keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen

advertisement
KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN…………..………...(Astuti Yuli Setyani dan Ambar Kusuma Astuti)
KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN
KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
Astuti Yuli Setyani
Ambar Kusuma Astuti
Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana
Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5 - 25, Yogyakarta, 55224
Email: [email protected] dan [email protected]
ABSTRACT
The purpose of this study was toexamine the effect of investment decisions, financing decisions and
dividend policy on firm value. The sample in this study is a manufacturing company established on
criteria. Data were obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMB) and the
manufacturing company's financial statement since the period 2008-2011. Based on purposive
sampling method, samples obtained by 158 observations. Regression analysis done based on the
results of the data analysis. The hypothesis in this study were tested using multiple regression
analysis. This study concludes some of the following: (1) variable dividend policy was not shown to
affect the value of the company, (2) variable funding decisions variable shown to affect tthe value of
the company,(3) investment decision variables was not shown to affect tthe value of the company.
Keywords: investment decisions, financingdecisions, dividend policy, the value ofthe company
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur sesuai kriteria yang ditetapkan. Data penelitian diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMB) dan laporan keuangan perusahaan manufaktur periode tahun 20082011.Berdasarkan metode purposive sampling, sampel yang diperoleh sebanyak 158 observasi selama
4 tahun.Analisis regresi dilakukan dengan didasarkan pada hasil analisis data.Hipotesis dalam
penelitian ini diuji menggunakan analisis regresi berganda. Penelitian ini menyimpulkan beberapa hal
sebagai berikut: (1) Variabel kebijakan dividen tidak terbukti mempengaruhi nilai perusahaan,
(2)Variabel keputusan pendanaan tidak terbukti mempengaruhi nilai perusahaan,(3)Variabel
keputusan investasi terbukti mempengaruhi nilai perusahaan.
Kata kunci: keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, nilai perusahaan
PENDAHULUAN
Dalam
jangka
panjang,
tujuan
perusahaan adalah mengoptimalkan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan akan tercermin
dari harga sahamnya. Untuk memaksimumkan
nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja
yang harus diperhatikan, tetapi juga klaim
keuangan seperti hutang, warran maupun
saham preferen. Harga saham di pasar modal
terbentuk berdasarkan kesepakatan antara
permintaan dan penawaran investor, sehingga
harga saham merupakan fair price yang dapat
dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan.
Optimalisasi nilai perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen
keuangan, dimana satu keputusan yang diambil
akan mempengaruhi keputusan keuangan
47
JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014
lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan,
manajemen
keuangan
menyangkut
penyelesaian atas keputusan penting yang
diambil perusahaan, antara lain keputusan
investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan
dividen. Suatu kombinasi yang optimal atas
ketiganya akan memaksimumkan nilai
perusahaan
yang
selanjutnya
akan
meningkatkan
kemakmuran
kekayaan
pemegang saham.
Investasi modal merupakan salah satu
aspek utama dalam keputusan investasi selain
penentuan
komposisi
aktiva.Keputusan
pengalokasian modal ke dalam usulan
investasi harus dievaluasi dan dihubungkan
dengan risiko dan hasil yang diharapkan.
Menurut signaling theory, pengeluaran
insvestasi memberikan sinyal positif mengenai
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan
datang, sehingga dapat meningkatkan harga
saham yang digunakan sebagai indikator nilai
perusahaan.
Keputusan yang menyangkut investasi
akan menentukan sumber dan bentuk dana
untuk pembiayaannya. Masalah yang harus
dijawab dalam keputusan pendanaan yang
dihubungkan dengan sumber dana adalah
apakah sumber internal atau eksternal,
besarnya modal sendiri, dan bagaimana tipe
hutang dan modal yang akan digunakan,
mengingat
struktur
pembiayaan
akan
menentukan cost of capital yang akan menjadi
dasar penentuan required return yang
diinginkan.
Para investor memiliki tujuan utama
untuk meningkatkan kesejahteraan dengan
mengharapkan pengembalian dalam bentuk
dividen maupun capital gain, sedangkan
perusahaan mengharapkan pertumbuhan secara
terus menerus untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya sekaligus memberikan
kesejahteraan
kepada
para
pemegang
sahamnya, sehingga kebijakan dividen penting
untuk memenuhi harapan pemegang saham
terhadap dividen dengan tidak menghambat
pertumbuhan perusahaan disisi lain. Dividen
yang diterima pada saat ini akan mempunyai
nilai yang lebih tinggi daripada capital gain
yang akan diterima pada masa yang akan
datang, sehingga investor yang tidak bersedia
berspekulasi akan lebih menyukai dividen
daripada capital gain.
48
KAJIAN LITERATUR DAN
PENEGEMBANGAN HIPOTESIS
Fungsi Manajemen Keuangan
Banyak para ahli yang mengemukakan
tentang nilai perusahaan dan kaitannya dengan
fungsi manajemen keuangan. Menurut
Sutrisno (Eli, 2008) fungsi manajemen
keuangan terdiri dari tiga keputusan utama
yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan
yaitu : investasi, pendanaan dan dividen.
Masing-masing harus berorientasi pada
pencapaian tujuan perusahaan. Kombinasi dari
ketiganya akan memaksimumkan nilai
perusahaan.
Manajemen keuangan yang efisien
membutuhkan adanya tujuan dan sasaran yang
digunakan sebagai standar dalam memberikan
penilaian keefisienan keputusan keuangan.
Manajer bekerja untukmencapai tujuan
perusahaan,
maka
perusahaan
harus
menentukan kebijakan yang dapat menentukan
nilai perusahaan. Oleh karena itu, tujuan
utama manajemen adalah memaksimalkan
kekayaan pemegang saham, atau dapat
diartikan memaksimalkan harga biasa saham
perusahaan (Brigham dan Houston dalam
Hasnawati, 2005).
