ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R P U T U S A N No. 652 K/Pdt.Sus/2010 ng DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG gu memeriksa perkara Perdata Khusus (Perselisihan Hubungan Industrial) dalam tingkat A kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara: PT. LIEBRA PERMANA, yang diwakili oleh Teh Sam Huang, selaku Direktur, berkedudukan di Jl. Cagak Raya Gunung Puteri No. ah 198, Citeureup, Bogor 16961, Jawa Barat, dalam hal ini memberi kuasa ub lik kepada: Drs. Engkos Kosim dan Rosyid Hoewel, SH., Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Barat, berkantor di am Komplek Puteraco Gading Regensi, Jl. Gading Utama Blok K-3, Bandung 40292 selaku Tim Advokasi DPP APINDO Jawa Barat, ah k ep berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 12 April 2010; Pemohon Kasasi dahulu Tergugat; R melawan: In do ne si HOTNI MALAU, bertempat tinggal di Griya Bukit Jaya Blok A III A gu ng No. 21 Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, dalam hal ini memberi kuasa kepada: Djoko Heriyono, SH., dan kawan-kawan, Pengurus Lembaga Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Nasional (DPP SPN), berkantor di Gd. ILP Centre Lt. 4, Jl. Raya Pasar Minggu No. 39 A, Jakarta Selatan 12780, selaku Tim Advokasi DPP SPN, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 9 November 2009; Membaca surat-surat yang bersangkutan; ub Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung, pada pokoknya atas dalil-dalil: ep ka m ah Mahkamah Agung tersebut; lik Termohon Kasasi dahulu Penggugat; 1. Bahwa Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan mengatur mengenai mekanisme penyelesaian perselisihan hubu-ngan perburuhan on Hal. 1 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010 In d A gu ng melalui Pengadilan Industrial; es R Perselisihan Hubungan Industrial pada Pasal 1 angka 17 jo. Pasal 1 angka 1 telah telah ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 1 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Pasal 1 angka 17: In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ng Pengadilan Industrial adalah Pengadilan Khusus yang dibentuk di lingkungan Pengadilan Negeri yang khusus yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap perselisihan hubungan industrial; gu Pasal 1 angka 1: Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengaki-batkan A pertentangan, antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau ub lik kepentingan, perselisihan antar serikat pekerja/buruh dalam satu perusahaan; 2. Hal mana dalam gugatan ini perselisihan yang timbul ialah perselisihan hak yang diikuti oleh perselisihan pemutusan hubungan kerja; am ah serikat pekerja/buruh, karena adanya perselisihan menge-nai hak perselisihan Pasal 1 angka 2: Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat ep ah k adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentu-an peraturan Pasal 1 angka 3: In do ne si bersama; R perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja A gu ng Perselisian pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak; 3. Lebih lanjut berdasarkan Pasal 86 UU No. 2 Tahun 2004 menyatakan: Perselisihan hak yang diikuti dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja dapat diajukan pada Pengadilan Hubungan Industrial. Dan perselisihan hak wajib untuk Pasal 86: Dalam hal perselisihan hak dan/atau lik hubungan kerja; perselisihan ub m ah diperiksa telebih dahulu sebelum PHI memutus perkara perselisi-han pemutusan kepentingan diikuti dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja, maka Pengadilan Hubungan ep ka Industrial wajib memutus terlebih dahulu perkara peselisihan hak dan/atau peselisihan kepentingan; ah Bahwa gugatan ini adalah gugatan perselisihan hak yang diikuti dengan perselisihan M antara Penggugat Pekerja PT. Liebra Permana dengan Tergugat Pimpinan Perusahaan In d A gu 2 on ng PT. Liebra Permana, hal mana obyek guga-tan ini didasarkan pada tindakan es R pemutusan hubungan kerja, untuk selanjutnya dalam gugatan ini disingkat PHK, ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R pelanggaran hak kebebasan berserikat terhadap Penggugat melalui tindakan Tergugat melarang Penggugat masuk kerja dengan alasan sudah diputus hubungan kerja melalui ng SK. PHK. No. 0513/HR/LP/GP/I/09 tertanggal 23 Januari 2009; 4. Bahwa sesuai mekanisme yang diatur dalam UU No. 2 Tahun 2004 perselisi-han yang diikuti dengan perselisihan PHK ini telah menempuh perundingan bipartite, hasil gu perundingan bipartite tersebut pada intinya telah gagal dan untuk selanjutnya ditempuh upaya penyelesaian melalui Mediator pada Dinas Tenaga Kerja dan A Trasmigrasi Kabupaten Bogor, Jawa Barat; 5. Bahwa Mediator pada Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kabupaten ub lik ah Bogor telah mengeluarkan Anjuran tertulis No. 565/Disnaker tertanggal 20 April 2009 (bukti P-1) yang pada amarnya menganjurkan hal-hal sebagai berikut: am Menganjurkan: a. Dengan memperhatikan Pasal 151 ayat 2 UU No. 13 Tahun 2003 maka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh PT. Liebra Permana Gunung Putri, ep ah k Kabupaten Bogor, terhadap Sdr. Hotni Malau “dapat dipertimbangkan” terhitung akhir Januari 2009; In do ne si R b. Kepada pihak pengusaha PT. Liebra Permana Gunung Puteri, Kabupaten Bogor, agar membayarkan hak-haknya para pekerja atas pesangon sebesar 2 (dua) kali A gu ng Pasal 156 ayat 2 ditambah 1 (satu) kali Pasal 156 ayat 3 ditambah ayat 4 UU No. 13 Tahun 2003 serta