BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Setiap penelitian

advertisement
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1
Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan teori sebagai dasar menjelaskan berbagai
fenomena-fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti. Kerlinger
menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi
yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan
relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut
(Rakhmat, 2004:6). Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau
landasan berfikir teori yang memuat pokok–pokok pikiran yang menggambarkan
dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2004:39).
Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan yaitu sebagai
berikut:
2.1.1 Komunikasi
Seseorang yang hidup dalam masyarakat sebagai makhluk sosial tidak
terlepas dari hubungan satu sama lain, baik terhadap sesama maupun lingkungan
di sekitarnya. Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur
sampai tidur kembali, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi.
Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social
relations). Komunikasi adalah hal yang paling wajar dalam pola tindakan
manusia, tetapi juga paling komplit dan rumit. Bagaimana tidak, komunikasi
sudah berlangsung sejak manusia lahir, dilakukan secara wajar dan leluasa seperti
halnya bernafas. Namun ketika harus membujuk, mengemukakan pikiran dan
menginginkan orang lain bertindak sesuai dengan apa yang kita inginkan, barulah
disadari bahwa komunikasi sebenarnya sesuatu yang begitu rumit.
10
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
11
Komunikasi merupakan efektifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lainnya, baik dalam kehidupan di
rumah tangga, masyarakat, tempat pekerjaan, atau dimana saja manusia itu
berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.
Salah satu persoalan dalam memberikan pengertian atau defenisi tentang
komunikasi, yakni banyaknya defenisi yang dibuat oleh para pakar menurut
bidang ilmunya. Hal ini disebabkan banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi
masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi,
antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu
elektronika dan lain sebagainya (Cangara, 2007:17). Jadi pengertian komunikasi
tidak sesederhana yang kita lihat, sebab para pakar memberikan defenisi menurut
pemahaman dan perspektif masing-masing
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu “comunis” yang artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau
lebih.
Komunikasi
juga
berasal
dari
akar
kata
dalam
bahasa
Latin
“communico”yang artinya membagi (Cangara, 2007:18). Sama maksudnya disini
adalah sama makna. Jika kita mengadakan komunikasi berarti kita mengadakan
“kesamaan” dalam hal ini yang dimaksud adalah kesamaan pengertian antara si
penyampai informasi dan penerima informasi.
Sedangkan Harold Laswell dalam Effendy (2007:10) memberikan
pengertian komunikasi melalui paradigma yang dikemukakannya dalam karyanya
The Structire and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan
bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab
pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ?”.
Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan (Effendy, 2007:10), yakni:
a) Komunikator (communicator, source, sender)
Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang memberikan
informasi kepada lawan bicaranya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
12
b) Pesan (message)
Pesan merupakan seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan
oleh komunikator.
c) Media (channel, media)
Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari
komunikator kepada komunikan.
d) Komunikan (communicant, receiver, recipient)
Komunikan adalah seseorang atau sekelompok orang yang menerima
pesan atau informasi dari komunikator.
e) Efek (effect, impact, influence)
Efek adalah tanggapan atau seperangkat reaksi pada komunikan setelah
diterpa pesan. Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Berdasarkan defenisi diatas dapat diketahui bahwa komunikasi merupakan
proses penyampaian pesan melalui penggunaan simbol/lambang yang dapat
menimbulkan efek berupa perubahan tingkah laku yang bisa dilakukan dengan
menggunakan media tertentu.
Terdapat tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi,
yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima informasi
(audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang memiliki bahan
informasi (pemberitaan) untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Saluran adalah
media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa
media interpersonal yang digunakan secara tatap muka maupun media massa yang
digunakan khalayak umum. Sedangkan audience adalah per orang atau kelompok
dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima informasi
(Bungin, 2009:57-58).
Effendy (2007:31) dalam bukunya “Ilmu Komunikasi dalam Teori dan
Praktek”, menyatakan fungsi komunikasi adalah sebagai berikut :
a) Menginformasikan (to inform) yaitu memberikan informasi kepada
masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang
terjadi, ide, atau pikiran, dan tingkah laku orang lain. Serta segala sesuatu
yang disampaikan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
13
b) Mendidik (to educate) yaitu sebagai sarana pendidikan, dengan
komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada
orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan pengetahuan.
c) Menghibur (to entertain) yaitu komunikasi berfungsi untuk menyampaikan
hiburan atau menghibur orang lain.
d) Mempengaruhi (to influence) yaitu fungsi mempengaruhi setiap individu
yang berkomunikasi, tentunya dengan cara saling mempengaruhi jalan
pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan
tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan.
2.1.2 Komunikasi Massa
Seperti yang dikemukakan oleh Jay Back dan Frederick C. Whitney dalam
bukunya Introduction to Mass Communication, dikatakan bahwa Mass
Communications lebih menunjuk pada media mekanis yang digunakan dalam
komunikasi massa yakni media massa. Sementara itu, mass communication (tanpa
s) lebih menunjuk pada teori atau proses teoretik. Atau bisa dikatakan mass
communication lebih menunjuk pada proses dalam komunikasi massa. Namun,
komunikasi massa tidak akan bisa lepas dari proses dan peran media massanya.
Jadi, keduanya saling mendukung satu sama lain. (Nurudin, 2013:5-6).
Joseph A. Devito merumuskan defenisi komunikasi massa yang pada
intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta media yang
digunakan. Dia mengemukakan defenisinya dalam dua bagian yaitu: Pertama,
komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada
khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah
komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio atau visual
(Rakhmat, 2004:188).
Komunikasi massa (Mass Communication) dalam Mulyana (2005:75)
adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar,
majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau
orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang
tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum,
disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).
Komunikasi massa memiliki ciri yaitu melibatkan banyak komunikator,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
14
berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya
jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran inderawi (penglihatan,
pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera (Mulyana,
2005:71).
Menurut Rakhmat (2011:90) defenisi yang paling sederhana dari
komunikasi massa adalah yang dirumuskan Bitner, yaitu “Mass Communication is
