
Tingkat keseimbangan yang baru permintaan agregat
dan pendapatan Y' dapat diperoleh dengan pemecahan:
Y’ = C + I = C + I + ∆I
Y' = a + bY' + I + ∆I
Y' =
1 ⎛⎜ a + I + ΔI
1 − b ⎜⎝
⎞
⎟
⎟
⎠
dimana Y' adalah tingkat keseimbangan permintaan dan
penawaran yang baru.
89
Contoh :
Dalam soal sebelumnya, jika terjadi kenaikan
investasi dari Rp.10M menjadi Rp.15M, apa yang terjadi
pada permintaan agregat?
Perubahan dalam net investasi (∆I) adalah Rp. 5 M,
maka permintaan agregat yang baru adalah :
Y' =
1 ⎛⎜ 5 + 10 + 5 ⎞⎟ = Rp.100
⎟
⎠
1− 0,8 ⎜⎝
Besarnya perubahan dalam pendapatan adalah :
∆Y = Y' - Y = 100 - 75 = Rp. 25 M
yang artinya setiap penambahan Rp.1 net investasi
akan menghasilkan penambahan pendapatan sebesar 5
M.
90
Pengganda Investasi ( Invesment Multiplier)
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan
investasi terhadap pendapatan, maka perlu diketahui
besarnya pengganda Investasi (Invesment Multiplier) :
Y' − Y = 1 (a + I + ΔI) − 1 ⎛⎜⎜ a + I⎞⎟⎟
⎠
1− b
1− b ⎝
ΔY
=
1 ΔI
1− b
ΔY
ΔI
=
1 =μ
1− b
91
Injeksi Pengganda yang Berkesinambungan 92
Injeksi Pengganda Tunggal
93
Gambar menunjukkan jumlah kenaikan pendapatan
yang terjadi akibat dari penambahan setiap 1M net
investasi. Jumlah ini bebas dari nilai I atau Y dan ∆I.
Dalam model permintaan agregat sederhana, jumlah ini
tergantung hanya pada slope fungsi konsumsi dan dapat
dihitung pada setiap perubahan dalam investasi. Jika
kita kalikan rasio atau ∆Y/∆I dengan ∆I, kita akan
memperoleh perubahan dalam pendapatan (∆Y). Rasio
ini disebut juga investment multiplier (µ1).
94
Pendapatan pada minggu kedua meningkat dengan
naiknya jumlah pengeluaran pada barang-barang
konsumen
sebesar
b(∆I).
Selanjutnya
dengan
meningkatnya investasi I secara kontinu sebesar ∆I,
maka tingkat pendapatan akhir minggu kedua :
Y2 = Yo + ∆I + b (∆I) = 84 M
Pengeluaran rumah tangga:
b(b.∆I) + b.∆I = b2.∆I + b.∆I
95
Pada konsumsi dalam minggu ketiga. Penambahan
pengeluaran karena peningkatan investasi yang kontinu
(∆I) , menghasilkan tingkat pendapatan :
Y3 = Y0 + ∆I + b.∆I + b2.∆I
Karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat
pendapatan pada akhir dari minggu ke n akan menjadi :
Yn = Y0 + ∆I + b.∆I + b2.∆I +….+ bn-1.∆ I
Mengalikan kedua sisi persamaan diatas dengan b,
diperoleh :
bYn = bYo + b.∆I + b2.∆I + b3.∆I + ... +bn-1.∆I + bn.∆I
96
Dengan mengurangkan persamaan di atas, diperoleh :
(1- b) Yn = Yo (1-b) + ∆I (1-bn)
Y
n
= Y
0
+ ΔI 1 − b n
1− b
⎛
⎜
⎜
⎜
⎝
⎞
⎟
⎟
⎟
⎠
Dari persamaaan di atas dapat disimpulkan bahwa bn
menjadi sangat kecil kalau n besar , jika n bernilai ∞ ,
tingkat keseimbangan permintaan agregat mendekati :
Y
n
= Y
o
⎞
⎟
1
+
⎟ ΔI
1 − b ⎟⎠
⎛
⎜
⎜
⎜
⎝
Y n − Y o ΔY
=
= 1 = μ1
ΔI
ΔI
1− b
97
Hasil dari single Injection
∆Y2 = b.∆Y1 = b. ∆I
Periode ketiga :
∆Y3 =b.∆Y2 = b(b.∆Y1) = b2.∆I
98
Jika ∑∆Y mewakili total perubahan-perubahan
pendapatan dalam periode n, maka diperoleh :
∑∆Y = ∆Y1 + ∆Y2 + ∆Y3 + ……. ∆Yn
= ∆I + b.∆I + b2.∆I + ….bn-1.∆I
∑ ΔY
ΔI
∑ ΔY
=
1
1− b
1
= ΔI
1− b
⎛
⎜
⎜
⎜
⎝
⎞
⎟
⎟
⎟
⎠
99
BAB
V
?
PEMERINTAH DAN
TEORI PERMINTAAN
AGREGAT
SEDERHANA
100
Model Permintaan Agregat
dengan Pemerintah
Y=C + I +G
Y = 1 (a − b T + I + G )
1− b
101
Pengganda (multiplier) pengeluaran pemerintah
Y + ΩY = 1 ⎛⎜⎜a − bT + I+ G + ΩG ⎞⎟⎟
⎠
1− b ⎝
ΩY
=
1 ΩG
1− b
ΩG = ΩY = 1
1− b
ΩG
Pengganda (multiplier) pengeluaran pemerintah,
besarnya sama dengan multiplier investasi .
102
Multiplier Pajak
⎤
⎡
⎛
⎞
⎜
⎟
1
⎥
⎢
Y + ΩY =
⎢a − b ⎜ T + Ω T ⎟ + I + G ⎥
⎜
⎟
⎥
1− b ⎢⎣
⎝
⎠
⎦
Ω Y = 1 ⎛⎜⎜ − b Ω T ⎞⎟⎟ = − b Ω T
⎠
1− b ⎝
1− b
μT
= −
b
1− b
103
µT < µG
Peningkatan pengeluaran pemerintah dibarengi dengan
peningkatan pajak dengan jumlah yang sama
Menghasilkan peningkatan AgD.
Anggaran berimbang (balanced budget)
meningkatkan pengeluaran pemerintah,
ΩG = ΩT = ΩE
ΩE perubahan yang sama dalam pengeluaran dan
penerimaan.
104
Peningkatan permintaan agregat sebagai akibat dari
peningkatan pengeluaran pemerintah adalah :
ΩYG = ΩE
1−b
dan penurunan dalam permintaan agregat sebagai
akibat dari peningkatan pajak adalah :
Ω YT = − b Ω E
1− b
Penjumlahan peningkatan dan penurunan
permintaan agregat ini menghasilkan :
dalam
⎞
⎟
1
b
Ω Y = Ω Y G + Ω YT = Ω E
−
⎟= ΩE
1 − b 1 − b ⎟⎠
⎛
⎜
⎜
⎜
⎝
105
Kedua sisi persamaan dibagi dengan ΩE,
μ BB = Ω Y = 1
ΩE
Pengganda keseimbangan anggaran
(balanced budget multiplier)
106
BAB
VI
?