hak-hak lainnya yang bila ada dan belum diterima oleh pekerja; c. Kepada masing-masing pihak sebagaimana diatur dalarn Pasal 13 ayat 2 butir c UU nomor: 13 Tahun 2003 diminta untuk memberikan tanggapan-nya secara tertulis ke Disosnakertrans Kab. Bogor paling lambat sepuluh (10) hari setelah Anjuran ini diterima; lik Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bogor a quo dan hendak mengajukan ub gugatan ini ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Provinsi Jawa Barat melalui Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kls IA Bandung; ep ka m ah 6. Hal mana Penggugat menerima anjuran Mediator pada Dinas Tenaga Kerja dan Bahwa dengan demikian gugatan ini telah memenuhi kewenangan relatif absolut sebagaimana disyaratkan undang-undang untuk diperiksa oleh es on Hal. 3 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010 In d A gu ng B. Alasan-alasan: R Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kls lA Bandung; ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 3 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R 1. Bahwa alasan PHK oleh Tergugat adalah karena Penggugat melakukan kesalahan berat yaitu melanggar Pasal 51 ayat 1 huruf f PKB PT. Liebra Permana (bukti P-2); ng 2. Bahwa Penggugat adalah Pengurus Serikat Pekerja PSP SPN PT. Liebra Permana, jabatan Seketaris dengan SK No. 028/DPC.SPN/KB/XII/2008 yang menjalankan tugas karena jabatan (bukti P-3); gu 3. Bahwa alasan yang dikemukakan Tergugat adalah alasan yang mengada- ada; 4. Bahwa alasan PHK sebenarnya patut diduga adalah adanya aktifitas Penggugat A sebagai Pengurus Serikat Pekerja yang melakukan perlawanan terhadap kebijakan Tergugat dalam melakukan penangguhan upah minimum pada bulan Desember 2008, ub lik Pekerja Nasional (PSP SPN) PT. Liebra Permana menolak penangguhan upah minimum Kota Bogor 2009 yang dilakukan oleh Pimpinan Perusahaan PT. Liebra Permana (bukti P-4); 5. Bahwa tindakan oleh Tergugat nyata-nyata melanggar hak kebebasan berserikat Pasal ep 28 jo. Pasal 43 Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat ah k am ah dimana Penggugat bersama-sama dengan Pengurus Pimpinan Serikat Pekerja, Serikat Buruh (bukti P-5); In do ne si R Pasal 28 huruf a UU 21 Tahun 2000: Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa atau pekerjaIburuh untuk A gu ng membentuk atau tidak membentuk pengurus, atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau anggota danIatau menjalankan atau tidak menjalankan serikat pekerja/ serikat buruh dengan cara: a Melakukan PHK, memberhentikan sementara, menurunkan jabatan atau melakukan mutasi; c Melakukan intimidasi dalam bentuk apapun; d Melakukan kampanye atau pembentukan serikat pekerja/serikat buruh; Pasal 43 UU No. 21 Tahun 2000: (1) Barang siapa yang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh sebagaimana ub m lik Tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh; ah b dimaksud dalam Pasal 28 dikenakan sanksi pidana paling singkat 1 (satu) tahun ep ka dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp. 100.000.000,(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah); es In d A gu 4 on ng M kejahatan; R ah (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R 6. Bahwa PHK oleh Tergugat dengan alasan buruh berserikat atau menjalankan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh secara jelas merupakan pelanggaran, terhadap Pasal 153 ng ayat (1) huruf g UU No. 13 Tahun 2003 (bukti P-6) yang menyatakan: Pasal 153 ayat (1) huruf g UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan: Pengusaha dilarang melakukan PHK dengan alasan: gu (g) Pekerja/buruh mendirikan menjadi anggota dan/atau pengurus serikat kerja atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja peraturan perusahaan atau perjanjian ub lik kerja bersama; 7. PHK oleh Tergugat juga telah menimbulkan kerugian bagi Penggugat dan Penggugat mempunyai kepentingan untuk mengajukan gugatan kerugian-kerugian tersebut am ah A pekerja/serikat buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh di luar jam adalah sebagai berikut: A. PHK oleh Tergugat telah menimbulkan akibat tidak diakuinya Penggugat sebagai ah k ep pekerja PT. Liebra Permana sehingga berakibat pada terhentinya hak Penggugat untuk bekerja dan mencapai upah sehingga masa depan Pengugat tidak jelas; In do ne si R B. PHK oleh Tergugat telah menimbulkan dampak psikologis yang sangat berat lagi Penggugat karena secara tiba-tiba harus menjadi seorang pengangguran; A gu ng C. PHK oleh Tergugat telah menimbulkan kerugian secara materiil yaitu biaya-biaya untuk mengurus kasus ini dari mulai beberapa sidang mediasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bogor sampai dengan pengajuan gugatan maupun sidang PHI yang akan datang di Pengadilan Negeri Bandung Jawa Barat; C. Fakta-fakta Hukum: lik merek-merek terkenal dengan tujuan untuk diekspor, yang beralamat di Jl. Gagak 8671658-58, Faks. (021) 8671668; ub Raya Gunung Putri No. 198, Citeureup Bogor, Jawa Barat 16810, Telp. (021) 2. Bahwa Penggugat adalah karyawan PT. Liebra Permana dengan dalil berdasarkan slip ep gaji terakhir yang diterima pada tanggal 5 Februari 2009 sebagaimana berikut: : Hotni Malau; NIK : 02394; Jabatan : QC; Divisi : Produksi/QCM; Gaji Pokok : Rp. 924.600,- (Rp.30.820,-/hari) - (bukti-7); es on ng Hal. 5 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010 In d A R Nama gu ka m ah 1. PT. Liebra Permana adalah sebuah perusahaan yang memproduksi pakaian dengan ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 5 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R 3. Bahwa Penggugat Hotni Malau adalah Pengurus Serikat Pekerja PSP (Serikat Pekerja Nasional) PT. Liebra Permana Kabupaten Bogor dengan nomor Pencatatan: 125/ ng OP.SPN-LP/03.32.125/03/X/IX/2005 dengan jabatan Sekre-taris sesuai SK DPC SPN No. Kep. Orga 028/DPC.SPN/KB/XII/2008 (bukti P-8); 4. Bahwa peristiwa bermula ketika Tergugat berkeinginan untuk menunda berlakunya gu upah minimum 2009 Kabupaten Bogor sebesar Rp. 991.714,00,- menurut SK Gubernur nomor 561/Kep.684-Bangsos/2008 (bukti P-9); A 5. Bahwa pada hari Senin tanggal 15 Desember 2008 serikat pekerja PSP SPN PT. Liebra Permana diundang oleh manajemen perusahaan untuk mengakhiri ub lik ah rapat guna membahas upah minimum 2009, dalam pertemuan tersebut pihak perusahaan minta agar serikat pekerja menyetujui dan menyepakati penundaan UMK am 2009 sampai dengan 10 (sepuluh) bulan ke depan, adapun alasan penundaan oleh perusahaan dikarenakan adanya krisis global yang menyebabkan kepastian order dan keuangan perusahaan mengalami kesulitan ketidak-pastian. Dalam rapat yang juga ah k ep dihadiri oleh Bapak Tony Permana, PSP SPN menolak keinginan pihak perusahaan untuk menunda kenaikan upah, hal ini membuat Pimpinan Perusahaan Bapak Tony In do ne si R Permana menjadi kecewa serta-merta emosional dengan meminta agar pengurus PSP SPN mengundurkan diri dari perusahaan dan perusahaan bersedia membayar A gu ng berapapun kompensasinya pesangon serta uang jasa dan ganti ruginya (bukti P-10); 6. Bahwa pada hari Senin tanggal 22 Desember 2008 dilaksanakan rapat perundingan antara Pemimpin Serikat Pekerja Serikat Pekerja Nasional (PSP SPN) dengan manajemen melanjutkan perundingan penundaan UMK, manajemen menawarkan solusi dengan pentahapan, pihak serikat pekerja menolak sehingga tidak terjadi kesepakatan (bukti P-11); lik kepada Gubernur Jawa Barat melalui Surat No. 35/SPN.PT.LP/Xll/ 2008 tentang penolakan penangguhan UMK 2009 di PT. Liebra Permana (bukti P-12); ub 8. Bahwa pada tanggal 24 Desember 2008 Serikat pekerja PSP SPN Liebra Permana mendapat panggilan sidang dari Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Barat sampai di ep Disnakertrans Provinsi Jawa Barat menghadap Dewan Pengupahan dalam pertemuan ka tersebut Dewan Pengupahan menanyakan berkas-berkas persyaratan penangguhan dan UMK (bukti P-13); ng 9. Bahwa melalui Surat No. 36/SPN PT. LP/XII/2008 PSP SPN meminta asistensi In d A gu 6 on perangkat DPD SPN Jawa Barat untuk membantu mendampingi menghadiri es menegaskan mengapa belum ada kesepakatan mengenai penangguhan/pentahapan R m ah 7. Bahwa pada tanggal 23 Desember 2008 PSP SPN PT. Liebra Permana bersurat ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 6 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R panggilan sidang tersebut di atas, Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Barat memberikan batas waktu sampai dengan tanggal 5 Januari 2009 kepada PSP. SPN. ng Liebra Permana maupun pihak perusahaan untuk melaku-kan bipartite kembali tentang penundaan/pentahapan UMK 2009 (bukti P-14); 10. Pada hari Jumat tanggal 26 Desember 2008 PSP SPN Liebra Permana mendapat gu undangan rapat, dalam pertemuan tersebut manajemen menyam-paikan sesuai saran Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Barat, maka perusa-haan sudah mendapatkan serta A memperlihatkan data tersebut sebagai pendukung penundaan UMK, namun PSP SPN 11. Bahwa kesempatan bipartite yang diberikan sejak tanggal 31 Desember 2009 dipergunakan oleh perusahaan untuk menekan pekerja agar bersedia menye-tujui penangguhan dengan ancaman PHK dalam misi ini terdapat korban PHK dua orang pekerja yaitu Saudari Doris dan Munasifah dikarenakan tidak bersedia menandatangani persetujuan kesepakatan penangguhan UMK 2009 (bukti P-16); ep ah k ub lik kesempatan (bukti P-15); am ah tidak diberikan kopi-nya guna dipelajari, rapat berakhir dengan tanpa adanya 12. Bahwa pada hari Rabu tanggal 31 Desember 2008 dilakukan perundingan namun In do ne si R tidak tercapai kesepakatan (bukti P-17); 13. Melalui Surat No. 38/SPN PT.LP/XII/2008 PSP SPN PT. Liebra Permana A gu ng menyampaikan penolakan penangguhan/pentahapan UMK 2009 (bukti P-18); 14. Pada hari Rabu tanggal 31 Desember 2008 PT. Liebra Permana, menerbitkan surat keputusan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak terhadap pekerja/buruh; : 01657; Jabatan : Operator Jahit; Departemen : Produksi/Section G-4; SK PHK : 4383/HR/XII/08 tertanggal 31 Desember 2008; lik NIK : Munasifah; : 004313; Jabatan : Operator Jahit; Departemen : Produksi/Section G-4; SK PHK : 4382/HR/GP/XII/08 tertanggal 31 Desember 2008; ub NIK ep ka : Doris J.M.; B. Nama m ah A. Nama 15.Pada tanggal 06 Januri 2009 Dewan Pengupahan beserta Disnakertrans Provinsi Jawa lanjutan penangguhan UMK, pihak perusahaan menyerah-kan berkas kesepakatan on Hal. 7 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010 In d A gu ng penangguhan yang telah ditanda-tangani oleh para pekerja/buruh, pada kesempatan es R Barat datang berkunjung ke PT. Liebra Permana guna melaku-kan pembahasan ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 7 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R sama PSP SPN memprotes tindakan manajemen menyatakan kesempatan tersebut tidak sah, terdapat unsur paksaan dan intimidasi, dijawab oleh pihak Dewan ng Pengupahan agar masalah tersebut dibuktikan di Pengadilan melalui jalur hukum, tanpa ada