PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PRODUK

advertisement
PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP PRODUK RUSAK DAN
DAMPAKNYA PADA VOLUME PENJUALAN (Studi kasus pada PD.Zunzun
Tasikmalaya)
ABSTRAKSI
Persaingan bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk mempertajam
strategi dengan memberikan nilai tambah bagi konsumen baik dari segi manfaat
maupun segi kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh
biaya kualitas terhadap produk rusak, (2) pengaruh biaya kualitas terhadap volume
penjualan, (3) pengaruh produk rusak terhadap volume penjualan, (4) pengaruh
biaya
kualitas
dan
produk
rusak
terhadap
volume
penjualan
pada
PD.Zunzun.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data dengan
cara mendokumentasikan data time series dari perusahaan pada tahun 2011 yang
dicatat per triwulan, dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan
buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Alat analisis
yang digunakan adalah metode path analysis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa (1) biaya kualitas berpengaruh signifikan terhadap produk rusak sebesar
80,4% , (2) biaya kualitas berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan
sebesar 23,4% , (3) produk rusak berpengaruh signifikan terhadap volume
penjualan sebesar 25% , (4) biaya kualitas dan produk rusak secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan sebesar 89,1% sedangkan
sisanya 10,9% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
Kata kunci : Biaya kualitas, produk rusak, volume penjualan
ABSTRACT
Today competition businesses requires companies to sharpen their
strategies by providing added value to the consumer in terms of both benefits and
in terms of quality. This study aimed to determine (1) the influence the cost of
quality to the defective products, (2) the influence cost of quality to sales volume,
(3) the influence of defective products to sales volume, (4) the influence of cost
quality and defective products to sales volume in PD. Zunzun.Metode used in this
research is descriptive method of analysis with case study approach. Data was
collected through primary data is data obtained directly from the data source by
documenting the time series of companies in 2011 were recorded per quarter, and
secondary data is data obtained from the literature and the books that have to do
with issues studied. The analysis tools is the method of path analysis. The results
showed that (1) the cost of quality has a significant effect on defective products
by 80.4%, (2) the cost of quality has a significant effect on sales volume by
23.4%, (3) defective products have a significant effect on sales volume by 25%,
(4) the cost of quality and defective products jointly have a significant effect on
sales volume by 89.1% while the remaining 10.9% is influenced by other
variables not examined.
Keywords : Cost of quality, defective products, sales volume
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap
perusahaan dituntut untuk dapat
ikut serta dalam
persaingan. Perusahaan
diharuskan untuk menyusun kembali strategi perusahaan sebaik mungkin agar
perusahaan tetap survive dengan melakukan aktivitas produksi sehari-hari. Usaha
yang dapat dilakukan perusahaan agar mampu bersaing adalah meningkatkan
kualitas hasil produksinya. Kualitas merupakan suatu hal yang harus diperhatikan
agar barang produksi dapat diterima oleh konsumen. Menyediakan produk yang
lebih baik kualitasnya daripada pesaing berarti mengungguli produk pesaing
dalam beberapa dimensi. Perusahaan manufaktur dalam menghasilkan suatu
produk harus melalui beberapa tahap pengerjaan. Setiap tahap pengerjaan
tersebut, tidak dapat dihindarkan dari kemungkinan terjadinya produk rusak, atau
produk yang tidak sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, misalnya pemilihan bahan
baku yang kurang tepat, tenaga kerja yang lalai, atau tidak mempunyai keahlian
yang memadai dalam membuat suatu produk, dan alat produksi yang tidak dapat
beroperasi
normal
karena
kurangnya
perhatian
dalam
pemeliharaan
(maintenance). Produk rusak yang terjadi pada suatu proses produksi, pada tahap
apapun kerusakan itu terjadi tetap menyerap biaya produksi seperti biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Hal ini
menunjukkan bahwa penilaian atas kualitas barang sangat diutamakan dan
merupakan faktor penentu bagi perusahaan atas kondisi barang produksinya.
Dengan adanya aktivitas penilaian atas kualitas barang, secara otomatis akan
menimbulkan beban baru yang harus dialokasikan perusahaan. Penilaian atas
kualitas barang ini meliputi biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan
eksternal, dan biaya kegagalan internal. Dengan memberikan perhatian pada
kualitas akan memberikan dampak yang positif kepada bisnis melalui dua cara
yaitu dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap volume penjualan.
Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan produk yang
memiliki derajat konformasi yang tinggi terhadap standar-standar sehingga bebas
dari tingkat kerusakan. Dampak terhadap peningkatan volume penjualan yaitu
penjualan atas produk berkualitas yang berharga kompetitif.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
Bagaimana biaya kualitas dan produk rusak pada PD.Zunzun Tasikmalaya
2.
Bagaimana biaya kualitas dan produk rusak secara parsial terhadap volume
penjualan pada PD.Zunzun Tasikmalaya.
3.
Bagaimana pengaruh biaya kualitas dan produk rusak secara simultan
terhadap volume penjualan pada PD.Zunzun Tasikmalaya.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui biaya kualitas dan produk rusak pada PD.Zunzun
Tasikmalaya.
2.
Untuk mengetahui biaya kualitas dan produk rusak secara parsial terhadap
volume penjualan pada PD.Zunzun Tasikmalaya.
3. Untuk mengetahui pengaruh biaya kualitas dan produk rusak secara simultan
terhadap volume penjualan pada PD.Zunzun Tasikmalaya.
TINJAUAN PUSTAKA
BIAYA KUALITAS
Menurut Mulyadi (2007:6) “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemudian akan terjadi
untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan pengertian kualitas menurut Hansen
dan Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary, (2009: 269) “Kualitas
merupakan tolak ukur relatif terhadap kebaikan. Sehingga tidak memberikan
kandungan operasional sama sekali. Dan secara operasional, kualitas suatu produk
atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan.
Menurut Murat Kaya,dan Özalp Özer (2012 : 4) mengemukakan definisi
biaya kualitas sebagai berikut : “Quality and quality cost both have various
definitions. Our definition of quality is “the product attributes for which
consumers prefer more to less”. This definition is similar to the user-based
definition in Garvin (1984)’s classification. According to this definition, quality is
related to customer satisfaction and fitness for intended use. Our CM quality cost
definition includes 4 the prevention costs (those incurred to prevent quality
problems, such as training and preventive maintenance costs), and the appraisal
costs (monitoring and inspection costs) in Crosby (1979)’s classification.”
Sedangkan menurut Mathius Tandiontong, Fentri Sitanggang dan Verani
Carolina (2010:3) terdapat beberapa defnisi biaya kualitas :
1. Horngren, Foster dan Datar (2003:677): "The cost of quality (COQ) refers to
cost incurred to prevent, or cost arising as a result of the production of a law
quality product".
2. Menurut Anonymous yang dikutip oleh Bambang Hariadi dalam buku
Akuntansi Manajemen (2002:387): "The cost of quality refer to resources spent
to assure consistent customer satisfaction".
3. Blocher, Chen, dan Lin (2000:220) dalam bukunya Manajemen Biaya yang
diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani: "Biaya mutu adalah biaya-biaya yang
berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pembetulan
produk yang berkualitas rendah, dan dengan opportunity cost dari hilangnya
waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas".
Menurut Hansen, Mowen yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari, Deny
Arnos Kwary (2005 : 8) biaya kualitas ada 4 kategori, yaitu :
1. Biaya Pencegahan (prevention costs)
Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya
cacat dalam produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
2. Biaya Penilaian (apprasial costs)
Biaya penilaian adalah biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah
produk dan jasa telah memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditetapkan.
3. Biaya Kegagalan Intern (internal failure costs)
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan
namun sudah dapat dideteksi sebelum produk dikirim ke pelanggan.
4. Biaya Kegagalan Eksternal (external failure costs)
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan,
namun baru dapat dideteksi setelah produk berada di tangan pelanggan.
PRODUK RUSAK
Menurut Bastian Bustami, Nurlela (2010 : 123) definisi produk rusak adalah
adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang
dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan, tetapi
secara ekonomis produk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya
tertentu, tetapi biaya yang dikeluarkan cenderung lebih besar dari nilai jual setelah
produk tersebut diperbaiki.
