HO_7_ISLAM

advertisement
HANDOUT 7
FASAKH (RUSAKNYA) SUATU PERNIKAHAN
Pernikahan yang dilakukan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan terkadang
rusak (fasakh). Fasakh dapat terjadi karena beberapa sebab yang berkenaan dengan akad
(shah atau tidaknya) atau dengan sebab yang datang setelah berlakunya suatu akad
pernikahan.
Fasakh yang berkenaan dengan akad misalnya :
1. Bila akad sudah sempurna, tetapi ternyata perempuan yang dinikahi itu saudara
perempuannya sendiri, maka akadnya rusak.
2. Perkawinan anak yang masih kanak-kanak yang dilakukan oleh wali selain ayah atau
kakek. Setelah anak tersebut baligh maka si anak (laki-laki atau perempuan) berhak
memilih untuk neneruskan perkawinannya atau membathalkannya, pemilihan ini
dinamakan “Khiyarul bulugh”, memilih setelah dewasa. Apabila salah satu pihak
memilih untuk mengakhiri perkawinan maka akadnya dirusak (fasakh).
Fasakh karena adanya sebab yang datang setelah berlakunya akad :
1. Apabila salah seorang dari suami-isteri murtad dari Islam, dan tidak kembali lagi,
akadnya rusak karena riddah atau keluar dari Islam secara tiba-tiba.
2. Suami-isteri awalnya sama-sama musyrik, kemudian suami masuk Islam dan isterinya
tidak mengikuti suaminya, maka sejak saat itu pula perkawinannya rusak. Lain halnya
kalau isteri itu kitabiyah (Yahudi atau Nasrani) maka akadnya tetap sah, (tentang hal
ini sikap dan pendapat para ulama masih terdapat perbedaan pendapat).
Sebab-sebab lain yang mengakibatkan perkawinan dapat rusak atau difasakhkan,
maka akad perkawinannya tidak berlaku lagi. Sebab-sebab itu antara lain :
1. Bila perempuan yang dikawini bukan wanita yang dimaksud.
2. Bila kanak-kanak dikawinkan oleh wali selain Bapak atau Kakek, setelah dewasa ia boleh
meilih dilanjutkan atau dibatalkan (khiyarul bulugh). Bila salah seorang membatalkan
maka rusaklah perkawinan tersebut.
3. Apabila seorang suami Murtad dari Islam dan tidak kembali lagi.
4. Suami asalnya sama-sama musyrik, kemudian suami masuk Islam, tetapi isteri tetap
dalam kemusyrikan, maka saat itu juga perkawinannya rusak.
5. Apabila seorang laki-laki menipu seorang perempuan atau sebaliknya.
6. Apabila seorang laki-laki mengawini perempuan yang mengaku
seorang baik-baik
ternyata seorang yang fasik.
7. Seorang laki-laki mengawini seorang perempuan mengaku perawan, tetapi ternyata telah
janda, maka laki-laki berhak meminta ganti rugi.
8. Seorang laki-laki mengawini seorang perempuan yang ternyata tidak
dapat dipakai
secara maksimal.
9. Seorang laki-laki mengawini perempuan yang pada diri perempuan tersebut ada
penghalang, sehingga tidak dapat digauli.
10. Seorang laki-laki mengawini seorang perempuan yang ternyata
mengidap penyakit
berbahaya atau cacat.
Fasakh karena keputusan Hakim
Sebab-sebab fasakh yang jelas tidak dibutuhkan keputusan hakim, misalnya apabila
terbukti bahwa apabila suami-isteri masih saudara sesusuan, maka saat itu pula wajib atas
suami-isteri tersebut memfasakhkan perkawinannya dengan kemaupan mereka sendiri.
Kadang-kadang ada penyebab fasakh yang tidak jelas sehingga membutuhkan
keputusan hakim, dan pelaksanaannya tergantung kepada keputusan hakim tersebut.
Misalnya fasakh karena isteri musyrik enggan masuk Islam, sementara suami sudah masuk
Islam lebih dahulu tetapi isterinya keberatan untuk masuk Islam, maka secara otomatis
akadnya rusak tetapi bila isteri tidak keberatan untuk masuk Islam maka akadnya tidak
difasakhkan.
Download