BAB I 1 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan Bumi merupakan media yang kompleks dengan tingkat heterogenitas yang tinggi. Penelitian mengenai gelombang akustik-elastik, isotrop-anisotrop, dll dilakukan agar dapat menggambarkan kondisi bawah permukaan bumi secara lebih tepat. Pemodelan numerik perambatan gelombang seismik dilakukan untuk memperkirakan perilaku gelombang seismik pada suatu kondisi tertentu yang akan berguna dalam pemodelan mundur gelombang seismik (Virieux dkk, 2012). Pada geofisika petroleum medium elastik dianggap sebagai medium isotrop (Thomsen, 1986). Padahal pada kenyataannya hampir semua batuan kerak merupakan medium anisotrop. Telford dkk (1990) menyatakan bahwa jika medium dianggap sebagai anisotrop, maka penghitungan matematis dan fisis menjadi lebik kompleks. Penelitian mengenai medium anisotrop berkembang karena batuan ber-fracture merupakan medium anisotrop dan pori-porinya berkaitan dengan produksi hidrokarbon. Oleh karena itu, walaupun sulit dan jarang dilakukan, medium anisotrop penting untuk dipelajari. Kemampuan komputer berkembang pesat pada beberapa dekade terakhir dan diikuti dengan perkembangan metode numerik. Perkembangan ini dimanfaatkan untuk melakukan simulasi numerik perambatan gelombang seismik dalam medium geologi yang kompleks (Komatitsch dan Martin, 2007). Simulasi numerik dilakukan untuk mengetahui reaksi gelombang seismik pada kondisikondisi tertentu sehingga dapat mempermudah proses pengolahan data dan interpretasi seismik. Apabila bumi dianggap sebagai medium isotrop, maka akan terjadi perbedaan keceapatan dan waktu tiba gelombang. Hal ini dapat mempengaruhi posisi kedalaman dan struktur pada model seismik. Model seismik tersebut bila dikoreksi dengan well-tie menghasilkan gambaran yang tidak terlalu tepat. Agar dapat diperoleh hasil koreksi well-tie yang tepat, maka bumi diasumsikan sebagai medium anisotrop (Wild, 2011). 1 2 Salah satu metode deskritisasi yang sering digunakan untuk penghitungan numerik adalah metode finite difference. Metode finite difference mudah dilakukan karena memiliki grid yang teratur dan kotak. Pada perkembangannya, metode finite difference dengan grid biasa diubah menjadi staggered-grid yang memiliki eror lebih kecil. Menurut Huang dan Dong (2009), keakuratan dan keefektifan metode numerik merupakan hal yang penting. Kedua hal tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan staggered-grid finite difference orde tinggi. Menurut Riley dkk (2006), keakuratan diperoleh dengan meningkatkan orde penghitungan, karena semakin besar orde maka eror menjadi semakin kecil. Metode staggered-grid finite difference dan eror dapat dipelajari dalam penelitian ini pada bab 3. Pemodelan numerik perambatan gelombang seismik dalam medium anisotrop dapat diterapkan pada lapisan batubara. Rekahan-rekahan vertikal pada batubara menyebabkan perambatan gelombang ke arah vertikal dan horisontal berbeda. Selain itu, batubara memiliki nilai impedansi yang sangat rendah dibandingkan dengan batuan di sekitarnya. Lapisan batubara di bawah permukaan bumi dapat digambarkan secara lebih baik menggunakan metode seismik dengan asumsi batubara merupakan medium elastik anisotrop. 1.2 Rumusan Masalah Komatitsch dan Martin (2009) membuat program untuk menyelesaikan persamaan gelombang elastik anisotrop 2D menggunakan metode finite difference orde dua dan menerapkan kondisi batas berupa Convolutional Perfectly Matched Layer (CPML) dengan bahasa FORTRAN. Program yang digunakan pada penelitian ini ditulis berdasarkan program Komatitsch tersebut dengan bahasa MATLAB. Pada penelitian ini digunakan metode finite difference orde empat dan diterapkan model lapisan batubara sebagai medium anisotrop. Verifikasi dalam metode numerik penting dilakukan untuk mengetahui program sudah bekerja dengan baik. Verifikasi lapisan CPML dilakukan dengan meninjau grafik penurunan energi pada medium homogen anisotrop yang dibatasi dengan lapisan CPML pada keempat sisinya. Verifikasi seismogram dilakukan 3 dengan membandingkan hasil penghitungan numerik dan analitik berdasarkan model yang dibuat oleh Sudibyo (2013) dan Dinendra (2013). Studi kasus dilakukan dengan menggunakan model lapisan batubara anisotrop. Perambatan gelombang seismik dalam medium anisotrop cukup sulit untuk diidentifikasi. Untuk mempermudah proses identifikasi gelombang, dibuat model lapisan batubara anisotrop yang dibandingkan dengan model lapisan batubara yang dibuat oleh Pei dkk (2012). Selanjutnya dibuat model batubara yang sedikit lebih rumit dalam bentuk model batubara tersesarkan dan model batubara dangkal-dalam sebagai pendekatan kondisi batubara yang realistis. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Membuat program simulasi numerik penjalaran gelombang seismik dalam medium anisotrop dengan metode staggered-grid finite difference orde empat menggunakan MATLAB. 2. Menerapkan program numerik perambatan gelombang seismik dalam medium anisotrop pada model lapisan batubara. 3. Membandingkan hasil pemodelan numerik perambatan gelombang seismik dalam medium anisotrop dengan medium isotrop. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Program dapat digunakan untuk menyimulasikan perambatan gelombang seismik dalam medium anisotrop. 2. Program dapat digunakan untuk mengamati perambatan gelombang seismik dalam medium heterogen anisotrop, terutama batubara. 3. Hasil pemograman dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan karakter perambatan gelombang seismik pada medium anisotrop dan isotrop.