Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik

advertisement
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
P U T U S A N
No. 652 K/Pdt.Sus/2010
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH
AGUNG
gu
memeriksa perkara Perdata Khusus (Perselisihan Hubungan Industrial) dalam tingkat
A
kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara:
PT. LIEBRA PERMANA, yang diwakili oleh Teh Sam Huang,
selaku Direktur, berkedudukan di Jl. Cagak Raya Gunung Puteri No.
ah
198, Citeureup, Bogor 16961, Jawa Barat, dalam hal ini memberi kuasa
ub
lik
kepada: Drs. Engkos Kosim dan Rosyid Hoewel, SH., Dewan Pengurus
Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Barat, berkantor di
am
Komplek Puteraco Gading Regensi, Jl. Gading Utama Blok K-3,
Bandung 40292 selaku Tim Advokasi DPP APINDO Jawa Barat,
ah
k
ep
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 12 April 2010;
Pemohon Kasasi dahulu Tergugat;
R
melawan:
In
do
ne
si
HOTNI MALAU, bertempat tinggal di Griya Bukit Jaya Blok A III
A
gu
ng
No. 21 Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, dalam hal ini memberi kuasa
kepada: Djoko Heriyono, SH., dan kawan-kawan, Pengurus Lembaga
Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Nasional
(DPP SPN), berkantor di Gd. ILP Centre Lt. 4, Jl. Raya Pasar Minggu
No. 39 A, Jakarta Selatan 12780, selaku Tim Advokasi DPP SPN,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 9 November 2009;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
ub
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon
Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Pemohon Kasasi dahulu
sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Bandung, pada pokoknya atas dalil-dalil:
ep
ka
m
ah
Mahkamah Agung tersebut;
lik
Termohon Kasasi dahulu Penggugat;
1. Bahwa Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
mengatur mengenai mekanisme penyelesaian perselisihan hubu-ngan perburuhan
on
Hal. 1 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010
In
d
A
gu
ng
melalui Pengadilan Industrial;
es
R
Perselisihan Hubungan Industrial pada Pasal 1 angka 17 jo. Pasal 1 angka 1 telah telah
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 1
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Pasal 1 angka 17:
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ng
Pengadilan Industrial adalah Pengadilan Khusus yang dibentuk di lingkungan
Pengadilan Negeri yang khusus yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi
putusan terhadap perselisihan hubungan industrial;
gu
Pasal 1 angka 1:
Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengaki-batkan
A
pertentangan, antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau
ub
lik
kepentingan, perselisihan antar serikat pekerja/buruh dalam satu perusahaan;
2. Hal mana dalam gugatan ini perselisihan yang timbul ialah perselisihan hak yang
diikuti oleh perselisihan pemutusan hubungan kerja;
am
ah
serikat pekerja/buruh, karena adanya perselisihan menge-nai hak perselisihan
Pasal 1 angka 2:
Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat
ep
ah
k
adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentu-an peraturan
Pasal 1 angka 3:
In
do
ne
si
bersama;
R
perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
A
gu
ng
Perselisian pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul karena tidak
adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan
oleh salah satu pihak;
3. Lebih lanjut berdasarkan Pasal 86 UU No. 2 Tahun 2004 menyatakan:
Perselisihan hak yang diikuti dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja dapat
diajukan pada Pengadilan Hubungan Industrial. Dan perselisihan hak wajib untuk
Pasal 86:
Dalam
hal
perselisihan
hak
dan/atau
lik
hubungan kerja;
perselisihan
ub
m
ah
diperiksa telebih dahulu sebelum PHI memutus perkara perselisi-han pemutusan
kepentingan
diikuti
dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja, maka Pengadilan Hubungan
ep
ka
Industrial wajib memutus terlebih dahulu perkara peselisihan hak dan/atau peselisihan
kepentingan;
ah
Bahwa gugatan ini adalah gugatan perselisihan hak yang diikuti dengan perselisihan
M
antara Penggugat Pekerja PT. Liebra Permana dengan Tergugat Pimpinan Perusahaan
In
d
A
gu
2
on
ng
PT. Liebra Permana, hal mana obyek guga-tan ini didasarkan pada tindakan
es
R
pemutusan hubungan kerja, untuk selanjutnya dalam gugatan ini disingkat PHK,
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 2
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
pelanggaran hak kebebasan berserikat terhadap Penggugat melalui tindakan Tergugat
melarang Penggugat masuk kerja dengan alasan sudah diputus hubungan kerja melalui
ng
SK. PHK. No. 0513/HR/LP/GP/I/09 tertanggal 23 Januari 2009;
4. Bahwa sesuai mekanisme yang diatur dalam UU No. 2 Tahun 2004 perselisi-han yang
diikuti dengan perselisihan PHK ini telah menempuh perundingan bipartite, hasil
gu
perundingan bipartite tersebut pada intinya telah gagal dan untuk selanjutnya
ditempuh upaya penyelesaian melalui Mediator pada Dinas Tenaga Kerja dan
A
Trasmigrasi Kabupaten Bogor, Jawa Barat;
5. Bahwa Mediator pada Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kabupaten
ub
lik
ah
Bogor telah mengeluarkan Anjuran tertulis No. 565/Disnaker tertanggal 20 April 2009
(bukti P-1) yang pada amarnya menganjurkan hal-hal sebagai berikut:
am
Menganjurkan:
a. Dengan memperhatikan Pasal 151 ayat 2 UU No. 13 Tahun 2003 maka Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh PT. Liebra Permana Gunung Putri,
ep
ah
k
Kabupaten Bogor, terhadap Sdr. Hotni Malau “dapat dipertimbangkan” terhitung
akhir Januari 2009;
In
do
ne
si
R
b. Kepada pihak pengusaha PT. Liebra Permana Gunung Puteri, Kabupaten Bogor,
agar membayarkan hak-haknya para pekerja atas pesangon sebesar 2 (dua) kali
A
gu
ng
Pasal 156 ayat 2 ditambah 1 (satu) kali Pasal 156 ayat 3 ditambah ayat 4 UU No.
