studi manajemen pelaksanaan konstruksi pltm

advertisement
STUDI MANAJEMEN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PLTM LODAGUNG
KECAMATAN SUTOJAYAN KABUPATEN BLITAR DENGAN
MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT MANAGER 2013
Nita Berlian Rosyida1, Pitojo Tri Juwono2, Anggara Winoyo Wit Saputra2
1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
1
Email: [email protected]
ABSTRAK
Suatu proyek dapat dikatakan berhasil dengan baik apabila ditinjau dari segi
ekonomis, proyek tersebut dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain,
proyek dapat terhindar dari segala macam pemborosan yang nantinya dapat berpengaruh
pada keuntungan yang ingin dicapai. Salah satu hal yang dapat menyebabkan timbulnya
pemborosan tersebut adalah lamanya durasi pelaksanaan proyek. Untuk mencapai hasil
proyek konstruksi yang optimal dalam hal efisien waktu, biaya dan tenaga kerja maka
penulis menerapkan program Microsoft Project 2013 untuk membantu perencanaan,
penjadwalan yang sangat mendukung proses administrasi proyek. Dalam melakukan
efisiensi waktu ada dua alternatif yaitu penambahan tenaga kerja dan alat berat. Durasi
normal proyek yaitu 18 bulan sedangkan hasil dari alternatif percepatan durasi proyek
menjadi 15 bulan, dari alternatif penambahan tenaga kerja penurunan biaya sebesar Rp.
23,008,298,569 dan penambahan alat berat sebesar Rp. 22,863,264,420 Berdasarkan hasil
analisis dapat diketahui bahwa percepatan durasi dari kedua alternatif tersebut adalah 12 %
dari durasi normal, namun menghasilkan penurunan biaya yang berbeda. Penurunan biaya
terjadi diakibatkan karena adanya analisa koefisien harga satuan pekerjaan yang dilakukan,
yang akan berpengaruh pada nilai harga satuan pada proyek PLTM ini.
Kata kunci: Efisiensi, penjadwalan, tenaga kerja, alat berat, Microsoft Project 2013
ABSTRACT
A project considered as a success if viewed from how this project run in effective
and efficient economically. In other hand, the project may spared from all kind of wasteful
that have impact on the profits to be achieved. One thing cause the wasteful is project time
duration. To reach the optimal result of the construction project in case the time efficient,
cost, and the labor, so that author implement a program called Microsoft Project 2013 to
support the planning and scheduling that most affect on project administration. In case to
realize the project time efficient there are two alternative ways: increase the number of
labor and tool. Project normal duration is about 18 month whereas the result of
alternative acceleration project, duration become 15 month, through the addition of
alternative labor, cost decreased about Rp. 23,008,298,569 and about Rp. 22,863,264,420
from addition of tools. Based on analysis result showed that the acceleration duration of
both alternatif is 12 % from nomal duration, however showed the different decreasing cost.
The cost decreased caused by coefficient analysis of unit price, that will affect the value of
unit price in this PLTM project.
Keywords: Efficiency, Scheduling, Labor,Tool, Microsoft Project 2013
PENDAHULUAN
Listrik merupakan salah satu jenis
energi yang paling banyak digunakan saat
ini, karena memiliki berbagai fungsi dan
kemudahan dalam mengkonversikannya
menjadi energi lain. Hal ini membuat
banyak negara di dunia termasuk
indonesia
mencari
cara
dalam
pemanfaatan energi untuk menambah
pasokan listriknya guna memenuhi
kebutuhan akan energi listrik. Energi
listrik merupakan kebutuhan mutlak bagi
aktivitas keseharian masyarakat, terutama
untuk kebutuhan rumah tangga, sektor
usaha dan industri. Sehingga permintaan
akan pembangkit listrik sangat besar.