Keputusan
dividen
menyangkut
keputusan untuk membagikan laba atau
menahannya guna diinvestasikan kembali di
dalam perusahaan. Kebijakan dividen yang
optimal dalam suatu perusahaan adalah
kebijakan yang menciptakan keseimbangan
diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di
masayang
akan
datang
sehingga
memaksimumkan harga saham. Salah satu
fungsi yang terpenting darimanajer keuangan
adalah menetapkan alokasi dari keuntungan
neto sesudah pajak atau pendapatanuntuk
pembayaran dividen di satu pihak dan untuk
laba ditahan di lain pihak, di mana keputusan
tersebut
mempunyai
pengaruh
yang
menentukan terhadap nilai dari perusahaan
(Eli, 2008).
Dalam menentukan kebijakan dividen
tersebut maka perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor kebijakan dividen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah posisi
KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN…………..………...(Astuti Yuli Setyani dan Ambar Kusuma Astuti)
solvabilitas,
posisi
likuiditas,
tingkat
pengembalian, dan ukuran perusahaan.Dengan
mempertimbangkan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kebijakan dividen tersebut,
makaperusahaan dapat membuat kebijakan
dividen yang optimal sehingga akan berujung
meningkatnya nilaiperusahaan dalam rangka
meningkatkan kemakmuran para pemegang
saham yang tercermin padaharga pasar saham
perusahaan.
Sartono (Eli, 2008) mengemukakan
bahwa kemakmuran para pemegang saham
akan meningkat apabila harga saham yang
dimilikinya meningkat. Semakin tinggi harga
pasar saham berarti kemakmuran pemegang
saham akan semakin meningkat. Harga pasar
saham juga menunjukan nilai perusahaan.
Dengan demikian apabila harga pasar saham
meningkat berarti pula nilai perusahaan
meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa ketiga keputusan yaitu
keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
kebijakan
dividen
ditujukan
untuk
memaksimumkan nilai perusahaan yang
tercermin pada peningkatan harga pasar
sahamnya.
Keputusan Investasi
Menurut Sunariyah, pengertian investasi
adalah penanaman modal untuk satu atau lebih
aset yang dimiliki dan biasanya berjangka
waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang.
Menurut Sharpe et all (1993), merumuskan
investasi
dengan
pengertian
berikut
mengorbankan aset yang dimiliki sekarang
guna mendapatkan aset pada masa mendatang
yang tentu saja dengan jumlah yang lebih
besar. Menurut Jones (2004) mendefinisikan
investasi sebagai komitmen menanamkan
sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama
beberapa periode pada masa mendatang.
Menurut Arifin (Hapsari, 2008) investasi
adalah kegiatan menunda konsumsi untuk
mendapatkan (nilai) konsumsi yang lebih besar
di masa yang akan datang. Sebuah keputusan
investasi dikatakan optimal jika pengaturan
waktu
konsumsi
tersebut
dapat
memaksimumkan ekspektasi utilitas (expected
utility). Sedangkan menurut Tandelilin
(Hapsari, 2008) investasi adalah komitmen
atas sejumlah dana lainnya yang dilakukan
pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungandi masa yang akan
datang. Secara umum investasi bisa dalam
bentuk investasi nyata (real assets),misalnya
tanah, emas, mesin, bangunan dan lain-lain,
serta bisa pula investasi dalam aktiva
keuangan(financial assets) seperti deposito
maupun berupa pemberian surat-surat berharga
berupa saham danobligasi.
Keputusan Pendanaan
Horne (1997) mendefinisikan bahwa
keputusan pendanaan merupakan kebijakan
tentang
keputusan
pembelanjaan
atau
pembiayaan investasi. Keputusan pendanaan
ini mencakup cara bagaimana mendanai
kegiatan perusahaan agar optimal, cara
memperoleh dana untuk investasi yang efisien
dan cara mengkomposisikan sumber dana
optimal yang harus dipertahankan. Ada
beberapa sumber dana yang dapat digunakan
oleh manajemen keuangan. Untuk mendanai
kebutuhan keuangan jangka pendek, maka
manajemen keuangan dapat menggunakan
sumber dana dari perbankan, sedang
kebutuhan dana dalam jangka panjang dan
jumlah yang besar dapat diperoleh dari pasar
modal, karena di pasar modal investornya
(sumber dana) banyak, bahkan tidak terbatas
(Horne, 1997). Pemenuhan kebutuhan dana
dapat berasal dari sumber intern maupun
ekstern perusahaan. Sumber dana intern
berasal dari keuntungan yang tidak dibagi atau
keuntungan yang ditahan dalam perusahaan
(retained earning). Sumber danaekstern, yaitu
sumber dana yang berasal dari tambahan
penyertaan modal dari pemilik atau emisi
saham baru, penjualan obligasi dan kredit dari
bank. Dikenal juga dengan sebutan
pembelanjaan ekstern atau pendanaan ekstern
(ekstern), (Horne, 1997).
Kebijakan Dividen
Kebijakan
dividen
merupakan
kebijakan yang sangat penting bagi manajer
keuangan karenamelibatkan dua pihak yaitu
pemegang saham dan perusahaan yang dapat
mempunyai kepentingan berbeda. Dividen
diartikan
sebagai
pembayaran
kepada
pemegang saham oleh perusahaan atas
49
JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014
keuntungan yang diperolehnya baik dalam
bentuk uang kas atau yang lain misalnya
dividen saham (stock dividends) dan dividen
ekstra (ekstra dividends). Kebijakan dividen
adalah kebijakan, stabilitas dividen dan
pertumbuhan dividen. Apabila dividen akan
dibayarkan semua, kepentingan cadangan akan
terabaikan, sebaliknya apabila laba akan
ditahan semua tanpa ada pembagian dividen,
kepentingan pemegang saham akan uang kas
terabaikan. Untuk menjaga kedua kepentingan,
manajer keuangan dapat menempuh kebijakan
dividen yang optimal (Litner dalam
Widyantoro, 1995).
