Pusat Peraturan Pajak Online S-212/PJ.313/2000 TANGGAPAN ATAS NOTULEN RAPAT TIM INTERDEP BANTUAN TEKNIS ADB DALAM RANGKA REFORMAS Contributed by Administrator Friday, 19 May 2000 TANGGAPAN ATAS NOTULEN RAPAT TIM INTERDEP BANTUAN TEKNIS ADB DALAM RANGKA REFORMASI SISTEM PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA TANGGAL 11 APRIL 2000   Sehubungan surat Saudara nomor : S1608/LK/2000 tanggal 13 April 2000 tentang Notulen Rapat Tim Interdep Bantuan Teknis ADB Dalam Rangka Reformasi Sistem Pensiun dan Jaminan Hari Tua yang dilaksanakan pada tanggal 11 April 2000, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :  1.        Dalam rekomendasi ADB tentang aspek perpajakan atas Dana Pensiun disebutkan bah  a.        pengenaan pajak terhadap pembelian anuitas pada perusahaan asuransi jiwa agar dihapuskan;  b.  penerapan prinsip dasar EET (pembebasan pajak pada iuran dan seluruh pendapatan investasi, dan pengenaan pajak pada manfaat pensiun) atas Dana Pensiun dilakukan secara menyeluruh.  2.        Dalam Pasal 4 ayat (3) huruf g Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undangundang Nomor 10 Tahun 1994 jo. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan kepada Dana Pensiun yang tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan antara lain diatur bahwa yang tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dari penanaman modal berupa bunga dan diskonto dari deposito, sertifikat deposito, dan tabungan, pada bank di Indonesia, serta Sertifikat Bank Indonesia, bunga dari obligasi yang diperdagangkan di pasar modal di Indonesia, dan dividen dari saham pada perseroan terbatas yang tercatat di bursa efek di Indonesia.  3.        Dala Pasal 30 ayat (6) Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun antara lain diatur bahwa tanggung jawab pembayaran pensiun dapat dialihkan dengan membeli anuitas seumur hidup sehingga tanggung jawab pembayaran pensiun dialihkan kepada perusahaan asuransi jiwa. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE35/PJ.43/1999 tanggal 24 Agustus 1999 tentang Pelaksanaan Pemotongan PPh Pasal 21 atas Dana Pensiun yang Dialihkan kepada Perusahaan Asuransi Jiwa dengan Cara Membeli Anuitas Seumur Hidup menegaskan bahwa dengan berakhirnya tanggung jawab pembayaran pensiun kepada perusahaan asuransi jiwa melalui pembelian anuitas, maka peserta dianggap telah menerima hal atas manfaat pensiun yang dibayarkan sekaligus, sehingga Pengelola Dana Pensiun wajib melakukan pemotongan PPh Pasal 21.  4.        Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dengan ini disampaikan bahwa :  a.        Penghasilan yang diterima atau diperoleh dana pensiun merupakan objek pajak ke iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai, dan penghasilan dana pensiun tersebut dari penanaman modal berupa bunga dan diskonto dari deposito, sertifikat deposito, dan tabungan, pada bank di Indonesia, serta Sertifikat Bank Indonesia, bunga dari obligasi yang diperdagangkan di pasar modal di Indonesia dan dividen dari saham pada perseroan terbatas yang tercatat di bursa efek di Indonesia.  b.        Pengalihan tanggung jawab pembayaran pensiun kepada perusahaan asuransi jiwa dengan cara membeli anuitas seumur hidup termasuk dalam pengertian pembayaran pensiun secara sekaligus dengan demikian Pengelola Dana Pensiun wajib memotong PPh Pasal 21 yang bersifat final.  c.        Sepanjang belum ada perubahan ketentuan perpajakan dan lembaga dana pensiun, rekomendasi ADB sebagaimana tersebut pada butir 1 huruf a dan b di atas sulit untuk dipertimbangkan.   Demikian untuk dimaklumi.  DIREKTUR JENDERAL,            ttd MACHFUD SIDIK http://www.rumahpajak.com Powered by Joomla! Generated: 27 October, 2017, 05:34