TEORI KONSUMSI
107
Konsumsi
Fungsi dari pendapatan yang
dapat dibelanjakan
(disposable income).
108
Hipotesis tentang perilaku
konsumsi
Hipotesis Pendapatan Absolut
(Absolute Income Hypothesis),
Hipotesis Pendapatan Relatif
(Relative Income Hypothesis),
Konsumsi Optimal Menurut Waktu
(Optimal Consumption Over Time),
Hipotesis Siklus Hidup
(Life-cycle Hypothesis) dan
Hipotesis Pendapatan Permanen
(Pemanent Income Hypothesis).
109
Hipotesis Pendapatan Absolut
(Keynes)
Kecenderungan mengkonsumsi merupakan
fungsi yang stabil dan besarnya konsumsi
agregat ditentukan oleh besarnya pendapatan
agregat.
Konsumsi akan meningkat jika pendapatan
meningkat, tetapi peningkatan konsumsi yang
terjadi tidak akan sebesar peningkatan
pendapatan.
110
Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin besar
jarak (gap) antara pendapatan dan konsumsi. Hal ini
juga menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan,
semakin besar proporsi dari pendapatan yang
ditabung.
Peningkatan pendapatan akan diikuti dengan
peningkatan tabungan, dan turunnya pendapatan
akan diikuti dengan penurunan tabungan dalam
jumlah yang lebih besar.
111
C
C= a+b Yd
a
45o
Yd
Gambar. Hipotesis Pendapatan Absolut
112
Fungsi Konsumsi Linier
¾ MPC
= konstan tetapi selalu lebih kecil
dari APC (karena intersepnya positif)
¾ APC semakin kecil dengan semakin
besarnya pendapatan.
Atau :
¾ a>0
¾ o<b,1
¾ APC > MPC
113
Simon Kuznets (1940) mempertanyakan validitas teori
pendapatan absolut dengan mengajukan penemuannya
yang menggunakan data agregat disposible income and
savings sejak tahun 1969
persentase disposible income yang dikonsumsi selalu
konstan walaupun pendapatan semakin besar.
Teori ini dirumuskan dengan model:
C = bYd
114
Hipotesis Pendapatan Relatif
James Duesenberry
Fungsi konsumsi yang tidak proporsional
dimana APC turun saat Yd naik dan
APC > MPC
Konsumsi agregat jangka panjang
proporsional terhadap pendapatan
(APC = MPC)
115
James Duesenberry :
Tidak mengasumsikan bahwa konsumsi rumah tangga
merupakan fungsi dari pendapatan absolut
Distribusi pendapatan dari semua rumah tangga
menentukan pendapatan relatif rumah tangga
Jika pendapatan absolut rumah tangga naik dengan
persentase yang sama maka posisi relatif rumah
tangga berada dalam distribusi yang sama. Jadi
pendapatan relatif rumah tangga adalah konstan
meski pendapatan absolut meningkat (APC konstan).
116
Fungsi Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif
117
Ratchet Effect
Fungsi Konsumsi Agregat Jangka Pendek dan Jangka Panjang
118
Konsumsi Optimal
(Optimal Consumption Over Time)
¾ Pendekatan individu konsumen.
¾ Individu diasumsikan memaksimumkan
utilitas
¾ Fungsi utilitas individu konsumen:
U = u (C0,...,Ct,...,CT)
119
Gambar. Konsumsi Optimum
120
Gambar. Pengaruh Peningkatan Pendapatan Periode 0 terhadap
Pilihan Konsumsi
121
Peningkatan pendapatan pada suatu
periode akan meningkatkan konsumsi
pada semua periode.
Jika peningkatan pendapatan tidak bisa
diantisipasi maka hanya konsumsi pada
periode-periode pendapatan meningkat
yang akan dipengaruhi.
Pada periode tertentu, peningkatan
konsumsi lebih kecil dari peningkatan
pendapatan.
Konsumsi individu pada periode t
merupakan fungsi dari nilai kini dari
pendapatan kini dan yang akan datang
122
Hipotesis Siklus Hidup
(The Life-cycle Hypothesis)
¾ Pendapatan rata-rata individual relatif lebih
kecil pada permulaan dan akhir kehidupan
daripada saat pertengahan
¾ APC pada pertengahan < APC pada saat
muda dan tua. Jadi APC rumah tangga
menurun saat pendapatan meningkat dan
APC < MPC.
123
Fungsi konsumsi
The Life-cycle Hypothesis
¾ Ct = α [A0 + LY0 + (T-1)βLY0]
¾ Ct = αA0 + α [1 + β(T-1)] βLY0
124
Dimana :
¾ A0 = nilai pasar (nilai kini) dari semua asset
bukan tenaga kerja pada t0
¾ LY0
¾
= pendapatan tenaga kerja
pada periode t0
∑{LY/(1+i) }= nilai kini dari pendapatan tenaga
T
t=1
t
t
kerja yang akan datang
125
Hipotesis Pendapatan Permanen
(The Pemanent Income Hypothesis)
¾ Didasarkan atas perilaku konsumsi yang
rasional
¾ Konsumsi permanen Cp telah direcanakan
atau diantisipasi dari pendapatan permanen
Cp = kYp
126
BAB
VII
?
MODEL IS-LM
127
Model IS-LM
interpretasi pengikut Keynesian
dari General Theory Keynes
dengan cara yang lebih baik,
mudah dan sederhana.
Model ini merupakan model yang
sangat penting dan terkenal dalam
ekonomimakro.
128
PASAR
KLASIK
pasar modal
pasar tenaga
kerja
?
IS-LM
(Keynesian)
pasar barang
dan jasa
pasar uang
129
Keseimbangan Pasar Barang dan Jasa
Teori konsumsi yang berkaitan dengan tabungan
Ys = C+S
Karena Konsumsi adalah fungsi (linier) dari pendapatan,
maka tabungan juga merupakan fungsi (linier) dari
pendapatan juga.
S=Y-C(Y’) = S (Y)
S = Y – (a+bY) = - a
+ (1-b)Y’
S’>0
130
Dalam bentuk linier dapat dituliskan :
S=Y- (a+bY’) = Y-a-bY’ = -a +(1-b)Y’
Akumulasi dari tabungan sama dengan investasi
Yd = C + I
Dalam keseimbangan
Ys = Yd,
S=I
Investasi baik dalam teori Klasik maupun Keynes
merupakan fungsi dari suku bunga.
131
Teori Investasi
Teori investasi Keynes berakar dari ek.mikro
Keputusan melakukan investasi tergantung pada
opportunity cost (OC)yang memberi hasil paling
tinggi .
OC dari investasi dapat langsung diamati.
OC dari investasi adalah suku bunga
Dengan meningkatnya investasi,
expected rate of return semakin menurun.
132
Marginal Efficiency of Capital
133
I = I (r)
I’ < 0
Untuk menghubungkan keduanya dibutuhkan kondisi
keseimbangan, yakni Ys = Yd dan S=I
Ys = C + S
Yd = C + I
I=S
134
Gambar 7.2. Penurunan Kurva IS
135
Pers. (2)
Model umum pembentukan tabungan.
