Utomo, dkk, Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Dan Penguji Tugas Akhir Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING DAN PENGUJI TUGAS AKHIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) 1,2) Karyo Budi Utomo1), Ansar Rizal2) Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Samarinda E-mail: [email protected]), [email protected]) Abstract Decision-making by decision makers today is getting easier. Various instruments supporting data can be served quickly and appropriately to the leaders the organization as a supporting material in decision making. And in support of decision making in setting a course supervisor and examiner final project will require the support of accurate data as a reference for the study program managers in determining the appropriate supervisor and examiner. So that the target to maintain the quality of student research can be optimized. Method of decision-support system is very diverse, but in this study the authors using Analytical Hierarchy Process (AHP). Some of the reasons for the author to use such methods include: 1). Its hierarchical structure, as a result of the selected criteria, sub-criteria until the very end; 2) .Calculate validity up to the limit of tolerance inconsistency of various criteria and alternatives selected by the decision makers; 3) .calculate sensitivity analysis of decision-making. The results of this research is the design of decision support systems in the determination of the supervisor and examiner Student final project using Analytical Hierarchy Process (AHP). Process flow that occurs does not change from the previous flow that has been running, and the determination of criteria can be done dynamically, which is adjusted to the needs of the determination of the supervisor and examiner final project at that time. Kata Kunci : AHP, Pengambilan Keputusan,Tugas Akhir, Pembimbing, Penguji 1. Pendahuluan Tugas akhir adalah bagian tak terpisahkan bagi mahasiswa untuk menyelesaikan masa studinya. Dalam masa penyusunan tugas akhir, banyak factor penunjang bagi mahasiswa untuk dapat menyelesaikan secara cepat dan tepat tugas akhirnya. selain mahasiswa dituntut untuk menguasai secara teoritis maupun praktis terhadap topik judul yang telah mereka tentukan, peran dari seorang pembimbing juga sangat berdampak signifikan terhadap keberlangsungan pembahasan tugas akhir mahasiswa. Disamping ketepatan pembimbing bagi keberlangsungan pembahasan tugas akhir mahasiswa, perlu juga difikirkan model pengujian yang tepat untuk mengetahui tingkat kualitas dari pembahasan tugas akhir mahasiswa. Model pengujian yang tepat tentunya harus dibarengi dengan ketepatan manajemen program studi dalam menentukan tim penguji yang layak dalam menguji naskah penelitian yang telah dilakukan mahasiswa. Kelayakan penguji dalam menguji topic tugas akhir akan berdampak pada terjaminya mutu lulusan dan selanjutnya akan berimplikasi pada kesempatan untuk diterima di dunia kerja. Dalam proses penentuan pembimbing dan penguji tugas akhir Mahasiswa di politeknik Negeri Samarinda, selama ini dilakukan secara manual dengan tetap memperhatikan kesesuaian disiplin ilmu serta tingkat sebaran dosen dalam membimbing dan menguji mahasiswa. Proses pembagian pembimbing dan pengujian tugas akhir mahasiswa sesuai dengan 979 JUST TI Volume 8 Nomor 1, Januari 2016 : 979 - 986 tersebut diatas sebenarnya tidak terlalu bermasalah, hanya saja proses penyusunan pembimbing maupun penguji akan berjalan lebih lama dan seringkali keputusan penentuan penguji untuk menguji tugas akhir Mahasiswa kurang tepat, sebab seringkali dasar utama yang dijadikan landasan dalam penyusunan penguji adalah keseimbangan jumlah mahasiswa yang di bimbing dan yang di uji. Dalam proses pembahasan untuk menentukan calon pembimbing dan penguji sebagai pendukung pengambilan keputusan, penulis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Beberapa alasan kenapa penulis menggunakan AHP adalah sebagai berikut : Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. Output keputusan yang dihasilkan oleh system merupakan data pendukung bagi manajemen program studi untuk menentukan personel dosen yang tepat untuk menjadi pembimbing dan penguji bagi mahasiswa. Dan dalam penelitian ini perlu dirumuskan kriteriakriteria serta alternatif-alternatif yang kemudian dipadupadankan dengan rumus untuk penentuan pengambilan keputusan. 2. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah membuat perancangan system pendukung pengambilan keputusan penentuan pembimbing dan penguji tugas akhir, yang harapanya setelah adanya rancangan akan ditindaklanjuti dengan dilakukan penelitian lanjutan untuk membangun aplikasi (perangkat lunak) system informasi pendukung pengambilan keputusan penentuan pembimbing dan penguji tugas akhir Mahasiswa 3. Lingkup Penelitian 980 Atas dasar uraian masalah yang disebutkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan ruang lingkup dari penelitian yang meliputi : 1. Hasil penelitian dan yang akan menjadi focus utama dalam penelitian ini adalah Rancangan Sistem Pendukung pengambilan Keputusan penentuan Pembimbing dan Penguji Tugas Akhir di Politeknik Negeri Samarinda. 2. Rancangan system pendukung pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). 4. Tinjauan Teoritis 4.1. Konsep Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-1n oleh MichaelS. Scoot Morton dengan istilah Management Decision System (Sprague, 1982). Konsep sistem pendukung keputusan ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pengambilan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur 4.2. Hakekat Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan pendekatan sistematis pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Pada sisi lain, pembuat keputusan kerap kali dihadapkan pada kerumitan dan lingkup pengambilan keputusan dengan data yang begitu banyak. Untuk kepentingan itu, sebagian besar pembuat keputusan mempertimbangkan rasio biaya atau manfaat, dihadapkan pada suatu keharusan untuk mengandalkan seperangkat sistem yang mampu memecahkan masalah secara efisien dan efektif, yang kemudian disebut Sistem Pendukung Keputusan (SPK) 4.3. Definisi Tugas Akhir Tugas Akhir adalah sebuah naskah karya tulis mahasiswa berdasarkan hasil pengamatan/observasi pada waktu Utomo, dkk, Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Dan Penguji Tugas Akhir Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) melaksanakan Kuliah Kerja di bawah bimbingan dosen yang sesuai dengan bidang keahliannya. Tugas Akhir merupakan suatu karya ilmiah yang disusun berdasarkan suatu kegiatan pengamatan/observasi mandiri mahasiswa. Yang dimaksud dengan mandiri, yaitu bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan penulisan laporan hasil pengamatan/observasi dilakukan oleh mahasiswa secara individual, meskipun masih diperlukan bimbingan dari dosen. Tugas Akhir merupakan karya tulis ilmiah yang dijadikan sebagai salahsatu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma untuk memperoleh gelar Vokasi Ahli Madya dalam bidang ilmu Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi. 4.4. Definisi Pembimbing Akademik Pembimbing akademik adalah dosen yang ditunjuk dan diserahi tugas membimbing sekelompok mahasiswa yang bertujuan untuk membantu mahasiswa menyelesaikan studinya secepat dan seefisien mungkin sesuai dengan kondisi dan potensi individual mahasiswa. 4.5. Konsep Dasar AHP Analytic Hierarchy Process pertama kali dikemukan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1970. AHP merupakan suatu metode yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan suatu masalah masalah kompleks seperti permasalahan: perencanaan, penentuan alternatif, penyusunan prioritas, pemilihan kebijaksanaan, alokasi sumber, penentuan kebutuhan, peramalan kebutuhan, perencanaan performance, optimasi, dan pemecahan konflik. Suatu masalah dikatakan kompleks jika struktur permasalahan tersebut tidak jelas dan tidak tersedianya data dan informasi statistik yang akurat, sehingga input yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini adalah intuisi manusia. Namun intuisi ini harus datang dari orang-orang yang memahami dengan benar masalah yang ingin dipecahkan. AHP dapat menyelesaikan masalah yang kompleks menjadi suatu hirarki. Masalah yang kompleks dapat diartikan bahwa kriteria dari