BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Struktur

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Struktur Modal
Sumber utama sebuah perusahaan yang telah Go Public mendapatkan
dana untuk melaksanakan aktivitas operasi dan investasinya adalah dari
penerbitan saham, baik saham biasa maupun saham preferen, penerbitan
obligasi, dan juga pinjaman jangka panjang. Untuk melaksanakan kegiatan
operasi dan investasi perusahaan diperlukan komposisi yang tepat dalam
pengambilan keputusan pendanaan darimana sumber modal yang diutamakan,
hal inilah yang disebut sebagai komposisi modal.Capital Structure (Struktur
modal) adalah pembelanjaan permanen dalam mencerminkan keseimbangan
proporsi antara hutang jangka panjang dan modal perusahaan sendiri, dimana
kedua komponen tersebut merupakan dana jangka panjang (Safrida, 2008).
Struktur modal adalah kombinasi antara utang jangka panjang dan
ekuitas untuk melaksanakan kegiatan operasi maupun investasi perusahaan.
Kebijakan struktur modal biasanya dilakukan oleh manajer keuangan dalam
suatu perusahaan. Manajer keuangan harus dapat menyediakan modal yang
cukup menyokong aktivitas operasi maupun investasi perusahaan, baik ketika
perusahaan sedang mengalami peningkatan maupun penurunan. Apabila
manajer keuangan gagal dalam memperoleh modal maka akan dapat
menimbulkan hambatan dalam kegiatan operasional dan investasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengumpulkan sumber-sumber pendanaan, perusahaan juga harus
mengeluarkan biaya modal, yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
mendapatkan sumber pendanaan tersebut. Misalnya, dalam menerbitkan
saham, baik saham biasa maupun saham preferen, perusahaan tentu harus
membayarkan dividen kepada pemegang saham. Dalam menerbitkan obligasi,
perusahaan harus membayar bunga sesuai dengan yang disepakati. Dan juga
dalam pinjaman jangka panjang, perusahaan harus membayar pengembalian
beserta bunga pinjamannya. Pembayaran dividen dan pembayaran bunga
itulah yang disebut sebagai biaya modal.
2.1.1. 1. Sumber-Sumber Pendanaan
Sumber-sumber pendanaan bagi perusahaan biasanya diperoleh
dari :
a. Dari dalam perusahaan (internal)
Dana dari dalam perusahaan adalah modal yang diperoleh dari
aktivitas perusahaan itu sendiri. Misalnya dari laba ditahan,
dan
depresiasi.
b. Dari luar perusahaan (eksternal)
Dana dari luar perusahaan adalah modal yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan, misalnya hutang dari pihak luar dan penerbitan saham.
2.1.1.2.Teori Struktur Modal
Teori struktur modal terbagi menjadi dua, yaitu (Fahmi, 2014:
182) :
Universitas Sumatera Utara
a. Balancing Theory
Teori ini menjelaskan tentang kebijakan yang diambil oleh
perusahaan melalui manajer keuangan untuk mencari dana tambahan
dengan cara mencari pinjaman, baik ke pihak perbankan maupun
dengan menerbitkan obligasi. Kebijakan ini biasanya diterapkan pada
kondisi: (1) kondisi perekonomian cenderung dalam keadaan stabil;
(2) grafik penjualan mengalami peningkatan; (3) cadangan perusahaan
berada dalam keadaan yang maksimal; (4) kondisi dan situasi sosial
politik dalam dan luar negeri diperkirakan akan stabil.
Dalam teori ini dijelaskan risiko yang akan dihadapi perusahaan,
antara lain :
1. Apabila perusahaan meminjam dana ke pihak perbankan, maka
dibutuhkan jaminan, seperti tanah, gedung, atau kendaraan. Biasanya
pembayarannya dilakukan secara angsuran. Bila perusahaan tidak
mampu membayar angsuran pada batas waktu yang telah ditentukan
maka aset perusahaan yang telah dijaminkan tersebut akan diambil
dan kemudian dilelang oleh pihak perbankan untuk menutupi kerugian
dari nilai pinjaman.