rasa simpati sedikitpun terhadap upaya perjuangan serikat pekerja dalam memperjuang-kan nasibnya; gu 16. Bahwa tanggal 8 Januari 2008 PSP SPN Liebra Permana melaporkan terjadinya PHK sepihak oleh perusahaan pada Kantor Disnakertrans Kabupa-ten Bogor serta pada A Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Bogor (bukti P-19); ub lik guna menyampaikan duduk permasalahan yang terjadi melalui surat nomor 04/SPN PT. LP/2009 (bukti P-20); 18. Tanggal 20 Januari 2009 PSP SPN bersurat pada manajemen perusahaan melalui surat nomor 05/SPN PT.LP/I/2009 perihal penolakan pemutusan hubungan kerja sepihak Sdr. Doris J.M., dan Munasifah (bukti P-21); 19. Bahwa pada tanggal 21 Januari 2009 PSP SPN PT. Liebra Permana melaporkan ep ah k am ah 17. Tanggal 19 Januari 2009 PSP SPN bersurat pada Gubernur meminta untuk audiensi perihal union busting ke Pengawasan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi In do ne si R Kabupaten Bogor (bukti P-22); 20. Pada tanggal 22 Januari 2009 PSP SPN PT. Liebra Permana datang ke Kantor A gu ng Gubernur untuk beraudiensi, adapun yang menghadirinya adalah Pengurus dan beberapa anggota yaitu: A. Nama : Herno; NIK : 05765; Jabatan : Jr. Cutter; Divisi : Produksi/Cutting; NIK : 02394; Jabatan : QC; Divisi : Produksi/QCM; ep : Beby Primadona; NIK : 06533; Jabatan : Operator; Divisi : Produksi; es M ah C. Nama R ka Pengurus SP : Seketaris PSP SPN; lik : Hotni Manalu; ub B. Nama m ah Pengurus SF : Ketua PSP SPN; In d A gu 8 on ng Pengurus SP : Wakil Ketua PSP SPN; ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8 : Munasifah; R D. Nama In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id : 00431; Jabatan : Operator Jahit; ng NIK Divisi : Produksi Section G-4; Pengurus SP : Anggota; gu Disana bertemu dengan Seketaris pribadi Gubernur bernama Wahyu sedangkan Bapak Gubernur sedang berpergian keluar kota, kepada Seketaris pribadi Gubernur Jawa A Barat PSP SPN PT. Liebra Permana menyampaikan pernyataan sikap tentang Provinsi Jawa Barat ub lik 21. Bahwa pada tanggal 22 Januari 2009 PSP SPN menemui Dewan Pengupa-han di Kantor Disnakertarans Provinsi Jawa Barat bersama korban pekerja yang di PHK dikarenakan menolak, menyetujui am ah penolakan penangguhan/pertahapan UMK 2009 dan PHK sepihak oleh perusahaan; penangguhan UMK. Dalam pertemuan tersebut Pejabat Dewan Pengupahan yang terhormat menyampaikan bahwa tanda-tangan persetujuan penanggu-han/pentahapan ah k ep UMK oleh karyawan pekerja buruh dapat dijadikan pedoman persyaratan atau pembenaran untuk disetujui pengajuan penundaan UMK yang diajukan oleh PT. In do ne si R Liebra Permana, PSP SPN PT. Liebra Permana saat itu menyampaikan argumentasi bahwa jika masih terdapat keberadaannya serikat pekerja maka persetujuan A gu ng penangguhan harus mendapatkan persetu-juan dari serikat pekerja, maka tanda-tangan para pekerja tidak sah sebagai syarat penangguhan UMK 2009 di PT. Liebra Permana; 22. Pada tanggal 23 Januari 2009 Sdr. Rubiana Manurung di PHK dengan tuduhan memalsukan tanda-tangan HRD, melakukan interogasi serta intimidasi terhadap korban, serta tidak diperbolehkan PSN SPN mendampi-nginya, PHK Sdr. Rubiana Manurung dengan Surat Keputusan No. 048/HR/LP GP/2009 tertanggal 23 Januari 2009 (bukti P-23); lik Sdr. Hotni dan Beby Primadona dengan tuduhan “melakukan kesala-han berat yaitu ub menyuruh orang lain untuk membuat surat ijin tidak masuk kerja yang ditulis dan ditanda-tangani oleh yang membuat surat tersebut dengan maksud agar seolah-olah ep dibuat dan ditanda-tangani oleh yang bersangkutan” (bukti P-24); 24. Pada tanggal 24 Januari 2009 Sdr. Herno Ketua PSP SPN PT. Liebra Permana di PHK (bukti P-25); 25. Korban pemutusan hubungan kerja disertai intimidasi dalam peristiwa on Hal. 9 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010 In d A gu ng penangguhan/pentahapan UMK 2009 di PT. Liebra Permana adalah sebagai berikut: es dengan tuduhan yang sama seperti yang dituduhkan pada korban-korban lainnya R ka m ah 23. Bahwa berikutnya pada tanggal dan hari yang sama dikeluarkan SK PHK atas nama ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 9 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia : Herno; R A. Nama In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id : 05765; Jabatan : Jr. Cutter; ng NIK Divisi : Produksi/Cutting; Pengurus SF : Ketua PSP SPN; : No. 0156/HR/LP/GP/009 tertanggal 24 Januari 2009; gu SK PHK : Hotni Manalu; NIK : 02394; Jabatan : QC; Divisi : Produksi/QCM; Pengurus SP : Seketaris PSP SPN; : No. 0153/HR/LP/GP/009 tertanggal 23 Januari 2009; ah k C. Nama : Beby Primadona; NIK : 06533; Jabatan : Operator; Divisi : Produksi; ep am SK PHK ub lik ah A B. Nama SK PHK In do ne si R Pengurus SP : Wakil Ketua PSP SPN; : No. 0154/HR/LP/GP/009 tertanggal 23 Januari 2009; : Rubiana Manurung; A gu ng D. Nama NIK : 02009; Jabatan : CQ; Divisi : Produksi; Pengurus SP : Wakil Ketua PSP SPN; SK PHK : No. 0148/HR/LP/GP/009 tertanggal 23 Januari 2009; NIK : 01657; Jabatan : Operator Jahit; Departemen : Produksi/Section G-4; Pengurus SP : Anggota; : Munasifah; NIK : 004313; Jabatan : Operator Jahit; Departemen : Produksi/Section G-4; es M ah F. Nama ep : No. 4383/HR/XII/08 tertanggal 24 Januari 2008; R ka SK PHK lik : Doris J.M.; ub m ah E. Nama In d A gu 10 on ng Pengurus SP : Anggota; ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia : No. 4382/HR/GP/XII/08 tertanggal 31 Januari 2008; R SK PHK In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id 