13 Tahun 2003 serta hak-hak lainnya yang bila ada dan belum diterima oleh
pekerja;
c. Kepada masing-masing pihak sebagaimana diatur dalarn Pasal 13 ayat 2 butir c
UU nomor: 13 Tahun 2003 diminta untuk memberikan tanggapan-nya secara
tertulis ke Disosnakertrans Kab. Bogor paling lambat sepuluh (10) hari setelah
Anjuran ini diterima;
lik
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bogor a quo dan hendak mengajukan
ub
gugatan ini ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung
Provinsi Jawa Barat melalui Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Kls IA Bandung;
ep
ka
m
ah
6. Hal mana Penggugat menerima anjuran Mediator pada Dinas Tenaga Kerja dan
Bahwa dengan demikian gugatan ini telah memenuhi kewenangan relatif
absolut
sebagaimana
disyaratkan
undang-undang
untuk
diperiksa
oleh
es
on
Hal. 3 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010
In
d
A
gu
ng
B. Alasan-alasan:
R
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kls lA Bandung;
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 3
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
1. Bahwa alasan PHK oleh Tergugat adalah karena Penggugat melakukan kesalahan
berat yaitu melanggar Pasal 51 ayat 1 huruf f PKB PT. Liebra Permana (bukti P-2);
ng
2. Bahwa Penggugat adalah Pengurus Serikat Pekerja PSP SPN PT. Liebra Permana,
jabatan Seketaris dengan SK No. 028/DPC.SPN/KB/XII/2008 yang menjalankan
tugas karena jabatan (bukti P-3);
gu
3. Bahwa alasan yang dikemukakan Tergugat adalah alasan yang mengada- ada;
4. Bahwa alasan PHK sebenarnya patut diduga adalah adanya aktifitas Penggugat
A
sebagai Pengurus Serikat Pekerja yang melakukan perlawanan terhadap kebijakan
Tergugat dalam melakukan penangguhan upah minimum pada bulan Desember 2008,
ub
lik
Pekerja Nasional (PSP SPN) PT. Liebra Permana menolak penangguhan upah
minimum
Kota
Bogor
2009
yang dilakukan oleh Pimpinan Perusahaan PT. Liebra Permana (bukti P-4);
5. Bahwa tindakan oleh Tergugat nyata-nyata melanggar hak kebebasan berserikat Pasal
ep
28 jo. Pasal 43 Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat
ah
k
am
ah
dimana Penggugat bersama-sama dengan Pengurus Pimpinan Serikat Pekerja, Serikat
Buruh (bukti P-5);
In
do
ne
si
R
Pasal 28 huruf a UU 21 Tahun 2000:
Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa atau pekerjaIburuh untuk
A
gu
ng
membentuk atau tidak membentuk pengurus, atau tidak menjadi pengurus, menjadi
anggota atau anggota danIatau menjalankan atau tidak menjalankan serikat pekerja/
serikat buruh dengan cara:
a
Melakukan PHK, memberhentikan sementara, menurunkan jabatan atau
melakukan mutasi;
c
Melakukan intimidasi dalam bentuk apapun;
d
Melakukan kampanye atau pembentukan serikat pekerja/serikat buruh;
Pasal 43 UU No. 21 Tahun 2000:
(1) Barang siapa yang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh sebagaimana
ub
m
lik
Tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh;
ah
b
dimaksud dalam Pasal 28 dikenakan sanksi pidana paling singkat 1 (satu) tahun
ep
ka
dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp. 100.000.000,(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);
es
In
d
A
gu
4
on
ng
M
kejahatan;
R
ah
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 4
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
6. Bahwa PHK oleh Tergugat dengan alasan buruh berserikat atau menjalankan kegiatan
serikat pekerja/serikat buruh secara jelas merupakan pelanggaran, terhadap Pasal 153
ng
ayat (1) huruf g UU No. 13 Tahun 2003 (bukti P-6) yang menyatakan:
Pasal 153 ayat (1) huruf g UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan:
Pengusaha dilarang melakukan PHK dengan alasan:
gu
(g) Pekerja/buruh mendirikan menjadi anggota dan/atau pengurus serikat
kerja atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha atau berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja peraturan perusahaan atau perjanjian
ub
lik
kerja bersama;
7. PHK oleh Tergugat juga telah menimbulkan kerugian bagi Penggugat dan Penggugat
mempunyai kepentingan untuk mengajukan gugatan kerugian-kerugian tersebut
am
ah
A
pekerja/serikat buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh di luar jam
adalah sebagai berikut:
A. PHK oleh Tergugat telah menimbulkan akibat tidak diakuinya Penggugat sebagai
ah
k
ep
pekerja PT. Liebra Permana sehingga berakibat pada terhentinya hak Penggugat
untuk bekerja dan mencapai upah sehingga masa depan Pengugat tidak jelas;
In
do
ne
si
R
B. PHK oleh Tergugat telah menimbulkan dampak psikologis yang sangat berat lagi
Penggugat karena secara tiba-tiba harus menjadi seorang pengangguran;
A
gu
ng
C. PHK oleh Tergugat telah menimbulkan kerugian secara materiil yaitu biaya-biaya