Hal ini berarti perusahaan akan kehilangan aset yang menjadi jaminan
tersebut.
2. Apabila perusahaan menerbitkan obligasi untuk mendapatkan dana
tambahan maka perusahaan harus membayar bunga obligasi kepada
pihak yang memiliki obligasi tersebut. Bila perusahaan tidak mampu
Universitas Sumatera Utara
membayarnya tepat waktu maka perusahaan harus melakukan
kebijakan, seperti mengkonversi dari pemegang obligasi menjadi
pemegang saham perusahaan.
3. Risiko lain yang mungkin timbul adalah menyebabkan nilai
perusahaan di mata publik menjadi menurun, karena publik menilai
kinerja
keuangan
perusahaan
tidak
baik,
khususnya
dalam
kemampuan manajemen struktur modal.
b. Pecking Order Theory
Teori ini menjelaskan kebijakan perusahaan yang dilakukan untuk
mendapatkan tambahan dana dengan cara menjual aset yang
dimilikinya, seperti menjual tanah, gedung, maupun peralatan.
Kebijakan ini dapat diterapkan pada kondisi perusahaan yang : (1)
kondisi ekonomi sedang dalam kondisi tidak stabil; (2) aset
perusahaan berada dalam kondisi yang cukup untuk dijual dan tidak
mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan secara signifikan dalam
jangka pendek.
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan
struktur modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan
kebijakan dividen konstan (Safrida, 2008). Dengan kata lain, apabila
perusahaan mengubah pendanaan dari modal sendiri dengan utang kepada
pihak eksternal atau sebaliknya akan mempengaruhi nilai perusahaan, dalam
hal ini harga saham.
Universitas Sumatera Utara
Masalah pendanaan merupakan bagian yang sangat penting bagi
perusahaan, karena berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, seperti
kreditur, pemegang saham, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri.
Pendanaan dapat berasal dari pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Pendanaan internal dapat berupa laba ditahan yang diperoleh dari operasi
perusahaan, sedangkan pendanaan eksternal dapat berupa dana yang
diperoleh dari kreditur maupun pemegang surat hutang (bondholders).
Pendanaan yang berasal dari pihak eksternal merupakan hutang bagi
perusahaan dan merupakan sebuah kewajiban untuk melunasinya.
Perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik akan meminjam dana
lebih sedikit dibanding perusahaan dengan kondisi keuangan tidak baik
walaupun mempunyai kesempatan meminjam lebih banyak (Seftianne, 2011).
Perusahaan yang berada dalam kondisi baik, apabila ingin menambahkan
modal untuk menjalankan operasi dan investasinya, berdasarkan Balancing
Theory, dapat menggunakan dana dari pihak eksternal. Hal tersebut
dikarenakan perusahaan sedang berada dalam kondisi yang stabil, mempunyai
jaminan bahwa perusahaan mampu membayar utang-utang serta bunganya,
sehingga tidak menjadi masalah yang serius apabila perusahaan lebih
memilih pendanaan dari luar perusahaan.
Keputusan pendanaan yang berhubungan dengan besarnya proporsi
hutang menjadi sangat penting karena berkaitan dengan kepentingan
pemegang saham, karena salah satu tujuan perusahaan yang terpenting adalah
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham (Brigham, 2010: 7). Apabila
Universitas Sumatera Utara
perusahaan terlalu banyak menggunakan modal dari pihak eksternal, maka
perusahaan dengan sendirinya akan meningkatkan risiko keuangannya beserta
konsekuensinya apabila tidak dapat memenuhi kewajibannya. Pecking Order
Theory menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan
internal dibanding pendanaan yang berasal dari pihak eksternal, hal ini
dikarenakan pendanaan internal tidak menimbulkan biaya modal (Joni, 2010).
Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana, baik berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa,
maupun laba ditahan untuk mendanai operasi maupun investasi perusahaan.
