Vitamin larut air Tujuan Pembelajaran • Mengetahui vitamin yang termasuk dalam vitamin larut air • Mengetahui karakteristik, digesti, absorbsi, dan transportasi, fungsi, AKG, defisiensi, toksisitas, sumber Vitamin Larut air • Yang termasuk dalam vitamin larut air : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Thiamin Riboflavin Niacin Vitamin B6 Pantothenic acid Biotin Folic Acid Vitamin B12 Vitamin C Thiamin Karakteristik • Merupakan vitamin B yang pertama diidentifikasi • Diaktifkan dengan fosforilasi menjadi Tiamin Piroposfat atau Tripospat (TPP) agar dapat menjalankan fungsinya • Kebiasaan mencuci beras berulang kali dapat menghilangkan kandungan Thiamin Sifat Kimia • Mengandung sulfur (tio) dan nitrogen (amine) • Terdiri atas cincin pirimidin yang terikat dengan cincin tiasol • Merupakan kristal putih kekuningan larut air • Dalam keadaan kering vitamin B1 cukup stabil • Didalam keadaan larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada dalam keadaan asam • Dalam suasana alkali pada lama pemasakan, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang • Thiamin tahan suhu beku Fungsi 1. Sebagai koenzim untuk metabolisme karbohidrat dan lemak untuk produksi energi 2. Konduksi membran dan saraf, mengkoordinasikan aktivitas saraf dan otot (selubung mielin & asetilkolin) Absorbsi, transport, dan penyimpanan • Absorbsi terjadi pada duedenum secara aktif dengan bantuan ATP ase dan Na • Pada konsentrasi tinggi diserap secara pasif (>5 mg/hari) • Absorbsi aktif dihambat oleh etanol (mengganggu transportasi vitamin) dan ketika def asam folat (mengganggu replikasi enterosit). • Setelah diabsorbsi, tiamin mengalami fosforilasi dan disimpan sebagai TPP di otot (separo), selebihnya di jantung, otak, hati, dan ginjal • Pada bentuk terfosforilasi tidak dapat menembus membran sel Sumber • Produk hewani terdapat dalam bentuk aktif, sedangkan nabati terdapat dalam bentuk bebas. • Sumber tertinggi pada ragi, hati • kacang-kacangan, termasuk sayur kacang2an, semua daging organ, daging tanpa lemak, dan kuning telur • Unggas dan ikan • Serealia utuh (terutama dalam sekam atau di lapisan aleuron) dan benihnya (biasanya hilang karena penggilingan dan pencucian) defisiensi • Tanpa TPP, piruvat tidak dapat diubah jadi asetil ko A dan masuk ke siklus kreb, • Gejala defisiensi B1 pada sukarelawan tampak setelah 6 hari : tidak nafsu makan, lesu, kurang konsentrasi, rasa lelah, semutan, berdebar-debar, reflek berkurang • Defisiensi tiamin + vit C + kobalamin + homosistein + alfa tokoferol = alzeimer Defisiensi (2) • Manifestasi : • Beri-beri basah – Tanda : lelah otot, neuropati perifer, kardiomegali, sesak napas, edema (setelah lelah berkepanjangan) gejala gagal jantung • Beri-beri kering – Tanda : lemah otot, degenerasi saraf perifer, berlanjut pada kelumpuhan kaki Toksisitas • Jika dikonsumsi > 1000X kebutuhan tubuh • Dosis 100x secara parenteral mengakibatkan pusing, kejang, lemah otot, kardiak aritmia,dan reaksi alergi Riboflavin Karakteristik • Sebagai komponen koenzim Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin Adenin Mononukleotida (FMN) yang berfungsi dalam metabolisme energi • Karena berperan penting, def riboflavin menunjukkan manifestasi yang cepat pada jaringan, terutama kulit dan epitel Sifat Kimia, kestabilan • Dalam bentuk murni berupa kristal kuning • Larut air, tahan panas, oksidasi, asam, tapi tidak tahan alkali dan cahaya (dikemas dalam