Sedangkan menurut Mulyadi (2007 : 115) produk rusak merupakan produk
gagal secara teknis atau secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk
yang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Berbeda dengan sisa bahan,
produk rusak sudah menelan semua unsur biaya produksi (bahan, tenaga kerja,
dan biaya overhead pabrik).
Bastian Bustami, Nurlela (2010 : 123) menyatakan penyebab terjadinya
produk rusak karena 2 faktor yaitu :
1. Bersifat Normal
Dimana setiap proses produksi tidak bisa dihindari terjadinya produk rusak,
maka perusahaan telah memperhitungkan sebelumnya bahwa adanya produk
rusak.
2. Akibat Kesalahan
Dimana terjadinya produk rusak diakibatkan kesalahan dalam proses produksi
seperti kurangnya perencanaan, kurangnya pengawasan dan pengendalian,
kelalaian pekerja dan sebagainya
VOLUME PENJUALAN
Volume penjualan merupakan bagian dari hasil penjualan produk yang terjual
dibandingkan dengan produk yang tersedia. Volume penjualan menurut Mulyadi
(2005:239) adalah ukuran yang menunjukan banyaknya atau besarnya jumlah
barang atau jasa yang terjual. Sedangkan menurut Pandi Tjiptono (2007:254)
adalah volume penjualan adalah jumlah barang dan jasa yang terjual berdasarkan
data kuantitatif pada periode tertentu.
Penjualan merupakan tujuan utama perusahaan, dengan pengertian bahwa
penjualan adalah pengalihan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak
penjual kepada pembeli yang disertai dengan penyerahan imbalan atau pembelian
dari pihak penerima barang atau jasa kepada pihak penjual sebagai timbal balik
atas penyerahan barang atau jasa tersebut. Menurut aktivitasnya penjualan dibagi
menjadi dua, yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kualitas merupakan hal krusial yang menyangkut suatu perusahaan, baik
barang atau jasa. Masalah kualitas akan timbul pada saat produk tidak dapat
memberikan fungsinya secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
Kualitas suatu produk dapat diukur secara finansial maupun non finansial.
Kuantifikasi kualitas ke dalam satuan uang memunculkan adanya istilah biaya
kualitas. Yang dimaksud dengan biaya kualitas adalah biaya yang bersangkutan
dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan produk cacat”.
(Mulyadi, 2003 : 427).
Penggolongan biaya kualitas ke dalam empat kategori yaitu biaya
pencegahan (prevention cost),biaya penilaian (appraisal cost), biaya kegagalan
internal (internal failure cost),biaya kegagalan eksternal (external failure cost).
(Hansen, Mowen yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari, Deny Arnos Kwary,
2005 : 8). Pembagian biaya kualitas ini ditujukan untuk memudahkan manajemen
untuk melakukan analisis terhadap elemen-elemen biaya kualitas. Peningkatan
kualitas pada perusahaan merupakan kegiatan pokok perusahaan untuk
meningkatkan produk yang dihasilkan. Peningkatan kualitas menitikberatkan pada
fitness for use dan mengurangi produk rusak. Ada beberapa kategori produk rusak,
yaitu produk rusak normal dikatakan normal karena setiap proses produksi tidak
akan
terlepas
dari
adanya
produk
rusak
dan
perusahaan
telah
memperhitungkannya, dan produk rusak abnormal atau karena kesalahan dapat
terjadi karena kurangnya perencanaan, pengendalian, dan pengawasan dari
manajemen produksi.