Proyek pada umumnya memiliki
batas waktu (deadline), artinya proyek
harus diselesaikan sebelum atau tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Berkaitan dengan masalah proyek ini
maka keberhasilan pelaksanaan sebuah
proyek tepat pada waktunya merupakan
tujuan yang penting baik untuk pemilik
proyek maupun kontraktor. Demi
kelancaran jalannya sebuah proyek
dibutuhkan manajemen yang akan
mengelola proyek dari awal hingga
proyek berakhir, yaitu manajemen
proyek. Manajemen proyek mempunyai
sifat istimewa, diaman waktu kerja
manajemen dibatasi oleh jadwal yang
telah ditentukan.
Proyek PLTM (Pembangkit Listrik
Tenaga
Minihidro)
mempunyai
karateristik yang berbeda dari proyek
industri. Dengan adanya karateristik yang
berbeda tersebut, maka proyek ini
memiliki konsekwensi perlunya teknik
atau manajemen yang lebih fleksibel agar
dapat di aplikasikan dalam berbagai jenis
proyek. Dalam suatu pekerjaan pada
aktivitas-aktivitas
proyek
terdapat
beerbagai macam jenis pekerjaan yang
harus dilaksanakan. Oleh karenanya,
diperlukan suatu manajemen dalam
pengaturan sumber daya (material,
peralatan, sumber daya manusia) dan
waktu pengerjaan.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Studi
Lokasi proyek PLTM Lodagung
terletak di Saluran Irigasi Lodagung di
Desa Jegu, Kecamatan Sutojayan,
Kabupaten Blitar, dalam kawasan
Bendungan Wlingi dengan kondisi
topografi yang relatif datar dan mudah
dijangkau. PLTM Lodagung merupakan
pengembangan pembangkit listrik yang
memanfaatkan Saluran Irigasi Lodagung.
Untuk menuju PLTM Lodagung bisa dari
beberapa jurusan melalui jalan provinsi
dan jalan kabupaten, yaitu: dari Surabaya
ke Malang = 89 km (± 2,5 jam), Malang
ke Blitar = 78 km (± 1,5-2 jam),
sedangkan dari arah Blitar menuju
Bendungan Wlingi bisa ditempuh dalam
waktu ± 30 menit dengan jarak ± 10 km.
Gambar 1. Lokasi Daerah Studi
Metode Pengumpulan Data
Data atau informasi dari suatu
pelaksanaan proyek konstruksi yang
sangat bermanfaat untuk evaluasi waktu
dan biaya secara keseluruhan adalah data
sekunder yaitu data dari instansi terkait
yang menangani proyek tersebut, seperti
dibawah ini:
1. Data Kontrak yang meliputi:
 Data Jenis dan Volume Pekerjaan
 Data Waktu Penyelesaian Proyek
 Rekapitulasi Biaya Proyek secara
Keseluruhan
2. Data Teknis PLTM Lodagung
 Bangunan Pengambilan




Pipa Pesat (Penstock)
Powerhouse dan Tailrace
Hydromekanikal
Peta Daerah Kajian Proyek
Tahapan Analisa Data
Tahapan analisa dan perhitungan
yang dilakukan pada studi ini adalah
sebagai berikut:
1. Menghitung biaya produktivitas alat
berat yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi teknis dari masing-masing
arah.
2. Menentukan
besarnya
durasi
pekerjaan
untuk
masing-masing
pekerjaan.
3. Menghitung analisa harga satuan
pekerjaan untuk mengetahui berapa
besar biaya yang diperlukan pada
proyek ini.
4. Menghitung kebutuhan sumber daya
manusia aupun material.
5. Menentukan logika ketergantungan
pada tiap-tiap kegiatan proyek.
6. Membuat jadwal pelaksanaan proyek
secara keseluruhan (Kurva S).
7. Rescheduling
Proyek
dengan
menggunakan program Microsoft
Project Manager 2013
8. Mempercepat waktu dengan dua
alternatif yaitu penambahan tenaga
kerja dan alat berat, setelah itu
dibandingkan hasil dari masingmasing percepatan.