Menurut Brigham dan Gapenski dalam
Widyantoro (1995) diartikan bahwa kebijakan
dividen merupakan keputusan pembayaran
dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan akan datang.
Dalam penentuan besar kecilnya dividen yang
akan dibayarkan ada perusahaan yang sudah
merencanakan dengan menetapkan target
dividend payout ratio yang didasarkan atas
perhitungan keuntungan yang diperoleh setelah
dikurangi pajak. Untuk dapat membayar
dividen dibuat suatu rencana pembayarannya.
Begitu juga menurut Jensen dan
Meckling dalam Hasnawati (2005:35) bahwa
dividen akan mengurangi konflik antara agens
dan principals, akan yang berkaitan dengan
pembayaran dividen oleh perusahaan, berupa
penentuan besarnya pembayaran dividen dan
besarnya laba yang ditahan untuk kepentingan
perusahaan.
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan yang di proksi melalui
nilai pasar saham mengalami perubahan
meskipun tidak ada kebijakan keuangan yang
dilakukan perusahaan. Misalnya dividen, pada
umumnya dibagikan setiap satu tahun sekali,
demikian juga kegiatan investasi dan
pendanaan tidak setiap saat dilakukan, namun
nilai perusahaan yang terdaftar di BEI berubah
setiap saat. Nilai perusahaan berubah lebih
disebabkan oleh informasi lain seperti situasi
politik dan sosial. Atas dasar fenomena
tersebut maka perusahaan harus selalu tanggap
dan siap menghadapi kenyataan ini, tetapi
yang paling penting bagaimana manajemen
dalam perusahaan tersebut dapat menikmati
50
situasi seperti itu dan dapat mengatasinya,
sehingga berujung kepercayaan para pemegang
saham juga kembali baik lagi. Menurut Fama,
Ferris dalam Hasnawati, (2005) bagaimana
meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin
pada harga sahamnya. Harga saham digunakan
sebagai proksi nilai perusahaan karena harga
saham merupakan harga yang bersedia dibayar
oleh calon pembeli apabila investor ingin
memiliki suatu bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan
menggambarkan semakin sejahtera pemiliknya. Optimalisasi nilai perusahaan yang
merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan fungsi manajemen
keuangan, dimana satu keputusan keuangan
yang diambil akan mempengaruhi keputusan
keuangan lainnya dan berdampak pada nilai
perusahaan (Fama dan French dalam
Hasnawati,
2005).
Dengan
demikian
memaksimumkan kemakmuran pemilik usaha
dilakukan dengan memaksimumkan nilai
perusahaan.
Hubungan antara Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan dan Kebijakan
Dividen dengan Nilai Perusahaan
Hubungan Keputusan Investasi dengan
Nilai Perusahaan
Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006),
nilai perusahaan yang dibentuk melalui
indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi
oleh
peluang-peluang
investasi.Nilai
perusahaan semata-mata ditentukan oleh
keputusan investasi (Fama 1978).Myers (1977)
memperkenalkan IOS pada studi yang
dilakukan dalam hubungannya dengan
keputusan investasi. IOS memberikan petunjuk
yang lebih luas dengan nilai perusahaan
tergantung pada pengeluaran perusahaan di
masa yang akan datang, sehingga prospek
perusahaan dapat ditaksir dari Investment
Opportunity Set (IOS). IOS didefinisikan
sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki
(assets in place) dan pilihan investasi di masa
yang akan datang dengan net present value
positif.
Teori-teori sebelumnya yaitu Hasnawati
(2005) Hapsari (2000) Widyantoro (1995)
telah membahas hubungan antara keputusan
KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN…………..………...(Astuti Yuli Setyani dan Ambar Kusuma Astuti)
investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan
dividen dengan nilai perusahaan sangat erat.
Indikatornya dapat dilihat dari hasil-hasil
penelitian
tersebut
hampir
semuanya
menunjukkan saling terkait antara variabel
bebas (keputusan investasi) tersebut dengan
variabel terikat (nilai perusahaan).Investasi
modal merupakan salah satu aspek utama
dalam keputusan investasi selain penentuan
komposisi aktiva. Keputusan pengalokasian
modal ke dalam usulan-usulan investasi yang
manfaatnya akan direalisasikan di masa yang
akan datang harus dipertimbangkan dengan
cermat supaya mempunyai nilai perusahaan.
Hubungan Keputusan Pendanaan dengan
Nilai Perusahaan
Pendapat
pertama
menyatakan
bahwa
kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai
perusahaan, yang disebut dengan teori
irrelevansi
dividen.
Pendapat
kedua
menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan
meningkatkan nilai perusahaan, yang disebut
dengan Bird in The Hand Theory. Pendapat
ketiga menyatakan semakin tinggi dividend
payout ratio suatu perusahaan, maka nilai
perusahaan tersebut akan semakin rendah.
Dividend signaling theory pertama kali
dicetuskan oleh Bhattacharya (1979). Teori ini
menjelaskan bahwa informasi tentang cash
dividend yang dibayarkan dianggap investor
sebagai sinyal prospek perusahaan di masa
mendatang.
Penelitian Terdahulu
Menurut Brigham dan Houston (2001),
peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar
tentang kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban di masa yang akan
datang atau adanya risiko bisnis yang rendah,
hal tersebut akan direspon secara positif oleh
pasar. Terdapat dua pandangan mengenai
keputusan pendanaan. Pandangan pertama
dikenal dengan pandangan tradisional yang
menyatakan bahwa struktur modal dipengaruhi
oleh nilai perusahaan. Pandangan tradisional
diwakili oleh dua teori yaitu Trade off Theory
dan Pecking Order Theory.Pandangan kedua
dikemukakan oleh Modigliani dan Miller
(1958) yang menyatakan bahwa struktur modal
tidak dipengaruhi oleh nilai perusahaan.