Meningkatnya kualitas produk tertentu, maka perusahaan dapat bersaing
dengan perusahaan pesaingnya. Sementara itu pelanggan merasa bahwa produk
yang berkualitas itu adalah produk yang memiliki nilai yang tinggi sehingga
memungkinkan naiknya harga jual (harga jual yang kompetitif) serta mendapatkan
pangsa pasar yang luas maka ini berarti volume penjualan pun meningkat. ( Fandi
Tjiptono dan Anastasia Diana, 2000 ). Dengan diterapkannya biaya kualitas dalam
suatu perusahaan, maka perusahaan diharapkan dapat menghasilkan produkproduk yang berkualitas tinggi, dan dapat memenuhi harapan atau tuntutan
sehingga dapat memuaskan pelanggan. Jika produk berkualitas diproduksi sesuai
target unit perusahaan maka peluang untuk menjual produk tersebut semakin
besar sehingga dapat meningkatkan volume penjualan dan mampu bersaing
dengan perusahaan lain. (Hansen, Mowen yang diterjemahkan oleh Dewi
Fitriasari, Deny Arnos Kwary, 2005 : 280)
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas
berpengaruh terhadap produk rusak dan volume penjualan. Sehingga dapat
dihipotesiskan bahwa biaya kualitas berpengaruh signifikan terhadap produk
rusak dan berdampak pada volume penjualan.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini adalah PD.Zunzun yang bergerak dalam perusahaan
produksi sandal dan sepatu yang berlokasi di Komplek Industri Alas Kaki
Jl.A.H.Nasution (Bypass Tasikmalaya), Perbu, Karangpawitan, Mangkubumi,
Kota Tasikmalaya. Perusahaan ini telah berhasil memasarkan produknya ke luar
Jawa seperti Sumatera dan Bali, bahkan mengekspor kelom geulis ke Eropa.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah biaya kualitas dan produk
rusak. Biaya kualitas (X1) adalah biaya yang bersangkutan dengan penciptaan,
pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan produk cacat. Produk rusak (X2)
merupakan produk gagal secara teknis atau secara ekonomis tidak dapat
diperbaiki menjadi produk yang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.
Variabel terikat penelitian ini adalah volume penjualan (Y).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Alat analisis yang digunakan
adalah metode path analysis dengan menggunakan SPSS versi 20.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengaruh biaya kualitas secara parsial terhadap produk rusak
Hasil regresi sederhana
Model Summary
Model
1
R
,840
R Square
a
,706
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,677
2205837,779
a. Predictors: (Constant), Bi.Kualitas
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, nilai koefisien regresi variabel biaya
kualitas diperoleh sebesar 0,840, yang berarti bahwa biaya kualitas mampu
mempengaruhi produk rusak sebesar 0,840 atau 80,4% sehingga setiap perubahan
dari biaya kualitas akan diikuti oleh perubahan produk rusak. Dengan kriteria
terima Ha, jika : thitung > ttabel diperoleh nilai thitung sebesar 4,903. Nilai ttabel dengan
df:α,(n-k), sehingga thitung sebesar 4,903 lebih besar dari ttabel sebesar 2,228 ,
dengan kesignifikanan sebesar 0,001 dimana nilai tersebur lebih kecil dari 0,005
(Sig.<0,05) maka dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis
alternatif (Ha) diterima atau dengan kata lain biaya kualitas secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk rusak.
Pengaruh biaya kualitas secara parsial terhadap volume penjualan
Hasil regresi berganda
Coefficients
Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
535258950,334
27244469,809
Bi.Kualitas
-3,291
1,378
Pr.Rusak
-5,640
2,284
Beta
19,647
,000
-,484
-2,388
,041
-,500
-2,469
,036
a. Dependent Variable: Volume Penjualan
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk analisa jalur, koefisien Beta (β)
atau koefisien standar (Standarized Coefficient) untuk variabel X1 (biaya kualitas)
terhadap Y (volume penjualan) sebesar -0,484 dengan arah negatif dan diperoleh
koefisien determinasi sebesar 0,234 atau 23,4% . Untuk pengujian secara parsial
antara biaya kualitas (X1) terhadap volume penjualan (Y) dapat dilihat dari
perhitungan SPSS untuk analisis jalur. Dengan kriteria terima Ha jika t hitung > ttabel,
maka koefisien (β) = -0,484 diperoleh thitung sebesar -2,388 . Nilai ttabel dengan
df:α,(n-k), sehingga thitung sebesar -2,388 lebih besar dari ttabel sebesar -2,262,
dengan kesignifikanan sebesar 0,041 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05
(Sig. ≤ 0,05) maka dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis
alternatif (Ha) diterima atau dengan kata lain biaya kualitas secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap tingkat volume penjualan.