Dalam teori tersebut juga dikatakan bahwa perusahaan yang mempunyai
likuiditas yang tinggi cenderung menggunakan pendanaan internal dibanding
pendanaan eksternal berupa hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan
tingkat likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal lebih besar, sehingga
perusahaan tersebut akan lebih mengedepankan dana internalnya untuk
operasi maupun investasi sebelum menggunakan pendanaan eksternal melalui
hutang.
2.1.2 Kinerja Keuangan Perusahaan
Ditengah persaingan usaha yang semakin ketat dan global ini,
perusahaan harus memperlihatkan kinerja keuangan yang baik. Kinerja
keuangan yang dimaksud adalah dalam menghasilkan profit atau laba. Hal ini
dilakukan agar perusahaan dapat menentukan strategi bersaing melawan
pesaing-pesaingnya. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu hasil
yang telah dikerjakan oleh perusahaan dalam rangka mencapai target laba
Universitas Sumatera Utara
yang ditentukan dengan tidak melupakan tanggung jawab sosialnya. Apabila
kinerja keuangannya baik maka harus dimanfaatkan seoptimal mungkin,
namun apabila kinerjanya buruk maka harus diperbaiki sesegera mungkin.
Kinerja keuangan perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
memberikan keuntungan dari aset, ekuitas maupun hutang.
Kinerja keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan yang dimiliki
perusahaan. Kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis
terhadap keuangan perusaaan dengan mereview data, menghitung, mengukur,
menginterpretasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada
suatu periode tertentu (Zanara, 2012). Kinerja keuangan yang baik akan
dapat membantu manajemen mencapai tujuan perusahaan. Semakin tinggi
kinerja keuangan perusahaan maka akan semakin baik pula nilai perusahaan
di mata investor.
Kinerja keuangan perusahaan mempunyai pengaruh langsung terhadap
harga saham, yang berarti setiap informasi tentang adanya kenaikan kinerja
keuangan akan langsung direspon positif oleh investor, sehingga akan
meningkatkan harga saham. Kinerja keuangan perusahaan akan lebih baik
jika perusahaan dimiliki oleh manajer karena manajer akan lebih bertanggung
jawab dengan keputusan yang akan diambilnya karena menyangkut tentang
perusahaannya sendiri. Manajer tidak lagi sebagai tenaga profesional yang
digaji, tetapi juga sebagai pemilik perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Kinerja keuangan tidak selalu menunjukkan hasil yang positif. Tidak
jarang suatu perusahaan mengalami financial distress (kesulitan keuangan).
Ada empat kategori financial distress, yaitu (Fahmi, 2012: 111):
a. Kategori A atau sangat tinggi dan sangat berbahaya. Kategori ini
memungkinkan perusahaan dinyatakan untuk berada pada posisi
bangkrut.
b. Kategori B atau tinggi dan berbahaya. Pada kategori ini perusahaan harus
memikirkan berbagai solusi untuk menyelamatkan aset yang dimilkinya.
Perusahaan harus benar-benar bijaksana dalam menentukan aset mana
yang harus dijual dan aset yang dapat dipertahankan.
c. Kategori C atau sedang. Pada kategori ini perusahaan dianggap masih
bisa bertahan dengan cara mencari dana tambahan, baik dari internal
maupun eksternal perusahaan.
d. Kategori D atau rendah. Pada kategori ini perusahaan dianggap hanya
mengalami fluktuasi finansial yang umum terjadi.
2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan
Pada umumnya,
perusahaan
yang
tumbuh
dengan
cepat
akan
memperoleh hasil positif, yang artinya akan dapat menguasai pangsa pasar
dibandingkan dengan pesaingnya, mengalami peningkatan penjualan yang
signifikan, dan menjadi pesaing yang diperhitungkan. Pertumbuhan cepat
juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk secara optimal
memberikan kontribusinya (Safrida, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan perusahaan adalah perbandingan total aset yang dimiliki
perusahaan dengan tahun sebelumnya (Arviansyah, 2013). Apabila jumlah
total aset meningkat dibanding dengan tahun sebelumnya maka dapat
dikatakan perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan yang positif. Begitu
pula sebaliknya apabila total aset mengalami penurunan maka perusahaan
sedang dalam kondisi yang tidak baik. Dari sudut pandang investor,
pertumbuhan perusahaan biasanya dilihat dari naiknya harga saham secara
berkesinambungan dan pembagian dividen yang dilakukan perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan juga dapat menjadi indikator dari profitabilitas dan
keberhasilan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan tinggi
memiliki kesempatan profitable dalam mendanai investasinya secara internal
(Arfan, 2008). Perusahaan yang memiliki pertumbuhan positif tentunya dapat
menghasilkan profitabilitas yang positif pula.