Masulis (1980) melakukan penelitian dalam
kaitannya
dengan
relevansi
keputusan
pendanaan, menemukan bahwa terdapat
kenaikan abnormalreturns sehari sebelum dan
sesudah pengumuman peningkatan proporsi
hutang, sebaliknya terdapat penurunan
abnormal returns pada saat perusahaan
mengumumkan penurunan proporsi hutang.
Masulis (1980) juga menemukan bahwa harga
saham perusahaan naik apabila diumumkan
akan diterbitkan pinjaman yang digunakan
untuk membeli kembali saham perusahaan
tersebut.
Hubungan Kebijakan Dividen dengan Nilai
Perusahaan
Menurut Hatta (2002), terdapat sejumlah
perdebatan mengenai bagaimana kebijakan
dividen mempengaruhi nilai perusahaan.
Hasnawati
(2005)
dengan
judul
Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan dan
Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Publik di BEJ. Dengan menggunakan variable
bebas keputusan investasi, pendanaan dan
kebijakan dividen dengan variable terikat nilai
perusahaan. Alat analisis menggunakan
Structural
Equation Modelling (SEM)
bertujuan untuk menghasilkan hubungan antar
variable yang mempengaruhi dan mengkonfirmasi dimensi-dimensi atau indikatorindikator sebuah konsep dari variabel laten.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai
perusahaan baik secara parsial maupun
bersama-sama. Dan yang paling dominan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dari
ketiga variabel tersebut adalah kebijakan
dividen.
Hapsari (2000) dengan judul Pengaruh
Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,
dan Keputusan Pembagian Dividen terhadap
Nilai Perusahaan Publik di BEJ. Dengan
menggunakan variabel bebas keputusan
investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan
dividen dengan variabel terikat nilai
perusahaan. Alat analisis menggunakan regresi
berganda untuk digunakan menganalisis antara
variabel bebas terhadap variabel terikat (nilai
perusahaan)
yang
bertujuan
untuk
menghasilkan pengaruh antar variabel. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keputusan
investasi, keputusan pendanaan dan keputusan
51
JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014
kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai
perusahaan baik secara parsial maupun
bersama-sama. Dan yang paling dominan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dari
ketiga variabel tersebut, adalah keputusan
keputusan
pendanaan.
Penelitian
ini
menggunakan tiga variabel bebas (investasi,
pendanaan dan dividen) dengan alat analisis
regresi berganda.Penelitian ini yang dilakukan
oleh Hapsari (2000) hanya pada perusahaanperusahaan industri Real Estate.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi
dan Pawestri (2006) dengan judul Implikasi
Struktur
Kepemilikan
Terhadap
Nilai
Perusahaan dengan Keputusan Keuangan
Sebagai Variabel Intervening. Dengan menggunakan variabel bebas Kepemilikan Manajerial (Managerial ownership), Kepemilikan
Institusional
(Institusional
ownership),
Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,
Kebijakan Dividen dengan variabel terikat
Nilai Perusahaan.Hasil penelitian tersebut (1)
Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap keputusan investasi dan keputusan
pendanaan tetapi tidak pada kebijakan dividen.
(2) Struktur kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap keputusan keuangan
maupun nilai perusahaan. (3) Keputusan
pendanaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, tetapi keputusan investasi dan
kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. (4) Struktur kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan baik secara langsung maupun
melalui keputusan pendanaan.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Hamonangan
Siallagan
dan
Mas’ud
Machfoedz (2006) dengan judul Mekanisme
Corporate Governance, Kualitas Laba dan
Nilai Perusahaan. Dengan menggunakan
variabel bebas Kepemilikan Manajerial,
52
Komisaris Independen, Komite Audit,
Leverage, Firm Size, Kualitas Laba dengan
variabel terikat Nilai Perusahaan. Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
metode
GLS
(Generalized
Least
Squares).Hasil dari penelitian ini adalah
kualitas laba secara positif berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sujoko
dan Ugy Soebiantoro (2007) dengan judul
Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi empirik
pada perusahaan manufaktur dan non
manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Variabel
bebas pada penelitian ini adalah kepemilikan
institusional dan manajerial, profitabilitas,
dividen, ukuran perusahaan, suku bunga,
keadaan pasar modal, pertumbuhan pasar,
pangsa pasar relative dengan variabel terikat
nilai perusahaan dan leverage ratio. Hasil dari
penelitian ini adalah Kepemilikan institusional,
suku bunga dan profitabilitas berpengaruh
negatif signifikan terhadap leverage ratio,
pertumbuhan
pasar,
dividen,
ukuran
perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap
leverage
ratio,
Sedangkan
kepemilikan manajerial, keadaan pasar modal,
dan pangsa pasar relative menunjukkan hasil
yang tidak signifikan terhadap leverage ratio.
Leverage ratio berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai pasar.
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini didasarkan pada
pengaruh antara faktor dependen Nilai
Perusahaan dengan faktor-faktor independen
seperti Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Kebijakan Dividen.Skema
kerangka pemikiran sebagai berikut:
KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN…………..………...(Astuti Yuli Setyani dan Ambar Kusuma Astuti)
Δ Aset
+
DER
+
PBV
+
DPR
Hipotesis
Berdasarkan landasan teori, penelitian
terdahulu dan kerangka pemikiran diatas maka
dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
H1 : Δ Aset berpengaruh positif terhadap PBV
H2 : DER berpengaruh positif terhadap PBV.
H3 : DPR berpengaruh positif terhadap PBV.
