St. Paul Evangelical Community Church (SPECC) Worship Address : Cerritos High School Auditorium 12500 E. 183rd St., Cerritos, CA 90703 (Enter at Bloomfield, across Heritage Park) Mailing Address : 11428 E. Artesia Blvd. # 4 ; Artesia, CA 90701 562-924-5051 Website : www.sp-ecc.org 12 April 2009 Teks untuk direnungkan pagi ini: Matius 27:50-54, Markus 16:1-8 Tema: “Sungguh Ia ini adalah Anak Allah” Hari Paskah adalah hari yang terpenting dalam tatanan iman Kristiani. Kalau Kristus tidak bangkit dari kematian, maka segala apa yang kita percayai tidak mempunyai nilai sama sekali. Salib dan kematian Kristus Yesus tak mempunyai arti apa-apa, karena siapa yang ingin mencanangkan iman kepercayaannya kepada seorang yang di jatuhi hukuman mati dengan cara yang sangat brutal. Hukuman ini dijatuhkan karena Yesus mengaku Dia adalah Anak Allah. Kalau Dia tak bangkit maka nubuatanNya kalau Ia akan bangkit dari kematian pada hari yang ke tiga dan tuntutanNya bahwa Dia adalah “Jalan, dan Kebenaran dan Hidup” semuanya menjadi omong kosong. Kalau kita teliti akan beberapa perikop saat Ia mati di atas kayu salib, maka fenomena yang terjadi pada waktu itu membuat banyak orang mempunyai reaksi yang sangat tertegun, termasuk mereka yang tadinya mencemoohkan Dia. Seorang kepala pasukan berkata: “Sungguh Ia ini adalah Anak Allah”. (1). “Sungguh Ia ini adalah Anak Allah”: Mengkaji fenomena saat kematian Yesus. Di empat Kitab Injil tercatat saat Yesus tersalib dan mati di atas kayu salib: terjadi kegelapan selama 3 jam dari jam 12 hingga jam 3 siang; tabir bait suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah (cf. Ibrani 10:19 “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus.”); gempa bumi; bukitbukit batu terbelah;kuburan-kuburan terbuka, dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit; fenomena ini membuat seorang kepala pasukan berkata: “Sungguh Ia ini adalah Anak Allah”. Pengakuan ini disebabkan karena kejadian yang luar biasa, namun hal ini masih dikalahkan dengan kebangkitan dari Tuhan Yesus dari kematian. (2). “Sungguh Ia ini adalah Anak Allah”: Yesus menghancurkan kuasa maut. Selain kematian Yesus Kristus mempunyai fenomena yang luar biasa, namun tiga hari setelah kematiannya Ia bangkit dari kematian dan menghancurkan kuasa maut yang belum pernah dihancurkan sebelum itu. Pada hari ketiga sebagian pengikut Tuhan Yesus datang ke tempat perkuburan namun mereka dicengangkan oleh fakta kebangkitannya. Kalau Ia tidak bangkit, saya rasa tak ada seorang yang mau mengikuti Dia yang mau mati bagi seorang “lunatik”. Contoh. Tatkala Soeharto masih hidup namun sudah hilang kekuasaannya, orang disekitarnya sudah tak banyak yang menggubris dia. Demikian juga halnya dengan Mao Zhe Dong. Apalagi kita mengetahui kalau Tuhan Yesus pada saat itu bukanlah seorang yang kaya raya, yang banyak harta. “Maut telah ditelan dalam Sermon notes Rev. David Hartono Page 1 St. Paul Evangelical Community Church (SPECC) Worship Address : Cerritos High School Auditorium 12500 E. 183rd St., Cerritos, CA 90703 (Enter at Bloomfield, across Heritage Park) Mailing Address : 11428 E. Artesia Blvd. # 4 ; Artesia, CA 90701 562-924-5051 Website : www.sp-ecc.org kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut di manakah sengatmu? (1 Korintus 15:55) (3). “Sungguh Ia ini adalah Anak Allah”: Yesus memberi kehidupan yang penuh kemenangan. Kebangkitan Tuhan Yesus menyatakan kemenanganNya atas maut. Ini berarti kalau sifat manusia yang tak baikpun dapat dikalahkan oleh kuasa kebangkitanNya. Oleh karena itu Paulus berkata bahwa aku yang lama yang telah disalibkan bersama dengan Tuhan Yesus Kristus, menjadikan kita untuk hidup dalam Tuhan Yesus Kristus, dan Kristus hidup dalam diri kita. Kehidupan yang sedemikian yang menjadikan sebagai manusia yang baru yang dapat mengalahkan sifat kemanusiaan yang dikuasai oleh dosa. (Galatia 2:19-20). Marilah pada hari Paskah ini, selain kita syukuri akan keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita, hendaklah kita juga nyatakan kuasa kebangkitan secara nyata. Sermon notes Rev. David Hartono Page 2