suatu masalah yang begitu banyak (multi kriteria), struktur masalah yang belum jelas, ketidak pastian pendapat dari pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang serta ketidak akuratan data yang tersedia. Sedangkan hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan yang diikuti level factor, kriteria, sub kriteria hingga kelevel terakhir dari alternatif 4.6. Operasi AHP Menurut Wayan (2007), dalam menyelesaikan permasalahan dengan metode AHP ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami, yaitu : a. Dekomposisi Masalah Pengertian dekomposisi adalah memecahkan atau membagi masalah yang utuh menjadi unsur – unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur – unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak dipecahkan. Bentuk struktur hirarki seperti pada gambar 1. 981 JUST TI Volume 8 Nomor 1, Januari 2016 : 979 - 986 Tujuan / Goal Kriteria I Kriteria II Kriteria III Alternatif II Alternatif I Kriteria IV Alternatif III Kriteria n Alternatif n Gambar 1. Struktur Hirarki AHP b. Perbandingan Elemen dan Uji Konsistensi c. Sitesis Penilaian Sintesis hasil penilaian merupakan tahap akhir AHP. Pada dasarnya, sintesis ini merupakan penjumlahan dari bobot yang diperoleh setiap pilihan pada masing-masing kriteria setelah diberi bobot dari kriteria tersebut 5. Hasil dan Pembahasan 5.1. Struktur Hirarki SPK Penentuan Pembimbing & Penguji Struktur hirarki pengambilan keputusan seperti yang terlihat pada Gambar 2. garis-garis yang menghubungkan kotak antar level merupakan hubungan yang perlu diukur dengan perbandingan berpasangan dengan arah ke level yang lebih tinggi. level 1 merupakan tujuan dari penelitian yakni penentuan Pembimbing dan penguji Tugas Akhir yang tertera pada level 3. faktor-faktor pada level 2 diukur dengan perbandingan berpasangan berarah ke level 1. faktor-faktor tersebut diukur secara relatif yang pada akhirnya akan menjadi bobot penilaian dalam perhitungan sistem AHP. Gambar 2. Hirarki SPK Penentuan pembimbing 5.2. Menentukan Pembimbing dan Penguji Sistem yang di rancang dalam penentuan Pembimbing dan Penguji akan bersifat dinamis dan memungkinkan bagi pihak administrasi untuk melakukan perubahan kriteria serta nilainya. Dalam kasus penelitian ini, peneliti 982 akan mempergunakan sampel kriteria untuk menentukan siapa dosen pembimbing dan penguji seorang mahasiswa dalam membuat dan melaksanakan ujian tugas akhir ditententukan oleh : Dosen yang memiliki jenjang akademik Utomo, dkk, Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Dan Penguji Tugas Akhir Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Urutan dosen yang memiliki kualifikasi pendidikan Golongan. Selain itu, Jumlah yang dibimbing ataupun yang diuji dosen juga menjadi pertimbangan secara logis dapat dijalankan atau tidak. Pertimbangan lain adalah dilihat dari jumlah mahasiswa yang mengajukan tugas akhir, jumlah dosen yang akan ditetapkan sebagai pembimbing atau penguji, dan dari jawdal ujian yang ditetapkan dalam satu semester. 5.3. Perancangan Sistem Dalam konteks pengembangan system, penulis menggunakan DFD. DFD menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem dan DFD merupakan Suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. Context Diagram Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penentuan Pembimbing dan Penguji Tugas Akhir, memiliki 4 (empat) External Entity, yakni : Dosen, Mahasiswa, Kelompok Riset Dosen serta Jurusan (Gambar 3). Secara umum proses diawali dengan pengolahan data dosen yang dalam hal ini berposisi sebagai Alternatif dalam system pendukung pengambilan keputusan. Selanjutnya Mahasiswa menyampaikan usulan judul ke yang nantinya usulan judul tersebut dipergunakan untuk memetakan di posisi KRD mana Mahasiswa tersebut berada. Langkah selanjutnya KRD memasukan kriteria (dinamis dan memungkinkan dilakukan perubahan) dan nilainilainya. Selain itu Mahasiswa juga mengusulkan dosen yang akan dijadikan pembimbing. Selanjutnya system akan memproses dan melakukan perhitungan berdasarkan Metode AHP yang kemudian hasilnya akan didistribusikan ke External Entity KRD, Dosen dan Jurusan. a. Context Diagram Gambar 3. Context Diagram SPK Penentuan