BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan teori sebagai dasar menjelaskan berbagai fenomena-fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti. Kerlinger menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir teori yang memuat pokok–pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2004:39). Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan yaitu sebagai berikut: 2.1.1 Komunikasi Seseorang yang hidup dalam masyarakat sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari hubungan satu sama lain, baik terhadap sesama maupun lingkungan di sekitarnya. Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur kembali, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Komunikasi adalah hal yang paling wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi juga paling komplit dan rumit. Bagaimana tidak, komunikasi sudah berlangsung sejak manusia lahir, dilakukan secara wajar dan leluasa seperti halnya bernafas. Namun ketika harus membujuk, mengemukakan pikiran dan menginginkan orang lain bertindak sesuai dengan apa yang kita inginkan, barulah disadari bahwa komunikasi sebenarnya sesuatu yang begitu rumit. 10 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 11 Komunikasi merupakan efektifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lainnya, baik dalam kehidupan di rumah tangga, masyarakat, tempat pekerjaan, atau dimana saja manusia itu berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Salah satu persoalan dalam memberikan pengertian atau defenisi tentang komunikasi, yakni banyaknya defenisi yang dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya. Hal ini disebabkan banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu elektronika dan lain sebagainya (Cangara, 2007:17). Jadi pengertian komunikasi tidak sesederhana yang kita lihat, sebab para pakar memberikan defenisi menurut pemahaman dan perspektif masing-masing Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu “comunis” yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin “communico”yang artinya membagi (Cangara, 2007:18). Sama maksudnya disini adalah sama makna. Jika kita mengadakan komunikasi berarti kita mengadakan “kesamaan” dalam hal ini yang dimaksud adalah kesamaan pengertian antara si penyampai informasi dan penerima informasi. Sedangkan Harold Laswell dalam Effendy (2007:10) memberikan pengertian komunikasi melalui paradigma yang dikemukakannya dalam karyanya The Structire and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ?”. Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan (Effendy, 2007:10), yakni: a) Komunikator (communicator, source, sender) Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang memberikan informasi kepada lawan bicaranya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 12 b) Pesan (message) Pesan merupakan seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. c) Media (channel, media) Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. d) Komunikan (communicant, receiver, recipient) Komunikan adalah seseorang atau sekelompok orang yang menerima pesan atau informasi dari komunikator. e) Efek (effect, impact, influence) Efek adalah tanggapan atau seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan. Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Berdasarkan defenisi diatas dapat diketahui bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan melalui penggunaan simbol/lambang yang dapat menimbulkan efek berupa perubahan tingkah laku yang bisa dilakukan dengan menggunakan media tertentu. Terdapat tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang memiliki bahan informasi (pemberitaan) untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Saluran adalah media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka maupun media massa yang digunakan khalayak umum. Sedangkan audience adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima informasi (Bungin, 2009:57-58). Effendy (2007:31) dalam bukunya “Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek”, menyatakan fungsi komunikasi adalah sebagai berikut : a) Menginformasikan (to inform) yaitu memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide, atau pikiran, dan tingkah laku orang lain. Serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 13 b) Mendidik (to educate) yaitu sebagai sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan pengetahuan. c) Menghibur (to entertain) yaitu komunikasi berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain. d) Mempengaruhi (to influence) yaitu fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya dengan cara saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan. 2.1.2 Komunikasi Massa Seperti yang dikemukakan oleh Jay Back dan Frederick C. Whitney dalam bukunya Introduction to Mass Communication, dikatakan bahwa Mass Communications lebih menunjuk pada media mekanis yang digunakan dalam komunikasi massa yakni media massa. Sementara itu, mass communication (tanpa s) lebih menunjuk pada teori atau proses teoretik. Atau bisa dikatakan mass communication lebih menunjuk pada proses dalam komunikasi massa. Namun, komunikasi massa tidak akan bisa lepas dari proses dan peran media massanya. Jadi, keduanya saling mendukung satu sama lain. (Nurudin, 2013:5-6). Joseph A. Devito merumuskan defenisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta media yang digunakan. Dia mengemukakan defenisinya dalam dua bagian yaitu: Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio atau visual (Rakhmat, 2004:188). Komunikasi massa (Mass Communication) dalam Mulyana (2005:75) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi massa memiliki ciri yaitu melibatkan banyak komunikator, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14 berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran inderawi (penglihatan, pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera (Mulyana, 2005:71). Menurut Rakhmat (2011:90) defenisi yang paling sederhana dari komunikasi massa adalah yang dirumuskan Bitner, yaitu “Mass Communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people” (komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa kepada sejumlah besar orang). Berdasarkan defenisi tersebut, dapat diartikan bahwa komunikasi massa merujuk pada “pesan”. Namun menurut Wiryanto (2000:10), komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Komunikasi massa dapat didefenisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massa melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film (Cangara, 2007:36). Banyak defenisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Namun, dari sekian banyak defenisi itu ada benang merah kesamaan defenisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Media massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini jelas menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa (Nurudin, 2013:3-4). Elizabeth Noelle-Neuman 1973 dalam Rakhmat (2011:92) menyebutkan empat tanda pokok dari komunikasi massa, yaitu: a) Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis (teknologi media). Komunikasi massa mengharuskan adanya media massa dalam prosesnya, hal ini dikarenakan teknologi yang membuat komunikasi massa dapat terjadi. Dapat dibayangkan bahwa tidak mungkin seseorang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 15 melakukan komunikasi massa tanpa bantuan media massa (teknologi), bahkan bila ia berteriak sekencang-kencangnya. b) Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi. Dalam istilah komunikasi, reaksi khalayak yang dijadikan masukan untuk proses komunikasi berikutnya disebut umpan balik (feedback). Namun dalam sistem komunikasi massa, komunikator sukar menyesuaikan pesannya dengan reaksi komunikan (khalayak luas dalam hal ini). Komunikasi bersifat irreversible, yang artinya ketika sudah terjadi tidak dapat diputar balik (diulang). Begitu juga halnya dengan komunikasi massa. Sebuah informasi yang telah disebarkan, tidak dapat diputar ulang seperti membuat air menjadi es, kemudian membuat es menjadi air kembali. Dalam komunikasi massa, publik atau khalayak hanya menjadi penerima informasi. Pada saat komunikasi massa dilakukan, khalayak tidak dapat langsung memberikan feedback untuk mempengaruhi pemberi informasi, dalam hal ini untuk aliran komunikasi sepenuhnya diatur oleh komunikator. Namun demikian, dalam komunikasi massa masih terdapat kemungkinan adanya siaran ulang, yaitu memutar ulang tayangan yang sama dalam televisi atau radio. c) Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim. Komunikasi dengan media massa memungkinkan komunikator untuk menyampaikan pesan kepada publik yang tidak terbatas jumlahnya, siapapun dan berapapun orangnya selama mereka memiliki alat penerima (media) siaran tersebut. d) Mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Seperti dikemukakan sebelumnya, komunikasi massa tidak hanya ditujukan bagi sekolompok orang dikawasan tertentu, namun lebih kepada khalayak luas dimanapun mereka berada. Oleh karena itu, lewat media massa seseorang atau sekelompok orang dapat melakukan persuasi kepada banyak orang diberbagai tempat dengan efisien. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 16 2.1.3 Teknologi Komunikasi Teknologi komunikasi merupakan suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Teknologi komunikasi juga dapat membawa seorang individu melintasi batas ruang dan waktu serta mendapatkan informasi yang tidak didapat sebelumnya. Pengaruh teknologi terhadap perilaku manusia sudah sering dibicarakan. Revolusi teknologi sering disusul dengan revolusi perilaku sosial. Alvin Tofler melukiskan tiga gelombang peradaban manusia yang terjadi sebagai akibat perubahan teknologi. Lingkungan teknologi yang meliputi sistem energi, sistem produksi, sistem distribusi, membentuk serangkaian perilaku sosial yang sesuai dengannya. Bersamaan dengan itu, tumbuhlah pola-pola penyebaran informasi yang mempengaruhi suasana kejiwaan setiap anggota masyarakat. Dalam ilmu komunikasi, Marshall McLuhan menunjukkan bahwa bentuk teknologi komunikasi lebih penting daripada isi media komunikasi (Rakhmat, 2011:45-46). Seiring dengan perkembangan yang pesat dibidang teknologi komunikasi, pemahaman mengenai teknologi komunikasi banyak mendapat sorotan ahli komunikasi, salah satunya adalah Everett M. Rogers yang melihat bahwa teknologi komunikasi merupakan perangkat keras dalam struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan melakukan saling tukar informasi dengan individu lain. Defenisi Rogers tersebut menunjukkan bahwa teknologi komunikasi mempunyai beberapa karakteristik. Pertama, teknologi komunikasi berkaitan dengan perangkat keras atau alat. Kedua, teknologi komunikasi muncul dalam suatu struktur ekonomi, sosial dan politik tertentu. Ketiga, teknologi komunikasi membawa nilai-nilai tertentu dari struktur di atas. Keempat, teknologi komunikasi berhubungan dengan perangkat keras di bidang komunikasi. Sebagai sebuah perangkat, lebih lanjut dikatakan oleh Rogers, teknologi komunikasi mengondisikan penggunanya untuk melakukan demasifikasi dalam mengontrol pesan, menyesuaikan diri dengan standar teknis pemakaian teknologi komunikasi serta meningkatkan interaksi dengan individu lain tanpa mengenal hambatan jarak (Novi, 2005:291-292). Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 17 Berbeda dengan Rogers yang melihat teknologi komunikasi dari segi perangkat keras, Mc Omber (Abrar dalam Novi, 2005:292) mengaitkan teknologi komunikasi dengan kebudayaan melalui beberapa sudut pandang. Pertama, teknologi komunikasi dianggap sebagai faktor yang determinan dalam masyarakat, independen dan bisa menciptakan perubahan dalam masyarakat. Kedua, teknologi komunikasi sebagai produk industrialisasi yang diciptakan secara massal dalam jumlah yang sangat banyak. Ketiga, teknologi komunikasi melahirkan alat yang baru yang tidak semua orang bisa mengenalnya dengan baik dimana kekuatan saling mempengaruhi antara teknologi komunikasi sendiri dengan kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat tidak dapat diprediksi secara tepat. Perkembangan teknologi yang begitu cepatnya menimbulkan suatu era bernama digitalisasi, dimana nantinya menimbulkan konvergensi antar media. Kovergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Konvergensi adalah keadaan dimana semua elemen media baik yang menggunakan teknologi lama atau baru bersatu untuk menghasilkan produk baru yang terintegrasi. Konvergensi media yang dimaksud adalah sebuah telepon pintar yang di dalamnya terdapat internet lengkap dengan aplikasinya seperti media-media sosial, email, kemudian dilengkapi dengan telepon seluler, jaringan nirkabel, radio, kamera, video, dan lainnya yang tujuannya adalah memudahkan para pengguna teknologi sehingga dapat melakukan berbagai hal hanya dengan satu media komunikasi dan dapat dibawa kemana saja. Perkembangan teknologi yang memicu lahirnya media baru tidak serta merta menghapuskan atau mengganti media lama. Karena ada beberapa karakteristik media lama yang tidak bisa digantikan oleh media baru. Hal ini bisa terjadi karena masyarakat dunia sekarang sudah memasuki sebuah tahapan ke dalam masyarakat informasi. Dalam masyarakat informasi, kebutuhan akan informasi menjadi kebutuhan yang sangat mutlak dimana informasi menjadi komoditas yang bernilai ekonomis dan bermakna strategis. Dengan pentingnya informasi maka masyarakat tak lagi menilai harga yang harus dibayarkan untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi komunikasi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 18 2.1.4 Media Baru (New Media) Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, komunikasi massa pun semakin canggih dan kompleks, serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya. Hal ini ditandai dengan hadirnya media baru yang merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi komunikasi yang baru dan digital. Sebuah pengemasan pesan dengan jaringan komputer berbasis internet sebagai saluran distribusinya. Media baru memungkinkan akses tanpa batas, kapan saja, dimana saja dan dengan perangkat digital apapun. Perangkat yang mendukung untuk menyediakan fasilitas umpan balik secara langsung, berbagai partisipasi kreatif, dan terbentuknya berbagai komunitas yang mengiringi kontenkonten media. Hal yang paling mendasari munculnya media baru ini bukanlah karena bentuk kontennya yang berupa konten digital, melainkan siklus kedinamisan dari konten media baru dan hubungannya yang interaktif dengan pengguna. Siklus media baru yang dinamis ini, diibaratkan seperti berupa pergerakan, pernafasan, dan aliran dengan gairah yang berdetak di satu waktu (real time). Kemunculan media baru turut memberikan andil akan perubahan pola komunikasi masyarakat. Media baru, dalam hal ini internet sedikit banyak mempengaruhi cara individu berkomunikasi dengan individu lainnya. Internet di kehidupan sekarang hadir untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi. Internet berfungsi sebagai jaringan global untuk komunikasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya di belahan dunia. Internet juga berfungsi sebagai aspek penyedia informasi yang tidak ada batasan. Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja tetapi kini dapat mengaksesnya melalui smartphone dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh sejumlah provider handphone. Menurut Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2011:43) ciri utama media baru adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim pesan, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 19 interaktivitasnya, kegunaannya yang beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada „di mana-mana‟ (decolatedness). Flew dalam Ita (2015:43) memandang media baru sebagai produk budaya yang tidak terlepas dari kehidupan sosial masyarakat termasuk di dalamnya dampak yang ditimbulkan dalam penggunaannya. Media baru yang ada saat ini merupakan konvergensi dari berbagai media yang sudah ada sebelumnya. Terry Flew mendefenisikan media baru sebagai bentuk atau format isi media yang dikombinasi dan diintegrasikan dalam format digital dimana “form of media content that combines and intergrated data, text, sound and images of all kinds; are stored in digital format; and are increasingly distributed through networks”. Defenisi lain menurut Editor dari buku Handbook of New Media, Lievrouw dan Livingstone, pada tahun 2006 mendefenisikan new media sebagai gabungan dari teknologi informasi dan komunikasi (Information Communication Technology) yang terkait dengan konteks sosial yang berhubungan menyatukan tiga elemen, yaitu: alat dan artefak teknologi; aktivitas, praktik dan penggunaan; serta susunan sosial dan organisasinya yang terbentuk di sekitar peralatan dan penggunaan; tatanan serta organisasi sosial yang terbentuk di sekitar alat dan praktik tersebut (McQuail, 2011:42-43). New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara private maupun secara publik. Menurut Lister dalam Ita (2015:43), karakteristik media baru diantaranya: a) Bentuk pengalaman baru dalam teks, hiburan, kesenangan dan pola dari konsumsi media; b) Cara baru dalam merepresentasikan dunia seperti halnya interaktif media; c) Bentuk hubungan baru dari identitas maupun komunitas dalam berinteraksi baik dalam waktu, ruang, dan tempat; d) Bentuk konsepsi baru dari hubungan manusia secara biologis dengan teknologi media; Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 20 e) Pola baru dalam organisasi dan produksi, sebuah integrasi dalam media seperti budaya industri, ekonomi, akses informasi, kepemilikan, kontrol, dan undang-undang. Media baru merujuk pada dunia metaforis di mana banyak bentuk komunikasi elektronik dipakai. Porsi terbanyak adalah menggunakan internet yaitu jaringan dari komputer yang berkembang pesat. Internet merubah komunikasi dengan sangat mendasar, termasuk melibatkan banyak interaktivitas antara komunikator dan pengguna (Severin dan Tankard, 2008:465). Dalam media baru, semua orang dapat menyebarkan pesan kepada semua orang, baik bersifat umum maupun khusus, baik itu penting ataupun tidak penting. Media baru dalam penggunaan medianya, khalayak sangat aktif dalam pemanfaatan media termasuk dalam menyebarkan informasi yang sering kita kenal citizen journalism. New media (media baru) memiliki kecepatan untuk melakukan sebuah interaksi, lebih efisien, lebih murah, lebih cepat untuk mendapatkan sebuah informasi terbaru dan ter-update informasinya. Kelemahannya pada jaringan koneksi internet saja, jika jaringan internet lancar dan cepat maka informasi yang disampaikan kepada pembacanya dengan cepat serta harus ada juga koneksi internet dimana pun berada bersama media baru (new media). Terdapat lima kategori utama „media baru‟ yang sama-sama memiliki kesamaan saluran tertentu dan kurang lebih dibedakan berdasarkan jenis penggunaan, konten, dan konteks (McQuail, 2011:156-157) seperti berikut ini: a) Media komunikasi antarpribadi (interpersonal communication media). Meliputi telepon (yang semakin mobile) dan surat elektronik (terutama untuk pekerjaan, tetapi menjadi semakin personal). Secara umum, konten bersifat pribadi dan mudah dihapus dan hubungan yang tercipta dan dikuatkan lebih penting daripada informasi yang disampaikan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 21 b) Media permainan interaktif (interactive play media). Media ini terutama berbasis komputer dan video game, ditambah peralatan realitas virtual. Inovasi utamanya terletak pada interaktivitas dan mungkin dominasi dari kepuasan „proses‟ atau „penggunaan‟. c) Media pencarian informasi (information search media). Ini adalah kategori yang luas tetapi internet/www merupakan contoh yang paling penting, dianggap sebagai perpustakaan dan sumber data yang ukuran, aktualitas, dan aksebilitasnya belum pernah ada sebelumnya. Posisi mesin pencari telah telah menjadi sangat penting sebagai alat bagi para pengguna sekaligus sebagai sumber pendapatan untuk Internet. Di samping Internet, telepon (mobile) juga semakin menjadi saluran penerimaan informasi, sebagaimana juga teleteks yang disiarkan dan layanan data radio. d) Media partisipasi kolektif (collective participatory media). Kategorinya khususnya meliputi penggunaan Internet untuk berbagi dan bertukar informasi,gagasan, dan pengalaman, serta untuk mengembangkan hubungan pribadi aktif (yang diperantarai komputer). Situs jejaring sosial termasuk di dalam kelompok ini. e) Substitusi media penyiaran (substitution of broadcasting media). Acuan utamanya adalah penggunaan media untuk menerima atau mengunduh konten yang dimasa lalu biasanya disiarkan atau disebarkan dengan metode lain yang serupa. Perbedaan yang tampak antara media baru dan lama yang jelas mencuat adalah dari segi penggunaannya secara individual yang diungkapkan oleh McQuail (2011:157) yaitu sebagai berikut: Interaktivitas (interactivity): sebagaimana ditunjukkan oleh rasio respons atau inisiatif dari sudut pandang pengguna terhadap „penawaran‟ sumber atau pengirim. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 22 Kehadiran sosial (atau sosiabilitas) (social presence or sociability): dialami oleh pengguna, berarti kontak personal dengan orang lain dapat dimunculkan oleh penggunaan media. Kekayaan media (media richness): jangkauan di mana media dapat menjembatani kerangka referensi yang berbeda, mengurangi ambiguitas, memberikan lebih banyak petunjuk, melibatkan lebih banyak indra, dan lebih personal. Otonomi (autonomy): derajat di mana seorang pengguna merasakan kendali atas konten dan penggunaan, mandiri dari sumber. Unsur bermain-main (playfulness): kegunaan untuk hiburan dan kesenangan, sebagai lawan dari sifat fungsi dan alat. Privasi (privacy): berhubungan dengan kegunaan media dan/atau konten tertentu. Personalisai (personalization): derajat di mana konten dan penggunaan menjadi personal dan unik. 2.1.5 Media Sosial Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, komunikasi massa pun semakin canggih dan kompleks, serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya. Hal ini ditandai dengan hadirnya media baru yang merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi komunikasi yang baru dan digital. Sebuah pengemasan pesan dengan jaringan komputer berbasis internet sebagai saluran distribusinya. Media sosial merupakan pengembangan dari teknologi komunikasi yang ada di internet. Media sosial merupakan sebuah aplikasi yang membuat koneksi kita dengan orang lain yang dapat digunakan dimana saja dan kapan saja melalui perangkat teknologi seperti smartphone dan gadget lainnya yang memiliki akses internet. Media sosial didefenisikan sebagai serangkaian kegiatan yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 23 mengintegrasikan penggunaan teknologi dan interaksi sosial untuk berbagi pembicaraan, suara, gambar, dan video. Secara sederhana, media sosial adalah bentuk baru interaksi sosial dengan menggunakan teknologi multimedia berbasis internet atau jaringan telekomunikasi digital data dengan kecepatan tinggi. Intinya seseorang baru dapat berinteraksi dan berkomunikasi di media sosial hanya jika memiliki seperangkat alat komunikasi seperti komputer, handphone/smartphone, laptop, ataupun tablet. Media sosial dirasakan relatif lebih murah dan lebih mudah untuk diakses untuk siapa saja dalam menyampaikan serta mendapatkan informasi, dibanding dengan media tradisional yang memerlukan biaya yang lebih mahal serta sulit untuk menyampaikan pemberitaan atau informasi. Tidak dapat dipungkiri, kehadiran media baru semakin memudahkan manusia dalam berkomunikasi. Media baru, dalam hal ini internet, pada akhirnya berfungsi sebagai media sosial. Melalui media sosial, pola komunikasi masyarakat tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Melalui media sosial, pengguna dapat menjalin persahabatan dan berbagi informasi dengan pengguna lainnya tanpa ada hambatan berupa jarak dan waktu. Media sosial menjadi media interaksi baru yang membuat ruang-ruang bagi masyarakat untuk saling berbagi, bercerita dan menyalurkan ide-idenya. Akibatnya, masyarakat melakukan migrasi virtual untuk berinteraksi di ruang maya/virtual agar dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya. Menurut Magdalena (2010:29), media sosial memiliki keistimewaan yang tidak terdapat pada media lainnya, antara lain: a) audiens juga bisa menyampaikan informasi, b) audiens dapat saling berinteraksi satu sama lain, c) audiens bisa langsung berkomunikasi dengan sumber. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 24 Menurut Kaplan dan Haenlein ada beberapa tipe dari media sosial (https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial), yaitu sebagai berikut: a) Collaboration project Pada proyek kolaborasi ini, website mengijinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun membuang konten-konten yang ada di website ini. b) Microblog Pada blog dan microblog ini, user lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti bercerita ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. c) Content community Pada konten ini, para pengguna website ini saling membagikan kontenkonten media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain-lain. d) Social Networking sites Pada situs jejaring ini, aplikasi yang mengijinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. e) Virtual game world Pada dunia virtual ini, dimana merefleksikan lingkungan 3D, dimana user bisa muncul dalam bentuk avatar-avataryang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata. f) Social Virtual World Pada dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 25 Media sosial memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya berbeda dengan media tradisional seperti surat kabar, televisi, buku dan radio. Perlu diingat bahwa hal ini tidak berarti “memakai saja” namun dilengkapi dengan seperangkat alat yang dapat memberitahu apa yang sedang Anda lakukan sekarang. Dan dalam kelompok diskusi pada Wikipedia, “Audiensnya dapat ikut berpartisipasi dalam media sosial dengan menambahkan komentar atau bahkan mengedit sendiri artikelnya”. Media sosial untuk para pemakainya merupakan media untuk membagikan informasi teks, gambar, audio dan video dengan pemakai lainnya ataupun dengan perusahaan dan lain sebagainya. Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan mutakhir dari teknologi–teknologi web baru berbasis internet, yang memudahkan semua orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk sebuah jaringan secara online, sehingga dapat menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video Youtube dapat direproduksi dan dapat dilihat secara langsung oleh jutaan orang secara gratis (Zarella dalam Hafidz, 2016:2). Media sosial sebagai alat komunikasi yang dapat menghubungkan antara individu dengan individu yang lain. Media sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi, karena dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu, seseorang dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun berada. Tidak dapat dipungkiri media sosial mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan masa kini. Hampir seluruh manusia di berbagai belahan dunia mengetahui dan memahami serta menggunakan media sosial karena kepopulerannya. Sebagian besar pengguna media sosial berasal dari kalangan remaja usia sekolah. Orang lebih disibukkan dengan gadget atau smartphonenya dibandingkan harus berinteraksi dengan lawan bicara atau membangun hubungan dengan lingkungan. Padahal salah satu bentuk indikator suatu komunikasi dikatakan efektif adalah kesamaan pemahaman antara pengirim dengan penerima pesan (DeVito dalam Hafidz, 2016:2). Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 26 2.1.6 Media Sosial Instagram Gambar 2.1 Logo Instagram Sumber: www.google.com Nama Instagram sendiri terbentuk dari pemikiran dimana ketika kita anakanak, kita senang bermain-main dengan kamera. Kita menyukai bagaimana berbagai jenis kamera tua menghasilkan foto begitu "instan" yaitu sesuatu yang kita ambil untuk diberikan pada saat itu juga. Instagram juga merasa bahwa orang mengambil snapshot yang jenisnya seperti telegram bahwa mereka harus dikirim melalui kawat kepada orang lain –“jadi terpikirkan mengapa tidak menggabungkan keduanya?” (https://www.instagram.com/about/faq/). Pada halaman websitenya, Instagram menjelaskan bahwa “Kita suka mengambil foto. Kita selalu beranggapan bahwa untuk menghasilkan foto yang menarik diperlukan kamera besar dan beberapa tahun sekolah seni. Tapi sepertinya kamera ponsel menjadi lebih baik, sehingga Instagram memutuskan untuk menantang asumsi tersebut” (https://www.instagram.com/about/faq/). Instagram juga menyatakan bahwa hadirnya Instagram sebagai produk media baru diciptakan untuk memecahkan tiga masalah sederhana, yaitu: a) Foto seluler selalu terlihat biasa-biasa saja sehingga Instagram mencari filter yang mengagumkan untuk mengubah foto pengguna ke dalam snapshot yang tampak profesional. b) Instagram mempermudah pengguna mengambil gambar sekali, kemudian berbagi (langsung) pada beberapa layanan, seperti Facebook, Tumblr, Flickr, Twitter dan Swarm. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 27 c) Kebanyakan pengalaman upload foto begitu canggung dan lama, sehingga Instagram mengoptimalkan pengalaman untuk menjadi cepat dan efisien. Selain itu, pengguna dapat menentukan lokasi foto, serta dapat memilih lokasi pengguna di Foursquare. Untuk kedepannya, Instagram berencana untuk mendukung layanan / fitur tambahan untuk memenuhi kebutuhan pengguna(https://www.instagram.com/about/faq/). Jadi, secara etimologis Instagram dapat diartikan sebagai foto instan yang bisa dikirim dengan cepat seperti cara kerja telegram. Instagram adalah media jejaring sosial yang memberikan layanan aplikasi berbagi foto yang pertama kali muncul melalui aplikasi store pada produk elektronik Apple pada 6 Oktober 2010 dengan berdirinya burbn.inc (https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram). Pada bulan September 2012, Instagram mengumumkan bahwa Instagram telah diakuisisi oleh Facebook. Instagram mengerti bahwa dengan bekerja sama dengan Facebook, mereka bisa membangun Instagram yang lebih baik untuk para penggunanya. Sebagai bagian dari kerjasama baru mereka, Instagram telah belajar bahwa dengan mampu berbagi wawasan dan informasi dengan satu sama lain, mereka dapat membangun pengalaman yang lebih baik bagi penggunanya (www.instagram.com). Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 28 Gambar 2.2 Tampilan Instagram pada layar Smartphone Sumber: www.instagram.com Bentuk aplikasi Instagram sendiri adalah foto yang berbentuk persegi, terlihat seperti kamera polaroid dan kodak instamatic, fotonya berbeda dengan foto pada umumnya yang menggunakan rasio 4:3. Foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat disimpan di dalam perangkat tersebut. Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat langsung menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya adalah untuk memfokuskan sebuah foto pada satu titik tertentu. Setelah foto diambil melalui kamera di dalam Instagram, foto tersebut pun juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan para pengguna. Foto-foto yang akan diunggah melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu. Pada versi awalnya (www.instagram.com), Instagram memiliki 15 efek namun kemudian mengalami perkembangan pada Instagram versi 10.6.0 (2017) berkembang menjadi 23 efekyang dapat digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah foto. Efek tersebut terdiri dari: Clarendon, Gingham, Moon, Lark, Reyes, Juno, Slumber, Crema, Ludwig, Aden, Perpetua, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 29 Amaro, Mayfair, Rise, Hudson, Valencia, X-Pro II, Sierra, Willow, Lomo-fi, Inkwell, Hefe, dan Nashville. Instagram sama seperti jejaring sosial lainnya, namun lebih fokus kepada foto atau pengeditan foto. Instagram adalah jejaring sosial yang dapat digunakan sebagai salah satu wadah penyaluran bagi orang-orang yang memiliki minat di bidang fotografi. Instagram bisa membantu mengabadikan peristiwa di sekelilingnya melalui foto. Keunikan dari media Instagram ini tidak hanya dapat berkomunikasi dengan hanya berbagi foto saja, namun sudah merambah ke video yang memungkinkan setiap orang dapat membagi berbagai video yang menghibur, menginformasi berbagai event, pariwisata, dan sebagai ajang aktualisasi diri. Gambar 2.3 Tampilan stories (kiri) dan mode live (kanan) pada Instagram Sumber: www.instagram.com Semakin berkembangnya fitur-fitur yang diberikan pada saat ini yaitu stories seperti layanan aplikasi Snapchat yang menampilkan postingan foto dan video pengguna hanya selama 24 jam dengan tambahan sticker serta kata sesuai yang diinginkan pengguna.Instagram juga kembali mempebaharui layanannya dengan mode live, dimana pengguna dapat melakukan pengambilan video secara live yang dimana pengguna lainnya dapat melihatnya hanya sekali saja namun Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 30 dapat langsung mengomentari dan memberikan love sesuai keinginan pengguna. Kekuatan gambartelah menghubungkan orang-orang dengan apa yang sedang terjadi di dunia. Instagram mengganggap dunia lebih terhubung dan mudah dipahami melalui foto. Banyak orang mengabadikan dunia secara real timedengan Instagram, lalu berbagi gambar dan video dengan orang lain di berbagai belahan dunia. Instagram telah mengadopsi model pengikut/follower yang berarti jika pengguna Instagram seorang "publik" di Instagram, siapa pun dapat berlangganan untuk mengikuti foto pengguna tersebut. Bagaimanapun, Instagram memberikan penggunanya pilihan pribadi khusus (private account). Dalam mode ini, pengguna dapat memastikan dia harus menyetujui semua permintaan