botol gelap dan dus) Absorbsi, Transportasi, ekskresi • Penyerapan riboflavin bebas terjadi di bagian atas usus halus • Karena hampir semua makanan sumber riboflavin dalam bentuk koenzim (FMN dan FAD), maka penyerapan dilakukan setelah proses dihidrolisa dengan fosfatase membentuk riboflavin bebas • Penyerapan riboflavin bebas di mukosa lalu berikatan dengan protein menjadi FMN dan FAD • Riboflavin dan FMN dalam aliran darah terikat pada albumin (sebagian besar) dan imunoglobulin G • Dengan berikatan dengan protein mencegah terdifusi keluar sel dan tahan terhadap katabolisme Absorbsi, Transportasi, ekskresi • Protein pengikat (RfBP=Riboflavin Binding Protein) berperan dalam transplasental vitamin Fungsi • Metabolisme energi : mengubah KH, protein dan lemak menjadi energi • FMN digunakan untuk mengubah piridoksin (vitamin B6) menjadi koenzim fungsionalnya • FAD berperan dalam mengubah triptopan menjadi niasin • Enzim yang mengkatalisis fosforilasi menjadi bentuk koenzim adalah flavokinase. Oleh karena itu riboflavin berperan tidak langsung terhadap pertumbuhan • Untuk menghambat kerusakan oksidatif pada sel (mekanisme bergantung pada Riboflavin dan NADPH Sumber • Terdapat banyak pada hewani (susu, keju,hati, daging) dan nabati (sayuran hijau, serealia terfortifikasi) Defisiensi • Biasa terjadi bersamaan dengan defisiensi zat gizi lain. • Tanda awal defisiensi : mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut, lidah sakit dan panas • Berkembang menjadi : cheilosis (bibir meradang, stomatitis angular (sudut mulut pecah), glositis (lidah licin keunguan), pembesaran kapiler darah di sekeliling ornea mata • Juga menyebabkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan Toksisitas • Belum diketahui tanda-tanda Niacin (Nikotinamid, asam nikotinat) Karakteristik • Niasin atau asan nikotinat merupakan kristal putih, yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin • Tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali dan oksidasi • Tidak rusak oleh pengolahan dan pemasakan normal • Mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida. Biosintesis • Disintesa dari asam amino triptopan • Defisiensi triptopan akan mengalami tanda tanda pellagra Absorbsi, Transport, Penyimpanan • Didalam usus halus niasin dihidrolisis dan diabsorpsi sebagai asam nikotinat, nikotinamida dan nikotinamida mononukleotida (NMN). • Kelebihan niasin dibuang melalui urin. Fungsi • • • • reaksi oksidasi-reduksi pada glikolosis metabolisme protein dan asam lemak pernafasan sel dan detoksifikasi sintesis glikogen Sumber • Dalam produk nabati terdapat dalam ikatan protein-asam nikotinat, sedangkan pada hewani dalam bentuk nikotinamid, NAD, NADPH • Daging, unggas, ikan, kacang, ragi kaya akan niasin • Sayur dan buah bukan sumber niasin • Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptophan. • Sebagian besar protein hewani kaya akan triptophan. Defisiensi • • • • • kelemahan otot, anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah pelagra yang mempunyai karakteristik dermatitis, demensia dan diare (3D dan bila diakhiri dengan mati 4D) • Gejala riboflavion tampak menyertai kekurangan niasin Pantothenic acid Sifat Kimia dan Kestabilan • derivative dimetil dari asam butirat yang berkaitan dengan beta alanin • mengikat fosfat dan membentuk 4fosfapantotein dan koenzim A yaitu bentuk aktif asam pantothenat • kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil dalam keadan larut daripada kering, serta mudah terurai oleh asam, alkali dan panas kering • Dalam larutan netral, asam pantothenat tahan terhadap panas basah. Absorbsi, Transport, Penyimpanan • Dalam makanan terutama dalam bentuk CoA dan ACP (acyl – carrier protein) sehingga harus dihidrolisis menjadi pospopantetein dan konversi menjadi asam pantotenat agar dapat diserap • CoA disintesis kembali di dalam sel hati • Absorbsi dalam jejenum • Ekskresi melalui urin Fungsi • Sebagai bagian dari koenzim A, diperlukan dalam berbagai reaksi metabolisme sel • sintesis lipid, asam lemak, gliserida, kolesterol, benda-benda keton, dan sfingosin. • Terlibat dalam sintesis fosfolipid, porfirin yang diperlukan untuk pembentukan sel darah Sumber • daging (hati, ginjal, jantung), kuning telur, ragi, beras, serealia utuh, kacang-kacangan, ubi manis Defisiensi • Rendahnya kadar pantothenat berpengaruh pada kegagalan metabolisme termasuk sintesis lemak dan energi • Tanda-tanda defisiensi yaitu depresi, lelah, insomnia, mual, gangguan otot, ganguan gastrointestinal, mati rasa dan rasa terbakar pada jari dan telapak kaki. Toksisitas • Belum ada kasus. • Dosis besar (10g/hari) hanya menimbulkan gangguan usus dan diare. Vitamin B6 Karakteristik • Pyridoxal, pyridoxin, pyridoxamine • Vitamin B6 status can be antagonized by alcohol and other factors that displace its coenzyme form from normal protein binding to increase its rate of metabolic degradation • Dapat rusak karena pemanasan, pengalengan dan pembekuan (10-50%) Absorbsi, Transport, dan Ekskresi • Diserap dalam jejenum dan ileum • Absorbsi melalui posporilasi menjadi bentuk PLP (piridoksal pospat) dan PMP (piridoksamin pospat) • PLP merupakan bentuk utama, diperoleh dari hati Fungsi • Bentuk aktif vit 6 (PLP) berperan sebagai koenzim dalam metabolisme lemak dan KH • Penting dalam produksi porfirin yang berguna untuk produksi sel darah merah • Berperan dalam konversi triptopan menjadi niasin • Biosintesis spingolipid untuk sel saraf Sumber • • • • • • • Hati Sereal Daging Kacang Pisang Salmon Pada hewani lebih banyak karena mengikat glukosida Defisiensi • Anemia sideroblastik (gangguan dalam pembuatan sel darah) • Smooth tongue • Dermatitis • Sistem saraf/otot : sakit kepala, kelelahan, kejang-kejang • Keterlambatan pertumbuhan • Defisiensi dapat disebabkan karena asupan yang kurang, peningkatan kebutuhan (pertumbuhan dan kehamilan), konsumsi obat isoniazid (untuk tuberculosis), anticonvulsants (pada bayi), steroid • Penyakit hati • Dialisis pada penyakit ginjal Toksisitas • Terjadi bila konsumsi yang berlebihan dalam jangka waktu yang lama • Kerusakan saraf • Dimulai dengan : mati rasa pada kaki, tangan dan mulut • Keracunan : sulit berjalan, kelelahan dan sakit kepala Folat (Asam folat, folasin, pteoril monoglutamat) Karakteristik • Pada makanan hewani, asam folat lebih stabil (pemasakan) • Pada makanan nabati, 40% dapat hilang karena proses pemasakan • Pengolahan gandum dan tepung dapat menghilangkan folat hampir 70% • Vitamin yang paling sering dianjurkan untuk mencegah kecacatan pada kehamilan Absorbsi, Transport, Penyimpanan • Sumber folat makanan terutama dalam bentuk poliglutamat (terikat dengan residu glutamat) dihidrolisis menjadi monoglutamat agar dapat diabsorbsi Fungsi • Membantu memproduksi sel darah merah = mencegah anemia • Berperan dalam sintesis purin guanin dan adenin serta pirimidin timin , yaitu senyawa yang