9. Levelling sumber daya, agar tidak
terjadi fluktuasi SDM yang berlebihan
pada pelaksanaan proyek.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rencana Kerja Pelaksanaan Proyek
Fungsi pertama dari perencanaan dan
logika
jaringan
pekerjaan
adalah
menentukan waktu optimal yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
Proyek yang ditinjau dalam penelitian ini
adalah Proyek Pelaksanaan Konstruksi
PLTM Lodagung dengan nilai kontrak
sebesar Rp. 23,202,463,098 dan waktu
pelaksanaan selama 18 bulan.
analisa percepatan waktu proyek dengan
alternatif menambah tenaga kerja,
menambah alat jumlah alat berat dan
dengan metode pelaksanaan yaitu
mengatur metode pelaksanaan yang lebih
besar dan cepat dengan menggunakan
program Microsoft Project Manager
2013 yang menghasilkan Jaringan Kerja
(Network Planning).
Perhitungan Alat Berat
Perhitungan
produktivitas
alat
digunakan untuk mendapatkan besarnya
kapasitas produksi alat yang digunakan
dalam pelaksanaan proyek. Dalam kajian
ini tidak semua alat yang digunakan akan
dihitung
besar
produktivitasnya,
melainkan untuk alat-alat pokok saja.
Analisa Harga Satuan
Harga satuan pekerjaan merupakan
faktor yang sangat berpengaruh besar
terhadap besar atau kecil biaya yang
dikeluarkan. Untuk mendapatkan jumlah
dari analisa harga satuan adalah dengan
perkalian antara koefisien pekerjaan
dengan upah dari pekerjaan itu sendiri,
koefisien pekerjaan dan upah pekerjaan
didapatkan dari HSP Blitar tahun 2016.
Analisa Kebutuhan Sumber Daya
Perhitungan kebutuhan sumber daya
untuk mengetahui besarnya kebutuhan
sumber daya setiap harinya. Dari
perhitungan sumber daya terpakai dapat
dianalisa
besarnya
peningkatan
penggunanaan sumber daya selama
pelaksanaan
proyek.
Jika
terjadi
peningkatan penggunaan sumber daya
yang berlebihan dapat diantisipasi dengan
melakukan
levelling,
sehingga
diharapkan selama pelaksanaan proyek
kebutuhan sumber daya yang sama
cenderung konstan dari waktu ke waktu.
Hubungan Ketergantungan antar
Pekerjaan
Hubungan
ketergantungan
atau
Logika ketergantungan dalam proyek
pelaksanaan PLTM ini tidak semua sama.
Ada pekerjaan yang mulai atau selesai
bersamaan. Ada pula pekerjaan yang
dimulai setelah beberapa hari pekerjaan
yang lainnya selesai. Sehingga hubungan
ketergantungan antar pekerjaan pada
proyek ini adalah hubungan predecessor
yaitu
hubungan
antar
aktivitas
sebelumnya.
Tabel 1. Logika Ketergantungan
Penjadwalan dengan Microsoft Project
Manager 2013
Data penjadwalan yang telah dibuat
dalam Ms.Project, diperoleh data berupa
diagram balok saja tetapi belum diketahui
logika ketergantungan setiap pekerjaan
satu dengan yang lain. Jaringan kerja
yang dibuat sedemikian rupa, tetapi tidak
mengubah posisi kegiatan yang kita dapat
dari penjadwalan proyek itu sendiri. Atau
dengan kata lain awal dan akhir
pelaksanaan kegiatan pada penjadwalan
yang kita buat sama dengan penjadwalan
asli yang didapat dari proyek tersebut.
Untuk melihat hasil penjadwalan
menggunakan
Microsoft
Project
Manager 2013 lebih lengkapnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Setelah
menentukan
logika
ketergantungan,
data
ini
akan
dimasukkan
ke
dalam
program
Ms.Project 2013 setelah data masuk
secara otomatis akan muncul jalur kritis
pada beberapa pekerjaan.