pertemanan sebelum mereka dapat melihat foto pengguna tersebut. Semua foto secara otomatis bersifat publik, yang berarti foto tersebut terlihat oleh siapa saja yang menggunakan Instagram atau di situs web instagram.com. Jika pengguna memilih untuk membuat privasi akun, maka hanya orang-orang yang mengikutinya di Instagram yang akan dapat melihat foto pengguna tersebut. Instagram memberikan layanan penyimpanana semua foto yang diedit ataupun yang yang diposting di Instagram ke memori kamera pengguna. Kemudian pengguna dapat menghubungkannya ke komputer dan mencetak foto tersebut sebanyak yang pengguna inginkan. Di Indonesia, Instagram banyak digunakan dan menjadi salah satu media sosial yang populer di masyarakat mulai dari remaja, dewasa, publik figur, bahkan Presiden Republik Indonesia pun memiliki akun resmi Instagram dan aktif menggunakan Instagram untuk berbagi moment kegiatan dirinya. Instagram selain digunakan untuk memperlihatkan hasil fotografi dan berbagi seputar informasi mengenai kuliner, tempat wisata, cuaca, dan lainnya menggunakan foto atau video yang diunggah oleh si pengguna Instagram. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 31 Instagram juga digunakan masyarakat Indonesia untuk sarana berwirausaha yaitu dengan memasarkan sebuah produk yang mereka tawarkan ke konsumen atau sering disebut dengan etalase online shop. Melalui foto dan video, konsumen dapat melihat langsung produk yang dijual secara jelas dan informasi barang yang dicantumkan oleh si penjual. Tidak hanya masyarakat biasa saja yang dapat memasarkan produknya di Instagram, namun brand ternama pun tak mau kalah menggunakan media sosial ini untuk memasaran produknya agar lebih dikenal konsumen. Di Instagram pengunjung dapat berinteraksi dengan media kolom komentar yang disediakan sehingga memudahkan para pengguna untuk saling berinteraksi dan memudahkan pencarian dengan menggunakan hashtag (tanda tagar/#). 2.1.7 Media Sosial Path Gambar 2.4 Logo Path Sumber: www.google.com Path merupakan media sosial atau jejaring sosial yang hanya bisa digunakan oleh pengguna gadget berbasis Android dan iOs. Path saat ini tidak tersedia di komputer desktop atau web browser (https://path.com/about). Layanan jejaring sosial Path didirikan oleh Dave Morin, mantan eksekutif Facebook. Path sangat personal dimana media sosial ini menarik penggunanya untuk berbagi moment personal dalam hidup anda dengan teman-teman dalam kelompok kecil dibanding jaringan luas. Sebab, pada saat ini seperti keluasan pertemanan di dalam media sosial dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 32 pengguna itu sendiri. Seperti halnya seseorang mem-posting sesuatu lalu dikomentar oleh orang yang tidak dikenalnya secara personal. Path memiliki kalimat pembuka seperti slogan yang selalu ditampilkan saat pengguna akan masuk/login ke akun Path pengguna tersebut yaitu “Simple, Beautiful Sharing”. Dimana dengan sebuah kesederhanaan dapat membagikan kebahagiaan kepada orang lain. Path yang memiliki arti yaitu “Jalan”. Path diluncurkan pada November 2010 sebagai tim kecil dari desainer bergairah dan berpengalaman serta insinyur. Bersembunyi di sebuah apartemen San Francisco, Path meletakkan misi dan nilai-nilai yang akan memandu Path. Selama bertahuntahun produk ini telah berubah, tetapi nilai-nilai Path tetap sama (https://path.com/about). Nilai yang dianut oleh path yaitu: a) Kesederhanaan, dimana Path percaya dalam penolakan tetapi yang penting. b) Kualitas, dimana Path percaya ruang baik dibuat meningkatkan kita. c) Pribadi, dimana Path percaya bahwa pengguna bukan produk (https://path.com/about). Path memiliki satu misi: melalui teknologi dan desain Path bertujuan untuk menjadi sumber kebahagiaan, makna, dan koneksi. Path melakukan apa yang Path lakukan, sehingga pengguna mungkin sedikit lebih dekat dengan apa yang paling pengguna sayangi (https://path.com/about). Beberapa fitur yang diberikan Path untuk penggunanya dalam berbagi momen kepada teman-teman Pathnya yaitu sebagai berikut: a) Capture Moments Dengan Path, pengguna dapat berbagi lebih dari kata yaitu menampilkan musik, check-in, film, buku, perjalanan, foto dan video yang berkualitas tinggi ke timeline Path untuk membagikannya kepada temanUniversitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 33 temannya. Untuk membagikan momen, tekan tombol ✚ merah di bagian tengah bawah pada timeline pengguna untuk mengungkapkan pilihan posting momen berbeda si pengguna. Gambar 2.5 Tampilan ikon momen yang hendak dipilih pada Path Sumber: www.path.com Pilih ikon yang diinginkan untuk berbagi salah satu jenis momen berikut: Musik/Film/Buku Place/Tempat Photo/Video Thought/Apa yang dipikirkan Sleep/Awake (Tidur/Bangun) Gambar 2.6 Tampilan beberapa jenis momen pada Path Sumber: www.path.com Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 34 b) Control Privacy Pengguna selalu memegang kendali privasinya di Path dengan pengaturan yang sederhana dan mudah dipahami c) Share Everywhere Bagikan salah satu momen Path kamu ke Facebook, Twitter, Tumblr, Foursquare, dan Wordpress. d) Timeline Search Kunjungi kembali momenmu dengan mencari nama teman-teman, ulang tahun, nama tempat, kota, liburan, musim, dan cuaca. e) Inner Circle Jika kamu menemukan dirimu dengan begitu banyak teman di Path, gunakan Lingkaran untuk kembali dalam waktu yang sederhana dengan orang-orang yang paling kamu sayangi. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memilih sekelompok kecil temanatau keluarga di Path untuk berbagi Lingkaran momen mereka. Hal ini juga memungkinkan pengguna untuk menyaring timeline pengguna dan pemberitahuan hanya kepada temanteman yang berada di Lingkaran. f) Seen It Setiap postingan moment di dalam Path dijaga kerahasiaannya sehingga lebih aman dan nyaman menggunakannnya. Bahkan, teman yang melihat postingan moment dari pengguna tersebut dapat terlihat di Path. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 35 g) Better than Likes Gambar 2.7 Tampilan pilihan emoji pada Path Sumber: www.path.com Gunakan emoji Path untuk mengekspresikan perasaan lebih dari sekedar menyukai postingan teman seperti emoji senyum atau cemberut, tertawa atau cinta, sesuai keinginan pengguna. h) Private Moments Bahkan momen paling pribadi kamu aman di Path. Posting momen pribadi hanya untuk dirimu sendiri, atau sekelompok orang yang kamu pilih. i) Apps & More Aplikasi kesukaanmu bekerjasama dengan Path juga. Seperti Nike, Starva, foto VSCOcam, Wordpress dan lainnya. Kirim salah satu momen Path mu ke jaringan sosial lainnya hanya dari satu aplikasi (https://path.com/). Dengan desain yang sederhana, indah dan berkualitas tinggi, Path mampu menjadi aplikasi jejaring sosial yang dicintai oleh puluhan juta orang diseluruh dunia. Keuntungan dan kelebihan dari aplikasi Path, yaitu merangkul kelompok jejaring sosial yang lebih kecil dan menikmati komunikasi yang lebih baik, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 36 nyaman dan lebih peduli. Di Indonesia sendiri, Path sudah digandrungi banyak masyarakat karena dapat diakses secara gratis pada gadget berbasis Android maupun iOs (Iphone dan Ipad) yang berhasil menjadi trend atau gaya hidup. 