untuk mengurus kasus ini dari mulai beberapa sidang mediasi di Kantor Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bogor sampai dengan pengajuan
gugatan maupun sidang PHI yang akan datang di Pengadilan Negeri Bandung
Jawa Barat;
C. Fakta-fakta Hukum:
lik
merek-merek terkenal dengan tujuan untuk diekspor, yang beralamat di Jl. Gagak
8671658-58, Faks. (021) 8671668;
ub
Raya Gunung Putri No. 198, Citeureup Bogor, Jawa Barat 16810, Telp. (021)
2. Bahwa Penggugat adalah karyawan PT. Liebra Permana dengan dalil berdasarkan slip
ep
gaji terakhir yang diterima pada tanggal 5 Februari 2009 sebagaimana berikut:
: Hotni Malau;
NIK
: 02394;
Jabatan
: QC;
Divisi
: Produksi/QCM;
Gaji Pokok
: Rp. 924.600,- (Rp.30.820,-/hari) - (bukti-7);
es
on
ng
Hal. 5 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010
In
d
A
R
Nama
gu
ka
m
ah
1. PT. Liebra Permana adalah sebuah perusahaan yang memproduksi pakaian dengan
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 5
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
3. Bahwa Penggugat Hotni Malau adalah Pengurus Serikat Pekerja PSP (Serikat Pekerja
Nasional) PT. Liebra Permana Kabupaten Bogor dengan nomor Pencatatan: 125/
ng
OP.SPN-LP/03.32.125/03/X/IX/2005 dengan jabatan Sekre-taris sesuai SK DPC SPN
No. Kep. Orga 028/DPC.SPN/KB/XII/2008 (bukti P-8);
4. Bahwa peristiwa bermula ketika Tergugat berkeinginan untuk menunda berlakunya
gu
upah minimum 2009 Kabupaten Bogor sebesar Rp. 991.714,00,- menurut SK
Gubernur nomor 561/Kep.684-Bangsos/2008 (bukti P-9);
A
5. Bahwa pada hari Senin tanggal 15 Desember 2008 serikat pekerja PSP
SPN PT. Liebra Permana diundang oleh manajemen perusahaan untuk mengakhiri
ub
lik
ah
rapat guna membahas upah minimum 2009, dalam pertemuan tersebut pihak
perusahaan minta agar serikat pekerja menyetujui dan menyepakati penundaan UMK
am
2009 sampai dengan 10 (sepuluh) bulan ke depan, adapun alasan penundaan oleh
perusahaan dikarenakan adanya krisis global yang menyebabkan kepastian order dan
keuangan perusahaan mengalami kesulitan ketidak-pastian. Dalam rapat yang juga
ah
k
ep
dihadiri oleh Bapak Tony Permana, PSP SPN menolak keinginan pihak perusahaan
untuk menunda kenaikan upah, hal ini membuat Pimpinan Perusahaan Bapak Tony
In
do
ne
si
R
Permana menjadi kecewa serta-merta emosional dengan meminta agar pengurus PSP
SPN mengundurkan diri dari perusahaan dan perusahaan bersedia membayar
A
gu
ng
berapapun kompensasinya pesangon serta uang jasa dan ganti ruginya (bukti P-10);
6. Bahwa pada hari Senin tanggal 22 Desember 2008 dilaksanakan rapat
perundingan antara Pemimpin Serikat Pekerja Serikat Pekerja Nasional
(PSP SPN) dengan manajemen melanjutkan perundingan penundaan UMK,
manajemen menawarkan solusi dengan pentahapan, pihak serikat pekerja menolak
sehingga tidak terjadi kesepakatan (bukti P-11);
lik
kepada Gubernur Jawa Barat melalui Surat No. 35/SPN.PT.LP/Xll/ 2008 tentang
penolakan penangguhan UMK 2009 di PT. Liebra Permana (bukti P-12);
ub
8. Bahwa pada tanggal 24 Desember 2008 Serikat pekerja PSP SPN Liebra Permana
mendapat panggilan sidang dari Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Barat sampai di
ep
Disnakertrans Provinsi Jawa Barat menghadap Dewan Pengupahan dalam pertemuan
ka
tersebut Dewan Pengupahan menanyakan berkas-berkas persyaratan penangguhan dan
UMK (bukti P-13);
ng
9. Bahwa melalui Surat No. 36/SPN PT. LP/XII/2008 PSP SPN meminta asistensi
In
d
A
gu
6
on
perangkat DPD SPN Jawa Barat untuk membantu mendampingi menghadiri
es
menegaskan mengapa belum ada kesepakatan mengenai penangguhan/pentahapan
R
m
ah
7. Bahwa pada tanggal 23 Desember 2008 PSP SPN PT. Liebra Permana bersurat
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 6
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
panggilan sidang tersebut di atas, Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Barat
memberikan batas waktu sampai dengan tanggal 5 Januari 2009 kepada PSP. SPN.
ng
Liebra Permana maupun pihak perusahaan untuk melaku-kan bipartite kembali
tentang penundaan/pentahapan UMK 2009 (bukti P-14);
10. Pada hari Jumat tanggal 26 Desember 2008 PSP SPN Liebra Permana mendapat
gu
undangan rapat, dalam pertemuan tersebut manajemen menyam-paikan sesuai saran
Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Barat, maka perusa-haan sudah mendapatkan serta
A
memperlihatkan data tersebut sebagai pendukung penundaan UMK, namun PSP SPN
11. Bahwa kesempatan bipartite yang diberikan sejak tanggal 31 Desember 2009
dipergunakan oleh perusahaan untuk menekan pekerja agar bersedia menye-tujui
penangguhan dengan ancaman PHK dalam misi ini terdapat korban PHK dua orang
pekerja yaitu Saudari Doris dan Munasifah dikarenakan tidak bersedia menandatangani persetujuan kesepakatan penangguhan UMK 2009 (bukti P-16);
ep
ah
k
ub
lik
kesempatan (bukti P-15);
