Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja Dalam RKA-K/L

advertisement
Pokok Pikiran
Kondisi Belanja K/L
Upaya Penguatan
Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja
Dalam RKA-K/L
Direktorat Jenderal Anggaran
Pokok Pikiran
Kondisi Belanja K/L
Upaya Penguatan
Konsep Umum Kebijakan Fiscal
Financing
Pro-Growth
Fiscal
Sustainability
ProEnvironm
ent
APBN
Pro-Job
Budget
Constrains
Pro- Poor
Alocation
Distribution
Stabilization
Fiscal
Policy
Sustainable
Development
Social Welfare
Pokok Pikiran
Kondisi Belanja K/L
Upaya Penguatan
Karena itu APBN harus dikelola secara efisien, ekonomis, efektif, transfaran dan bertanggungjawab. Pilihan atas cara
pengalokasian Anggaran Belanja Negara (APBN) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (social welafare) umumnya
dipengaruhi 2 tantangan: tekanan fiskal dan tuntutan transparansi. Cara yang paling efektif untuk menjawab 2
tantangan tsb adalah Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK).
Mengapa
PBK
Budgeting
is a systematic way to allocate resources
dan PBK telah dipilih untuk diterapkan di Indonesia sebagaimana amanat UU 17/2003 dalam pasal 14 dan
penjelasan umum angka 6
Pokok Pikiran
Kondisi Belanja K/L
Upaya Penguatan
Ada 3 elemen landasan utama dari sistem PBK *) , yaitu:
Objectives
Agencies should develop strategic plans of what they intend to
accomplish. These plans should contain objectives based on
outcomes that the public values.
Performance measures
Based on their strategic plans, agencies should develop specific,
systematic measures of outcomes that can be used to determine how
well agencies are meeting their objectives
Linkage
Objectives and performance measures are integral parts of the
budgetary process.
Logical framework (Rencana
Strategis) yang jelas dan relevan
dengan basis pada outcome
Sistem evaluasi yang bisa
mengukur atas pelaksanaan
rencana strategis sehingga
menghasilkan informasi kinerja
yang valid
Informasi kinerja yang valid
menjadi bagian integral
dalam proses penyusunan
anggaran
*) Performance-Based Budgeting: Concepts and Examples, Research Report No. 302 prepared by: Greg Hager Ph.D, Alice Hobson, Ginny Wilson, Ph.D, 2001
Pokok Pikiran
Kondisi Belanja K/L
Upaya Penguatan
1. Pagu Belanja Dalam APBN Th 2007-2013
Komponen Belanja dalam APBN
Pengguna Anggaran
Belanja KL
Belanja Pemerintah Pusat
Menteri/Pimpinan Lembaga
Belanja Non KL
Transfer ke Daerah
Menkeu
Transfer ke Daerah
Data APBN (Triliun Rupiah)
Proporsi Belanja dalam APBN
2000.0
1726,2
1800.0
1600.0
45.00
1491,1
43.99
1295,0
1400.0
40.00
1200.0
985,8
1000.0
800.0
50.00
937,4
1042,1
35.00
757,9
30.00
600.0
400.0
36.89
33.42
29.69
29.66
34.33
32.92
32.75
34.98
35.99
33.08
31.95
32.25
31.76
36.03
34.95
32.82
32.23
33.30
30.67
26.34
25.00
200.0
20.00
0.0
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Grafik di atas menunjukkan bahwa porsi Belanja KL cenderung meningkat dan oleh karena itu menjadi tantangan para
pengelola anggaran Belanja KL untuk semakin meningkatkan profesionalitasnya dalam mengelola belanja tersebut.
5
Pokok Pikiran
Kondisi Belanja K/L
Upaya Penguatan
2. Pagu dan Realisasi Belanja K/L
Sejak ditetapkan UU No 17 Tahun 2003, PBK digunakan sebagai pendekatan penyusunan RKA-K/L dalam rangka penyusunan RAPBN dan
mulai diterapkan kepada seluruh K/L pada tahun 2009.