Tabungan merupakan fungsi pendapatan
S
Y
Gambar 1 (d)
Pers. (4)
Model umum pembentukan investasi.
Investasi adalah fungsi dari suku bunga
I
r
Gambar 1 (a)
Pers. (5)
136
Kondisi keseimbangan S=I Gambar 1 (c)
Interaksinya
Menunjukkan
Hubungan antara tingkat bunga (r) dan
pendapatan (Y).
Kurva IS.
Menggambarkan tingkat bunga dan tingkat
pendapatan pada keadaan keseimbangan di
pasar barang dan jasa.
137
Kurva IS juga dapat kita turunkan dari
kondisi keseimbangan I = S
I (r) = S(Y )
Y = I (r)
S
Y = S −1[(I (r)]
Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan dalam
keseimbangan adalah fungsi dari suku bunga
Y = IS (r)
IS’< 0
Slope Kurva IS Negatif
138
r1
IS
r2
Y1
Y2
Kurva IS
139
Pasar Uang
Jumlah permintaan uang akan dipengaruhi oleh
volume sirkulasi dan transaksi.
Jika harga tidak fleksibel,
faktor penyebab perubahan permintaan uang adalah
perubahan tingkat produksi (Y).
L1 = L1(Y)
L1’> 0
140
Permintaan uang untuk spekulasi :
L2 = L2(r)
L2’< 0
Total permintaan uang :
Md = Md(Y, r) = L1+L2
Dalam kondisi keseimbangan,
Md = Ms
Ketiga Persamaan ini dapat digambarkan :
141
Penurunan Kurva LM
142
Kurva LM
143
Ms = L1(Y) + L2(r)
Y = L1-1 │Ms – L2(r)│
Y = LM(r)
LM > 0
s
Slope Kurva LM Positif
144
BAB VIII
?
PENAWARAN UANG
145
Defenisi Uang
Sesuatu yang berfungsi aktual dan secara
umum diterima sebagai medium pertukaran
barang, jasa, asset dan pembayaran kembali
hutang-hutang.
Fungsi uang yaitu:
1.sebagai medium pertukaran
2.sebagai penyimpan kekayaan
3.sebagai satuan pengukur nilai
4.sebagai standar pembayaran yang tertunda.
146
Defenisi uang (untuk Indonesia)
Uang kartal (currency)
uang kertas & logam yang dikeluarkan pemerintah
yang diwakili BI selaku bank sentral
Uang giral
uang yang diciptakan oleh bank umum karena bank
umum memberikan kredit kepada nasabah.
Kredit yang diberikan dalam bentuk giro yang setiap
saat dapat diambil guna melakukan pembayaran.
Pembayaran dengan uang giral dapat dilakukan
dengan cek.
147
Karena uang kartal dan cadangan bank
adalah sumber atau bagi terciptanya
uang-uang beredar secara keseluruhan,
maka uang kartal dan cadangan tersebut
disebut sebagai uang
inti.
148
Kegiatan pokok bank sentral
Masalah mata uang dan manajemen
cadangan devisa;
bank sentral mencetak uang, mendistribusikan uang kertas
dan logam, ikut campur tangan dalam pasar valuta asing
untuk mengatur nilai tukar mata uang nasional dengan mata
uang lainnya dan mengelola cadangan devisa untuk
memelihara nilai eksternal mata uang nasional,
Berperan sebagai banknya pemerintah,
Berperan sebagai banknya bank-bank
komersial
Mengatur lembaga-lembaga keuangan
149
Melaksanakan kebijakan moneter dan kredit
.
Tabel 8.1. Berbagai Lembaga Bank Sentral serta Fungsinya
Fungsi
Lembaga
-Bank Sentral Penuh
-BankSentral Supranasional
-Lembaga Bank Sentral
-Perekonomian terbuka
-Lembaga bank sentral
-dalam transisi
-Lembaga bank sentral
-wilayah keuangan khusus
-Dewan keuangan
Penerbit
mata
uang
3*
3E
3C
3CG
1,2C
E
Bankir
bagi
pemerinta
h
3
2E
2C
2C
2CE
1
Bankir
bank
komersi
al
3
2
2
2
2
1
Pengatu
ran
lembag
alembag
a
keuang
an
3
2
3
1
1
1
Pelaksan
a
kebijakan
moneter
3G
2E
1
2G
1
1
Promosi
pengembangan
keuangan
1
2
3
3
3
1
3C
*Kunci 1=keterlibatan terbatas; 2=keterlibatan cukup besar;
3=keterlibatan
penuh; C= retriksi UU yang besar; E=pengaruh
eksternal besar; G=pengaruh pemerintah yang besar.
150
Sumber: Collyns (1983)
Faktor-Faktor yang Menentukan Penawaran Uang
Nominal
Penawaran uang yang beredar pada masyarakat
Ms = C + D
Dimana :
M = Penawaran uang nominal
C = Jumlah uang kartal nominal
D = Permintaan deposito nominal
High Power Money
H =C+R
Dimana :
H = Penawaran high powered money nominal
R = Cadangan (Reserves) Bank komersial nominal
151
Bila (8.2) dibagi dengan Ms, maka :
H = C + R
Ms Ms Ms
R
M s dapat dimanipulasi secara matematik sebagai berikut :
R = R − RM s + RD
M s D DM s M s D
R(M s − D)
R
= −
Ms
M sD
karena M − D = C maka :
s
R = R − RC
M s D M sD
152
Dengan memasukkan pers. (8.5) ke pers.(8.3) diperoleh:
H = C + R − RC
M s M s D M sD
Pers. (8.6) dikalikan dengan
Ms =
1
H
H
C + R − RC
M s D M sD
153
Penawaran uang nominal yang dipegang
masyarakat dipengaruhi oleh
Perilaku Bank sentral, melalui H
Perilaku Bank komersial, melalui R/D,
Perilaku masyarakat, melalui
currency ratio (C/Ms ).
154
Karena R/D = Rr dan C/Ms = Cr , maka persamaan (8.7)
H
dapat dituliskan : M s =
Cr + Rr − CrRr
Penawaran Uang
Berbanding lurus dengan high powered money
Berbanding terbalik dengan currency ratio.
155
BAB IX
?
PERMINTAAN UANG
156
Teori Permintaan Transaksi Irving Fisher
M.V = P.T
Dimana :
M
= jumlah uang yang beredar
V
= kecepatan perputaran uang
P
= tingkat harga
T
= banyaknya transaksi per satuan waktu
Tingkat harga:
P = M .V
T
157
Untuk mencapai keseimbangan di pasar uang dimana
Ms=Md=M, maka persamaan di atas dapat diubah
menjadi persamaan uang riil sebagai berikut :
Md = Md = 1vT
P
Untuk kebutuhan perhitungan pendapatan nasional,
maka pendapatan nasional (Y) menggantikan T dan
rata-rata harga transaksi menjadi implisit pada indeks
pendapatan harga nasional (P), sehingga teori kuantitas
uang Fisher dapat dituliskan :
M.V = P.Y
158
Untuk mencapai keseimbangan pada pasar uang
(Ms=Md)
permintaan uang nominal dapat dirumuskan :
Md = 1 PY
V
dibagi dengan P, maka diperoleh:
Md = 1 Y
V
159
Jumlah permintaan uang riil merupakan
fungsi kebalikan dari proporsi
kecepatan perputaran uang dan
berbanding langsung dengan jumlah
transaksi.
