BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam berinteraksi, manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi merupakan salah satu wadah formal maupun informal yang di dalamnya terdapat individu atau kelompok yang mempunyai tujuan. Dalam organisasi terjadi proses pertukaran informasi, gagasan maupun pengalaman. Proses dalam organisasi tersebut merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. 1 Dalam kehidupan organisasi, baik organisasi yang berorientasi dengan laba (profit) maupun organisasi pemerintahan, kerjasama dengan para anggota organisasi di dalamnya mutlak diperlukan. Tujuan yang hendak dicapai, strategi yang hendak dijalankan, keputusan yang hendak dilaksanakan, rencana yang harus direalisasikan, serta program kerja yang diselenggarakan semuanya itu memerlukan hubungan serta kerjasama yang harmonis antar personal maupun kelompok. Untuk itu setiap individu dalam organisasi perlu berhubungan dan berkomunikasi secara harmonis, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat 1 :httpwww.batan.go.idmediakitacurrentmediakita.phpgroup=Inovasi&artikel=inv2&hlm=3.htm) 1 tercapai secara efektif dan efisien melalui kerjasama yang erat dan iklim kerja yang harmonis. Komunikasi dapat memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para pegawai di dalam organisasi mengenai apa yang harus dilakukan dan seberapa baik mereka mengerjakan pekerjaan. Secara tidak langsung manusia melakukan berbagai macam bentuk komunikasi. Salah satu bentuk komunikasi yang sering dilakukan manusia adalah komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Menurut Ruesch dan Bateson dalam Liliweri, 1991:3 : Bahwa tingkatan yang paling penting dalam komunikasi manusia adalah komunikasi antarpribadi atau interpersonal communication yang diartikan sebagai relasi individual dengan orang lain dalam konteks sosialnya. Komunikasi interpersonal yang efektif telah lama dikenal sebagai salah satu dasar untuk berhasilnya suatu organisasi. (Muhammad, 2011:158) Di dunia kerja, salah satu faktor yang menentukan kesuksesan karir seseorang dan untuk meningkatkan kinerja organisasi dibutuhkan kemampuan soft skill. Soft skill terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah kualitas personal, yang terdiri dari: dapat bertanggung jawab, kepercayaan diri, mampu bersosialisasi, self-management dan integritas/ kejujuran. Kedua adalah interpersonal skill yang terdiri dari leadership , kemampuan bernegosiasi, mampu bekerjasama dalam tim serta dapat melayani. Psikolog David Mc Clelland berpendapat bahwa terdapat beberapa hal yang berkontribusi terhadap kesuksesan para eksekutif. Faktor-faktor yang terkuat adalah dorongan pencapaian, mengembangkan orang lain, kemampuan beradaptasi, pengaruh dan kepercayaan 2 diri dalam memimpin. Hasil penelitian menunjukkan, justru soft skill yang menentukan kesuksesan seseorang dalam kepemimpinan suatu bisnis. Artikel pada CPA Journal mengemukakan bahwa 20% kesuksesan seseorang diperkirakan berasal dari intelegensi yaitu kemampuan untuk belajar memahami. Sementara 80% berasal dari kemampuan untuk memahami diri sendiri dan berinteraksi dengan orang lain. 2 Berdasarkan hal tersebut, bahwa kemampuan interpersonal merupakan syarat terpenting kesuksesan profesisi seseorang dan organisasi. Komunikasi merupakan sesuatu yang selalu kita lakukan baik dalam kehidupan pribadi maupun professional. Komunikasi juga mengambil peranan penting dalam team working skill. Jika kita tidak dapat bekerja sama dengan baik dengan orang-orang di dalam organisasi, maka tujuan akan semakin sulit dicapai. Kedudukan sumber daya manusia saat ini bukan hanya sebagai alat produksi, tetapi juga sebagai penggerak maupun penentu berlangsungnya proses produksi dan segala aktivitas organisasi. Sumber daya manusia memiliki andil besar dalam menentukan maju atau berkembangnya suatu organisasi. Oleh karena itu, kemajuan suatu organisasi ditentukan pula bagaimana kualitas dan kapabilitas sumber daya manusia di dalamnya. 