am
ah
tidak diberikan kopi-nya guna dipelajari, rapat berakhir dengan tanpa adanya
12. Bahwa pada hari Rabu tanggal 31 Desember 2008 dilakukan perundingan namun
In
do
ne
si
R
tidak tercapai kesepakatan (bukti P-17);
13. Melalui Surat No. 38/SPN PT.LP/XII/2008 PSP SPN PT. Liebra Permana
A
gu
ng
menyampaikan penolakan penangguhan/pentahapan UMK 2009 (bukti P-18);
14. Pada hari Rabu tanggal 31 Desember 2008 PT. Liebra Permana, menerbitkan surat
keputusan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak terhadap pekerja/buruh;
: 01657;
Jabatan
: Operator Jahit;
Departemen
: Produksi/Section G-4;
SK PHK
: 4383/HR/XII/08 tertanggal 31 Desember 2008;
lik
NIK
: Munasifah;
: 004313;
Jabatan
: Operator Jahit;
Departemen
: Produksi/Section G-4;
SK PHK
: 4382/HR/GP/XII/08 tertanggal 31 Desember 2008;
ub
NIK
ep
ka
: Doris J.M.;
B. Nama
m
ah
A. Nama
15.Pada tanggal 06 Januri 2009 Dewan Pengupahan beserta Disnakertrans Provinsi Jawa
lanjutan penangguhan UMK, pihak perusahaan menyerah-kan berkas kesepakatan
on
Hal. 7 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010
In
d
A
gu
ng
penangguhan yang telah ditanda-tangani oleh para pekerja/buruh, pada kesempatan
es
R
Barat datang berkunjung ke PT. Liebra Permana guna melaku-kan pembahasan
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 7
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
sama PSP SPN memprotes tindakan manajemen menyatakan kesempatan tersebut
tidak sah, terdapat unsur paksaan dan intimidasi, dijawab oleh pihak Dewan
ng
Pengupahan agar masalah tersebut dibuktikan di Pengadilan melalui jalur hukum,
tanpa ada rasa simpati sedikitpun terhadap upaya perjuangan serikat pekerja dalam
memperjuang-kan nasibnya;
gu
16. Bahwa tanggal 8 Januari 2008 PSP SPN Liebra Permana melaporkan terjadinya PHK
sepihak oleh perusahaan pada Kantor Disnakertrans Kabupa-ten Bogor serta pada
A
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Bogor (bukti P-19);
ub
lik
guna menyampaikan duduk permasalahan yang terjadi melalui surat nomor 04/SPN
PT. LP/2009 (bukti P-20);
18. Tanggal 20 Januari 2009 PSP SPN bersurat pada manajemen perusahaan melalui surat
nomor 05/SPN PT.LP/I/2009 perihal penolakan pemutusan hubungan kerja sepihak
Sdr. Doris J.M., dan Munasifah (bukti P-21);
19. Bahwa pada tanggal 21 Januari 2009 PSP SPN PT. Liebra Permana melaporkan
ep
ah
k
am
ah
17. Tanggal 19 Januari 2009 PSP SPN bersurat pada Gubernur meminta untuk audiensi
perihal union busting ke Pengawasan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
In
do
ne
si
R
Kabupaten Bogor (bukti P-22);
20. Pada tanggal 22 Januari 2009 PSP SPN PT. Liebra Permana datang ke Kantor
A
gu
ng
Gubernur untuk beraudiensi, adapun yang menghadirinya adalah Pengurus dan
beberapa anggota yaitu:
A. Nama
: Herno;
NIK
: 05765;
Jabatan
: Jr. Cutter;
Divisi
: Produksi/Cutting;
NIK
: 02394;
Jabatan
: QC;
Divisi
: Produksi/QCM;
ep
: Beby Primadona;
NIK
: 06533;
Jabatan
: Operator;
Divisi
: Produksi;
es
M
ah
C. Nama
R
ka
Pengurus SP : Seketaris PSP SPN;
lik
: Hotni Manalu;
ub
B. Nama
m
ah
Pengurus SF : Ketua PSP SPN;
In
d
A
gu
8
on
ng
Pengurus SP : Wakil Ketua PSP SPN;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 8
: Munasifah;
R
D. Nama
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
: 00431;
Jabatan
: Operator Jahit;
ng
NIK
Divisi
: Produksi Section G-4;
Pengurus SP : Anggota;
gu
Disana bertemu dengan Seketaris pribadi Gubernur bernama Wahyu sedangkan Bapak
Gubernur sedang berpergian keluar kota, kepada Seketaris pribadi Gubernur Jawa
A
Barat PSP SPN PT. Liebra Permana menyampaikan pernyataan sikap tentang
Provinsi
Jawa
Barat
ub
lik
21. Bahwa pada tanggal 22 Januari 2009 PSP SPN menemui Dewan Pengupa-han
di
Kantor
Disnakertarans
Provinsi
Jawa
Barat bersama korban pekerja yang di PHK dikarenakan menolak, menyetujui
am
ah
penolakan penangguhan/pertahapan UMK 2009 dan PHK sepihak oleh perusahaan;
penangguhan UMK. Dalam pertemuan tersebut Pejabat Dewan Pengupahan yang
terhormat menyampaikan bahwa tanda-tangan persetujuan penanggu-han/pentahapan
ah
k
ep
UMK oleh karyawan pekerja buruh dapat dijadikan pedoman persyaratan atau
pembenaran untuk disetujui pengajuan penundaan UMK yang diajukan oleh PT.
In
do
ne
si
R
Liebra Permana, PSP SPN PT. Liebra Permana saat itu menyampaikan argumentasi
bahwa jika masih terdapat keberadaannya serikat pekerja maka persetujuan
A
gu
ng
penangguhan harus mendapatkan persetu-juan dari serikat pekerja, maka tanda-tangan
para pekerja tidak sah sebagai syarat penangguhan UMK 2009 di PT. Liebra Permana;
22. Pada tanggal 23 Januari 2009 Sdr. Rubiana Manurung di PHK dengan
tuduhan memalsukan tanda-tangan HRD, melakukan interogasi serta intimidasi
terhadap korban, serta tidak diperbolehkan PSN SPN mendampi-nginya, PHK Sdr.