26.Bahwa permasalahan tersebut telah diupayakan dengan menempuh jalan musyawarah ng bipartit dengan tripartit mediasi maupun melaporkan masalah tindak pidana kejahatannya terhadap pekerja yang sedang menjalankan tugas organisasi serikat pekerja yang dilindungi Undang-Undang No. 21 Tahun 2000, Pasal 28 jo. Undang- gu Undang No. 13 Tahun 2003, Pasal 90, 91, 104 pelapor dimaksud Kepala Kantor Pengawasan Norma-Norma Ketenagakerja-an cq. Penyidik Pegawai Negeri Sipil A Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, maupun ke Polres Kabupaten Bogor (bukti ub lik 27. Bahwa sampai saat ini Polres Bogor maupun Disnakertrans Kabupaten Bogor belum merespon atas laporan adanya tidak pidana kejahatan bidang ketene-gakerjaan di PT. Liebra Permana terkait dengan UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh; 28. Pada tanggal 24 Agustus 2009 DPP SPN menyampaikan surat laporan kepada Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Bogor (bukti P-27); ep ah k am ah P-26); 29. Bahwa tindakan PHK oleh Tergugat dengan alasan menyuruh memalsukan surat ijin merupakan bentuk kesewenang-wenangan dan In do ne si berdasar R dispensasi menghadiri audiensi dengan Gubernur Jawa Barat mengada-ada dan tidak menghalang-halangi A gu ng kebebasan berserikat dan berorganisasi yang dijamin undang-undang sebagaimana diatur dalam Pasal 153 ayat (1) huruf g UU No. 13 Tahun 2003 jo. Pasal 28 UndangUndang No. 21 Tahun 2000 (bukti P-28); Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung supaya memberikan putusan sebagai berikut: 1. Menerima dan mengabulkan gugatan seluruhnya; ub Mewajibkan kepada Tergugat untuk membayar secara tunai seluruh upah dan hak- ep hak yang lain yang seharusnya diterima selama proses perseli- sihan hak yang diikuti dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja yang belum dibayar oleh Tergugat; Upah bulan Januari 2009 sebesar Rp. 30.820,- x 9 hari = Rp. 277.380,- (dua ratus es R - Hal. 11 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010 In d ng gu A on tujuh puluh tujuh ribu tiga ratus delapan puluh rupiah); M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah Memperkerjakan kembali dan menempatkan Penggugat pada jabatan dan posisinya semula di PT. Liebra Permana; - lik - ka m ah 2. Memerintahkan kepada Tergugat, Pengusaha PT. Liebra Permana untuk: Halaman 11 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Upah bulan Februari s/d Desember 2009 Rp. 991.714,- x 11 bulan = Rp. R - In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id 10.908.854,- (sepuluh juta sembilan ratus delapan ribu delapan ratus lima puluh - ng empat rupiah); Denda upah menurut PP 8 Tahun 1981 Pasal 19 yaitu: 50% x 11 bulan x Upah bulan Februari s/d Desember 2009 (550% x Rp. 10.908.854,-) = Rp. 59.998.697,- gu (lima puluh sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh delapan ribu enam ratus sembilan puluh tujuh rupiah); A 3. Menghukum Tergugat untuk mernbayar uang paksa sebesar Rp. 400.000,kekuatan hukum tetap isi putusan; apabila Tergugat lalai memenuhi ub lik mempunyai 4. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun adanya upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali; 5. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara, dan apabila Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri ep ah k am ah (empat ratus ribu rupiah) per hari sejak adanya keputusan Pengadilan yang Bandung berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya; In do ne si R Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut: A gu ng 1. Gugatan Penggugat kurang memenuhi syarat formal: - Gugatan Penggugat kurang lengkap, hal tersebut dapat dilihat dalam surat gugatan Penggugat dimana materai tidak diberi tanggal, bulan, dan tahun. Hal ini sebagaimana dimaksud Undang-Undang nomor: 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai yang tercantum dalam Pasal 7 ayat (5) sebagaimana kami kutip: “Pembubuhan tanda-tangan disertai dengan pencantuman tanggal, bulan, dan tahun, lik Dan menurut ketentuan Pasal 7 ayat (9) sebagaimana dimaksud Undang-Undang a quo: “apabila ketentuan sebagaimana dimaksud ayat 5 tidak dipenuhi, maka dokumen yang bersangkutan dianggap tidak bermaterai”; ep ka Di dalam buku: Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata karangan Darwan Prinst, SH., disebutkan syarat formal dari suatu gugatan dapat dirinci sebagai berikut: Dalam suarat gugatan biasanya secara tegas disebutkan tempat dimana In d A gu 12 on ng gugatan itu diperbuat. Selanjutnya, disebutkan tanggal berapa, bulan berapa dan es Tempat dan tanggal pembuatan suarat gugatan: R a M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah kertas dan sebagian di atas materai”; ub m ah dilakukan dengan tinta atau sejenis itu sehingga sebagian tanda-tangan ada di atas Halaman 12 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R tahun berapa gugatan itu diperbuat. Tanggal yang termuat pada kanan atas surat gugatan itu hendaklah sama dengan tanggal yang dimuat pada materai suatu ng gugatan. Apabila terdapat perbedaan antara tanggal-tanggal itu tadi, maka tanggal pada materai yang dianggap benar; b. Materai: gu Suatu gugatan yang tidak bermaterai bukanlah mengakibatkan gugatan itu gugatan di Kepaniteraan Perdata Pengadilan Negeri; ub lik menjadi dasar gugatan, serta konsekwensi logis dari fakta itu terhadap permintaan-permintaan Penggugat yang dimuat dalam petitum, akan tetapi ada hal yang kurang Iengkap mengenai petitum-nya (surat gugatan yang tidak lengkap