160
Jika terjadi ketidakseimbangan di pasar uang (mis.
Ms>Md) yang disebabkan oleh meningkatnya
penawaran uang nominal, maka harga akan naik dan
jumlah uang riil akan turun hingga keseimbangan
tercapai kembali. Sepanjang V dan T konstan, maka Md
juga konstan, dan P akan berfluktuasi untuk mencapai
keseimbangan dengan naik turunnya Ms.
Jika ekonomi tumbuh, maka volume transaksi (T) akan
meningkat dan permintaan uang riil Md juga meningkat
secara proporsional terhadap peningkatan transaksi.
Peningkatan Md ini dapat terjadi pada keadaan harga
turun dan jumlah uang nominal tetap atau jumlah uang
nominal naik pada tingkat harga tetap atau kombinasi
keduanya
Jika ada inovasi teknologi (mis, credit card), kecepatan
transaksi V akan meningkat dan permintaan uang riil Md
akan turun, jika T berubah maka keseimbangan akan
dicapai melalui perubahan jumlah uang nominal atau
tingkat harga atau kombinasi keduanya.
161
Keterbatasan Teori Fisher
Transaksi dalam persamaan pendapatan
tidak mencakup seluruh transaksi.
Transaksi yang tidak menghasilkan tidak
dimasukkan dalam pendapatan.
Pertukaran asset yang tidak menghasilkan
pendapatan (mis. lahan atau saham) tidak
termasuk dalam pendapatan (Y).
162
Teori Permintaan
Cash Balances Cambridge
¾
¾
¾
Fungsi uang sebagai penyimpan kekayaan
Faktor suku bunga, kekayaan, kenyamanan
berbelanja, ekspektasi tentang tingkat suku
bunga dan harga dimasa yang akan datang
mempengaruhi keputusan individu dalam
memegang uang.
Dlm jangka pendek beberapa faktor tersebut
tetap atau proporsional terhadap tingkat
pendapatan.
163
Permintaan uang secara nominal dipengaruhi
secara proporsional oleh pendapatan nominal :
Md = k Y
Dimana
Y = pendapatan nasional nominal dan
k = faktor proporsional
164
¾ Karena pendapatan riil agregat
Y = Y/P
maka :
Md = k.P.Y
¾ Jika persamaan di atas dibagi dengan P
diperoleh persamaan permintaan saldo
kas riil Cambridge
Md
= md = kY
P
165
Teori Permintaan Uang Keynes
¾ Pengembangan dari teori Cambridge.
Menurut Keynes permintaan uang didorong
oleh kebutuhan untuk :
¾ Transaksi
¾ Berjaga-jaga
¾ Spekulasi
166
Permintaan Uang
untukTransaksi &Berjaga-jaga
mt = k. Y
Dimana :
mt = permintaan uang riil untuk transaksi dan berjaga-jaga
k = faktor proporsional (bagian dari Y yang ingin disimpan
masyarakat dalam bentuk uang
Y = pendapatan Nasional
167
Permintaan Uang untuk
Spekulasi
msp = h (i)
168
Kontribusi Keynes
Jika suku bunga jatuh mendekati nol,
maka individu akan memperkirakan
bahwa suku bunga yang berlaku adalah
suku bunga kritis. Hal ini menyebabkan
permintaan uang untuk spekulasi menjadi
semakin besar. Dalam kondisi seperti ini,
individu akan memegang kekayaannya
dalam bentuk uang tunai
169
Elastisitas permintaan uang
terhadap suku bunga
ηi =
% perubahan , m sp
% perubahan , i
=
Δm sp / m sp
Δi / i
170
Perangkap likuiditas
(liquidity trap)
ηi bernilai tidak terhingga jika suku bunga
sangat rendah.
171
¾ Total permintaan uang riil
md = mt + msp = Ky + h (i)
¾ Kecepatan perputaran uang (income
velocity of money) :
Y
V =
md
172
Penurunan kurva md dapat digambarkan
sebagai berikut :
173
Menurut Keynes V tidak konstan dalam
jangka pendek karena mt sangat sensitif
terhadap perubahan suku bunga. Hal ini
juga menyebabkan md tidak tetap dalam
jangka pendek (jika Y given).
174
Kritik thd Teori Keynes
¾
in
¾
¾
Teori Keynes mengatakan bahwa permintaan
uang untuk spekulasi tergantung pada
perbedaan suku bunga berlaku dengan suku
bunga normal . Perbedaan ini akan hilang jika
i0 konstan dalam jangka panjang, sehingga
ekspektasi keuntungan atau kerugian modal Wh
juga hilang.
y
Secara empirik, individu tidak hanya
menyimpan kekayaan dalam bentuk tunai &
surat berharga, namun kombinasi keduanya.
175
Teori Preferensi Likuiditas
(Neo-Keynesian)
¾
¾
Pemegang kekayaan akan menyimpan
kekayaan dalam bentuk tunai dan surat
berharga dengan proporsi tertentu.
Bagaimana menentukan proporsi inilah yang
dijelaskan oleh Tobin dalam teorinya.
176
Masa depan suku bunga adalah sesuatu yang
tidak pasti bagi pemilik kekayaan.
¾ Rata-rata individu lebih under istimate
tentang masa depan, sehingga setelah
beberapa tahun, rata-rata capital gain adalah
nol.
¾ Meskipun harapan capital gain atau loss nol,
pada periode tertentu selalu ada kemungkinan
mungkin terjadi capital gain atau capital loss.
Hal ini ditentukan oleh sejumkah
ketidakpastian yang berhubungan dengan
tingkat suku bunga yang akan datang.
¾
177
¾
¾
¾
Menurut Tobin, pemilik kekayaan dihadapkan
pada dua pilihan yang bersifat trade-off yaitu:
memilih uang tunai dengan resiko dan
pertambahan kekayaan nol,
atau memiliki surat berharga (consol) dengan
resiko dan pertumbuhan kekayaan yang tinggi.
Pilihan mana yang akan ditempuh tergantung
pada sikap individu yang bersangkutan terhadap
resiko dan tentunya juga tergantung pada
sejauh mana perkiraan individu tentang masa
depan suku bunga.
178
Perilaku individu pemegang kekayaan terhadap
resiko dan pertumbuhan portofolio
¾
Bila resiko portofolio meningkat berarti proporsi
portopolio dalam bentuk consol meningkat dan dalam
bentuk uang tunai menurun.
179
Kurva preferensi likuiditas Tobin
(= kurva permintaan spekulasi Keynes).
¾ Meningkatnya resiko portofolio berarti
permintaan uang untuk spekulasi
menurun.
¾ Dengan demikian bila suku bunga naik
maka permintaan uang untuk spekulasi
akan turun.