Dalam teori pertumbuhan perusahaan, dijelaskan ada lima tahap
pertumbuhan perusahaan (Indria, 2011). Kelima tahap tersebut adalah tahap
permulaan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, tahap stabil, dan tahap
penurunan. Pada tahap permulaan, perusahaan masih mencoba mengatur
strategi dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dengan
demikian bila dihubungkan dengan return (hasil) maka perusahaan masih
memperoleh return yang kecil karena belum mempunyai pangsa pasarnya
sendiri. Tahap kedua adalah tahap pertumbuhan. Dalam tahap ini perusahaan
sudah mulai dikenal dan mengalami kenaikan return disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
produk yang dihasilkan sudah dikenal masyarakat, namun banyaknya
permintaan dan persaingan belum begitu ketat.
Tahap yang ketiga adalah tahap kedewasaan (mature). Pada tahap ini
pertumbuhan perusahaan mulai menurun karena banyaknya pesaing yang
mulai masuk dan permintaan cenderung stabil daripada mengalami kenaikan.
Return yang dihasilkan kadang tinggi kadang juga mengalami penurunan.
Tahap selanjutnya adalah stabil, yang merupakan tahap yang paling panjang
dalam pertumbuhan perusahaan. Dalam tahap ini perusahaan dapat
menghasilkan return dengan lebih stabil. Dan yang terakhir adalah tahap
penurunan, yaitu tahap dimana pertumbuhan perushaaan semakin menurun
karena semakin banyaknya persaingan industri sehingga return yang
dihasilkan juga menurun bahkan tidak menutup kemungkinan akan negatif.
Oleh karena itu pada tahap ini beberapa perusahaan mulai keluar dari industri
dan mencoba melakukan diversifikasi ke produk lain yang lebih
menguntungkan.
2.1.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran
perusahaan
merupakan
gambaran
kemampuan
finansial
perusahaan dalam suatu periode tertentu (Joni, 2010).Pada dasarnya ukuran
perusahaan terbagi menjadi tiga, yaitu perusahaan besar (large firm),
perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm).
Penentuan ukuran ini didasarkan pada total aset perusahaan. Ukuran
perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan mengembangkan apa yang
dimiliki untuk terus dioptimalkan. Biasanya, perusahaan dengan ukuran yang
Universitas Sumatera Utara
besar lebih menjadi pusat perhatian dibanding perusahaan kecil. Hal ini
dikarenakan lebih banyak shareholders yang terlibat di dalamnya. Perusahaan
besar biasanya mampu memiliki volume penjualan yang lebih besar dan
pelanggan yang lebih banyak, namun modal yang dibutuhkan juga lebih
besar. Dengan kata lain, semakin besar suatu perusahaan, semakin besar pula
pihak yang terlibat di dalamnya.
Perusahaan yang lebih besar juga lebih mungkin memperlihatkan kinerja
yang lebih baik, karena lebih menjadi pusat perhatian dan menjadi incaran
para investor. Atas dasar itulah perusahaan besar dituntut mengungkapkan
lebih banyak informasi untuk dapat lebih menarik minat investor. Ukuran
perusahaan
yang
besar
menunjukkan
perusahaan
terus
mengalami
perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan
akan meningkat.
Perusahaan besar memiliki kontrol yang lebih baik terhadap kondisi
pasar, sehingga mereka mampu menghadapi persaingan ekonomi dan kurang
rentang
terhadap
fluktuasi
ekonomi
(Arfan,
2008).