harus dinyatakan tidak dapat diterima, vide yurisprudensi Mahkamah Agung RI, tanggal 28 November 1956 nomor 195 K/Sip/1955); ep ah k kemudian diberi tanggal, bulan, dan tahun pembuatan atau didaftarkannya 2. Bahwa Penggugat di dalam posita-nya mendalilkan tentang fakta hukum yang am ah A menjadi batal, tetapi dikembalikan untuk diberi materai. Pada materai itu Bahwa terhadap gugatan tersebut, Pengadilan Hubungan Industrial pada PHI/PN.BDG tanggal 26 Maret 2010 yang amarnya sebagai berikut: In do ne si R Pengadilan Negeri Bandung telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 191/G/ 2009/ Menolak gugatan Penggugat seluruhnya; 2 Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat terhitung mulai A gu ng 1 tanggal 1 Februari 2009; 3 Memerintahkan kepada Tergugat untuk membayar kepada Penggugat hak- hak berupa uang pesangon dan uang penggantian hak dengan jumlah keselu-ruhan sebesar Rp. 23.392.380,- (dua puluh tiga juta tiga ratus sembilan puluh dua ribu tiga ratus delapan puluh rupiah); Memerintahkan kepada Tergugat untuk membayar selisih kekurangan, upah Membebankan biaya perkara sebesar Rp. 469.000,- kepada Negara; ub 5 Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung tersebut telah diberitahukan kepada Tergugat/ Pemohon Kasasi pada ep ka m bulan Januari 2009 Penggugat sebesar Rp. 277.380,-; lik ah 4 tanggal 26 Maret 2010, kemudian terhadapnya, oleh Tergugat/Pemohon Kasasi dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 12 April 2010 diajukan Akte permohonan kasasi No. 17/Kas/G/2010/PHI/PN.BDG. yang dibuat oleh Plt. Panitera on Hal. 13 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010 In d A gu ng Muda Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung, permohonan es R permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 14 April 2010 sebagaimana ternyata dari ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 13 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R mana diikuti dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung tersebut ng pada tanggal 27 April 2010 itu juga; Bahwa setelah itu, oleh Penggugat/Termohon Kasasi yang pada tanggal 25 Mei 2010 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat/Pemohon Kasasi diajukan gu jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial A pada Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 7 Juni 2010; Menimbang bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah kasasi tersebut formal dapat diterima; ub lik dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah: 1 Bahwa Judex Facti telah keliru dan salah dalam penerapan hukum ketenaga- kerjaan yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; ep ah k am ah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan 2 Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti dengan menunjuk pada Pasal 164 ayat kekeliruan dan kesalahan yang fatal dalam pengambilan putusan; Bahwa Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang A gu ng 3 In do ne si R (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah membuat Ketenagakerjaan sangat tidak relevan dengan pokok perkara dan alasan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Termohon Kasasi (dahulu Penggugat); 4 Bahwa perusahaan mem-PHK Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) bukan dikarenakan perusahaan melakukan efisiensi, tetapi Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) telah melakukan pelanggaran terhadap Perjanjian Kerja Bersama (PKB) (bukti T-2) dan Judex Facti mengabaikan bukti T-4 tentang Pernyataan dari Sdr. Rubiana Manurung, serta lik ah telah mengabaikan keterangan Sdr. Nurdin Setiawan dan Sdr. Oki Saraswati yang ub Penggugat) adalah masalah/alasan tanda-tangan yang dipalsukan; 5 Bahwa Judex Facti telah mengabaikan dan tidak menghormati Perjanjian Kerja ep Bersama (PKB) PT. Liebra Permana yang ke IV (empat) yang merupa-kan implementasi dari amanat Pasal 116 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi: serikat pekerja/serikat butuh yang telah tercatat pada instansi yang bertanggung-jawab In d A gu 14 on ng dibidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha”; es R “Perjanjian Kerja Bersama dibuat oleh serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m menerangkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Termohon Kasasi (dahulu Halaman 14 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R 6. Bahwa Judex Facti tidak memahami esensi PKB PT. Liebra Permana (2009- 2011) yang merupakan hukum otonom/lex specialist derograt lex generalis yang mengikat ng para pihak yang menanda-tanganinya sebagaimana diatur dalam Pasal 126 Ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan secara tegas menyatakan: serikat gu “Pengusaha, pekerja/serikat buruh dan pekerja/buruh wajib melaksanakan ketentuan yang ada dalam perjanjian kerja bersama”; A Berdasarkan fakta hukum sebagaimana telah diuraikan di atas maka sangat jelas Judex Facti telah salah dan keliru dalam pertimbangan hukumnya dengan penerapan Pasal perkara Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) dengan tidak mengacu pada PKB yang merupakan hukum otonom/lex am specialist yang berlaku di PT. Liebra Permana, maka sudah seharusnya dan beralasan keputusan tersebut dibatalkan; - Facti R Dalam Pokok Perkara: Dalam Konvensi: Judex In do ne si bila ep ah k ub lik ah 164 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang tidak relevan dengan pokok Bahwa Judex Facti telah mengeluarkan putusan yang keliru