METODA PENELITIAN
Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah sebagai
kombinasi antara aset yang dimiliki (assets in
place) dan pilihan investasi dimasa yang akan
datang dengan net present value positif (Gaver
dalam Hasnawati, 2005). Kebijakan investasi
dirumuskan dengan :
(Total Assett – Total Assett-1)
Δ Aset = ––––––––––––––––––––––––– (2)
Total Assett-1
Keputusan investasi dalam penelitian
ini diproksikan dengan Δ Aset (Perubahan
Aset), dimana menunjukkan perbandingan
antara perubahan aset tahun sekarang
dikurangi perubahan aset tahun sebelumnya
dengan perubahan aset tahun sebelumnya.
yaitu diukur dengan book debt to equity ratio
(BDE) (Kallapur dalam Hasnawati, 2005):
Total Hutang
DER = ––––––––––––––––– (3)
Total Ekuitas
Artinya semakin tinggi Debt Ratio ini
berdampak buruk karena tingkat hutang yang
semakin tinggi berarti beban bunga akan
semakin besar yang berarti mengurangi
keuntungan. Tetapi tingkat Debt Ratio yang
yang terlalu kecil juga baik, sebab akan
menyebabkan tingkat kembalian yang semakin
kecil (Ang, 1997).
Kebijakan Dividen
Kebijakan
dividen
didefinisikan
sebagai
kebijakan
perusahaan
yang
berhubungan dengan penentuan persentase
laba bersih perusahaan yang dibagikan sebagai
dividen kepada pemegang saham. Sebagai
variabel independen, kebijakan dividen
diproksikan melalui dividend payout ratio
(Kallapur dalam Hasnawati, 2005) yaitu:
Keputusan Pendanaan
Dividen per Lembar Saham
DPR = ––––––––––––––––––––––––––– (4)
Laba per Lembar Saham
Keputusan pendanaan didefinisikan
sebagai keputusan yang mencakup cara
bagaimana mendanai kegiatan perusahaan agar
optimal, cara memperoleh dana untuk investasi
yang efisien dan cara mengkomposisikan
sumber dana optimal yang harus dipertahankan
Artinya di dalam komponen dividen
per lembar saham terkandung unsur dividen,
jadi jikasemakin besar dividen yang dibagikan
maka akan semakin besar Dividen Payout
Rasio (DPR). Padaumumnya saham-saham
yang tercatat di BEI membayar dividen setiap
53
JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014
tahun dengan DPR antara 0% -25% (Ang,
1997).
Variabel Dependen (Nilai Perusahaan)
Variabel dependen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.
Nilai perusahaan adalah nilai perusahaan
diukur dengan Price Book Value (PBV). Rasio
inimengukur nilai yang diberikan pasar
keuangan kepada manajemen dan organisasi
perusahaan sebagaisebuah perusahaan yang
terus tumbuh (Brigham dalam Wahyudi,
2006), diukur dengan rumus sebagaiberikut :
Harga Pasar per Lembar Saham
PBV = –––––––––––––––––––––––––––
Nilai Buku per Lembar Saham
(1)
Artinya Price Book Value (PBV)
digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar
saham terhadap nilai bukunya (Ang, 1997).
Model Regresi
Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara variable bebas
dalam mempengaruhi variable tidak bebas
secara bersama-sama ataupun secara parsial.
Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah:
Keterangan:
PBV
Δ Aset
DER
DPR
e
β
=
=
=
=
=
=
Nilai Perusahaan
Keputusan Investasi
Keputusan Pendanaan
Kebijakan Dividen
error (Kesalahan residu)
Konstanta
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik deskriptif berkaitan dengan
pengumpulan dan peringkat data yang
menggambarkan karakteristik sampel yang
digunakan dalam penelitian ini. Analisis ini
untuk menjelaskan karakteristik sampel
terutama mencakup nilai rata-rata (mean), nilai
ekstrim yaitu nilai minimal dan nilai
maksimal, serta standar deviasi.
Berdasarkan data olahan SPSS yang
meliputi Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Kebijakan Dividen maka dapat
diketahui nilai minimal, nilai maksimal, ratarata (mean) dan standar deviasi dari setiap
variabel.
Tabel 1
Deskriptif Statistik
N
DPR
Minimum Maximum
158
-131.06
109159.39
DER
158
.06
9.57
1.1219
1.29095
ASET
158
-.510
7.770
.20608
.639210
PBV
158
.10
39.02
3.4699
5.81479
Valid N
(listwise)
158
Tabel 1 menjelaskan bahwa variabel
penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel,
diantaranya variabel PBV sebagai variabel
dependent, dan variabel DPR (Devidend
Payout Ratio), Δ Aset (Perubahan Aset) dan
DER (Dept to Equity Ratio)sebagai variabel
independent.
54
Mean
Std. Deviation
732.4750
8681.34820
Adapun gambaran dari masing-masing
variabel penelitian di atas adalah sebagai
berikut. Nilai terendah dari ketiga variabel
DPR (kebijakan dividen), Δ Aset (keputusan
investasi) dan DER (keputusan pendanaan)
adalah pada variabel kebijakan deviden yaitu
sebesar -131,06 artinya bahwa mengambil
KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN…………..………...(Astuti Yuli Setyani dan Ambar Kusuma Astuti)
keputusan dalam menilai perusahaan, investor
masih menempatkan variabel kebijakan
deviden masih dibawah keputusan investasi
dan keputusan pendanaan yang masing-masing
sebesar -0,510 dan 0,06.
Nilai tertinggi dari ketiga variabel DPR
(kebijakan dividen), Δ Aset (keputusan
investasi) dan DER (keputusan pendanaan)
adalah pada variabel DPR (kebijakan dividen)
yaitu sebesar 109159,39 artinya bahwa
mengambil
keputusan
dalam
menilai
perusahaan, investor masih menempatkan
variabel kebijakan dividen masih diatas
variabel keputusan investasi dan keputusan
pendanaan yang masing-masing sebesar 9,57
dan 7,770.
Nilai rata-rata dari ketiga variabel yaitu
DPR (kebijakan dividen), Δ Aset (keputusan
investasi) dan DER (keputusan pendanaan)
yang masing-masing sebesar 732,47, 1,12 dan
0,20. Artinya rata-rata investor dalam
mengambil keputusan masih menempatkan
variabel kebijakan dividen diatas variabel
keputusan investasi dan keputusan pendanaan.