2.1.8 Mahasiswa dan Identitas Diri Mahasiswa merupakan individu yang mengalami masa transisi atau peralihan dari masa remaja akhir menuju dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik perubahan fisik maupun psikis. Selain itu mahasiswa juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula mahasiswa mulai mampu melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa. Mahasiswa/remaja akhir dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya. Adanya perubahan baik didalam maupun diluar dirinya itu membuat kebutuhan mahasiswa semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya. Mahasiswa yang berada pada fase remaja akhir biasanya berada pada umur 19-22 tahun. Dimana, pada masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Menurut Kandell dalam Silvia (2015:3), mahasiswa adalah kelompok yang terlihat lebih rentan terhadap ketergantungan pada internet dibandingkan kelompok masyarakat lainnya. Karena mahasiswa berada pada fase emerging adulthood yaitu masa transisi dari remaja akhir menuju ke dewasa muda (awal) dan sedang mengalami dinamika psikologis. Pada fase ini, mahasiswa sedang berproses membentuk identitas diri, berusaha hidup mandiri dengan melepaskan diri dari dominasi ataupun pengaruh orang tua. Mencari makna hidup dan hubungan interpersonal yang intim secara emosional. Emerging adulthood juga memiliki karakter yang kurang stabil seperti hubungan interpersonal, pengelolaan kebutuhan hidup, pengembangan emosional dan kognitif. Ketika individu mengalami kesulitan dalam perkembangannya, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 37 maka untuk mengatasi hal tersebut penggunaan internet menjadi lebih penting dibandingkan apa yang dilakukan orang lain pada umumnya, karena aktivitas online dapat memperluas dan memperkuat jaringan sosial mereka. Akan tetapi, aktivitas seperti ini dapat berbahaya jika media sosial adalah fokus utama dari kehidupan mereka sebagai sarana untuk mendapatkan dukungan sosial dan hubungan interpersonal dikarenakan dapat mengarah pada perilaku penyalahgunaan internet berupa ketergantungan pada media tersebut. Akses mereka pada media sosial lebih digunakan sebagai sarana penghindaran dan pengobatan diri. Padahal, mengembangkan diri dan membangun hubungan dengan orang lain memerlukan pengujian dan pengalaman melalui kontak langsung agar dapat belajar bagaimana berinteraksi secara baik dengan siapa pun dan dalam konteks sosial apapun. Para ahli menilai bahwa seseorang mengalami kecanduan atau ketergantungan pada internet disebabkan rasa cemas yang dimiliki oleh individu (Silvia, 2015:3). 2.1.9 Perilaku Komunikasi Secara garis besar ada dua faktor yang dapat menjelaskan perilaku manusia (Rakhmat, 2011:42-54) yaitu: a. Faktor Biologis Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya, dapat diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis sampai muncul aliran baru, yang memandang dalam segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, moral berasal dari struktur biologisnya. Sistem genetika, misalnya, mempengaruhi kecerdasan, kemampuan sensasi dan emosi. Sistem saraf mengatur pekerjaan otak dan proses pengolahan informasi dalam jiwa manusia. Sistem harmonal bukan saja mempengaruhi mekanisme biologis, tetapi juga proses psikologis. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 38 b. Faktor Sosio Psikologis Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial inilah memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilaku manusia, terdapat tiga komponen yaitu: 1) Komponen Afektif Komponen afektif adalah aspek emosional dari faktor sosiopsikologis. Komponen afektif terdiri dari motif sosiogenis, sikap, dan emosi. Komponen afektif terdiri dari: a. Motif sosiogenis Motif sosiogenis sering juga disebut motif sekunder sebagai lawan motif primer (motif biologis). Peranannya dalam membentuk perilaku sosial bahkan sangat menentukan. Berbagai klasifikasi motif sosiogenis disajikan di bawah ini, yaitu: -W.I Thomas dan Florian Znaniecki dalam Rakhmat (2011:42): Keinginan memperoleh pengalaman baru. Keinginan mendapat respons. Keinginan akan pengakuan. Keinginan akan rasa aman. -David McClelland dalam Rakhmat (2011:42): Kebutuhan berprestasi (need for achievement). Kebutuhan akan kasih sayang (need for affiliation). Kebutuhan berkuasa (need for power). Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 39 b. Sikap Sikap adalah konsep konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling banyak didefenisikan. c. Emosi Emosi menunjukan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejalagejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis. Menurut Coleman dan Hammen dalam Rakhmat (2011:52), fungsifungsi emosi yaitu: Emosi adalah pembangkit energi (energizer) Emosi adalah pembawa informasi (messanger) Emosi bukansajapembawainformasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal. Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan . 2) Komponen Kognitif Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen kognitif merupakan komponen tentang kepercayaan. Kepercayaan adalah komponen kognitif dari faktor sosiopsikologis, kepercayaan disini tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman, atau instuisi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 40 3) Komponen Konatif Komponen konatif terdiri dari : a. Kebiasaan Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis tidak direncanakan. b. Kemauan Menurut Richard Dewey dan W.J Humber dalam Rakhmat (2011:54), kemauan merupakan: Hasil keinginan untuk mencapai tujuan tertentu yang begitu kuat sehingga mendorong orang untuk mengorbankan nilainilai yang lain, yang tidak sesuai dengan pencapaian tujuan. Berdasarkan pengetahuan, tentang cara-cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dipengaruhi oleh kecerdasan dan energi yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Pengeluaran energi yang sebenarnya dengan satu cara yang cepat untuk mencapai tujuan. 