Pagu dan realisasi belanja K/L sejak digunakannya PBB dalam penyusunan RKA-K/L adalah sbb :
Triliun
700
89.80%
600
92.00%
90.71%
89.99%
88.34%
88.86%
90.00%
88.58%
500
88.00%
400
86.00%
300
84.00%
82.72%
200
82.00%
100
80.00%
0
78.00%
2007
2008
2009
2010
PAGU
REALISASI
2011
2012
2013
PERSENTASE
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah BA K/L
73
76
79
86
86
Jumlah Program
626
639
422
426
424
Pokok Pikiran
Kondisi Belanja K/L
Upaya Penguatan
Triliun Rupiah
3. Alokasi Belanja K/L per Fungsi
180
01.PELAYANAN UMUM
160
02.PERTAHANAN
140
03.KETERTIBAN DAN KEAMANAN
120
04.EKONOMI
05.LINGKUNGAN HIDUP
100
06.PERUMAHAN DAN FASILITAS
UMUM
80
07.KESEHATAN
60
08.PARIWISATA DAN BUDAYA
40
09.AGAMA
20
10.PENDIDIKAN
2009
2010
2011
2012
2013
11.PERLINDUNGAN SOSIAL
*) Sumber: Business intelligence DJA (diolah).
Grafik di atas menunjukkan bahwa proporsi belanja K/L terbesar masih didominasi fungsi Pelayanan Umum diikuti oleh fungsi Pendidikan
dan Ekonomi. Selama kurun waktu Tahun 2009 s.d. 2013 fungsi Pertahanan mengalami peningkatan cukup signifikan dari Rp.12 T
menjadi Rp.92T.
Pokok Pikiran
Kondisi Belanja K/L
Upaya Penguatan
4. Hasil evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L (PMK 249/2011 *) :
Obyek evaluasi:
424
PROGRAM DI SELURUH K/L
Data hasil evaluasi dapat dilihat di monev.anggaran.depkeu.go.id
1. Jumlah output terlalu banyak (±11.702 output) dan banyak output
yang bersifat administratif bukan subtantif a.l berupa laporan ,unit ,
dokumen (teridentifikasi ±3.879 output) , berkarekteristik input al.
kendaraan, gedung bangunan (teridentifikasi ±360 output) ;
2. Tidak tersajinya rangkaian hubungan (relevansi) yang jelas antara
subkomponen- komponen-suboutput-output-outcome, kegiatan dengan
tujuan program,maupun antar kegiatan dalam program yang sama;
3. Indikator kinerja masih mencerminkan informasi yang bersifat normatif
al. Terwujudnya pengelolaan anggaran yang tepat waktu,transfaran dan
akuntabel; Tingkat kemantapan jalan, Panjang jalan baru yang dibangun.
641
555
474
Temuan di atas mengindikasikan bahwa ternyata penyerapan anggaran
belum sepenuhnya mencerminkan kualitas belanja KL, bahkan Kondisi
output di atas juga berpotensi disalahtafsirkan oleh masyarakat bahwa
Belanja KL banyak untuk keperluan birokrasi sehingga seolah menjadi
justifikasi pemborosan anggaran.
Permasalahan Fundamental adalah “LEMAHNYA ARSITERKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RKA-K/L”
*) PMK 249/2011 untuk melihat bagaimana rencana strategis berjalan sekaligus untuk mengukur capaian atas pelaksanaan program-program berkenaan setiap tahun.
Pokok Pikiran
Kondisi Belanja K/L
Arsitektur dan Informasi Kinerja
Progran LEMAH (unclear, irrelevant)
Mindset terhadap Sitem Monitoring dan
Evaluasi baru dipandang sebagai rutinitas
biasa yang tidak penting (business as
usual)
MINIM INFORMASI STRATEGIS :
Informasi kredibel yang tersedia
hanyalah PENYERAPAN
ANGGARAN
Akhirnya
……..