Pengaruh produk rusak secara parsial terhadap volume penjualan
Hasil regresi berganda
Coefficients
Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
535258950,334
27244469,809
Bi.Kualitas
-3,291
1,378
Pr.Rusak
-5,640
2,284
Beta
19,647
,000
-,484
-2,388
,041
-,500
-2,469
,036
a. Dependent Variable: Volume Penjualan
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk analisa jalur, koefisien Beta (β)
atau koefisien standar (Standarized Coefficient) untuk variabel X1 (biaya kualitas)
terhadap Y (volume penjualan) sebesar -0,500 dengan arah negatif dan diperoleh
koefisien determinasi sebesar 0,25 atau 25% . Untuk pengujian secara parsial
antara produk rusak (X2) terhadap volume penjualan (Y) dapat dilihat dari
perhitungan SPSS untuk analisis jalur. Dengan kriteria terima Ha jika thitung > ttabel,
maka koefisien (β) = -0,500 diperoleh thitung sebesar -2,469 . Nilai ttabel dengan
df:α,(n-k), sehingga thitung sebesar -2,469 lebih besar dari ttabel sebesar -2,262,
dengan kesignifikanan sebesar 0,036 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05
(Sig. ≤ 0,05) maka dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis
alternatif (Ha) diterima atau dengan kata lain produk rusak secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap tingkat volume penjualan.
Pengaruh biaya kualitas dan produk rusak secara simultan terhadap volume
penjualan
Koefisien determinasi biaya kualitas dan produk rusak terhadap volume
penjualan.
Model Summary
Model
1
R
,944
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,891
,867
15933581,780
a. Predictors: (Constant), Pr.Rusak, Bi.Kualitas
Dari hasil perhitungan SPSS versi 20.0 diperoleh nilai Fhitung sebesar 36,946
dengan kriteria penolakan Ho, jika Fhitung >Ftabel dengan mengambil taraf
signifikan α sebesar 5%, maka dari tabel distribusi F-Snedecor diperoleh df : α,
(k-1),(n-k) atau 0,05, (3-1), (12-3) diperoleh besarnya nilai Ftabel sebesar 4,256
atau dengan melihat signifikansi F yaitu 0,000 yang artinya dengan nilai α < dari
5% masih menunjukkan signifikan.
Dikarenakan 36,946 lebih besar dari Ftabel dan signifikan F 0,000 maka Ho
ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain biaya kualitas dan produk rusak
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan sebesar
koefisien determinasi 0,891 atau 89,1% . Maka dapat disimpulkan bahwa kedua
variabel tersebut (X1 dan X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa biaya kualitas dan
produk rusak secara simultan berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan.
Hal ini berarti bahwa biaya kualitas dan produk rusak secara langsung
berpengaruh terhadap perubahan volume penjualan. Penelitian ini relevan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Jaluanto dan Dyah Widyaningrum (2012:8)
dalam jurnalnya yang menunjukkan bahwa kualitas produk dan biaya kualitas
memberikan kontribusi stimulasi sebesar 99,6% terhadap volume penjualan.
SIMPULAN DAN SARAN
Terdapat pengaruh antara biaya kualitas, produk rusak, dan volume penjualan.
Biaya kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk rusak, artinya
bahwa jika biaya kualitas mengalami penurunan hal itu menunjukkan bahwa
produk rusak yang terjadi di perusahaan menurun. Biaya kualitas berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap volume penjualan artinya bahwa jika biaya
kualitas menurun maka volume penjualan akan meningkat karena produk rusak
yang terjadi pada perusahaan menurun. Produk rusak berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap volume penjualan artinya bahwa jika produk rusak pada
perusahaan menurun maka perusahaan akan memiliki peluang lebih besar untuk
menjual produknya sehingga volume penjualan pada perusahaan tersebut
meningkat, dan sebaliknya. Biaya kualitas dan produk rusak berpengaruh
signifikan terhadap volume penjualan, hal ini menunjukkan bahwa biaya kualitas
dan produk rusak berpengaruh secara langsung terhadap volume penjualan.
Perusahaan seharusnya dapat membuat laporan biaya kualitas tersendiri
dan dibuat setiap periode, hal ini untuk mempermudah manajemen dalam
mengambil kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan kualitas produk
perusahaan dan membantu manajemen dalam mengawasi efektifitas program
kualitas. Dengan adanya laporan biaya kualitas perusahaan akan dengan mudah
melakukan perbaikan langsung terhadap biaya-biaya kegagalan agar sampai ke
titik nol.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian Bustami & Nurlela. 2010. Akuntansi Biaya, Edisi 2. Jakarta : Mitra
Wacana Media.
