Kadar Ionik Serum Darah Ikan Nila… KADAR IONIK SERUM DARAH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA Pramita Adi Listiyani1, Agoes Soegianto, Sucipto Hariyanto Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar ionik serum darah ikan nila yang dipelihara pada salinitas yang berbeda yang ditentukan dengan pengukuran kadar ion Natrium (Na+), Kalium (K+), Klorida (Cl-) dan Kalsium (Ca2+) dari serum darah ikan nila. Hewan uji yang digunakan adalah ikan nila dengan panjang rata-rata 11,05 ± 0,14 cm yang telah diaklimasi selama tujuh hari. Ikan nila diberikan perlakuan salinitas berbeda yaitu salinitas 0 ppt, 5 ppt, 10 ppt dan 15 ppt selama 7 hari. Pengambilan serum darah ikan nila terdapat pada jantung ikan nila (heart puncture) dengan syringe 1 mL tanpa menggunakan antikoagulan. Pengukuran ion Natrium (Na+), Kalium (K+), Klorida (Cl-) pada serum darah ikan nila menggunakan alat ISE (Jokoh elektrolyte EX-D) sedang untuk ion Ca2+ diukur dengan Tokyo Boeki (Prestige 24i) dan pengukuran ion pada media dengan parameter yang diukur ion Na+, ion K+, ion Cl- dan ion Ca2+ dengan menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) Zeenit 700. Pengaruh pemberian salinitas 0 ppt, 5 ppt, 10 ppt dan 15 ppt pada ion Na+ menunjukkan hasil tidak berbeda nyata sedangkan pada ion K+ menunjukkan hasil tidak berbeda nyata dan pada ion Clmenunjukkan berbeda nyata pada salinitas 5 ppt sedangkan pada ion Ca2+ menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Pengukuran kadar ionik pada ikan nila untuk mengetahui ion Na+, ion K+, ion Cl- dan ion Ca2+ dalam pengaturan keseimbangan dalam tubuh ikan nila sehingga tidak kelebihan atau kekurangan ion dan air agar proses fisiologis di dalam tubuhnya menjadi normal dan mempertahankan kondisi yang stabil. Kata kunci: salinitas, kadar ionik, serum, ikan nila PENDAHULUAN Ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk salah satu jenis ikan konsumsi air tawar yang potensial untuk dibudidayakan secara intensif. Hal ini disebabkan ikan nila memiliki keunggulan dibanding dengan ikan konsumsi air tawar lainnya yaitu pertumbuhan relatif cepat dan toleransi terhadap perubahan lingkungan yang cukup tinggi. Selain itu, ukuran tubuh ikan nila relatif besar, rasa dagingnya enak, mudah dikembangbiakan, kelangsungan hidupnya tinggi, serta merupakan salah satu ikan ekonomis yang paling penting (Seminarningrum, 2013). Salinitas merupakan padatan total, baik padatan terlarut maupun padatan tersuspensi di dalam air setelah karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida diganti oleh klorida (Yudiati dkk, 2009). Salinitas air disebabkan oleh ion utama yang berada di dalam air, peranan ion yang paling penting dalam osmoregulasi ikan nila antara lain Natrium (Na+), Kalium (K+), Kalsium (Ca2+), Klorida (Cl-) sebagai pengatur keseimbangan osmotik dalan ikan nila (Wood, 1995), di dalam tubuh ikan nila mempunyai hubungan yang erat dengan salinitas, salinitas merupakan padatan total, baik padatan terlarut maupun padatan tersuspensi di dalam air setelah karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida diganti oleh klorida (Yudiati dkk, 2009). Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 Adanya perubahan naik turunnya salinitas di lingkungan menggerakkan para peneliti untuk mengetahui efeknya pada organisme kuatik. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Adeyemi, et al.,2012; Evan, 2010) mengenai mekanisme penyerapan ion aktiv seperti Na+ dan Cl- pada salinitas rendah serta sekresi ion yang memiliki salinitas tinggi pada ikan. Berdasarkan penelitian tesebut salinitas ternyata berpengaruh terhadap beberapa perubahan ion dalam tubuh serta luar tubuh atau bahkan kerusakan dalam organ tubuh organisme akuatik. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada proses kadar ionik yang terjadi pada ikan nila yang dipelihara pada salinitas berbeda dan diamati adalah nilai kadar ionik dari Natrium (Na+), Kalium (K+), Kalsium (Ca2+), Klorida (Cl-), sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar ionik serum darah ikan nila yang dipelihara pada salinitas berbeda. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pembenihan dan Pelayanan Terpadu Fakultas Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah Surabaya untuk perlakuan terhadap ikan nila. Sedangkan untuk melakukan uji Kadar ionik serum darah ikan nila dan media (air) dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. 66 Kadar Ionik Serum Darah Ikan Nila… Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila (O. niloticus) yang diperoleh dari UPBAT Pandaan, Pasuruan. Umur rata-rata ikan nila adalah 1 – 1.5 bulan, ukuran panjang rata-rata 11,05 ± 0,14 cm, dan berat 15-20 g/ekor. Media uji yang digunakan berupa air tawar yang berasal dari PDAM. air laut 0 ppt, 5 ppt, 10 ppt, 15 ppt, pH 7,4, aquabidest , darah ikan 1 m/l tiap ikan. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain: aquarium, bak plastik, aerator, jaring, pipet, pipet volume berukuran 5,5 mL, syringe 1 mL, penggaris labu ukur 100 ml, termometer, DO meter, pH meter, tabung reaksi, sentrifuse, beker gelas, micro pipet 100-1000 μL, microtube, Sentrifuse (Rotofix 32 A), ISE (Jokoh elektrolyte EX-D), Tokyo Boeki 24i, refrigerator, dan kamera. Zeenit 700 (Alat AAS) dan kamera. Sampel ikan nila diperoleh dari UPBAT Pandaan, Pasuruan, sebanyak 250 ekor dibungkus dengan plastik dan diberi oksigen. Selanjutnya ikan dipindah di aquarium untuk dilakukan aklimasi selama tujuh hari. Dilakukan penyeleksian terhadap ikan sebelum digunakan sebagai hewan uji. Ikan nila yang telah diseleksi sebagai hewan uji dipelihara di aqurium selama tujuh hari untuk penyesuaian fisiologis sebagai pengaruh akibat perubahan lingkungan (berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Kaoud et al., (2011). Dalam proses aklimasi diberi aerator untuk membantu penyediaan oksigen bagi ikan nila dan juga diberi makan berupa makanan buatan yang berbentuk butiran (pellet). Tujuan dari perlakuan aklimasi untuk menghindari kondisi ikan agar tidak stress karena pengaruh lingkungan yang baru. Media hidup ikan nila terdiri atas campuran air laut dengan air tawar (PDAM) yang telah diendapkan selama 24 jam. Air laut diperoleh dari pasar hewan Bratang Surabaya. Air laut dan air tawar dicampur dengan takaran tertentu sehingga diperoleh nilai salinitas yang diinginkan sebagai media hewan uji. Untuk membuat media hewan uji dengan salinitas yang diperlukan, digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: V1 : Volume larutan sebelum pengenceran V2 : Volume larutan setelah pengenceran N1 : Konsentrasi larutan sebelum pengenceran N2 : Konsentrasi larutan setelah pengenceran (berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Kaoud et al., (2011). Setelah itu dilakukan pengamatan terhadap kondisi lingkungan yaitu pH, suhu, dan DO. Pengukuran dilakukan dua kali setiap perlakuan, pada hari pertama dan ke tiga masa perlakuan. Hasil untuk pengukuran pH sebesar (7 ± 0,000), DO sebesar (5,70 ± 1,20) dan suhu sebesar (29,76 ± 0,72). Setelah 7 hari pemaparan ikan nila yang masih hidup diambil darahnya pada daerah jantungnya untuk mengukur kadar ionik pada serum darah ikan nila (O. niloticus). Ikan nila yang masih hidup diambil darahnya untuk mendapatkan serum darah ikan