Upaya Penguatan
• Manfaat hasil kinerja program tidak jelas
• Struktur program tidak mencerminkan informasi kinerja
• Relevansi output dengan outcome tidak jelas
Sehingga (i) sulit dijadikan alat manajerial, (ii) sulit dan lambat dalam
pengambilan kebijakan, (iii) sulit mengkomunikasi program kepada stakeholder
Capaian Kinerja Program sulit diukur sehingga pelaksanaan monev :
• hanya dapat menghasilkan data/informasi output transaksional
• Sebagian besar digunakan sebagai laporan yg bersifat administrative saja
• belum dapat dilakukan secara optimal karena rumusan komponen (OutcomeOutput) sebagai target kinerja belum memenuhi kaidah SMART
 Sesuatu yang semakin tidak jelas maka akan semakin sulit bagi Pemerintah
untuk menunjukan performance yang jelas;
 Apabila masyarakat tidak bisa menangkap dengan jelas program-program
Pemerintah maka dukungan dan kepercayaan pada birokrasi semakin menurun
 Efektif dan efisien dalam pengelolaan APBN semakin menjadi sekedar slogan
Solusi: Arsitektur dan Informasi Kinerja Dalam RKA-K/L Harus Dilakukan Upaya Penguatan
Pokok Pikiran
Kondisi Belanja K/L
Upaya Penguatan
1. Strategi Penguatan Penyusunan Anggaran:
1. Berdasarkan kajian dan analisis yang telah dilakukan, maka perlu segera dilakukan upaya perbaikan dengan strategi dan
tahapan yang terstruktur dan bertahap.
2. Strategi tersebut memuat upaya perbaikan dari sisi obyek (RKA-K/L), metode & proses bisnis, serta subyek (orangnya), dengan
pertimbangan bahwa:
Objek
Metode &
Proses Bisnis
Subjek
• Arsitektur dan informasi kinerja dalam RKA-K/L saat ini masih lemah.
• Rumusan input, kegiatan, output, dan outcome baru berfungsi sebagai “pin” untuk mendapatkan
anggaran.
Penguatan arsitektur & informasi program tersebut harus diikuti perbaikan metode dan proses
bisnis penyusunan dan evaluasinya, sehingga proses penyusunan dan evaluasi anggaran tidak
sekedar menjalankan rutinitas tahunan.
Kendala utama pada sisi subjek adalah mindset, dimana penyusunan anggaran dan evaluasi masih
dilakukan berdasarkan business as usual.
3. Agenda Kerja penguatan penyusunan anggaran adalah seperti slide selanjutnya.
10
Pokok Pikiran
Kondisi Belanja K/L
Upaya Penguatan
2. Agenda Kerja Th 2014-2015:
Materi
Agenda
Agst 2014
Sept 2014
Okt 2014
Nov 2014
Des 2014
Jan 2015
Feb 2015
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Outcome
Output
Membangun Pemahaman
• Internal DJA
• K/L
Praktek & Implementasi
• Diagnosis Outcome dan Output
Existing oleh DJA
• Diagnosis Outcome dan Output
Existing oleh K/L
• Penyusunan Outcome dan Output
RKA-K/L 2016 oleh K/L
Outcome
Output
Review Outcome dan Output 2016
Aktivitas
Membangun Pemahaman
Input
• Internal DJA
Format
• K/L
Praktek & Implementasi
• Penyusunan Aktivitas dan Input oleh K/L
Finalisasi
Review Keseluruhan RKA-K/L untuk 2016
11
Konsepsi
Kondisi Umum
Upaya Penguatan
3. Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja Dalam RKA-K/L
Bagaimana Cara Menatanya ? 2 Tahap :
Tahap-I : Penataan Arsitektur Kinerja Dalam RKA-K/L
Semula :
Berdasarkan Struktur Organisasi :
Menjadi:
Berdasarkan Fungsi Dengan Basis Outcome
ORGANISASI
Nasional
Input
Aktivitas
Output
Indikator
Target
K/L
Eselon I
Program
IKU Program
Outcome
Indikator
Target
NASIONAL
Outcome
K/L
Eselon II
Kegiatan
IKK
Eselon I
Output
Komponen
Eselon II
Substansi pendekatan berdasarkan fungsi adalah:
1. Informasi kinerja harus disusun sesuai kerangka logika berpikir (logic model)
2. Informasi kinerja terdapat pada setiap level organisasi