180
Teori Permintaan Uang untuk Transaksi
Model Persediaan
(Wiliam J. Baumol (1952)
Membangun teori permintaan uang untuk
transaksi dari sudut pengontrolan
persediaan perusahaan (business
inventory control)
181
Teori Permintaan Uang untuk Transaksi
Model Persediaan (Wiliam J. Baumol (1952)
¾ Uang berfungsi menfasilitasi pertukaran.
¾
Akan tetapi memegang uang berarti
menanggung biaya dalam bentuk
hilangnya pendapatan dari suku bunga.
Oleh karena itu, masalah pada
managemen persediaan uang ialah
bagaimana menentukan persediaan uang
yang optimum.
182
Asumsi
¾ Setiap individu mengetahui secara tepat
bahwa dimasa yang akan datang transaksi
harus dilakukan.
Oleh karena itu, individu akan memisahkan
permintaan uang untuk transaksi.
Untuk memenuhi kebutuhan transaksi ini
individu (perusahaan) memperolehnya
dengan menjual surat-surat berharga.
183
Jika pada awal tahun individu menjual surat berharga
untuk memperoleh uang tunai sebesar Mt
( dapat memenuhi kebutuhan transaksi satu tahun)
¾ interest opportunity cost
Oc = yi/ 2 = Mt i / 2
¾ biaya non-interest
iM
by
+
δ =
2
M t
t
184
Dengan meminimumkan biaya, maka
(Mt) :
Mt =
2 by
i
¾ Jika kedua sisi dibagi dengan harga (P),
maka permintaan uang riil adalah :
2(b / P)( y / P)
2BY
=
mt =
i
i
185
Square root rule
Kerugian minimun individu atau perusahaan
dalam memegang uang tunai untuk
transaksi, proporsional terhadap
pendapatan riil dan berbanding terbalik
dengan suku bunga.
186
Kontribusi Boumol dalam teori
permintaan uang
¾
¾
Permintaan uang untuk transaksi, elastis
terhadap suku bunga. Jika suku bunga naik,
permintaan uang untuk transaksi akan
berkurang.
Permintaan uang untuk transaksi meningkat
lebih kecil daripada proporsi peningkatan
pendapatan. Implikasinya adalah bahwa
penggunaan uang mengikuti skala ekonomi
(economics of scale). Pendekatan ini
bertentangan dengan pendekatan Fisher dan
Cambridge.
187
Teori Kuantitas Modern (Moneterist)
¾ menganalisis permintaan uang bukan dari
sudut pandang motif memegang uang
¾ Menurut Friedman, permintaan uang
merupakan penyederhaan teori umum
permintaan asset modal.
188
¾ Teori Friedman membedakan permintaan
uang pemegang kekayaan dengan
permintaan uang perusahaan
¾ Perusahaan menggunakan uang sebagai
salah satu faktor produksi.
189
Permintaan uang pemegang kekayaan
ΔP
md = f (W, Ω, i, , )
P
¾ Proksi w =Pendapatan permanan
P
md = f (Yp , Ω, i, ,U)
P
190
Permintaan uang perusahaan
md= f (Yp ,i)
Untuk Yp=Y
md = f (Y , i)
Model Friedman ini sama dengan model Keynes-TobinBaumol yakni:
md = mt + msp= g(i, y) + h(i)
191
BAB X
?
PENGANGURAN &
KETIDAKSEIMBANGAN
192
Sebelum General Theory dikemukakan,
teori klasik percaya bahwa perekonomian
persaingan sempurna hanya memiliki satu
tingkat keseimbangan employment, yaitu
tingkat full-employment dan
keseimbangan ini stabil.
193
Model Ekonomimakro Tanpa
Keseimbangan Full-Employment
yang Stabil
Disebabkan :
¾ MEI (Marginal Effeciency of Investment),
Ketidakcukupan Investasi (Investment
Insufficiency)
¾ Permintaan uang.
Perangkap Likuiditas (The Liquidity Trap)
194
Cara mengatasi pengangguran
(unemployment) yang tinggi (Keynes)
¾ Perekonomian yang bersaing sempurna
namun keseimbangan tercapai dalam
kondisi yang tidak full-employment.
¾ Kebijakan fiskal (fiscal policy).
merupakan instrumen kebijakan untuk
stabilisasi ekonomi makro.
195
Ketidakcukupan Investasi
(Investment Insufficiency)
Kurva IS memotong garis pendapatan pada
tingkat di bawah full-employment.
Kurva MEI pada tingkat bunga inelastis
sempurna atau mendekati sempurna,
Investasi yang tidak sama dengan tabungan.
Keadaan ini menunjukkan bahwa sektor riil
tidak dapat digerakkan (meningkatkan
investasi) walaupun tingkat bunga sudah
sedemikian rendah, bahkan turun sampai
nol.
196
Ketidak elastisitas tingkat bunga dari kurva
MEI ini mungkin terjadi karena ekspektasi
harapan bisnis yang pesimistik, tidak
adanya modal atau stagnasi
perekonomian.
197
Perangkap Likuiditas
(The Liquidity Trap)
Dalam teori permintaan uang Keynes, jika suku bunga
turun mencapai suatu nilai yang cukup rendah,
dinamakan suku bunga kritis, maka permintaan uang
menjadi tidak elastis sempurna.
Dalam kondisi ini jika jumlah uang riil meningkat sebagai
akibat turunnya tingkat harga, pemegang uang tidak
akan menggunakan uang untuk membeli bonds, karena
individu tidak tertarik untuk memilih antara memegang
kekayaan mereka dalam bonds atau dalam cash.
Tidak ada investor yang membeli bonds pada tingkat
harga yang terbentuk
198
Suku bunga jatuh di bawah rate
kritikal.
¾
¾
¾
¾
Kurva permintaan uang menjadi horizontal
Kurva LM juga menjadi horizontal.
Penurunan tingkat harga yang lebih jauh lagi akan
menggeser kurva LM ke arah kanan karena peningkatan
penawaran uang, tetapi pergeseran ini hanya
memperpanjang porsi horizontal kurva.
Karena suku bunga tidak bisa turun lebih jauh lagi, maka
pada kondisi ini tingkat investasi yang dikehendaki plus
pengeluaran pemerintah menjadi lebih rendah dari
tingkat saving plus pajak sehingga keseimbangan fullemployment yang stabil tidak mungkin tercapai.
199
Kebijakan Keynesian untuk Ekonomi
yang Tidak Stabil
¾
¾
¾
Kebijakan meningkatkan upah dan harga
tidak efektif untuk mengembalikan
perekonomian ke full-employment.
Bahkan dapat memperburuk keadaan.
Kebijakan moneter juga tidak efisien jika
alat kebijaksanaan tidak efektif.
Kebijakan fiskal merupakan alat efektif
dan dapat memperbaiki keadaan fullemployment .
