BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor infrastruktur terus

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor infrastruktur terus berkembang dalam menunjang pertumbuhan
ekonomi
dan
sektor-sektor
lain.
Pembangunan
infrastruktur
meliputi
pembangunan bangunan sarana dan prasarana termasuk pembangunan gedunggedung, pabrik, sarana transportasi baik darat, air, dan udara, dan lain-lain.
Khususnya pada pembangunan sarana transportasi terus ditingkatkan untuk
memenuhi kebutuhan masysrakat.
Salah satu proyek sarana transportasi adalah pembangunan jalan.
Proyek
pembangunan jalan dapat berupa pembangunan jalan baru atau perbaikan atau
rehabilitasi jalan. Proyek pembangunan jalan biasanya mempuyai nilai proyek
yang besar, melibatkan banyak tenaga kerja, alat-alat berat dan dikerjakan pada
areal dengan kondisi yang terbuka, sehingga banyak terdapat kondisi berbahaya.
Bahaya pada proyek pembangunan jalan antara lain risiko tertabrak oleh arus lalu
lintas di sekitar proyek, terkena agregat panas, tertimpa batu saat penggalian,
terkena alat kerja, dan lain-lain.
Pemerintah mengeluarkan peraturan tentang keselamatan kerja melalui
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 01/Men/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. Peraturan tersebut
mengatur bahwa setiap perusahaan harus menjalankan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SMK3. Pada intinya SMK3 adalah bagian
dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
Pemerintah melalui peraturan yang lebih baru, yaitu Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum, mengatur bahwa pada setiap penyelenggaraan proyek
konstruksi penyedia jasa diwajibkan membuat RK3K atau Rencana K3 Kontrak.
1
Peraturan Pemerintah tersebut dalam isinya tidak dijelaskan lebih ekspilisit
siapa penyedia jasa yang dimaksud, namun dalam praktek biasanya kontraktor
yang diwajibkan membuat RK3K. RK3K adalah suatu dokumen rencana
penyelenggaraan K3 pada pekerjaan konstruksi bidang pekerjaan umum, yang
berisi identifikasi potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan
memberikan antisipasi pencegahan kecelakaan kerja.
RK3K dibuat dengan harapan agar proyek dapat terselenggara dengan
memperhatikan aspek K3 dengan lebih baik. Namun terdapat indikasi bahwa
penerapan K3 dalam penyelenggaraan proyek konstruksi masih rendah. Hal ini
dapat terlihat dari masih tingginya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi. Dari
data angka kecelakaan kerja pada kurun waktu lima tahun terakhir tercatat
besarnya kecelakaan kerja pada tahun 2007 sebanyak 83.714 kasus, tahun 2008
sebanyak 94.736 kasus, tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus, tahun 2010 sebanyak
98.711 kasus, dan pada tahun 2011 mencapai 99.491 kasus. Jumlah tersebut
meningkat dibanding tahun sebelumnya (Sumber : nasional.inilah.com ).
Termasuk dalam penerapan dokumen RK3K masih banyak digunakan hanya
sebagai pelengkap persyaratan kontrak saja dan belum dijadikan pedoman
sesungguhnya pada saat pelaksanaan proyek konstuksi berlangsung.
1.2. Rumusan Masalah
RK3K sudah menjadi persyaratan yang harus dipenuhi oleh kontraktor
sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Setiap kontraktor harus membuat RK3K
sebelum memulai pekerjaan. RK3K pada intinya berisi rencana K3 kontraktor
dalam mengerjakan proyek, berupa identifikasi potensi bahaya dan antisipasi
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. RK3K dengan demikian merupakan
dokumen yang penting yang harus dibuat dengan benar. Saat ini belum tersedia
format atau standar dokumen RK3K, termasuk tidak disebutkan dalam Permen
PU tersebut. Untuk itu penelitian ini akan mengkaji bagaimana isi dokumen
RK3K yang dibuat oleh kontraktor, khususnya pada proyek jalan.
2
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengkaji dokumen RK3K kontraktor untuk mempelajari isi, format dan
kesesuain terhadap perencanaan K3 menurut referensi yang ada
2. Mengkaji penerapan RK3K dilapangan dari proyek dalam studi kasus
3. Memberi usulan perbaikan terhadap dokumen RK3K yang lebih baik.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah:
1. Memberikan
pengetahuan
tentang
penyusunan
rencana
kerja
yg
memperhatikan aspek K3.
2. Memberi masukan permasalahan yang dihadapi dilapangan dalam penyusunan
dan penerpana RK3K.
1.5. Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan berdasarkan studi kasus pada dua proyek
pembangunan jalan di Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu pada proyek
rekonstruksi jalan dan proyek pemeliharaan jalan.
3
Download