infografis Juni Final banget

advertisement
Dasar pertimbangan penyampaian
RUU perubahan APBN 2014:
Perkembangan indikator ekonomi makro selama Triwulan I 2014
yang jauh meleset dari perkiraan awal, seperti perlambatan
pertumbuhan ekonomi, pelemahan nilai tukar, dan rendahnya
realisasi lifting migas.
Perubahan kebijakan fiskal berupa langkah-langkah pengamanan
pelaksanaan APBN 2014, al. Pemotongan belanja K/L dan
pelebaran defisit.
Sumber:
www.kemenkeu.go.id
Direktorat Jenderal Anggaran
Pendapatan Negara
dan Hibah
Asumsi Dasar Ekonomi Makro
dalam APBN P 2014
5,5
5,3
6,0
70,4
508,4
1.032,6
1.011,7
2012
1.193,0
1.139,3
2013
1.667,1
1.635,4
11.600
Harga Minyak
Mentah Indonesia
(USD/Barel)
105
2012
331,9
2012
332,2
344,5
2013
385,4
386,9
2014
Lifting Minyak
Indonesia
(Ribu Barel/hari)
818
Lifting Gas
Indonesia
(Ribu Barel setara
minyak/hari)
1.224
2012
APBN
(Triliun Rupiah)
APBN P
(Triliun Rupiah)
4,5
2013
4,5
117,8
2012
168,6
0,3
2013
637,8
602,3
2014
487,9
419,9
2014
70,4
2012
83,8
83,8
2013
104,6
104,6
2014
113,2
112,9
2013
Pembiayaan
121,3
135,5
2014
Pembiayaan Dalam Negeri
Subsidi Energi
Penerimaan Hibah
0,2
587,4
2013
Pembayaran Bunga Utang
122,2
227,9
594,6
444,9
2014
Penerimaan Negara Bukan Pajak
Nilai Tukar
(Rp/USD)
535,1
444,8
Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
Belanja Kementerian/Lembaga
Tingkat
Suku Bunga
SPN 3 Bulan
(%)
405,8
2012
Belanja Pemerintah Pusat
Penerimaan Perpajakan
Inflasi
(%, yoy)
Dana Perimbangan
399,9
Penerimaan Dalam Negeri
Pertumbuhan
Ekonomi
(%,yoy)
Transfer Daerah
Belanja Negara
1,4
2,3
2014
230,4
2012
274,8
309,9
2013
282,1
350,3
2014
2012
42,7
42,5
194,5
2012
172,7
250,5
2013
196,3
254,9
2014
Pembiayaan Luar Negeri
Subsidi Nonenergi
40,3
125,9
48,3
2013
51,6
52,7
2014
(1,9)
2012
(4,4)
(19,5)
(16,9)
2013
20,9
13,4
2014
Download