Hal
tersebut
mengakibatkan perusahaan besar cenderung akan stabil dalam menghadapi
fluktuasi pasar yang biasa terjadi dalam dunia bisnis. Ukuran perusahaan
yang besar dianggap sebagai suatu indikator yang menggambarkan tingkat
risiko bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut
(Joni, 2010). Dikatakan demikian karena bila perusahaan memiliki
kemampuan finansial yang baik maka perusahaan juga mampu memenuhi
Universitas Sumatera Utara
segala kewajibannya serta memberikan tingkat pengembalian yang memadai
bagi investor.
2.1.5 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan sebuah nilai yang dapat mengukur seberapa
besar perusahaan di mata investor maupun pihak berkepentingan lainnya.
Peningkatan nilai perusahaan dapat menggambarkan kesejahteraan pemilik
perusahaan, sehingga pemilik perusahaan akan mendorong agar manajer
bekerja lebih keras dengan menggunakan berbagai insentif supaya manajer
dapat berupaya maksimal dalam melaksanakan kegiatan yang dapat
memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang
adalah untuk mengoptimalkan nilai perusahaan, yang tercermin dari harga
sahamnya. Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui fungsi
manajemen keuangan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor
terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga
saham (Kusumajaya, 2011). Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi membuat investor
percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan pada saat sekarang namun juga
masa yang akan datang.
Dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal, investor
memerlukan informasi tentang penilaian saham. Terdapat tiga jenis penilaian
yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar
(market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value) (Kusumajaya, 2011). Nilai
buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan, nilai pasar
Universitas Sumatera Utara
merupakan harga jual saham di bursa, dan nilai intrinsik adalah nilai
sebenarnya dari saham. Investor perlu memahami ketiga jenis penilaian
tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi
saham karena dapat mengetahui saham mana yang sedang bertumbuh.
Nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan
ditambah nilai pasar utang perusahaan (Kusumajaya, 2011). Semakin tinggi
nilai perusahan maka akan semakin mengoptimalkan kesejahteraan pemegang
saham. Para pemegang saham dalam menginvestasikan dana yang mereka
miliki biasanya melihat bagaimana perusahaan mengelola dana yang dimiliki
dan
bagaimana
mendistribusikan
ke
bagian
perusahaan
yang
membutuhkannya. Oleh karena itu perusahaan harus terus-menerus
melakukan revaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan apakah telah
maksimal dalam menciptakan nilai perusahaan atau belum sama sekali. Jika
belum maka perusahaan harus segera melakukan perbaikan agar nilai
perusahaan segera meningkat dan investor mau menanamkan dana kepada
perusahaan. Fokus terpenting para investor dalam melakukan investasi adalah
keuntungan yang berkelanjutan, bukan hanya keuntungan yang diberikan
secara sesaat saja.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu struktur modal, kinerja keuangan, pertumbuhan, dan ukuran suatu
perusahaan. Berdasarkan yang dikatakan sebelumnya, struktur modal
memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Safrida, 2008).
Dikatakan demikian karena pengelolaan struktur modal yang baik akan
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan tingkat keuntungan yang baik pula, dan tentu saja hal tersebut
dapat menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut
untuk mengharapkan dividen.
Nilai suatu perusahaan juga dipengaruhi oleh kinerja keuangan.
Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik akan dapat
menghasilkan keuntungan dari aset, liabilitas, dan ekuitas yang dimilikinya
secara optimal. Perusahaan harus terus menjaga tingkat profitabilitasnya
untuk dapat menarik investor. Investor akan lebih memilih perusahaan yang
profitabilitasnya terus mengalami kenaikan yang stabil daripada yang
signifikan.