200
Kebijakan Moneter
Pengaruh Peningkatan Penawaran Uang Nominal
201
terhadap Permintaan Agregat
Pengaruh Kebijakan Moneter terhadap
Ketidakseimbangan Pendapatan pada Kondisi
202
Keynesian
Kebijakan Fiskal
Pengaruh Kebijakan Fiskal terhadap Permintaan
203
Agregat (Tingkat Investasi Tetap)
Pengaruh Kebijakan Fiskal terhadap Permintaan
204
Agregat (Tingkat Investasi Menurun)
Kritik dan Perbaikan terhadap
Teori Keynes
Pigou effect dan
Keseimbangan Full
Employment
205
206
Implikasi Kebijakan Moneter pada Pigou Effect
Likelihood of Investment Insufficiency
And The Liquidity Trap Investment
Insufficiency
Untuk beberapa dekade para ekonom telah
mendiskusikan apakah suatu liquidity trap
mungkin terjadi. Model-model teorikal
telah dibangun untuk membuktikan bahwa
liquidity trap tersebut tidak mungkin terjadi.
James Tobin melakukan studi empirik
fungsi preferensi likuiditas AS pada masa
Great Depressi dan penemuannya
menunjukkan bahwa liquidity trap pada
masa itu terjadi di AS.
207
BAB XI
?
INFLASI
208
Inflasi
Kecenderungan naiknya harga umum
yang terjadi secara terus menerus
Terganggunya keseimbangan antara
arus barang dan arus uang, disebabkan
karena jumlah uang bertambah lebih
cepat dari perkembangan produksi.
209
Kenaikan harga satu atau beberapa
barang saja tidak dapat dikatakan
bahwa terjadi inflasi.
kenaikan harga barang terjadi secara
temporer, seperti menjelang hari raya
tidak dapat dikatakan sebagai inflasi.
Dengan naiknya harga barang, maka
terjadi penurunan nilai uang
210
DEMAND PULL-INFLATION
Inflasi yang timbul karena dorongan
permintaan masyarakat akan barang
dan jasa
Inflasi ini muncul karena naiknya
tingkat pendapatan masyarakat
211
212
Pergeseran kurva D1-D2 disebabkan
adanya penambahan permintaan Q1- Q2
yang berakibat naiknya harga (P1-P2) jika
permintaan bertambah terus (Q2-Q3)
menyebabkan harga akan terus naik (P2P3), begitu seterusnya. Hal ini akan
menyebabkan kenaikan harga terusmenerus yang menyebabkan terjadinya
inflasi.
213
¾
Asumsi pokok dari teori ini adalah bahwa
kurva penawaran barang dan jasa adalah
elastis sempurna sampai pada tingkat full
employment
sehingga setiap terdapat
permintaan tambahan mengakibatkan harga
umum tidak berubah. Tetapi sesudah tingkat
full employment dilewati kurva penawaran
barang dan jasa berubah menjadi bersifat
tidak
elastis
sama
sekali
sehingga
setiap terdapat pertambahan permintaan
akan mengakibatkan kenaikan tingkat harga
umum. Demikianlah seterusnya, tingkat
harga
umum
akan
naik
seandainya
permintaan bergerak naik.
214
Sejarah Cost Push Inflation
Istilah Cost Push Inflation pertama kali
muncul pada saat resesi tajam tahun
1958 di USA. Pada saat itu muncul
gagasan utama yang mengemukakan
bahwa inflasi bisa timbul dari segi
penawaran, dan secara retrospeksi hal
itu merupakan awal dari analisis inflasi
dan stagflasi sisi penawaran.
215
Pengertian Cost Push Inflation
Inflasi yang yang terjadi sebagai akibat
dari adanya kenaikan biaya produksi
yang pesat dibandingkan dengan
produktivitas dan efisiensi, yang
menyebabkan perusahaan mengurangi
supply barang dan jasa mereka ke pasar.
216
Penyebab Munculnya Cost Push
Inflation
¾
¾
¾
Kenaikan Upah – upah merupakan biaya yang paling
banyak dikeluarkan dalam suatu perusahaan , sehingga
apabila upah meningkat, ini akan menyebabkan
terjadinya Cost Push Inflation.
Pemerintah – JIka pemerintah merubah harga-harga,
hal ini akan menaikkan biaya produksi perusahaan.
Luar Negeri – Perubahan suku bunga bisa
mempengaruhi biaya produksi perusahaan, terutama
sekali jika perusahaan tersebut mengimport bahanbahan baku mereka. Turunnya nilai suku bunga akan
menaikkan harga impor dan kemudian menaikkan harga
barang.
217
218
Laju inflasi
Laju Inflasi =
tingkat h arg a (tahun t ) − tingkat h arg a (tahun t − 1)
x 100 %
tingkat h arg a (tahun t − 1)
Mengukur “tingkat harga”
Secara konseptual, tingkat harga diukur sebagai rata-rata
tertimbang (WEIGHTED AVERAGE) barang-barang dan
jasa-jasa di dalam sesuatu perekonomian.
Dalam praktek, kita mengukur tingkat harga menyeluruh
dengan mengkonstruksi apa yang dinamakan indeks-indeks
harga, yang merupakan rata-rata harga konsumen atau
produsen.
219
Kategori Inflasi
1
Inflasi ringan, bernilai satu digit pertahun
2
Inflasi sedang, bernilai 10%-30% pertahun
3
Inflasi berat, bernilai 30%-100% pertahun
4
Hiperinflasi, bernilai diatas 100% pertahun
220
Faktor penyebab inflasi di negara berkembang
menurut teori strukturalis
:
¾
Ketidakelastisan penerimaan ekspor,yaitu ekspor
berkembang secara lamban dibanding sektor lain dalam
perekonomian. Disebabkan naiknya harga barang hasil
alam dalam jangka waktu sangat lamban dari barang
industri.
¾
Ketidakelastisan dari suplai atau produksi bahan
makanan, berakibat pertumbuhan produksi tidak secepat
pertumbuhan penduduk dan pendapatan.
221
Laju inflasi (% per tahun)
Kurva Phillips
a
10
0
8
Pengangguran (% dari angkatan kerja)
222
Kebijakan untuk mengatasi inflasi
¾
Kebijakan Moneter, yaitu pemerintah
mengurangi jumlah uang beredar.Kebijakan
moneter dilakukan dengan : Tight money policy
dan menaikkan suku bunga bank melalui bank
sentral.
¾
Kebijakan Fiskal, yaitu pemerintah mengurangi
uang yang beredar dengan ; meningkatkan
pajak, menekankan pengeluaran pemerintah.
223
BAB XII
?
PERKONOMIAN
TERBUKA
224
Aliran Pendapatan
Perekonomian Terbuka
225
Komponen Permintaan Agrerat
Permintaan konsumsi rumah tangga (Cdn)
Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas
sektor perusahaan menghasilkan barang dan jasa.
Permintaan pemerintah atas barang dan jasa yang
diperoleh di dalam negeri (G).
Ekspor, yaitu pembelian barang buatan dalam negeri
oleh negara lain (X).
Impor, yaitu pembelian barang dari luar negeri (M).
Dengan empat komponen ini, maka permintaan agregat
dituiskan:
Y = CDN + I + G + X + M
226
Keseimbangan Perekonomian
Terbuka
Keseimbangan ekonomi tiga sektor akan
mengalami perubahan jika ekspor dan
impor dimasukkan dalam model.