Analisis Anggaran Biaya Proyek
Rencana pengeluaran biaya proyek
yang didalamnya terdiri dari perincian
macam pekerjaan, dapat diketahui dengan
mengalikan volume total setiap pekerjaan
dengan jumlah satuan harga tiap
pekerjaan, sehingga total biaya setiap
pekerjaan dapat diketahui.
Menurut laporan rencana anggaran
biaya yang dibuat oleh kontraktor, biaya
normal
proyek
adalah
Rp.
23,202,463,098,
dengan
melakukan
percepatan (crashing) dengan alternatif
penambahan tenaga kerja mendapatkan
total biaya proyek sebesar Rp.
20,916,635,063 total biaya tersebut
belum termasuk pajak 10 %. Biaya total
setelah pajak sebesar Rp.23,008,298,569.
sedangkan biaya total proyek yang
dihasilkan dalam alternatif penambahan
produksi alat berat sebesar Rp.
20,784,785,837 dan biaya total setelah
pajak sebesar Rp. 22,863,276,379
Gambar 2. Penjadwalan dengan
Microsoft Project Manager 2013
Dari gambar diatas dapat dilihat
jaringan kerja yang telah dibuat, kita
dapat membuat lintasan kritis dan non
kritis. Dimana akan terlihat kegiatan
mana saja yang memiliki float, yang
nantinya akan dilakukan percepatan.
Analisa Percepatan Durasi Proyek
Analisa Percepatan durasi proyek
bertujuan untuk memenuhi 3 sasaran
awal proyek yaitu jadwal (durasi),
anggaran, dan tenaga kerja. Alternatif
yang digunakan pada proyek ini yaitu
dengan penambahan tenaga kerja (man
power) pada lintasan kritis pekerjaan dan
penambahan alat berat pada beberapa
kegiatan proyek. Setelah reschedule pada
durasi normal, biaya yang dikeluarkan
lebih rendah dari biaya awal proyek.
Tabel 2. Lintasan Kritis Durasi Normal
Alternatif Percepatan
Dalam percepatan proyek dilakukan
dengan pengamatan lokasi produksi,
kebutuhan tenaga kerja dan produksi alat
berat dari masing-masing pekerjaan serta
kebutuhan alat dan tenaga kerja yang
diperlukan. Alternatif percepatan sebagai
berikut:
1. Penambahan Tenaga kerja
Dengan alternatif penambahan tenaga
kerja ini hanya berlaku pada kegiatankegiatan yang berada pada lintasan
kritis karena kegiatan pada lintasan
kritis adalah kegiatan yang tidak boleh
tertunda. Maka diambil beberapa
kegiatan pada lintasan kritis yang
didapat dari penjadwalan kegiatan
normal.
Contoh
perhitungan
produktivitas durasi yang dipercepat
dibawah ini:
Pekerjaan Bangunan Penstock, Galian
Tanah Biasa:
Volume (dari RAB) : 2,632.68 m3
Produktivitas per Hari : 175.51
Jumlah Pekerja : 1 group ( 1 mandor,
11 pekerja)
Durasi (hari) : 2,632.68 = 15 hari
40.556 x 1
Tabel 3. Hasil Produktivitas pada
Alternatif Percepatan
2. Penambahan Alat Berat
Percepatan penyelesaian proyek dapat
juga
dilakukan
dengan
cara
menambahkan produksi alat berat
pada beberapa pekerjaan-pekerjaan
tertentu. Semakin besar produksi suatu
alat maka koefisien yang dihasilkan
semakin kecil, pada alternatif ini
koefisiennya semakin kecil oleh
karena itu harga dari penambahan
produksi alat pun bisa dikatakan
optimal.