digunakan dalam pembentukan DNA, RNA • Berfungsi dalam metilasi homosistein menjadi metionin dengan vit B12 sebagai kofaktor Sumber • Dalam sayuran hijau, hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacangkacangan dan jeruk. • Vitamin C dalam jeruk menghambat kerusakan folat • Dianjurkan untuk konsumsi buah dan sayur mentah atau sayur yang tidak dimasak terlalu matang (folat rusak karena pemanasan) Defisiensi • Gangguan sintesis DNA dan RNA sehingga mengganggu pembelahan sel terutama pada sel yang cepat membelah spt sel darah merah, leukosit, sel epitel lambung, usus,vagina, cerviks uteri • Menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia megaloblastik, peradangan lidah, dan gangguan saluran cerna Kelebihan • Dosis 1000X kebutuhan pada tikus mengakibatkan kejang Vitamin B12 (Cobalamin) Karakteristik • Memiliki cincin porfirin dengan inti Cobalt • Keluarga kobalamin : – Metilkobalamin – Adenosilkobalamin – Hidroksobalamin – Nitritokobalamin – Aquokobalamin • Stabil dalam keadaan panas • Vitamin B12 dapat disintesis dan diproduksi dengan mudah dari hasil samping reaksi fermentasi yang diperlukan dalam produksi antibiotik seperti penicilin dan striptomisin. • Vitamin B12 tidak ditemukan dalam tanaman, tetapi banyak ditemukan pada hati binatang atau hewan dalam bentuk metil kobalamin, adenosilkobalamin dan hidroksi kobalamin. • Sianokobalamina larut dalam air, tahan terhadap panas, inaktif oleh cahaya, asam keras atau larutan alkali, hanya sedikit yang hilang oleh cara pemasakan normal Absorbsi, Transport dan Penyimpanan • Pada makanan terikat dengan protein sehingga harus dicerna oleh pepsin • Vitamin bergabung dengan protein R (kobalopilin) di lambung dan bergerak ke usus halus Protein R terhidrolisa dan kobalamin berikatan dengan IF (faktor intrinsik, protein pengikat spesifik untuk B12) Fungsi • Mengubah folat menjadi bentuk aktif • Sebagai kofaktor 2 jenis enzim : metionin sintetase dan metilmalonil ko A mutase – Metionin sintetase : pembentukan metionin, kobalamin, folat untuk sintesis DNA, sedangkan gugus metil nantinya diberikan ke homosistein – metilmalonil ko A mutase : mengubah metilmalonil menjadi suksinil ko A untuk degradasi asam propionat dan asam lemak untuk sistem saraf Sumber • vitamin B12 alami diperoleh sebagai hasil sintesis bakteri, fungi atau ganggang • Sumber utama vitamin B12 adalah makanan protein hewani yag diperoleh dari hasil sintesis bakteri di dalam usus, seperti hati, ginjal disusul oleh susu,telur, ikan , keju dan daging. Defisiensi • Gangguan pembelahan sel, terutama di bone marrow dan intestinal mukosa • Anemia def vit B12 def vit B12 menyebabkan def folat sekunder • Def menyebabkan 2 sindroma : – Gangguan sintesis DNA – Gangguan saraf (degenerasi otak, saraf mata, saraf tulang belakang,perifer) Tanda : mati rasa,kesemutan Biotin Sifat Kimia dan Kestabilan • Tahan panas, larut air dan alkohol serta mudah dioksidasi Fungsi • Metabolisme KH, Lemak dan Protein = katabolisme = pemecahan senyawa kompleks menjadi banyak molekul sederhana yang disertai pelepasan energi • Molekul-molekul sederhana akan dipakai untuk memproduksi sel2 baru Fungsi • • • • Produksi sel darah Berperan dalam fungsi saraf Sintesis DNA Membantu dalam produksi asam amino Sumber • Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat disintesis oleh bakteri saluran cerna. • Sumber yang baik adalah hati, kuning