dan salah dalam A gu ng penerapan hukum, dengan alasan dan fakta sebagai berikut: 1. Bahwa dalam pertimbangan perkara a quo Judex Facti telah terjebak pada Pasal 28 Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat PekerjaI Serikat Buruh jo. Pasal 53 huruf (g) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (seharusnya Pasal 153 ayat (1) huruf g); 2. Bahwa adalah tidak benar bila PHK terhadap Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) ada kaitannya dengan Pasal 28 Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 lik (dahulu Tergugat) sampai saat ini masih adaIeksis organisasi pekerja PSP. SPN. ub PT. Liebra Permana; 3. Bahwa Judex Facti tidak memahami secara mendalam PKB PT. Liebra Permana yang dibuat berdasarkan kesepakatan antara PSP. SPN. PT. Liebra Permana ep ka m ah tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh karena di perusahaan Pemohon Kasasi dengan PT. Liebra Permana yang merupakan bentuk pengakuan atas eksistensi ah PSP. SPN. di PT. Liebra Permana, sehingga ironis sekali bila Pemohon Kasasi ng M sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat on Hal. 15 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010 In d A gu Pekerja/Serikat Buruh; es R (dahulu Tergugat) dianggap atau dinyatakan melanggar kebebasan berserikat ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R 4. Bahwa Pemohon Kasasi (dahulu Tergugat) berpendapat secara individu Pengurus Serikat Pekerja/Serikat Buruh tidak kebal hukum terhadap tinda-kan dan ng perbuatan yang tidak sesuai dengan PKB PT. Liebra Permana yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan secara konsisten tanpa pandang bulu bagi seluruh pekerja di PT. Liebra Permana; gu 5. Bahwa Judex Facti tidak mengetahui izin penangguhan UMK tahun 2009 PT. A Liebra Permana telah diterbitkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat tanggal Pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2009; ub lik 6. Bahwa salah satu persyaratan penangguhan UMK sesuai dengan Kepmenakertrans ah No. Kep.231/MEN/2003 tentang Tata Cara Penanggu-han Pelaksanaan Upah Minimum pada Pasal 4 disebutkan: (1) Permohonan penangguhan pelaksanaan upah minimum harus disertai dengan: a Naskah asli kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan serikat pekerja/serikat buruh atau atau pekerja/buruh perusahaan yang bersangkutan; b ep am ah k 21 Januari 2009 No. 561/Kep.149-Bangsos/2009 tentang Izin Penangguhan ............................dst. In do ne si R 7. Bahwa para pekerja PT. Liebra Permana yang berjumlah 3.398 orang seluruhnya menyetujui dan sepakat penangguhan UMK 2009, berarti para pekerja sangat A gu ng memahami kondisi perusahaan yang sedang terpuruk guna menghindarkan terjadinya PHK; 8. Bahwa Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) dengan berlindung di UndangUndang No. 21 Tahun 2003 tetap memaksakan kehendak meno-lak penangguhan UMK 2009 dengan berbagai cara termasuk mengguna-kan surat dispensasi yang tidak sah; 9. Bahwa serikat pekerja/serikat buruh sebagai mitra pengusaha seharusnya lik cq. pekerja PT. Liebra Permana yang menyatakan setuju, sepakat dan tidak berkeberatan penangguhan pelaksanaan UMK tahun 2009, bukan sebaliknya ub m ah Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) dapat menyerap aspirasi dari anggotanya memaksakan kehendak pribadi atau sekelompok orang (bukti T-1); ep ka 10. Bahwa Judex Facti telah keliru dan salah dalam penerapan hukum dengan menulis jo. Pasal 53 ayat (1) huruf 9 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ah Ketenagakerjaan, yang seharusnya Pasal 153 ayat (1) huruf 9 Undang-Undang No. es R 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang menyatakan bahwa Pengusaha In d A gu 16 on ng M dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan alasan karena: ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R “g. pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/ serikat buruh, pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh ng di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama”; gu 11. Bahwa tindakan dan perbuatan Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) ketika A melakukan audiensi/unjuk rasa ke Gubernur Jawa Barat tanggal 21 Januari 2009 dengan mengerahkan 50 orang anggotanya tidak disetujui Pemohon Kasasi (dahulu Tergugat) dan kemudian Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) ub lik ah menggunakan surat dispensasi yang tidak resmi telah melanggar PKB (bukti T-2); 12. Bahwa pada tanggal 15 Januari 2009 Gubernur Jawa Barat telah mengeluarkan am Surat Keputusan No. 561/Kep.149-Bangsos/2009 tentang Izin Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2009, jadi sesungguhnya apa yang telah dilakukan Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) ah k ep dengan mengajak pekerja lainnya sebanyak 50 orang adalah ada indikasi ingin melumpuhkan kegiatan perusahaan yang sedang terpuruk; In do ne si R 13. Bahwa dengan demikian Judex Facti telah salah dan keliru menilai terhadap tindakan dan perbuatan Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) yang melanggar A gu ng PKB PT. Liebra Permana dengan berdasar pada ketetapan yang diatur dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 jo. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 14. Bahwa Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) telah memerintahkan Sdr. Rubyana Manurung untuk melakukan tindakan dan perbuatan yang melanggar ketentuan khususnya PKB PT. Liebra Permana yaitu membuat surat dispensasi yang tidak lik 15. Bahwa selanjutnya Judex Facti telah salah dan tidak menghormati PKB PT. Liebra Permana yang diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, telah menjadi pihak yang menanda-tangani serta seluruh pekerja di Perusahaan PT. Liebra ep Permana tanpa kecuali; 16. Bahwa PKB PT. Liebra Permana dibuat berdasarkan kesepakatan antara serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha yang telah melalui proses perundingan ah ka ub hukum otonomIlex specialist derograt lex generalis yang wajib dipatuhi oleh para m ah sesuai prosedur yang sebenarnya; es R yang cukup memerlukan waktu cukup lama dan alot untuk mencapai kesepahaman on Hal. 17 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010 In d A gu ng M guna terwujudnya PKB; ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia pertimbangan: R 17. Bahwa pertimbangan Judex Facti telah salah dan keliru dengan menyatakan dalil/ ng “Menimbang bahwa dengan demikian alasan PHK Tergugat kepada Penggugat tidak mempunyai dasar dan alasan bukti yang merugikan”; Dengan mengacu Pasal 151 ayat (11) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 telah keliru dan salah; gu 18. Bahwa Judex Facti mengulangi kembali kesalahan dan kekeliruannya dengan A menunjuk Pasal 158 Undang-Undang No. 13 Tahun tentang Ketenagakerjaan, sedangkan Pemohon Kasasi (dahulu Tergugat) tidak mengacu pada Pasal 158 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tetapi sesuai dengan PKB PT. ub lik Liebra Permana Pasal 78 ayat (1) huruf f; ah 2003 19. Bahwa dalam KUH Perdata Pasal 1338 yang berbunyi sebagai berikut: am “Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang berlaku bagi yang membuatnya”; Maka PKB PT. Liebra Permana yang dibuat dan disepakati telah memenuhi ah k ep unsur-unsur Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat-syarat perjanjian; 20. Bahwa sesuai Pasal 12 dan Pasal 26 Kepmenakertrans No. 48/MEN/IV/ 2004 In do ne si R yang mengatur tentang Perjanjian Kerja Bersama, yang didaftarkan akan menjadi rujukan utama dalam hal terjadi perselisihan; A gu ng 21. Bahwa Judex Facti tidak mempelajari bukti T-8 yang menunjukan bahwa yang di PHK selain terhadap Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) adalah sebanyak 3 (tiga) orang dengan pelanggaran yang sama dengan Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) tetapi telah dapat diselesaikan secara bipartit hanya Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) yang tidak dapat diselesaikan secara bipartit; 22. Bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) lik PKB PT. Liebra Permana dan hanya berhak atas uang pisah sesuai Bab XII Pasal 77 ayat (5) PKB PT. Liebra Permana sebesar 3 x Rp. 924.600,- = Rp. 2.773.800,Januari 2009 ub (dua juta tujuh ratus tujuh puluh tiga ribu delapan ratus rupiah) dan upah bulan Rp. 277.800,- (dua ratus tujuh puluh tujuh ribu delapan ratus rupiah); ep ka m ah adalah sama dengan ke-3 (tiga) rekan-rekannya tersebut diatas yaitu melanggar Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut, Mahkamah Agung berpendapat: A gu 18 alasan kasasi Pemohon tidak on menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku, In d ng Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung tidak salah es R Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena Judex Facti/ ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 18 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R memenuhi ketentuan Pasal 30 Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang- ng Undang No. 3 Tahun 2009; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: PT. LIEBRA PERMANA tersebut harus gu ditolak; Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara di bawah Rp. A 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), maka berdasarkan ketentuan Pasal 58 ub lik Memperhatikan pasal-pasal dariUndang-Undang No. 48 Tahun 2009, UndangUndang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 dan Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; M E N G A D I L I : ep ah k am ah Undang-Undang No. 2 Tahun 2004, maka biaya perkara dibebankan kepada Negara; Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. LIEBRA PERMANA In do ne si R tersebut; Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada Negara; A gu ng Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Jum’at, tanggal 24 Januari 2013 oleh DR. H. Abdurrahman, S.H., M.H., Hakim Agung, yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Buyung Marizal, S.H., M.H., dan Jono Sihono, S.H., Hakim Ad. Hoc. PHI, pada Mahkamah Agung sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis, dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut, lik ah dan dibantu oleh Bongbongan Silaban, S.H., LL.M., Panitera Pengganti, dengan tidak Ke tua: ttd/Buyung Marizal, S.H., M.H. ttd/Jono Sihono, S.H. ub Hakim-Hakim Anggota: ttd/DR. H. Abdurrahman, S.H., M.H. ep ka m dihadiri oleh para pihak. Panitera Pengganti: es ng R Untuk Salinan: ttd/Bongbongan Silaban, S.H., LL.M. Mahkamah Agung RI a.n. Panitera Panitera Muda Perdata Khusus, on Hal. 19 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010 In d A gu RAHMI MULYATI, SH.,MH. ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 19 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia es In d A gu 20 on ng M R ah ep ka ub m lik ah A gu ng In do ne si R ah k ep am ub lik ah A gu ng R Nip. 19591207 1985 12 2 002 In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20