Single Index Market Model : DPR: Representasi Formal vs Substansial Oleh: Subagyo Sel investasi mengenalkan konsep Single Index Market Model (SIMM). Model ini sering dipergunakan untuk melakukan prediksi atas harga instrumen keuangan. Model ramalan!. Model ini memberi formula sebagai berikut Ri = α + βi Rm + ε. Model SIMM dapat dideskripsikan mengacu pada formula. Bahwa (1) Return sekuritas i ditentukan oleh konstanta ditambah dengan β dikalikan return pasar ditambah dengan residual error, (2) Return sekuritas i ditentukan hanya oleh return pasar saja, (3) Koefisien regresi antara Rm (x) dan Ri (y) akan melahirkan nilai konstanta, β dan ε, dan (4) Hanya 1 faktor yang mempengaruhi return sekuritas i,yaitu return pasar saja. Untuk itulah model ini disebut pula dengan Single Factor Model. Masalah Representasi SIMM menyatakan bahwa semua informasi (private maupun public) sudah terefleksi dalam Rm. Atau Rm sudah mencerminkan (men-discount) keseluruhan informasi yang beredar di pasar. Ada representasi disana. Informasi publik dan private sudah direpresentasi oleh Rm. Hal ini menimbulkan beberapa masalah representasi, yaitu (1) Rm diukur menggunakan data indeks pasar, (2) Indeks harga disusun berdasarkan harga pasar (current market price), (3) Setiap sekuritas memiliki nilai kapitalisasi yang berbeda, (4) Besaran indeks ditopang oleh sekuritas dengan kapitalisasi besar dan (5) Ada proses saling (moderasi) antar sekuritas dalam pembentukan indeks. Dengan memakai logika sederhana, jika indeks melesat naik hasil tarikan dari 5 sekuritas dengan kapitalisasi besar,katakanlah A, B, C, D dan E. Pertanyaannya adalah bagaimana meramalkan pergerakan sekuritas F? Menurut SIMM, hanya data indeks itu saja yang dipergunakan sebagai bahan meramal. Tidak perlu bahan lain!. Kharakteristik setiap sekuritas berbeda, sensitifitas setiap sekuritas juga berbeda kala menghadapi turbulensi dan memiliki kinerja yang berbeda pula. Pertanyaan lanjutannya adalah apakah keunikan-keunikan setiap sekuritas itu bisa di-representasi hanya oleh Rm? Tentunya tidak sesederhana silogisme, semua karnivora makan daging, harimau karnivora maka harimau makan daging!. Representasi DPR Secara konstutusi DPR adalah representasi rakyat. Wakil rakyat. Menjadi representasi rakyat dalam memperjuangkan kepentingan dan cita rakyat. Jika diambil permodelan SIMM dalam konteks ini maka formulanya adalah DPR = Konstanta + β Kehendak Rakyat + ε. Atau DPR= α + βi KR + ε. Sehingga berdasarkan ajaran SIMM, suara DPR adalah suara rakyat, Suara DPR adalah variabel tergantung dari suara rakyat. Representasi ini juga menimbulkan masalah, setidaknya (1) masalah kecukupan dan (2) kepentingan. Masalah kecukupan lahir dengan pertanyaan, cukupkah DPR sebagai representasi rakyat? Tampaknya tak cukup !. Suara DPR seringkali tidak berangkat dari suara rakyat kebanyakan. Sering ada deviasi antara suara DPR dengan suara rakyat kebanyakan. Jika memang demikian keadaanya, maka DPR bukanlah satu-satunya lembaga yang menjadi proxy dan representasi dari suara rakyat. Meskipun secara formal DPR sebagai lembaga representasi tetapi secara substansial, selalu patut untuk disanksikan!. Masalah kepentingan. Secara kasat, kita sering menyaksikan suara DPR hanya berputar pada kepentingan politisi dan partai politiknya. Tak sampai pada tataran rakyat, meskipun justifikasi tindakannya selalu mengatasnamakan rakyat. Ketika rakyat hanya dicatut namanya, tidak kepentingannya maka SIMM perlu modifikasi segera. Modifikasi terhadap peran DPD, media, tokoh dan masyarakat madani perlu diajukan untuk memperbaiki SIMM. Suara DPR belum tentu suara rakyat kebanyakan!. Dan perbaikan dalam investasi sudah dilakukan dengan dikenalkannya model Multi Factors Model. Jika model SIMM dipakai sebagai peramalan representasi DPR, dari hasil regresi antara DPR (y) dan AKR (x) bisa dipastikan bahwa (1) βi bernilai negatif, (2) ε bernilai besar dan (3) R2 (Koefisen Determinasi) sangat kecil nilainya. Silahkan dicoba! Waspada! Waspadalah!!!. (25 Pebruari 2011)