messages communicated through a mass medium to a large number of people”
(komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
kepada sejumlah besar orang). Berdasarkan defenisi tersebut, dapat diartikan
bahwa komunikasi massa merujuk pada “pesan”. Namun menurut Wiryanto
(2000:10), komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human
communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat
mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Komunikasi
massa dapat didefenisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana
pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya
massa melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar
dan film (Cangara, 2007:36).
Banyak defenisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para
ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Namun,
dari sekian banyak defenisi itu ada benang merah kesamaan defenisi satu sama
lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
(media cetak dan elektronik). Media massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh
teknologi modern. Hal ini jelas menunjuk pada hasil produk teknologi modern
sebagai saluran dalam komunikasi massa (Nurudin, 2013:3-4).
Elizabeth Noelle-Neuman 1973 dalam Rakhmat (2011:92) menyebutkan
empat tanda pokok dari komunikasi massa, yaitu:
a)
Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis (teknologi
media). Komunikasi massa mengharuskan adanya media massa dalam
prosesnya, hal ini dikarenakan teknologi yang membuat komunikasi massa
dapat terjadi. Dapat dibayangkan bahwa tidak mungkin seseorang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
15
melakukan komunikasi massa tanpa bantuan media massa (teknologi),
bahkan bila ia berteriak sekencang-kencangnya.
b) Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta
komunikasi. Dalam istilah komunikasi, reaksi khalayak yang dijadikan
masukan untuk proses komunikasi berikutnya disebut umpan balik
(feedback). Namun dalam sistem komunikasi massa, komunikator sukar
menyesuaikan pesannya dengan reaksi komunikan (khalayak luas dalam
hal ini). Komunikasi bersifat irreversible, yang artinya ketika sudah terjadi
tidak dapat diputar balik (diulang). Begitu juga halnya dengan komunikasi
massa. Sebuah informasi yang telah disebarkan, tidak dapat diputar ulang
seperti membuat air menjadi es, kemudian membuat es menjadi air
kembali. Dalam komunikasi massa, publik atau khalayak hanya menjadi
penerima informasi. Pada saat komunikasi massa dilakukan, khalayak
tidak dapat langsung memberikan feedback untuk mempengaruhi pemberi
informasi, dalam hal ini untuk aliran komunikasi sepenuhnya diatur oleh
komunikator. Namun demikian, dalam komunikasi massa masih terdapat
kemungkinan adanya siaran ulang, yaitu memutar ulang tayangan yang
sama dalam televisi atau radio.
c) Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan
anonim. Komunikasi dengan media massa memungkinkan komunikator
untuk menyampaikan pesan kepada publik yang tidak terbatas jumlahnya,
siapapun dan berapapun orangnya selama mereka memiliki alat penerima
(media) siaran tersebut.
d) Mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Seperti dikemukakan
sebelumnya, komunikasi massa tidak hanya ditujukan bagi sekolompok
orang dikawasan tertentu, namun lebih kepada khalayak luas dimanapun
mereka berada. Oleh karena itu, lewat media massa seseorang atau
sekelompok orang dapat melakukan persuasi kepada banyak orang
diberbagai tempat dengan efisien.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
16
2.1.3 Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi merupakan suatu penerapan ilmu pengetahuan
untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi.
Teknologi komunikasi juga dapat membawa seorang individu melintasi batas
ruang dan waktu serta mendapatkan informasi yang tidak didapat sebelumnya.
Pengaruh teknologi terhadap perilaku manusia sudah sering dibicarakan. Revolusi
teknologi sering disusul dengan revolusi perilaku sosial. Alvin Tofler melukiskan
tiga gelombang peradaban manusia yang terjadi sebagai akibat perubahan
teknologi. Lingkungan teknologi yang meliputi sistem energi, sistem produksi,
sistem distribusi, membentuk serangkaian perilaku sosial yang sesuai dengannya.
Bersamaan dengan itu, tumbuhlah pola-pola penyebaran informasi yang
mempengaruhi suasana kejiwaan setiap anggota masyarakat. Dalam ilmu
komunikasi,
Marshall
McLuhan
menunjukkan
bahwa
bentuk
teknologi
komunikasi lebih penting daripada isi media komunikasi (Rakhmat, 2011:45-46).
Seiring dengan perkembangan yang pesat dibidang teknologi komunikasi,
pemahaman mengenai teknologi komunikasi banyak mendapat sorotan ahli
komunikasi, salah satunya adalah Everett M. Rogers yang melihat bahwa
teknologi komunikasi merupakan perangkat keras dalam struktur organisasi yang
mengandung
nilai-nilai
sosial,
yang
memungkinkan
setiap
individu
mengumpulkan, memproses dan melakukan saling tukar informasi dengan
individu lain. Defenisi Rogers tersebut menunjukkan bahwa teknologi komunikasi
mempunyai beberapa karakteristik. Pertama, teknologi komunikasi berkaitan
dengan perangkat keras atau alat. Kedua, teknologi komunikasi muncul dalam
suatu struktur ekonomi, sosial dan politik tertentu. Ketiga, teknologi komunikasi
membawa nilai-nilai tertentu dari struktur di atas. Keempat, teknologi komunikasi
berhubungan dengan perangkat keras di bidang komunikasi. Sebagai sebuah
perangkat,
lebih
lanjut
dikatakan
oleh
Rogers,
teknologi
komunikasi
mengondisikan penggunanya untuk melakukan demasifikasi dalam mengontrol
pesan, menyesuaikan diri dengan standar teknis pemakaian teknologi komunikasi
serta meningkatkan interaksi dengan individu lain tanpa mengenal hambatan jarak
(Novi, 2005:291-292).
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
17
Berbeda dengan Rogers yang melihat teknologi komunikasi dari segi
perangkat keras, Mc Omber (Abrar dalam Novi, 2005:292) mengaitkan teknologi
komunikasi dengan kebudayaan melalui beberapa sudut pandang. Pertama,
teknologi komunikasi dianggap sebagai faktor yang determinan dalam
masyarakat, independen dan bisa menciptakan perubahan dalam masyarakat.
Kedua, teknologi komunikasi sebagai produk industrialisasi yang diciptakan
secara massal dalam jumlah yang sangat banyak. Ketiga, teknologi komunikasi
melahirkan alat yang baru yang tidak semua orang bisa mengenalnya dengan baik
dimana kekuatan saling mempengaruhi antara teknologi komunikasi sendiri
dengan kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat tidak dapat diprediksi secara
tepat.
Perkembangan teknologi yang begitu cepatnya menimbulkan suatu era
bernama digitalisasi, dimana nantinya menimbulkan konvergensi antar media.
Kovergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang
ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Konvergensi adalah
keadaan dimana semua elemen media baik yang menggunakan teknologi lama
atau baru bersatu untuk menghasilkan produk baru yang terintegrasi. Konvergensi
media yang dimaksud adalah sebuah telepon pintar yang di dalamnya terdapat
internet lengkap dengan aplikasinya seperti media-media sosial, email, kemudian
dilengkapi dengan telepon seluler, jaringan nirkabel, radio, kamera, video, dan
lainnya yang tujuannya adalah memudahkan para pengguna teknologi sehingga
dapat melakukan berbagai hal hanya dengan satu media komunikasi dan dapat
dibawa kemana saja. Perkembangan teknologi yang memicu lahirnya media baru
tidak serta merta menghapuskan atau mengganti media lama. Karena ada beberapa
karakteristik media lama yang tidak bisa digantikan oleh media baru. Hal ini bisa
terjadi karena masyarakat dunia sekarang sudah memasuki sebuah tahapan ke
dalam masyarakat informasi. Dalam masyarakat informasi, kebutuhan akan
informasi menjadi kebutuhan yang sangat mutlak dimana informasi menjadi