Rubiana Manurung dengan Surat Keputusan No. 048/HR/LP GP/2009 tertanggal 23
Januari 2009 (bukti P-23);
lik
Sdr. Hotni dan Beby Primadona dengan tuduhan “melakukan kesala-han berat yaitu
ub
menyuruh orang lain untuk membuat surat ijin tidak masuk kerja yang ditulis dan
ditanda-tangani oleh yang membuat surat tersebut dengan maksud agar seolah-olah
ep
dibuat dan ditanda-tangani oleh yang bersangkutan” (bukti P-24);
24. Pada tanggal 24 Januari 2009 Sdr. Herno Ketua PSP SPN PT. Liebra Permana di PHK
(bukti P-25);
25. Korban
pemutusan
hubungan
kerja
disertai
intimidasi
dalam
peristiwa
on
Hal. 9 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010
In
d
A
gu
ng
penangguhan/pentahapan UMK 2009 di PT. Liebra Permana adalah sebagai berikut:
es
dengan tuduhan yang sama seperti yang dituduhkan pada korban-korban lainnya
R
ka
m
ah
23. Bahwa berikutnya pada tanggal dan hari yang sama dikeluarkan SK PHK atas nama
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 9
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
: Herno;
R
A. Nama
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
: 05765;
Jabatan
: Jr. Cutter;
ng
NIK
Divisi
: Produksi/Cutting;
Pengurus SF : Ketua PSP SPN;
: No. 0156/HR/LP/GP/009 tertanggal 24 Januari 2009;
gu
SK PHK
: Hotni Manalu;
NIK
: 02394;
Jabatan
: QC;
Divisi
: Produksi/QCM;
Pengurus SP : Seketaris PSP SPN;
: No. 0153/HR/LP/GP/009 tertanggal 23 Januari 2009;
ah
k
C. Nama
: Beby Primadona;
NIK
: 06533;
Jabatan
: Operator;
Divisi
: Produksi;
ep
am
SK PHK
ub
lik
ah
A
B. Nama
SK PHK
In
do
ne
si
R
Pengurus SP : Wakil Ketua PSP SPN;
: No. 0154/HR/LP/GP/009 tertanggal 23 Januari 2009;
: Rubiana Manurung;
A
gu
ng
D. Nama
NIK
: 02009;
Jabatan
: CQ;
Divisi
: Produksi;
Pengurus SP : Wakil Ketua PSP SPN;
SK PHK
: No. 0148/HR/LP/GP/009 tertanggal 23 Januari 2009;
NIK
: 01657;
Jabatan
: Operator Jahit;
Departemen
: Produksi/Section G-4;
Pengurus SP : Anggota;
: Munasifah;
NIK
: 004313;
Jabatan
: Operator Jahit;
Departemen
: Produksi/Section G-4;
es
M
ah
F. Nama
ep
: No. 4383/HR/XII/08 tertanggal 24 Januari 2008;
R
ka
SK PHK
lik
: Doris J.M.;
ub
m
ah
E. Nama
In
d
A
gu
10
on
ng
Pengurus SP : Anggota;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 10
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
: No. 4382/HR/GP/XII/08 tertanggal 31 Januari 2008;
R
SK PHK
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
26.Bahwa permasalahan tersebut telah diupayakan dengan menempuh jalan musyawarah
ng
bipartit dengan tripartit mediasi maupun melaporkan masalah tindak pidana
kejahatannya terhadap pekerja yang sedang menjalankan tugas organisasi serikat
pekerja yang dilindungi Undang-Undang No. 21 Tahun 2000, Pasal 28 jo. Undang-
gu
Undang No. 13 Tahun 2003, Pasal 90, 91, 104 pelapor dimaksud Kepala Kantor
Pengawasan Norma-Norma Ketenagakerja-an cq. Penyidik Pegawai Negeri Sipil
A
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, maupun ke Polres Kabupaten Bogor (bukti
ub
lik
27. Bahwa sampai saat ini Polres Bogor maupun Disnakertrans Kabupaten Bogor belum
merespon atas laporan adanya tidak pidana kejahatan bidang ketene-gakerjaan di PT.
Liebra Permana terkait dengan UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat
Buruh;
28. Pada tanggal 24 Agustus 2009 DPP SPN menyampaikan surat laporan kepada Kepala
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Bogor (bukti P-27);
ep
ah
k
am
ah
P-26);
29. Bahwa tindakan PHK oleh Tergugat dengan alasan menyuruh memalsukan surat ijin
merupakan
bentuk
kesewenang-wenangan
dan
In
do
ne
si
berdasar
R
dispensasi menghadiri audiensi dengan Gubernur Jawa Barat mengada-ada dan tidak
menghalang-halangi
A
gu
ng
kebebasan berserikat dan berorganisasi yang dijamin undang-undang sebagaimana
diatur dalam Pasal 153 ayat (1) huruf g UU No. 13 Tahun 2003 jo. Pasal 28 UndangUndang No. 21 Tahun 2000 (bukti P-28);
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung supaya memberikan putusan
sebagai berikut:
1. Menerima dan mengabulkan gugatan seluruhnya;
ub
Mewajibkan kepada Tergugat untuk membayar secara tunai seluruh upah dan hak-
ep
hak yang lain yang seharusnya diterima selama proses perseli- sihan hak yang
diikuti dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja yang belum dibayar oleh
Tergugat;
Upah bulan Januari 2009 sebesar Rp. 30.820,- x 9 hari = Rp. 277.380,- (dua ratus
es
R
-
Hal. 11 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010
In
d
ng
gu
A
on
tujuh puluh tujuh ribu tiga ratus delapan puluh rupiah);
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
Memperkerjakan kembali dan menempatkan Penggugat pada jabatan dan
posisinya semula di PT. Liebra Permana;
-
lik
-
ka
m
ah
2. Memerintahkan kepada Tergugat, Pengusaha PT. Liebra Permana untuk:
Halaman 11
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Upah bulan Februari s/d Desember 2009 Rp. 991.714,- x 11 bulan = Rp.
R
-
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
10.908.854,- (sepuluh juta sembilan ratus delapan ribu delapan ratus lima puluh
-
ng
empat rupiah);
Denda upah menurut PP 8 Tahun 1981 Pasal 19 yaitu: 50% x 11 bulan x Upah
bulan Februari s/d Desember 2009 (550% x Rp. 10.908.854,-) = Rp. 59.998.697,-
gu
(lima puluh sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh delapan ribu enam ratus
sembilan puluh tujuh rupiah);
A
3. Menghukum Tergugat untuk mernbayar uang paksa sebesar Rp. 400.000,kekuatan
hukum
tetap
isi putusan;
apabila
Tergugat
lalai
memenuhi
ub
lik
mempunyai
4. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun adanya upaya
hukum kasasi dan peninjauan kembali;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara, dan apabila
Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
ep
ah
k
am
ah
(empat ratus ribu rupiah) per hari sejak adanya keputusan Pengadilan yang
Bandung berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya;
In
do
ne
si
R
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:
A
gu
ng
1. Gugatan Penggugat kurang memenuhi syarat formal:
-
Gugatan Penggugat kurang lengkap, hal tersebut dapat dilihat dalam surat
gugatan Penggugat dimana materai tidak diberi tanggal, bulan, dan tahun. Hal ini
sebagaimana dimaksud Undang-Undang nomor: 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai
yang
tercantum
dalam
Pasal
7
ayat
(5)
sebagaimana
kami
kutip:
“Pembubuhan tanda-tangan disertai dengan pencantuman tanggal, bulan, dan tahun,
lik
Dan menurut ketentuan Pasal 7 ayat (9) sebagaimana dimaksud Undang-Undang a
quo: “apabila ketentuan sebagaimana dimaksud ayat 5 tidak dipenuhi, maka dokumen
yang bersangkutan dianggap tidak bermaterai”;
ep
ka
Di dalam buku: Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata karangan
Darwan Prinst, SH., disebutkan syarat formal dari suatu gugatan dapat dirinci sebagai
berikut:
Dalam suarat gugatan biasanya secara tegas disebutkan tempat dimana
In
d
A
gu
12
on
ng
gugatan itu diperbuat. Selanjutnya, disebutkan tanggal berapa, bulan berapa dan