Dikhawatirkan
perusahaan
yang
mengalami
peningkatan
signifikan akan mengalami penurunan yang signifikan pula. Pertumbuhan dan
ukuran perusahaan juga turut mempengaruhi nilai perusahaan. Pertumbuhan
positif dan perusahaan besar akan dengan mudah menarik perhatian investor
untuk berinvestasi dibanding perusahaan kecil dan pertumbuhannya tidak
signifikan. Investor akan lebih memilih perusahaan yang profitable, yang
mampu memberikan keuntungan secara berkelanjutan dan risiko kerugiannya
kecil. Investor tentu tidak akan mau mempertaruhkan dananya untuk
diinvestasikan pada perusahaan yang tidak dapat memberikan tingkat return
yang diinginkannya. Pada perusahaan go public, nilai perusahaan diukur dari
harga sahamnya yang terus mengalami peningkatan yang stabil, meskipun
turun hal itu tidak akan berlangsung dalam waktu yang lama dan segera akan
mengalami
peningkatan
kembali.
Apabila
harga
saham
kembali
Universitas Sumatera Utara
meningkat,permintaan akan saham tersebut juga akan mengalami peningkatan
pula, demikian juga nilai perusahaannya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan nilai perusahaan, antara
lain:
No
Peneliti
1
Eli Safrida
(2008)
2
Dewa Kadek
Oka
Kusumajaya
(2011)
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul
Variabel
Pengaruh struktur Variabel dependen:
modal dan
Nilai perusahaan
pertumbuhan
(Y)
perusahaan
Variabel
terhadap nilai
independen:
perusahaan pada Struktur modal
perusahaan
(X1) dan
manufaktur di
pertumbuhan
BEJ
perusahaan (X2)
Pengaruh struktur
modal dan
pertumbuhan
perusahaan
terhadap
profitabilitas dan
nilai perusahaan
pada perusahaan
manufaktur di
BEI
Variabel dependen:
Profitabilitas (Y1)
dan Nilai
perusahaan (Y2)
Variabel
independen:
Struktur modal
(X1) dan
pertumbuhan
perusahaan (X2)
Hasil
1. Struktur modal
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
2. Pertumbuhan
berpengaruh negatif
tapi tidak signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
3. Struktur modal dan
pertumbuhan
perusahaan secara
simultan berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan
1. Struktur modal dan
pertumbuhan
perusahaan
mempunyai pengaruh
yang positif dan
signifikan terhadap
profitabilitas
2. Struktur modal,
pertumbuhan
perusahaan, dan
profitabilitas
mempunyai pengaruh
Universitas Sumatera Utara
3
Bambang
Sudiyatno,
Elen
Puspitasari,
dan Andi
Kartika (2012)
The company’s
policy, firm
performance, and
Firm Value: an
Empirical
Research on
Indonesia Stock
Exchange
Variabel dependen:
Kinerja perusahaan
(Y1) dan nilai
perusahaan (Y2)
Variabel
independen:
Kebijakan
perusahaan : Debt
ratio (X1), Stock
Bonus (X2)
4
Onyemachi
Maxwell
Ogbulu dan
Francis
Kehinde
Emeni (2012)
Capital structure
and Firm Value:
Empirical
Evidence from
Nigeria
Variabel dependen:
Firm value
(Y)
Variabel
independen:
Ekuitas (X1), dan
pinjaman jangka
panjang (X2)
5
Selvi Meliza
Salim dan
Golrida
Karyawati
(2013)
Pengaruh modal
intelektual
terhadap kinerja
keuangan
6
Ni Nyoman G. Factors affecting
Martini Putu,
firms value of
Moeljadi,
Indonesia Public
Variabel dependen:
Kinerja keuangan
(Y)
Variabel
independe:
Modal intelektual
(X)
Variabel dependen:
Profitabilitas (Y)
Variabel
positif dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
1. Pinjaman (debt)
mempunyai pengaruh
yang negatif dan
signifikan terhadap
kinerja perusahaan
dan mempunyai
pengaruh yang positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan
2. Bonus saham
mempunyai pengaruh
yang positif tetapi
tidak signifikan
terhadap kinerja
perusahaan dan
mempunyai pengaruh
yang positif dan
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
1. Pinjaman jangka
panjang mempunyai
pengauh yang positif
terhadap nilai
perusahaan.