12
Konsepsi
Praktek di Indonesia
Upaya Penguatan
Tahap-II: Penguatan dan Penajaman Informasi Kinerja Program Dalam RKA-K/L
Langkah-2
Menyusun informasi kinerja atas rencana strategis (program) yang telah ditetapkan
secara berurutan
Langkah-1
RENCANA STRATEGIS:
INPUT
ACTIVITAS
“what we invest”
“what we do”
Sumber daya
atau prasyarat
yang dibutuh
kan selama
proses meng
hasilkan atau
men-deliver
output
Berbagai proses
yang diperlukan
untuk
menghasilkan
output
OUTPUT “what we produce”
Indikator Kinerja
Target Kinerja
Produk akhir yang dihasilkan
dari serangkaian proses yang
diperuntukkan bagi customer
atau
target
group
agar
outcome dapat terwujud
CUSTOMER
Pengguna produk atau layanan
OUTCOME
“what we change”
Indikator Kinerja
Target Kinerja
Keadaan yang ingin dicapai atau
dipertahankan pada penerima
manfaat dalam periode waktu
tertentu,
Short
Medium
Long
Change in
learning
Sikap
Change in
action
Perilaku
Change
in
condition
Kondisi
Langkah-3
Validasi atas informasi kinerja program yang telah disusun
ANALISIS DAN
PERUMUSAN KONDISI:
1. Tentukan Fungsi/Sub
Fungsi yang merupakan
urusan Menteri berkenaan
2. Identifikasi kondisi : yang
diharapkan, existing, dan
gap
3. Anailisis permasalahan
(penyebab akar masalah)
Konsepsi
Kondisi Umum
Upaya Penguatan
4. Mekanisme Penyusunan Informasi Kinerja
Fungsi
Input
Aktivitas
Output
1. Tentukan Fungsi/Sub
Fungsi yang
merupakan urusan
Menteri berkenaan
(sesuai pendelegasian
dari Presiden)
Contoh:
Kementerian
Keuangan > Fungsi
Pelayanan Umum,
Sub Fungs Fiskal
Kemenerian
Pendidikan > Fungsi
Pendidikan
Kementerian
Perdagangan > Funsi
Ekonomi, Sub Fungsi
Perdagangan
Customer
6. Identifikasi customer /
target group
11. Susun Input yang
diperlukan untuk
menjalankan
berbagai aktivitas
yang telah
ditentukan.
10. Susun aktivitas
untuk
memproduksi
dan men-deliver
output tersebut
sampai pada
customer.
9. Susun output
yang tepat bagi
customer agar
kondisi yang
diinginkan
tercapai.
• Tentukan customer
yang perlu diintervensi
• Identifikasi sumberdaya
yang ada di komunitas
berkenaan yang bisa
menyelesaikan/
berpartisipasi
pemecahan (sebagian)
permasalahan tersebut
Outcome
Kondisi
7. Tentukan perubahan konkrit
yang diinginkan (tahapan ini
akan menghasilkan rumusan
outcome, indicator, dan
targetnya)
• Tentukan perubahan
konkrit
• Pernyataan jelas
(outcome)
• Tentukan indicator dan
target yang jelas dan
terukur
• Rinci berdasarkan
periode waktu
2. Identifikasi kondisi yang diharapkan
dalam fungsi/sub fungsi berkenaan
• Lihat visi pimpinan yang lebih
tinggi
• Lihat visi organisasi anda
• Bisa menggunakan standar
internasional sebagai referensi
kondisi yang diinginkan
*) Visi harus outcome/customer
oriented
3. Identifikasi kondisi existing
Didukung data
4. Identifikasi gap (permasalahan)
Need/problem adalah gap antara
kondisi yang diinginkan dan kondisi
existing
5. Analisis permasalahan (penyebab gap)
• Cari akar masalah (apakah kekurangan
dipihak customer atau factor eksternal
atau efektivitas output kita)
Asumsi
FAKTOR EKSTERNAL
8. Susun asumsi/factor eksternal yang berpotensi mempengaruhi target kinerja yang telah ditentukan.
14
Pokok Pikiran
Kondisi Belanja K/L
TERIMA KASIH
Upaya Penguatan
Logical Framework
 Logical framework adalah gambaran visual logis dari suatu rencana strategis yang menunjukkan rangkaian/ hubungan antara
input, proses, output sampai dengan outcome yang dihasilkan yaitu sebagai respon terhadap suatu situasi yang dihadapi
organisasi.