Deviasi standar kebijakan dividen
dengan nilai 8681,34, maka investor menilai
bahwa kebijakan deviden lebih bervariasi dan
cenderung mengalami kenaikan secara statistik
dalam mempengaruhi nilai perusahaan.
Sedangkan
keputusan
pendanaan
dan
keputusan investasi mempunyai nilai masingmasing sebesar 1.29 dan 0,63 artinya investor
dalam pengambilan keputusan cenderung
kurang variasi dan menurun.
Pengujian normalitas berfungsi untuk
menguji apakah residual error pada model
statistik penelitian memiliki distribusi yang
normal atau tidak. Untuk dapat melakukan
pengujian
terhadap
hipotesis,
OLS
mensyaratkan bahwa sebuah model statistik
harus memiliki distribusi yang normal. Untuk
mengetahui apakah distribusi error lolos
pengujian asumsi klasik atau tidak, peneliti
perlu menggunakan pengujian One SampleKomolgrov Smrinov. Berdasarkan pada hasil
pengujian normalitas residual error pada model
persamaan regresi penelitian, diperoleh hasil
bahwa nilai sig. Kolmogrov Smirnov adalah
sebesar 0,00%. Dikarenakan nilai signifikansi
Kolmogrov Smirnov lebih kecil dari tingkat
kesalahan atau alfa 5% (0,00% > 5%), maka
dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi mengalami masalah normalitas
Pengujian Multikolinieritas dilakukan
untuk melihat apakah terdapat korelasi
diantara variabel independent penelitian.
Adanya korelasi diantara variabel independent
menyebabkan kedudukan variabel independent
sebagai variabel yang tidak berkorelasi dengan
variabel lainya menjadi tidak terpenuhi. Hal ini
mengakibatkan hasil analisis statistik dari
model persamaan regresi tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Berdasarkan hasil
pengolahan uji multikolinieritas di atas, dapat
diketahui bahwa pada model persamaan
regresi penelitian ini tidak mengalami masalah
multikolinieritas. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai tolerance setiap variabel independent
yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF setiap
variabel independent yang lebih kecil atau
kurang dari 5.
Heteroskedastisitas merupakan sebuah
pengujian asumsi klasik yang digunakan untuk
mengetahui apakah varians error dari satu
pengamat ke pengamatan yang lain memiliki
varians yang konstan atau tidak. Jika nilai
varians antara satu pengamat ke pengamat lain
konstan, maka dapat dikatakan bahwa pada
model persamaan regresi tersebut tidak
mengalami
masalah
heteroskedastisitas,
sehingga konsekuensinya adalah dapat
diberlakukanya pengujian hipotesis t-test.
Untuk membuktikan apakah pada model
regresi memiliki masalah heteroskedastisitas
atau tidak, peneliti menggunakan model
pengujian
heteroskedastisitas
glejser.
Berdasarkan hasil uji glejser, dapat diketahui
bahwa besarnya nilai probabilitas variabel
independent Δ Aset 53,8%, DPR 66,8% dan
DER 0%. Besarnya nilai probabilitas setiap
variabel independent yang lebih besar dari alfa
5% menunjukkan bahwa pada model
persamaan
regresi
terjadi
masalah
heteroskedastisitas, dikarenakan satu variabel
DER dibawah signifikansi 5%.
Pengujian autokorelasi digunakan untuk
menguji apakah terdapat hubungan atau
korelasi dari error (variabel gangguan) t ke
variabel error (variabel gangguan) t-1. Model
analisis OLS mensyaratkan model regresi yang
terbebas dari masalah autokorelasi supaya
hasil analisis dapat dipertanggungjawabkan
untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
Hasil model Durbin-Watson menjelaskan
bahwa besarnya nilai Durbin Watson test dari
model persamaan regresi penelitian adalah
55
JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014
sebesar 1,676. Sedangkan besarnya nilai dl dan
du dari jumlah observasi 158 dan jumlah k = 3
adalah 1,7014 dan 1,7787. Dikarenakan nilai
pengujian Durbin watson berada pada zona
lebih besar dari du namun kurang dari (4-du)
{(du > DW < (4-du);(1,724 < 1,767 < 2,229)},
maka dapat disimpulkan bahwa pada model
persamaan regresi tersebut mengalami masalah
autokorelasi.
Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil analisis regresi berganda menunjukan nilai adjusted R2 sebesar 0,039 atau 3%.
Angka koefisien determinasi (Adjusted R2)
tersebut mendekati angka 0, berarti pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen semakin kecil kontribusinya dan
hasil ini menunjukkan hanya 3% perubahan
nilai perusahaan dipengaruhi oleh keputusan
investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan
dividen. Sedangkan sisanya, yaitu 97 %
dipengaruhi oleh faktor lain di luar model
penelitian..
Model statistik yang digunakan untuk
menjawab
permasalahan
yang
telah
dirumuskan pada penelitian ini adalah model
analisis regresi berganda, sedangkan pengujian
hipotesis yang dilakukan adalah dengan
menggunakan pengujian parsial atau biasa
disebut dengan t-test. Pengujian parsial atau ttest digunakan untuk melihat pengaruh
variabel independent terhadap variabel
dependent penelitian secara parsial. Adapun
hasil pengujian t-test menggunakan software
bantu SPSS versi 17 adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Pengujian Parsial (t-test)
Model
t
1
(Constant)
3.588
DPR
-.193
DER
2.566
ASET
1.598
a. Dependent Variable: PBV
Keputusan Investasi (Δ Aset) terhadap Nilai
Perusahaan (PBV)
Hasil pengujian pengaruh variabel
keputusan
investasi
terhadap
variabel
dependent PBV sebagai proksi dari nilai
perusahaan menunjukkan nilai signifikansi T
hitung sebesar 0,112 Jika dibandingkan dengan
nilai alfa sebesar 5%, maka dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi lebih besar dari alfa
5% (0,112 > 0,05). Dikarenakan nilai
signifikansi lebih besar dari pada nilai alfa,
maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan H1 ditolak, atau dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa variabel Keputusan Investasi
tidak memiliki pengaruh terhadap Nilai
Perusahaan.