komoditas yang bernilai ekonomis dan bermakna strategis. Dengan pentingnya
informasi maka masyarakat tak lagi menilai harga yang harus dibayarkan untuk
bisa mengikuti perkembangan teknologi komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
18
2.1.4 Media Baru (New Media)
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, komunikasi massa
pun semakin canggih dan kompleks, serta memiliki kekuatan yang lebih dari
masa-masa sebelumnya. Hal ini ditandai dengan hadirnya media baru yang
merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi komunikasi yang baru
dan digital. Sebuah pengemasan pesan dengan jaringan komputer berbasis internet
sebagai saluran distribusinya. Media baru memungkinkan akses tanpa batas,
kapan saja, dimana saja dan dengan perangkat digital apapun. Perangkat yang
mendukung untuk menyediakan fasilitas umpan balik secara langsung, berbagai
partisipasi kreatif, dan terbentuknya berbagai komunitas yang mengiringi kontenkonten media.
Hal yang paling mendasari munculnya media baru ini bukanlah karena
bentuk kontennya yang berupa konten digital, melainkan siklus kedinamisan dari
konten media baru dan hubungannya yang interaktif dengan pengguna. Siklus
media baru yang dinamis ini, diibaratkan seperti berupa pergerakan, pernafasan,
dan aliran dengan gairah yang berdetak di satu waktu (real time).
Kemunculan media baru turut memberikan andil akan perubahan pola
komunikasi masyarakat. Media baru, dalam hal ini internet sedikit banyak
mempengaruhi cara individu berkomunikasi dengan individu lainnya. Internet di
kehidupan sekarang hadir untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
berkomunikasi dan memperoleh informasi. Internet berfungsi sebagai jaringan
global untuk komunikasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya di belahan dunia.
Internet juga berfungsi sebagai aspek penyedia informasi yang tidak ada batasan.
Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat.
Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja tetapi kini dapat
mengaksesnya melalui smartphone dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan
oleh sejumlah provider handphone.
Menurut Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa
(2011:43) ciri utama media baru adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya
terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim pesan,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
19
interaktivitasnya, kegunaannya yang beragam sebagai karakter yang terbuka, dan
sifatnya yang ada „di mana-mana‟ (decolatedness).
Flew dalam Ita (2015:43) memandang media baru sebagai produk budaya
yang tidak terlepas dari kehidupan sosial masyarakat termasuk di dalamnya
dampak yang ditimbulkan dalam penggunaannya. Media baru yang ada saat ini
merupakan konvergensi dari berbagai media yang sudah ada sebelumnya. Terry
Flew mendefenisikan media baru sebagai bentuk atau format isi media yang
dikombinasi dan diintegrasikan dalam format digital dimana “form of media
content that combines and intergrated data, text, sound and images of all kinds;
are stored in digital format; and are increasingly distributed through networks”.
Defenisi lain menurut Editor dari buku Handbook of New Media,
Lievrouw dan Livingstone, pada tahun 2006 mendefenisikan new media sebagai
gabungan dari teknologi informasi dan komunikasi (Information Communication
Technology) yang terkait dengan konteks sosial yang berhubungan menyatukan
tiga elemen, yaitu: alat dan artefak teknologi; aktivitas, praktik dan penggunaan;
serta susunan sosial dan organisasinya yang terbentuk di sekitar peralatan dan
penggunaan; tatanan serta organisasi sosial yang terbentuk di sekitar alat dan
praktik tersebut (McQuail, 2011:42-43). New Media merupakan media yang
menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel,
berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara private maupun secara publik.
Menurut Lister dalam Ita (2015:43), karakteristik media baru diantaranya:
a) Bentuk pengalaman baru dalam teks, hiburan, kesenangan dan pola dari
konsumsi media;
b) Cara baru dalam merepresentasikan dunia seperti halnya interaktif media;
c) Bentuk hubungan baru dari identitas maupun komunitas dalam berinteraksi
baik dalam waktu, ruang, dan tempat;
d) Bentuk konsepsi baru dari hubungan manusia secara biologis dengan
teknologi media;
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
20
e) Pola baru dalam organisasi dan produksi, sebuah integrasi dalam media
seperti budaya industri, ekonomi, akses informasi, kepemilikan, kontrol,
dan undang-undang.
Media baru merujuk pada dunia metaforis di mana banyak bentuk
komunikasi elektronik dipakai. Porsi terbanyak adalah menggunakan internet
yaitu jaringan dari komputer yang berkembang pesat. Internet merubah
komunikasi dengan sangat mendasar, termasuk melibatkan banyak interaktivitas
antara komunikator dan pengguna (Severin dan Tankard, 2008:465).
Dalam media baru, semua orang dapat menyebarkan pesan kepada semua
orang, baik bersifat umum maupun khusus, baik itu penting ataupun tidak penting.
Media baru dalam penggunaan medianya, khalayak sangat aktif dalam
pemanfaatan media termasuk dalam menyebarkan informasi yang sering kita
kenal citizen journalism.
New media (media baru) memiliki kecepatan untuk melakukan sebuah
interaksi, lebih efisien, lebih murah, lebih cepat untuk mendapatkan sebuah
informasi terbaru dan ter-update informasinya. Kelemahannya pada jaringan
koneksi internet saja, jika jaringan internet lancar dan cepat maka informasi yang
disampaikan kepada pembacanya dengan cepat serta harus ada juga koneksi
internet dimana pun berada bersama media baru (new media).
Terdapat lima kategori utama „media baru‟ yang sama-sama memiliki
kesamaan saluran tertentu dan kurang lebih dibedakan berdasarkan jenis
penggunaan, konten, dan konteks (McQuail, 2011:156-157) seperti berikut ini:
a) Media komunikasi antarpribadi (interpersonal communication media).
Meliputi telepon (yang semakin mobile) dan surat elektronik (terutama
untuk pekerjaan, tetapi menjadi semakin personal). Secara umum, konten
bersifat pribadi dan mudah dihapus dan hubungan yang tercipta dan
dikuatkan lebih penting daripada informasi yang disampaikan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
21
b) Media permainan interaktif (interactive play media).
Media ini terutama berbasis komputer dan video game, ditambah peralatan
realitas virtual. Inovasi utamanya terletak pada interaktivitas dan mungkin
dominasi dari kepuasan „proses‟ atau „penggunaan‟.
c) Media pencarian informasi (information search media).
Ini adalah kategori yang luas tetapi internet/www merupakan contoh yang
paling penting, dianggap sebagai perpustakaan dan sumber data yang
ukuran, aktualitas, dan aksebilitasnya belum pernah ada sebelumnya.
Posisi mesin pencari telah telah menjadi sangat penting sebagai alat bagi
para pengguna sekaligus sebagai sumber pendapatan untuk Internet. Di
samping Internet, telepon (mobile) juga semakin menjadi saluran
penerimaan informasi, sebagaimana juga teleteks yang disiarkan dan
layanan data radio.
d) Media partisipasi kolektif (collective participatory media).
Kategorinya khususnya meliputi penggunaan Internet untuk berbagi dan
bertukar informasi,gagasan, dan pengalaman, serta untuk mengembangkan
hubungan pribadi aktif (yang diperantarai komputer). Situs jejaring sosial
termasuk di dalam kelompok ini.
e) Substitusi media penyiaran (substitution of broadcasting media).
Acuan utamanya adalah penggunaan media untuk menerima atau
mengunduh konten yang dimasa lalu biasanya disiarkan atau disebarkan
dengan metode lain yang serupa.
Perbedaan yang tampak antara media baru dan lama yang jelas mencuat
adalah dari segi penggunaannya secara individual yang diungkapkan oleh
McQuail (2011:157) yaitu sebagai berikut:

Interaktivitas (interactivity): sebagaimana ditunjukkan oleh rasio respons
atau inisiatif dari sudut pandang pengguna terhadap „penawaran‟ sumber
atau pengirim.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
22

Kehadiran sosial (atau sosiabilitas) (social presence or sociability):
dialami oleh pengguna, berarti kontak personal dengan orang lain dapat
dimunculkan oleh penggunaan media.

Kekayaan media (media richness): jangkauan di mana media dapat
menjembatani kerangka referensi yang berbeda, mengurangi ambiguitas,
memberikan lebih banyak petunjuk, melibatkan lebih banyak indra, dan
lebih personal.

Otonomi (autonomy): derajat di mana seorang pengguna merasakan
kendali atas konten dan penggunaan, mandiri dari sumber.

Unsur bermain-main (playfulness): kegunaan untuk hiburan dan
kesenangan, sebagai lawan dari sifat fungsi dan alat.

Privasi (privacy): berhubungan dengan kegunaan media dan/atau konten
tertentu.

Personalisai (personalization): derajat di mana konten dan penggunaan
menjadi personal dan unik.
2.1.5 Media Sosial
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, komunikasi massa
pun semakin canggih dan kompleks, serta memiliki kekuatan yang lebih dari
masa-masa sebelumnya. Hal ini ditandai dengan hadirnya media baru yang
merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi komunikasi yang baru
dan digital. Sebuah pengemasan pesan dengan jaringan komputer berbasis internet
sebagai saluran distribusinya.
Media sosial merupakan pengembangan dari teknologi komunikasi yang
ada di internet. Media sosial merupakan sebuah aplikasi yang membuat koneksi
kita dengan orang lain yang dapat digunakan dimana saja dan kapan saja melalui
perangkat teknologi seperti smartphone dan gadget lainnya yang memiliki akses
internet. Media sosial didefenisikan sebagai serangkaian kegiatan yang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
23
mengintegrasikan penggunaan teknologi dan interaksi sosial untuk berbagi
pembicaraan, suara, gambar, dan video. Secara sederhana, media sosial adalah
bentuk baru interaksi sosial dengan menggunakan teknologi multimedia berbasis
internet atau jaringan telekomunikasi digital data dengan kecepatan tinggi. Intinya
seseorang baru dapat berinteraksi dan berkomunikasi di media sosial hanya jika
memiliki seperangkat alat komunikasi seperti komputer, handphone/smartphone,
laptop, ataupun tablet.
Media sosial dirasakan relatif lebih murah dan lebih mudah untuk diakses
untuk siapa saja dalam menyampaikan serta mendapatkan informasi, dibanding
dengan media tradisional yang memerlukan biaya yang lebih mahal serta sulit
untuk menyampaikan pemberitaan atau informasi. Tidak dapat dipungkiri,
kehadiran media baru semakin memudahkan manusia dalam berkomunikasi.
Media baru, dalam hal ini internet, pada akhirnya berfungsi sebagai media sosial.
Melalui media sosial, pola komunikasi masyarakat tidak lagi terbatas oleh ruang
dan waktu.
Melalui media sosial, pengguna dapat menjalin persahabatan dan berbagi
informasi dengan pengguna lainnya tanpa ada hambatan berupa jarak dan waktu.
Media sosial menjadi media interaksi baru yang membuat ruang-ruang bagi
masyarakat untuk saling berbagi, bercerita dan menyalurkan ide-idenya.
Akibatnya, masyarakat melakukan migrasi virtual untuk berinteraksi di ruang
maya/virtual agar dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya.
Menurut Magdalena (2010:29), media sosial memiliki keistimewaan yang
tidak terdapat pada media lainnya, antara lain:
a)
audiens juga bisa menyampaikan informasi,
b) audiens dapat saling berinteraksi satu sama lain,
c)
audiens bisa langsung berkomunikasi dengan sumber.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
24
Menurut Kaplan dan Haenlein ada beberapa tipe dari media sosial
(https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial), yaitu sebagai berikut:
a)
Collaboration project
Pada proyek kolaborasi ini, website mengijinkan usernya untuk dapat
mengubah, menambah, ataupun membuang konten-konten yang ada di
website ini.
b) Microblog
Pada blog dan microblog ini, user lebih bebas dalam mengekspresikan
sesuatu di blog ini seperti bercerita ataupun mengkritik kebijakan
pemerintah.
c)
Content community
Pada konten ini, para pengguna website ini saling membagikan kontenkonten media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain-lain.
d) Social Networking sites
Pada situs jejaring ini, aplikasi yang mengijinkan user untuk dapat
terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat
terhubung dengan orang lain.
e)
Virtual game world
Pada dunia virtual ini, dimana merefleksikan lingkungan 3D, dimana user
bisa muncul dalam bentuk avatar-avataryang diinginkan serta berinteraksi
dengan orang lain selayaknya di dunia nyata.
f)
Social Virtual World
Pada dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia
virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
25
Media sosial memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya berbeda
dengan media tradisional seperti surat kabar, televisi, buku dan radio. Perlu
diingat bahwa hal ini tidak berarti “memakai saja” namun dilengkapi dengan
seperangkat alat yang dapat memberitahu apa yang sedang Anda lakukan
sekarang. Dan dalam kelompok diskusi pada Wikipedia, “Audiensnya dapat ikut
berpartisipasi dalam media sosial dengan menambahkan komentar atau bahkan
mengedit sendiri artikelnya”. Media sosial untuk para pemakainya merupakan
media untuk membagikan informasi teks, gambar, audio dan video dengan
pemakai lainnya ataupun dengan perusahaan dan lain sebagainya.
Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan mutakhir dari
teknologi–teknologi web baru berbasis internet, yang memudahkan semua orang
untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk sebuah
jaringan secara online, sehingga dapat menyebarluaskan konten mereka sendiri.
Post di blog, tweet, atau video Youtube dapat direproduksi dan dapat dilihat