 Template logical framework :
ACTIVITAS
“what we invest”
“what we do”
OUTPUT “what we produce”
Indikator Kinerja
Target Kinerja
Pengguna produk atau layanan
Indikator Kinerja
“what we change”
Target Kinerja
Short
Medium
Long
Change in
learning
Sikap
Change in
action
Perilaku
Change in
condition
Kondisi
MONEV KINERJA:
ASUMSI
FAKTOR EKSTERNAL
(Anggapan dasar terkait rencana strategis dan pihak yang terlibat didalamnya)
(Hal diluar pengendali rencana srategis)
Situasi : Keadaan yang kompleks dari lingkungan , sosiopolitik, dan ekonomi
SITUASI
CUSTOMER
OUTCOME
(Need/problem)
INPUT
RENCANA STRATEGIS:
1. MENENTUKAN RUMUSAN, INDIKATOR DAN TARGET KINERJA OUTCOME
PENGERTIAN OUTCOME:
KRITERIA RUMUSAN OUTCOME:
adalah keadaan yang ingin dicapai atau dipertahankan pada
penerima manfaat dalam periode waktu tertentu (jangka
panjang, menengah, dan pendek)
1. Jelas siapa customer
2. Dalam perspektif eksternal (customer oriented dan bukan internal oriented)
3. Spesifik (urusan dan/atau customr berbedadari ihak lain)
4. Jelas bentuk perubahan yang diharapkan (kondisi yang dituju)
5. Relevan dengan dengan kebutuhan dan/atau permasalahan
6. Sebaiknya diibuat dalam kalimat positif, misl “meningkatnya …”
KRITERIA RUMUSAN INDIKATOR DAN TARGET KINERJA OUTCOME
Penyusunan Indikator kinerja outcome
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Relevan dalam pengukuran outcome yang telah ditetapkan (relevant)
Jelas dan tidak bermakna ganda,mudah dimengerti dan digunakan (well-defined)
Bisa diukur dg skala penilain tertentu yang disepakati (measurable)
Sesuai dengan upaya peningkatan kinerja (appropriate)
Akurat dan dapat mengikuti perubahan tingkatan kinerja (reliabel)
Didukung ketersedian data secara rutin/periodek
Sumber data yang kredibel
Penyusunan Target Kinerja
a.
Menunjukan seberapa besar perubahan yang diharapkan , diiwujudkan dalam bentuk :
angka,%,rasio,point estimate atau range
Menunjukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menuju kondisi yang diharapkan tsb
b.
17
2. MENENTUKAN RUMUSAN, INDIKATOR DAN TARGET KINERJA OUTPUT
PENGERTIAN OUTPUT:
KRITERIA RUMUSAN OUTPUT:
adalah suatu produk akhir yang dihasilkan dari serangkaian
proses yang diperuntukan bagi customer atau target group
1.
2.
3.
4.
Merupakan produk akhir dari suatu rangkaian proses
Digunakan untuk eksternal program (customer/target group)
Mencerminkan kepentingan dan prioritas customer atau target group
Harus terukur dan keterukurannya ditunjukan oleh indikatornya
“Output apa yang dihasilkan; Outcome mengapa output perlu dihasilkan”
KRITERIA RUMUSAN INDIKATOR DAN TARGET KINERJA OUTPUT
1
Tentukan produk akhir yang
diperlukan oleh customer
atau target group
a. Perhatikan rumusan outcome yang telah dihasilkan
b. Pahami seluruh proses dan siklus pelaksanaan tusi dalam organisasi
c. Pastikan bahwa suatu produk benar-benar produk akhir untuk kebutuhan eksternal dan secara langsung dapat
mempengaruhi outcome
2
Penyusunan Indikator
kinerja output
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Relevan dalam pengukuran output yang telah ditetapkan (relevant)
Jelas dan tidak bermakna ganda,mudah dimengerti dan digunakan (well-defined)
Bisa diukur dg skala penilain tertentu yang disepakati (measurable)
Sesuai dengan upaya peningkatan kinerja (appropriate)
Akurat dan dapat mengikuti perubahan tingkatan kinerja (reliabel)
Didukung ketersedian data secara rutin/periodek
Sumber data yang kredibel
3
Penyusunan Target Kinerja
a.