Pembimbing & Penguji 983 JUST TI Volume 8 Nomor 1, Januari 2016 : 979 - 986 b. Data Flow Diagram (DFD) Level 0 Pada Data Flow Diagram (DFD) level 0 seperti yang terlihat pada gambar 4, terdapat 4 proses untuk memilah-milah pekerjaan berdasarkan kebutuhan tiap-tiap data, prosesproses tersebut adalah : 3. Proses Pengolahan Kriteria 1. Proses Pengolahan Data Dosen 4. Proses Perhitungan AHP Proses ini berfungsi untuk melakukan pendataan/pengolahan data Dosen, data Dosen dalam SPK Penentuan Pembimbing dan Penguji Tugas Akhir akan berposisi sebagi Alternatif yang akan menjadi pertimbangan bagi KRD dalam mengambil keputusan 2. Proses Pengolahan Usulan Judul Proses ini berfungsi untuk melakukan pengolahan usulan topik/judul yang diajukan oleh Mahasiswa, data usulan ini akan dijadikan dasar bagi jurusan untuk memposisikan Mahasiswa yang bersangkutan pada Kelompok Riset Dosen Proses ini berfungsi untuk pengolahan data Kriteria dan nilai criteria, proses ini bersifat dinamis, artinya Kriteria penilaian dapat berubah-ubah disesuaikan dengan kebutuhan saat itu. Proses ini berfungsi untuk melakukan proses perhitungan dengan metode AHP, dasar dari perhitungan adalah Usulan dosen pembimbing yang telah diajukan oleh Mahasiswa serta Kriteria dan nilai criteria yang telah ditentukan oleh pihak KRD 5. Proses Penyampaian Informasi Proses ini berfungsi untuk mengelolah informasi pascah dilakukan perhitungan AHP, proses ini akan menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait untuk dijadikan sebagai pendukung keputusan dalam penentuan pembimbing dan penguji Tugas Akhir Mahasiswa. Gambar 4. DFD Level 0 SPK Penentuan Pembimbing & Penguji 5.4. E-R Diagram Objek data yang akan diproses dalam suatu sistem didefinisikan terlebih dahulu 984 menjadi suatu entitas. Setelah mendefinisikan entitas-entitas tersebut maka didefinisikan juga relasi yang menunjukkan hubungan antar Utomo, dkk, Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Dan Penguji Tugas Akhir Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) entitas tersebut. Perancangan konseptual basis data digambarkan dalam bentuk Entity Relationship Diagram (E-R Diagram). Diagram E-R Sistem SPK Penentuan Pembimbing dan Penguji Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 6. ERD SPK Penentuan Pembimbing & penguji 6. Penutup Dari uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Fokus pada penelitian ini adalah melakukan perancangan Sistem Pendukung pengambilan keputusan penentuan pembimbing dan penguji tugas akhir. Untuk sisi penghitungan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) berdasarkan criteria yang telah ditentukan secara baku tidak dilakukan, meski dalam tataran hasil perancangan yang meliputi DFD, ERD serta perancangan databasenya tetap berpedoman pada kaidah-kaidah metode AHP 2. Dalam penentuan kriteria untuk mendapatkan pembimbing dan penguji tugas akhir, peneliti tidak menetapkan secara baku, sebab berdasarkan perancangan yang telah disusun, kriteria dapat ditentukan secara dinamis, dan disesuaikan dengan kebutuhan saat penentuan pembimbing dan penguji ditentukan. Daftar Pustaka Al-Bahra bin Ladjamudin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Fatansyah. 1999, Basis Data. Bandung : Informatika. Jogiyanto HM. 2005. Analisis & Desain, Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. J.R McLeod. 1995. Sistem Informasi Manajemen : Studi Sistem Informasi berbasis Komputer, Jakarta: Bhuana Ilmu Komputer. Kadir, A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Kadir, A. 2002. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktis. CN 985 JUST TI Volume 8 Nomor 1, Januari 2016 : 979 - 986 Harnaningrum Yogyakarta: Andi. (Penterjemah). Ranius A. Yani. 2014. Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP. Jurnal. Universitas Bina Darma. Palembang. Saaty, TL. 1993. The Analytical Hierarchy Process : Planning, Priority, Setting, Resources Allocation. The Wharton Scholl. University of Pennsylvania. Sutabri, Tata. 2003. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Whitten, JL; & Bentley, LD; & Dittman, KC. 2004. Metode Desain & Analisis Sistem. Tim Penerjemah Andi (Penterjemah). Yogyakarta: Andi. 986