Contoh
perhitungan
produktivitas penambahan alat berat
seperti dibawah ini:
Dalam pekerjaan Galian Tanah Biasa
digunakan 3 Excavator 80-140 Hp,
sehingga:
 Kapasitas Produksi/1 unit
(Q1)
= V x Fb x Fa x60
Ts1xFk
= 0.93x0.90x0.83x60
1.00x1.20
= 77.190 m3/Jam
 Kapasitas Produksi m3/Jam
= 3 x 77.190 = 231.570 m3/Jam
 Waktu Kerja
= Produktifitas Alat
Volume
= 231.570 = 87.983 Jam
2,632
Tabel 4. Penambahan Produksi Alat
Berat
Setelah dilakukan penambahan alat
setelah itu dimasukkan ke dalam program
Microsoft Project Manager, total durasi
pekerjaan penambahan alat berat ini
diasumsikan sama dengan durasi
penambahan tenaga kerja dengan cara
meninjau kapasitas produksi alat berat
untuk setiap volume pekerjaan.
Analisa Kegiatan Setelah Percepatan
Setelah diketahui susunan jaringan
kerja proyek dan durasi kegiatan pada
lintasan kritis dipercepat. Maka didapat
lintasan kritis dan durasi kegiatan baru
dari alternatif penambahan tenaga kerja
dan penambahan produksi alat berat
sebagai berikut:
Tabel 5. Perubahan Durasi setelah
Dipercepat
Tabel 6. Perubahan Lintasan Kritis
setelah Dipercepat
Evaluasi Perubahan Waktu dan Biaya
Dari penyusunan rencana kerja,
didapat nilai anggaran pelaksanaan
proyek yang lebih kecil dibandingkan
dengan anggaran proyek awal. Besarnya
perbedaan anggaran pelaksanaan proyek
antara durasi awal dan durasi dipercepat
dengan acuan alternatif penambahan
tenaga
kerja
adalah
sebesar
Rp.194,164,528
dan
alternatif
penambahan alat berat sebesar Rp.
339,198,667 dari anggaran pelaksanaan
yang dipercepat. Berdasarkan tabel
dibawah
dapat
dilihat
terjadinya
pemendekan
durasi
pelaksanaan
pekerjaan dari 18 bulan menjadi 15 bulan
dan penurunan biaya pada alternatif yang
digunakan, yang diakibatkan karena
adanya analisa koefisien harga satuan
pekerjaan yang dilakukan, yang akan
berpengaruh pada nilai harga satuan yang
bersangkutan. Akumulasi dari perbedaan
harga
satuan
beberapa
pekerjaan
menyebabkan
timbulnya
perbedaan
Anggaran Pelaksanaan Proyek secara
keseluruhan.
Tabel 7. Perbandingan Biaya Waktu Normal dengan Waktu yang Dipercepat
Durasi (Bulan)
Biaya (Rupiah)
Alternatif
Normal
Percepatan
Normal
Percepatan
Penambahan Tenaga Kerja
18 Bulan
15 Bulan
Rp. 23,202,463,098
Rp. 23,008,298,569
Penambahan Alat Berat
18 Bulan
15 Bulan
Rp. 23,202,463,098
Rp. 22,863,276,379
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh melalui
Program Microsoft Project Manager
2013 terhadap jaringan kerja pada Proyek
Pelaksanaan Konstruksi PLTM Lodagung
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan durasi normal Proyek
Pelaksanaan
Konstruksi
PLTM
Lodagung dapat diketahui dengan
melihat jadwal pelaksanaan proyek
dengan durasi 18 bulan dan
berdasarkan
tahap
penjadwalan,
perencanaan dengan menggunakan
Program Microsoft Project Manager
2013
menunjukkan pengurangan
durasi pekerjaan 3 bulan dari 18 bulan
menjadi
15
bulan.
Dengan
menggunakan alternatif penambahan
tenaga kerja, mengubah hubungan
antar kegiatan dan penambahan alat
berat
dapat
dilakukan
upaya
percepatan durasi proyek dengan
mempercepat
pekerjaan-pekerjaan
yang berada pada lintasan kritis.