Menunjukan seberapa besar /banyak produk akhir yang harus dihasilkan untuk costumer , diiwujudkan dalam
bentuk : angka,%,rasio,point estimate atau range
Menunjukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir yang diperuntukan bagi
customer tsb
b.
18
3. MENENTUKAN AKTIVITAS DAN INPUT
3. MENENTUKAN AKTIVITAS :
PENGERTIAN AKTIVITAS:
RUMUSAN AKTIVITAS:
Adalah berbagai proses yang diperlukan untuk
menghasilkan output atau mekanismen mengkonversi
input menjadi output.
Merupakan penyusunan proses bisnis mulai dari awal sampai dengan
dihasilkannya suatu output atau sampai output tersebut tersampaikan
pada customer
4. MENENTUKAN INPUT :
PENGERTIAN AKTIVITAS:
RUMUSAN INPUT:
Adalah sumberdaya atau prasyarat yang dibutuhkan
selama aktivitas berlangsung guna menhasilkan atau
men-deliver output
Umumnya input antara lain meliputi:
•
•
•
•
•
sumberdaya manusia;
peralatan dan mesin;
tanah dan bangunan;
data dan infromasi; dan
norma/sistem/prosedur/ketentuan.
19
4. VALIDASI ATAS INFORMASI KINERJA PROGRAM
STRATEGI PROGRAM:
4
INPUT
3
AKTIVITAS
2
IndikatorOUTPUT
target
1
OUTCOME
Indikator
target
KONDISI:
NEED/
PROBLEM
CUSTOMER
Validasi atas informasi kinerja program, dimaksudkan untuk memastikan bahwa informasi kinerja yang telah disusun
sudah baik dan kredibel,serta dapat dipertangungjawabkan secara akademis dan professional (prosesnya sudah
dilakukan secara best practise).
Pada tahap ini maka libatkan para pemangku kepentingan yang terkait dengan program berkenaan untuk melihat
bersama-sama informasi kinerja yang teah disusun (check and balance).
20
Opini Publik Atas Pengelolaan Anggaran K/L
http://www.investor.co.id/home/daya-dorong-belanja-pemerintah-belum-optimal/26606.
Tanggal 19-12-2011
http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/14587/belanjabirokrasi-sudah-sampai-pada-tingkat-mengkhawatirkan. 3 Mei
2012
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/05/22/07504230/bbm.naik
..anggaran.negara.tetap.boros. Tanggal 22-5-2013
http://www.entitashukum.com/rp-66-triliun-anggaran-apbn-mengalir-boros/.
Tanggal 23-4-2013
ECONOMY » Fiskal & Moneter
Wapres Boediono
Sumber: www.okezone.com Selasa,
29 Maret
2011 13:09
wib
Boediono
: Belum
Ada Monitoring
&
Evaluasi Anggaran
Kondisi Selama Ini
Taufik Hidayat - Okezone
Kondisi Yang Dituju
Selasa, 29 Maret 2011 13:09 wib
Wapres Boediono :
Belum Ada Monitoring
dan Evaluasi Anggaran
Indonesia belum memiliki evaluasi dan monitoring yang
terpadu
“…karena kita masuk dalam input oriented. Apa yang kita
keluarkan, selesai anggarannya bersih secara administratif
tetapi outcome-nya, maksud saya output atau outcomenya, atau dampak setelah itu belum kita ukur”
Wapres Boediono. Foto: Heru Haryono/Okezone
"Saya tidak ke detilnya, tetapi intinya jika ingin outcome
orinted, tentunya harus ada definsi dari outcome yang
jelas, terukur dan harus jelas itu apa. Ini merupakan setiap
perencanaan. Oleh karena itu saya anjurkan sekali”
JAKARTA - Pemerintah belum memiliki sistem monitoring dan evaluasi yang terpadu terkait
dengan anggaran dan outcome-nya. Aktifitas anggaran yang dimaksud bukan semata-mata
berupa anggaran saja, akan tetapi merupakan kesatuan antara budget dan policy action.
Sumber: www.okezone.com Selasa, 29 Maret 2011 13:09 wib
Contoh Informasi Kinerja
Disclaimer:
Contoh berikut adalah gambaran arsitektur informasi kinerja lingkup Kementerian Keuangan yang
mempunyai fungsi dibidang fiskal. Informasi yang terdapat dalam contoh dimaksud belum menggambarkan
keseluruhan informasi kinerja dibidang fiskal. Maksud contoh ini lebih kepada menunjukkan bagaimana
struktur informasi kinerja sesuai fungsi diturunkan (cascading) ke organisasi dibawahnya.
Asumsi yang digunakan dalam menurunkan informasi ke level dibawahnya adalah menggunakan struktur
organisasi yang existing, meskipun dalam perkembangannya dapat disusun struktur organisasi baru dengan
tetap mempertahankan informasi kinerja yang sudah ada.
Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan
23
Contoh Informasi Kinerja Tingkat K/L: Kementerian Keuangan…(1/2)
Fungsi KL
01
Pelayanan Umum
01.01 Lembaga Eksekutif dan
Legislatif, Masalah
Keuangan dan Fiskal,
serta Urusan Luar Negeri
Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan
Input KL
•
•
•
•
•
•
SDM
Gedung dan bangunan
Peralatan dan mesin
Bahan perkantoran
NSPK
Anggaran
Aktivitas KL
• Penyusunan target
penerimaan dan
pengeluaran
• Pengalokasian anggaran
• Menghimpun penerimaan
• Mengelola pembiayaan
• Pengelolaan kas negara
• Pemanfaatan idle-money
Output KL
Pendanaan yang efektif dan
efisien bagi Pengguna
Anggaran
Indikator:
• Jumlah alokasi anggaran
untuk program dengan
kriteria informasi kinerja
yang baik (%)
• Realisasi penerimaan negara
(% thp target)
• Ketepatan waktu
pemenuhan penerimaan
• Ketepatan jumlah anggaran
yang disalurkan kepada PA
• Ketepatan waktu penyaluran
anggaran kepada PA
Outcome KL
Terwujudnya kondisi fiskal
yang berkelanjutan bagi
penyelenggaraan
pemerintahan
Indikator:
• Tax-GDP Ratio (%)
• Jumlah PNBP (Rp)
• Debt-GDP Ratio (Khusus
Utang Pemerintah) (%)
• Defisit APBN (%)
• Proporsi APBN atas tren PDB
(%)
24
Contoh Informasi Kinerja Tingkat K/L: Kementerian Keuangan…(2/2)
Input KL
• SDM
PIC
• Setjen (penerimaan
dan pembinaan
pegawai)
• BPPK (peningkatan
kapasitas pegawai)
• Setjen
• Setjen
• Gedung dan
bangunan
• Peralatan dan
mesin
• NSPK
•
•
•
•
Setjen (Penyusunan)
Itjen (Pengawasan)
BKF (Litbang)
Setjen
• Anggaran
Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan
Aktivitas KL
PIC
Output KL
• Penyusunan target
penerimaan dan
pengeluaran
• BKF
Pendanaan yang efektif dan
efisien bagi Pengguna Anggaran
• Pengalokasian
anggaran
• DJA
• Menghimpun
penerimaan
• DJP (Perpajakan)
• DJBC (Bea dan cukai)
• DJA (Penatausahaan
PNBP)
• DJKN (Lelang)
• DJPU
• Mengelola
pembiayaan
• Pengelolaan kas
negara
• Pemanfaatan idle
money
• DJPB
Indikator:
• Jumlah alokasi anggaran untuk
program dengan kriteria
informasi kinerja yang baik (%)
• Realisasi penerimaan negara (%
thp target)
• Ketepatan waktu pemenuhan
penerimaan
• Ketepatan jumlah anggaran
yang disalurkan kepada PA
• Ketepatan waktu penyaluran
anggaran kepada PA
Outcome KL
Terwujudnya kondisi
fiskal yang berkelanjutan
bagi penyelenggaraan
pemerintahan
Indikator:
• Tax-GDP Ratio (%)
• Jumlah PNBP (%)
• Debt-GDP Ratio
(Khusus Utang
Pemerintah) (%)
• Proporsi APBN atas
tren PDB (%)
• DJPB
• Setjen
25
Contoh Informasi Kinerja Tingkat Eselon I: DJA…(1/2)
Input Eselon I
•
•
•
•
•
•
SDM
Gedung dan bangunan
Peralatan dan mesin
Data dan informasi
NSPK
Anggaran
Aktivitas Eselon I
• Evaluasi kinerja tahun
sebelumnya
Alokasi anggaran yang akurat bagi
pendanaan program Pemerintah
• Penyusunan alokasi anggaran
• Pembahasan alokasi anggaran bersama DPR
Indikator:
• Jumlah alokasi anggaran untuk
program dengan kriteria informasi
kinerja yang baik (%)
• Deviasi antara target dan realisasi
capaian output (%)
• Evaluasi atas jenis dan tariff PNBP
• Monitorig dan bimtek pengelolaan PNBP
• Penyesuaian tariff PNBP dan penyelesaian
aspek legalnya
• Inventarisasi dan pemetaan jasa dan layanan
Pemerintah
• Penyusunan jenis dan target PNBP baru
• Penyelesaian aspek legal
• Monitoring
Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan
Output Eselon I
Regulasi PNBP yang efektif
Indikator:
• Jumlah regulasi PNBP yang diterbitkan
• Akurasi target penerimaan
Outcome Eselon I
Terwujudnya stabilitas anggaran
bagi Pengguna Anggaran dalam
mewujudkan target Pemerintah
Indikator:
• Jumlah perubahan anggaran
(kali)
Penerimaan PNBP yang optimal
Indikator:
• Jumlah PNBP (Rp)
26
Contoh Informasi Kinerja Tingkat Eselon I : DJA…(2/2)
Input Eselon I
PIC
Aktivitas Eselon I
• SDM
• Gedung dan
bangunan
• Peralatan dan
mesin
• Data dan
informasi
• NSPK
• Set DJA
• Set DJA
• Evaluasi kinerja tahun
sebelumnya
• Penyusunan anggaran
• Anggaran
• Set DJA
• Pembahasan anggaran
bersama DPR
• Set DJA
(internal)
• DSP (eksternal)
• HPP
• Dit PNBP
• Set DJA
Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan
• Evaluasi atas jenis dan tariff
PNBP
• Monitorig dan bimtek
pengelolaan PNBP
• Penyesuaian tariff PNBP dan
penyelesaian aspek legalnya
• Inventarisasi dan pemetaan
jasa dan layanan Pemerintah
• Penyusunan jenis dan target
PNBP baru
• Penyelesaian aspek legal
• Monitoring
PIC
• DSP
•
•
•
•
Dit A1
Dit A2
Dit A3
Dit
PAPBN
Output Eselon I
Outcome Eselon I
Alokasi anggaran yang efektif
efisien
Distribusi alokasi anggaran
yang tepat sasaran
Indikator:
• Jumlah alokasi anggaran
untuk program dengan
kriteria informasi kinerja yang
baik (%)
Indikator:
• Rasio APBN atas tren PDB
(%)
Regulasi PNBP yang efektif
Indikator:
• Jumlah regulasi PNBP yang
diterbitkan
• Akurasi target penerimaan
Penerimaan PNBP yang
optimal
Indikator:
• Jumlah PNBP (Rp)
PIC
• Dit.PAPBN, A1,
A2, A3, DSP
• Dit PNBP
27
Contoh Informasi Kinerja Tingkat Eselon II: DSP
Input Eselon II
• Anggaran
PIC
• EKP selaku
Daduktek
Aktivitas Eselon II
PIC
•
•
•
•
•
Persiapan evaluasi
Pengumpulan data
Analisis
Penyusunan rekomendasi
Reporting
Informasi capaian target kinerja nasional
Indikator
• Ketepatan waktu penyampaian
informasi
• EKP
•
•
•
•
Kajian
Perumusan naskah
Finalisasi
Sosialisasi
Norma penganggaran
Indikator:
• Jumlah norma yang diterbitkan
• Ketepatan waktu penerbitan norma
• TSP
• SB
• EKP
Pemetaan kebutuhan
Penyusunan desain
Pemograman
Pemeliharaan
Sistem informasi
Indikator
• Jumlah sistem informasi yang
dibangun/ dikembangkan
• Jumlah sistem informasi yang
dipelihara
•
•
•
•
Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan
Output Eselon II
Outcome
• TIP
28
Download