3 2 :http//:businesslounge.co/?p=2137 3 :httplogowa.ui.ac.idw287_pentingnya-sdm-yang-berkualitas-dalam-pemerintahan.htm 3 Komunikasi di dalam perusahaan atau organisasi, biasanya terjadi dalam dua kontek, yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal merupakan upaya organisasi dalam membentuk sebuah ikatan dengan para karyawan. Untuk menciptakan keterikatan tersebut adalah dengan menggunakan fungsi komunikasi internal secara baik dan efisien. Sehingga akan menciptakan kepercayaan dan loyalitas karyawan kepada perusahaan, melakukan apa yang ditugaskan dan menjadi tanggung jawab mereka sehingga menciptakan hasil akhir secara maksimum. Oleh karena itu komunikasi internal sangat penting, dengan komunikasi internal yang baik akan mempengaruhi produktivitas kerja dan akan memperoleh kesuksesan yang berkelanjutan (sustainable) bagi organisasi. 4 Aktivitas kegiatan komunikasi dalam organisasi atau perusahaan senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Pace dan Faules (2005: 184-199) kegiatan komunikasi internal secara formal dalam sebuah organisasi melalui empat aliran komunikasi yaitu : komunikasi dari atas ke bawah ( downward communication), komunikasi dari bawah ke atas (upward communication), komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal. Setiap organisasi selalu berusaha agar komunikasi internal berjalan secara efektif. Keberlangsungan komunikasi internal organisasi di antara atasan dengan bawahannya dapat diciptakan dan dijaga melalui proses komunikasi yang baik di lingkungan internal. Di antara kedua belah pihak harus ada two way 4 :http//:fortunepr.com/consultant-indira-abidin/307-komunikasi internal.htm 4 communication, komunikasi dua arah atau timbal balik. Untuk itu diperlukan adanya kerjasama dengan anggota organisasi. Seorang pemimpin atau atasan harus dapat membentuk dan membina hubungan baik, maka akan tercipta kinerja dan kualitas kerja yang baik guna mencapai keuntungan bagi organisasi. Dalam organisasi terdapat hubungan antara kinerja perorangan dengan kinerja organisasi. Suatu organisasi pemerintahan maupun swasta dalam mencapai tujuan, diperlukan individu atau sekelompok orang yang berperan aktif. Seorang pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi dan baik dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi. Untuk dapat memiliki kinerja yang tinggi dan baik, seorang pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya harus memiliki keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang dimiliki. Dengan kata lain kinerja pegawai adalah penampilan kerja yang ditujukan pegawai ditempat tugasnya. Sebagaimana yang dikemukakan Mangku Negara (2005:67) mengemukakan bahwa: kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas yang dicapai seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Sedangkan menurut Bernandin dan Russel sebagaimana dikutip Gomes (2003:135) kinerja adalah catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu selama satu periode waktu tertentu. Seorang pegawai memiliki kinerja yang baik atau tidak, apabila pegawai tersebut dapat memenuhi target dan standar kerja di dalam organisasi tersebut. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah suasana kerja yang nyaman, rekan kerja yang menyenangkan dan yang terpenting atasan yang selalu 5 memperhatikan bawahannya. Bila kondisi hubungan personal yang baik terwujud, cenderung akan menentukan respon-respon positif terhadap atasan. Sikap tanggap atas, kebutuhan pribadi, kepekaan terhadap perasaan pegawai, dan kesediaan untuk berbagi informasi. Kompetensi komunikasi yang baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang dijalankannya, sehingga tingkat kinerja suatu organisasi menjadi semakin baik. Sebaliknya, apabila terjadi komunikasi yang buruk dapat mengakibatkan tidak terjalinnya hubungan yang baik, sikap yang otoriter atau acuh, perbedaan pendapat atau konflik yang berkepanjangan dan sebagainya tentu akan berdampak pada hasil kerja yang tidak maksimal. Dalam pelaksanaannya untuk meningkatan kinerja, bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan dalam organisasi. Kecamatan merupakan suatu instansi pemerintahan yang bergerak di bidang pelayanan publik. Berdasarkan UndangUndang Republik