2. Ekuitas tidak
mempunyai pengaruh
yang positif terhadap
nilai perusahaan
Modal intelektual
secara keseluruhan
mempengaruhi
kinerja keuangan
perusahaan.
CSR dan GCG
mempunyai pengaruh
yang positif terhadap
Universitas Sumatera Utara
Djumahir,
Atim Djazuli
(2014)
manufacturing
firms
independen:
CSR (X1) dan
GCG (X2)
profitabilitas.
2.3 Kerangka Konseptualdan Pengembangan Hipotesis
Kerangka konseptual dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Struktur Modal
Kinerja Keuangan
H1
H2
H5
Pertumbuhan Perusahaan
H3
Ukuran Perusahaan
H4
Nilai Perusahaan
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual di atas menjelaskan hubungan secara parsial maupun
simultan antara masing-masing variabel independen dan dependen. Penjelasan
dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan
Pengambilan keputusan pendanaan untuk pembiayaan operasi dan
investasi harus benar-benar diperhatikan oleh perusahaan. Pemilihan
pendanaan apakah berasal dari hutang atau dari modal sendiri akan sangat
menentukan proses keberlangusngan suatu perusahaan. Kombinasi antara
pendanaan dari hutang dan modal sendiri inilah yang disebut dengan
struktur modal.
Universitas Sumatera Utara
Pengkombinasian antara hutang dan modal sendiri ini menjadi tugas
manajer keuangan
dalam
mengelola keuangan
dalam
perusahaan.
Penggunaan hutang memiliki beberapa kelebihan antara lain bisa
mendapatkan penghematan pajak, karena pajak dihitung dari laba operasi
setelah dikurangi bunga hutang, sehingga laba bersih yang menjadi hak
pemegang saham akan menjadi lebih besar dibanding dengan perusahaan
yang tidak menggunakan hutang. Akan tetapi perusahaan tidak akan
menggunakan utang dalam keseluruhan pendanaannya karena akan
meningkatkan risiko keuangan perusahaan. Risiko keuangan yang dimaksud
adalah risiko yang timbul apabila perusahaan tidak mampu lagi membayar
pokok hutang beserta bunga yang dikenakan karena keadaan ekonomi
perusahaan yang buruk. Tentu saja apabila hal itu terjadi akan mengurangi
nilai perusahaan.
Pengelolaan struktur modal yang baik tentu saja akan dapat
meningkatkan
nilai
perusahaan
sehingga
investor
tertarik
untuk
menginvestasikan hartanya kepada perusahaan. Pernyataan ini diperkuat
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumajaya (2011) yang
menyatakan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, tetapi Safrida (2008) menyatakan hasil
yang berbeda, bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Dari penjelasan tersebut diambil hipotesis yang
menyatakan:
H1: Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan
untuk memberikan keuntungan dari aset, ekuitas maupun hutang. Kinerja
keuangan dapat dihitung dengan rasio profitabilitas yang datanya bisa
didapat dari laporan keuangan perusahaan.Apabila kinerja keuangan suatu
perusahaan bekerja secara optimal, maka keuntungan yang akan didapat
juga akan memuaskan.
Keuntungan inilah yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan
investor dalam berinvestasi. Apakah kinerja keuangan suatu perusahaan
dapat menghasilkan keuntungan yang berkesinambungan atau hanya sesaat
saja. Oleh karena itu perusahaan harus mampu mengelola dengan baik
kinerja keuangan agar dapat menciptakan keuntungan yang diinginkan calon
investor nantinya.
Sudiyatno et al.(2012) mengemukakan bahwa pinjaman memiliki
pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan dan
kinerja perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. dari penjelasan di atas maka diambil hipotesis yang
menyatakan:
H2: Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
3. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu indikator yang baik bagi
penciptaan nilai sebuah perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat
dari pertumbuhan aset yang dimiliki. Apabila aset yang dimiliki semakin
Universitas Sumatera Utara
meningkat maka hal itu menunjukkan perusahaan memiliki pertumbuhan
yang positif.