yang diperoleh dengan cara: sampel darah ikan diambil langsung melalui jantung (heart puncture) dengan syringe 1 mL tanpa menggunakan antikoagulan dalam tanungh reaaksi kemudian dipindahkan dimasukkan dalam tabung reaksi dan diendapkan selama 30 menit dan dibiarkan clotting, selanjutnya di sentrifuse ( Rotofix 32 A) dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit sehingga di dapatkan serum darahnya Serum darah ikan nila setelah di sentrifuse dipindahkan dalam microtube ± 0,3 mL dan dilakukan pengujian ion Natrium (Na+), Kalium (K+), Klorida (Cl-) dengan menggunakan alat ISE (Jokoh elektrolyte EX-D) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Jl Karang Menjangan no 18 Surabaya dnan hasil pengujian ion tersebut langsung bisa terbaca dengan alat ISE (Jokoh elektrolyte EX-D) Pengujian ion Kalsium (Ca2+) setelah didapatkan serum darah ikan nila ± 2 mL dengan menggunakan alat Tokyo Boeki (Prestige 24i). Dengan pemakian reagen kalsium oksalat (CaC2O4) yang sudah dipersiapkan dalam alat Tokyo Boeki sehingga di dapatkan hasil dalam pengujian ion Kalsium (Ca2+) hasil yang diperoleh dapat terbaca dalam bentuk kertas yang di print dalam alat Tokyo Boeki. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara statistik dengan menggunakan SPSS. Uji pertama yang dilakukan adalah uji normalitas kadar ion Natrium (Na+), Kalium (K+), Kalsium (Ca2+), Klorida (Cl-) dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap kadar ionik serum darah ikan nila (O. niloticus).) dilakukan analisis ANAVA satu arah untuk mengetahui perbedaan antar tiap perlakuan dengan taraf ketelitian α = 0,05. Jika perlakuan berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji DUNCAN. Sebanyak 10 ekor ikan nila yang sebelumnya telah dipuasakan selama 2 hari dipaparkan pada media uji dengan salinitas 0 ppt, 5 ppt, 10 ppt, dan 15 ppt yang mengandung konsentrasi kadmium sebesar 0 ppm, 2.5 ppm, dan 5 ppm. Selama tujuh hari masa pemaparan HASIL DAN PEMBAHASAN Data utama dalam penelitian ini adalah Kadar ionik serum darah ikan nila yang dipelihara pada salinitas 0 ppt, 5 ppt, 10 ppt dan 15 ppt dan kadar ionik yang ada dalam media (air) yang dilakukan Balai Besar V1N1 = V2N2 Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 67 Kadar Ionik Serum Darah Ikan Nila… Laboratorium Kesehatan Surabaya. Hasil pengukuran kadar ionik serum darah ikan nila dan media dapat dilihat pada diagram berikut ini. Tabel 1. Rerata hasil pengukuran kadar ion Na +, K+, Cl, Ca2+ pada serum darah ikan nila Salinitas Na Rerata SD K Rerata SD Cl Rerata 0 ppt 157,66 7,77 3,1 0,66 1,27 6,03 10,03 1,16 5 ppt 176 8,72 2,1 0,87 144,33 5,13 10,9 3,73 10 ppt 170,33 4,93 3,07 0,97 138,33 5,03 8,4 2,16 15 ppt 166 15,55 2,6 0,21 134 12,73 8,45 1,34 SD Ca Rerata SD Tabel 2. Hasil pengukuran kadar ion Na+, K+, Cl-, Ca2+ pada Media (Air) Salinitas Na K Cl Ca 0 ppt 0,0298 0,0005 0,002 0,00027 5 ppt 0,097 0,0018 0,1 0,00035 10 ppt 0,281 0,0036 0,173 0,00046 15 ppt 0,4 0,003 0,26 0,00026 Gambar 3. Grafik Kadar Ion Kalium Pada Serum Darah Ikan Nila yang dipelihara pada Salinitas (0 ppt, 5 ppt, 10 ppt dan 15 ppt). Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan. Gambar 4. Grafik Kadar Ion Kalsium Pada Serum Darah Ikan Nila yang dipelihara pada Salinitas (0 ppt, 5 ppt, 10 ppt dan 15 ppt). Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan. Gambar 1. Grafik Kadar Ion Natrium Pada Serum Darah Ikan Nila yang dipelihara pada Salinitas (0 ppt, 5 ppt, 10 ppt dan 15 ppt). Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan. Gambar 2. Grafik Kadar Ion Kalium Pada Serum Darah Ikan Nila yang dipelihara pada Salinitas (0 ppt, 5 ppt, 10 ppt dan 15 ppt). Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 Berdasarkan data hasil perbandingan dari hasil perbandingan kadar ion yang ada di dalam serum darah ikan nila dengan kadar ion yang ada di dalam media (air) dalam penelitian menunjukkan hasil ion yang ada dalam serum darah ikan nila lebih tinggi daripada yang ada di lingkungannya. Hal ini membuktikan bahwa ikan nila melakukan pengaturan ion menjaga kestabilan ion yang ada didalam tubuhnya sehingga ikan nila dapat bertahan hidup pada lingkungannya. Pengaruh kadar ion dalam tubuh ikan nila bertujuan untuk menjaga kestabilan ion dan air didalam tubuhnya. Bardasarkan grafik diatas nilai signifikan hanya terdapat pada ion Klorida pada salinitas 5 ppt. Hal ini menunjukkan bahwa pada salinitas 5 ppt ikan nila melakukan pengaturan ion klorida dalam tubuhnya agar ikan nila dapat bertahan hidup sedangkan salinitas merupakan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh dalam kehidupan organisme akuatik seperti ikan nila (Munawwaroh, 2013). Pertukaran klorin sebagian besar terjadi pada insang, ada ikan tawar pengambilan klorin terjadi pada kondisi medium yang hipotonik, dengan cara memompa NaCl melalui insangnya dan pengeluaran klorin 68 Kadar Ionik Serum Darah Ikan Nila… dilakukan dalam bentuk urin. Pada ikan air laut pengambilan klorin dilakukan dengan cara melakukan banyak minum air laut sehingga klorin secara difusi ikut masuk ke dalam tubuh ikan. Selain itu ikan air laut biasanya melakukan dengan cara memompa melalui insang epithelium pada kondisi medium hipertonik. Dalam kondisi normal klorin dikeluarkan dalam bentuk urin pada jumlahyang sedikit, namun pada kondisi stres ikan banyak mengeluarkan urin sehingga kehilangan NaCl yang cukup besar. Klorin keluar dari tubuh melalui urin dan sedikit melalui feses. Ketersediaan klorida di dalam air sangat menguntungkan untuk kehidupan ikan agar mempunyai toleransi terhadap perubahan suhu. Kerusakan Jaringan Insang Juvenile Udang Vanamei (Litopeneus vannamei). Jurnal Ilmu Kelautan. Vol 14 (4) : 29-35. SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa, ikan nila memiliki kadar ionik yang signifikan ion klorida pada salinitas 5 ppt. Adapun saran antara lain perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perlakuan salinitas yang lebih tinggi terhadap kadar ionik dari Natrium (Na+), Kalium (K+), Kalsium (Ca2+), Klorida (Cl) perlu dilakukan penelitian kadar ionik berbeda pada serum darah ikan nila. DAFTAR PUSTAKA Adeyemi, J. A., Deaton, L. E., Pesacreta, T. C., Klerks, P. L. 2012. Effects of Copper on Osmoregulation in Sheepshead Minnow, Cyprinodon variegatus Acclimated to Different Salinities. Aquatic Toxicology. 109: 111 – 117. Evans, D. 2010. Osmotic And Ionic Regulation. CRC. Press. Kaoud, A. H., Zaki, M.M., El-Dahsan, R.A, Saeid S., and El-Zorba, Y.H., 2011. Amelioration the Toxic Effects of Cadmium-Exposure in Nile Tilapia (Oreochromis Niloticus) by using Lemna gibba L. Life Science Journal, 8. Munawwaroh, A., 2013. Adaptasi Osmoregulasi Udang Regang ( Macrobrachium sintanganse) pada Salinitas yang berbeda. Tesis. Universitas Airlangga. Seminarningrum, W. 2013. Pengaruh Pemberian Bahan Pakan Hasil Fermentasi Terhadap Kelulusan Pertumbuhan Rasio Konversi Pakan Dan Tingkat Kelulusan Benih Ikan Nila Hitam ( Orechromis niloticus). Thesis. UNAIR Wood, M Cris. 1995. Cellular and Molecular Approaches to Fish Ionic Regulation. Academic Press : New York Yudiati E., Sedjati S., Enggar I., dan Hasibuan I. 2009. Dampak Paparan Logam Berat Cadmium pada Salinitas yang Berbeda terhadap Mortalitas dan Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 69