2. Percepatan durasi proyek dilakukan
dengan menggunakan dua alternatif ,
yaitu penambahan tenaga kerja dan
penambahan produksi alat berat. Total
biaya proyek dengan penambahan
tenaga kerja adalah sebesar Rp.
23,008,298,569 pada durasi 15 Bulan,
sedangkan biaya proyek dengan
penambahan alat berat adalah Rp.
22,863,276,379 pada durasi 15 bulan.
Ditinjau dari segi waktu dan biaya
serta kelebihan dan kelemahan
masing-masing alternatif, maka dapat
disimpulkan bahwa durasi optimal
proyek pada alternatif penambahan
alat berat. Penurunan biaya terjadi
diakibatkan karena adanya analisa
koefisien harga satuan pekerjaan yang
dilakukan, yang akan berpengaruh
pada nilai harga satuan pada proyek
PLTM ini.
3. Dari
hasil
perhitungan
dan
penjadwalan
pekerjaan
yang
dipercepat pada proyek Pelaksanaan
Konstruksi
PLTM
Lodagung
diketahui, semakin dipercepat durasi
penyelesaian proyek maka jumlah
SDM yang dibutuhkan semakin
meningkat.
Dengan
melakukan
percepatan durasi dari durasi normal
18 Bulan dan SDM sebesar 3,994
orang menjadi 15 Bulan didapatkan
SDM sebesar 4,184 orang.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka
beberapa saran berikut ini dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan:
a. Perlu wawasan yang cukup luas
tentang aktivitas pekerjaan proyek
terutama dalam proyek berskala besar
dengan
memahami
kemajuan
penggunaan teknologi konstruksi yang
dewasa ini berkembang demikian
pesatnya.
b. Dalam
menggunakan
Program
Microsoft Project Manager 2013
untuk penjadwalan proyek tidaklah
cukup hanya berbekal pengetahuan
saja, namun perlu dibekali dengan
pemahaman dalam proses pengolahan
data manajemen konstruksi.
c. Selain itu, bagi penelitian sejenis
berikutnya sebaiknya tidak hanya
menggunakan alternatif penambahan
tenaga kerja, penambahan alat berat,
tetapi juga menggunakan alternatif
percepatan proyek yang lainnya
misalnya alternatif kerja shift atau
penambahan jam kerja lembur
d. Untuk penelitian selanjunya sebaiknya
diperluas lagi dengan menggunakan
metode percepatan durasi proyek yang
lain yang tidak digunakan dalam
penelitian
ini,
sehingga
dapat
dijadikan bahan pembanding untuk
mendapatkan
kombinasi
metode
percepatan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Tubagus Haedar. 1995. Prinsipprinsip Network Planning. Jakarta
: Gramedia
Badri Sofwan. 1997. Dasar-dasar
Network Planning (Dasar-dasar
Pelaksanaan Jaringan Kerja).
Jakarta : Rineka Cipta.
Ervianto, Wulfram I. 2002. Manajemen
Proyek Konstruksi. Yogyakarta :
Andi
Heryanto, Imam. 2013. Manajemen
Proyek
Berbasis
Teknologi
Informasi. Bandung : Informatika
Nugraha, Paulus, dkk. 1989. Manajemen
Proyek Konstruksi 2. Surabaya :
Kartika Yudha.
Rochmanhadi. 1992. Alat-alat Berat
dan Penggunaannya. Jakarta :
Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan
Umum.
Sajekti, Amien. 2013. Metode Kerja
Bangunan Sipil. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Sastraatmadja, Soedradjat, Ir. a. 1984.
Analisa
Anggaran
Biaya
Pelaksanaan. Bandung : Nova
Soeharto, Iman. 1999. Manajemen
Proyek (Dari Konseptual sampai
Operasional) Jilid 1. Jakarta :
Erlangga
Soeharto, Iman. 2001. Manajemen
Proyek (Dari Konseptual sampai
Operasional) Jilid 2. Jakarta :
Erlangga
Download