Keputusan Pendanaan (DER) terhadap
Nilai Perusahaan (PBV)
Hasil pengujian pengaruh variabel DER
sebagai proksi dari keputusan pendanaan
terhadap variabel dependent PBV sebagai
proksi dari nilai perusahaan menunjukkan nilai
signifikansi T hitung sebesar 0,011. Jika
dibandingkan dengan nilai alfa sebesar 5%,
maka dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
lebih kecil dari alfa 5% (0,011 < 0,05).
Dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil dari
pada nilai alfa, maka dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak dan H1 diterima, atau dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa variabel Keputusan
Pendanaan memiliki pengaruh terhadap Nilai
Perusahaan.
Kebijakan Dividen (DPR) terhadap Nilai
Perusahaan (PBV)
sig
.000
.847
.011
.112
Berdasarkan hasil pengujian t-test
regresi berganda model persamaan statistik
penelitian, sebagaimana diuraikan pada tabel 2
56
dapat dianalisis pengaruh setiap variabel
independen terhadap variabel dependen.
Hasil pengujian pengaruh variabel DPR
sebagai proksi dari kebijakan dividen terhadap
variabel dependent PBV sebagai proksi dari
nilai
perusahaan
menunjukkan
nilai
signifikansi T hitung sebesar 0.847. Jika
dibandingkan dengan nilai alfa sebesar 5%,
maka dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
lebih besar dari alfa 5% (0,847 > 0,05).
Dikarenakan nilai signifikansi lebih besar
daripada nilai alfa, maka dapat disimpulkan
KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN…………..………...(Astuti Yuli Setyani dan Ambar Kusuma Astuti)
bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, atau
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
variabel Kebijakan Dividen tidak memiliki
pengaruh terhadap Nilai Perusahaan..
PEMBAHASAN
Berdasar pada hasil pengujian t-test pada
analisis regresi berganda menggunakan
software SPSS versi 17 diperoleh bahwa
variabel DPR dan variabel DER diketahui
tidak memiliki pengaruh terhadap variabel
PBV, sedangkan variabel Δ Aset diketahui
memiliki pengaruh terhadap variabel PBV.
Hipotesis 1 membuktikan bahwa
keputusan investasi tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,112 (p>0,05). Tidak
adanya pengaruh keputusan investasi terhadap
nilai
perusahaan
menunjukkan
bahwa
kemampuan perusahaan memaksimumkan
investasi dalam upayanya menghasilkan laba
yang sesuai dengan jumlah dana yang terikat
belum bisa memenuhi. Fama dan French
(1998), berpendapat bahwa pengeluaran modal
perusahaan
sangat
penting
untuk
meningkatkan nilai perusahaan karena jenis
investasi tersebut memberikan sinyal tentang
pertumbuhan pendapatan perusahaan yang
diharapkan di masa yang akan datang dan
mampu meningkatkan nilai pasar perusahaan
yang diproksikan melalui return saham. Hasil
penelitian ini bertolak belakang dengan
penelitian Hasnawati (2005) yang memberikan
konfirmasi bahwa keputusan investasi
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis 2 membuktikan bahwa
pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai
perusahaan dengan nilai signifikansi sebesar
0,011 (p<0,05), artinya tinggi rendahnya rasio
utang terhadap ekuitas, berimplikasi pada
tinggi rendahnya nilai perusahaan.Hasil
penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) dan
penelitian Ningsih dan Indarti (2011) juga
menunjukkan hasil yang sama, bahwa
keputusan pendanaan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Adanya pengaruh keputusan
pendanaan
dengan
nilai
perusahaan
mengindikasikan biaya utang maupun biaya
ekuitas relatif ekuivalen dan masing-masing
memiliki
keunggulan
dan
kelemahan.
Penggunaan modal utang akan menguntungkan
apabila iklim bisnis baik sehingga manfaat dari
penggunaan utang akan lebih besar
dibandingkan dengan biaya bunga, namun
demikian dalam iklim bisnis yang tidak
menentu manfaat dari penggunaan utang bisa
lebih kecil dari biaya bunga yang ditimbulkan.
Demikian juga dengan penggunaan ekuitas,
modal ekuitas akan menguntungkan apabila
pemegang saham memiliki tuntutan yang tidak
terlalu tinggi akan tingkat pengembalian
investasi. Hasil ini tidak mendukung dengan
hasil penelitian Hasnawati (2005) serta
Wahyudi dan Pawestri (2006) yang
membuktikan bahwa keputusan pendanaan
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pada hipotesis 3 membuktikan bahwa
pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan dengan nilai signifikansi sebesar
0,847 (p>0,05), artinya tinggi rendahnya
dividen yang dibayarkan kepada pemegang
saham, tidak berkaitan dengan tinggi
rendahnya nilai perusahaan.Penelitian Ningsih
dan Indarti (2011) serta penelitian Efni at al.
(2012) memberikan hasil yang serupa.Hasil ini
tidak konsisten dengan informational content
of dividend bahwa pembayaran dividen
dianggap sebagai prospek perusahaan dimasa
yang akan datang. Hasil ini lebih konsisten
dengan bird on hand theory yang menyatakan
bahwa pembayaran dividen yang dilakukan
saat ini adalah lebih baik daripada capital gain
di masa mendatang dan penelitian ini
mendukung
kelompok
yang
tidak
menginginkan dividen (irrelevant dividend).