secara langsung oleh jutaan orang secara gratis (Zarella dalam Hafidz, 2016:2).
Media sosial sebagai alat komunikasi yang dapat menghubungkan antara
individu dengan individu yang lain. Media sosial menghapus batasan-batasan
dalam bersosialisasi, karena dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan
waktu, seseorang dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun berada. Tidak
dapat dipungkiri media sosial mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan masa
kini.
Hampir seluruh manusia di berbagai belahan dunia mengetahui dan
memahami serta menggunakan media sosial karena kepopulerannya. Sebagian
besar pengguna media sosial berasal dari kalangan remaja usia sekolah. Orang
lebih disibukkan dengan gadget atau smartphonenya dibandingkan harus
berinteraksi dengan lawan bicara atau membangun hubungan dengan lingkungan.
Padahal salah satu bentuk indikator suatu komunikasi dikatakan efektif adalah
kesamaan pemahaman antara pengirim dengan penerima pesan (DeVito dalam
Hafidz, 2016:2).
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
26
2.1.6 Media Sosial Instagram
Gambar 2.1 Logo Instagram
Sumber: www.google.com
Nama Instagram sendiri terbentuk dari pemikiran dimana ketika kita anakanak, kita senang bermain-main dengan kamera. Kita menyukai bagaimana
berbagai jenis kamera tua menghasilkan foto begitu "instan" yaitu sesuatu yang
kita ambil untuk diberikan pada saat itu juga. Instagram juga merasa bahwa orang
mengambil snapshot yang jenisnya seperti telegram bahwa mereka harus dikirim
melalui kawat kepada orang lain –“jadi terpikirkan mengapa tidak
menggabungkan keduanya?” (https://www.instagram.com/about/faq/).
Pada halaman websitenya, Instagram menjelaskan bahwa “Kita suka
mengambil foto. Kita selalu beranggapan bahwa untuk menghasilkan foto yang
menarik diperlukan kamera besar dan beberapa tahun sekolah seni. Tapi
sepertinya kamera ponsel menjadi lebih baik, sehingga Instagram memutuskan
untuk menantang asumsi tersebut” (https://www.instagram.com/about/faq/).
Instagram juga menyatakan bahwa hadirnya Instagram sebagai produk
media baru diciptakan untuk memecahkan tiga masalah sederhana, yaitu:
a) Foto seluler selalu terlihat biasa-biasa saja sehingga Instagram mencari
filter yang
mengagumkan untuk mengubah foto pengguna ke dalam
snapshot yang tampak profesional.
b) Instagram mempermudah pengguna mengambil gambar sekali, kemudian
berbagi (langsung) pada beberapa layanan, seperti Facebook, Tumblr,
Flickr, Twitter dan Swarm.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
27
c) Kebanyakan pengalaman upload foto begitu canggung dan lama, sehingga
Instagram mengoptimalkan pengalaman untuk menjadi cepat dan efisien.
Selain itu, pengguna dapat menentukan lokasi foto, serta dapat memilih
lokasi pengguna di Foursquare. Untuk kedepannya, Instagram berencana
untuk mendukung layanan / fitur tambahan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna(https://www.instagram.com/about/faq/).
Jadi, secara etimologis Instagram dapat diartikan sebagai foto instan yang
bisa dikirim dengan cepat seperti cara kerja telegram. Instagram adalah media
jejaring sosial yang memberikan layanan aplikasi berbagi foto yang pertama kali
muncul melalui aplikasi store pada produk elektronik Apple pada 6 Oktober 2010
dengan berdirinya burbn.inc (https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram).
Pada bulan September 2012, Instagram mengumumkan bahwa Instagram
telah diakuisisi oleh Facebook. Instagram mengerti bahwa dengan bekerja sama
dengan Facebook, mereka bisa membangun Instagram yang lebih baik untuk para
penggunanya. Sebagai bagian dari kerjasama baru mereka, Instagram telah belajar
bahwa dengan mampu berbagi wawasan dan informasi dengan satu sama lain,
mereka dapat membangun pengalaman yang lebih baik bagi penggunanya
(www.instagram.com).
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
28
Gambar 2.2 Tampilan Instagram pada layar Smartphone
Sumber: www.instagram.com
Bentuk aplikasi Instagram sendiri adalah foto yang berbentuk persegi,
terlihat seperti kamera polaroid dan kodak instamatic, fotonya berbeda dengan
foto pada umumnya yang menggunakan rasio 4:3. Foto yang telah diambil melalui
aplikasi Instagram dapat disimpan di dalam perangkat tersebut. Penggunaan
kamera melalui Instagram juga dapat langsung menggunakan efek-efek yang ada,
untuk mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang pengguna. Ada
juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya adalah untuk memfokuskan sebuah foto
pada satu titik tertentu. Setelah foto diambil melalui kamera di dalam Instagram,
foto tersebut pun juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan para
pengguna. Foto-foto yang akan diunggah melalui Instagram tidak terbatas atas
jumlah tertentu.
Pada versi awalnya (www.instagram.com), Instagram memiliki 15 efek
namun kemudian mengalami perkembangan pada Instagram versi 10.6.0 (2017)
berkembang menjadi 23 efekyang dapat digunakan oleh para pengguna pada saat
mereka hendak menyunting sebuah foto. Efek tersebut terdiri dari: Clarendon,
Gingham, Moon, Lark, Reyes, Juno, Slumber, Crema, Ludwig, Aden, Perpetua,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
29
Amaro, Mayfair, Rise, Hudson, Valencia, X-Pro II, Sierra, Willow, Lomo-fi,
Inkwell, Hefe, dan Nashville.
Instagram sama seperti jejaring sosial lainnya, namun lebih fokus kepada
foto atau pengeditan foto. Instagram adalah jejaring sosial yang dapat digunakan
sebagai salah satu wadah penyaluran bagi orang-orang yang memiliki minat di
bidang fotografi. Instagram bisa membantu mengabadikan peristiwa di
sekelilingnya melalui foto. Keunikan dari media Instagram ini tidak hanya dapat
berkomunikasi dengan hanya berbagi foto saja, namun sudah merambah ke video
yang memungkinkan setiap orang dapat membagi berbagai video yang
menghibur, menginformasi berbagai event, pariwisata, dan sebagai ajang
aktualisasi diri.
Gambar 2.3 Tampilan stories (kiri) dan mode live (kanan) pada Instagram