Pertumbuhan perusahaan yang cepat juga mendorong perusahaan dapat
melakukan ekspansi. Apabila suatu perusahaan memiliki pertumbuhan yang
tinggi maka lebih baik menggunakan ekuitas atau modal sendiri untuk
kegiatan operasional maupun investasinya. Sebaliknya, apabila suatu
perusahaan memiliki pertumbuhan yang rendah maka lebih baik
menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya. Hal ini disebabkan
oleh perusahaan diharuskan membayar bunga atas pinjamannya tersebut
sehingga perusahaan akan lebih mengoptimalkan kinerja dan pertumbuhan
perusahaan juga akan ikut mengalami kenaikan.
Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan perusahaan
menunjukkan perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, karena
investor mengharapkan pengembalian atas investasinya, maka investor akan
memilih perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Penelitian
sebelumnya tentang pertumbuhan perusahaan menunjukkan hasil yang tidak
konsisten, dimana kesimpulan Sriwardany (2006) mengatakan bahwa
pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, hal
tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian Safrida (2008) yang
menyatakan hasil sebaliknya. Dari penjelasan tersebut maka diambil
hipotesis yang menyatakan:
H3: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan
Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya aktiva yang
dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan besar akan lebih emndapat
perhatian dari investor karena dianggap kondisi keuangannya lebih stabil.
Kestabilan itulah yang menjadi daya tarik investor yang pada dasarnya ingin
meminimalkan sekecil mungkin terhadap risiko kerugian.
Investor memiliki ekspektasi yang besar terhadap perusahaan besar.
Diharapkan perusahaan besar dapat memberikan dividen yang besar pula
kepada para pemegang sahamnya. Peningkatan permintaan saham akan
diikuti oleh naiknya harga saham di pasar modal dan hal tersebut
mencerminkan naiknya nilai perusahaan.Hasil penelitian sebelumnya,
Nurhayati (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. dari penjelasan tersebut maka
diambi hipotesis yang menyatakan:
H4: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
5. Pengaruh struktur modal, kinerja keuangan, pertumbuhan, dan
ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan
Secara simultan, struktur modal, kinerja keuangan, pertumbuhan, dan
ukuran
perusahaan
memiliki
hubungan
dengan
nilai
perusahaan
(Arviansyah, 2013). Teori struktur modal menjelaskan pengaruh struktur
modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan kebijakan
dividen konstan (Safrida, 2008). Apabila perusahaan menetapkan struktur
modal dengan dengan komposisi pendanaan ekternal sudah mencapai tahap
Universitas Sumatera Utara
maksimum, maka setiap penggunaan hutang akan dapat membuat kondisi
perusahaan riskan, yang dapat menurunkan nilai perusahaan. Suatu
perusahaan yang memiliki pertumbuhan positif akan lebih mengutamakan
untuk menggunakan modal sendiri dibanding pembiayaan dari hutang.
Suatu perusahaan besar akan lebih memilih mengunakan modal sendiri
dalam kegiatan operasional maupun investasinya dibanding menggunakan
hutang walaupun memiliki kesempatan yang lebih besar (Seftianne, 2011).
Hal ini dikarenakan perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan
untuk membayar bunga dari hutang tersebut. Perusahaan besar juga
biasanya memiliki kinerja keuangan yang baik sehingga memiliki
pertumbuhan yang baik pula. Akan tetapi, perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan tinggi akan lebih memilih untuk menggunakan hutang sebagai
sumber pembiayaan tambahan untuk membiayai aktivitas operasinya
dibanding menerbitkan saham karena membutuhkan biaya modal yang besar
(Fadhli, 2010).
Investor akan lebih memilih perusahaan yang profitable, yang mampu
memberikan keuntungan secara berkelanjutan dan risiko kerugiannya kecil.
Pada perusahaan go public, nilai perusahaan diukur dari harga sahamnya
yang terus mengalami peningkatan, kalaupun turun hal itu tidak akan
berlangsung dalam waktu yang lama. Dari penjelasan tersebut maka
diambillah hipotesis yang menyatakan:
H5: Struktur modal, kinerja keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Download