es
Tempat dan tanggal pembuatan suarat gugatan:
R
a
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
kertas dan sebagian di atas materai”;
ub
m
ah
dilakukan dengan tinta atau sejenis itu sehingga sebagian tanda-tangan ada di atas
Halaman 12
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
tahun berapa gugatan itu diperbuat. Tanggal yang termuat pada kanan atas surat
gugatan itu hendaklah sama dengan tanggal yang dimuat pada materai suatu
ng
gugatan. Apabila terdapat perbedaan antara tanggal-tanggal itu tadi, maka tanggal
pada materai yang dianggap benar;
b. Materai:
gu
Suatu gugatan yang tidak bermaterai bukanlah mengakibatkan gugatan itu
gugatan di Kepaniteraan Perdata Pengadilan Negeri;
ub
lik
menjadi dasar gugatan, serta konsekwensi logis dari fakta itu terhadap
permintaan-permintaan Penggugat yang dimuat dalam petitum, akan tetapi ada hal
yang kurang Iengkap mengenai petitum-nya (surat gugatan yang tidak lengkap harus
dinyatakan tidak dapat diterima, vide yurisprudensi Mahkamah Agung RI, tanggal 28
November 1956 nomor 195 K/Sip/1955);
ep
ah
k
kemudian diberi tanggal, bulan, dan tahun pembuatan atau didaftarkannya
2. Bahwa Penggugat di dalam posita-nya mendalilkan tentang fakta hukum yang
am
ah
A
menjadi batal, tetapi dikembalikan untuk diberi materai. Pada materai itu
Bahwa terhadap gugatan tersebut, Pengadilan Hubungan Industrial pada
PHI/PN.BDG tanggal 26 Maret 2010 yang amarnya sebagai berikut:
In
do
ne
si
R
Pengadilan Negeri Bandung telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 191/G/ 2009/
Menolak gugatan Penggugat seluruhnya;
2
Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat terhitung mulai
A
gu
ng
1
tanggal 1 Februari 2009;
3
Memerintahkan
kepada Tergugat untuk membayar kepada Penggugat hak-
hak berupa uang pesangon dan uang penggantian hak dengan jumlah keselu-ruhan sebesar
Rp. 23.392.380,- (dua puluh tiga juta tiga ratus sembilan puluh dua ribu tiga ratus delapan
puluh rupiah);
Memerintahkan
kepada Tergugat untuk membayar selisih kekurangan, upah
Membebankan biaya perkara sebesar Rp. 469.000,- kepada Negara;
ub
5
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Bandung tersebut telah diberitahukan kepada Tergugat/ Pemohon Kasasi pada
ep
ka
m
bulan Januari 2009 Penggugat sebesar Rp. 277.380,-;
lik
ah
4
tanggal 26 Maret 2010, kemudian terhadapnya, oleh Tergugat/Pemohon Kasasi dengan
perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 12 April 2010 diajukan
Akte permohonan kasasi No. 17/Kas/G/2010/PHI/PN.BDG. yang dibuat oleh Plt. Panitera
on
Hal. 13 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010
In
d
A
gu
ng
Muda Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung, permohonan
es
R
permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 14 April 2010 sebagaimana ternyata dari
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 13
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
mana diikuti dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung tersebut
ng
pada tanggal 27 April 2010 itu juga;
Bahwa setelah itu, oleh Penggugat/Termohon Kasasi yang pada tanggal 25 Mei
2010 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat/Pemohon Kasasi diajukan
gu
jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial
A
pada Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 7 Juni 2010;
Menimbang bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah
kasasi tersebut formal dapat diterima;
ub
lik
dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan
Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/
Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:
1
Bahwa Judex Facti telah keliru dan salah dalam penerapan hukum ketenaga-
kerjaan yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
ep
ah
k
am
ah
diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan
2
Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti dengan menunjuk pada Pasal 164 ayat
kekeliruan dan kesalahan yang fatal dalam pengambilan putusan;
Bahwa Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
A
gu
ng
3
In
do
ne
si
R
(3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah membuat
Ketenagakerjaan sangat tidak relevan dengan pokok perkara dan alasan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) terhadap Termohon Kasasi (dahulu Penggugat);
4
Bahwa perusahaan mem-PHK Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) bukan
dikarenakan perusahaan melakukan efisiensi, tetapi Termohon Kasasi (dahulu Penggugat)
telah melakukan pelanggaran terhadap Perjanjian Kerja Bersama (PKB) (bukti T-2) dan
Judex Facti mengabaikan bukti T-4 tentang Pernyataan dari Sdr. Rubiana Manurung, serta
lik
ah
telah mengabaikan keterangan Sdr. Nurdin Setiawan dan Sdr. Oki Saraswati yang
ub
Penggugat) adalah masalah/alasan tanda-tangan yang dipalsukan;
5
Bahwa Judex Facti telah mengabaikan dan tidak menghormati Perjanjian Kerja
ep
Bersama (PKB) PT. Liebra Permana yang ke IV (empat) yang merupa-kan implementasi
dari amanat Pasal 116 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang berbunyi:
serikat pekerja/serikat butuh yang telah tercatat pada instansi yang bertanggung-jawab
In
d
A
gu
14
on
ng
dibidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha”;
es
R
“Perjanjian Kerja Bersama dibuat oleh serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
menerangkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Termohon Kasasi (dahulu
Halaman 14
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
6. Bahwa Judex Facti tidak memahami esensi PKB PT. Liebra Permana (2009- 2011)
yang merupakan hukum otonom/lex specialist derograt lex generalis yang mengikat
ng
para pihak yang menanda-tanganinya sebagaimana diatur dalam Pasal 126 Ayat (1)
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan secara tegas
menyatakan:
serikat
gu
“Pengusaha,
pekerja/serikat
buruh
dan
pekerja/buruh
wajib
melaksanakan ketentuan yang ada dalam perjanjian kerja bersama”;
A
Berdasarkan fakta hukum sebagaimana telah diuraikan di atas maka sangat jelas Judex
Facti telah salah dan keliru dalam pertimbangan hukumnya dengan penerapan Pasal
perkara Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Termohon Kasasi (dahulu
Penggugat) dengan tidak mengacu pada PKB yang merupakan hukum otonom/lex
am
specialist yang berlaku di PT. Liebra Permana, maka sudah seharusnya dan beralasan
keputusan
tersebut dibatalkan;
-
Facti
R
Dalam Pokok Perkara:
Dalam Konvensi:
Judex
In
do
ne
si
bila
ep
ah
k
ub
lik
ah
164 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang tidak relevan dengan pokok
Bahwa Judex Facti telah mengeluarkan putusan yang keliru dan salah dalam
A
gu
ng
penerapan hukum, dengan alasan dan fakta sebagai berikut:
1. Bahwa dalam pertimbangan perkara a quo Judex Facti telah terjebak pada Pasal
28 Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat PekerjaI Serikat Buruh jo.