Sumber: www.instagram.com
Semakin berkembangnya fitur-fitur yang diberikan pada saat ini yaitu
stories seperti layanan aplikasi Snapchat yang menampilkan postingan foto dan
video pengguna hanya selama 24 jam dengan tambahan sticker serta kata sesuai
yang diinginkan pengguna.Instagram juga kembali mempebaharui layanannya
dengan mode live, dimana pengguna dapat melakukan pengambilan video secara
live yang dimana pengguna lainnya dapat melihatnya hanya sekali saja namun
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
30
dapat langsung mengomentari dan memberikan love sesuai keinginan pengguna.
Kekuatan gambartelah menghubungkan orang-orang dengan apa yang sedang
terjadi di dunia. Instagram mengganggap dunia lebih terhubung dan mudah
dipahami melalui foto. Banyak orang mengabadikan dunia secara real timedengan
Instagram, lalu berbagi gambar dan video dengan orang lain di berbagai belahan
dunia.
Instagram telah mengadopsi model pengikut/follower yang berarti jika
pengguna Instagram seorang "publik" di Instagram, siapa pun dapat berlangganan
untuk mengikuti foto pengguna tersebut. Bagaimanapun, Instagram memberikan
penggunanya pilihan pribadi khusus (private account). Dalam mode ini, pengguna
dapat memastikan dia harus menyetujui semua permintaan pertemanan sebelum
mereka dapat melihat foto pengguna tersebut.
Semua foto secara otomatis bersifat publik, yang berarti foto tersebut
terlihat oleh siapa saja yang menggunakan Instagram atau di situs web
instagram.com. Jika pengguna memilih untuk membuat privasi akun, maka hanya
orang-orang yang mengikutinya di Instagram yang akan dapat melihat foto
pengguna tersebut.
Instagram memberikan layanan penyimpanana semua foto yang diedit
ataupun yang yang diposting di Instagram ke memori kamera pengguna.
Kemudian pengguna dapat menghubungkannya ke komputer dan mencetak foto
tersebut sebanyak yang pengguna inginkan.
Di Indonesia, Instagram banyak digunakan dan menjadi salah satu media
sosial yang populer di masyarakat mulai dari remaja, dewasa, publik figur, bahkan
Presiden Republik Indonesia pun memiliki akun resmi Instagram dan aktif
menggunakan Instagram untuk berbagi moment kegiatan dirinya. Instagram selain
digunakan untuk memperlihatkan hasil fotografi dan berbagi seputar informasi
mengenai kuliner, tempat wisata, cuaca, dan lainnya menggunakan foto atau video
yang diunggah oleh si pengguna Instagram.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
31
Instagram
juga
digunakan
masyarakat
Indonesia
untuk
sarana
berwirausaha yaitu dengan memasarkan sebuah produk yang mereka tawarkan ke
konsumen atau sering disebut dengan etalase online shop. Melalui foto dan video,
konsumen dapat melihat langsung produk yang dijual secara jelas dan informasi
barang yang dicantumkan oleh si penjual. Tidak hanya masyarakat biasa saja yang
dapat memasarkan produknya di Instagram, namun brand ternama pun tak mau
kalah menggunakan media sosial ini untuk memasaran produknya agar lebih
dikenal konsumen. Di Instagram pengunjung dapat berinteraksi dengan media
kolom komentar yang disediakan sehingga memudahkan para pengguna untuk
saling berinteraksi dan memudahkan pencarian dengan menggunakan hashtag
(tanda tagar/#).
2.1.7 Media Sosial Path
Gambar 2.4 Logo Path
Sumber: www.google.com
Path merupakan media sosial atau jejaring sosial yang hanya bisa
digunakan oleh pengguna gadget berbasis Android dan iOs. Path saat ini tidak
tersedia di komputer desktop atau web browser (https://path.com/about). Layanan
jejaring sosial Path didirikan oleh Dave Morin, mantan eksekutif Facebook.
Path sangat personal dimana media sosial ini menarik penggunanya untuk
berbagi moment personal dalam hidup anda dengan teman-teman dalam
kelompok kecil dibanding jaringan luas. Sebab, pada saat ini seperti keluasan
pertemanan di dalam media sosial dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
32
pengguna itu sendiri. Seperti halnya seseorang mem-posting sesuatu lalu
dikomentar oleh orang yang tidak dikenalnya secara personal.
Path memiliki kalimat pembuka seperti slogan yang selalu ditampilkan
saat pengguna akan masuk/login ke akun Path pengguna tersebut yaitu “Simple,
Beautiful Sharing”. Dimana dengan sebuah kesederhanaan dapat membagikan
kebahagiaan kepada orang lain. Path yang memiliki arti yaitu “Jalan”. Path
diluncurkan pada November 2010 sebagai tim kecil dari desainer bergairah dan
berpengalaman serta insinyur. Bersembunyi di sebuah apartemen San Francisco,
Path meletakkan misi dan nilai-nilai yang akan memandu Path. Selama bertahuntahun
produk
ini
telah
berubah,
tetapi
nilai-nilai
Path
tetap
sama
(https://path.com/about).
Nilai yang dianut oleh path yaitu:
a) Kesederhanaan, dimana Path percaya dalam penolakan tetapi yang
penting.
b) Kualitas, dimana Path percaya ruang baik dibuat meningkatkan kita.
c) Pribadi,
dimana
Path
percaya
bahwa
pengguna
bukan
produk
(https://path.com/about).
Path memiliki satu misi: melalui teknologi dan desain Path bertujuan untuk
menjadi sumber kebahagiaan, makna, dan koneksi. Path melakukan apa yang Path
lakukan, sehingga pengguna mungkin sedikit lebih dekat dengan apa yang paling
pengguna sayangi (https://path.com/about).
Beberapa fitur yang diberikan Path untuk penggunanya dalam berbagi
momen kepada teman-teman Pathnya yaitu sebagai berikut:
a) Capture Moments
Dengan Path, pengguna dapat berbagi lebih dari kata yaitu
menampilkan musik, check-in, film, buku, perjalanan, foto dan video yang
berkualitas tinggi ke timeline Path untuk membagikannya kepada temanUniversitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
33
temannya. Untuk membagikan momen, tekan tombol ✚ merah di bagian
tengah bawah pada timeline pengguna untuk mengungkapkan pilihan
posting momen berbeda si pengguna.
Gambar 2.5 Tampilan ikon momen yang hendak dipilih pada Path
Sumber: www.path.com
Pilih ikon yang diinginkan untuk berbagi salah satu jenis momen berikut:

Musik/Film/Buku

Place/Tempat

Photo/Video

Thought/Apa yang dipikirkan

Sleep/Awake (Tidur/Bangun)
Gambar 2.6 Tampilan beberapa jenis momen pada Path
Sumber: www.path.com
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
34
b) Control Privacy
Pengguna selalu memegang kendali privasinya di Path dengan
pengaturan yang sederhana dan mudah dipahami
c)
Share Everywhere
Bagikan salah satu momen Path kamu ke Facebook, Twitter, Tumblr,
Foursquare, dan Wordpress.
d) Timeline Search
Kunjungi kembali momenmu dengan mencari nama teman-teman,
ulang tahun, nama tempat, kota, liburan, musim, dan cuaca.
e)
Inner Circle
Jika kamu menemukan dirimu dengan begitu banyak teman di Path,
gunakan Lingkaran untuk kembali dalam waktu yang sederhana dengan
orang-orang yang paling kamu sayangi. Fitur ini memungkinkan pengguna
untuk memilih sekelompok kecil temanatau keluarga di Path untuk berbagi
Lingkaran momen mereka. Hal ini juga memungkinkan pengguna untuk
menyaring timeline pengguna dan pemberitahuan hanya kepada temanteman yang berada di Lingkaran.
f)
Seen It
Setiap postingan moment di dalam Path dijaga kerahasiaannya sehingga
lebih aman dan nyaman menggunakannnya. Bahkan, teman yang melihat
postingan moment dari pengguna tersebut dapat terlihat di Path.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
35
g) Better than Likes
Gambar 2.7 Tampilan pilihan emoji pada Path
Sumber: www.path.com
Gunakan emoji Path untuk mengekspresikan perasaan lebih dari
sekedar menyukai postingan teman seperti emoji senyum atau cemberut,
tertawa atau cinta, sesuai keinginan pengguna.
h) Private Moments
Bahkan momen paling pribadi kamu aman di Path. Posting momen pribadi
hanya untuk dirimu sendiri, atau sekelompok orang yang kamu pilih.
i)
Apps & More
Aplikasi kesukaanmu bekerjasama dengan Path juga. Seperti Nike, Starva,
foto VSCOcam, Wordpress dan lainnya. Kirim salah satu momen Path mu
ke jaringan sosial lainnya hanya dari satu aplikasi (https://path.com/).
Dengan desain yang sederhana, indah dan berkualitas tinggi, Path mampu
menjadi aplikasi jejaring sosial yang dicintai oleh puluhan juta orang diseluruh
dunia. Keuntungan dan kelebihan dari aplikasi Path, yaitu merangkul kelompok
jejaring sosial yang lebih kecil dan menikmati komunikasi yang lebih baik,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
36
nyaman dan lebih peduli. Di Indonesia sendiri, Path sudah digandrungi banyak
masyarakat karena dapat diakses secara gratis pada gadget berbasis Android
maupun iOs (Iphone dan Ipad) yang berhasil menjadi trend atau gaya hidup.
2.1.8 Mahasiswa dan Identitas Diri
Mahasiswa merupakan individu yang mengalami masa transisi atau
peralihan dari masa remaja akhir menuju dewasa. Pada masa ini individu
mengalami berbagai perubahan, baik perubahan fisik maupun psikis. Selain itu
mahasiswa juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti
orang dewasa. Pada periode ini pula mahasiswa mulai mampu melepaskan diri
secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang
baru sebagai orang dewasa.
Mahasiswa/remaja akhir dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku
yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya. Adanya perubahan
baik didalam maupun diluar dirinya itu membuat kebutuhan mahasiswa semakin
meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya. Mahasiswa
yang berada pada fase remaja akhir biasanya berada pada umur 19-22 tahun.
Dimana, pada masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran
orang dewasa.
Menurut Kandell dalam Silvia (2015:3), mahasiswa adalah kelompok yang
terlihat lebih rentan terhadap ketergantungan pada internet dibandingkan
kelompok masyarakat lainnya. Karena mahasiswa berada pada fase emerging
adulthood yaitu masa transisi dari remaja akhir menuju ke dewasa muda (awal)
dan sedang mengalami dinamika psikologis.
Pada fase ini, mahasiswa sedang berproses membentuk identitas diri,
berusaha hidup mandiri dengan melepaskan diri dari dominasi ataupun pengaruh
orang tua. Mencari makna hidup dan hubungan interpersonal yang intim secara
emosional. Emerging adulthood juga memiliki karakter yang kurang stabil seperti
hubungan interpersonal, pengelolaan kebutuhan hidup, pengembangan emosional
dan kognitif. Ketika individu mengalami kesulitan dalam perkembangannya,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
37
maka untuk mengatasi hal tersebut penggunaan internet menjadi lebih penting
dibandingkan apa yang dilakukan orang lain pada umumnya, karena aktivitas
online dapat memperluas dan memperkuat jaringan sosial mereka. Akan tetapi,
aktivitas seperti ini dapat berbahaya jika media sosial adalah fokus utama dari
kehidupan mereka sebagai sarana untuk mendapatkan dukungan sosial dan
hubungan
interpersonal
dikarenakan
dapat
mengarah
pada
perilaku
penyalahgunaan internet berupa ketergantungan pada media tersebut. Akses
mereka pada media sosial lebih digunakan sebagai sarana penghindaran dan
pengobatan diri. Padahal, mengembangkan diri dan membangun hubungan
dengan orang lain memerlukan pengujian dan pengalaman melalui kontak
langsung agar dapat belajar bagaimana berinteraksi secara baik dengan siapa pun
dan dalam konteks sosial apapun. Para ahli menilai bahwa seseorang mengalami
kecanduan atau ketergantungan pada internet disebabkan rasa cemas yang dimiliki
oleh individu (Silvia, 2015:3).
2.1.9 Perilaku Komunikasi
Secara garis besar ada dua faktor yang dapat menjelaskan perilaku
manusia (Rakhmat, 2011:42-54) yaitu:
a.
Faktor Biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan
dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia
menentukan perilakunya, dapat diawali sampai struktur DNA yang
menyimpan seluruh memori warisan biologis sampai muncul aliran baru,
yang memandang dalam segala kegiatan manusia, termasuk agama,
kebudayaan, moral berasal dari struktur biologisnya. Sistem genetika,
misalnya, mempengaruhi kecerdasan, kemampuan sensasi dan emosi.
Sistem saraf mengatur pekerjaan otak dan proses pengolahan informasi
dalam jiwa manusia. Sistem harmonal bukan saja mempengaruhi
mekanisme biologis, tetapi juga proses psikologis.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
38
b.
Faktor Sosio Psikologis
Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial inilah memperoleh
beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilaku manusia, terdapat tiga
komponen yaitu:
1) Komponen Afektif
Komponen afektif adalah aspek emosional dari faktor sosiopsikologis.
Komponen afektif terdiri dari motif sosiogenis, sikap, dan emosi.
Komponen afektif terdiri dari:
a. Motif sosiogenis
Motif sosiogenis sering juga disebut motif sekunder sebagai lawan
motif primer (motif biologis). Peranannya dalam membentuk perilaku
sosial bahkan sangat menentukan. Berbagai klasifikasi motif sosiogenis
disajikan di bawah ini, yaitu:
-W.I Thomas dan Florian Znaniecki dalam Rakhmat (2011:42):
 Keinginan memperoleh pengalaman baru.
 Keinginan mendapat respons.
 Keinginan akan pengakuan.
 Keinginan akan rasa aman.
-David McClelland dalam Rakhmat (2011:42):
 Kebutuhan berprestasi (need for achievement).
 Kebutuhan akan kasih sayang (need for affiliation).
 Kebutuhan berkuasa (need for power).
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
39
b. Sikap
Sikap adalah konsep konsep yang paling penting dalam psikologi sosial
dan yang paling banyak didefenisikan.
c. Emosi
Emosi menunjukan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejalagejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis.
Menurut Coleman dan Hammen dalam Rakhmat (2011:52), fungsifungsi emosi yaitu:
 Emosi adalah pembangkit energi (energizer)
 Emosi adalah pembawa informasi (messanger)
 Emosi bukansajapembawainformasi dalam komunikasi intrapersonal,
tetapi juga pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal.
 Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan .
2) Komponen Kognitif
Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa
yang diketahui manusia. Komponen kognitif merupakan komponen
tentang kepercayaan. Kepercayaan adalah komponen kognitif dari faktor
sosiopsikologis, kepercayaan disini tidak ada hubungannya dengan hal-hal
yang gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah
atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman, atau instuisi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
40
3) Komponen Konatif
Komponen konatif terdiri dari :
a. Kebiasaan
Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung
secara otomatis tidak direncanakan.
b. Kemauan
Menurut Richard Dewey dan W.J Humber dalam Rakhmat (2011:54),
kemauan merupakan:
 Hasil keinginan untuk mencapai tujuan tertentu yang begitu kuat
sehingga mendorong orang untuk mengorbankan nilainilai yang lain,
yang tidak sesuai dengan pencapaian tujuan.
 Berdasarkan pengetahuan, tentang cara-cara yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
 Dipengaruhi oleh kecerdasan dan energi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
 Pengeluaran energi yang sebenarnya dengan satu cara yang cepat
untuk mencapai tujuan.
2.1.10 Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa
Pada tahun 1975, Melvin DeFleur dan Sandra Ball-Rokeach dalam
Morissan
(2013:515)
mengemukakan
gagasan
mereka
mengenai
teori
ketergantungan (dependency theory) yang membahas mengenai kekuatan media
massa
dalam
mempengaruhi
khalayak
audiensi
karena
adaanya
sifat
ketergantungan audiensi terhadap isi media massa.
Teori ketergantungan memiliki asumsi dasar bahwa pengaruh media
ditentukan oleh hubungan antara sistem sosial yang lebih luas, peran media dalam
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
41
sistem tersebut dan hubungan khalayak dengan media. Dengan demikian menurut
DeFleur dan Rokeach ketergantungan audiensi terhadap media bersifat integral
yang mencakup tiga pihak yaitu: media, audiensi dan sistem sosial yang
melingkupinya. Dalam hal ini, Rokeach dan DeFleur dalam mengemukakan
gagasannya mengenai “teori ketergantungan” menekankan pada pendekatan
sistem secara luas (Morissan, 2013:515-516).
Sistem Sosial
Sistem Media
Audience
 Kognitif
 Afektif
 Konatif/behavioral
Gambar 2.8 Model ini adalah ide umum dari teori ketergantungan.
Sumber: Mohd. Rafiq (2012:6).
Model ini menunjukan bahwa institusi sosial dan sistem media berinteraksi
dengan audiens untuk menciptakan kebutuhan, minat dan motif. Hal ini,
selanjutnya, mempengaruhi audiens untuk memilih beragam sumber media dan
non-media yang selanjutnya dapat menghasilkan beragam ketergantungan.
Sejalan dengan model tersebut, untuk mengetahui tingkat ketergantungan
seseorang dapat dilihat dari intensitas pemanfaatan intenet. Menurut Horrigan
dalam Hamka (2015:101) terdapat dua hal mendasar yang harus diamati, yakni
frekuensi internet yang sering digunakan dan lama/durasi menggunakan tiap kali
mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet.
The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of
Technology dalam Hamka (2015:101) menggolongkan pengguna internet menjadi
tiga kategori dengan berdasarkan pemanfaatan intensitas internet:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
42