Asumsi
yang
digunakan
dalam
perekonomian terbuka adalah :
agregat sama dengan
¾ Penawaran
permintaan agregat, dan
¾ Suntikan sama dengan bocoran.
227
Keseimbangan AgS=AgD
Perekonomian Terbuka
AS = Y + M
AD = Cdn + I + G + X + M
C = Cdn + M
Y +M = C + I + G + X
Y = C + I + G + (X – M)
Persamaan Y = C + I + G + (X – M) disebut
keseimbangan AgS =AgD .
228
Keseimbangan Suntikan dan
Bocoran
¾
¾
¾
¾
¾
¾
Y + G +X = S +T +M
Yd = Y – Pajak Perusahaan – Pajak Individu
Yd = Y – T
C = Cdn + M.
Berdasarkan (i) dan (ii) maka Yd = C + S. Oleh
karena Yd = Y – T, maka dalam perekonomian
terbuka berlaku persamaan berikut:
Y–T=C+S
229
Atau :
¾Y = C
+S+T
¾ Y = C + I = G + (X – M)
¾ C + I +G (X – M) = C + S +T
Atau:
¾I + G + X = S + T + M
Persamaan I + G + X = S + T + M
merupakan keseimbangan perekonomian
terbuka lainnya.
230
Keseimbangan Perekonomian Terbuka
231
Perubahan-Perubahan
Keseimbangan
232
Perubahan Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Masalah-masalah yang dihadapi oleh
suatu perekonomian terbuka
¾
¾
¾
¾
Pengangguran, tetapi terdapat surplus
dalam neraca pembayaran.
Inflasi tetapi terdapat surplus dalam
neraca pembayaran.
Pengangguran dan di samping itu
menghadapi masalah defisit dalam
neraca pembayaran.
Inflasi dan di samping itu menghadapi
masalah defisit neraca pembayaran.
233
Kebijakan
¾
¾
Kebijakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi
penganguran sekaligus defisit dalam neraca
pembayaran adalah kebijakan memindahkan
pembelanjaan. Kebijakan memindahkan perbelanjaan
adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi
masalah defisit neraca pembayaran yang akan
mengakibatkan pertambahan ekspor dan mengurangi
impor.
Kebijakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi inflasi
sekaligus defisit neraca pembayaran adalah menurunkan
atau mengurangi pengeluaran pemerintah (Government
expenditure)
234
BAB XIII
?
NERACA PEMBAYARAN
(Balance of Payment)
235
Neraca pembayaran adalah neraca keuangan
yang berisi data mengenai perdagangan ekspor
dan impor dan aliran ke luar masuk modal dari
dan ke suatu negara.
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran
keuangan
yang menunjukan transaksi nilai
perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di
atas suatu negara dengan negara lain dalam
suatu tahun tertentu. Suatu neraca pembayaran
dapat dibedakan kepada dua bagian yang
pertama, yaitu neraca berjalan dan neraca
modal.
236
Neraca Berjalan
Neraca berjalan mencatat transaksitransaksi berikut:
¾ Ekspor dan impor barang dan jasa
¾ Transfer Payment netto ke luar negeri.
237
¾ Selisih di antara ekspor dan impor tercatat
dalam neraca perdagangan.
¾ Neraca jasa adalah nilai bersih ekspor
dan impor jasa-jasa.
238
Neraca Modal
Neraca modal meliputi dua golongan
transaksi, yaitu aliran modal jangka
panjang dan aliran modal keuangan
swasta.
239
Aliran Modal jangka Panjang meliputi dua jenis
aliran modal: aliran modal resmi dan investasi
langsung oleh pihak swasta ke negara-negara
lain. Aliran modal resmi adalah pinjaman dan
pembayaran di antara badan-badan pemerintah
di suatu negara dengan negara-negara lain.
Sedangkan investasi langsung swasta adalah
penanaman modal langsung, yaitu investasi
berupa pendirian usaha perindustrian maupun
pertambangan. Modal yang dibelanjakan
diperoleh dari neraca asal perusahaan tersebut.
Perbedaan diantara modal jangka panjang yang
dibayarkan keluar negeri dinamakan neraca
modal jangka panjang.
240
Dua neraca penting lain dalam neraca
pembayaran meliputi neraca modal swasta
yakni aliran-aliran modal dalam bentuk tabungan
atau investasi keuangan yang dapat dengan
cepat dikeluarkan kembali dari satu valuta ke
valuta lainnya.
Neraca tak tercatat merupakan neraca yang
memperkirakan besarnya aliran uang yang tidak
dapat dicatat. Dalam setiap neraca pembayaran
perlu ada neraca tak tercatat untuk memastikan
agar perhitungan aliran ke luar dan aliran masuk
seimbang.
241
Cadangan Valuta Asing
Aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke
dalam suatu negara pada waktu tertentu biasanya
berbeda dengan aliran ke luar untuk pembayaran
dan investasi ke luar negeri. Perbedaan diantra
keduanya dinamakan ”neraca keseluruhan”.
Apabila neraca keseluruhan bernilai positif, artinya
adalah: aliran pembayaran dan investasi ke suatu
negara melebihi aliran yang sama ke negaranegara lain. Nilai negatif menggambarkan bahwa
aliran ke luar melebihi aliran yang masuk.
242
Keseimbangan Neraca
Pembayaran
Suatu neraca pembayaran akan selalu seimbang.
Aliran uang dan modal ke luar negeri sama
dengan aliran uang dan modal yang masuk ke
negara tersebut. Ini tidak berarti neraca berjalan
dan neraca modal selalu dalam keadaan
seimbang. Keseimbangan selalu dicapai karena
ada cadangan valuta asing yang dimiliki
negara tersebut. Neraca berjalan dan neraca
modal akan diseimbangkan oleh perubahan
cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank
sentral.
243
BAB XIV
?
NILAI TUKAR
244
Kurs Valuta Asing
Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing
menunjukan harga atau nilai mata uang
sesuatu negara dinyatakan dalam nilai
mata uang negara lain. Kurs valuta asing
dapat juga didefinisikansebagai jumlah
uang domestik yang dibutuhkan , yaitu
banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk
memperoleh satu unti mata uang asing.
245
Nilai Tukar atau Kurs…?
¾
Secara umum terdapat 2
macam kurs, yaitu :
1. Kurs beli (bid)
2. Kurs jual (offer)
246
Dua cara di dalam menentukan
kurs valuta asing :
¾
Berdasarkan permintaan dan penawaran
mata uang asing dalam pasar bebas.
¾
Ditentukan oleh pemerintahan.
247
Perubahan Kurs Valuta Asing…
¾
Beberapa macam perubahan kurs valuta asing,
yaitu
z
z
z
z
¾
Devaluasi
Revaluasi
Depresiasi
Apresiasi
Perubahan ini disebabkan oleh mekanisme
penawaran dan permintaan di pasar, maupun
disebabkan oleh kebijakan pemerintah.
248
2 cara menyatakan kurs..?