Indonesia Nomer 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik pasal 1 ayat 1 adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan dengan pertauran perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/ atau pelayanan administratif yang disebabkan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sedangkan Menurut Departemen Dalam Negeri ( Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2004) Bahwa; “ Pelayanan Publik adalah Pelayanan Umun, “ dan definisi “ Pelayanan Umum adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan 6 kepekaan dan hubungan antarpribadi/interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa (Hardiansyah, 2011;12). Kecamatan Batu Ceper merupakan salah satu instansi pemerintahan yang berada di Kota Tangerang bergerak di dalam pelayanan publik. Kinerja pelayanan publik yang baik merupakan salah satu hal yang ingin diberikan oleh setiap organisasi. Begitu juga Kecamatan Batu Ceper yang ingin memberikan pelayanan dan kinerja yang optimal. Semua itu harus didukung dengan komunikasi internal yang berjalan dengan efektif salah satunya dengan adanya komunikasi interpersonal. Apabila komunikasi didalamnya dapat berjalan dengan baik, maka akan menunjang kinerja yang ditampilkan baik kinerja secara internal maupun kinerja eksternal. Maka dalam hal ini komunikasi dan pelayanan publik yang prima merupakan hal yang penting. Terciptanya pelayanan yang prima merupakan standard pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi. Terciptanya kinerja yang optimal didalam organisasi tidak lepas dari proses komunikasi didalamnya. Salah satu komunikasi yang terjadi adalah komunikasi interpersonal baik antara atasan-bawahan, bawahan-atasan maupun antar pegawai di dalamanya . hubungan antara antasan dan bawahan merupakan jantung pengelolaan yang efektif. Agar hubungan tersebut berhasil harus ada kepercayaan dan keterbukaan antara atasan dan bawahan. Pada kenyataannya seringkali pegawai atau anggota organisasi belum dapat menunjukkan kinerja yang optimal. Hal ini ditunjukkan oleh tindakantindakan pegawai yang dapat merugikan organisasi, seperti masih adanya pegawai 7 yang mangkir atau tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu serta masih terdapat kelalain dalam melaksanakan pekerjaan. Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti pada saat dilapangan. Diperoleh dari Ibu Santi Bagian Kepegawaian umum di Kantor Kecamatan Batu Ceper Tangerang, bahwa untuk menciptakan kinerja yang optimal salah satunya dengan adanya komunikasi yang efektif dan adanya keterbukaan. Keterbukaan antara pegawai dengan atasan di nilai masih kurang. Kurangnya keterbukaan antara pegawai dengan atasan disebabkan oleh keengganan dalam berkomunikasi secara interpersonal karena perbedaan status sosial mereka. Seharusnya antara pegawai dan atasan, mau terbuka mengenai masalah-masalah maupun kesulitan yang dihadapi. Kurang keterbukaan tersebut dapat menimbulkan kesalahan atau miss communication dalam mengerjakan tugas yang diberikan atasan. Pegawai kurang dapat menafsirkan pesan / informasi yang diberikan oleh atasan. Berdasarkan permasalahan tersebut, faktor penting dalam hal ini adalah kemampuan komunikasi dan hubungan manusia. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Robbins (1996:218) tingkat kinerja pegawai sangat tergantung terhadap kemampuan pegawai itu sendiri, seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dimana dengan tingkat kemampuan yang semakin tinggi akan mempunyai kinerja semakin tinggi pula. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti mengenai tingkat pendidikan pegawai Kecamatan Batu Ceper Tangerang. Mayoritas pegawai Kecamatan Batu Ceper adalah lulusan sarjana (S1). Untuk itu penulis menyertakan tingkat pendidikan pegawai di Kantor Kecamatan Batu Ceper Tangerang. 8 Tabel 1.1 Tingkat Pendidikan Pegawai Tingkat Pendidikan Persentase SMA 37.5% D3 5.4% S1 41.1% S2 16.1% Sumber : Data Kepegawaian Kec. Batu Ceper Tangerang Hal ini diharapkan kinerja pegawai akan lebih optimal, sebab lulusan sarjana seharusnya memiliki kecakapan, pengetahuan, kreativitas, inisiatif yang baik dan mampu menganalisis berbagai masalah dan memilih cara terbaik untuk menyelesaikannya. Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kinerja pegawai kurang optimal yaitu pegawai merasa kurang merasa percaya diri ketika berkomunikasi interpersonal dengan atasan. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan pimpinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan para pegawai sehingga tingkat pengetahuan dan kecakapan lebih baik dan adanya jenjang kepangkatan dalam jabatan. Sehingga para pegawai merasa segan untuk berkomunikasi langsung dengan atasan. Adapun masalah yang sering terjadi dalam proses komunikasi interpersonal atasan-bawahan tidak berjalan efektif dan pegawai tidak memahami apa yang diinginkan dan dikomunikasikan oleh atasan. Terdapatnya perbedaan bagian/ tugas menimbulkan sikap dan persepsi setiap pegawai yang berbeda-beda dalam menanggapi komunikasi 9 interpersonal yang terjadi baik itu pimpinan dan pegawai maupun penurunan semangat kerja dan keinginan yang tidak tercapai. Menurut Effendy (2005:9) bahwa :”jika dibandingkan dengan bentukbentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling berpengaruh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan”. Apabila komunikasi interpersonal didalam organisasi berjalan dengan efektif, pegawai dapat mengerti akan pesan atau informasi yang diperolah sehingga akan berpengaruh terhadp kinerja, baik kinerja internal dan kinerja eksternal . Kegiatan yang dilakukan oleh Kecamatan Batu Ceper sangat erat kaitannya dengan kegiatan yang harus berhubungan baik dengan pihak-pihak didalam maupun diluar organisasi dengan tujuan membina hubungan yang harmonis agar mendapatkan kepercayaan. Kegiatan yang dilakukan oleh instansi pemerintahan ini, selain ditunjukan keluar juga diarahkan ke dalam organisasi yaitu hubungan dengan publik yang berada didalam perusahaan, dengan tujuan memperoleh kerja sama yang baik dan gairah kerja yang tinggi. Hal ini dapat dicapai jika atasan dapat memperhatikan kepentingan pegawainya. Hal tersebut harus dapat dicermati oleh setiap pimpinan agar tidak menimbulkan dampak yang negatif terhadap organisasi terutama terhadap kinerja pegawai. Semua hal tersebut, tentu saja harus ada komunikasi yang baik di dalam organisasi untuk menciptakan hubungan manusiawi yaitu hubungan yang bersifat organisasional hubungan antara pimpinan dan pegawai/bawahan (Downword Communication). Tujuannya adalah untuk menghindari kesalahpahaman atau 10 hambatan dalam berinteraksi di organisasi dengan tujuan mencapai kinerja pegawai yang optimal. Melihat pengaruh antara proses komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dan terdapatnya beberapa masalah yang terjadi. Maka membuat penulis tertarik untuk meneliti adakah pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja pegawai Kantor Kecamatan Batu Ceper Tangerang. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian “ Pengaruh Komunikasi Interpersonal Atasan-Bawahan Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Batu Ceper tangerang”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah Pengaruh Komunikasi Interpersonal Atasan-Bawahan Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Batu Ceper Tangerang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah penelitian maka penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan, memperoleh informasi dari suatu objek penelitian dan mengetahui mengenai seberapa besar pengaruh antara komunikasi interpersonal terhadap kinerja pegawai. 11 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Dengan adanya penelitian ini dapat berguna dan memperluas pengetahuan dan diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dari konsep ilmu komunikasi interpersonal dalam organisasi. 1.4.2 Manfaat Praktis Kegunaan secara praktis, penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan diharapkan menjadi bahan masukan untuk menjalin komunikasi interpersonal yang efektif antar sesama pegawai dalam rangka usaha untuk semakin meningkatkan kinerja pegawai agar tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai secara optimal. 12