telur, serealia, khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran dan buah-buahan tertentu (jamur, pisang, jeruk, semangka, stroberi). • Makan telur mentah dapat menyebabkan defisiensi biotin karena avidin (protein yang ada pada putih telur) labil terhadap panas,mencegah penyerapan biotin Defisiensi • Gejala-gejala kekurangan biotin pada orang dewasa adalah rasa lelah, kurang nafsu dan kesemutan. • Pada bayi berumur dibawah 6 bulan terlihat cradle cap • dermatitis sebore dan alopesia (rambut rontok) = pada dewasa • Pada kulit • Kram otot Vitamin C Sifat Kimia • berbentuk kristal putih, merupakan suatu asam organik dan terasa asam, tetapi tidak berbau • mudah rusak karena oksidasi oleh oksigen dari udara • lebih stabil bila terdapat dalam bentuk kristal kering • Vitamin C larut air , gliserol dan etanol tapi tidak larut lemak seperti choloroform dan ether • Asam askorbat dapat dengan mudah teroksidasi oleh besi dan coper • sangat tidak stabil pada pH netral atau alkali • terutama terhadap panas • sangat stabil terhadap asam dan cukup stabil selama penyimpanan dalam keadaan dingin, dan segar. Absorbsi • diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta • Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitari dan retina • Vitamin C juga membantu absorbsi kalsium dengan menjaga agar kalsium berada dalam bentuk larutan. • Makanan yang tinggi dalam seng atau pektin dapat mengurangi absorbsi sedangkan zat-zat di dalam ekstrak jeruk dapat meningkatkan absorbsi. Fungsi • Berperan dalam metabolisme protein • Sebagai koenzim (asam askorbat) yang dibutuhkan untuk sintesis asam amino) produksi Kolagen (penghubung jaringan) • Produksi karnitin dan neurotransmiter • Regenerasi antioksidan • Meningkatkan absorbsi besi non-heme (dari tumbuhan) Fungsi • Fungsi dalam pembentukan jaringan tulang : – Maintains the solubility of calcium, making it more available for absorption – Aids in the formation of collagen, the flexible protein foundation upon which phosphorus and calcium are deposited Sumber • • • • Buah-buahan : jeruk, jambu biji dll Sayuran Gandum, cereal dan kacang : sedikit vitamin C Daging ? = hewan dapat mensintesis sendiri namun tidak disimpan dalam jaringan sehingga daging juga sedikit vitamin C Defisiensi • Skorbut adalah sindrom klasik defisiensi vitamin C, keadaan ini berhubungan dengan gangguan sintesis kolagen yang diperlihatkan dalam bentuk pendarahan subkutan serta pendarahan lain, kelemahan otot, gusi yang membengkak dan menjadi lunak, serta tanggalnya gigi • Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila konsumsi mencapai 100 mg sehari • Konsumsi melebihi taraf kejenuhan berbagai jaringan dikeluarkan melalui urine dalam bentuk asam oksalat • konsumsi vitamin C yang berlebihan dapat menyebabkan penyerapannya dalam intestine juga menurun. AKG (Permenkes No 75 Th 2013) AKG (Permenkes No 75 Th 2013) Daftar Pustaka • Gallagher ML. The nutrition and their metabolism. In Mahan LK, EscottStump S. 2008. Krause’s Food & Nutrition Therapy. International ed. 12 ed. St Louis : Saunders Elsevier • Bender DA. The vitamins. In Gibney MJ, Lanham-New SA, Cassidy A, Vorster HH. 2009. Introduction to human nutrition. 2ed. United Kingdom : Wiley Blackwell • Barasi ME. 2009. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit Erlangga. • Bourre JM. Effects of nutrients (in food) on the structure and function of the nervous system. The journal of nutrition, health & aging. 2006:10(5)