Heavy users, pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40
jam per bulan (≥ 1,5 jam/hari) Jenis pengguna internet ini adalah salah satu
ciri-ciri pengguna internet yang addicted .

Medium users, pengguna internet yang menghabiskan waktu antara 10
sampai 40 jam per bulan (20 menit - <1,5 jam/hari).

Light users, pengguna internet yang menghabiskan waktu kurang dari 10
jam per bulan (0-20 menit/hari).
Manusia yang bergantung pada segmen media tertentu akan terpengaruh
secara kognitif, efektif, dan perilakunya oleh segmen tersebut (Nastria, 2016:28).
Menurut Sendjaja dalam Bungin (2009:287) pembahasan lebih lanjut
mengenai teori ini ditujukan pada jenis-jenis efek yang dapat dipelajari melalui
teori ini. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a.
Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan
sikap,
agenda-setting,
perluasan
sistem
keyakinan
masyarakat,
penegasan/penjelasan nilai-nilai;
b.
Afektif; menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau
menurunkan dukungan moral; dan
c.
Behavioral,
mengaktifkan
atau
menggerakkan
atau
meredakan,
pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau
menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku
dermawan.
2.2
Kerangka Konsep
Bungin dalam Kriyantono (2010:17)
mengartikan konsep sebagai
generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk
menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger, menyebut
konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasikan hal-hal
khusus.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
43
Agar
konsep-konsep
dapat
diteliti
secara
empiris,
maka
harus
dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel
bebas
adalah
variabel
yang
menyebabkan
atau
mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih
peneliti untuk menentukan hubbungan antara fenomena yang diobservasi
atau diamati. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu:
tingkat
ketergantungan pengguna media sosial: Instagram dan Path.
2.
Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur
untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas yaitu faktor yang
muncul atau tidak muncul atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan
oleh peneliti. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku
komunikasi mahasiswa FISIP USU angkatan 2016.
3.
Karakteristik responden.
Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh
seseorang yang dapat membedakannya dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
44
Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan
dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :
Variabel Bebas (X)
Tingkat Ketergantungan
Variabel Terikat(Y)
Pengguna Media Sosial:
Perilaku Komunikasi
Instagram dan Path
Indikator:
Indikator:
Intensitas Penggunaan
Media Sosial, yaitu:
- Kognitif
- Afektif
- Konatif/Behavioral
- Frekuensi
Sumber: Rakhmat (2007:34)
- Durasi
- Isi
- Fitur
Variabel Antara (Z)
Karakteristik Responden:
1. Jenis Kelamin
2. Usia 19-20 Tahun
3. Mahasiswa Program Studi Sarjana
FISIP USU Angkatan 2016
4. Pengguna Instagram dan Path
Gambar 2.9 Kerangka Konsep
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
45
2.3
Variabel Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan
diatas, maka untuk memudahkan penelitian, perlu dibuat variabel operasional
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Variabel Penelitian
NO
VARIABEL TEORITIS
1
Independent Variabel (X)
Tingkat Ketergantungan
Penggunaan Media Sosial:
Instagram dan Path
VARIABEL OPERASIONAL
Intensitas Penggunaan:
 Frekuensi
 Durasi
 Isi
 Fitur
2
DependentVariabel (Y)
 Kognitif
Perilaku Komunikasi
 Afektif
 Konatif/Behavioral
3
Karakteristik Responden
 Jenis Kelamin
 Usia
 Mahasiswa Program Studi Sarjana di
FISIP USU angkatan 2016
 Pengguna akun Instagram dan Path
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
46
2.4
Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep
yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah
suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel.
Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang amat
membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama
(Singarimbun, 2011:46). Defenisi operasional dari varibel – variabel penelitian ini
adalah:
a) Variabel bebas (X) tentang tingkat ketergantungan pengguna media sosial:
Instagram dan Path, yaitu:
 Frekuensi, yaitu kekerapan dalam penggunaan media sosial Instagram
dan Path.
 Durasi, yaitu lamanya waktu dalam penggunaan media sosial.
 Isi, yaitu konten/informasi yang ada pada Instagram dan Path.
 Fitur, yaitu layanan aplikasi yang disajikan dalam Instagram dan Path.
b) Variabel terikat (Y) tentang perilaku komunikasi, yaitu:
 Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan
sikap,
agenda-setting,
perluasan
sistem
keyakinan
masyarakat,
penegasan/penjelasan nilai-nilai;
 Afektif; menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan
atau menurunkan dukungan moral; dan
 Konatif/Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan,
pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau
menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku
dermawan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
47
c) Karakteristik responden/variabel (Z) adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh
seseorang yang dapat membedakannya dengan orang lain, seperti jenis
kelamin, usia, pengguna media sosial Instagram dan Path.
2.5
HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara dalam rumusan penelitian. Hal ini
dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori
yang relevan. Belum di dasarkan pada data-data yang ditemukan pada waktu
pengumpulan data oleh penulis (Sugiyono, 2013:93). Hipotesis diterima apabila
terdapat pengaruh tingkat ketergantungan pengguna media sosial: Instagram dan
Path terhadap perilaku komunikasi di kalangan mahasiswa FISIP USU Angkatan
2016.
Berikut adalah Hipotesis yang peneliti rumuskan:
Ho:
Tingkat ketergantungan pengguna media sosial: Instagram dan Path tidak
berpengaruh signifikan terhadap perilaku komunikasi di kalangan
mahasiswa FISIP USU Angkatan 2016.
Ha:
Tingkat ketergantungan pengguna media sosial: Instagram dan Path
berpengaruh signifikan terhadap perilaku komunikasi di kalangan
mahasiswa FISIP USU Angkatan 2016.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Download