Pasal 53 huruf (g) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(seharusnya Pasal 153 ayat (1) huruf g);
2. Bahwa adalah tidak benar bila PHK terhadap Termohon Kasasi (dahulu
Penggugat) ada kaitannya dengan Pasal 28 Undang-Undang No. 21 Tahun 2000
lik
(dahulu Tergugat) sampai saat ini masih adaIeksis organisasi pekerja PSP. SPN.
ub
PT. Liebra Permana;
3. Bahwa Judex Facti tidak memahami secara mendalam PKB PT. Liebra Permana
yang dibuat berdasarkan kesepakatan antara PSP. SPN. PT. Liebra Permana
ep
ka
m
ah
tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh karena di perusahaan Pemohon Kasasi
dengan PT. Liebra Permana yang merupakan bentuk pengakuan atas eksistensi
ah
PSP. SPN. di PT. Liebra Permana, sehingga ironis sekali bila Pemohon Kasasi
ng
M
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat
on
Hal. 15 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010
In
d
A
gu
Pekerja/Serikat Buruh;
es
R
(dahulu Tergugat) dianggap atau dinyatakan melanggar kebebasan berserikat
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 15
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
4. Bahwa Pemohon Kasasi (dahulu Tergugat) berpendapat secara individu Pengurus
Serikat Pekerja/Serikat Buruh tidak kebal hukum terhadap tinda-kan dan
ng
perbuatan yang tidak sesuai dengan PKB PT. Liebra Permana yang wajib dipatuhi
dan dilaksanakan secara konsisten tanpa pandang bulu bagi seluruh pekerja di PT.
Liebra Permana;
gu
5. Bahwa Judex Facti tidak mengetahui izin penangguhan UMK tahun 2009 PT.
A
Liebra Permana telah diterbitkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat tanggal
Pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2009;
ub
lik
6. Bahwa salah satu persyaratan penangguhan UMK sesuai dengan Kepmenakertrans
ah
No. Kep.231/MEN/2003 tentang Tata Cara Penanggu-han Pelaksanaan Upah
Minimum pada Pasal 4 disebutkan:
(1) Permohonan penangguhan pelaksanaan upah minimum harus disertai dengan:
a
Naskah asli kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan serikat pekerja/serikat
buruh atau atau pekerja/buruh perusahaan yang bersangkutan;
b
ep
am
ah
k
21 Januari 2009 No. 561/Kep.149-Bangsos/2009 tentang Izin Penangguhan
............................dst.
In
do
ne
si
R
7. Bahwa para pekerja PT. Liebra Permana yang berjumlah 3.398 orang seluruhnya
menyetujui dan sepakat penangguhan UMK 2009, berarti para pekerja sangat
A
gu
ng
memahami kondisi perusahaan yang sedang terpuruk guna menghindarkan
terjadinya PHK;
8. Bahwa Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) dengan berlindung di UndangUndang No. 21 Tahun 2003 tetap memaksakan kehendak meno-lak penangguhan
UMK 2009 dengan berbagai cara termasuk mengguna-kan surat dispensasi yang
tidak sah;
9. Bahwa serikat pekerja/serikat buruh sebagai mitra pengusaha seharusnya
lik
cq. pekerja PT. Liebra Permana yang menyatakan setuju, sepakat dan tidak
berkeberatan penangguhan pelaksanaan UMK tahun 2009, bukan sebaliknya
ub
m
ah
Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) dapat menyerap aspirasi dari anggotanya
memaksakan kehendak pribadi atau sekelompok orang (bukti T-1);
ep
ka
10. Bahwa Judex Facti telah keliru dan salah dalam penerapan hukum dengan menulis
jo. Pasal 53 ayat (1) huruf 9 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
ah
Ketenagakerjaan, yang seharusnya Pasal 153 ayat (1) huruf 9 Undang-Undang No.