2.1.10 Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa Pada tahun 1975, Melvin DeFleur dan Sandra Ball-Rokeach dalam Morissan (2013:515) mengemukakan gagasan mereka mengenai teori ketergantungan (dependency theory) yang membahas mengenai kekuatan media massa dalam mempengaruhi khalayak audiensi karena adaanya sifat ketergantungan audiensi terhadap isi media massa. Teori ketergantungan memiliki asumsi dasar bahwa pengaruh media ditentukan oleh hubungan antara sistem sosial yang lebih luas, peran media dalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 41 sistem tersebut dan hubungan khalayak dengan media. Dengan demikian menurut DeFleur dan Rokeach ketergantungan audiensi terhadap media bersifat integral yang mencakup tiga pihak yaitu: media, audiensi dan sistem sosial yang melingkupinya. Dalam hal ini, Rokeach dan DeFleur dalam mengemukakan gagasannya mengenai “teori ketergantungan” menekankan pada pendekatan sistem secara luas (Morissan, 2013:515-516). Sistem Sosial Sistem Media Audience Kognitif Afektif Konatif/behavioral Gambar 2.8 Model ini adalah ide umum dari teori ketergantungan. Sumber: Mohd. Rafiq (2012:6). Model ini menunjukan bahwa institusi sosial dan sistem media berinteraksi dengan audiens untuk menciptakan kebutuhan, minat dan motif. Hal ini, selanjutnya, mempengaruhi audiens untuk memilih beragam sumber media dan non-media yang selanjutnya dapat menghasilkan beragam ketergantungan. Sejalan dengan model tersebut, untuk mengetahui tingkat ketergantungan seseorang dapat dilihat dari intensitas pemanfaatan intenet. Menurut Horrigan dalam Hamka (2015:101) terdapat dua hal mendasar yang harus diamati, yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama/durasi menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet. The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of Technology dalam Hamka (2015:101) menggolongkan pengguna internet menjadi tiga kategori dengan berdasarkan pemanfaatan intensitas internet: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 42 Heavy users, pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per bulan (≥ 1,5 jam/hari) Jenis pengguna internet ini adalah salah satu ciri-ciri pengguna internet yang addicted . Medium users, pengguna internet yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan (20 menit - <1,5 jam/hari). Light users, pengguna internet yang menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan (0-20 menit/hari). Manusia yang bergantung pada segmen media tertentu akan terpengaruh secara kognitif, efektif, dan perilakunya oleh segmen tersebut (Nastria, 2016:28). Menurut Sendjaja dalam Bungin (2009:287) pembahasan lebih lanjut mengenai teori ini ditujukan pada jenis-jenis efek yang dapat dipelajari melalui teori ini. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/penjelasan nilai-nilai; b. Afektif; menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral; dan c. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan. 2.2 Kerangka Konsep Bungin dalam Kriyantono (2010:17) mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger, menyebut konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasikan hal-hal khusus. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 43 Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (Independent Variabel) Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih peneliti untuk menentukan hubbungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu: tingkat ketergantungan pengguna media sosial: Instagram dan Path. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas yaitu faktor yang muncul atau tidak muncul atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku komunikasi mahasiswa FISIP USU angkatan 2016. 3. Karakteristik responden. Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang dapat membedakannya dengan orang lain. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 44 Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut : Variabel Bebas (X) Tingkat Ketergantungan Variabel Terikat(Y) Pengguna Media Sosial: Perilaku Komunikasi Instagram dan Path Indikator: Indikator: Intensitas Penggunaan Media Sosial, yaitu: - Kognitif - Afektif - Konatif/Behavioral - Frekuensi Sumber: Rakhmat (2007:34) - Durasi - Isi - Fitur Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden: 1. Jenis Kelamin 2. Usia 19-20 Tahun 3. Mahasiswa Program Studi Sarjana FISIP USU Angkatan 2016 4. Pengguna Instagram dan Path Gambar 2.9 Kerangka Konsep Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 45 2.3 Variabel Penelitian Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka untuk memudahkan penelitian, perlu dibuat variabel operasional sebagai berikut: Tabel 2.1 Variabel Penelitian NO VARIABEL TEORITIS 1 Independent Variabel (X) Tingkat Ketergantungan Penggunaan Media Sosial: Instagram dan Path VARIABEL OPERASIONAL Intensitas Penggunaan: Frekuensi Durasi Isi Fitur 2 DependentVariabel (Y) Kognitif Perilaku Komunikasi Afektif Konatif/Behavioral 3 Karakteristik Responden Jenis Kelamin Usia Mahasiswa Program Studi Sarjana di FISIP USU angkatan 2016 Pengguna akun Instagram dan Path Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 46 2.4 Defenisi Operasional Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2011:46). Defenisi operasional dari varibel – variabel penelitian ini adalah: a) Variabel bebas (X) tentang tingkat ketergantungan pengguna media sosial: Instagram dan Path, yaitu: Frekuensi, yaitu kekerapan dalam penggunaan media sosial Instagram dan Path. Durasi, yaitu lamanya waktu dalam penggunaan media sosial. Isi, yaitu konten/informasi yang ada pada Instagram dan Path. Fitur, yaitu layanan aplikasi yang disajikan dalam Instagram dan Path. b) Variabel terikat (Y) tentang perilaku komunikasi, yaitu: Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/penjelasan nilai-nilai; Afektif; menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral; dan Konatif/Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 47 c) Karakteristik responden/variabel (Z) adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang dapat membedakannya dengan orang lain, seperti jenis kelamin, usia, pengguna media sosial Instagram dan Path. 2.5 HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara dalam rumusan penelitian. Hal ini dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan. Belum di dasarkan pada data-data yang ditemukan pada waktu pengumpulan data oleh penulis (Sugiyono, 2013:93). Hipotesis diterima apabila terdapat pengaruh tingkat ketergantungan pengguna media sosial: Instagram dan Path terhadap perilaku komunikasi di kalangan mahasiswa FISIP USU Angkatan 2016. Berikut adalah Hipotesis yang peneliti rumuskan: Ho: Tingkat ketergantungan pengguna media sosial: Instagram dan Path tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku komunikasi di kalangan mahasiswa FISIP USU Angkatan 2016. Ha: Tingkat ketergantungan pengguna media sosial: Instagram dan Path berpengaruh signifikan terhadap perilaku komunikasi di kalangan mahasiswa FISIP USU Angkatan 2016. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara