BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah pikiran, perasaan, yang diwujudkan melalui ucapan yang
diucapkan alat ucap manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup
berkelompok dan membentuk lingkungan pergaulan yang tentunya mereka
tinggal di dalamnya, bekerja dan mencari kebutuhan hidup. Dari sinilah
bahasa itu berfungsi sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan alat
komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu
manusia dituntut untuk dapat menguasai bahasa yang nantinya akan
dipergunakan dalam komunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya.
Menurut Clark & Stewart (1986) dalam Edja Sadjaah ( 2003:71) bahasa
diartikan sebagai suatu interaksi dinamis antara aspek kognisi, linguistic dan
komunikasi.
Masalah utama ketunarunguan adalah adanya gangguan atau hambatan
dalam kemampuan mendengar sehingga memiliki keterbatasan dalam
kemampuan penguasaan bahasa. Masalah terbesar yang dihadapi anak
tunarungu
dimasyarakat
adalah
terhambatnya
komunikasi
dengan
lingkungan. Hal ini disebabkan masyarakat kurang mengerti bahasa yang
digunakan oleh anak tunarungu, maupun arti komunikasi itu sendiri untuk
kepentingan anak tunarungu. Selain itu komunikasi yang diberikan baik
oleh guru maupun orang lain sangat penting yang akan menjadikan suatu
pembiasaan terhadap anak.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa anak tunarungu cenderung
hanya ingin berkomunikasi dengan sesama anak tunarungu, bahkan dengan
gurunya sendiri anak sulit untuk mengeluarkan suara atau kata-kata dalam
waktu tertentu. Anak dapat bertahan dalam latihan artikulasi dengan guru
yang disenanginya, tetapi anak menjadi sulit dikendalikan semenjak
Suhaeni, 2014
PENGARUH LATIHAN MENGHEMBUSKAN NAFAS MELALUI HIDUNG PADA CERMIN KECIL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU “Ng” DALAM
KATA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB ABCD ASYIFA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
pergantian guru bahkan jarang masuk ke sekolah. Pembiasaan yang
diberikan baik dari lingkungan sekolah maupun dari keluarga membawa
pengaruh yang cukup besar terhadap anak.
Bantuan serta kerjasama dari
orang tua membawa pengaruh yang sangat besar terhadap anak. Bantuan
serta kerjasama dari orangtua dalam melaksanakan perbaikan dan latihan
bina wicara sangat diperlukan karena orang tua memiliki tanggung jawab
untuk
melatih
anaknya
berbahasa-bicara
secara
intensif
sehingga
keterampilan bicaranya dapat berkembang.
Salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk-makhluk
lainnya terletak pada kemampuannya, diantaranya kemampuan berbicara.
Bicara merupakan kemampuan yang bersifat individual, artinya tidak ada
dua orang
yang bicaranya sama, apakah itu nadanya ataupun bentuk
artikulasinya. Di dalam bicara terdapat aspek-aspek yang khas yang tidak
terdapat pada cara pengungkap bahasa lainnya seperti pada tulisan ataupun
isyarat. Aspek-aspek itu adalah suara, artikulasi dan intonasi. Sebagaimana
dijelaskan oleh Edja Sadja’ah, 2003 bahwa
Bicara merupakan ujaran bahasa yaitu kata-kata secara lisan yang
dimengerti oleh kelompok tertentu. Bicara merupakan salah satu
komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan alat ucap manusia.
Wicara/bicara menekankan kepada kemampuan yang dimiliki manusia
dalam mengujarkan bunyi-bunyi bahasa dalam mengekspresikan atau
menyampaikan pikiran, perasaan, ide-ide dengan memanfaatkan nafas
melalui alat-alat bicara, otot-otot serta syaraf-syaraf yang terkait secara
terintegrasi maka jadilah kata-kata atau bicara. Bicara merupakan suatu
proses belajar dengan memfungsikan alat bicara artikulasi sehingga terjadi
mekanisme bicara. Bicara terjadi karena mekanisme dan kerjasama gerakangerakan organ tubuh yaitu rongga dada, tenggorok, mulut dan hidung.
Anak tunarungu mempunyai hambatan dalam berbicara, yang disebabkan
tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengarannya. Hal itu
menyebabkan anak tunarungu diduga mempunyai kekakuan pada organ
artikulasinya, sehingga bunyi yang dihasilkan berbeda satu sama lain, untuk
membantu mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa, maka anak
Suhaeni, 2014
PENGARUH LATIHAN MENGHEMBUSKAN NAFAS MELALUI HIDUNG PADA CERMIN KECIL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU “Ng” DALAM
KATA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB ABCD ASYIFA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
tunarungu perlu mendapat latihan berbahasa/bicara, karena latihan bicara
merupakan inti guna melatih pembentukan bunyi bahasanya.
Anak tunarungu memiliki permasalahan dalam pernafasan, sehingga
berdampak pada kemampuan berbahasa salah satunya dalam mengucap
konsonan velar sengau “Ng” dihasilkan dengan cara ujung lidah terletak
pada dasar mulut, rahang atas dan rahang bawah terbuka, celah suara
terbuka sehingga terjadi getaran suara aliran udara melalui hidung tertutup
oleh pangkal lidah. Apabila anak tunarungu dalam menghembuskan nafas
melalui hidung mengalami permasalahan ada kemungkinan dalam
pengucapan konsonan velar sengau “Ng” ada permasalahan. Dengan latihan
menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil ada kemungkinan
terjadi perbaikan pada pengucapan konsonan velar sengau “Ng”. Latihan
ini bertujuan untuk mendapatkan sebuah aliran udara bunyi sengau dan
untuk merangsang gerakan dari langit-langit lunak sebagai suatu prasyarat
agar dapat meningkatkan bagian belakang velum dan dinding veringeal agar
berfungsi sehingga pengucapan huruf “Ng” dalam kata siswa tunarungu
menjadi jelas. Oleh sebab itu pada penelitian ini, peneliti melakukan
penelitian tentang latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada
cermin kecil dalam meningkatkan kemampuan mengucap konsonan velar
sengau “Ng” dalam kata pada tunarungu, dengan tujuan untuk diketahui
lebih jelasnya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi yang
mempengaruhi kemampuan berbicara yang memiliki unsur konsonan velar
sengau “Ng” dalam kata pada anak tunarungu antara lain :
1.
Kemampuan organ artikulasi
Anak tunarungu mempunyai hambatan dalam berbicara, yang
disebabkan
tidak
berfungsinya
sebagian
atau
seluruh
alat
Suhaeni, 2014
PENGARUH LATIHAN MENGHEMBUSKAN NAFAS MELALUI HIDUNG PADA CERMIN KECIL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU “Ng” DALAM
KATA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB ABCD ASYIFA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
pendengarannya. Hal itu menyebabkan anak tunarungu diduga
mempunyai kekakuan pada organ artikulasinya, sehingga bunyi yang
dihasilkan berbeda satu sama lain, untuk membantu mengembangkan
kemampuan bicara dan bahasa, maka anak tunarungu perlu mendapat
latihan berbahasa/bicara, karena latihan artikulasi merupakan inti guna
melatih pembentukan bunyi bahasanya.
2.
Kemampuan guru dalam mengajar:
Dalam pemberian pembelajaran pada anak tunarungu khususnya
dalam pembelajaran artikulasi yaitu mengucapkan konsonan velar
sengau “Ng”, kemampuan guru dan gaya belajar guru sangat penting.
Hal ini menjadi factor utama dalam menunjang tercapainya suatu
pembelajaran. Guru harus memiliki kemampuan dan peranan yang
mampu sebagai fasilitator bagi muridnya terutama dalam penggunaan
media pembelajaran yaitu dalam pengucapan konsonan velar sengau
“Ng”
3.
Metode pembelajaran yang digunakan:
Anak tunarungu memiliki gangguan atau hambatan dalam
kemampuan mendengar sehingga memiliki keterbatasan dalam
kemampuan penguasaan bahasa terutama dalam mengucapkan
konsonan velar sengau “Ng”. Dalam peningkatan kemampuan
mengucapkan konsonan velar sengau “Ng” guru harus lebih teliti
dalam memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga menjadi
salah satu factor yang berpengaruh terhadap mengucapkan konsonan
velar sengau “Ng”.
4.
Sarana Pembelajaran:
Untuk
menunjang
dan
mendukung
proses
pembelajaran
berlangsung, maka diperlukan sarana dan prasarana yang tepat
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Penulis
menggunakan latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada
Suhaeni, 2014
PENGARUH LATIHAN MENGHEMBUSKAN NAFAS MELALUI HIDUNG PADA CERMIN KECIL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU “Ng” DALAM
KATA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB ABCD ASYIFA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
cermin kecil dalam menunjang latihan mengucap konsonan velar
sengau “Ng” dalam kata.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis memberikan
batasan dalam penelitian ini. Agar tidak terlalu meluas pada masalah
latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil dalam
melatih kemampuan mengucap konsonan velar sengau “Ng” anak
tunarungu, difokuskan pada kemampuan mengucap konsonan velar sengau
“Ng” dalam kata.
D. Rumusan Masalah
Adapun pertanyaan penelitian dari rumusan masalah di atas adalah
“Adakah Pengaruh Latihan Menghembuskan nafas melalui Hidung
Pada Cermin Kecil Terhadap Kemampuan Bicara dalam Mengucap
Konsonan Velar Sengau “Ng” dalam Kata Pada Anak Tunarungu?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a.
Untuk memperoleh gambaran mengenai bagaimana penggunaan
pengucapan konsonan velar sengau “Ng” pada anak tunarungu
sebelum
diberikan
pembelajaran
menggunakan
latihan
menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil.
b.
Untuk mengetahui pengaruh latihan menghembuskan nafas melalui
hidung pada cermin kecil terhadap kemampuan bicara dalam
mengucap konsonan velar sengau “Ng” dalam kata pada anak
tunarungu kelas VIII.
Suhaeni, 2014
PENGARUH LATIHAN MENGHEMBUSKAN NAFAS MELALUI HIDUNG PADA CERMIN KECIL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU “Ng” DALAM
KATA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB ABCD ASYIFA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
c.
Agar kemampuan bicara mengucap huruf Konsonan Velar Sengau
“Ng” dalam kata dapat teratasi melalui latihan menghembuskan
nafas melalui hidung pada cermin kecil.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini apabila berhasil dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi para pendidik dalam meningkatkan kemampuan
mengucap konsonan velar sengau “Ng” dalam kata dengan latihan
menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil pada
tunarungu.
Suhaeni, 2014
PENGARUH LATIHAN MENGHEMBUSKAN NAFAS MELALUI HIDUNG PADA CERMIN KECIL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU “Ng” DALAM
KATA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB ABCD ASYIFA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download