es
R
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang menyatakan bahwa Pengusaha
In
d
A
gu
16
on
ng
M
dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan alasan karena:
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 16
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
“g. pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/
serikat buruh, pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh
ng
di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau
berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama”;
gu
11. Bahwa tindakan dan perbuatan Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) ketika
A
melakukan audiensi/unjuk rasa ke Gubernur Jawa Barat tanggal 21 Januari 2009
dengan mengerahkan 50 orang anggotanya tidak disetujui Pemohon Kasasi
(dahulu Tergugat) dan kemudian Termohon Kasasi (dahulu Penggugat)
ub
lik
ah
menggunakan surat dispensasi yang tidak resmi telah melanggar PKB (bukti T-2);
12. Bahwa pada tanggal 15 Januari 2009 Gubernur Jawa Barat telah mengeluarkan
am
Surat Keputusan No. 561/Kep.149-Bangsos/2009 tentang Izin Penangguhan
Pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2009, jadi
sesungguhnya apa yang telah dilakukan Termohon Kasasi (dahulu Penggugat)
ah
k
ep
dengan mengajak pekerja lainnya sebanyak 50 orang adalah ada indikasi ingin
melumpuhkan kegiatan perusahaan yang sedang terpuruk;
In
do
ne
si
R
13. Bahwa dengan demikian Judex Facti telah salah dan keliru menilai terhadap
tindakan dan perbuatan Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) yang melanggar
A
gu
ng
PKB PT. Liebra Permana dengan berdasar pada ketetapan yang diatur dalam
Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 jo. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan;
14. Bahwa Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) telah memerintahkan Sdr. Rubyana
Manurung untuk melakukan tindakan dan perbuatan yang melanggar ketentuan
khususnya PKB PT. Liebra Permana yaitu membuat surat dispensasi yang tidak
lik
15. Bahwa selanjutnya Judex Facti telah salah dan tidak menghormati PKB PT. Liebra
Permana yang diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, telah menjadi
pihak yang menanda-tangani serta seluruh pekerja di Perusahaan PT. Liebra
ep
Permana tanpa kecuali;
16. Bahwa PKB PT. Liebra Permana dibuat berdasarkan kesepakatan antara serikat
pekerja/serikat buruh dengan pengusaha yang telah melalui proses perundingan
ah
ka
ub
hukum otonomIlex specialist derograt lex generalis yang wajib dipatuhi oleh para
m
ah
sesuai prosedur yang sebenarnya;
es
R
yang cukup memerlukan waktu cukup lama dan alot untuk mencapai kesepahaman
on
Hal. 17 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010
In
d
A
gu
ng
M
guna terwujudnya PKB;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 17
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
pertimbangan:
R
17. Bahwa pertimbangan Judex Facti telah salah dan keliru dengan menyatakan dalil/
ng
“Menimbang bahwa dengan demikian alasan PHK Tergugat kepada Penggugat
tidak mempunyai dasar dan alasan bukti yang merugikan”; Dengan mengacu Pasal
151 ayat (11) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 telah keliru dan salah;
gu
18. Bahwa Judex Facti mengulangi kembali kesalahan dan kekeliruannya dengan
A
menunjuk
Pasal
158
Undang-Undang
No.
13
Tahun
tentang
Ketenagakerjaan, sedangkan Pemohon Kasasi (dahulu Tergugat) tidak mengacu
pada Pasal 158 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tetapi sesuai dengan PKB PT.
ub
lik
Liebra Permana Pasal 78 ayat (1) huruf f;
ah
2003
19. Bahwa dalam KUH Perdata Pasal 1338 yang berbunyi sebagai berikut:
am
“Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang berlaku bagi
yang membuatnya”;
Maka PKB PT. Liebra Permana yang dibuat dan disepakati telah memenuhi
ah
k
ep
unsur-unsur Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat-syarat perjanjian;
20. Bahwa sesuai Pasal 12 dan Pasal 26 Kepmenakertrans No. 48/MEN/IV/ 2004
In
do
ne
si
R
yang mengatur tentang Perjanjian Kerja Bersama, yang didaftarkan akan menjadi
rujukan utama dalam hal terjadi perselisihan;
A
gu
ng
21. Bahwa Judex Facti tidak mempelajari bukti T-8 yang menunjukan bahwa yang di
PHK selain terhadap Termohon Kasasi (dahulu Penggugat) adalah sebanyak 3
(tiga) orang dengan pelanggaran yang sama dengan Termohon Kasasi (dahulu
Penggugat) tetapi telah dapat diselesaikan secara bipartit hanya Termohon Kasasi
(dahulu Penggugat) yang tidak dapat diselesaikan secara bipartit;
22. Bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh Termohon Kasasi (dahulu Penggugat)
lik
PKB PT. Liebra Permana dan hanya berhak atas uang pisah sesuai Bab XII Pasal
77 ayat (5) PKB PT. Liebra Permana sebesar 3 x Rp. 924.600,- = Rp. 2.773.800,Januari 2009
ub
(dua juta tujuh ratus tujuh puluh tiga ribu delapan ratus rupiah) dan upah bulan
Rp. 277.800,- (dua ratus tujuh puluh tujuh ribu delapan ratus
rupiah);
ep
ka
m
ah
adalah sama dengan ke-3 (tiga) rekan-rekannya tersebut diatas yaitu melanggar
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut, Mahkamah Agung
berpendapat:
A
gu
18
alasan kasasi Pemohon tidak
on
menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku,
In
d
ng
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung tidak salah
es
R
Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena Judex Facti/
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 18
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
memenuhi ketentuan Pasal 30 Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-
ng
Undang No. 3 Tahun 2009;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, permohonan
kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: PT. LIEBRA PERMANA tersebut harus
gu
ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara di bawah Rp.
A
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), maka berdasarkan ketentuan Pasal 58
ub
lik
Memperhatikan pasal-pasal dariUndang-Undang No. 48 Tahun 2009, UndangUndang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No.
5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 dan
Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;
M E N G A D I L I :
ep
ah
k
am
ah
Undang-Undang No. 2 Tahun 2004, maka biaya perkara dibebankan kepada Negara;
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. LIEBRA PERMANA
In
do
ne
si
R
tersebut;
Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada Negara;
A
gu
ng
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada
hari Jum’at, tanggal 24 Januari 2013 oleh DR. H. Abdurrahman, S.H., M.H., Hakim
Agung, yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Buyung
Marizal, S.H., M.H., dan Jono Sihono, S.H., Hakim Ad. Hoc. PHI, pada Mahkamah
Agung sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada
hari itu juga oleh Ketua Majelis, dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut,
lik
ah
dan dibantu oleh Bongbongan Silaban, S.H., LL.M., Panitera Pengganti, dengan tidak
Ke tua:
ttd/Buyung Marizal, S.H., M.H.
ttd/Jono Sihono, S.H.
ub
Hakim-Hakim Anggota:
ttd/DR. H. Abdurrahman, S.H., M.H.
ep
ka
m
dihadiri oleh para pihak.
Panitera Pengganti:
es
ng
R
Untuk Salinan: ttd/Bongbongan Silaban, S.H., LL.M.
Mahkamah Agung RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata Khusus,
on
Hal. 19 dari 20 hal. Put. No. 652 K/Pdt.Sus/2010
In
d
A
gu
RAHMI MULYATI, SH.,MH.
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 19
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
es
In
d
A
gu
20
on
ng
M
R
ah
ep
ka
ub
m
lik
ah
A
gu
ng
In
do
ne
si
R
ah
k
ep
am
ub
lik
ah
A
gu
ng
R
Nip. 19591207 1985 12 2 002
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 20
Download