Mereka lebih menyukai perusahaan tidak
membayarkan dividen sepanjang pajak
penghasilan dividen lebih tinggi daripada
pajak atas capital gain (Farrar&Selwany,1967;
dan Brennan, 1970). Mereka menganggap
bahwa
lebih
menguntungkan
apabila
perusahaan memilih kebijakan lain yang lebih
dapat meningkatkan nilai perusahaan seperti
stock repurchase. Bila dikaji lebih lanjut di
Bursa Efek Indonesia memiliki kecenderungan
lebih menyukai dividen karena perlakukan
tarif pajak yang belum jelas/rendah atas
dividen selama periode penelitian. Selain itu
pasar modal Indonesia sebagai lembaga
perantara untuk memaksimumkan kekayaan
pemegang
saham
sangat
fluktuatif
pergerakannya. Artinya, pasar Indonesia
sebagai emerging market masih sangat sensitif
terhadap perubahan suatu faktor (misalnya:
situasi politik, kurs, huru-hara) yang dapat
57
JRAK, Volume 10, No.1 Februari 2014
menimbulkan perubahan situasi pasar,
sehingga harga-harga saham sebagai salah satu
indikator nilai perusahaan akan terpengaruh
dengan sangat cepat. Hasil ini tidak
mendukung hasil penelitian Hasnawati (2005)
yang
menyatakan
kebijakan
dividen
berimplikasi terhadap nilai perusahaan. Tetapi
penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan
Wahyudi dan Pawestri (2006) yang
membuktikan bahwa kebijakan deviden tidak
berimplikasi terhadap nilai perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
dari variabel Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan sebagai berikut. Pertama, variabel
Keputusan Investasi tidakberpengaruh positif
secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Hal ini menunjukan bahwa keputusan investasi
tidak mempengaruhi nilai perusahaan untuk
dapat memaksimumkan nilai suatu perusahaan.
Kedua, variabel Kebijakan Dividen memiliki
pengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini
menunjukan bahwa investor yang bersedia
berspekulasi akan memilih deviden daripada
capital gain. Ketiga, variabel Keputusan
Pendanaan tidak memiliki pengaruh terhadap
Nilai Perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa
perusahaan pada tahun penelitian tidak
berdasarkan pada trade off theory tetapi
berdasarkan pecking order theory.
Saran
Beberapa saran yang dapat diajukan
untuk melengkapi keterbatasan penelitian dan
mengembangkan beberapa hal untuk penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut. 1)
memperpanjang periode penelitian sehingga
dapat melihat kecenderungan yang terjadi
dalam jangka panjang. 2) Proksi yang
digunakan untuk variabel independen tidak
hanya satu proksi saja. Agar memperoleh hasil
58
yang lebih baik dan lebih luas lagi daripada
penelitian ini. 3) Memasukkan faktor capital
gain, karena mungkin ada perbedaan hasil
yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan dengan lebih
cermat. 4) Sampel yang digunakan hanya
perusahaan manufaktur, penelitian lebih lanjut
dapat mengambil seluruh sampel perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
DAFTAR REFERENSI
Brigham, E. F. and Houston, J. F. 2001.
Manajemen Keuangan. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Efni 2012. Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Kebijakan Deviden:
Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan
(Studi pada Sektor Properti dan Real
Estate di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Aplikasi Manajemen, 10 (1).
Hasnawati, S. 2008. Analisis Dampak
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan Publik Di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Keuangan, 13 (2).
Kawatu, F. S. 2009. Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kualitas Laba Sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, 13 (3): 405-417.
Lestari, Indri F. 2013. Pengaruh Kebijakan
Dividen, Kebijakan Hutang, Keputusan
Investasi dan Kepemilikan Insider
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Empiris pada Seluruh Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 20082011). http://www.unri.ac.id diakses
pada tanggal 12 Desember 2013.
Martono dan Harjito, A. 2005, Manajemen
Keuangan.
Yogyakarta : Penerbit
Ekonisia.
Murtini, U.. 2008, Pengaruh Kebijakan
Manajemen Keuangan Terhadap Nilai
KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN…………..………...(Astuti Yuli Setyani dan Ambar Kusuma Astuti)
Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi dan
Keuangan, 4 (1): 32-47.
Ningsih, P. P., dan Indarti, I. 2012. Pengaruh
Keputusan
Investasi,
Keputusan
Pendanaan, dan Kebijakan Dividen
terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus
pada Perusahaan Manufaktur Yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode
2007-2009).
http://jurnal.widyamanggala.ac.id
diakses pada tanggal 12 Desember 2013.
Intervening.
Simposium
Akuntansi 9 Padang: 1-25.
Nasional
Wijaya, L.R.P, dan Wibawa, A. 2010.
Pengaruh
Keputusan
Investasi,
Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan
Dividen Terhadap Nilai Perusahaan.
Makalah pada Simposium Nasional
Akuntansi XIII Purwokerto.
Semuel, F. 2009, Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kualitas Laba Sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, 13(3):.
Setiani, R. 2013. Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan, dan
Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Oto-motif
Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia.
http://ejournal.unp.ac.id
diakses pada tanggal 12 Desember 2013.
Siallagan, H., dan Machfoedz, M. 2006.
Mekanisme Corporate Governance,
Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan.
Paper,
pada Simposium Nasional
Akuntansi 9 Padang: 1-23.
Santoso, S. 1999. SPSS Mengolah Data
Statistik Secara Profesional. Jakarta:
PT. Gramedia.
Sujoko dan Soebiantoro, U. 2007. Pengaruh
Struktur Kepemilikan Saham, Laverage,
Faktor Intern Dan Faktor Ekstern
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan, 9 (1):
41-48.
Van Horne, J. C. dan Wachowicz, Jr., J.M.
1998.
Prinsip-Prinsip
Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Wahyudi, U., dan Pawestri, H.P. 2006.
Implikasi
Struktur
Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan : dengan
Keputusan Keuangan sebagai Variabel
59
Download