¾ Indirect Quote (model Eropa),penetapan
kursnya dilakukan berdasarkan pada
berapa unit mata uang asing yang
dibutuhkan untuk membeli satu unit mata
uang dalam negeri.
¾ Direct Quote (model Amerika), sebagai
harga satu unit mata uang asing dalam
mata uang domestik.
249
JENIS-JENIS NILAI TUKAR
¾
Sistem nilai tukar tetap
Dalam sistem nilai tukar tetap, masingmasing bank sentral akan melakukan intervensi
pasar valuta asing untuk mencegah terjadinya
penyimpangan nilai tukar mata uang negaranya
dari nilai nominal yang telah ditetapkan.
250
JENIS-JENIS NILAI TUKAR
Nilai tukar tetap :
¾ Perlu cadangan devisa
¾ Tidak
ada MPI (Monetary Policy
Independent)
¾ Kehilangan ‘Mekanisme Harga’ untuk
penyesuaian
ekonomi
baik
akibat
domestik maupun eksternal shock
251
¾ Sistem Nilai Tukar Fleksibel
Dalam sistem nilai tukar fleksibel,
kekuatan permintaan dan penawaran
menentukan nilai tukar tanpa ada campur
tangan pemerintah.
Jadi setiap
kurs keseimbangan akan
berfluktuasi menurut kondisi permintaan
dan penawaran.
252
NILAI TUKAR MEMPENGARUHI SELURUH
ASPEK PEREKONOMIAN
Nilai Tukar
Neraca Pembayaran:
Ekspor,Impor, Utang
LN, FDI,
InvestasiPortofolio
Keuangan Pemerintah:
Penerimaan Migrasi,
Utang LN.i
Keuangan Koperasi/Bank
(Balance Effect)
Ekpektasi Inflasi
Inflasi
Konsumsi dan investasi
Kesehjatraan Masyarakat
Lapangan Kerja
Problem Sosial
253
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
NILAI TUKAR
1.Regim Nilai Tukar dan Sistem Devisa
2.Faktor Fundamental :
-Kinerja sektor eksternal
-Selisih suku bunga
-Faktor risiko
-Struktur mikro valas
-Kondisi ekonomi dan pasar keuangan global
3.Respon Kebijakan
254
DAMPAK GEJOLAK NILAI TUKAR
¾ Tekanan
inflasi
konsumsi
dan investasi
¾ Balance sheet effect(Dunia usaha
dan perbankan)
¾ Tekanan terhadap kesinambungan
fiskal
¾ Dll
255
Mengatasi Fluktuasi NILAI TUKAR
Untuk menjaga kestabilan nilai tukar
diperlukan sinergi
¾ Kebijakan fiskal
¾ Kebijakan moneter
¾ Kebijakan sektor riil
¾ Penyempurnaan pengaturan ‘Transaksi
Devisa’
256
DAMPAK TERHADAP INFLASI
External Impact:
World Price,
Exchange Rate
Import
Consumption Goods
Raw Material Capital Goods
Direct Pass Through Effect
Expectation
Export
Inflation
Demand
Indirect Pass
Through Effect
Supply
257
an
-
2- 92
Ju
l -9
4
2Ju
l -9
6
2Ju
l -9
8
2Ju
l -0
0
2
ju
l0
2
2Ju
l -0
4
2J
Hundreds
PERUBAHAN SISTEM NILAI TUKAR
DIINDONESIA
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
258
BAB XV
?
PERTUMBUHAN
EKONOMI
259
PERTUMBUHAN EKONOMI
Suatu pertambahan dalam GNP atau NNP real,
yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu,
atau
Suatu penambahan dalam GNP atau NNp real
per kapita, tyang terjadi dalam periode waktu
tertentu
260
Pentingnya pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dianggap secara umum sebagai
sebuah tujuan atau sasaran ekonomi.
“Sebuah perekonomian yang tumbuh, berada dalam
posisi yang superior untuk memenuhi kebutuhan –
kebutuhan baru, dan menyelesaikan problem – problem
sosial ekonomi baik yang bersifat domestik maupun
yang bersifat internasional”
261
Sumber terjadinya pertumbuhan
ekonomi
¾ Jumlah dan kualitas sumber – sumber
daya alamnya
¾ Jumlah dan kualitas sumber daya
manusianya
¾ Suplai atau persediaan barang – barang
modal
¾ Teknologi
262
Model Pertumbuhan Ekonomi
¾ Model Harrod-Domar
¾ Model Pertumbuhan Neoklasik
263
Model Harrod-Domar
¾ Pertumbuhan pendapatan nasional
tergantung kepada satu faktor produksi
yaitu modal.
¾ Asumsi dasar model Harrod-Domar
adalah bahwa pendapatan nasional
merupakan proporsi jumlah modal.
¾ Fungsi produksi constant returns to scale.
264
Y =σ K
Dimana :
¾ Y = pendapatan nasional
¾ K = banyaknya cadangan modal yang
digunakan dalam produksi Y
¾ σ = nilai konstan (output-modal ratio)
265
Model Pertumbuhan Neoklasik
Asumsi:
¾ Kapital dan tenaga kerja dapat bersubsitusi dalam
proses produksi.
¾ Selain variabel rasio output-kapital, digunakan asumsi
persaingan sempurna,
¾ Pembayaran faktor sama dengan marginal produknya
dan full employment.
¾ Fungsi produksi yang deminishing marginal productivity
dan constant returns to scale.
¾ Fungsi produksi yang digunakan secara luas dalam teori
pertumbuhan neoklasik adalah fungsi produksi cobb
Douglas
266
Kemajuan teknologi dapat dimasukkan ke dalam
model dengan memodifikasi fungsi produksi CobbDouglas
α
Y = Ae K N
rt
1−α
Dimana:
¾ e = nilai constan (2.71828)
¾ r = the rate technological progress compaunded
continuosly
¾ t = waktu
267
Kesimpulan
¾ Model Harrod-Domar menempatkan
penekanan pada kegiatan investasi.
Model ini mengasumsikan rasio outputkapital yang konstan. Asumsi ini benar
jika terdapat surplus tenaga kerja atau
pertumbuhan efektif input tenaga kerja
adalah sama dengan pertumbuhan stok
modal.
268
Kesimpulan
¾
Model pertumbuhan Neoklasik mengasumsikan rasio
output-kapital adalah variabel, persaingan sempurna,
pembayaran faktor sama dengan marginal produknya
dan full employment. Model pertumbuhan neoklasik juga
mengasumsikan fungsi produksi yang deminishing
marginal productivity dan constant returns to scale. Teori
ini juga dibuktikan tidak memuaskan jika tidak
dimasukkannya kemajuan teknologi secara eksplisit
dalam perhitungan. Pertumbuhan ekonomi dalam model
ini akan dicapai melalui kebijakan penciptaan tabungan
dan insentif investasi, serta mempertahankan lingkungan
ekonomi yang stabil.
269
Sampai jumpa lagi
&
Terima kasih
Latar
Latar
Tujuan
Tujuan
Metode
Metode
Hasil
Hasil
Kesimpulan
Kesimpulan
270
Download