bab i pendahuluan - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan
harus bersaing untuk menghadapi perkembangan teknologi. Di era perkembangan zaman
yang semakin maju ini membuat manusia menuntut untuk diperhatikan lebih customized.
Terlebih lagi dalam hal pemenuhan kebutuhan, konsumen sekarang ini cenderung lebih
individualis dan menuntut sesuatu hal yang lebih bersifat pribadi ataupun personal. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut perusahaan dituntut mampu memahami keinginan dan
kebutuhan konsumen agar tetap survive. Diterima tidaknya produk yang dijual sangat
tergantung pada persepsi konsumen atas produk tersebut. Jika konsumen merasa produk
tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya pasti konsumen akan membeli produk
tersebut.
Di era ini manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan mobilitas yang sangat
tinggi. Seiring dengan hal ini kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi
merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena dengan adanya komunikasi, manusia dapat
melakukan interaksi dengan sesama manusia. Selain itu komunikasi juga diperlukan sebagai
proses sosialisasi dan pemenuh kebutuhan hidup, sehingga untuk dapat melancarkan proses
komunikasi tersebut maka diperlukan adanya suatu alat atau teknologi sebagai perantara
dalam media komunikasi pemasaran dan transaksi perdagangan. Pada masa sekarang ini
internet bisa diakses dimana saja dan kapan saja. Hal ini dikarenakan banyaknya akses yang
memungkinkan untuk menggunakan internet. Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet, jumlah pengguna internet, baik secara global maupun di Indonesia terus meningkat
tiap tahun. Berikut data yang dikutip dari Asosiasi penyelenggara jasa internet , mengenai
pertumbuhan pengguna internet.
1
2
Tabel 1.1
Pengguna internet di Indonesia
YEAR
Users
Population
% Pen.
GDP p.c.*
Usage Source
2000
2,000,000
206,264,595
1.0 %
US$ 570
ITU
2007
20,000,000
224,481,720
8.9 %
US$ 1,916
ITU
2008
25,000,000
237,512,355
10.5 %
US$ 2,238
APJII
2009
30,000,000
240,271,522
12.5 %
US$ 2,329
ITU
2010
30,000,000
242,968,342
12.3 %
US$ 2,858
ITU
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Apabila dilihat dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pengguna internet baik
secara global maupun nasional mengalami peningkatan yang cukup pesat. Hal ini jelas
menjadi sebuah potensi bisnis yang sangat menjajikan. Hal ini diperkuat dengan komposisi
pengguna internet. Menurut Yom dalam (tjiptono & diana,2007, h.16), kalangan pendidikan
tercatat sebagai pengguna paling banyak (59%), diikuti kalangan bisnis (21%), pemerintah
(14%) dan sisanya pengguna individual. Apabila dilihat dari jumlah pengguna dan komposisi
pengguna internet, bisnis benar-benar dapat berkembang di dunia maya. Pemasar
menggunakan media internet untuk perdagangan elektronik sebagai penyediaan kebutuhan
konsumen dan membangun bisnisnya melalui interaksi online. Salah satu fasilitas internet
yang dapat dimanfaatkan pemasar untuk menjual pakaian yaitu melalaui world wide web
(WWW) (Supriyanto,2005, hal 340).
Ada beberapa alasan mengapa semakin banyak orang berbelanja dan berusaha di
internet, seperti : Visa eCommerce Consumer, monitor-badan risat milik Visa, menemukan
empat jawaban berikut: pertama, sekitar 80% responden menyatakan waktu berbelanja online
lebih
fleksibel.
Kedua,
sebanyak
79%
responden
mengatakan
mereka
mudah
membandingkan harga sehingga bisa lebih berhemat. Ketiga, (78% responden) untuk
membanding-bandingkan produk. Yang terakhir (75% responden) untuk mencari barang
murah. (Kasali ,2011)
3
Manfaat online shopping untuk pembeli atau konsumen adalah sebagai berikut:
1. Kemudahan
Pelanggan dapat memesan produk 24 jam sehari dimana mereka berada. Mereka tidak
harus berkendara, mencari tempat parkir, dan berbelanja melewati gang yang panjang
untuk mencari dan memeriksa barang-barang. Dan mereka tidak harus berkendara ke toko,
hanya untuk menemukan bahwa barang yang dicari sudah habis.
2. Informasi
Pelanggan dapat memperoleh setumpuk
informasi komparatif tentang perusahaan,
produk, dan pesaing tanpa meninggalkan kantor atau rumah mereka. Mereka dapat
memusatkan perhatian pada kriteria objektif seperti harga, kualitas, kinerja, dan
ketersediaan.
3. Tingkat keterpaksaan yang lebih sedikit
Pelanggan tidak perlu menghadapi atau melayani bujukan dan faktor-faktor emosional.
Menurut Chandra (2000, h.64-65) dalam tulisan ilmiahnya yang berjudul “mengenal
konsumen di dunia digital : proses belanja konsumen melalui media internet”,menjelaskan
bahwa kekuatan terbesar dari internet yang membuatnya menjadi pilihan utama konsumen
dalam belanja masa depan ialah bahwa proses pencarian, evaluasi pilihan serta aktualisasi
belanja terjadi sangat cepat, nyaman, serta dilakukan di mana saja dan kapan saja. Proses
pencarian melalui internet dapat diperkuat dengan diskusi melalui chat atau news group
diantara sesama konsumen atau calon konsumen, kemudian proses evaluasi untuk
membanding-bandingkan serta membangun decision criteria, selanjutnya proses transaksi
pembelian.
Mudahnya memasarakan produk melalui internet, serta banyaknya manfaat yang
diberikan internet seperti jangkauan pasar yang lebih luas, biaya rendah,beroperasinya
internet selama 24 jam, dan memungkinkan komunikasi yang lebih dekat dan intens dengan
konsumen, sangat membangun pelaku bisnis untuk dapat meningkatkan penjualan mereka.
Ahli pemasaran Herman Kartajaya bahkan berpendapat bahwa pengusaha yang tidak
mempromosikan produknya melalui internet akan merugi dan tergeser. Karena menurutnya
melakukan komunikasi pemasaran melalui internet sangatlah efektif
Pasar konvensional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Begitu pula
bentuk pasar dalam dunia maya (internet) yang sering disebut e-Marketplace, berinteraksi
4
berbagai pelaku bisnis di dunia tanpa dibatasi oleh ruang (geografis) dan waktu (Indrajit,
2003:33). Berbagai produk dan jasa ditawarkan oleh penjual, sehingga menghasilkan suatu
nilai dan volume perdagangan yang tidak kalah dengan pasar konvensional.
Menurut survei yang dimuat dalam antaranews.com, dengan judul “Belanja Online
Indonesia Teratas”, survei dilakukan pada 3156 dari 6 wilayah e-commerce ( Cina, India,
Indonesia, Malaysia,Taiwan, dan Thailand). Indonesia menempati urutan tertinggi dalam
belanja online untuk agen perjalanan dan akomodasi perjalan (Antaranews.com). Dan
berdasarkan informasi dari situs internet worl stast ( 2008), jumlah pengguna internet di
Indonesia menduduki peringkat ke-5 di Asia. Data pertumbuhan internet di Indonesia
menunjukkan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengguna internet hanya 2.000.000 orang,
sedangkan pada tahun 2008 jumlah tersebut meningkat secara drastis menjadi 25.000.000
orang. Peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia cukup menjanjikan untuk
pertumbuhan sebuah perdagangan online yang memiliki peluang yang cukup besar (Ismail,
2009). Hal ini menunjukkan tingginya antuiasme masyarakat dalam pembelanjaan secara
online.
Trend belanja online
mulai diminati karena proses belanja yang tidak serumit
keputusan pembelian melalui offline. Belanja online memang memudahkan dan menghemat
waktu,biaya dibandingkan belanja langsung. Potensi internet sebagai media pemasaran dan
perdagangan telah banyak dibicarakan, khususnya oleh para pemain dalam bidang
pemasaran. Pembicaraan tersebut menghasilkan suatu pandangan mengenai perdagangan
elektronik, khususnya perdagangan elektronik melalui internet, sehingga menyebabkan
seseorang melakukan preferensi belanja online. Preferensi belanja online adalah
kecenderungan seseorang untuk melakukan pembelian melalui internet (Levin et.al, 2005:
284). Kecenderungan yang dimaksud adalah pengalaman melalui proses pembelian dari tahap
pencarian (search stage) sampai pada tahap keputusan pembelian, bukan saja niat untuk
melakukan pembelian online. Secara spesifik pada proses pembelian konsumen, preferensi
belanja online, terletak pada tahap evaluasi alternatif, karena pada tahap ini konsumen
mengadakan pemilihan atribut-atribut produk (Kotler, 2003: 209).
Preferrensi ini dapat
terbentuk melalui pola pikir konsumen yang didasari oleh beberapa alasan, antara lain
(Bilson, 2004:87) :
1. Pengalaman yang diperoleh sebelumnya
5
Konsumen merasakan kepuasan dalam membeli produk ini dan merasakan kecocokan
dalam
mengkonsumsi produk yang dibelinya. Maka konsumen akan terus memakai
merek produk tersebut, sehingga konsumen mengambil keputusan untuk membeli.
2. Kepercayaan turun-menurun
Dikarenakan kebiasaan keluarga menggunakan produk tersebut, setia terhadap produk
yang selalu dipakainya karena merasakan manfaat dalam pemakaian produk tersebut,
sehinga konsumen mendapatkan kepuasan dan manfaat dari produk yang dibeli.
Menurut Ferdinand ( 2004 ), orientasi pelanggan dan orientasi smart-working (kerja
cerdas) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja penjualan. Sementara Cravens (2001)
menegaskan bahwa promosi penjualan mempunyai pengaruh sangat penting di dalam
menentukan volume penjualan dimana menentukan pula kinerja penjualan. Semakin sering
perusahaan mengeluarkan promosi maka informasi yang didapat akan semakin cepat
diterima. Antusiasme masyarakat juga ditunjukkan pada pembelanjaan produk fashion,
rumah tangga, eletronik, dan buku. Produk fashion erat kaitannya dengan gaya hidup.
Melalui fashion, seseorang dapat melanjutkan kepribadian bahkan status sosial mereka.
Fashion juga dapat diartikan sebagai sebuah seni dalam memadukan bentuk serta warna.
Produk fashion tidak hanya identik dengan pakaian, aksesoris, tas, topi, dan sepatu. Penelitian
yang dilakukan Kim (2004) “predicting online purchase intentions for clothing product”,
menjelaskan bahwa banyak konsumen yang membuat keputusan membeli baju, perhiasan
atau aksesoris melalui online shop (Europian Journal of Marketing, 2011).
Dengan penawaran promosi penjualan yang dilakukan pedagang dapat menarik minat
beli konsumen dan itu juga bisa dipengaruhi dengan gaya hidup konsumen. Apakah
konsumen termasuk orang yang konsumtif dalam berbelanja produk fashion.Transaksi yang
dilakukan oleh konsumen untuk membeli produk secara online berbeda dengan membeli
secara konvensional. Untuk mengorder atau memesan produk secara online, dapat digunakan
email,
order
form,handphone,
blackberry.
Pembayaran
dilakukan
secara
online,menggunakan credit card, dan transfer melalui atm. Pembelian online tidak hanya
mempertimbangkan harga pokok barang tetapi juga mempertimbangkan ongkos pengiriman
barang.
Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh online shop, diharapkan
konsumen mendapatkan layanan yang memuaskan. Kotler menyatakan kepuasan konsumen
merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia
rasakan dibandingkan dengan harapannya.Penggunaan online shop dikalangan masyarakat
6
saat ini memberi perubahan belanja yang awalnya harus berdesak-desakan di pasar menjadi
satu hal baru dan praktis, dan makin merebaknya berbagai macam media sosial seperti
facebook, twitter, blackberry messenger dan blog membuat penjual harus merubah strategi
dalam
menjual
barang
dagangannya,
maka
online
shop
pun
menjadi
pilihan
pelanggan.Pelanggan yang dapat dijangkau oleh online-shop ini sangat tidak terbatas dan
dalam bisnis online shop tidak perlu memproduksi sendiri barang yang mereka jual, mereka
juga menggunakan media internet untuk memperoleh barang yang akan dijual, tidak dari
lingkungan sekitar, tapi bisa dari tempat lain yang belum pernah mereka kunjungi.
Promosi penjualan produk fashio dalam jejaring sosial belum dapat dipastikan
adanya pengaruh terhadap minat beli konsumen, serta dengan adanya gaya hidup konsumen
sehari-hari terhadap produk yang ditawarkan, apakah mampu meningkatkan atau malah
menurunkan promosi penjualan terhadap minat beli. Berdasarkan pemaparan di atas
dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Minat Beli Produk
Fashion dengan Gaya Hidup sebagai variabel Moderator (Survei Konsumen Pada Jejaring
Sosial)”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang permasalah dapat diajukan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1.
a. Bagaimana penilaian konsumen terhadap promosi penjualan produk fashion melalui
jejaring sosial
b. Bagaimana gaya hidup konsumen untuk mengkonsumsi produk fashion yang dijual
melalui jejaring sosial
c. Bagaimana minat beli konsumen terhadap produk fashion yang
dijual melalui
jejaring sosial
2.
Seberapa besar pengaruh promosi penjualan terhadap minat beli produk fashion
yang dijual melalui jejaring sosial
3.
Apakah dengan adanya variabel gaya hidup konsumen dapat meningkatkan atau
menurunkan promosi penjualan terhadap minat beli konsumen
7
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap promosi penjualan produk fashion
dijual melalui jejaring sosial
2. Untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap produk fashion yang dijual melalui
jejaring sosial di Indonesia
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh promosi penjualan terhadap minat beli dengan
gaya hidup sebagai variabel moderator.
1.4
Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan hasilnya akan memberikan manfaat yang berarti
bagi sesama pihak, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran khususnya
mengenai pengaruh promosi penjualan terhadap minat beli dengan gaya hidup sebagai
variabel moderat, serta dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan
ilmu pemasaran.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan motivasi dan masukan
bagi usaha-usaha bisnis fashion dengan menggunakan media online di Bandung ataupun
di luar Bandung untuk dapat meningkatkan penjualannya dan juga agar dapat terus
bertahan di pasar sebagai salah satu kekuatan perekonomian di Indonesia.
Download