TEORI KEBENARAN

advertisement
KEBEBASAN
&
TANGGUNG JAWAB MUATAN PESAN
A. Pengertian Kebebasan
Kebebasan adalah kemampuan manusia untuk
menentukan dirinya sendiri. Ia ada sebagai
konsekuensi dari adanya potensi manusia untuk
dapat berpikir dan berkehendak.



Menurut
Aristotoles,
anima
intelektiva
memungkinkan
manusia
untuk
berpikir,
berkehendak, dan punya kesadaran.
Kebebasan dan tanggung jawab muatan pesan
sebagai etika komunikasi kadangkala masih
bersifat kontradiktif dalam implementasinya.
Padahal, kebebasan bukanlah lawan dari
tanggung jawab, begitu sebaliknya. Seseorang
tidak akan kehilangan kebebasannya hanya
karena ia menerapkan tanggung jawab.
B. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kemampuan
manusia yang menyadari bahwa seluruh
tindakannya selalu mempunyai
konsekuensi. Perbuatan tidak bertanggung
jawab, adalah perbuatan yang didasarkan
pada pengetahuan dan kesadaran yang
seharusnya dilakukan tapi tidak dilakukan
juga.


Menurut Prof. Burhan Bungin [2006: 43], tanggung
jawab merupakan restriksi [pembatasan] dari
kebebasan yang dimilik oleh manusia, tanpa
mengurangi kebebasan itu sendiri. Tidak ada yang
membatasi kebebasan seseorang, kecuali
kebebasan orang lain.
Jika kita bebas berbuat, maka orang lain juga
memiliki hak untuk bebas dari konsekuensi
pelaksanaan kebebasan kita. Dengan demikian
kebebasan manusia harus dikelola agar tidak
terjadi kekacauan.
KEBEBASAN
&
TANGGUNG JAWAB MUATAN PESAN
ISU MORAL


Masyarakat sangat sensitif terhadap isi
pesan yang disampaikan. Terutama bila
pesan tersebut mengandung unsur yang
bertentangan dengan norma yang ada di
masyarakat.
Ada tiga isu pokok antara kebebasan dan
tanggung jawab mutan pesan, yakni [1]
pornografi, [2] pesan yang mengganggu dan
menimbulkan shock, dan [3] pesan yang
menghina SARA.
1. PORNOGRAFI

Pornografi meliputi pornoteks, pornosuara,
pornoaksi, porno media dan cyberporn.
Namun demikian saat ini terjadi pergeseran
konsep pornografi serta ambiguitas definisi
pornografi. Pergeseran meliputi perubahan
dan relativitas batasan kepornoan,
sedangkan ambiguitas menunjuk pada
inkonsistensi pelabelan kepornoan untuk dua
hal yang sama serta sejenis.
Good Magazine merilis statistik pornografi:








Setiap detiknya 28.258 pengguna internet melihat
pornogafi.
Setiap detiknya $89.00 dihabiskan untuk pornografi di
internet.
Setiap harinya 266 situs porno baru muncul.
Kata “sex” adalah kata yang paling banyak dicari di
internet.
Pendapatan US dari pornografi di internet tahun 2006
mencapai $2.84 milyar.
Diperkirakan kini ada 372 juta halaman website pornografi.
Website pornografi diproduksi 3% oleh Inggris, 4% oleh
Jerman, dan 89% oleh Amerika Serikat.
Negara-negara y[ang melarang pornografi: Saudi Arabia,
Iran, Bahrain, Mesir, Uni Emirat Arab, Kuwait, Malaysia,
Indonesia, Singapura, Kenya, India, Kuba, dan Cina.


Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pertentangan antara tekanana kebebasan dan
tanggung jawab sosial mesti diletakkan secara
bersama.
Melulu mengikuti tekanan kebebasan akan
menghilangkan fungsi komunikasi itu sendiri,
sebaliknya menafikan faktor kebebasan dalam
komunikasi kekinian juga bukanlah pilihan yang
realistis. Maka, disinilah perlunya pendekatan etis
atas relasi konfliktuil tersebut.
Komodifikasi pornografi

Produk komunikasi yang dikategorikan porno
kemudian dikemas sedemikian rupa
sehingga terlihat pantas untuk dijadikan
sebagai komoditas yang dijual ke publik,
seperti majalah "Playboy".


Di negara maju seperti Amerika Serikat
misalnya, definisi kepornoan mengalami
kemajuan dengan memasukkan indecency
[pesan tidak sopan] sebagai kepornoan.
Contoh kasus Justin Timberlake ketika
berduet dengan Janet Jackson [2004] yang
terlalu ekspresif menarik korset Janet,
sehingga ujung payudara Janet terlihat. FCC
kemudian mengusut media yang
bersangkutan yakni CBS dan MTV.
2. PESAN YANG MENGGUNCANG
ATAU MENIMBULKAN SHOCK
1. Pesan yang menyerang. Contoh: Amin Rais
mengatakan bahwa pada tahun 2004 semua
pasangan calon presiden menerima kucuran
dana dari DKP, termasuk SBY.
2. Pesan yang membunuh karakter seseorang.
3. Visualisasi yang mengguncang.
Contohnya adalah foto pemenang Pultizer
tahun 2004.
4. Kekerasan dan sadisme. Contohnya adalah
acar televisi Smackdown yang ditayangkan
Lativi. Banyaknya anak SD yang tewas
karena mempraktekkan gerakan-gerakan
Smackdown.
5. Pesan tentang mistik dan tahayul. Contoh
isu dukun santet yang beberapa waktu lalu
menghembus di Sukabumi yang berujung
pada kematian.
3. PESAN YANG MENGHINA SARA


Pesan yang menghina SARA misalnya adalah
kartun Nabi Muhammad dan film Fitna yang
beberapa waktu lalu mengguncang dunia. Tidak
hanya di Islam, kontroversi juga terjadi di kalangan
Nasrani yakni dalam Film “Davinci Code”, "The
Last Temptation of Christ" dan "Ten
Commendements".
Khusus dalam pesan yang menghina SARA,
keberatan dan tuntutan hukum selain ditujukan
kepada pihak yang memproduksi pesan, juga
dapat diajukan pada pihak yang mereproduksi
pesan.
Mencari Batasan Moral
1. Harm principle.
 Menurut prinsip ini kebebasan individu layak dibatasi untuk
mencegah terjadinya tindakan menyakiti orang lain.
2. Paternalism principle
 Menurut prinsip ini media sangat berpengaruh terhadap
masyarakat. Kita menjadi apa yang kita baca/tonton. Karenanya
muatan pesan media harus dikontrol.
3. Moralism principle.
 Menurut prinsip ini baik tidaknya moral ditentukan oleh
masyarakat, bukan oleh individu.
4. Offense principle.
 Menurut prinsip ini penyampain pesan tidak boleh menimbulkan
rasa malu, kegelisahan dan kebingungan bagi orang lain.
Download