Dwi Yuni Prihartanto. 2007. Pengatuh Biaya Kualitas Terhadap Produk Rusak
Pada PT.Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Tahun 20042006. Universitas Negeri Semarang.
Fandhy Tjiptono & Anastasia Diana. 2007. Total Quality Management.
Yogyakarta ; Andi.
Hansen, Don R.,Maryanne M Mowen. 2001. Manajemen Biaya : Akuntansi dan
Pengendalian, Edisi 2. Diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary. Jakarta :
Salemba Empat.
________. 2005. Akuntansi Manajemen Buku 2, Edisi 7. Diterjemahkan oleh
Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta : Salemba Empat.
________. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 2, Edisi 8. Diterjemahkan oleh Deny
Arnos Kwary . Jakarta : Salemba Empat.
Horngren, Charles T, Srikant M.Datar, George Foster. 2005. Akuntansi Biaya
Penekanan Manajerial, edisi kesebelas. Alih bahasa Desi Adhariani.
Jakarta : PT.INDEKS Kelompok Gramedia.
Jaluanto & Dyah Widyaningrum. 2012.Analisis Kualitas Produk, Biaya Kualitas
dan Volume Penjualan. Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang. downloading 19
November 2012 http://jurnal.untagsmg.ac.id
Julpikar Zulkarnaen. 2012. Pengaruh Biaya Kualitas dan Volume Penjualan
terhadap Laba Kotor. Universitas Siliwangi.
Kaya, Murat.,Özalp Özer. Quality Risk In Outsourcing : Noncontractible Product
Quality and Private Quality Cost Information. downloading 07 Juni 2012
www.ssrn.com
Kunto Hadi. 2003. Analisis Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Harga Pokok
Penjualan Pada Industri Pemintalan Benang Di PT.PRIMA YUDHA
MANDIRI JAYA. Universitas Dipenogoro. downloading 09 Juni 2012
http://eprints.undip.ac.id
Kusnaedi. 2005. Analisis Jalur Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS dan
LISREL 8. Bandung: Jurusan Pendidikan Ekonomi. UPI.
Mathius Tandiontong, dkk. 2010. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi, No.2 Tahun
ke-1. downloading 9 Juni 2012 http://repository.maranatha.edu
Mulyadi. 2003. Activity Based Cost System. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, edisi 5, Aditya Media.: Yogyakarta.
Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya, Cetakan ke Delapan Edisi ke Lima. Yogyakarta
: UPP STIM YKPN.
Mohammad Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Nia Kurniati. 2011. Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Volume Penjualan dan
Dampaknya pada Laba Operasional. Universitas Siliwangi.
Neni Indriyana. 2008. Pengukuran Biaya Kualitas (Cost of Quality) Dengan
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based Costing).
Universitas Indonesia. downloading 13 Juni 2012 http://digilib.ui.ac.id
Rilla Gantino & Erwin. 2009. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Penjualan
Pada PT. GUARDIAN PHARMATAMA. Journal of Applied Finance and
Accounting 2 (2), 138-168. downloading 05 Juni 2012 http://bbs.binus.edu
Schiffauerova, Andrea.,Vince Thomson. 2006. A Review of Reasearch on Cost of
Quality Models and Best Practices. International Journal of Quality and
Reliability Management, Vol.23, No. 4. downloading 07 Juni 2012
http://search.ebscohost.com/
Siti Rokayah.2006. Pengaruh Biaya Kualitas (Cost of Quality) Terhadap Volume
Penjualan Produk Pada Divisi Tempa dan Cor PT.PINDAD (PERSERO).
Universitas Komputer Indonesia.
Sofa Agustina. 2009. Pengaruh Biaya Kualitas dan Biaya Promosi terhadap
Volume Penjualan. Universitas Siliwangi.
Sugiyono. 2006 . Metode Penelitian Bisnis . Bandung; CV. Alfabeth
Sugiyono. 2007 . Statistika Untuk Penelitian. Bandung; CV. Alfabeth
http://www.tribunnews.com/2012/02/28/nissan-tarik-juke-karena-sensor-bahanbakar-tak-kuat
Download